KELOMPOK 10
Tutor
Pujiarohman, M.Psi., Psikolog
Anggota Kelompok
Ali Ramzi (H1A020006)
Alma Dyah Perwita (H1A020007)
Annisa Yumna Nabiilah (H1A020014)
Baiq Ayu Rahmawati (H1A020018)
Cloresta Shafa Candrasmurti (H1A020024)
Elrica Nadia Rahma (H1A020033)
Jihan Alifa Rahma (H1A020056)
Muhammad Ghifari Rifansha (H1A020068)
Nadia Safira (H1A020072)
R.R. Ditya Mutiara Syifa (H1A020093)
Rifki Ahmad Eka Putra (H1A020100)
1
A. Data Kelompok
Kelompok : 10 (Sepuluh)
Tutor : Pujiarohman, M.Psi., Psikolog
Ketua : Rifki Ahmad Eka Putra (H1A020100)
Sekretaris : Nadia Safira (H1A020072)
Anggota :
Ali Ramzi (H1A020006)
Alma Dyah Perwita (H1A020007)
Annisa Yumna Nabiilah (H1A020014)
Baiq Ayu Rahmawati (H1A020018)
Cloresta Shafa Candrasmurti (H1A020024)
Elrica Nadia Rahma (H1A020033)
Jihan Alifa Rahma (H1A020056)
Muhammad Ghifari Rifansha (H1A020068)
R.R. Ditya Mutiara Syifa (H1A020093)
B. Waktu Pelaksanaan
Tutorial 1 (step 1 – 5)
Hari tanggal : Kamis, 4 November 2021
Waktu : 13.30 – 16.00 WITA
Tutorial 2 (step 6 – 7)
Hari tanggal : Jumat, 5 November 2021
Waktu : 13.30 – 16.00 WITA
2
Skenario 3
Anak pertama Pak Tedjo bernama Bondan, laki-laki berusia 16 tahun. Pak Tedjo dan
istrinya menyadari bahwa sejak 2 tahun terakhir, tinggi badan anaknya bertambah dengan
cepat, ibunya kewalahan menyediakan baju dan sepatu karena ukuranya cepat bertambah. Saat
ini tingginya sudah hampi sama tinggi dengan Pak Tedjo. Bondan mengeluhkan suaranya
bertambah berat dan pecah, sehingga tidak bagus lagi saat mengikuti paduan suara di
sekolahnya. Saat berganti baju di ruang ganti sebelum berolahraga, Bondan menyadari ukuran
alat kelaminnya lebih besar daripada teman sebayanya, dan rambut kemaluannya lebih lebat
dan tebal. Bondan mulai tertarik dengan Wanita. Dia sudah mulai berani menyatakan cinta,
walaupun ditolak. Sejak setahun terakhir, Bondan juga lebih sering mengalami ereksi
diberbagai waktu serta pernah mengalami mimpi indah dimana setelah ia bangun melihat ada
yang basah pada celana dalamnya. Akhirnya karena penasaran, Bondan kemudian menanyakan
apakah hal tersebut normal kepada Pak Tedjo.
Ibu Tedjo sedang cemas memikirkan anak keduanya. Anak keduanya adalah Surti,
perempuan berusia 13 tahun, ia menceritakan pada ibunya bahwa dia sebenarnya ingin
berenang bersama teman-temannya, namun, merasa kurang percaya diri. Saat di ruang ganti,
Surti merasa ukuran payudaranya tidak sebesar payudara teman-temannya, puting susunya
masih terbenam, rambut kemaluan dan ketiaknya tumbuh hanya sedikit, tidak selebat teman-
temannya. Surti sudah haid pertama sekitar satu tahun yang lalu, namun tidak teratur. Sampai
sekarang Ia lebih suka menghabiskan waktu sendiri, hingga akhirnya ibu Tedjo mencoba
menenangkan Surti dengan menjelaskan bahwa ia sedang mengalami pubertas, dimana
perubahan tersebut bertahap, dan kecepatannya bisa berbeda-beda pada masing-masing anak.
Bu Tedjo juga mengingat ia waktu remaja dulu agak terlambat dibandingkan teman seusianya.
3
Step 1 - Clarifying Unfamiliar Terms
Kata Sulit
1. Pubertas
-> Pubertas adalah proses vital berupa serangkaian perubahan hormonal yang menyebabkan
kematangan seksual, perubahan fisik dan emosional terutama pada awal masa remaja.
2. Ereksi
-> Keadaan penis yang membesar, mengeras, dan menegang. Kondisi ini terjadi akibat
timbulnya perubahan otot, saraf, dan pembuluh darah dalam struktur anatomi penis. Kondisi ini
biasanya terjadi saat pria menerima rangsangan seksual baik melalui sentuhan, penglihatan,
suara, atau fantasi seksual
Step 2 – Defining Main Problems
Key Words/Kata kunci
1. Pubertas
2. Perubahan fisik
3. Perubahan hormonal
Step 3 – Brainstorming
Rumusan Masalah
1. Apa saja tanda- tanda pubertas pada remaja laki-laki dan perempuan?
Pria:
➢ Tahapan:
Wanita:
4
➢ Terjadi antara usia 8-13 tahun dengan rerata usia 10 tahun
➢ Tahapan:
a. Tumbuhnya payudara dan terjadi fenomena pacu tumbuh atau growth spurt, dengan
pertambahan tinggi maksimal 9 cm/tahun
c. Menstruasi
eksternal.
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu, diantaranya adalah sifat
jasmaniah yang diwariskan dari orang tua dan kematangan. Secara sepintas pertumbuhan fisik
seolah- olah seperti sudah direncanakan oleh faktor kematangan. Meskipun anak itu diberi
makanan yang bergizi tinggi tetapi pada saat kematangan belum sampai, maka pertumbuhan
akan tertunda.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri anak, yaitu kesehatan, faktor gizi yang
erat hubungannya dengan kondisi sosial ekonomi keluarga dan faktor lingkungan.
1) Perubahan jasmani
Perubahan jasmani yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan yang sangat cepat dari
anggota tubuh ketidak seimbangan tubuh sering berakibat tak terduga pada perkembangan
emosi remaja. 2) Perubahan pola interaksi dengan orang tua
Pola asuh orang tua terhadap remaja sangat bervariasi. Ada yang pola asuhnya menurut apa
yang dianggap terbaik oleh dirinya sendiri saja sehingga ada yang bersifat otoriter, memanjakan
5
anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang penuh cinta kasih. Perbedaan pola asuh orang tua
seperti ini dapat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi remaja.
Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebayanya secara khas dengan
berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama dengan membentuk semacam geng. Faktor yang
sering menimbulkan masalah emosi pada masa ini adalah hubungan cinta dengan teman lawan
jenis.
1) Lingkungan keluarga
Ada sejumlah faktor dari dalam keluarga yang sangat dibutuhkan oleh anak dalam proses
perkembangan sosialnya, yaitu kebutuhan akan rasa aman, dihargai, disayang , diterima dan
kebebasab untuk menyatakan diri. Dengan kata lain, yang sangat dibutuhkan remaja dalam
perkembangan sosialnya adalah kehidupan iklim keluarga yang kondusif. Iklim kehidupan
keluarga mengandung tiga unsur, yakni :
lainnya.
Pada saat pubertas, terjadi perubahan hormonal yang terjadi secara drastis yang menyebabkan
beberapa perubahan pada fisik remaja.
PERUBAHAN HORMONAL PADA PUBERTAS REMAJA LAKI-LAKI
1. GnRH (Gonadotropin-releasing hormone)
Disekreksikan oleh hipotalamus yang menstimulasi hipofisis anterior untuk melepaskan:
Follicle-stimulating hormone (FSH) -> untuk menginisiasi spermatogenesis
6
Luteinizing hormone (LH) – menstimulasi sel-sel intertisial dalam testis yang
memproduksi testosterone
2. Testosteron
Berperan dalam munculnya karakteristik seks sekunder pria, seperti suara yang
lebih dalam, rambut-rambut di wajah, pembesaran otot, dan rambut di badan
Maturasi organ reproduksi pria dan dorongan seksual
Diatur melalui umpan balik negatif
7
8
4. Apakah perbedaan perubahan hormonal pada remaja laki- laki dan perempuan?
Estradiol → suatu hormon yang berkaitan dengan perkembangan buah dada, rahim dan
kerangka pada anak-anak perempuan Estradiol meningkat 8 kali pada anak perempuan dan 2
kali pada anak laki-laki Perubahan hormon dan perubahan tubuh terjadi rata-rata 2 tahun lebih
awal pada perempuan (usia 10½ tahun) daripada laki-laki (12 t½ tahun). Kelenjar pituitary
memproduksi dua hormon, yaitu hormon pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan
besarnya individu, hormon gonadotropik yang merangsang gonad untuk meningkatkan
aktivitasnya. Sebelum datangnya masa puber, jumlah hormon gonadotropik bertambah secara
bertahap, demikian pula kepekaan gonad terhadap hormon gonadotropik. Dalam keadaan itulah
terjadinya perubahan-perubahan masa puber.
b. Peranan Gonad
Seiring pertumbuhan dan perkembangan gonad, bertambah besarlah organ-organ seks, yaitu
ciri-ciri seks primer dan fungsinya pun menjadi matang. Begitu pula ciri-ciri seks sekunder
seperti
berkembangnya rambut kemaluan secara umum peristiwa pubertas disebabkan oleh pengaruh
hormon dan dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior (adenohiposis) sebagai respons
terhadap stimulasi dari hipotalamus.
9
Stimulasi gonad memiliki fungsi ganda, yaitu:
Perubahan sekunder adalah perubahan yang tampak dari luar, perubahan fisik sebagai ciri seks
sekunder yang terlihat dari luar terjadi selama pubertas adalah perubahan yang menyertai ciri
seks primer.
