Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL TUTORIAL BLOK EPIDEMIOLOGI DAN PENELITIAN

KEDOKTERAN

Tutorial 10

Skenario/Pertemuan : 1 / 1 dan 2

Tutor : dr. Ardiana Ekawanti, M.Kes

Ketua : Fadhila Maulida A. (H1A019032)

Sekertaris : Dimas Zul Fariqhan (H1A019028)

Anggota

 Amira Fathin Nabila Yusuf (H1A018007)


 Baiq Nindya Annisa Putri (H1A019015)
 I Gusti Bagus Surya Ari Kusuma (H1A019049)
 Iga Cahya Madani ( H1A019028)
 Lalu Rifal Hadi Anugra (H1A019063)
 Naurah Nazhifah (H1A019079)
 Quilla Shafa Amala (H1A019089)
 Rizqi AlKasiron (H1A019095)
 Silvi Sari Dewi (H1A019102)

STEP 1 (Terminologi/Kata sulit)

1. Prevalensi: proporsi dari populasi yang memiliki karakteristik tertentu dalam jangka
waktu tertentu.
2. Epidemiologi: ilmu yang mempelajari tentang penyebaran penyakit pada sekelompok
manusia dan faktor yang mempengaruhi penyebaran tersebut.
3. Penyakit jantung koroner (PJK): gangguan fungsi jantung akibat otot jantung
kekurangan darah karena adanya penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah
koroner akibat kerusakan dinding pembuluh darah.
4. Formula: susunan atau bentuk tetap.
5. Riset: penyelidikan suatu masalah secara bersistem, kritis, dan ilmiah untuk
meningkatkan pengetahuan dan pengertian, mendapatkan fakta yang baru, atau
melakukan penafsiran yang lebih baik.

Keyword: epidemiologi, PJK, penelitian.


STEP 2 (Merumuskan Pertanyaan)

1. Apa tujuan dari epidemiologi?


2. Bagaimana peranan dari epidemiologi?
3. Apa saja ruang lingkup dari epidemiologi?
4. Apa saja bidang-bidang dari epidemiologi?
5. Mengapa penelitian dianggap sebagai suatu metode ilmiah?
6. Apa saja tahapan metode ilmiah secara umum?
7. Apa saja kriteria dalam riset ilmiah?
8. Menurut Anda, mengapa PJK dianggap sebagai suatu masalah kesehatan?
9. Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa suatu kondisi/perilaku dapat meningkatkan
risiko individu untuk mengalami penyakit tertentu? 

STEP 3 dan 4 (Menjawab dan Menganalisa)

1. Tujuan epidemiologi:
Menurut lilienfeld ada tiga tujuan dari epidemiologi:
 Menjelaskan etiologi tentang studi penyebab suatu penyakit atau sekelompok
penyakit kondisi gangguan defect ketidak mampuan, syndrome, atau kematian
melalui analisis atau data medis dan epidemiologi dengan menggunakan
menejemen informasi sekaligus informasi yang berasal dari setiap bidang atau
disiplin ilmu yang tepat.
 Menetukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten dengan
hipotesis yang diajukan dan dengan pengetahuan ilmu prilaku dan ilmu
biomedis yang terbaru.
 Memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian dan
prosedur pencegahan bagi kelompok dan populasi yang beresiko dan untuk
pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang
diperlukan yang semua itu akan digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan
langkah-langkah kegiatan dan program intervensi.

Definisi epidemiologi: studi tentang seberapa sering penyakit terjadi pada


kelompok yang berbeda, informasi epidemiologi mengevaluasi strategi untuk
penyakit dan sebagai panduan untuk penatalaksaan pasien yang telah berkembang,
seperti temuan klinis dan patologis. Epidemiologi suatu penyakit merupakan
bagian integral dari diskripsi dasarnya.

