Anda di halaman 1dari 7

Program Meningkatkan Aktivitas Fisik Sebagai Wujud Gerakan

Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) untuk Mencegah Penyakit PTM

Meisi Nurrohmah

IIK STRADA Indonesia

meisinurrohma@gmail.com

Abstrak

Penyakit tidak menular (PTM) adalah jenis penyakit yang tidak dapat ditularkan
dari orang ke orang melalui bentuk kontak apa pun. Meski demikian, beberapa
macam penyakit tidak menular tersebut memiliki angka kematian yang cukup
tinggi. Indonesia tengah menghadapi tantangan besar yakni meningkatnya
penyakit tidak menular (PTM) dan penyakit-penyakit yang seharusnya sudah
teratasi muncul kembali. Berdasarkan data dari WHO di tahun 2018,
diperkirakan ada sekitar 41 juta orang yang meninggal akibat penyakit tidak
menular setiap tahunnya. Data tersebut menunjukkan bahwa hampir 71% angka
kematian di seluruh dunia disebabkan oleh penyakit tidak menular. Berdasarkan
data yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
diperkirakan sedikitnya ada 1,4 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat
penyakit tidak menular. Kebanyakan penyakit tidak menular bersifat menahun
(penyakit kronis). Dengan permasalahan tersebut diharapkan upaya
meningkatkan aktivitas fisik dapat mencegah terjadinya PTM.

Kata Kunci : PTM, Germas, Aktivitas Fisik

1. Latar Belakang

Penyakit tidak menular (PTM) adalah jenis penyakit yang tidak dapat
ditularkan dari orang ke orang melalui bentuk kontak apa pun. penyakit tidak
menular adalah kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan. Meski demikian,
beberapa macam penyakit tidak menular tersebut memiliki angka kematian
yang cukup tinggi. Meningkatnya PTM dapat menurunkan produktivitas sumber
daya manusia, bahkan kualitas generasi bangsa. Hal ini berdampak pula pada
besarnya beban pemerintah karena penanganan PTM membutuhkan biaya yang
besar. Pada akhirnya, kesehatan akan sangat mempengaruhi pembangunan
sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian
Kesehatan RI secara khusus mengingatkan masyarakat untuk menjaga
kesehatan melalui gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) guna
mewujudkan Indonesia sehat.

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan


sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh
komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku
sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan GERMAS harus dimulai
dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang
membentuk kepribadian.

Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dapat meningkatkan


pengeluaran tenaga atau energi. Dalam kehidupan sehari-hari, praktik hidup
sehat merupakan salah satu wujud Revolusi Mental. GERMAS mengajak
masyarakat untuk membudayakan hidup sehat, agar mampu mengubah
kebiasaan-kebiasaan atau perilaku tidak sehat. Pada tahap awal, GERMAS
secara nasional dimulai dengan berfokus pada tiga kegiatan, yaitu: Melakukan
aktivitas fisik 30 menit per hari, Mengonsumsi buah dan sayur, dan
Memeriksakan kesehatan secara rutin.

2. Kasus/Masalah

Melihat latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai


berikut.

1. Bagaimana cara mencegah PTM dengan meningkatkan aktivitas fisik


sebagai wujud gerakan masyarakat hidup sehat (germas)?

3. Tinjauan Pustaka
3.1. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

GERMAS mengajak masyarakat untuk membudayakan hidup sehat, agar


mampu mengubah kebiasaan-kebiasaan atau perilaku tidak sehat. Secara
khusus, GERMAS diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan peran serta
masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan produktivitas masyarakat, dan
mengurangi beban biaya kesehatan (Kemenkes RI, 2016).

Gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) merupakan gerakan


nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI yang mengedepankan upaya
promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif
dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam masyarakat paradigma
sehat. Untuk menyukseskan GERMAS, tidak bisa hanya mengandalkan peran
sektor kesehatan saja, Peran Kementerian dan Lembaga di sektor lainnya juga
turut menentukan, dan ditunjang peran serta seluruh lapisan masyarakat. Mulai
dari individu, keluarga, dan masyarakat dalam mempraktekkan pola hidup
sehat, akademisi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi
profesi dalam menggerakkan anggotanya untuk berperilaku sehat, baik
Pemerintah di tingkat pusat maupun daerah menyiapkan sarana dan prasarana
pendukung, memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya (Kemenkes RI,
2016).