• otot menguat,
• tulang wajah memanjang dan membesar tidak tampak seperti anak kecil lagi,
• suara menjadi besar/berat, laring laki-laki semakin tumbuh besar saat puber, pita
suara akan tumbuh lebih panjang dan tebal
10
• kulit dan rambut mulai berminyak,
Perubahan fisik pada remaja terjadi karena pertumbuhan fisik termasuk pertumbuhan organ-
organ reproduksi (organ seksual) menuju kematangan. Perubahan fisik juga dapat dilihat dari
perubahan kejiwaan. Secara emosi, remaja lebih sensitif seperti mudah menangis, cemas,
frustasi, dan tertawa. Kemudian secara intelegensia, remaja mampu berpikir abstrak, dan
senang memberikan kritik. Namun di antara itu semua yang penting diperhatikan adalah
keingintahuan anak remaja terhadap hal yang baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-
coba termasuk perilaku seks pranikah.
a.Pinggul yang membesar dan membulat sebagai akibat membesarnya tulang pinggul
dan berkembangnya lemak bawah kulit.
b.Buah dada dan puting susu semakin tampak menonjol, dan dengan berkembangnya
kelenjar susu, payudara menjadi semakin lebih besar dan lebih bulat lagi.
c.Tumbuhnya rambut di kemaluan, ketiak, lengan dan kaki, dan kulit wajah. Semua
rambut, kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi
lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting.
d.Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang poripori bertambah
besar. Suara dari suara kanak-kanak menjadi merdu (melodious), suara serak dan suara
yang pecah jarang sekali terjadi.
e. Kelenjar keringat lebih aktif, dan kulit lebih menjadi kasar dibanding kulit anak-anak.
Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat.
g. Otot semakin kuat dan semakin besar, terutama pada pertengahan dan menjelang
akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai kaki.
11
7. Bagaimana perkembangan fisik dan emosional pada masa remaja?
Salah satu bagian penting dari perubahan perkembangan dalam masa pubertas ini ialah
perkembangan aspek kognisi sosial remaja, yakni kecenderungan remaja untuk menerima dunia
(dan dirinya sendiri) dari perspektifnya mereka sendiri yang disebut dengan egosentrisme.
Dalam hal ini, remaja mulai mengembangkan suatu gaya pemikiran egosentris, dimana mereka
lebih memikirkan tentang dirinya sendiri dan seolah-olahmemandang dirinya dari atas. Remaja
mulai berpikir dan menginterpretasikan kepribadian dengan cara sebagaimana yang dilakukan
oleh para ahli teori kepribadian berpikir dan menginterpretasikan kepribadian, dan memantau
dunia sosial mereka dengan cara-cara yang unik. Selain itu, perkembangan remaja mempunyai
pengaruh yang besar terhadap relasi antara orang tua dengan remaja.Salah satu ciri yang
menonjol dari remaja yang mempengaruhi relasinya adalah perjuangan untuk memperoleh
otonomi, baik secara fisik maupun psikologis. Dalam hal ini, peran orang tua dan keluarga
dianggap oleh sebagian besar para remaja sebagai tembok penghalang kebebasan dan cara
pandang remaja, sehingga remaja umumnya banyak meluangkan waktu dengan teman sebaya
yang dianggap lebih penting dari segalanya. “Remaja (adolescence) diartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis,
kognitif dan sosial-emosional. Dalam kebanyakan budaya, usia remaja dimulai pada sekitar 10
—13 tahun dan berakhir kira-kira usia 18—22 tahun”. Pernyataan diatas menunjukan bahwa
proses transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa merupakan keharusan dalam perjalanan
kehidupan manusia. Karena dengan demikian, manusiaakan menemukan dirinya sejalan
rentang usia dan perkembangan serta pertumbuhan fisiknya. Perkembangan lebih lanjut, istilah
adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental,
emosional,sosial dan fisik. Tidak heran jika pada masa ini, remaja umumnya mengalami masa-
masa kebingungan mengenai perkembangan dan pertumbuhan fisik secara lebih cepat, dimana
hal-hal yang sebelumnya belum pernah dirasakan kini melanda setiap individu dan remaja
lainnya yang sebaya. Seperti yang terjadi pada remaja wanita, yaitu mulai mengalami fase
menstruasi dan pada remaja pria mulai mengalami mimpi basah. Ketika hal tersebut terjadi
untuk pertama kali, para remaja cukup mengalami kebingungan, ketakutan, dan mengalami rasa
malu. Namun, pada satu sisi mereka ingin diperhatikan dan diperhitungkan akan eksistensinya
sebagai individu yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan anggota keluarga dan
masyarakat lainnya.
12
Puberty (pubertas) adalah periode dalam kehidupan di mana terjadi kematangan organ-organ
seks mencapai tahap menjadi fungsional. Terdapat variasi yang jelas sekali diantara individu-
individu yang berbeda; akan tetapi pada umumnya usia bagi akhir periode ini diberikan sebagai
berikut: untuk anak gadis ialah usia tiga belas tahun dan pada anak laki empat belas tahun.
Pubertas (puberty) ialah suatu periode dimana kematangan kerangka dan seksual terjadi dengan
pesat terutama pada awal masa remaja.Kematangan seksual merupakan suatu rangkaian dari
perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja, yang ditandai dengan perubahan pada
ciri-ciri seks primer (primary sex characteristics) dan ciri-ciri seks sekunder (secondary sex
characteristics). Meskipun perkembangan ini biasanya mengikuti suatu urutan tertentu, urutan
dari kematangan seksual tidak sama pada setiap anak dan terdapat perbedaan individual dalam
umur dari perubahan-perubahan tersebut.
Masa puber atau remaja inilah yang berlangsung paling lama diantara fase yang lain dan
merupakan inti seluruh masa pemuda. Karena itu, masa pemuda sering juga disebut masa
remaja. Anak perempuan disebut gadis remaja dan anak laki-laki disebut bujang remaja atau
remaja saja. Perkembangan Seksualitas Fenomena kehidupan remaja yang sangat menonjol
adalah terjadinya peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas.Hal ini ditunjukan
dengan aktivitasnya yang sudah mulai tertarik terhadap lawan jenis dan mulai mengungkapkan
perasaannya melalui tindakannya untuk memikat pasangannya tersebut. Terjadinya peningkatan
perhatian remaja terhadap kehidupan seksual ini sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan-
perubahan fisik selama periode pubertas. Terutama kematangan organ-organ seksual dan
perubahanperubahan hormonal, mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual dalam
diri remaja. Dorongan seksual remaja ini sangat tinggi, dan bahkan lebih tinggi dari dorongan
seksual orang dewasa.Sebagai anak muda yang belum memiliki pengalaman tentang seksual,
tidak jarang dorongan-dorongan seksual ini menimbulkan ketegangan fisik dan psikis. Remaja
memasuki usia subur dan produktif. Artinya secara fisiologis, mereka telah mencapai
kematangan organ-organ reproduksi, baik remaja laki-laki maupun remaja wanita.Kematangan
organ-organ reproduksi tersebut, mendorong individu untuk melakukan hubungan sosial baik
dengan sesama jenis maupun dengan lawan jenis.Mereka berupaya mengembangkan diri
melalui pergaulan, dengan membentuk teman sebayanya (peergroup). Pergaulan bebas yang
tidak terkendali secara normatif dan etika/moral antarremaja yang berlainan jenisakan berakibat
pada terjadinya hubungan seksual diluar nikah
13
8. Bagaimana proses oogenesis yang terjadi pada saat pubertas pada wanita?
15
lebih dari satu anak yang berkembang dalam setiap kehamilan. Folikel tunggal tersebut
mencapai diameter 1 sampai 1,5 cm pada saat ovulasi dan disebut folikel matang.
Ovulasi
Ovulasi pada perempuan dengan siklus seks perempuan normal 28 hari terjadi pada 14 hari
sesudah menstruasi dimulai. Tidak lama sebelum ovulasi, dinding luar folikel yang menonjol
membengkak dengan cepat, dan daerah kecil pada bagian tengah kapsul folikular, yang disebut
stigma, menonjol seperti puting. Kira-kira 30 menit kemudian, cairan mulai merembes dari
folikel melalui stigma, dan sekitar 2 menit kemudian, stigma akan robek cukup besar,
menyebabkan cairan yang lebih kental, yang menempati bagian tengah folikel, mengalami
evaginasi keluar. Cairan kental ini membawa bersamanya ovum yang diselubungi oleh massa
terdiri dari beberapa ribu sel granulosa kecil, disebut korona radiata.
Lonjakan LH Penting dalam Ovulasi. LH diperlukan untuk pertumbuhan akhir folikel
dan ovulasi. Tanpa hormon ini, walaupun FSH tersedia dalam jumlah besar, folikel tidak akan
berkembang ke tahap ovulasi. Sekitar 2 hari sebelum ovulasi (karena alasan yang masih belum
dimengerti seluruhnya, tetapi akan dibahas lebih detail di bab in, kecepatan sekresi LH oleh
kelenjar hipofisis anterior meningkat dengan pesat, menjadi 6 sampai 10 kali lipat dan
mencapai puncaknya sekitar 16 jam sebelum ovulasi. FSH juga meningkat kira-kira dua sampai
tiga kali lipat pada saat bersamaan,dan FSH dan LH akan bekerja secara sinergistik
menyebabkan pembengkakan folikel yang berlangsung cepat selama beberapa hari sebelum
ovulasi. LH juga mempunyai efek khusus terhadap sel granulosa dan sel teka, yaitu mengubah
kedua jenis sel tersebut terutama menjadi sel penyekresi progesteron. Oleh karena itu,
kecepatan sekresi estrogen mulai menurun kira-kira 1 hari sebelum ovulasi, sementara
progesteron yang meningkat mulai disekresi.
Kira-kira setiap 28 hari, hormon gonadotropik kelenjar hipofisis anterior menyebabkan
sekitar 8 sampai 12 folikel baru mulai berkembang di ovarium. Satu dari folikel ini akhirnya
menjadi "matang" dan berovulasi pada hari ke-14 siklus seks. Selama pertumbuhan folikel
disekresi terutama estrogen. Sesudah ovulasi, sel-sel sekretorik pada folikel berovulasi
berkembang menjadi korpus luteum yang menyekresi sejumlah besar kedua hormon utama
perempuan, progesteron dan estrogen. Dua minggu kemudian, korpus luteum berdegenerasi,
sedangkan hormon ovarium yaitu estrogen dan progesteron akan sangat berkurang jumlahnya
dan akan terjadi menstruasi. Keadaan ini diikuti dengan siklus ovarium yang baru.
Oogenesis melibatkan tiga fase kunci: proliferasi, pertumbuhan, dan pematangan, di
mana PGC berkembang menjadi oosit primer, oosit sekunder, dan kemudian menjadi ootid
matang.
