Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 3

KELOMPOK 10
Tutor
Pujiarohman, M.Psi., Psikolog
Anggota Kelompok
Ali Ramzi (H1A020006)
Alma Dyah Perwita (H1A020007)
Annisa Yumna Nabiilah (H1A020014)
Baiq Ayu Rahmawati (H1A020018)
Cloresta Shafa Candrasmurti (H1A020024)
Elrica Nadia Rahma (H1A020033)
Jihan Alifa Rahma (H1A020056)
Muhammad Ghifari Rifansha (H1A020068)
Nadia Safira (H1A020072)
R.R. Ditya Mutiara Syifa (H1A020093)
Rifki Ahmad Eka Putra (H1A020100)

1
A. Data Kelompok
Kelompok : 10 (Sepuluh)
Tutor : Pujiarohman, M.Psi., Psikolog
Ketua : Rifki Ahmad Eka Putra (H1A020100)
Sekretaris : Nadia Safira (H1A020072)
Anggota : 
Ali Ramzi (H1A020006)
Alma Dyah Perwita (H1A020007)
Annisa Yumna Nabiilah (H1A020014)
Baiq Ayu Rahmawati (H1A020018)
Cloresta Shafa Candrasmurti (H1A020024)
Elrica Nadia Rahma (H1A020033)
Jihan Alifa Rahma (H1A020056)
Muhammad Ghifari Rifansha (H1A020068)
R.R. Ditya Mutiara Syifa (H1A020093)

B. Waktu Pelaksanaan
 Tutorial 1 (step 1 – 5)
Hari tanggal : Kamis, 4 November 2021
Waktu : 13.30 – 16.00 WITA
 Tutorial 2 (step 6 – 7)
Hari tanggal : Jumat, 5 November 2021
Waktu : 13.30 – 16.00 WITA

2
Skenario 3

“Indahnya Masa Remaja”

Anak pertama Pak Tedjo bernama Bondan, laki-laki berusia 16 tahun. Pak Tedjo dan
istrinya menyadari bahwa sejak 2 tahun terakhir, tinggi badan anaknya bertambah dengan
cepat, ibunya kewalahan menyediakan baju dan sepatu karena ukuranya cepat bertambah. Saat
ini tingginya sudah hampi sama tinggi dengan Pak Tedjo. Bondan mengeluhkan suaranya
bertambah berat dan pecah, sehingga tidak bagus lagi saat mengikuti paduan suara di
sekolahnya. Saat berganti baju di ruang ganti sebelum berolahraga, Bondan menyadari ukuran
alat kelaminnya lebih besar daripada teman sebayanya, dan rambut kemaluannya lebih lebat
dan tebal. Bondan mulai tertarik dengan Wanita. Dia sudah mulai berani menyatakan cinta,
walaupun ditolak. Sejak setahun terakhir, Bondan juga lebih sering mengalami ereksi
diberbagai waktu serta pernah mengalami mimpi indah dimana setelah ia bangun melihat ada
yang basah pada celana dalamnya. Akhirnya karena penasaran, Bondan kemudian menanyakan
apakah hal tersebut normal kepada Pak Tedjo.

Ibu Tedjo sedang cemas memikirkan anak keduanya. Anak keduanya adalah Surti,
perempuan berusia 13 tahun, ia menceritakan pada ibunya bahwa dia sebenarnya ingin
berenang bersama teman-temannya, namun, merasa kurang percaya diri. Saat di ruang ganti,
Surti merasa ukuran payudaranya tidak sebesar payudara teman-temannya, puting susunya
masih terbenam, rambut kemaluan dan ketiaknya tumbuh hanya sedikit, tidak selebat teman-
temannya. Surti sudah haid pertama sekitar satu tahun yang lalu, namun tidak teratur. Sampai
sekarang Ia lebih suka menghabiskan waktu sendiri, hingga akhirnya ibu Tedjo mencoba
menenangkan Surti dengan menjelaskan bahwa ia sedang mengalami pubertas, dimana
perubahan tersebut bertahap, dan kecepatannya bisa berbeda-beda pada masing-masing anak.
Bu Tedjo juga mengingat ia waktu remaja dulu agak terlambat dibandingkan teman seusianya.

