Anda di halaman 1dari 2

Uraian Tugas :

1. Sebutkan dan jelaskan dua sifat bahasa dan dua fungsi bahasa (Halliday)!
2. Sebutkan dan jelaskan 4 aspek keterampilan berbahasa! Bagaimanakah hubungan antaraspek
keterampilan berbahasa tersebut?
3. Sejarah bahasa Indonesia tidak terlepas dari perjuangan dan pemikiran para pemuda Indonesia
yang dibahas dalam Kongres Pemuda. Hasil kongres menunjukkan bahwa para pemuda sepakat
bahasa Melayu dijadikan landasan bahasa Indonesia. Jelaskan mengapa bahasa Melayu yang
disepakati sebagai landasan lahirnya bahasa Indonesia!
4. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan membaca intensif dan membaca ekstensif?
5. Pilihlah salah satu jenis membaca intensif dan ekstensif kemudian jelaskan konsepsinya dan
berilah contohnya!

Uraian Jawaban
1. Dikemukakan H.A.K Halliday dalam bukunya yang berjudul Explanations in the Functions of
Language (1973) yang dikutip Tarigan (2003:6-7)ada tujuh fungsi bahasa yaitu :
1. Fungsi instrumental (the instrumental function), melayani pengelolaaan lingkungan,
menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi. Kalimat-kalimat seperti:
“Ibu melihat dengan mata kepala bahwa sayalah yang menolong membawa anak itu ke
Puskesmas.”
2. Fungsi regulasi (the regulatory function), bertindak untuk mengawasi serta mengendalikan
peristiwa-peristiwa. Fungsi regulasi ini memang agak sulit dibedakan dari fungsi instrumental.
Fungsi regulasi atau fungsi pengaturan ini bertindak untuk mengendalikan serta mengatur
oranglain. Demikianlah, pengaturan pertemuan antara orang-orang persetujuan, celaan,
ketidaksetujuan pengawasan tingkah laku, menetapkan peraturan hukum, merupakan ciri fungsi
regulasi bahasa. Jika saya berkata: “Kamu mencuri, karena itu kamu dihukum!” maka fungsi
bahasa di sini adalah fungsi instrumental, tetapi kalimat: ”Kalau kamu mencuri maka kamu pasti
dihukum.” Mengandung fungsi regulasi, fungsi pengaturan.
3. Fungsi pemerian (the representational function) adalah penggunaan bahasa untuk membuat
pernyataan-pernyataan, memyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan atau
melaporkan, dengan kata lain menggambarkan realitas yang sebenarnya, seperti yang dilihat oleh
seseorang.
2. 4 aspek keterampilan berbahasa, yaitu :
a. Hubungan membaca dengan menyimak
Membaca dan menyimak sama-sama merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat
reseptif. Membaca merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis, sedangkan menyimak
berkaitan denan penggunaan bahasa ragam lisan. Dengan kesamaan sifat reseptif yang
dimiliki maka dalam melakukan kegiatan membaca dan menulis memerlukan persiapan
yang sama yaitu harus memiliki penguasaan terhadap simbol-simbol bahasa, pengetahuan
yang berkaitan dengan materi simakan atau bacaan, pengetahuan tentang diksi, dan gaya
bahasa serta kemampuan menangkap makna tersurat dan tersirat. Perbedaan keduanya
hanya pada objek yang menjadi fokus perhatian awal yang menjadi stimulus. Pada
membaca fokus perhatian pada tulisan, sedangkan dalam menyimak fokus perhatian
berupa suara (bunyi-bunyi).
b. Hubungan menulis dengan berbicara
Menulis merupakan kegiatan berbahasa ragam tulis, sedangkan berbicara adalah kegiatan
berbahasa ragam lisan. Baik menulis maupun berbicara adalah kegiatan berbahasa yang
bersifat produktif. Keduanya digunakan untuk menyampaikan informasi. Kegiatan
menulis umumnya merupakan kegiatan berbahasa tak langsung, sedangkan dalam
berbicara pada umumnyabersifat langsung. Ini berarti ada kegiatan menulis yang bersifat
langsung, misalnya komunikasi dengan menggunakan telepon seluler (sms) dan dengan
menggunakan internet (chatting). Sebaliknya, ada kegiatan berbicara secara tidak