9. Bagaimana proses spermatogenesis yang terjadi pada saat pubertas pada laki-laki?
Proses spermatogenesis adalah pembentuk sel sperma di dalam testis. Tahap-tahap proses
spermatogenesis yang perlu diketahui, yakni sebagai berikut:
Tahap pertama
16
Spermatogonia diploid terletak di tubulus seminiferus yang mencakup dua kali jumlah
total kromosom. Setelah itu, replikasi secara mitosis akan terjadi sebelum metode
meiosis satu untuk membuat 46 pasang kromatid saudara.
Tahap kedua
Pada tahap ini memungkinkan kromatid untuk melakukan pertukaran informasi genetik
melalui proses sinapsis. Biasanya, proses ini dilakukan sebelum membelah menjadi
spermatosit haploid melalui meiosis.
Tahap ketiga
Dalam pembelahan ini, dua sel anak baru selanjutnya akan membelah menjadi 4
spermatid. Sel tersebut akan memiliki kromosom unik yang jumlahnya kira-kira sekitar
setengah dari spermatogonium asli.
Tahap terakhir
Pada tahap ini, sel akan bergerak dari lumen testis ke epididimis. Proses
spermatogenesis ini ditandai dengan sel yang sudah dewasa dan berkembang menjadi
empat sel sperma dengan pertumbuhan mikrotubulus pada sentriol untuk
mengembangkan aksonema.
Sentriol yang tersisa akan memanjang dan berkembang menjadi ekor sperma. Disinilah
sel-sel tersebut kemudian diubah menjadi sel sperma melalui proses spermatogenesis,
yang merupakan fase terakhir.
Secara umum gangguan pubertas dibagi menjadi dua yaitu: pubertas prekoks (prematur) dan
gangguan pubertas tarda (delayed).
1.Pubertas prekoks adalah timbulnya ciri-ciri seksual sekunder sebelum usia 8 tahun pada anak
perempuan dan sebelum usia 9 tahun pada anak laki-laki.
suatu keadaan dimana masa pubertas anak terjadi lebih awal pada umumnya, yaitu sekitar umur
9-14 tahun pada anak perempuan dan usia 10-17 tahun pada anak laki-laki. Kondisi ini terjadi
dipicu oleh otak secara spontan atau dikarenakan pengaruh bahan kimia dari luar tubuh dan
biasanya proses ini dimulai diakhir-akhir masa kanak-kanak (kurang dari umur 9 tahun) dengan
17
ditandai munculnya tanda-tanda kematangan organ reproduksi lebih awal dan telah berakhirnya
masa pertumbuhan. Pubertas yang lebih awal ini bisa merupakan bagian dari variasi
perkembangan normal seseorang, namun bisa pula merupakan penyakit atau paparan hormon
pertumbuhan yang tidak normal. Dan penyebabnya masih belum diketahui secara pasti sampai
dengan saat ini.
Pubertas Prekoks dominan terjadi pada anak-anak perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini
dimungkinkan karena Pubertas Prekoks membawa sifat genetik yang autosomal dominan dan
lebih sering akibat paparan hormon estrogen dini pada usia bayi. Untuk anak perempuan sering
diakibatkan etiologi yang idiopatik dan sebaliknya pada anak laki-laki secara signifikan
terbanyak diakibatkan adanya penyakit pada otak.
Gejala klinis yang terjadi pada anak perempuan apabila dialami pada usia kurang dari 9 tahun :
• Payudara membesar.
• Mulainya menstruasi.
• Tumbuh jerawat.
• Suara memberat
• Tumbuh jerawat
Pubertas dini dikenal memiliki dua jenis perkembangan yang berbeda, yaitu:
1. Pubertas dini sentral– merupakan jenis pubertas dini yang umum terjadi dan ditandai dengan
sekresi hormon gonad oleh kelenjar pituitari di otak yang terlalu cepat, sehingga memicu
aktivitas testis dan ovarium untuk memproduksi hormon seks dan menyebabkan proses
pubertas terjadi lebih awal.
2. Pubertas dini perifer– merupakan jenis pubertas dini yang jarang terjadi. Hal ini ditandai
dengan produksi hormon seks oleh organ reproduksi namun tanpa aktivitas kelenjar otak. Hal
ini merupakan pertanda adanya masalah pada organ reproduksi, kelenjar adrenal, atau kelenjar
tiroid yang tidak aktif.
Pubertas dini juga akan menyebabkan anak sulit beradaptasi secara emosional dan sosial.
Masalah kepercayaan diri atau merasa kebingungan paling sering dialami oleh anak perempuan
yang mengalami pubertas dini karena perubahan fisiknya. Selain itu, perubahan perilaku dapat
terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan akibat perubahan mood, dan cenderung lebih
19
cepat marah. Anak laki-laki dapat cenderung menjadi agresif dan memiliki dorongan seks yang
tidak sesuai dengan usianya.
2. Pubertas tarda atau pubertas terlambat adalah tidak ditemukannya ciri-ciri seksual sekunder
pada anak perempuan berusia 13 tahun dan anak laki-laki berusia 16 tahun.
Pubertas Terlambat atau pubertas tarda yaitu tidak muncul sama sekali karakteristik seksual
sekunder sebelum usia 13 tahun, menars tidak ada setelah mencapai usia 18 tahun.
Penyebabnya karena ada gangguan di daerah hipotalamus, atau adanya penyakit sistemik,
kurang gizi, atau gangguan fungsi endokrin yang lain.
Pada anak laki-laki, pubertas terlambat lebih sering terjadi dan didefinisikan sebagai
• waktu lebih dari 5 tahun antara mulai perkembangan genital hingga sempurna
• waktu lebih dari 5 tahun antara mulai pertumbuhan payudara hingga menstruasi
Kromosomal, kelainan genetik dan sindrom: defek sintesis enzim androgen, sindrom
insensitivitas androgen partial dan komplet, sindrom 46.XX, 47.XYY, galaktosemia. Sindrom
Klinefelter (47.XXY), campuran 45. X/46, disgenesis XY, sindrom multipel X-Y, sindrom
multipel Y, distropia miotonik, sindrom Noonan, disgenesis gonadal 46 XY murni, defisiensi a
reduktase, sindrom ovari resisten, sindrom Turner.
20
Defisiensi gonadotropin kongenital berhubungan dengan kelainan-kelainan dari serebral,
hipotalamus atau terganggunya fungsi hipofise atau kelainan yang terisolasi. Kelainan
kongenital dari formasi hipotalamus-hipofise berupa kelainan-kelainan midline. Terganggunya
fungsi hipotalamus secara congenital berhubungan dengan disfungsi neuroendokrin,
diantaranya sindrom Prader-Willi dan sindrom Laurence-Moon-Biedl. Defisiensi gonadotropin
juga berhubugan dengan anosmia pada sindrom Kallmann.
Penderita dengan defisiensi GH-isolated akan diikuti dengan pubertas terlambat, disamping itu
terjadi gangguan sekresi dari tirotropin, adrenocorticotropic hormon (ACTH) dan gonadotropin.
Kebanyakan pasien mengalami penyakit idiopatik dan kelihatan sebagai remaja dengan gagal
pertumbuhan. Defisiensi GH-isolated yang idiopatik kebanyakan dari tipe hipopituarisme
selama remaja dan kejadiannya 1:4000 kelahiran. Beberapa penderita dengan keterlambatan
pertumbuhan dan perkembangan karena adanya gangguan sekresi GH
Defisiensi gonadotropin tanpa disertai gangguan hormon lain pada hipofise anterior
kebanyakan merupakan kelainan genetik. Seperti defek pada bulbus olfaktorius (sindrom
Kallmann). Defisiensi dari gonadotropin bervariasi dalam bentuk klasik, rendahnya kadar FSH
dan LH dan tidak adanya tanda maturasi hormon.
Sindrom Prader Willi : terjadi secara sporadik dan berhubungan hipotonia fetal dan infantil,
perawakan pendek, obesitas masif, wajah yang khas dengan mata berbentuk almond-shape,
tangan dan kaki kecil, retardasi mental, dan emosi yang tidak stabil, menarche yang lambat
21
pada perempuan, mikropenis dan kriptorkismus pada pria. sering terjadi osteoporosis pada
pasien ini selama usia remaja, tapi terapi penggantian dengan hormon steroid dengan indikasi
dapat membantu.
Keadaan sistemik yang sering dijumpai oleh pubertas terlambat adalah, seperti gagal ginjal,
hipotiroid, anoreksia nervosa, penyakit radang usus dan penyakit celiac, infeksi berulang dan
penyakit neoplasma, penyakit psikosomatik yang serius
Perubahan fisik sebagai ciri seks sekunder yang terlihat dari luar terjadi selama pubertas
adalah perubahan yang menyertai ciri seks primer. Perempuan tampak pertumbuhan payudara,
tumbuh bulu-bulu halus di sekitar ketiak dan vagina, pinggul melebar; keringat bertambah
banyak, kulit mulai berminyak, pantat bertambah lebih besar dan pertumbuhan tinggi badan
yang pesat. Sedangkan pada pria terjadi pertambahan tinggi badan yang cepat, tumbuh jakun,
tumbuh rambut-rambut di ketiak, sekitar muka dan sekitar kemaluan, penis dan buah zakar
membesar, suara menjadi besar; keringat bertambah banyak, kulit dan rambut mulai berminyak.
Hasil penelitian ini menunjukkan perubahan fisik yang dialami remaja selama menjalani
masa pubertas berupa tinggi badan yang cepat, perubahan suara, tumbuh jakun dan rambut di
ketiak dan sekitar muka pada remaja laki-laki. Remaja perempuan terlihat payudara dan
pinggul membesar. Remaja laki-laki dan perempuan juga mengalami keringat yang berlebihan
dan jerawat di wajah. Kulit berminyak tampak ketika wawancara. Remaja selama menjalani
masa pubertas terjadi peningkatan dorongan seksual sebagai akibat dari perubahan hormonal
yaitu gonadotrofik yang diproduksi oleh kelenjar hypothalamus.
Pubertas yang datang lebih cepat pada anak-anak bisa menjadi tanda adanya gangguan
kesehatan pada anak. Hipotiroidisme menjadi salah satu penyebab anak mengalami pubertas
lebih cepat.