2. Peranan dari epidemiologi:


 Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau
masalah kesehatan dalam masyarakat
 Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanan kesehatan dan
pengambilan keputusan.
 Membantu melakukan evaluasi terhadapap program kesehatan yang sedang
atau telah dilakukan.
 Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit
dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya
 Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang
perlu dipecahkan.
 Berupaya mencegah langsung suatu penyakit.
 Mengidentifikasi karakteristik faktor resiko dari suatu penyakit tertentu atau
memodifikasi faktornya.

3. Ruang lingkup epidemiologi dalam masalah kesehatan:


 Etiologi: mengidentifikasi penyebab penyakit dan masalah kesehatan lainnya
 Efikasi: efek atau daya optimal yang dapat diperoleh dari intervensi kesehatan.
 Efektivitas: besarnya hasil yang dapat diperoleh dari suatu tindakan.
 Efisiensi: sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh yang dapat
diperoleh besarnya biaya yang diberikan.
 Evaluasi: penelian secara keseleruhan keberhasilan suatu pengobatan atau
program kesehatan masyarakat.
 Edukasi: intervensi berupa peningkatan pengetahuan tentang kesehatan
masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan penyakit.

4. Bidang-bidang epidemiologi:
 Epidemiologi deskriftip: bidang epidemiologi yang dirancang untuk
mempelajari distribusi kecendrungan dan dampak penyakit menurut orang,
tempat, dan waktu. Manfaatnya, membuat perencanaana, kebijakan serta
pengambilan keputusan dan merumuskan hipotesis.
 Epidemiologi analitik: bidang epidemiologi yang dirancang untuk
mempelajari paparan, faktor resiko, kausa dan faktor-faktor yang
dihipotesiskan yang mempunyai hubungan dengan kejadian penyakit.
 Epidemiologi evaluatif: yang dirancang untuk mempelajari efektivitas dan
evisiensi program kesehatan atau intervensi medis pada populasi.

5. Misalnya kita melakukan penelitian kita perlu melakukan pendekatan ilmiah. Metode
ilmiah biasanya ada 3, observasi, hipotesis, dan teori dalam peneletian harus ada
ketiganya.
Pada metode ilmiah ada komponen dasar yaitu:
 Empirisme: ide bahwa suatu penelitian dilakukan melalui observasi dan
pengetahuan yang nantinya akan diperivikasi melalui buktinya.
 Determinisme: ide bahwa semua kejadian didunia terjadi menurut hukum
teratur dan sebab-sebab. Tujuan penelitian untuk menemukan hukum-hukum
tersebut dan penyebabnya.
 Skeptisme: ide dari siapapun bahkan oleh otoritas tertinggi sekalipun perlu di
analisis dan dikritik.
6. Tahapan metode ilmiah secara umum:
 Merumuskan masalah: masalahnya biasanya dirumuskan berupa pertanyaan
yang harus dijawab, ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan ketika
merumsukan masalah, masalah harus diungkapkan sebagai kalimat
pertanyaan, kata- kata dari masalah harus singkat, ringkas, jelas dan mudah
dimengerti, perumusan masalah harus menajdi masalah yang bisa diselesaikan.
 Mengumpulkan informasi: setelah melakukan perumusan masalah, tahapan
selanjutnya yang harus kita lakukan mengumpulkan informasi atau data.
Biasanya dilakukan dengan observasi maupun studi literatur seperti jurnal
ilmiah, atau penelitian-penelitian lain yang sudah ada sebelumnya.
 Menyusun Hipotesis: Pada tahapan berikutnya, setelah kita melakukan
observasi dan mendapatkan data, maka yang harus dilakukan adalah membuat
hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih
bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya melalui
penelitian.
 Melakukan Percobaan: Untuk menguji kebenaran dari hipotesis atau jawaban
sementara yang telah kita buat di tahapan sebelumnya, maka yang harus kita
lakukan adalah melakukan percobaan atau penelitian. Penelitian harus
dilakukan dengan teliti sehingga didapatkan data yang akurat.
 Menganalisis data: Di tahapan ini, data-data yang telah kita peroleh dari hasil
penelitian lalu dicatat dan diolah ke dalam bentuk grafik atau diagram
sehingga mudah untuk dianalisis.
 Menarik kesimpulan: Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cermat
berdasarkan hasil percobaan, tanpa adanya pengaruh pendapat pribadi.
Kesimpulan merupakan jawaban sebenarnya dari hopitesis yang pernah
diajukan.
 Mengomunikasikan hasil penelitian: Langkah terakhir adalah
mengkomunikasikan mempublikasikan hasil penelitian kepada orang lain
dalam bentuk laporan tertulis atau melalui forum diskusi dan seminar.