3.2. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik merupakan kegiatan yang terencana dan terstruktur serta


melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan bertujuan untuk meningkatkan
kebugaran jasmani (Farizati, 2013).

Aktifitas fisik juga merupakan setiap gerakan tubuh yang meningkatkan


pengeluaran tenaga dan energi atau pembakaran kalori (Kemenkes RI, 2015).
Aktivitas fisik disebut juga aktivitas eksternal, yaitu sesuatu yang menggunakan
tenaga atau energi untuk melakukan berbagai kegiatan fisik, seperti berjalan,
berlari, dan berolahraga (Haskell et al, 2007). Setiap kegiatan fisik
membutuhkan energi yang berbeda menurut intensitas dan sifat kerja otot.
Latihan fisik dapat meningkatkan kemampuan fungsional dan menurunkan
kebutuhan oksigen otot jantung yang diperlukan pada seseorang (Wilmore et al,
2004).

Aktivitas fisik yang aktif dilakukan 3-5 kali dalam seminggu minimal 30
menit sehari, aktivitas fisik yang sering dilakukan seperti lari, senam, bermain
bola dan aktivitas olahraga lainnya (Kemenkes, 2015). Aktivitas fisik yang
cukup pada orang dewasa dapat menurunkan risiko hipertensi dan penyakit
jantung koroner (Widiantini, 2014).

Aktivitas fisik yang kurang merupakan faktor risiko independen untuk


penyakit kronis dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian
secara global. oleh karena itu peran petugas kesehatan sangat penting dalam
pelaksanaan aktivitas fisik pada masyarakat (WHO, 2010).

Menurut Kemenkes RI (2006) aktivitas fisik secara teratur memiliki efek


yang menguntungkan terhadap kesehatan yaitu terhindar dari penyakit jantung,
stroke, osteoporosis, kanker, tekanan darah tinggi, kencing manis, dan lain-lain,
berat badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh
menjadi ideal dan proporsional, lebih percaya diri, lebih bertenaga dan bugar,
secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik.

3.3. Penyakit Tidak Menular (PTM)


PTM (Penyakit Tidak Menular) merupakan penyakit yang tidak memiliki
tandaklinis secara khusus sehingga menyebabkan seseorang tidak mengetahui
dan menyadari kondisi tersebut sejak permulaan perjalanan penyakit
(Kemenkes RI, 2014).

4. Pembahasan
4.1. Pengertian PTM

PTM (Penyakit Tidak Menular) merupakan penyakit yang tidak memiliki


tandaklinis secara khusus sehingga menyebabkan seseorang tidak mengetahui
dan menyadari kondisi tersebut sejak permulaan perjalanan penyakit. Penyakit
tidak menular (PTM) adalah jenis penyakit yang tidak dapat ditularkan dari
orang ke orang melalui bentuk kontak apa pun.

4.2. Faktor Penyebab PTM

 Merokok; merokok dan menggunakan roko elektrik dapat menyebabkan


keruskan pada pembuluh darah.
 Kurang Aktifita Fisik; menyebabkan penumpukan lemak dan mengurangi
kebugaran tubuh.
 Kurang Konsumsi Buah dan Sayuran; menyebabkan kekurangan serat
yang bermanfaat untuk kesehatan.
 Konsumsi Alkohol; memilki dampak terhadap kesehatan hati, ginjal,
otak, dll.

4.3. Akibat Kurang Aktifitas Fisik

Kurang melakukan aktivitas fisik akibatnya bisa ditebak, yakni


menyebabkan kualitas fisik yang rendah sehingga mudah lelah dalam
beraktivitas, mudah sakit, pegal-pegal hingga menjadi kurang produktif, dengan
begitu akan mudah terkena PTM.

4.4. Program Meningkatkan Aktivitas Fisik Sebagai Wujud GERMAS


untuk Mencegah PTM

Aktifitas Fisik Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dapat
meningkatkan pengeluaran tenaga atau energi. Ada 3 komponen utama dalam
aktifitas fisik yaitu aktifitas/kegiatan sehari-hari, latihan fisik dan olahraga.

Aktifitas/kegiatan Sehari-hari dalam kegiatan sehari-hari, setiap orang


melakukan berbagai aktifitas fisik, misalnya: membersihkan rumah, mencuci,
menyetrika, memasak, berkebun, naik-turun tangga, mencuci mobil, dll.
Berbagai aktifitas tersebut akan meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi
(pembakaran kalori).