Melansir Psychology Today, lingkungan yang dapat menyediakan pangan yang baik bagi anak
menjadi salah satu faktor yang membuat anak alami pubertas lebih cepat. Ketersediaan
makanan dan status gizi anak memengaruhi kemampuan reproduksi seseorang. Kekurangan
gizi membuat seseorang alami pubertas lebih lambat. Begitu juga dengan kelebihan gizi dapat
membuat anak alami masa pubertas lebih cepat daripada anak lainnya yang mendapatkan gizi
seimbang.
Bahan kimia dalam produk perawatan tubuh yang digunakan anak-anak berisiko untuk
meningkatkan hormon estrogen yang mempercepat pubertas. Pilihlah produk perawatan tubuh
bagi anak yang aman dari kandungan bahan kimia agar kesehatan anak tetap terjaga.
4. Faktor Keluarga
23
pubertas yang datang lebih awal bisa disebabkan oleh faktor keluarga yang kurang harmonis.
Pengalaman kehidupan awal yang buruk dan orangtua yang sering memperlihatkan kekerasan
dapat mempercepat proses pubertas seorang anak.
Pubertas berarti awal kehidupan seks dewasa, sedangkan menarke berarti permulaan
siklus menstruasi. Periode pubertas terjadi karena peningkatan berangsur-angsur sekresi
hormon gonadotropin oleh hipofisis, dimulai pada sekitar tahun kedela lapan kehidupan, seperti
diperlihatkan pada Gambar 81-11, dan biasanya mencapai puncak pada awal pubertas dan
menstruasi, yaitu antara usia 11 dan 16 tahun pada In the female, anak perempuan (rata-rata 13
tahun).
Pada perempuan seperti halnya laki-laki, kelenjar hipofisis dan ovarium infantil mampu
menjalankan fungsi penuh apabila dirangsang secara tepat. Akan tetapi, seperti juga pada laki-
laki, dan karena alasan yang masih belum diketahui, hipotalamus tidak menyekresi jumlah
GnRH yang bermakna selama masa kanak-kanak. Eksperimen menunjukkan bahwa
24
hipotalamus mampu menyekresi hormon ini, tetapi tidak ada sinyal yang tepat dari beberapa
daerah otak yang lain yang menyebabkan terjadinya sekresi. Oleh karena itu, kini diyakini
bahwa timbulnya pubertas dirangsang oleh berbagai proses pematangan yang berlangsung di
tempat lain di otak, kemungkinan di suatu tempat di sistem limbik.
25
Dua sampai 3 hari sebelum menstruasi, korpus luteum mengalami regresi sampai
hampir berinvolusi total dan sekresi estrogen, progesteron, serta inhibin dari korpus luteum
berkurang menjadi sangat rendah. Hal ini melepaskan hipotalamus dan hipofisis anterior dani
efek umpan balik negatif hormon-hormon tersebut. Oleh karena itu, kira-kira satu hari
kemudian, sekitar waktu dimulainya menstruasi, sekresi FSH oleh hipofisis mulai meningkat
kembali, sebanyak dua kali lipat; selanjutnya, beberapa hari sesudah dimulainya menstruasi,
sekresi LH juga sedikit meningkat. Hormon-hormon ini merangsang pertumbuhan folikel
ovarium yang baru dan meningkatkan secara progresif sekresi estrogen kira-kira 12,5 sampai
13 hari sesudah dimulainya siklus seks bulanan perempuan yang baru. Selama 11-12 hari
pertama pertumbuhan folikel ini, kecepatan sekresi gonadotropin, FSH dan LH, akan berkurang
sedikit akibat efek umpan balik negatif terutama dari estrogen, pada kelenjar hipofisis anterior.
Kemudian, tiba-tiba terjadi peningkatan bermakna sekresi LH, dengan sedikit peningkatan
FSH. Ini adalah lonjakan LH dan FSH praovulasi, yang akan diikuti oleh ovulasi.
3. Lonjakan LH dan FSH Praovulasi Menyebabkan Terjadinya Ovulasi.
Kurang lebih 11% sampai 12 hari sesudah mulainya siklus bulanan, penurunan jumlah
sekresi FSH dan LH terhenti secara mendadak. Diperkirakan bahwa kadar estrogen yang tinggi
pada saat ini (atau dimulainya sekresi progesteron oleh folikel) mengakibatkan efek
perangsangan umpan-balik positif pada hipofisis anterior, seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, yang menyebabkan terjadinya lonjakan hebat pada sekresi LH dan juga sedikit
peningkatan FSH. Apa pun penyebab dari lonjakan FSH dan LH praovulasi ini, kelebihan LH
tersebut menyebabkan terjadinya ovulasi dan diikuti perkembangan serta sekresi oleh korpus
luteum. Dengan demikian, sistem hormon memulai putaran sekresinya yang baru sampai saat
ovulasi yang berikutnya.
Siklus Anovulasi—Sildus Seks pada Pubertas
Bila lonjakan LH praovulasi tidak cukup besar, ovulasi tidak akan berlangsung, dan
siklus disebut sebagai "anovulatorik." Fase-fase siklus seks terus berlanjut, tetapi berubah
dengan cara berikut ini. Pertama, tidak adanya ovulasi menyebabkan korpus luteum gagal
berkembang, sehingga hampir tidak ada sekresi progesteron selama bagian akhir sildus. Kedua,
siklus memendek beberapa hari, tetapi ritmenya terus berlanjut. Oleh karena itu, mungkin
progesteron tidak dibutuhkan untuk mempertahankan siklus itu, walaupun dapat mengubah
ritmenya. Beberapa siklus yang pertama setelah awal pubertas biasanya bersifat anovulatorik,
demikian juga siklus yang terjadi beberapa bulan bahkan beberapa tahun sebelum menopause,
mungkin karena lonjakan LH tidak cukup kuat pada saat tersebut untuk menyebabkan
terjadinya ovulasi.
4. Apakah perbedaan perubahan hormonal pada remaja laki- laki dan perempuan?
Hormon reproduksi mulai diproduksi dan berkerja mulai sejak memasuki masa remaja atau
masa pubertas. Saat itu, hormon-hormon ini memengaruhi perubahan fisik saat memasuki masa
pubertas, seperti payudara yang mulai membesar pada anak perempuan dan dada yang lebih
bidang pada anak laki-laki.
26
Bagi anak laki-laki, hormon testosteron akan mulai diproduksi dan menyebabkan
berkembangnya ukuran penis dan testis. Selain itu tubuh laki-laki juga akan tumbuh lebih
tinggi, tulang dada melebar, dan massa otot membesar. Hormon tersebut juga akan mulai
memproduksi sperma, yang berfungsi sebagai sel reproduksi laki-laki.
Pada anak perempuan, indung telur akan membesar dan tubuh akan mulai memproduksi dua
hormon: estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini akan mempengaruhi pertumbuhan
payudara, vagina, rahim serta tuba fallopi. Tinggi dan bentuk tubuh juga akan mulai
berkembang dan lemak akan membentuk tubuhmu terutama di bagian pinggang, pinggul, dan
bokong. Pada tahap akhir pubertas, perempuan akan mengalami menstruasi. Setelah pubertas
selesai, hormon estrogen dan progesteron akan berfungsi mengendalikan siklus menstruasimu.
Hormon reproduksi FSH diproduksi di kelenjar pituitari, yaitu kelenjar di otak yang berukuran
sebesar kacang polong. Hormon ini memiliki peranan penting terhadap perkembangan seksual
seseorang.
Selain memengaruhi perubahan fisik saat memasuki masa pubertas, hormon FSH pada wanita
juga memiliki peran terhadap proses pembentukan sel telur di ovarium serta turut
mengendalikan siklus menstruasi. Sementara pada pria, hormon FSH berfungsi untuk
mengendalikan produksi sperma dan perkembangan organ kelamin.
Hormon LH juga diproduksi di kelenjar pituitari dan kerjanya saling melengkapo dengan
hormon FSH. Pada wanita, hormon reproduksi ini memengaruhi kerja ovarium, pelepasan sel
telur (ovulasi), siklus menstruasi, dan kesuburan. Sementara pada pria, LH merangsang
produksi testosteron, yang memengaruhi tingkat produksi sperma pria.
3. Hormon testosteron
Kadar hormon testosteron pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita. Hormon ini akan
mengalami peningkatan selama masa pubertas, kemudian mulai menurun sejak memasuki usia
30 tahun.
Fungsi hormon testosteron pada pria antara lain mengendalikan gairah seksual, produksi
sperma, kepadatan tulang, dan juga massa otot, sehingga hormon ini mampu memengaruhi
perubahan fisik dan emosional pria secara signifikan.
27
Sementara itu, fungsi hormon testosteron pada wanita adalah mengontrol suasana hati dan
gairah seksual, menjaga tulang tetap kuat, meringankan nyeri, dan menjaga kemampuan
berpikir.
4. Hormon estrogen
Kadar hormon estrogen pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria. Hormon estrogen pada
wanita memiliki peran penting dalam perkembangan seksual saat masa pubertas. Selain itu,
hormon ini juga berperan mengendalikan pertumbuhan dinding rahim selama siklus menstruasi
dan masa awal kehamilan, serta mengatur berbagai proses metabolisme, termasuk pertumbuhan
tulang dan kadar kolesterol. Sementara pada pria, salah satu fungsi estrogen adalah mengontrol
kesehatan sperma. Namun, jika kadar estrogen pada pria terlalu tinggi, dapat terjadi penurunan
kualitas sperma dan disfungsi ereksi.
Peristiwa mimpi basah adalah peristiwa ejakulasi atau keluarnya air mani saat tidur. Tanda dan
ciri-ciri perubahan primer ini terjadi saat testis serta salurannya (uretra) terisi penuh sperma.
Mimpi basah biasa dialami semua anak laki-laki menjelang dewasa. Kondisi ini menunjukkan
seorang laki-laki siap melakukan proses reproduksi. Dia sudah mampu membuahi sel telur yang
sudah matang hingga terjadi kehamilan.
• kulit penis dan kantung buah zakar menjadi berwarna lebih gelap
28
• munculnya rambut ketiak
• tumbuh bulu-bulu halus disekitar ketiak dan vagina, Faktor yang mempengaruhi
proses tersebut adalah perubahan hormonal. Luteinizing hormon (LH) yang
disekresikan oleh kelenjar hipofisis memicu pubertas dan pertumbuhan rambut
baik pada remaja laki-laki maupun perempuan. LH kemudian akan menstimulasi
produksi hormon testosteron yang juga terlibat dalam perkembangan seksual.