7. Kriteria dari metode penelitian ilmiah:


 Berdasarkan fakta: hal-hal yang didapatkan dari penelitian seperti keterangan,
penjalsan atau uraian untuk dilakukan oleh analisanya harus berdasarkan fakta
bukan hayalan perkiran atau legenda.
 Bebas dari prasangka: dimana menggunakan prasangka dan pertimbangan
berdasarkan subjektif tidak termasuk dalam metode ilmiah, oleh karena itu,
didalam penelitian ilmiah harus bersifat bebas dari kedua hal tersebut, serta
menggunakan alasan dan bukti yang lengkap dan menggunakan pembuktian
yang objektif.
 Menggunakan prinsip analisa: digunakan untuk memberikan arti terhadapa
fenomena yang kompleks, dan semua masalah harus dicari penyebab dan
pemecahannnya dengan menggunakan analisa yang logis.
 Menggunakan hipotesa: menjadi pedoman penelitian yang sekaligus pedoman
pemecahan suatu masalah. Selain itu hipotesa inni digunkan untuk membantu
dalamm menentukan data yang harus dikumpulkan sehingga hanya informasi
yang relevan dengan tujuan saja yang harus dikumpulkan.
 Menggunakan ukuran objektiif: harus ada dalam penelitian, karena dalam
penelitian tidak dibenerkan menggunakan metodek fikiran atau perasaan.
 Menggunakan kuantifikasi: ukuran-ukuran yang dapat diperlaukan dengan
kuantifikasi antara lain adalah ton, mm/detik, ohm, kg dan sebagainya.
Kuantifikasi yang paling mudah dengan ukuran nominal, ranking dan rating.

8. Masalah kesehatan dapat diperoleh dengan berbagai cara:


 Laporan-laporan kegiatan dari program kesehatan yang ada
 Survaelens epidemiologi
 Survey kesehatan khusus yang diadakan untuk memperoleh perencanan
kesehatan.
 Hasil kunlap superfisi

Ada ukuran- ukuran yang lazim dalam menilai suatu masalah kesehatan yaitu
mortalitas (angka kematian) dan morbiditas ( angka kesakitan). Dalam hal ini PJK
menjadi suatu masalah kesehatan karena PJK ini menjadi penyakit yang kerap
ditemukan pada masyarakat khususnya kaum lansia. Penyakit Jantung Koroner
(PJK) menjadi penyebab kematian tertinggi pada semua umur setelah stroke,
yakni sebesar 12,9%. Hal ini menunjukkan bahwa PJK memiliki aspek mortalitas
dan morbiditas. Dari seluruh kematian akibat penyakit kardiovaskuler 7,4 juta
(42,3%) di antaranya disebabkan oleh Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan 6,7
juta (38,3%) disebabkan oleh stroke. Pembiayaan penyakit katastropik menurut
data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) bidang Kesehatan tahun 2016,
menghabiskan biaya hampir 14,6 Triliun Rupiah. Sedangkan tahun 2015,
menghabiskan biaya hampir 14,3 Triliun Rupiah. Paling besar biaya adalah untuk
penyakit jantung, dimana terjadi peningkatan pembiayaan dibanding tahun 2015,
yakni sebesar 6,9 Triliun Rupiah (48,25%) menjadi 7,4 Triliun Rupiah (50,7%)
pada 2016. Penyakit Kardiovaskuler sebetulnya dapat dicegah dengan healthy
lifestyle, seperti mengurangi merokok, diet yang sehat, aktivitas fisik dan tidak
menggunakan alkohol. Juga memperhatikan pola makan.

