Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
FAKULTAS KESEHATAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dan roleplay yang berjudul TENTANG
DISSEMINATED INTRAVASKULAR COAGULATION (DIC) tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
COVER……………………………..…………………………………………………………....i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….........ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….13
4.2 Saran………………………………………………………………………………...13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..…....…14
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Disseminated Intravaskular Coagulation (DIC) dapat terjadi hampir pada semua orang
tanpa perbedaan ras, jenis kelamin, serta usia. Gejala-gejala DIC umumnya sangat terkait dengan
penyakit yang mendasarinya, ditambah dengan gejala tambahan akibat trombosis, emboli, disfusi
organ, dan pendarahan. Koagulasi intravaskular diseminataatau lebih populer dengan istilah
aslinya, Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) merupakan diagnosis kompleks yang
melibatkan komponen pembekuan darah akibbat penyakit lain yang mendahuluinya. Keadaan ini
menyebabkan perdarahan perdarahan secara menyeluruh dengan koagulopati konsumtif yang
parah. Banyak penyakit dengan beraneka penyebab dapat menyebabkan DIC , namun bisa
dipastikan penyakit yang berakhir dengan DIC akan memiliki prognosis malam. Meski DIC
merupakan keadaan yang harus dihindari, pengenalan tanda dan gejala berikut penatalaksaannya
menjadi hal mutlak yang harus dikuasai oleh hematolog, namun hampir semua dokter di berbagai
disiplin. DIC merupakan kelainan perdarahan yang mengancam nyawa, terutama disebakan oleh
kelainan obsterik, keganasan metastasis, trauma masif, serta sepsis bakterial
Terjadinya DIC dipicu oleh trauma aau jaringan nekrotik
yang akan melepaskan faktor faktor pembekuan darah. Endotoksin dari bakteri gram negatif
akan mengaktivasi beberapa langkah pembekuan darah. Endotoksin ini pula yang akan memicu
pelepasan faktor pembekuan darah dari sel sel mononuklear dan endotek. Sel yang teraktivasi ini
akan memicu terjadinya koagulasi yang berpotensi menimbulkan trombi dan emboli pada
mikrovaskular. Fase awal DIC ini akam diikuti fase consumptive coagulophaty dan secondary
fibrinolys. Pembentukan fibrin yang terus menerus disertai jumlah trombosit yang terus menurun
menyebabkan pendahrahn dan terjad efek anti hemostatik dari produk degradasi fibrin. Pasien
akan mudah berdarah di mukosa, tempat masuk jarum suntik/infus, tempat masuk kateter, atau
insisi bedah. Akan terjadi akrosionis, trombosis, dan perubahan pregangren pada jari, genital,
dan hidung. Akibat turunya pasokan darah karena vasospame memanjang, oenurunan fibrinogen
bebas dibarengi peningkatan produk degradasi fibrin, seperti D-dimer.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi dari asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit DIC ?
2. Bagaimana konsep penyakit Dissemenated intravascular Coagulation?
3. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada Dissemenated intravascular
Coagulation ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami definisi asuhan keperawatan
pada pasien dengan penyakit DIC
2. Agar mahasiswa mampu mengetahui etiologi dari DIC, mengetahui manifestasi
dari DIC, memahami patofisiologi, mengklasifikasikan secara klinis,
3. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan DIC
BAB 2
Keadaan ini diawali dengan adanya pembekuan pada darah yang berlebihan, yang biasanya
dirangsang oleh zat racun yang berada didarah. Pada saat yang sama, terjadi pemakaian
trombosit dan protein dari factor-faktor dari pembekuan sehingga jumlah factor dari pembekuan
tersebut berkurang, maka akan terjadi perdarahan yang berlebih.
1. Etiologi Berbagai penyakit dapat mencetuskan DIC fulminan atau derajat rendah seperti
dibawah ini :DIC dapat terjadi di penyakit –penyakit :
Infeksi (demam berdarah dengue, sepsis, meningitis, pneumonia berat, malaria tropika,
infeksi sang beberapa jenis riketsia).
Komplikasi kehamilan (solusio plasentae, kematian janin intrauterin,emboli cairan
amnion).
setelah operasi (operasi paru) by passcardiopulmonal, lobektomi, gastrektomi,
splenektomi).
Keganasan ( karsinoma prostat, karsinoma paru, leukemia akut
2. Emboli
Cairan amnion yang disertai DIC seringkali mengancam nyawa dan dapat menyebabkan
kematian. gejala DIC karena emboli cairan amnion yaitu gagal napas akut dan renjatan.
umumnya pada permulaan hanya DIC derajat rendah dan kemudian bisa berkembang cepat
menjadi fulminan. pada keadaan ini nekrosis jaringan janin dan enzim jaringan nekrosis
tersebut akan masuk dalam peredaran bunda dan mengaktifkan sistem koagulasi serta
fibrinolisis dan terjadi DIC fulminan.di kehamilan dengan eklamsia ditemukan DIC derajat
rendah dan acapkali di organ spesifik seperti ginjal serta mikrosirkulasi palsenta. Abortus
yang diinduksi menggunakan garam hipertonik juga seringkali disertai DIC derajat rendah
hingga abortus komplet namun kadang bisa sebagai fulminan.Hemolisis sebab reaksi transfusi
darah dapat memicu sistem koagulasi sehingga terjadi DIC. dampak hemolisis, sel darh merh
melepaskan adenosin difosfat (ADP) atau membran fosfolipid sdm yg mengaktifkan sistem
koagulasi baik sendiri juga secara bersamaan serta meyebabkan DIC. di septikimia DIC
terjadi dampak endoktosin atau mantel polisakarida bakteri memulai koagulasi dengn cara
mengaktifkan faktor F XII menjadi F XIIa serta pelepasan materi prokoagulan dari granulasit
dan semuanya ini dapat mencetusakan DIC, Perdarahan terjadi karena :
Hipofibrinogenemia
Trombositopenia
Beredarnya antikoagulan dalam sirkulasi darah (hasil perombakan fibrinogen)
Fibrinolisis berlebihan.
