Kelompok : 2.3
Nama :
1. Anita Yuniar Pratiwi (AKF19116)
2. Asti Divia Sekarwati (AKF19117)
3. Claudia Aridyanti (AKF19022)
4. Nova Irischa Amalia (AKF19129)
5. Sofi Novalia (AKF19136)
6. Trenady Agam Sembodo (AKF19137)
7. Ziana Walida (AKF19143)
LEMBAR KERJA
2. Pembuatan Simplisia
Tahapan Prosedur
Pemanenan Panen manual tunas dan daun dengan menggunakan
gunting stek, sabit atau pisau tajam. Pemanenan juga bisa
dilakukan dengan meluruhkan daun langsung dari
pohonnya, mulai dari dasar tangkai daun.
Sortasi basah Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan daun dari
kotoran atau sisa tanaman. Sortir basah dilakukan dengan
memisahkan daun dari tempat sebelumnya ke tempat
selanjutnya hingga bersih.
Pencucian Pencucian dilakukan dengan air bersih yang mengalir, bilas
diair mengalir hingga bersih. Jika masih terlihat kotor bisa
dilakukan pembilasan lagi 2 - 3 kali. Pencucian juga tidak
boleh terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang
terkandung didalam daun tidak larut dalam air.
Pustaka
a) Ciri makroskopis : Berupa helaian daun, bentuk Farmakope Herbal hal
bulat, bulat telur sampai bulat 209
telur memanjang, pangkal
helaian daun runcing tapi rata,
ujing tumpul atau membulat,
pertulangan daun menyirip, ibu
tulang daun tampak jelas
menonjol kepermukaan
bawah ; warna hijau, hijau
kekuningan sampai hijau
kecklatan; tidak berbau; tidak
berasa
b) Ciri mikroskopis : Fragmen pengenalnya adalah Farmakope Herbal hal
(Fragmen Simplisia) kristal kalsium oksalat, bentuk 209
roset, berkas pengangkut
penebalan tipe tangga, mesofil
dengan sel-sel sekresi, epidermis
bawah dengan stomata dan
mesofil
c) Susut Pengeringan : Tidak lebih 10% Farmakope herbal hal
211
d) Kadar abu total : Tidak lebih dari 7,5% Farmakope herbal hal 211
e) Kadar air : Tidak lebih dari 10,0% Farmakope herbal hal 212
e) Kadar sari larut air : Tidak kurang dari 4,9% Farmakope herbal hal 211
f) Kadar sari larut Tidak kurang dari 5,0% Farmakope herbal hal 211
etanol
Pustaka
a) Jumlah simplisia :
b) Metode ekstraksi : Metode Infundasi
Filtrasi/penyaringan
2. Karekateristik Ekstrak
Organoleptis
Gambar
Kadar air
Kadar abu total
Skrining
Alkaloid
Flavonoid
Tanin
Steroid
Triterpenoid
Saponin
Antrakuinon
C. FORMULA
a) Bentuk sediaan : krim
b) Alasan pemilihan: karen krim anti agent dari bahan daun kelor belum banyak yang
Memproduks
c) Kemasan : pot salep/ tube
d) Formula : Ekstrak daun kelor 10%
Asam stearat 10%
parafin cair 2%
Setil alkohol 2%
Span 80 1,5%
Tween 80 3,5%
Gliserin 7,5%
Nipagin 0,18%
Niphasol 0,02%
Oleum rosae 15 tetes
Aquadest add 50
e) Dosis: Ekstrak daun kelor 10%
f) Perhitungan bahan : Ekstrak daun kelor = 10/100 x 50g = 5g
Asam stearat = 10/100 x 50g = 5g
parafin cair = 2/100 x 50g = 1g
Setil alkohol = 2/100 x 50g = 1g
Span 80 = 1,5/100 x 50g = 0,75g
Tween 80 = 3,5/100 x 50g = 1,75g
Gliserin = 7,5/100 x 50g = 3,75g
Nipagin = 0,18/100 x 50g = 0,09g
Niphasol = 0,02/100 x 50g = 0,01g
Oleum rosae = 15 tetes
Aquadest = 50-(5+5+1+1+0,75+1,75+3,75+0,09+0,01) =
31,65g
g) Prosedur pembuatan sediaan :
1. Timbang semua bahan yang diperlukan.
2. Fase minyak (asam stearat, setil alkohol, paraffin cair, span 80 dan nipasol)
dimasukkan dalam cawan penguap dipanaskan diatas waterbath dengan suhu 70℃
sampai melebur.
3. Fase air (gliserin, tween 80, nipagin dan aquadest) dimasukkan dalam cawan penguap
dipanaskan diatas waterbath pada suhu 70℃ sampai melebur.
4. Fase minyak dipindahkan kedalam mortir, kemudian ditambahkan fase airnya.
5. Diaduk sampai dingin dan terbentuk masa krim yang homogen.
6. Ekstrak daun kelor ditambahkan kedalam basis krim kemudian gerus hingga homogen.
7. Tambahkan oleum rosae lalu gerus hingga homogen.
D. EVALUASI MUTU SEDIAAN
1. Evaluasi fisika
Literatur
Pengamatan
H1* H2 H3 H4 H5 H6
a) Warna
b) Bau
c) Rasa
d) Homogenitas
e) Bj
f) Homogenitas
g) Kejernihan
h) dll...
h) Interpretasi (apakah produk stabil dalam penyimpanan atau terdapat perubahan)
hasil
*Pengamatan di hari ke 1, 2,…,6
2. Evaluasi kimia
a) Pengukuran Nilai pH
b) Alat :
c) Prosedur :
d) Ph H1* H2 H3 H4 H5 H6 literatur