3
Step 1 - Clarifying Unfamiliar Terms
Kata Sulit
1. Pubertas
-> Pubertas adalah proses vital berupa serangkaian perubahan hormonal yang menyebabkan
kematangan seksual, perubahan fisik dan emosional terutama pada awal masa remaja.
2. Ereksi
-> Keadaan penis yang membesar, mengeras, dan menegang. Kondisi ini terjadi akibat
timbulnya perubahan otot, saraf, dan pembuluh darah dalam struktur anatomi penis. Kondisi ini
biasanya terjadi saat pria menerima rangsangan seksual baik melalui sentuhan, penglihatan,
suara, atau fantasi seksual
Step 2 – Defining Main Problems
Key Words/Kata kunci
1. Pubertas
2. Perubahan fisik
3. Perubahan hormonal
Step 3 – Brainstorming
Rumusan Masalah

1. Apa saja tanda- tanda pubertas pada remaja laki-laki dan perempuan?

Pria:

➢ Terjadi antara usia 9-14 tahun

➢ Tahapan:

a. Pertambahan volume testis

b. Pertumbuhan rambut pubis (kemaluan)

c. Fenomena pacu tumbuh atau growth spurt dengan pertambahan maksimal 10


cm/tahun

d. Timbul jerawat, adanya jakun, dan kumis

e. Terjadinya mimpi basah

Wanita:
4
➢ Terjadi antara usia 8-13 tahun dengan rerata usia 10 tahun

➢ Tahapan:

a. Tumbuhnya payudara dan terjadi fenomena pacu tumbuh atau growth spurt, dengan
pertambahan tinggi maksimal 9 cm/tahun

b. Tumbuhnya rambut pubis (kemaluan)

c. Menstruasi

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pubertas?

a. Faktor Pertumbuhan Fisik

Faktor pertumbuhan fisik terdiri dari faktor internal dan faktor

eksternal.

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu, diantaranya adalah sifat
jasmaniah yang diwariskan dari orang tua dan kematangan. Secara sepintas pertumbuhan fisik
seolah- olah seperti sudah direncanakan oleh faktor kematangan. Meskipun anak itu diberi
makanan yang bergizi tinggi tetapi pada saat kematangan belum sampai, maka pertumbuhan
akan tertunda.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri anak, yaitu kesehatan, faktor gizi yang
erat hubungannya dengan kondisi sosial ekonomi keluarga dan faktor lingkungan.

b. Faktor Perkembangan Emosi

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja adalah :

1) Perubahan jasmani

Perubahan jasmani yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan yang sangat cepat dari
anggota tubuh ketidak seimbangan tubuh sering berakibat tak terduga pada perkembangan
emosi remaja. 2) Perubahan pola interaksi dengan orang tua

Pola asuh orang tua terhadap remaja sangat bervariasi. Ada yang pola asuhnya menurut apa
yang dianggap terbaik oleh dirinya sendiri saja sehingga ada yang bersifat otoriter, memanjakan
5
anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang penuh cinta kasih. Perbedaan pola asuh orang tua
seperti ini dapat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi remaja.

3) Perubahan interaksi dengan teman sebaya

Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebayanya secara khas dengan
berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama dengan membentuk semacam geng. Faktor yang
sering menimbulkan masalah emosi pada masa ini adalah hubungan cinta dengan teman lawan
jenis.

c. Faktor perkembangan hubungan sosial

1) Lingkungan keluarga

Ada sejumlah faktor dari dalam keluarga yang sangat dibutuhkan oleh anak dalam proses
perkembangan sosialnya, yaitu kebutuhan akan rasa aman, dihargai, disayang , diterima dan
kebebasab untuk menyatakan diri. Dengan kata lain, yang sangat dibutuhkan remaja dalam
perkembangan sosialnya adalah kehidupan iklim keluarga yang kondusif. Iklim kehidupan
keluarga mengandung tiga unsur, yakni :

a) Karakteristik khas internal keluarga yang berbeda dari keluarga

lainnya.

b) Karakteristik tersebut dapat mempengaruhi perilaku individu

dalam keluarga remaja itu.

c) Unsur kepemimpinan dan keteladanan kepala keluarga, sikap dan

harapan individu di dalam keluarga.