9.
Bertujuan untuk memperlihatkan interaksi dan ketergantungan dengan satu sama
lainnya antara lingkungan, pejamu, agens dan waktu.
STEP 5 (LO/Learning Objectives)

1. Apa yang dimaksud dengan masalah kesehatan?


2. Apa saja kriteria masalah kesehatan?
3. Mencari beberapa rancangan penelitian untuk memecahkan masalah kesehatan,
terutama di bidang epidemiologi.
4. Variabel-variabel dalam suatu penelitian.
5. Menjelaskan hubungan antar variabel.

STEP 6 (Self Study)


Step 7 (Learning Objectives)

Learning Objectives

1. Apa yang dimaksud dengan masalah kesehatan?


2. Apa saja kriteria masalah kesehatan?
3. Mencari beberapa rancangan penelitian untuk memecahkan masalah
kesehatan, terutama di bidang epidemiologi.
4. Variabel-variabel dalam suatu penelitian.
5. Menjelaskan hubungan antar variabel.

Sumber Belajar:

 Symond, D. (2013). Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan dan Prioritas Jenis


Intervensi Kegiatan Dalam Pelayanan Kesehatan di Suatu Wilayah. Jumal Kesehatan
Masyarakat, Maret 2013 - September 2013, Vol, 7, No. 2
 Nasution, S. (2017) ‘Variabel penelitian’, Raudhah, 05(02), pp. 1–9.
 Jekel's Epidemiology, Biostatistics and Preventive Medicine 4th Edition
 Amar-singh et al. (2008) The Medical Research Handbook . Planning a Research
Project . Kuala Lumpur , ISBN :
 Jumal Kesehatan Masyarakat, Maret 2013 - September 2013, Vol, 7, No. 2
 video kuliah DR. dr. Yoga Pamungkas S., M.Med.Ed
 Ugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung, Alfabeta.
2009.
 Nasution, Sangkot. 2017. Variabel Penelitian. Program Studi Pendidikan Guru
Raudhatul Athfal (Pgra) Issn: 2338-2163 - Vol. 05, No. 02 Juli-Desember 2017
 . Jurnal Sosial & Budaya Syar-i FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Vol. 7 No. 3
(2020), pp.227-238, DOI: 10.15408/sjsbs.v7i3.15083
 Principles of Epidemiology in Public Health Practice Third Edition CDC
 Ppt kuliah dr. Ika Primayanti, M.Kes
 Ramadani, F. Et. Al (2017). ANALISIS PROGRAM PEMECAHAN MASALAH
PENYAKIT HIPERTENSI MENGGUNAKAN APLIKASI PROJECTLIBRE DI
PUSKESMAS BENU-BENUA KOTA KENDARI TAHUN 2017. Jurnal kesehatan
masyarakat Universitas Halu Oleo, Mei 2017, Vol. 2, No.6.
 Nasution, S (2017). VARIABEL PENELITIAN. Program studi pendidikan guru
raudhatul athfal (PGRA),02 juli – Desember 2017, Vol 05, No.2.
Jawaban LO

1. Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan hasil dari


berbagai lingkungan yang berifat alamiah maupun buatan manusia, sosial budaya,
prilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. Ukuran umum yang dipakai
angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas). Masalah kesehatan
harus diukur karena terbatasnya sumber daya yang tersedia sehingga sumber daya
yang ada betul-betul dipergunakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang penting
dan emmang bisa diatasi.

Masalah :
• Kesenjangan antara harapan dan kenyataan (target dengan realita).
• Menimbulkan perhatian untuk kita upayakan solusinya.
• Menimbulkan tanggung jawab untuk memperkecil kesenjangan tersebut.
2. Penentuan prioritas dalam penanganan masalah kesehatan dapat dilakukan melalui
beberapa metode

A. Metode Matematika (Pan American Health Organization)

• Menentukan prioritas berdasarkan:

 Magnitude: luasnya skala permasalahan

 Severity: beratnya kerugian yang ditanggung

 Vulnerability: ketersediaan sumberdaya dalam mengatasi permasalahan

 Community and political concern: kepedulian atau dukungan masyarakat

 Affordability: ketersediaan data

B. Metode Delbeque dan Delphi

• Metode Delbeque merupakan metode kulitatif yang ditentukan oleh pakar bidang
masalahan kesehatannya melalui penetapan kriteria yang telah disepakati bersama,
pemberian bobot masalah, dan penentuan skor masalah.