Latihan Fisik latihan fisik adalah semua bentuk aktifitas fisik yang
dilakukan secara terstruktur dan terencana, dengan tujuan untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, misalnya: jalan kaki, jogging, sit-up/push-up, peregangan,
senam aerobik, bersepeda dan sebagainya.

Olahraga adalah salah satu bentuk aktifitas fisik yang dilakukan secara
terstruktur, terencana dan berkesinambungan dengan mengikuti aturan-aturan
tertentu dan bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan prestasi.
Misalnya: sepakbola, badminton, bola baske, tenis meja, balap sepeda, dan
sebagainya.

Dengan begitu akan diperoleh manfaat dari aktivitas fisik berupa aspek
fisik yaitu :
1. Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembuluh darah
2. Meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot
3. Meningkatkan kepadatan tulang dan mencegah osteoporosis
4. Meningkatkan kelenturan gerak

Aspek Psikologis :
1. Mengurangi stress
2. Meningkatkan rasa percaya diri
3. Membangun rasa sportifitas
Aspek sosial, ekonomi dan budaya
1. Memupuk kesetiakawanan sosial
2. Mengurangi biaya pengobatan
3. Meningkatkan pendapatan

Implementasi Germas dalam keseharian, contohnya meningkatkan


aktivitas fisik di mana saja dan kapan saja, seperti di kantor, sekolah, rumah,
atau perjalanan. Tingkatkan juga perilaku hidup sehat, misalnya tidak merokok,
tidak mengonsumsi alkohol, dan tidak menggunakan narkoba. Setiap 6 bulan
sekali, lakukan cek tekanan darah, cek kadar gula darah, cek kolesterol, cek
lingkar perut, dan untuk perempuan, agar melakukan deteksi dini kanker leher
rahim. Sehingga dengan penerapan dalam meningkatkan aktivitas, maka,
pencegahan PMT pun dapat diatasi.

Opini Penulis

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat merupakan program yang harus dilakukan


karena dengan adanya program ini maka masyarakat akan lebih peduli dengan
kesehatannya sehingga akan meningkatkan kualitas hidupnya. Aktivitas fisik
merupakan salah atu program Germas yang harus selalu dilakukan karena
dengan rutin melakukan aktivitas fisik maka, tubuh akan sehat, selalu bugar dan
akan terhindar dari penyakit seperti Penyakit Tidak Menular (PTM). Mulai dari
lingkungan keluarga hingga masyarakat diharapkan mampu melakukan dan
meningkatkan aktivitas fisik setiap hari untuk tercapainya kesehatan khususnya
untuk pencegahan PTM, sehingga kesejahteraan masyarakat akan tercapai pula.

5. Kesimpulan

Rancangan dan Implementasi “Program Meningkatkan Aktivitas Fisik


Sebagai Wujud Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) untuk Mencegah
Penyakit PTM” adalah suatu program yang diharapkan mampu menjadikan
masyarakat agar lebih menjaga kesehatannya terutama dari penyakit tidak
menular dan menjadi hidup lebih sehat. Dengan permasalahan tersebut
diharapkan adanya program tersebut mampu meningkatkan kesehatan dengan
meningkatkan aktivitas fisik supaya dapat mencegah terjadinya PTM.
6. Daftar Pustaka

Setyani, A. T., & Sodik, M. A. (2018). Pengaruh Merokok Bagi Remaja


Terhadap Perilaku dan Pergaulan Sehari-hari.

Depkes RI., 2002. Penemuan dan Diagnosa Tuberkulosis. Jakarta : Gerdunas


TB. Sodik, M. A. (2018). Merokok & Bahayanya.

Ali, H. Zaidin. 2010. Dasar-dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan


Promosi Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media.

Bustan. Epidemiologi Penyakit tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta ; 2007.

Bustan MN. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta;


2007

International Diabetic Federation. IDF Diabetes ATLAS Sixth Edition. 2015.


http://www.depkes.go.id/article/print/16040700002/menkes-mari-kita-
cegahdiabetes-dengan-cerdik.html

Tandra H. Strategi Mengalahkan Komplikasi Diabetes. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama; 2014

Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan


Provinsi Sumatra Barat. Padang Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat,
2015

Anda mungkin juga menyukai