3. Perubahan hormonal apa yang terjadi pada saat pubertas?

Pada saat pubertas, terjadi perubahan hormonal yang terjadi secara drastis yang menyebabkan
beberapa perubahan pada fisik remaja.
PERUBAHAN HORMONAL PADA PUBERTAS REMAJA LAKI-LAKI
1. GnRH (Gonadotropin-releasing hormone)
Disekreksikan oleh hipotalamus yang menstimulasi hipofisis anterior untuk melepaskan:
 Follicle-stimulating hormone (FSH) -> untuk menginisiasi spermatogenesis

6
 Luteinizing hormone (LH) – menstimulasi sel-sel intertisial dalam testis yang
memproduksi testosterone

2. Testosteron
 Berperan dalam munculnya karakteristik seks sekunder pria, seperti suara yang
lebih dalam, rambut-rambut di wajah, pembesaran otot, dan rambut di badan
 Maturasi organ reproduksi pria dan dorongan seksual
 Diatur melalui umpan balik negatif

PERUBAHAN HORMONAL PADA REMAJA WANITA


Siklus hormonal pada wanita dikontrol oleh hipotalamus, hipofisis anterior, dan ovarium.

7
8
4. Apakah perbedaan perubahan hormonal pada remaja laki- laki dan perempuan?

Testoteron → suatu hormon yang berkaitan dg perkembangan alat kelamin, pertumbuhan


tinggi, dan perubahan suara pada anak-laki-laki Testoteron meningkat 8 kali pada anak laki-
laki, dan 2 kali pada anak perempuan

Estradiol → suatu hormon yang berkaitan dengan perkembangan buah dada, rahim dan
kerangka pada anak-anak perempuan Estradiol meningkat 8 kali pada anak perempuan dan 2
kali pada anak laki-laki Perubahan hormon dan perubahan tubuh terjadi rata-rata 2 tahun lebih
awal pada perempuan (usia 10½ tahun) daripada laki-laki (12 t½ tahun). Kelenjar pituitary
memproduksi dua hormon, yaitu hormon pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan
besarnya individu, hormon gonadotropik yang merangsang gonad untuk meningkatkan
aktivitasnya. Sebelum datangnya masa puber, jumlah hormon gonadotropik bertambah secara
bertahap, demikian pula kepekaan gonad terhadap hormon gonadotropik. Dalam keadaan itulah
terjadinya perubahan-perubahan masa puber.

b. Peranan Gonad

Seiring pertumbuhan dan perkembangan gonad, bertambah besarlah organ-organ seks, yaitu
ciri-ciri seks primer dan fungsinya pun menjadi matang. Begitu pula ciri-ciri seks sekunder
seperti

berkembangnya rambut kemaluan secara umum peristiwa pubertas disebabkan oleh pengaruh
hormon dan dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior (adenohiposis) sebagai respons
terhadap stimulasi dari hipotalamus.

9
Stimulasi gonad memiliki fungsi ganda, yaitu:

1) Produksi dan pelepasan gamet produksi sperma pada pria dan

kematangan serta pelepasan ovum pada wanita

2) Sekresi hormon seks yang sesuai, yaitu estrogen dan progesteron

dari ovarium (wanita) dan testosteron dari testis (pria).

5. Apa saja perubahan seks sekunder pria pada saat pubertas?

Perubahan sekunder adalah perubahan yang tampak dari luar, perubahan fisik sebagai ciri seks
sekunder yang terlihat dari luar terjadi selama pubertas adalah perubahan yang menyertai ciri
seks primer.

• Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang;

• tangan dan kaki bertambah besar;

• pundak dan dada bertambah besar dan membidang,

• otot menguat,

• tulang wajah memanjang dan membesar tidak tampak seperti anak kecil lagi,

• tumbuh jakun, Pembesaran jakun terjadi karena peningkatan produksi testoteron


saat pubertas terjadi. Pengaruh peningkatan testosteron ini dapat juga tampak
dengan tumbuhnya rambut-rambut di bagian tubuh, massa tulang dan otot yang
lebih padat, perubahan suara.

• tumbuh rambut-rambut di ketiak, sekitar muka dan sekitar kemaluan, hormone


yang memengaruhi tumbuhnya rambut Ketika pubertas yaitu Hormon
Androgen, Androgen menjadi hormon yang langsung berdampak pada
pertumbuhan rambut. Secara umum, hormon androgen berkaitan dengan organ
reproduksi pria, Hormon Tiroid,

• penis dan buah zakar membesar,

• suara menjadi besar/berat, laring laki-laki semakin tumbuh besar saat puber, pita
suara akan tumbuh lebih panjang dan tebal

• keringat bertambah banyak,

10
• kulit dan rambut mulai berminyak,

• Perubahan hormon mengakibatkan munculnya gangguan bau badan dan jerawat

Perubahan fisik pada remaja terjadi karena pertumbuhan fisik termasuk pertumbuhan organ-
organ reproduksi (organ seksual) menuju kematangan. Perubahan fisik juga dapat dilihat dari
perubahan kejiwaan. Secara emosi, remaja lebih sensitif seperti mudah menangis, cemas,
frustasi, dan tertawa. Kemudian secara intelegensia, remaja mampu berpikir abstrak, dan
senang memberikan kritik. Namun di antara itu semua yang penting diperhatikan adalah
keingintahuan anak remaja terhadap hal yang baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-
coba termasuk perilaku seks pranikah.