• Metode Delphi merupakan metode yang sama dengan Delbeque, namun terdapat
perbedaan dalam hal dibukanya diskusi dan masing-masing pakar memberikan pendapat
akan prioritas masalah yang nantinya akan didiskusikan lebih lanjut hingga mencapai
kesepakatan.

C. Metode Estimasi Beban Kerugian

• Memerlukan data dan perhitungan hari produktif yang hilang akibat suatu permasalah
tertentu degan menggunakan ukuran DALY (Disease Adjusted Life Year).

D. Metode perbandingan target dan pencapaian program tahunan.


• Membandingkan target yang sebelumnya telah ditetapkan dari suatu program dengan
hasil pencapaian dalam satu tahun.

3. Diagnosa komunitas merupakan upaya yang sistematis yang meliputi upaya


pemecahan masalah kesehatan keluarga sebagai unit primer komunitas masyarakat
sebagai lokus penegakkan diagnosis komunitas. Tujuannya adalah agar
teridentifkasi permasalahan yang mendasar dan menyusun solusi pemecahan masalah
kemudian dicarikan alternatif pemecahan masalah. Diagnosis komunitas diawali
dengan melakukan analisis situasi, identifkasi masalah, penyebab masalah, prioritas
masalah sampai alternatif pemecahan masalah.

Metode penelitian ini menggunakan tahapan diagnosa komunitas yang dimulai


dengan identifkasi masalah/analisis situasi dengan mengumpulkan data primer,
wawancara dan observasi lapangan; penentuan prioritas masalah menggunakan
metode MCUA; menentukan alternatif pemecahan masalah dengan analisis SWOT;
menentapkan prioritas pemecahan masalah menggunakan metode Multiple Criteria
Utility Assesment (MCUA); dan langkah terakhir menentukan aksi pemecahan
masalah.

Hasil analisis analitik menunjukkan beberapa variabel yang diteliti menunjukkan


ada hubungan yang bermakna secara statistik anatara pengetahuan, sikap dan
aktivitas olahraga terhadap kejadian diabetes melitus. Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Domain
kognitif dari pengetahuan mempunyai enam tahapan yaitu tahu, memahami, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Seseorang harus melampaui semua tahap tersebut
untuk mendapatkan perilaku yang diinginkan.

Proses pemecahan masalah diawali dengan menentukan prioritas penyebab masalah


diantara ketiga faktor penyebab masalah menggunakan metode MCUA dengan cara
memberikan skor sesuai kriteria yang ditetapkan, didapatkan faktor penyebab
kejadian diabetes melitus yang diprioritaskan adalah meningkatkan kebiasaan
berolahraga. Tahap selanjutnya dilakukan analisis penyebab masalah
menggunakan konsep epidemiologi yaitu sufficient cause dan necessary cause.
Sufficient cause, merupakan faktor risiko yang menghasilkan penyakit atau
merangsang terjadinyanya penyakit tanpa kehadiran necessary cause, timbulnya
suatu penyakit karena adanya pengaruh. Penyebab rendahnya kebiasaan
berolahraga adalah akibat jadwal dan lokasi yang dianggap tidak sesuai dengan
keadaan masyarakat, kondisi ini diperparah dengan ekonomi yang rendah, tingkat
pengetahuan tentang pentingnya olahraga dan kesadaran berolahraga yang kurang
membuat masyarakat merasa tidak mendapatkan keuntungan secara langsung.