Hormon lain yang berperan adalah androgen baik pada remaja laki-laki maupun
perempuan.
29
• pantat bertambah lebih besar, Ketika hormon estrogen meningkat, yang terjadi
adalah kenaikan berat badan sehingga memicu penumpukan lemak di beberapa
bagian tubuh, seperti pinggul dan bokong
pembentukan identitas diri merupakan proses yang panjang dan kompleksyang membutuhkan
kontinuitas dari masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang dari kehidupan individu. Hal
ini akan membentuk kerangka berpikir untuk mengorganisasikan dan mengintegrasikan
perilaku ke dalam berbagai bidang kehidupan (Soetjiningsih, 2007: 47). Dengan demikian
individu dapat menerima dan menyatukan kecenderungan pribadi, bakat, dan peran-peran yang
diberikan baik oleh orangtua, teman sebaya maupun masyarakat yang pada akhirnya dapat
memberikan arah tujuan dan arti dalam kehidupan mendatang. Remaja adalah pribadi yang
sedang berkembang menuju kematangan diri, kedewasan.Untuk itu, remaja perlu membekali
diri dengan pandangan yang benar tentang konsep diri. Remaja perlu menjadi diri yang efektif
agar dapat mempengaruhi orang lain untuk memiliki konsep diri yang positif. Remaja perlu
menjadi diri yang mampu menciptakan interaksi sosial yang saling mempercayai, saling
terbuka, saling memperhatikan kebutuhan teman, dan saling mendukung. Konsep diri adalah
gagasan tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang
terhadap dirinya sendiri. Konsep diri terdiri atas bagaimana cara kita melihat diri sendiri
sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan
diri sendiri menjadi manusia yang kita harapkan (Desmita, 2010:164). Setiap individu pada
dasarnya dihadapkan pada suatu krisis.Krisis itulah yang menjadi tugas bagi seseorang untuk
dapat dilaluinya dengan baik.Pada diri remaja yang sedang mengalami krisis berarti
menunjukan dirinya sedang berusaha mencari jati dirinya. Agoes Dariyo (2004:80)
mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan krisis (crisis) ialah suatu masalah yang berkaitan
dengan tugas perkembangan yang harus dilalui oleh setiap individu, termasuk remaja.
Keberhasilan menghadapi krisis akan meningkatkan dan mengembangkan kepercayaan dirinya,
berarti mampu mewujudkan jati dirinya (self-identity) sehingga ia merasa siap untuk
menghadapi tugas perkembangan berikutnya dengan baik, dan sebaliknya, individu yang gagal
dalam menghadapi suatu krisis cenderung akan memiliki kebingungan identitas (identitiy-
diffussion). Orang yang memiliki kebingungan ini ditandai dengan adanya perasaan tidak
mampu, tidak berdaya, penurunan harga diri, tidak percaya diri, akibatnya ia pesimis
30
menghadapi masa depannya. Krisis identitas terjadi apabila remaja tidak mampu memilih
diantara berbagai alternatif yang bermakna.Remaja dikatakan telah menemukan identitas
dirinya (self-identity) ketika berhasil memecahkan tiga masalah utama, yaitu pilihan pekerjaan,
adopsi nilai yang diyakini dan dijalani, dan perkembangan identitas seksual yang
memuaskan.Dapat juga dikemukakanbahwa remaja dipandang telah memiliki identitas diri
yang matang (sehat, tidak mengalami kebingungan), apabila sudah memiliki pemahaman dan
kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap diri sendiri, peranannya dalam kehidupan sosial
(di lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya atau masyarakat), pekerjaan, dan nilai-nilai
agama (Syamsu Yusuf L.N. dkk, 2011:97). Erikson dalam Sudarwan Danim (2010:84)
mencatat bahwa konflik utama yang dihadapi peserta didik berusia remaja pada tahap ini adalah
munculnya salah satu dari apa yang disebut sebagai identitas versus kebingungan identitas
(identity versus identityconfusion). Oleh karena itu, tugas psikososial bagi peserta didik yang
memasuki usia remaja adalah mengembangkan individualitas. Mereka harus menetapkan
peranan pribadi dalam masyarakat dan mengintegritaskan berbagai dimensi kepribadiannya
menjadi keseluruhan yang masuk akal. Mereka harus bergulat dengan isu seperti memilih karir,
kuliah, agama yang dianut dan pengalamannya, aspirasi politik, dan lain-lain. Usia remaja
merupakan saat pengenalan/pertemuan identitas diri dan pengembangan diri. Pandangan
tentang diri sendiri yang sudah berkembang pada masa anak-anak, makin menguat pada masa
remaja. Hal ini seiring dengan bertambahnya usia dan pengalaman hidup atas dasar kenyataan-
kenyataan yang dialami. Semua itu membuat remaja dapat menilai dirinya sendiri apakahbaik
atau kurang baik. Pesatnya perkembangan fisik dan psikisseringkali menyebabkan remaja
mengalami krisis peran dan identitas.Sesungguhnya, remaja senantiasa berjuang agar dapat
memainkan peranannya agar sesuai dengan perkembangan masa peralihannya dari masa anak-
anak menjadi masa dewasa.Tujuannya adalah memperoleh identitas diri yang semakin jelas dan
dapat dimengerti dan serta diterima oleh lingkungannya, baik lingkungan keluarga, sekolah
maupun masyarakat.Dalam konteks ini, penyesuaian diri remaja secara khas berupaya untuk
dapat berperan sebagai subjek yang kepribadiannya memang berbeda dengan anak-anak
ataupun orang dewasa. (Mohammad Ali dkk, 2010:179). Selama masa remaja ini, kesadaran
akan identitas dan mendefinisikan kembali “siapakah” ia saat ini dan akan menjadi “siapakah”
atau menjadi “apakah” ia pada masa yang akan datang. Perkembangan identitas selama masa
remaja ini juga sangat penting karena ia memberikan suatu landasan bagi perkembangan
psikososial dan relasi interpersonal pada masa dewasa (Desmita, 2008:11).
31
mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan remaja karena keluarga merupakan
lingkungan sosial pertama, yang meletakan dasar-dasar kepribadian remaja.Selain orang tua,
saudara kandung dan posisi anak dalam keluarga juga berpengaruh bagi remaja.Pola asuh orang
tua sangat besar pengaruhnya bagi remaja.Dinamika dan hubungan-hubungan antara anggota
dalam keluarga juga memainkan peranan yang cukup penting bagi remaja. Seperti halnya pola
asuh, hubungan-hubungan tersebut telah membentuk perilaku jauh sebelum usia remaja. Anak
tertua yang dominan terhadap adiknya pada masa kecil akan terbawa hingga usia remaja, anak
perempuan yang ketika usia 6 tahun menjadi “anak ayah” kemungkinan masih tetap dekat
dengan ayah pada usia 16 tahun. Walaupun hubungan-hubungan tersebut berjalan secara
alamiah dan sehat, orang tua tetap perlu untuk menjaga kesatuan dan adanya batasan-batasan
diantara orang tua dan anak-anak (Soetjiningsih, 2007:50). Karena remaja hidup dalam suatu
kelompok individu yang disebut keluarga, salah satu aspek penting yang dapat mempengaruhi
perilaku remaja adalah interaksi antar anggota keluarga. Harmonis atau tidaknya, intensif atau
tidaknya interaksi antar anggota keluarga akan mempengaruhi perkembangan sosial remaja
yang ada didalam keluarga (Mohammad Ali dkk., 2010: 95). Ketika anak memasuki usia
remaja di mana sangat membutuhkan kebebasan dan mereka sering meninggalkan rumah, orang
tua harus dapat melakukan penyesuaian terhadap keadaan tersebut. Remaja membutuhkan
dukungan yang berbeda dari masa sebelumnyakarena pada saat itu remaja sedang mencari
kebebasan dalam mengeksplorasi diri sehingga dengan sendirinya keterikatan dengan orang tua
berkurang. Pengertian dan dukungan orang tua sangat bermanfaat bagi perkembangan remaja.
Komunikasi yang terbuka di mana masing-masing anggota keluarga dapat berbicara tanpa
adanya perselisihan akan memberikan kekompakan dalam keluarga sehingga hal tersebut juga
akan sangat membantu anak remajanya dalam proses pencarian identitas diri.
remaja bisa disebut sebagai masa sosial karena sepanjang masa remaja hubungan sosial
semakin tampak jelas dan sangat dominan. Kesadaran akan kesunyian menyebabkan remaja
berusaha mencari kompensasi dengan mencari hubungan dengan orang lain atau berusaha
mencari pergaulan. Penghayatan kesadaran akan kesunyian yang mendalam dari remaja
merupakan dorongan pergaulan untuk menemukan pernyataan diri akan kemampuan
kemandiriannya (Mohammad Ali dkk., 2010:91). Dalam perkembangan sosial remaja maka
remaja mulai memisahkan diri dari orang tua dan mulai memperluas hubungan dengan teman
sebaya. Pada umumnya remaja menjadi anggota kelompok usia sebaya (peer group). Kelompok
sebaya menjadi begitu berarti dan sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial
32
remaja.Kelompok sebaya juga merupakan wadah untuk belajar kecakapan-kecakapan sosial,
karena melalui kelompok remaja dapat mengambil berbagai peran. Di dalam kelompok sebaya,
remaja menjadi sangat bergantung kepada teman sebagai sumber kesenangannya dan
keterikatannya dengan teman sebaya begitu kuat. Kecenderungan keterikatan (kohesi) dalam
kelompok tersebut akan bertambah dengan meningkatnya frekuensi interaksi diantara anggota-
anggotanya. (Soetjiningsih, 2007:51). Pada awal usia remaja, keterlibatan remaja dalam
kelompok sebaya ditandai dengan persahabatan dengan teman, utamanya teman sejenis,
hubungan mereka begitu akrab karena melibatkan emosi yang cukup kuat. Hubungan dengan
lawan jenis biasanya terjadi dalam kelompok yang lebih besar. Pada usia pertengahan
keterlibatan remaja dalam kelompok makin besar, ditandai dengan terjadinya perilaku
konformitas terhadap kelompok. Remaja mulai bergabung dengan kelompok-kelompok minat
tertentu seperti olah raga, musik, gang-gang dan kelompok- kelompok lainnya. Pada usia ini,
remaja juga sudah mulai menjalin hubungan-hubungan khusus dengan lawan jenisnya yang
dapat diwujudkan dengan kencan dan pacaran. Pada akhir usia remaja, ikatan dengan kelompok
sebaya menjadi berkurang, dan nilai-nilai dalam kelompok menjadi kurang begitu penting
karena pada umumnya remaja lebih merasa senang dengan nilai-nilai dan identitas
dirinya(Soetjiningsih, 2007:51).