6. Apa saja perubahan seks sekunder wanita pada saat pubertas?

Ciri-ciri seks sekunder pada wanita antara lain :

a.Pinggul yang membesar dan membulat sebagai akibat membesarnya tulang pinggul
dan berkembangnya lemak bawah kulit.

b.Buah dada dan puting susu semakin tampak menonjol, dan dengan berkembangnya
kelenjar susu, payudara menjadi semakin lebih besar dan lebih bulat lagi.

c.Tumbuhnya rambut di kemaluan, ketiak, lengan dan kaki, dan kulit wajah. Semua
rambut, kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi
lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting.

d.Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang poripori bertambah
besar. Suara dari suara kanak-kanak menjadi merdu (melodious), suara serak dan suara
yang pecah jarang sekali terjadi.

e. Kelenjar keringat lebih aktif, dan kulit lebih menjadi kasar dibanding kulit anak-anak.
Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat.

f. Kelenjar keringat di ketiak mengeluarkan banyak keringat dan baunya menusuk


sebelum dan selama masa haid.

g. Otot semakin kuat dan semakin besar, terutama pada pertengahan dan menjelang
akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai kaki.

11
7. Bagaimana perkembangan fisik dan emosional pada masa remaja?

Salah satu bagian penting dari perubahan perkembangan dalam masa pubertas ini ialah
perkembangan aspek kognisi sosial remaja, yakni kecenderungan remaja untuk menerima dunia
(dan dirinya sendiri) dari perspektifnya mereka sendiri yang disebut dengan egosentrisme.
Dalam hal ini, remaja mulai mengembangkan suatu gaya pemikiran egosentris, dimana mereka
lebih memikirkan tentang dirinya sendiri dan seolah-olahmemandang dirinya dari atas. Remaja
mulai berpikir dan menginterpretasikan kepribadian dengan cara sebagaimana yang dilakukan
oleh para ahli teori kepribadian berpikir dan menginterpretasikan kepribadian, dan memantau
dunia sosial mereka dengan cara-cara yang unik. Selain itu, perkembangan remaja mempunyai
pengaruh yang besar terhadap relasi antara orang tua dengan remaja.Salah satu ciri yang
menonjol dari remaja yang mempengaruhi relasinya adalah perjuangan untuk memperoleh
otonomi, baik secara fisik maupun psikologis. Dalam hal ini, peran orang tua dan keluarga
dianggap oleh sebagian besar para remaja sebagai tembok penghalang kebebasan dan cara
pandang remaja, sehingga remaja umumnya banyak meluangkan waktu dengan teman sebaya
yang dianggap lebih penting dari segalanya. “Remaja (adolescence) diartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis,
kognitif dan sosial-emosional. Dalam kebanyakan budaya, usia remaja dimulai pada sekitar 10
—13 tahun dan berakhir kira-kira usia 18—22 tahun”. Pernyataan diatas menunjukan bahwa
proses transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa merupakan keharusan dalam perjalanan
kehidupan manusia. Karena dengan demikian, manusiaakan menemukan dirinya sejalan
rentang usia dan perkembangan serta pertumbuhan fisiknya. Perkembangan lebih lanjut, istilah
adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental,
emosional,sosial dan fisik. Tidak heran jika pada masa ini, remaja umumnya mengalami masa-
masa kebingungan mengenai perkembangan dan pertumbuhan fisik secara lebih cepat, dimana
hal-hal yang sebelumnya belum pernah dirasakan kini melanda setiap individu dan remaja
lainnya yang sebaya. Seperti yang terjadi pada remaja wanita, yaitu mulai mengalami fase
menstruasi dan pada remaja pria mulai mengalami mimpi basah. Ketika hal tersebut terjadi
untuk pertama kali, para remaja cukup mengalami kebingungan, ketakutan, dan mengalami rasa
malu. Namun, pada satu sisi mereka ingin diperhatikan dan diperhitungkan akan eksistensinya
sebagai individu yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan anggota keluarga dan
masyarakat lainnya.

