Anda di halaman 1dari 16

Pengertian

Pengawetan tanah adalah usaha untuk menjaga agar tanah


tetap produktif, atau memperbaiki tanah yang rusak karena
erosi agar menjadi lebih produktif.
Pengawetan air adalah usaha-usaha agar air dapat lebih
banyak disimpan di dalam tanah sehingga dapat digunakan
tanaman dan mengurangi terjadinya banjir dan erosi.
Salah satu usaha mendasar dalam pengawetan tanah dan
air adalah menggunakan tanah sesuai dengan
kemampuannya.
Erosi adalah suatu proses dimana tanah dihancurkan
(detached) dan kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh
kekuatan air, angin, atau gravitasi. Di Indonesia, erosi lebih
banyak disebabkan oleh kekuatan air.
Erosi Geologi dan Erosi yang Dipercepat
Erosi geologi : merupakan erosi yang berjalan sangat
lambat dimana jumlah tanah yang tererosi maksimal sama
dengan tanah yang terbentuk. Erosi jenis ini tidak
berbahaya karena berada dalam keseimbangan alami.
Erosi dipercepat : merupakan erosi yang dipercepat akibat
kegiatan manusia yang mengganggu keseimbangan alam.
Jumlah tanah yang tererosi lebih banyak dibanding tanah
yang terbentuk. Erosi ini berjalan sangat cepat sehingga
tanah di permukaan (top soil) menjadi hilang.
Jenis Erosi oleh Air
Pelarutan : tanah kapur mudah dilarutkan, sehingga di
daerah kapur sering ditemukan sungai-sungai di bawah
tanah. Contoh di Gunung Kidul.
Erosi percikan (splash erosion) : Curah hujan yang jatuh ke
tanah dapat melempar butir-butir tanah sampai setinggi 1
meter ke udara. Di daerah yang berlereng, tanah yang
terlempar tersebut umumnya jatuh ke lereng di bawahnya.
Erosi lembar (sheet erosion) : pemindahan tanah terjadi
lembar demi lembar (lapis demi lapis) mulai dari lapisan
paling atas. Erosi ini sepintas tidak terlihat karena kehilangan
lapisan tanahnya seragam, tetapi dapat berbahaya karena
pada suatu saat seluruh top soil akan habis.
Erosi alur (riil erosion) : dimulai dengan genangan setempat
di suatu lereng, maka bila air dalam genangan tersebut
mengalir, terbentuklah alur-alur bekas aliran air tersebut. Alur
tersebut mudah diatasi dengan pengolahan tanah.
Erosi parit (gully erosion) : merupakan lanjutan dari erosi
alur, bila alur semakin dalam, lebar, dan dengan aliran lebih
kuat. Alur tersebut tidak dapat hilang dengan pengolahan
tanah biasa.
Erosi kanal (channel erosion) : pada erosi parit seringkali
aliran masih terjadi lama setelah hujan berhenti. Aliran ini
dapat mengikis dasar parit dan dinding parit di bawah
permukaan air, sehingga dinding di atasnya dapat runtuh.
Kondisi ini dapat berlanjut pada gejala meander.
Longsor : tanah longsor terjadi karena gaya gravitasi.
Biasanya longsor terjadi karena di bagian bawah terdapat
lapisan tanah yang licin dan kedap air seperti batuan liat.
Pada musim hujan tanah di atasnya menjadi jenuh air dan
berat, sehingga bergeser ke bawah.
Proses Terjadinya Erosi
Tanah dihancurkan oleh hujan (curah hujan)  menggenang
 aliran permukaan  pengangkutan tanah ke
tempat lebih rendah (erosi)
 pengendapan
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap erosi tana : curah
hujan, sifat tanah, lereng, vegetasi, dan manusia.
Curah Hujan
Sifat hujan yang terpenting adalah intensitas hujan (mm/jam
atau cm/jam), jumlah hujan (mm/bln atau mm/tahun), dan
distribusi hujan. Dari sifat-sifat tersebut yang terpenting
berpengaruh terhadap erosi adalah intensitas hujan.
Penghancuran tanah
Kekuatan CH untuk menghancurkan gumpalan tanah >
kekuatan mengangkut dari aliran permukaan.
Ek = 1/2 m x V2 = 1/2 x (w/g) . V2