4. Variabel-variable dalam penelitian:


 Variabel Bebas (Independent Variable), predictor, resiko.
Variabel ini mempunyai pengaruh atau menjadi penyebab terjadinya perubahan pada
variabel lain. Sehingga bisa dikatakan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel ini
diasumsikan akan mengakibatkan terjadinya perubahan variabel lain. Variabel bebas atau
independent ini juga biasa disebut sebagai variabel stimulus, pengaruh dab prediktor. Di
dalam pemodalan persamaan struktural, variabel bebas disebut sebagai variabel eksogen.

Contoh: “pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi mahasiswa” maka variabel


bebasnya adalah “motivasi belajar”. Disebut variabel bebas karena variabel ini tidak
bergantung pada variabel lain.

 Variabel Terikat (dependent variable), outcome, criterion.

Variabel terkait atau dependent adalah variabel yang keberadaannya menjadi suatu akibat
dikarenakan adanya variabel bebas. Disebut variabel terkait karena kondisi atau
variasinya terkait dan dipengaruhi oleh variasi variabel lain.

Selain itu ada juga sebutan lain yaitu variabel tergantung, karena variasinya tergantung
pada variasi variabel lain. Kemudian ada juga yang menyebut variabel output, kriteria,
respon, dan indogen.

Contoh variabel dependent: “pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar


siswa” maka yang menjadi variabel terikatnya adalah “prestasi belajar siswa”. Variabel
ini dinamakan sebagai variabel terikat karena tinggi dan rendahnya prestasi siswa itu
tergantung variabel motivasi belajarnya.

 Variabel Kontrol (Control Variable)

Jenis variabel ini merupakan variabel yang dibatasi dan dikendalikan pengaruhnya
sehingga tidak berpengaruh pada gejala yang sedang diteliti, dengan kata lain yaitu
dampak dari variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti. Variabel yang ditetapkan sama yaitu mata pelajaran yang sama misal,
pelajaran kimia. Dengan adanya penetapan variabel kontrol tersebut maka dampak
besarnya pengaruh mengajar terhadap prestasi belajae sisiwa bisa diketahui lebih pasti.

Contohnya, pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar siswa.Variabel bebas


dalam variabel ini adalah metode mengajar, sedangkan variabel terikatnya adalah pretasi
belajar sisiwa.

 Variabel moderator (variabel independen kedua)

Jenis variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi (memperkuat/ memperlemah)


hubungan antara variable independen dengan variabel dependen.

 Variabel intervening (variabel penyela/antara)

Jenis variabel ini merupakan variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan tidak langsung dan
tidak dapat diamati atau diukur.
 Variabel luar (epsilon (ε))

Jenis variabel ini merupakan variabel yang secara teoritis mempengaruhi variabel
dependen/endogen akan tetapi tidak diteliti.