12
Puberty (pubertas) adalah periode dalam kehidupan di mana terjadi kematangan organ-organ
seks mencapai tahap menjadi fungsional. Terdapat variasi yang jelas sekali diantara individu-
individu yang berbeda; akan tetapi pada umumnya usia bagi akhir periode ini diberikan sebagai
berikut: untuk anak gadis ialah usia tiga belas tahun dan pada anak laki empat belas tahun.
Pubertas (puberty) ialah suatu periode dimana kematangan kerangka dan seksual terjadi dengan
pesat terutama pada awal masa remaja.Kematangan seksual merupakan suatu rangkaian dari
perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja, yang ditandai dengan perubahan pada
ciri-ciri seks primer (primary sex characteristics) dan ciri-ciri seks sekunder (secondary sex
characteristics). Meskipun perkembangan ini biasanya mengikuti suatu urutan tertentu, urutan
dari kematangan seksual tidak sama pada setiap anak dan terdapat perbedaan individual dalam
umur dari perubahan-perubahan tersebut.

Masa puber atau remaja inilah yang berlangsung paling lama diantara fase yang lain dan
merupakan inti seluruh masa pemuda. Karena itu, masa pemuda sering juga disebut masa
remaja. Anak perempuan disebut gadis remaja dan anak laki-laki disebut bujang remaja atau
remaja saja. Perkembangan Seksualitas Fenomena kehidupan remaja yang sangat menonjol
adalah terjadinya peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas.Hal ini ditunjukan
dengan aktivitasnya yang sudah mulai tertarik terhadap lawan jenis dan mulai mengungkapkan
perasaannya melalui tindakannya untuk memikat pasangannya tersebut. Terjadinya peningkatan
perhatian remaja terhadap kehidupan seksual ini sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan-
perubahan fisik selama periode pubertas. Terutama kematangan organ-organ seksual dan
perubahanperubahan hormonal, mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual dalam
diri remaja. Dorongan seksual remaja ini sangat tinggi, dan bahkan lebih tinggi dari dorongan
seksual orang dewasa.Sebagai anak muda yang belum memiliki pengalaman tentang seksual,
tidak jarang dorongan-dorongan seksual ini menimbulkan ketegangan fisik dan psikis. Remaja
memasuki usia subur dan produktif. Artinya secara fisiologis, mereka telah mencapai
kematangan organ-organ reproduksi, baik remaja laki-laki maupun remaja wanita.Kematangan
organ-organ reproduksi tersebut, mendorong individu untuk melakukan hubungan sosial baik
dengan sesama jenis maupun dengan lawan jenis.Mereka berupaya mengembangkan diri
melalui pergaulan, dengan membentuk teman sebayanya (peergroup). Pergaulan bebas yang
tidak terkendali secara normatif dan etika/moral antarremaja yang berlainan jenisakan berakibat
pada terjadinya hubungan seksual diluar nikah

13
8. Bagaimana proses oogenesis yang terjadi pada saat pubertas pada wanita?

