Anda di halaman 1dari 6

Jelaskan langkah-langkah pemerikasaan, aserasi terkait dan resiko salah saji mungkin terjadi understated atau overstated

Akun Langkah pemeriksaan Aserasi terkait Resiko salah saji (understated atau overstated)
A Kas Pengeluaran kas. Periksa Audit dilakukan dengan menyelidiki Kepala Bank BRI
kemungkinan cek apakah Tapung Jaya, yakni masril, dan dan juga pengumpulan
sudah tepat dalam bukti-bukti berupa dokumen sehingga di temukannya
pencatatannya?; kemungkinan laporan keuangan yang menunjukkan antara jumlah
cek diterbitkan unuk pembelian saldo neraca dengan kas yang sebenarnya tidak
yang tidak diotorisasi; seimbang. Setelah dilakukan penyelidikan,
kemungkinan voucher dibayar terungkaplah bahwa Kepala bank BRI unit Tapung Jaya
dua kali; kemungkinan cek telah melakukan transfer fiktif sebesar 1,6M dengan
diterbikan dalam jumlah yang melakukan pencatatan palsu atau merekayasa laporan
salah; kemungkinan cek diubah keuangan Bank BRI unit Tapung Jaya. Dengan
setelah ditandatangani, ditetapkannya Marsil sebagai tersangka pada kasus
kekeliruan pencatatan cek; transfer kas fiktif, maka ia dijerat dengan ancaman
atau kemungkinan pengeluaran hukuman selama 10 tahun penjara ditambah denda.
kas dilakukan untuk pembelian
yang tidak diotorisasi atau
dilakukan dengan jumlah yang
salah.
B Piutang Tingkat piutang tak tertagih pada PT. Indomobil
Finance Indonesia Cabang Semarang menunjukan
kelemahan. Pada tahun 2016 tingkat piutang yang tak
tertagih sebesar 6,8%, yang berarti hanya 93,2% yang
dapat tertagih sedangkan ditahun 2017 terjadi
peningkatan dengan tingkat piutang yang tak tertagih
sebesar 22,2% yang berarti hanya 77,8% saja yang
dapat tertagih. Peningkatan piutang tak tertagih
disebabkan karena faktor internal yaitu performance
kolektor turun dan faktor eksternal yaitu debitur
terlambat membayar piutangnya

https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/5162-
Full_Text.pdf
C Persediaan Pada tahun 2002 ditemukan penggelembungan laba
bersih pada laporan keuangan PT. Kimia Farma tahun
buku 2001, hal tersebut berawal dari temuan akuntan
publik Hans Tuanakotta dan Mustofa (HTM) soal
ketidakwajaran dalam laporan keuangan kurun
semester I tahun 2001. Mark up itu senilai Rp 32,7
Milyar, karena dalam laporan keuangan yang
seharusnya laba Rp 99,6 Milyar ditulisnya Rp 132,3
milyar, dengan nilai penjualan bersih Rp 1,42 trilyun.
Menurut pihak PT. Kimia Farma Menurut pihak PT.
Kimia Farma menduga bahwa ketidak menduga bahwa
ketidakwajaran tersebut mungkin berbe wajaran
tersebut mungkin berbeda di pos da di pos inventory
stock. Pihak Bapepam selaku inventory stock. Pihak
Bapepam selaku pengawas pasa pengawas pasar
modal mengungkapkan tentang kasus PT r modal
mengungkapkan tentang kasus PT. Kimia Farma
sebagai berikut: Dalam rangka restrukturisasi PT.Kimia
Farma Tbk, Ludovicus Sensi W selaku partner dari KAP
HTM yang diberikan tugas untuk mengaudit laporan
keuangan PT. Kimia Farma untuk masa lima bulan yang
berakhir 31 Mei 2002, menemukan dan melaporkan
adanya kesalahan dalam penilaian persediaan barang
dan kesalahan dalam penilaian persediaan barang dan
jasa dan kesalahan pencatatan penjualan untuk a dan
kesalahan pencatatan penjualan untuk tahun yang
berakhir per-31 Desember 2001 tahun yang berakhir
per-31 Desember 2001. Selanjutn . Selanjutnya diikuti
dengan pemberitaan dalam hari ya diikuti dengan
pemberitaan dalam harian Kontan yang menyatakan
bahwa kementrian BUMN memutuskan penghentian
proses divestasi saham milik pemerintah di PT. saham
milik pemerintah di PT. Kimia Farma setelah m Kimia
Farma setelah melihat adanya indikasi penggel elihat
adanya indikasi penggelembungan embungan
keuntungan dalam laporan keuangan pada semester I
tahun 2002.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam diperoleh
bukti sebagai berikut; terdapat kesalahan penyeajian
dalam laporan keuangan PT. Kimia Farma, Adapun
dampak kesalahan tersebut mengakibatkan overstated
laba bersih untuk tahun yang berakhir.