langsung, misalnya melalui pengiriman pesan suara melalui telepon seluler. Dalam
berbicara didukung dengan kegiatan menulis, terutama berkaitan dengan persiapan
tertulis baik berupa referensi yang harus dibacanya maupun konsep yang akan
disampaikannya. Perbedaannya hanya pada objek, jika dalam berbicara dibutuhkan
kemampuan memahami, menyandikan simbol-simbol, dalam menulis dibutuhkan
kemampuan dalam memahami simbol-simbol dalam bentuk tertulis.
c. Hubungan menulis dengan membaca
Membaca maupun menulis merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Menulis adalah
kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Sedangkan membaca merupakan kegiatan
berbahasa yang bersifat reseptif. Seseorang menulis guna menyampaikan gagasan,
perasaan informasi dalam bentuk tulisan. Sebaliknya, seseorang membaca guna
memahami gagasan, perasaan atau informasi yang disajikan daslam tulisan tersebut.
d. Hubungan berbicara dengan menyimak (mendengarkan)
Berbicara dan mendengarkan adalah dua jenis keterampilan berbahasa lisan yang sangat
erat kaitannya. Berbicara bersifat produktif, sedangkan mendengarkan bersifat reseptif.
Berbicara dan mendengarkan merupakan kegiatan komunikasi 2 arah yang langsung.
Untuk peristiwa komunikasi ini terjadi dalam situasi interaktif. Namun ada pula dalam
suatu konteks komunikasi ini terjadi dalam situasi noninteraktif, yaitu satu pihak saja
yang berbicara dan pihak lain hanya mendengarkan. Dawson dalan Tarigan (194 : 3)
menjelaskan hubungan antara berbicara dan mendengarkan sebagai berikut :
1. Ujaran biasanya dipelajari melalui mendengarkan dan meniru
2. Ujaran seseorang mencerminkan pemakaian bahasa di lingkungan keluarga dan
masyarakat tempat hidupnya, misalnya dalam penggunaan intonasi, kosakata dan pola-
pola kalimat.
3. Upaya yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan berarti pula
membantu meningkatkan kualitas berbicara.
4. Bunyi suara yang didengar merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap
kemampuan berbicara seseorang (terutama anak-anak)
3. Bahasa melayu diangkat menjadi bahasa persatuan di Indonesia pada 28 Oktober 1928 dalam
peristiwa yang disebut Sumpah Pemuda. ... Namun, bahasa melayu dipilih sebagai bahasa
Indonesia karena bahasa ini sudah menjadi lingua franca atau bahasa pengantar di wilayah
Indonesia dan Asia Tenggara sejak ribuan tahun lalu.
4. Membaca ekstensif adalah jenis kegiatan membaca yang dilakukan secara saksama dengan
sumber bacaan yang beragam. Jika dalam membaca intensif kamu hanya membaca satu teks
secara perlahan-lahan, dalam membaca ekstensif, kamu membaca beberapa teks terkait sekaligus
dan dilakukan dengan cepat.
5. Membaca Intensif
Tampubolon dalam Meliyawati (2016) menyatakan bahwa membaca intensif merupakan program
kegiatan membaca yang dilakukan secara seksama. Dalam kegiatan membaca ini, para siswa
hanya membaca satu atau beberapa pilihan dari bahan bacaan yang ada. Program membaca
intensif merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca
secara kritis. Sedangkan, menurut Indrastuti dkk (2010), membaca intensif merupakan teknik
membaca seksama. Teknik membaca intensif memerlukan ketelitian dan kecermatan. Dengan
ketelitian tersebut, seseorang dapat memahami isi bacaan dengan benar. Tujuan membaca intensif
adalah agar pembaca memahami semua hal yang disajikan dalam bacaan. Oleh karena itu,
membaca intensif dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Membaca dengan cermat setiap kalimat dari awal hingga akhir bacaan.
b. Mencatat hal-hal yang penting bacaan dan permasalahan yang ada dalam bacaan.
c. Merumuskan masalah yang diperoleh untuk bahan diskusi.

Anda mungkin juga menyukai