Pertumbuhan Folikel—Fase "Folikular" Siklus Ovarium


Gambar 81-4 memperlihatkan tahap-tahap progresif pertumbuhan folikel di ovarium.
Ketika seorang anak perempuan dilahirkan, tiap ovum diselubungi oleh selapis sel granulosa;
ovum, dengan selubung sel granulosa tersebut, disebut folikel primordial, seperti diperlihatkan
pada gambar. epanjang masa kanak-kanak, sel-sel granulosa diyakini berfungsi memberi
makanan untuk ovum dan untuk menyekresi suatu faktor penghambat pematangan oosit, yang
membuat ovum tetap tertahan dalam keadaan primordial, dalam tahap profase pembelahan
meiosis. Kemudian, sesudah pubertas, ketika FSH dan LH dari kelenjar hipofisis anterior mulai
disekresi dalam jumlah yang cukup, seluruh ovarium, bersama dengan sebagian folikel di
dalamnya, mulai tumbuh.
Tahap pertama pertumbuhan folikel berupa pembesaran sedang dari ovum, yang
diameternya meningkat menjadi dua sampai tiga kali lipat. Kemudian diikuti dengan
pertumbuhan lapisan sel-sel granulosa tambahan di sebagian folikel; folikelfolikel ini dikenal
sebagai folikel primer. Perkembangan Folikel Antral dan Vesikular. Selama beberapa hari
pertama setiap siklus seks bulanan perempuan, konsentrasi FSH maupun LH yang disekresi
oleh kelenjar hipofisis anterior meningkat sedikit menjadi sedang, dengan peningkatan FSH
yang sedikit lebih besar daripada LH dan lebih awal beberapa hari dari LH. Hormon-hormon
ini, khususnya FSH, mempercepat pertumbuhan 6 sampai 12 folikel primer setiap bulan. Efek
awalnya adalah proliferasi sel-sel granulosa yang berlangsung cepat, sehingga meningkatkan
lebih banyak lagi lapisan sel-sel tersebut. Selain itu, sel-sel berbentuk kumparan yang berasal
dari interstisium ovarium berkumpul menjadi beberapa lapisan di luar sel granulosa,
membentuk massa sel kedua yang disebut teka. Teka terbagi menjadi dua lapisan. Di dalam
teka interna, sel-selnya mempunyai karakteristik epitelium yang mirip dengan sel-sel granulosa
dan menjadi mampu untuk menyekresi hormon steroid seks tambahan (estrogen dan
progesteron). Lapisan luar, teka eksterna, berkembang menjadi kapsul jaringan ikat yang sangat
vaskular yang menjadi kapsul folikel yang sedang tumbuh.
14
Sejak folikel antral mulai tumbuh, pertumbuhannya terjadi sangat. cepat. Diameter ovum juga
membesar tiga sampai empat kali lipat lagi, menghasilkan peningkatan diameter ovum total
menjadi 10 kali lipat, atau peningkatan massa sebesar 1.000 kali lipat. Selama folikel
membesar, ovum tetap tertanam di dalam massa sel granulosa yang terletak pada sebuah kutub
folikel.
Hanya Satu Folikel yang Matang Penuh Setiap Bulan, dan Sisanya Mengalami Atresia.
Setelah pertumbuhan selama satu minggu atau lebih tetapi sebelum terjadi ovulasi salah satu
folikel mulai tumbuh melebihi yang lain; sisa 5 sampai 11 folikel yang sedang tumbuh
berinvolusi (suatu proses yang disebut atresia), dan folikel-folikel tersebut dikatakan menjadi
atretik.
Penyebab atresia masih belum diketahui, tetapi didalilkan sebagai berikut: Jumlah besar
estrogen yang berasal dari folikel yang tumbuh paling cepat tersebut bekerja pada hipotalamus
untuk menekan peningkatan lebih jauh sekresi FSH oleh kelenjar hipofisis anterior, sehingga
menghambat pertumbuhan lebih jauh folikel-folikel yang kurang berkembang. Oleh karena itu,
folikel yang paling besar tumbuh terus karena efek-efek umpan balik positif intrinsiknya,
sementara semua folikel yang lain berhenti tumbuh dan benar-benar berinvolusi.
Proses atresia tersebut penting, karena biasanya peristiwa tersebut memungkinkan
hanya satu folikel tumbuh sampai cukup besar untuk berovulasi setiap bulan; hal ini mencegah