8. Bagaimana proses oogenesis yang terjadi pada saat pubertas pada wanita?
33
1. Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus
vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6
kehidupan intrauteri (dalam kandungan). Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium)
dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan
secara bersama-sama membentuk folikel primordial.
2. Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan
sebanyak 200.000 buah. Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan
intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu
pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf
dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
3. Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang kromosom
merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX.
Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin.
Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan selesai
sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan
terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar
dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel
yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat
membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.
Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder
dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya.
5. Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus zona
pellucida oosit. Oosit sekunder membelah membentuk ootid yang akan berdiferensiasi menjadi
34
ovum dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk tiga badan polar dan satu ovum masak,
semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal
mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami
perkembangan embrional.
9. Bagaimana proses spermatogenesis yang terjadi pada saat pubertas pada laki-laki?
35
Seluruh proses spermatogenesis, dari spermatogonia menjadi spermatozoa,
membutuhkan waktu sekitar 74 hari. Kromosom Seks. Pada setiap spermatogonium,
satu dari ke-23 pasang kromosom mengandung informasi genetik yang menentukan
jenis kelamin masing-masing keturunan. Pasangan ini terdiri atas satu kromosom X,
disebut kromosom perempuan, dan satu kromosom Y, disebut kromosom laki-laki.
Selama pembelahan meiosis, kromosom Y laki-laki pergi menuju sebuah spermatid
yang kemudian menjadi sebuah sperma laki-laki, dan kromosom X perempuan menuju
spermatid lain yang akan menjadi sperma perempuan. Jenis kelamin anak ditentukan
oleh jenis sperma yang membuahi ovum.
1. Telars prematur
Freepik/Freephoto Ini adalah istilah untuk menyatakan payudara tanpa disertai tanda-tanda seks
sekunder lainnya pada anak perempuan yang usianya kurang dari 8 tahun. Jika anak Mama
mengalami telars prematur, maka perkembangan payudara anak dapat terjadi pada salah satu
atau kedua payudara, sebelum masuk usia pubertas.
Usia berapa anak bisa mulai mengalami telars prematur? Menurut IDAI, prevalensi telars
prematur tertinggi terjadi pada umur dua tahun pertama kehidupan.
2. Pubertas prekoks
Freepik/freephoto Pubertas ditandai dengan timbulnya tanda-tanda seks sekunder yang harus
terjadi berurutan. Pada anak perempuan, tahapan pubertas diawali dengan tumbuh payudara,
tumbuh rambut pubis, dan diakhiri dengan menstruasi.
Nah, ketika anak perempuan mulai tumbuh payudara sebelum usia 8 tahun (usia umum anak
mulai puber), maka kemungkinan anak mengalami pubertas prekoks.
3. Pubarke (adrenarke) prematur
Freepik/freephoto Menurut IDAI, pubarke prematur didefinisikan sebagai munculnya rambut
pubis sebelum anak perempuan berusia 8 tahun, atau 9 tahun untuk anak lelaki, tanpa disertai
tanda-tanda seks sekunder lainnya.
37
Pubarke prematur lebih sering dijumpai pada anak perempuan dibanding anak lelaki. Apa sih
penyebabnya? “Mekanisme yang mendasari terjadinya pubarke prematur adalah terjadinya
kematangan sel dini dari zona retikularis adrenal korteks, yang menyebabkan peningkatan
produksi androgen Munculnya rambut pubis ini bisa terjadi pada usia sangat muda, yaitu 5
tahun. Bahkan ada juga kasus muncul rambut pubis pada bayi. Jika ini terjadi pada bayi Mama,
maka harus dirujuk ke spesialis anak konsultan endokrin.
4. Ginekomastia
Freepik/Kwanchaichaiudom Ini adalah pembesaran kelenjar mamae (payudara) yang terjadi
pada anak lelaki. Menurut IDAI, ginekomastia berasal dari kata gyneco (wanita) dan mastia
(payudara). Hal ini terjadi karena adanya gangguan fisiologi hormon steroid yang bersifat
sementara maupun menetap.
Pada anak lelaki yang gemuk juga sering terlihat seperti memiliki payudara, namun itu bukan
ginekomastia, melainkan lipomastia (penumpukan lemak subkutan).
Ginekomastia ada 2 jenis: ginekomastia pubertas dan patologis. Pada ginekomastia pubertas,
permulaan gejala usianya antara 10 sampai 18 tahun, sedangkan pada patologis terjadi sebelum
usia 10 tahun.
Pada ginekomastia patologis, penyebabnya bukan pubertas, melainkan penyakit kronis maupun
penyakit genital, seperti hati, ginjal, fibrosis, trauma testis, hipospadia, dan lainnya.
5. Constitutional delay of growth and puberty (CDGP)
Freepik/Asierromero Menurut IDAI, masalah CDGP ini adalah masalah pubertas terlambat
yang paling sering terjadi. Uniknya, penderita CDGP lebih sering mengeluhkan perawakan
pendek dibanding pubertas terlambat.
Masalah pubertas ini lebih sering dijumpai pada anak lelaki, dengan persentase hampir 90
persen. Bahkan menurut laporan Pediatric Endocrine Ambulatory Center di North Shore
University Hospital, mengatakan bahwa jumlah anak penderita CDGP adalah 15 persen dari
anak berperawakan pendek.
Step 5 - Defining Learning Issue
Learning Objectives
1. Sebelum memasuka masa menopause, bagaimana dan apa saja yang akan dialami
wanita pada saat terjadinya perimenopausal syndrome ?
2. Apa saja kemunduran dan kelemahan yang diderita lansia dibandingkan dengan masa
pubertas ?
3. Bagaimana perubahan reproduksi pada pria lanjut usia dibandingkan dengan masa
pubertas?
38
5. Setelah melalui masa pubertas dan dewasa, bagaimana perubahan fisiologi yang akan
terjadi pada wanita saat menopause ?
1. Sebelum memasuki masa menopause, bagaimana dan apa saja yang akan dialami
wanita pada saat terjadinya perimenopausal syndrome?
Perimenopause adalah periode transisi yang dialami wanita saat akan memasuki masa
berakhirnya menstruasi (menopause). Perimenopause merupakan masa sebelum menopause
dimana mulai terjadi perubahan endokrin, biologis, dan gejala klinik sebagai awal permulaan
dari menopause dan mencakup juga satu tahun atau dua belas bulan pertama setelah terjadinya
menopause. Sindrom perimenopause adalah sekumpulan gejala dan tanda yang terjadi pada
masa perimenopause. Seorang wanita memasuki masa perimenopuse pada usia 40 tahun dan
akan mengalami menopause pada usia 51,5 tahun
Patofisiologi Perimonopause
Proses menjadi tua pada dasarnya telah dimulai ketika sorang wanita memasuki usia 40
tahun. Pada waktu lahir, seorang wanita memiliki jumlah folikel sebanyak ± 750.000 buah dan
jumlah ini akan terus berkurang seiring berjalannya usia hingga akhirnya tinggal beberapa ribu
buah saja ketika mengalami menopause. Semakin bertambah usia, khususnya ketika memasuki
masa perimenopause, folikel-folikel itu akan mengalami peningkatan resistensi terhadap
rangsangan gonadotropin. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan folikel, ovulasi, dan
pembentukan korpus luteum dalam siklus ovarium berhenti secara perlahan-lahan. Pada wanita
diatas 40 tahun, 25% diantaranya mengalami siklus haid yang anovulatoar.
Walaupun secara endrokinologi terjadi perubahan hormonal, namun tidak ada kriteria
khusus pengukuran kadar hormon untuk menentukan fase awal atau akhir dari masa transisi
menopause.
39
Gejala utama perimenopause adalah siklus menstruasi tidak teratur. Ketidakteraturan
siklus ini bisa berupa:
Selain gangguan menstruasi, gejala lainnya yang dapat terjadi pada perimenopause atau
menjadi tanda-tanda menopause sudah dekat adalah:
• Hot flashes atau sensasi gerah atau kepanasan yang muncul secara mendadak.
• Gangguan tidur, yang bisa disertai dengan atau tanpa keringat malam.
• Perubahan mood, misalnya mudah tersinggung. Kondisi ini kerap kali dikaitkan dengan
puber kedua, bahkan dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya depresi.
• Perubahan kadar kolesterol, yaitu meningkatnya kadar kolesterol jahat (LDL) dan
menurunnya kadar kolesterol baik (HDL).
Perimenopause merupakan kondisi normal yang dialami setiap wanita. Namun, ada
beberapa faktor yang dapat menyebabkan wanita memasuki fase perimenopause lebih cepat,
yaitu:
• Histerektomi
• Faktor keturunan
40
Wanita yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat menopause dini akan lebih
berisiko untuk mengalami kondisi serupa.
• Merokok
Wanita yang memiliki kebiasaan merokok dapat mengalami menopause 1-2 tahun lebih
awal daripada wanita yang tidak merokok.
• Pengobatan kanker
Kemoterapi atau radioterapi pada daerah panggul dapat menyebabkan menopause dini.
Perimenopause merupakan kondisi alami yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu,
tidak diperlukan obat-obatan untuk mengatasinya. Namun untuk meringankan gejala
perimenopause, dokter kandungan dapat meresepkan beberapa obat berikut ini
Untuk menangani vagina kering, hormon estrogen dapat langsung dimasukkan ke dalam
vagina menggunakan tablet, ring, atau krim vagina. Estrogen vaginal ini juga dapat mengurangi
rasa nyeri saat melakukan hubungan seksual serta gangguan saat buang air kecil pada masa
perimenopause.
• Gabapentin, Antidepresan
Definisi
Perimenopause adalah peristiwa fisiologis alami yang terjadi pada wanita dan didefinisikan
oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai berhentinya menstruasi secara permanen dan
penurunan kadar hormon steroid ovarium (estrogen dan progesteron) karena hilangnya fungsi
folikel ovarium.