Contoh: 10 cm CH jatuh pada tanah seluas 1000 cm dg


kecepatan jatuh 750 cm/detik dan gravitasi 980
cm/dt2. Berapa tenaga yang dimiliki CH tersebut?
Berat air = 10 cm x 1.000 cm2 x 1 g/cm3
= 10.000 g
Ek = ½ (w/g) x V2
= ½ (10.000 g / 980 cm/dt2) x 750 (cm/dt)2
= 2.870 g.cm
Bila air setebal 10 cm tersebut semua mengalir sebagai aliran
permukaan denga kecepatan 15 cm/dt, maka besarnya
tenaga aliran permukaan tersebut adalah :
Ek = ½ (10.000 g / 980 cm/dt2) x 15 (cm/dt)2
= 1.148 g.cm
Pengangkutan Tanah
Walaupun energi pengangkutan < energi CH, tetapi untuk
mengangkut partikel tanah tidak dibutuhkan energi yang
besar. Apalagi partikel tanah sudah dalam kondisi rusak
terkena pukulan air hujan.
Kepekaan Tanah terhadap Erosi
Kepekaan tanah terhadap erosi tergantung pada tekstur
tanah, bentuk dan kemantapan struktur, daya
infiltrasi/permeabilitas tanah, dan kandungan BO
Tekstur tanah: tanah berukuran besar (pasir) tahan terhadap
erosi karena berat, demikian pula tanah bertekstur
halus (liat) karena daya kohesinya kuat. Tekstur yang
peka terhadap erosi adalah debu.
Bentuk dan kemantapan struktur: membulat (granuler,
remah, gumpal) porositasnya tinggi (menyerap air
tinggi)  aliran permukaan kecil  erosi kecil.
Infiltrasi tanah: infiltrasi tinggi  menyerap air banyak 
aliran permukaan kecil  erosi kecil.
Kandungan BO : Berpengaruh terhadap kemantapan struktur
tanah (agregat tanah)  BO tinggi erosi kecil.
Pengaruh Lereng
Semakin curam dan atau panjang, erosi semakin tinggi.
Lereng curam, kecepatan aliran permukaan tinggi, erosi
tinggi.
Lereng panjang, volume air mengalir besar, erosi besar.
(Dibandingkan petak baku slope 9%, P 22 m, L 6 m)

Pengaruh Vegetasi
Menghalangi air hujan tidak jatuh langsung ke permukaan
tanah, sehingga kekuatan untuk menghancurkan tanah
rendah
Menghambat aliran permukaan tanah dan meningkatkan
infiltrasi
Transpirasi melalui vegetasi
Pengaruh manusia
Tergantung pada perilaku manusia:
Pembuatan teras (dll), akan menurunkan erosi
Penggundulan hutan (dll), menyebabkan erosi dan banjir

PENDUGAAN EROSI
Didekati dengan rumus Wischmeier dan Smith
(1962), yaitu USLE (Universal Soil Loss Equation)
atau PUKT (Persamaan Umum Kehilangan Tanah)

A = R.K.L.S.C.P

A = Jumlah tanah yang hilang rerata per tahun


(ton/ha/tahun)
R = Indeks erosivitas curah hujan, yaitu rata-rata daya erosi
curah hujan dibagi 100
R = E I30/100,- E = energi kinetik (joule/m2/mm)
= 13,32 + 9,78 log I
I30 = Intensitas hujan 30’ maksimum
R = 2,34 CH1,98

K = Indeks kepekaan tanah terhadap erosi


Dianalisis teksturnya, selanjutnya dimasukkan ke dalam
tabel kepekaan tanah.
(Lihat gambar Nomograf)
NOMOGRAF ERODIBILITAS
LS= pengaruh panjang lereng dan kecuramannya

LS= L/100 (0,136 + 0,097 S + 0,0139 S2)

C = Pengaruh vegetasi (tanaman)


Pada tanah gundul, nilai C = 1

P = Usaha pencegahan erosi


Pada petak baku tanpa usaha konservasi, nilai P = 1
Metode Pengendalian Erosi
1. Metode Vegetatif
Melindungi tanah dari daya perusak butir-butir hujan
Melindungi tanah dari daya perusak aliran permukaan
Memperbaiki kapasitas infiltrasi air tanah
Beberapa metode vegetatif :
Penghutanan / penghijauan kembali
Penanaman dengan rumput makanan ternak
Penanaman tanaman penutup tanah (cover crop)
Penanaman dalam strip (strip cropping), tanaman
pangan / semusim ditanam dalam baris (menurut
contour) diselingi dengan strip-strip tanaman penutup
tanah
Pergiliran tanaman (rotasi) dalam urutan watku tertentu
Penutupan tanah dengan sisa tanaman (mulching)
Penanaman saluran pembuangan dengan rumput
Metode Pengendalian Erosi
1. Metode Mekanik
Pengolahan tanah
Pengolahan tanah menurut kontur
Pembuatan galengan dan saluran menurut kontur
Pembuatan teras

2. Metode Kimia
Penggunaan bahan kimia untuk memperbaiki struktur
tanah atau meningkatkan agregat tanah. Contoh
bitumen dan krilium, emulsinya dicampur dengan tanah
(rasio 1 : 3).
Biayanya mahal sehingga masih menjadi kendala.
Masih dalam taraf penelitian

Anda mungkin juga menyukai