15
lebih dari satu anak yang berkembang dalam setiap kehamilan. Folikel tunggal tersebut
mencapai diameter 1 sampai 1,5 cm pada saat ovulasi dan disebut folikel matang.
Ovulasi
Ovulasi pada perempuan dengan siklus seks perempuan normal 28 hari terjadi pada 14 hari
sesudah menstruasi dimulai. Tidak lama sebelum ovulasi, dinding luar folikel yang menonjol
membengkak dengan cepat, dan daerah kecil pada bagian tengah kapsul folikular, yang disebut
stigma, menonjol seperti puting. Kira-kira 30 menit kemudian, cairan mulai merembes dari
folikel melalui stigma, dan sekitar 2 menit kemudian, stigma akan robek cukup besar,
menyebabkan cairan yang lebih kental, yang menempati bagian tengah folikel, mengalami
evaginasi keluar. Cairan kental ini membawa bersamanya ovum yang diselubungi oleh massa
terdiri dari beberapa ribu sel granulosa kecil, disebut korona radiata.
Lonjakan LH Penting dalam Ovulasi. LH diperlukan untuk pertumbuhan akhir folikel
dan ovulasi. Tanpa hormon ini, walaupun FSH tersedia dalam jumlah besar, folikel tidak akan
berkembang ke tahap ovulasi. Sekitar 2 hari sebelum ovulasi (karena alasan yang masih belum
dimengerti seluruhnya, tetapi akan dibahas lebih detail di bab in, kecepatan sekresi LH oleh
kelenjar hipofisis anterior meningkat dengan pesat, menjadi 6 sampai 10 kali lipat dan
mencapai puncaknya sekitar 16 jam sebelum ovulasi. FSH juga meningkat kira-kira dua sampai
tiga kali lipat pada saat bersamaan,dan FSH dan LH akan bekerja secara sinergistik
menyebabkan pembengkakan folikel yang berlangsung cepat selama beberapa hari sebelum
ovulasi. LH juga mempunyai efek khusus terhadap sel granulosa dan sel teka, yaitu mengubah
kedua jenis sel tersebut terutama menjadi sel penyekresi progesteron. Oleh karena itu,
kecepatan sekresi estrogen mulai menurun kira-kira 1 hari sebelum ovulasi, sementara
progesteron yang meningkat mulai disekresi.
Kira-kira setiap 28 hari, hormon gonadotropik kelenjar hipofisis anterior menyebabkan
sekitar 8 sampai 12 folikel baru mulai berkembang di ovarium. Satu dari folikel ini akhirnya
menjadi "matang" dan berovulasi pada hari ke-14 siklus seks. Selama pertumbuhan folikel
disekresi terutama estrogen. Sesudah ovulasi, sel-sel sekretorik pada folikel berovulasi
berkembang menjadi korpus luteum yang menyekresi sejumlah besar kedua hormon utama
perempuan, progesteron dan estrogen. Dua minggu kemudian, korpus luteum berdegenerasi,
sedangkan hormon ovarium yaitu estrogen dan progesteron akan sangat berkurang jumlahnya
dan akan terjadi menstruasi. Keadaan ini diikuti dengan siklus ovarium yang baru.
Oogenesis melibatkan tiga fase kunci: proliferasi, pertumbuhan, dan pematangan, di
mana PGC berkembang menjadi oosit primer, oosit sekunder, dan kemudian menjadi ootid
matang.
9. Bagaimana proses spermatogenesis yang terjadi pada saat pubertas pada laki-laki?

Proses spermatogenesis adalah pembentuk sel sperma di dalam testis. Tahap-tahap proses
spermatogenesis yang perlu diketahui, yakni sebagai berikut:

Tahap pertama

16
Spermatogonia diploid terletak di tubulus seminiferus yang mencakup dua kali jumlah
total kromosom. Setelah itu, replikasi secara mitosis akan terjadi sebelum metode
meiosis satu untuk membuat 46 pasang kromatid saudara.

Tahap kedua

Pada tahap ini memungkinkan kromatid untuk melakukan pertukaran informasi genetik
melalui proses sinapsis. Biasanya, proses ini dilakukan sebelum membelah menjadi
spermatosit haploid melalui meiosis.

Tahap ketiga

Dalam pembelahan ini, dua sel anak baru selanjutnya akan membelah menjadi 4
spermatid. Sel tersebut akan memiliki kromosom unik yang jumlahnya kira-kira sekitar
setengah dari spermatogonium asli.

Tahap terakhir

Pada tahap ini, sel akan bergerak dari lumen testis ke epididimis. Proses
spermatogenesis ini ditandai dengan sel yang sudah dewasa dan berkembang menjadi
empat sel sperma dengan pertumbuhan mikrotubulus pada sentriol untuk
mengembangkan aksonema.

Sentriol yang tersisa akan memanjang dan berkembang menjadi ekor sperma. Disinilah
sel-sel tersebut kemudian diubah menjadi sel sperma melalui proses spermatogenesis,
yang merupakan fase terakhir.

10. Apa saja gangguan-gangguan pubertas yang dapat terjadi?

Secara umum gangguan pubertas dibagi menjadi dua yaitu: pubertas prekoks (prematur) dan
gangguan pubertas tarda (delayed).

1.Pubertas prekoks adalah timbulnya ciri-ciri seksual sekunder sebelum usia 8 tahun pada anak
perempuan dan sebelum usia 9 tahun pada anak laki-laki.

suatu keadaan dimana masa pubertas anak terjadi lebih awal pada umumnya, yaitu sekitar umur
9-14 tahun pada anak perempuan dan usia 10-17 tahun pada anak laki-laki. Kondisi ini terjadi
dipicu oleh otak secara spontan atau dikarenakan pengaruh bahan kimia dari luar tubuh dan
biasanya proses ini dimulai diakhir-akhir masa kanak-kanak (kurang dari umur 9 tahun) dengan

17
ditandai munculnya tanda-tanda kematangan organ reproduksi lebih awal dan telah berakhirnya
masa pertumbuhan. Pubertas yang lebih awal ini bisa merupakan bagian dari variasi
perkembangan normal seseorang, namun bisa pula merupakan penyakit atau paparan hormon
pertumbuhan yang tidak normal. Dan penyebabnya masih belum diketahui secara pasti sampai
dengan saat ini.