https://www.scribd.com/document/420788866/Salah-
Saji-Laporan-Keuangan-Pada-Kasus-Kimia-Farma
D Aset Tetap PT XYZ merupakan distributor resmi Mitsubishi yang
meliputi 3S (Showroom, Service, Sparepart) yang
didirikan dengan 2 tujuan melakukan usaha dalam
bidang perdagangan, pengangkutan darat, jasa sewa
dan pelayanan servis kendaraan dalam menunjang
kebutuhan layanan after sales service untuk
kendaraan Mitsubishi. Aset tetap PT XYZ memiliki nilai
bersih sebesar Rp72.358.796.126,-, terdiri dari tanah,
gedung, peralatan, dan kendaraan. Aset tetap PT XYZ
diperoleh dengan cara pembelian tunai dan non tunai.
tujuan audit atas aset tetap adalah untuk memastikan
apakah jumlah aset tetap yang tercantum di neraca
betul-betul ada, dan pembebanan penyusutan telah
dilakukan dengan benar. Keseluruhan aset tetap yang
dimiliki oleh PT XYZ dapat digolongkan sebagai aset
tetap yang digunakan dalam kegiatan operasional.

Tingkat materialitas yang dipakai yaitu sebesar


Rp2.019.031.674,- (Planned materiality), jika
ditemukan salah saji lebih dari Rp2.019.031.674,-, hal
tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan
oleh KAP ZK terkait laporan keuangan PT XYZ.
1. Auditor melakukan pemerikasaan PT.XYZ
akumulasi kendaraan sparepart per 31
Desember 2017 sebesar Rp128.218.752,-,
sedangkan hasil perhitungan ulang auditor
diperoleh nilai sebesar Rp129.718.749,-.
Terdapat selisih sebesar Rp1.499.997,-.
sehingga auditor merekomendasikan jurnal
koreksi
2. PT XYZ melakukan pemungutan PPN keluaran
atas Keterangan 31 Desember 2017 Catatan
31 Desember 2017 ASET TIDAK LANCAR Aset
tetap - nilai buku 72,358,796,125 2g,8
28,856,140,460 Aumulasi penyusutan
Rp36,263,907,30.- di tahun 2017 dan
Rp30,954,385,555.- di tahun 2016. Keterangan
Debit Kredit Rp 1,499,997 Beban Penyusutan
Aset Tetap - Kendaraan Sparepart Akum. Peny.
Aset Tetap - Kendaraan Sparepart Rp
1,499,997 9 pemakaian sendiri dengan tujuan
produktif. Menurut UU PPN Pasal 1A Ayat 2,
hal tersebut tidak dapat dilakukan karena
peristiwa tersebut tidak termasuk dalam
transaksi yang terutang PPN. Sehingga nilai
kendaraan showroom harus dikurangi sebesar
10% dari nilai penambahan tersebut yaitu
senilai Rp39.572.727,-. Selain itu, auditor
menemukan bahwa terdapat selisih antara
perhitungan manajemen PT XYZ dan auditor,
manajemen PT XYZ mencatat akumulasi
kendaraan showroom sebesar
Rp2.873.308.235,-, sedangkan hasil
perhitungan ulang auditor diperoleh nilai
sebesar Rp2.872.896.019,-. Terdapat selisih
sebesar Rp412.216,-. sehingga
direkomendasikan jurnal koreksi
3. Setelah melakukan pemeriksaan dan
perhitungan ulang terhadap aset tetap
kendaraan SGU PT XYZ, auditor menemukan
beberapa temuan diantaranya :
a. Terdapat pemungutan PPN
keluaran atas pemakaian sendiri
untuk tujuan produktif seperti
yang terjadi pada aset tetap
kendaraan showroom Sebesar
Rp3.135.920.907,-.
b. Penambahan 20 unit Delica Triton
2,5 liter sebagai kendaraan rental
dengan tujuan pemakaian
produktif, dalam penambahan
tersebut juga Keterangan Debit
Kredit (Koreksi Pemungutan PPN
keluaran atas pemakaian sendiri
tujuan produktif Aset Tetap
Kendaraan Showroom) (Koreksi
atas kelebihan catat akum. Peny
aset tetap - Kendaraan
Showroom) Akum. Peny. Aset
Tetap - Kendaraan Showroom Rp
412,216 Beban Peny. Aset Tetap -
Kendaraan Showroom Rp 412,216
PPN Keluaran Rp 39,572,727 Aset
Tetap - Kendaraan Showroom Rp
39,572,727 10 terdapat biaya-
biaya yang diatribusikan dan
transaksi tersebut belum dicatat.
c. Auditor menemukan bahwa
terdapat selisih antara
perhitungan manajemen PT XYZ
dan auditor, dimana manajemen
PT XYZ mencatat akumulasi
kendaraan SGU per 31 Desember
2017 sebesar Rp28.449.928.440,-,
sedangkan hasil perhitungan ulang
auditor diperoleh nilai sebesar
Rp28.474.643.824,-. Terdapat
selisih sebesar Rp24.715.384,-.
Dengan Rp10.420.007,- diakui
sebagai keuntungan disposal
karena aset tersebut telah dijual.

E Liabilitas
F Ekuitas
G Pendapatan
H Beban

http://eprints.jeb.polinela.ac.id/212/1/JURNAL%20AUDIT%20ASET%20TETAP%20PT%20XYZ%20OLEH%20KAP%20ZK%20UNTUK%20PERIODE
%20LAPORAN%20KEUANGAN%20PER%2031%20DESEMBER%202017.pdf

Anda mungkin juga menyukai