5. HUBUNGAN ANTARA VARIABEL


Dalam membicarakan jenis variabel yang dilihat dari segi perannya telah disinggung tentang
hubungan atau pengaruh dari suatu variabel dengan variabel lain yaitu variabel independent
dengan dependent. Biasanya suatu penelitian ilmiah intinya berupa mencari hubungan atau
pengaruh suatu variabel dengan variabel lain. Namun, perlu dipertegas istilah pengaruh atau
hubungan disini tidak selamanya harus mengandung makna hubungan klausal (sebab akibat)
tetapi mungkin berarti kecenderungan atau arah. Untuk memperdalam tentang pola atau
pengertian pengaruh/hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain, maka perlu
diketahui jenis atau bentuk-bentuk hubungan sebagai berikut:
1. Hubungan simetris yaitu suatu variabel tidak ada hubungan atau dipengaruhi oleh
variabel lain, tetapi antara dua variabel mempunyai kecenderungan atau arah yang
sama. Hubungan ini dapat dibedakan ke dalam empat kelompok:
a. Kedua variabel merupakan indicator sebuah konsep yang sama. Contohnya jumlah
buku/literature yang dimiliki dan jumlah waktu yang dipakai untuk belajar. Keduanya tidak
hubungan sebab akibat atau variabel yang lain tidak berpengaruh kepada yang lain, tetapi
keduanya merupakan indicator tentang kerajinan murid dalam belajar.
b. Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama. Contohnya variabel prestasi
belajar dan prestasi dalam olahraga. Meningkatnya prestasi dalam belajar dibarengi dengan
meningkatnya prestasi dalam olahraga. Sebenarnya, kedua variabel tersebut tidak ada
hubungan atau pengaruh tetapi kedua variabel tersebut disebabkan oleh faktor yang sama
yaitu tingkat kualitas fisik atau keadaan ekonomi orang tua.
c. Kedua variabel saling berhubungan secara fungsional. Umpamanya semakin banyak local
murid semakin banyak guru atau terdapat hubungan antara bidang studi dengan buku bacaan.
d. Kedua variabel mempunyai hubungan secara kebetulan. Umpamanya murid-murid yang
orang tuanya guru sekolah tersebut memiliki prestasi yang baik. Sebenarnya bukan karena
karena orang tuanya menjadi guru lantas prestasi murid tersebut baik, tetapi karena murid itu
rajin dan pintar. Contoh lain seorang anak yang didaftar pada suatu sekolah meninggal
keesokan harinya, sebenarnya meninggalnya bukan karena didaftarkan disekolah itu.
2. Hubungan timbal balik yaitu suatu variabel dapat menjadi sebab sekaligus akibat bagi
variabel lain. Contohnya, pengaruh tingkat pendidikan. Apabila tingkat pendidikan ekonomi
meningkat, maka akan meningkat pula tingkat pendidikan. Pada gilirannya dengan
meningkatnya tingkat pendidikan akan meningkat pula tingkat pertumbuhan ekonomi.
Dengan contoh di atas, dapa memperjelas pula bahwa hubungan timbal balik dimaksudkan
bukan hubungan yang kacau. Maksudnya dalam waktu yang sama kedua variabel saling
mempengaruhi, tetapi yang dimaksud adalah bahwa pada suatu waktu pendidikan dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Tetapi pada waktu yang lain tingkat pertumbuhan
dapat menyebabkan peningkatan pendidikan. Dengan konsep hubungan yang demikian
hubungan timbal balik ini pada waktu tertentu tidak lebih juga merupakan hubungan
asimetris.
3. Hubungan asimetris yaitu suatu hubungan yang menunjukkan adanya antara satu variabel
dengan yang lain atau suatu variabel dipengaruhi oleh variabel yang lain. Hubungan ini
memepunyai beberapa tipe yakni:
a. Hubungan stimulus denga response, seperti hubungan metode mengajar dengan prestasi
belajar dan pengaruh protein dan mineral (gizi) terhadap semangat belajar.
b. Hubungan antara disposisi (kecenderungan) dan response, seperti hubungan minat dengan
prestasi belajar atau hubungan motivasi dengan prestasi belajar. Perlu dipertegas di sini
bahwa disposisi dimaksudkan adalah kecenderungan untuk memberikan response tertentu
dalam situasi tertentu.
c. Hubungan ciri individu dengan disposisi atau tingkah laku seperti hubungan jenis kelamin
dengan jenis olahraga atau keterampilan yang digemari, hubungan tingkat pendidikan dengan
prilaku beragama.
d. Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu, seperti hubungan antara
pembebasan SPP di SD dengan meningkat angka milek huruf atau hubungan antara
penerapan peraturan yang ketat dengan disiplin murid.
e. Hubungan antara dua variabel secara immanent (tetap ada), seperti hubungan antara
banyak anak-anak dengan ramainya suasana (ribut). Keributan (ramai) bekan disebabkan oleh
banyak anak-anak, tetapi ramai itu merupakan ciri dari anak-anak yang banyak. Contoh lain
hubungan antara besarnya organisasi dengan rumitnya peraturan, peraturan yang rumit
sebenarnya bukan akibat dari besarnya oragnisasi tetapi ciri-ciri dari organisasi yang besar.
f. Hubungan antara tujuan dan cara, seperti jumlah jam belajar dengan nilai ujian yang
diperoleh, karena untuk mendapatkan nilai yang baik (tujuan) harus dengan belajar yang
banyak (cara).

Anda mungkin juga menyukai