Periode menstruasi terakhir ditentukan secara retrospektif setelah 12 bulan berturut-turut
amenore tanpa adanya penyebab patologis atau fisiologis lainnya. Umumnya terjadi sekitar usia
50 tahun, dengan kisaran antara 40 dan 60 tahun di seluruh dunia. Selama perimenopause,
wanita mungkin mengalami gejala seperti hot flashes dan keringat malam, insomnia,
kekeringan pada vagina, gangguan mood, dan sebagainya. Meskipun sebagian besar gejalanya
tidak mengancam jiwa,beberapa hal ini mungkin sebenarnya memiliki dampak negatif pada
kualitas hidup dan kesehatan fisik dan mental wanita perimenopause.
Namun, beberapa penelitian telah difokuskan pada epidemiologi sindrom perimenopause.
Penyebab
41
Saat seorang wanita melewati perimenopause, produksi estrogen dan progesteron
(hormon utama wanita), mengalami perubahan naik dan turun. Perubahan yang banyak dialami
selama perimenopause adalah akibat dari penurunan estrogen.
Prevalensi perimenopausal syndrome
42
- Hot flash
- Kelembutan payudara
- Sindrom pramenstruasi yang lebih buruk
- Dorongan seks yang lebih rendah
- Kelelahan
- Menstruasi tidak teratur
- Kekeringan vagina; ketidaknyamanan saat berhubungan seks
- Kebocoran urin saat batuk atau bersin
- Urgensi urin (kebutuhan mendesak untuk buang air kecil lebih sering)
- Perubahan suasana hati
- Sulit tidur
Komplikasi
Menstruasi yang tidak teratur adalah ciri dari perimenopause. Sebagian besar waktu ini
normal dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, konsultasikan ke dokter apabila terjadi
ha;-hal berikut:
- Pendarahan sangat berat (ex : mengganti tampon atau pembalut setiap satu atau dua jam
selama dua jam atau lebih).
- Pendarahan berlangsung lebih lama dari tujuh hari.
- Pendarahan terjadi di antara periode.
- Periode secara teratur terjadi kurang dari 21 hari.
- Terdapat bercak setelah berhubungan seks.
- Periode menstruasi terjadi lebih dekat.
43
- Menstruasi sangat berat, atau mengalami pembekuan darah.
Kondisi lain dapat menyebabkan perubahan perdarahan menstruasi. Penyebab perdarahan
abnormal termasuk masalah hormon, pil KB, kehamilan, fibroid, masalah pembekuan darah
atau, jarang sampai menyebabkan kanker.
-
Tanda-tanda seperti ini mungkin berarti ada masalah dengan sistem reproduksi sehingga
memerlukan diagnosis dan pengobatan.
Faktor risiko
Menopause adalah fase normal dalam kehidupan. Tapi itu mungkin terjadi lebih awal pada
beberapa wanita daripada yang lain. Meskipun tidak selalu konklusif, beberapa bukti
menunjukkan bahwa faktor-faktor tertentu dapat membuat Anda lebih mungkin memulai
perimenopause pada usia lebih dini, termasuk:
- Merokok. Timbulnya menopause terjadi 1 sampai 2 tahun lebih awal pada wanita yang
merokok dibandingkan pada wanita yang tidak merokok.
- Riwayat keluarga. Wanita dengan riwayat keluarga menopause dini mungkin
mengalami menopause dini.
- Pengobatan kanker. Pengobatan kanker dengan kemoterapi atau terapi radiasi panggul
telah dikaitkan dengan menopause dini.
- Histerektomi. Histerektomi yang mengangkat rahim, tetapi bukan indung telur, biasanya
tidak menyebabkan menopause. Meskipun tidak lagi mengalami menstruasi, indung telur masih
menghasilkan estrogen. Tapi operasi tersebut dapat menyebabkan menopause terjadi lebih awal
dari rata-rata. Juga, jika memiliki satu ovarium yang diangkat, ovarium yang tersisa mungkin
berhenti bekerja lebih cepat dari yang diharapkan.
Menopause
Pada saat menopause, seorang perempuan harus menysuaikan kembali kehidupannya
dari kehidupan yang secara fisiologis dirangsang oleh produksi estrogen dan progesteron
menjadi kehidupan tanpa hormon-hormon tersebut. Hilangnya estrogen sering kali
menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis yang bermakna pada fungsi tubuh, termasuk
(1) "Rasa panas" (hot flushes) ditandai dengan kemerahan kulit yang ekstrem
(2) Sensasi psikis berupa dispnea
(3) Gelisah
(4) Letih
(5) Ansietas
(6) Penurunan kekuatan serta kalsifikasi tulang di seluruh tubuh.
Gejala-gejala tersebut cukup berat pada sekitar 15 persen perempuan sehingga
membutuhkan perawatan. Jika pemberian nasihat gagal, pemberian estrogen harian dalam
jumlah kecil biasanya dapat meredakan gejala, dan dengan berangsur-angsur menurunkan
dosisnya perempuan pascamenopause tampaknya dapat terhindar dari gejala-gejala yang berat.
44
2. Apa saja kemunduran dan kelemahan yang diderita lansia dibandingkan dengan
masa pubertas?
Pada keadaan normal kadar urat serum pada laki-laki mulai meningkat setelah pubertas.
Pada perempuan kadar urat tidak meningkat sampai setelah menopause karena estrogen
meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah menopause, kadar urat serum
meningkat seperti pada pria. Ada prevalensi familial dalam penyakit yang mengesankan sutu
dasar genetik dari penyakit ini. Namun, ada beberapa faktor yang agaknya memengaruhi
timbulnya penyakit ini, termasuk diet, berat badan, dan gaya hidup
Kekurangan Nutrisi
Adalah masalah yang paling sering dialami saat lanjut usia. Hal ini disebabkan karena gigi
sudah tidak bekerja secara optimal sehingga proses mengunyah makanan pun tidak sempurna.
Faktor lainnya juga bisa disebabkan karena penurunan fungsi kecap dan penciuman yang
mengakibatkan nafsu makan turut menurun. Faktor lain seperti tinggal sendirian tanpa keluarga
yang menemani juga bisa berpengaruh pada asupan nutrisi lansia. Masalah kekurangan nutrisi
pada lansia dapat dibantu dengan memberikan supplementasi nutrisi yang dapat membantu
melengkapi kebutuhan nutrisi hariannya. Anda bisa memberikan asupan susu kalsium, protein
whey, dan kandungan bergizi lainnya untuk memudahkan konsumsi.
Penyakit Penyerta
Semakin bertambah usia maka seseorang akan mengalami penyakit penyerta, yaitu penyakit
metabolic karena penurunan fungsi tubuh seperti hipertensi dan diabetes mellitus atau sebagai
komplikasi dari penyakit lain yang diderita. Lansia juga rentan terkena osteoporosis, maka
penting bagi mereka untuk rutin mengkonsumsi susu kalsium.
Saat usia bertambah, kemampuan kognitif atau berpikir seseorang seringkali menurun,
bahkan tidak sedikit lansia yang mengalami demensia.
Permasalahan Psikis
Kehilangan pasangan hidup, teman-teman yang mulai berkurang dan anak-anak yang sudah
tidak tinggal serumah adalah beberapa faktor yang mempengaruhi psikis para lansia. Selain itu
beberapa lansia juga mengalami post power syndrome atau kondisi dimana seseorang
kehilangan posisi atau jabatan tertentu sehingga membuat ia merasa tidak dihargai atau
45
dihormati yang kadang menjadi pemicu masalah psikisnya. Kemudian munculnya penyakit
yang membatasi gerak pun bisa jadi salah satu faktor pemicu frustasi karena lansia sudah tidak
bisa seaktif dulu.
Kerapkali dianggap tidak mandiri adalah permasalahan umum yang dialami lansia karena
keluarga atau orang terdekat akan memperlakukan mereka seperti halnya anak kecil. Hal ini
secara tidak langsung dapat membuat lansia kehilangan kepercayaan dirinya.
Tingkat kemunduran gerak fungsional lansia dibagi menjadi tiga tingkat ketergantungan,
yaitu mandiri, bergantung sebagian dan bergantung sepenuhnya. saat lansia masih mampu
melaksanakan kegiatan pribadi dengan meminimalkan bantuan dari orang lain (bisa saja lansia
tersebut membutuhkan alat adaptasi seperti alat bantu jalan, alat kerja dan lainnya).
1) Fungsi motorik. Menurunnya kekuatan jaringan tulang, otot dan sendi yang akan
berpengaruh terhadap fleksibilitas, kekuatan, kecepatan, instabilitas (mudah jatuh) dan
kekakuan tubuh, diantaranya adalah kesulitan bangun dari duduk atau sebaliknya,
jongkok, bergerak, dan berjalan.
2) Fungsi sensorik. Berpengaruhnya sensitivitas indera (saraf penerima), di antaranya
adalah indera penglihatan dan peraba yang menimbulkan hilangnya perasaan jika
dirangsang (anestesia), perasaan belebihan jika dirangsang (hiperestesia) dan perasaan
yang timbul dengan tidak semestinya (paraestesia).
3) Fungsi sensomotorik. Mengalami gangguan keseimbangan dan koordinasi.
Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu periode dimana
seseorang telah mempunyai banyak pengalaman dalam hidupnya. Lanjut usia bukan suatu
penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Penurunan
kemampuan berbagai organ, fungsi dan sistem tubuh itu bersifat alamiah. Menjadi tua
adalah suatu proses alami dan kadang–kadang tidak tampak mencolok. Penuaan akan terjadi
46
pada semua sistem tubuh manusia dan tidak semua sistem akan mengalami kemunduran
pada waktu yang bersamaan.
Setelah orang memasuki masa lansia, umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik
yang bersifat patologis. Misalnya, tenaga berkurang, kulit makin keriput, gigi makin rontok,
tulang makin rapuh, berkurangnya fungsi indra pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan
sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia misalnya
badan menjadi bungkuk, pendengaran berkurang, penglihatan kabur, sehingga menimbulkan
keterasingan.