3. Patofisiologi
4. Manifestasi Klinis
Gejala klinis DIC bergantung di penyakit dasar, akut atau kronik serta proses patologis
yang paling utama artinya apakah dampak trombosis mikroaskuler atau diastesis
hemoragik.ada keadaan yg bertentangan yaitu trombosis dan pendarahan bersama-sama.
Perdarahan lebih umum terjadi daripada trombosis, tetapi trombosis bisa mendominasi Bila
koagulasi lebih teraktivasi daripada fibrinolisis. Trombosis biasanya ditandai dengan iskemia
jari –jari tangan dan ganggren, mungkin juga nekrosis kortekrenal
a) peristiwa-insiden obstetrii.
I. Sindrom janin bertahan
Bila janin meninggal tetap berada didalam rahim lebih usang asal 5
minggu, peristiwa DIC mendekati 50% yang disebut pencetusnya merupakan
jaringan janin meninggal yg dilepaskan ke dalam rahim lalu ke dalam peredaran
sistemik ibu. Jaringan janin yg meninggal yg memiliki aktifitas prokoagulan dan
mengawali rangkaian pembekuan.
II. Emboli cairan amnion
Cairan amnion memiliki aktifitas sebagai prokoagulan (meningkatkan
pembekuan) serta dapat mengawali urut-urutan pembekuan,hingga menimbulkan
DIC.
III. Blasio plasenta
Jaringan atau enzim plasenta yang memiliki aktifitas prokoagulan atau
keduanya dapat dilepaskan ke dalam rahim kemudian ke pada sirkulasi sistemik
ibuuntuk memulai rangkaian pembekuan.
b) Hemolisis
Pelepasan ADP sel darah merah dapat memulai suatu reaksi pelepasan trombosit dengan
membangkitkan aktifitas faktor III trombosis serta kemudian mengaktifkan sistem
pembekuan.
c) Septikemia
I. Gram negatif (endoroksin)
Organisme-organisme gr negatif lainnya terbukti terdapat hubungannya
dengan DIC. Jadi disebut bahwa bakterektia mencetuskan DIC menggunakan
pelepasan endoktosin yang menginduksi pembekuan dan reaksi pelepasan
trombosit.
II. Gram positif (mukopolisakarida mantel bakteri)
DIC telah ditemukan menggunakan organisme gr positif sehingga
seharusnya terdapat prosedur lain yang terjadi, selain itu endotoksin kemungkinan
prosedur lain untuk memulai DIC di septikemis gram positif melibatkan divestasi
trombosit atau kegiatan pembekuan.
d) Viremia
Viremia dapat memulai DIC dengan pengaktifan kompleks antigen-antibodi bisa
Mengganggu endotel yang selanjutnya bisa memulai pelepasan trombosit.
e) Keganasan menyebar
Keganasan memberikan suatu keadaan spesifik yang DIC nya mungkin akut, subakut
atau kronis. Keganasan menyebar bisa terjadi pada paru-paru, kandung empedu,
lambung, kolon, ovarium, prostat, payudara.f.Luka bakar, luka bentur, nekrosis
jaringanDikaitkan dengan DIC akut di pasien yg menderita nekrosis jaringan masif
karena kecelakaan, pelepasan jaringan nekrotik atau enzim jaringan yang mempunyai
aktifitas koagulan.
5. Pemeriksaan penunjang
a. Masa Protombin
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Penyebab DIC dapat diklasifikasikan berdasarkan keadaan akut atau kronis . DICpun
dapat merupakan akibat dari kelainan tunggal atau multipel. DIC paling seringdisebabkan oleh
kelainan obstetrik, keganasan metastasis, trauma masif, serta sepsis bacterial.
4.2 SARAN
Adapun saran dari kelompok kami adalah agar penanganan DIC harus sedini mungkin agar tidak
menyababkan akibat buruk seperti kematian dan tenaga kesehatan harus memberi penyuluhan
tentang penyakit ini.
DAFTAR PUSTAKA
Gofir Abdul. 2003. Diagnosa dan Terapi kedokteran. Salemba Medika: Jakarta
Suyono Selamet. 2001. Ilmu Penyakit dalam Jilid II Edisi ketiga.Balai Penerbit FKUI: Jakarta
Handayani, Wiwik. 2008. Asuhan Keperawatn pada Klien dengan Gangguan Sistem
Hematologi.Jagakarsa, Jakarta: Salemba Medika.
Stitham,Sean.2008. Disseminated Intravascular
Gofir Abdul. 2003. Diagnosa dan Terapi kedokteran. Salemba Medika: Jakarta
Suyono Selamet. 2001. Ilmu Penyakit dalam Jilid II Edisi ketiga.Balai Penerbit FKUI: Jakarta