Perubahan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali berhubungan dengan
berbagai gangguan fisik seperti gangguan jantung, gangguan metabolisme, vaginitis, baru
selesai operasi (prostatektomi), kekurangan gizi (karena pencernaan kurang sempurna atau
nafsu makan sangat kurang), penggunaan obat-obatan tertentu (anti hipertensi, golongan
steroid), dan faktor psikologis yang menyertai lansia seperti rasa malu bila mempertahankan
kehidupan seksual pada lansia, sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta
diperkuat oleh tradisi dan budaya, kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam
kehidupannya, pasangan hidup telah meninggal dunia, dan disfungsi seksual karena
perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya misalnya cemas, depresi, pikun,
dan sebagainya.
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka akan mengalami penurunan fungsi
kognitif dan fungsi psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi,
pemahaman, pengertian, perhatian, dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku
lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang
berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi yang
berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan. Dengan adanya penurunan kedua fungsi
tersebut, lansia juga mengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan
kepribadian lansia.
Periubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau dari
pembagian tahapan seksual menurup Kaplan dan Darmojo (2010) dalam berikut ini :
Dipengaruhi oleh penyakit, masalah hubungan dengan pasanagn, harapan kultural, kecemasan
akan kemapuan seks. Hasrat pada lansia wanita mungkin menurun seiring makin lanjutnya usia,
tetapi biasanya bervariasi. Interval untuk meningkatkan hasrat seksual pada lansia pria
meningkat serta testoteron menurun secara bertahap sejak usia 55 tahun akan mempengaruhi
libido.
b. Fase arousal
Lansia pria : ereksi membutuhkan waktu lama, dan kurang begitu kuat, penurunan produksi
sperma sejak usia 40 tahun akibat penurunan testosteron; elevasi testis ke perineum lebih
lambat.
Lansia pria : kemampuan mengontrol ejakulasi membaik; kekuatan dan jumlah kontraksi otot
berkurang; volume ejakulasi menurun.
Mungkin terdapat periode refrakter dimana pembangkitan gairah sampai timbulnya fase
orgasme berikutnya lebih sukar terjadi.
1) Pituitari : pertumbuhan ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam pembuluh darah.
Berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan LH.
48
2) Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR dan menurunnya daya pertukaran zat
- Berkurangnya tridotironin
- Psikomotor melambat
Usia lanjut meningkatkan kejadian infertilitas. Pria usia lanjut di atas 40 tahun menunjukkan
penurunan angka keberhasilan reproduksi yang ditunjukkan oleh memanjangnya waktu untuk
mencapai kehamilan dan juga tingkat pembuahan. Penuaan menyebabkan penurunan volume
testis. Sebuah studi menunjukkan bahwa pria tua memiliki volume testis yang lebih kecil secara
signifikan daripada pria yang lebih muda (Mahmoud et al., 2003). Well menyelidiki pengaruh
usia pada volume testis dan menunjukkan bahwa puncak volume testis terjadi pada usia 25
tahun. Penurunan yang kecil tetapi signifikan diamati pada usia 80 dan 90 tahun (Well et al.,
2007). Sementara penelitian lain menunjukkan bahwa antara usia 40 dan 60 tahun, volume
testis relatif konstan dengan hanya sedikit penurunan, tetapi setelah usia 60 tahun, volume testis
menurun secara signifikan (Yang et al., 2011). Studi histomorfometrik dari tiga puluh enam
pria lanjut usia (61–102 tahun) dan 10 pria muda (29–40 tahun) menunjukkan jumlah sel
germinal dan sel Sertoli menurun seiring bertambahnya usia. Tingkat aneuploidi sel post miotik
adalah 1,1% untuk kelompok kontrol, 1,29% untuk subjek yang lebih tua dengan
spermatogenesis yang terjaga, dan 14,28% untuk subjek dengan spermiogenesis arrested.
49
Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati,tetapi remaja
mampu mengholah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
Kekuatan pemikiran remaja yang sedang berkembang membuka cakrawala kognitif dan
cakrawala sosial baru. Pemikiran mereka semakin abstrak (remaja berpikir lebih abstrak
daripada anak-anak), logis (remaja mulai berpikir seperti ilmuwan, yang menyusun rencana-
rencana untuk memecahkan masalah-masalah dan menguji secara sistematis pemecahan-
pemecahan masalah), dan idealis (remaja sering berpikir tentang apa yang mungkin. Mereka
berpikir tentang ciri- ciri ideal diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia); lebih mampu menguji
pemikiran diri sendiri, pemikiran orang lain, dan apa yang orang lain pikirkan tentang diri
mereka;serta cenderung menginterpretasikan dan memantau dunia sosial (Santrock, 2002).
Masa remaja awal (sekitar usia 11 atau 12 sampai 14 tahun), transisi keluar dari masa
kanak-kanak,menawarkan peluang untuk tumbuh – bukan hanya dalam dimensi fisik, tetapi
juga dalam kompetensi kognitif dan sosial.
Perkembangan Kognitif Remaja melalui beberapa tahapan. Kognitif dalam konteks ilmu
psikologi sering didefenisikan secara luas mengenai kemampuan berpikir dan mengamati, suatu
perilaku yang mengakibatkan seseorang memperoleh pengertian atau yang dibutuhkan untuk
menggunakan pengertian. Salah satu tugas perkembangan remaja yang harus dilaluinya adalah
mampu berpikir secara lebih dewasa dan rasional, serta memiliki pertimbangan yang lebih
matang dalam menyelesaikan masalah.
Dengan kata lain remaja harus memiliki kemampuan intelektual serta konsepsi yang
dibutuhkan untuk menjadi masyarakat yang baik (Soetjiningsih, 2004).
Perubahan yang terjadi dimana pada masa anak-anak cara berpikirnya masih
preoperasional dan konkrit operasional. Akan tetapi pada masa remaja perkembangan kognitif
menuju pada level yang paling tinggi yaitu formal operasional (Piaget dalam Ariani, 2006).
Cara berpikir remaja tidak terlepas dari kehidupan emosinya yang naik turun.
Penentangan dan pemberontakan yang ditunjukkan denganselalu melancarkan banyak kritik,
bersikap menentang peraturan sekolah, maupun dirumah menjadi suatu ciri mulai
meningkatnya kemampuan berpikir dengan sudut pandang yang mulai meluas pada remaja.
50
stadium pra opersional (umur 18- 7 tahun), stadium operasional konkrit (umur 7-11 tahun,
stadium operasional formal (mulai 11 tahun).
Tahap formal operations adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir
secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman
yang benar-benar terjadi.
Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan
kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan tentang suatu
hal.
Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang hanya
mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini memungkinkan remaja berpikir
secara hipotetis. Remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana
atau suatu bayangan (Santrock, 2003).
Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki
efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan
konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat membahayakan
dirinya.
Dengan kemampuan tersebut maka remaja semakin yakin akan kemampuannya dalam
mengambil keputusan sendiri dan tidak lagi terlalu Universitas Sumatera Utaratergantung pada
kepada orang lain (Murniati & Beatrix, 2000) yang sering mengakibatkan konflik remaja
dengan sekolah, orangtua atau lingkungannya.
Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka
sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif
yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir
lebih logis.
Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka mampu
membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan (Santrock, 2001).
Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang belum sepenuhnya
ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir egosentrisme (Piaget dalam
Papalia & Olds, 2001). Yang dimaksud dengan egosentrisme di sini adalah “ketidakmampuan
melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain”.
51
5. Setelah melalui masa pubertas dan dewasa, bagaimana perubahan fisiologi yang
akan terjadi pada wanita saat menopause ?
Menopause menandakan bahwa masa menstruasi dan reproduksi seorang wanita telah
berakhir. Hal ini terjadi karena indung telur mengalami penuaan. Penuaan ovarium ini
menyebabkan produksi hormon estrogen menurun sehingga terjadi kenaikan hormon
FSH dan LH.Peningkatan hormon FSH ini menyebabkan fase folikular dari siklus
menstruasi memendek sampai menstruasi tidak terjadi lagi. Menopause menurut WHO
berarti berhentinya siklus menstruasi untuk selamanya bagi wanita yang sebelumnya
mengalami menstruasi setiap bulan, yang disebabkan oleh jumlah folikel yang
mengalami atresia terus meningkat, sampai tidak tersedia.
Perubahan pengeluaran hormon menyebabkan berbagai perubahan fisik maupun
psikologis bagi wanita. Pada masa ini sangat kompleks bagi wanita karena berkaitan
dengan keadaan fisik dan kejiwaannya. Selain wanita mengalami stress fisik dapat juga
mengalami stress psikologi yang mempengaruhi keadaan emosi dalam menghadapi hal
normal sebagaimana yang dialami semua wanita. Perubahan fisik ini dapat berupa rasa
panas (hot flushes) keringat malam yang banyak, menstruasi tidak teratur sampai tidak
terjadi lagi, susah tidur, vagina menjadi kering, kulit menjadi keriput dan kendur, dan
terkadang mengalami jantung berdebar-debar lebih dari biasanya, mudah tersinggung,
mudah lelah, daya ingat menurun, serta nyeri saat senggama.
Menopause merupakan suatu masa peralihan dari mentruasi menjadi tidak lagi
mengalami haid. Wanita yang telah memasuki masa menopause kemungkinan
akan mengalami kemunduran kesehatan terutama perubahan secara fisik. Hot
flush, vagina menjadi kering, kulit kendur dan keriput adalah contoh dari
perubahan fisik. Perubahan fisik akibat dari menopause tersebut dapat
mempengaruhi kondisi psikologis wanita menopause seperti mudah tersinggung,
cemas, stress dan depresi. Menurut data yang diambil di Posyandu Desa Pabelan
8 dari 10 wanita menopause telah mengalami perubahan fisik dan psikologis.
Perubahan psikologis
Hasil pengumpulan data tentang perubahan psikologis responden
ditampilkan sebagai berikut.
52
Perubahan psikologis pada responden menunjukkan mayoritas tertinggi
adalah mudah tersinggung sebanyak 61 responden (81,3%). Menurut hasil
penelitian Sakdiah (2015), didapatkan wanita dengan perasaan mudah tersinggung
sebanyak 58% wanita lebih sensitif ketika sedang membahas tentang proses
penuaan dibandingkan laki-laki. Hal ini menunjukan bahwa ketidakstabilan
emosional dirasakan wanita saat menjadi tua. Ini sering diwujudkan dengan
meningkatnya perasaan sensitif dimana lebih membutuhkan perhatian dan juga
rasa takut kehilangan akan orang-orang disekitarnya.
54