Pubertas Prekoks dominan terjadi pada anak-anak perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini
dimungkinkan karena Pubertas Prekoks membawa sifat genetik yang autosomal dominan dan
lebih sering akibat paparan hormon estrogen dini pada usia bayi. Untuk anak perempuan sering
diakibatkan etiologi yang idiopatik dan sebaliknya pada anak laki-laki secara signifikan
terbanyak diakibatkan adanya penyakit pada otak.

Faktor yang dapat meningkatkan kejadian pubertas prekoks meliputi :

• Jenis kelamin perempuan.

• Umumnya pada ras Afrika-Amerika.

• Seseorang yang mengalami Obesitas (Kegemukan).

• Terpapar hormon seksual (kosmetik ataupun makanan).

• Sedang mengidap suatu penyakit genetik ataupun gangguan metabolik. Pubertas


prekoks banyak ditemui pada pasien dengan sindrom McCune-Albright atau Hiperplasia
Adrenal Kongenital, yaitu suatu kondisi perkembangan abnormal dari produksi hormon
androgen pada laki-laki. Pada kasus yang jarang, Pubertas Prekoks memiliki hubungan dengan
kejadian hipotiroidism.

Gejala klinis yang terjadi pada anak perempuan apabila dialami pada usia kurang dari 9 tahun :

• Payudara membesar.

• Tumbuhnya rambut pubis dan rambut tipis pada lengan bawah.

• Bertambah tinggi dengan cepat.

• Mulainya menstruasi.

• Tumbuh jerawat.

• Munculnya bau badan.


18
Sedangkan pada anak laki-laki, tanda-tanda terjadinya Pubertas Prekoks akan muncul saat umur
kurang dari 10 tahun meliputi :

• Pembesaran testis dan penis.

• Tumbuhnya rambut pubis, lengan bawah dan wajah.

• Peningkatan tinggi dengan cepat.

• Suara memberat

• Tumbuh jerawat

• Munculnya bau badan

Pubertas dini dikenal memiliki dua jenis perkembangan yang berbeda, yaitu:

1. Pubertas dini sentral– merupakan jenis pubertas dini yang umum terjadi dan ditandai dengan
sekresi hormon gonad oleh kelenjar pituitari di otak yang terlalu cepat, sehingga memicu
aktivitas testis dan ovarium untuk memproduksi hormon seks dan menyebabkan proses
pubertas terjadi lebih awal.

2. Pubertas dini perifer– merupakan jenis pubertas dini yang jarang terjadi. Hal ini ditandai
dengan produksi hormon seks oleh organ reproduksi namun tanpa aktivitas kelenjar otak. Hal
ini merupakan pertanda adanya masalah pada organ reproduksi, kelenjar adrenal, atau kelenjar
tiroid yang tidak aktif.

Ketidaksiapan tubuh untuk mengalami pubertas dapat menyebabkan ketidakseimbangan


pertumbuhan pada anak, akibatnya pertumbuhan fisik dan mentalnya menjadi tidak optimal.
Dampak pubertas dini secara fisik adalah pertumbuhan badan yang cenderung pendek. Anak
yang mengalami pubertas dini mungkin mengalami pertambahan tinggi badan yang cepat pada
awalnya, namun saat dewasa ia memiliki tinggi badan di bawah normal untuk individu
seusianya. Penanganan dini dibutuhkan untuk mengatasi perkembangan tinggi badan pada anak
yang mengalami pubertas dini.

Pubertas dini juga akan menyebabkan anak sulit beradaptasi secara emosional dan sosial.
Masalah kepercayaan diri atau merasa kebingungan paling sering dialami oleh anak perempuan
yang mengalami pubertas dini karena perubahan fisiknya. Selain itu, perubahan perilaku dapat
terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan akibat perubahan mood, dan cenderung lebih

19
cepat marah. Anak laki-laki dapat cenderung menjadi agresif dan memiliki dorongan seks yang
tidak sesuai dengan usianya.

2. Pubertas tarda atau pubertas terlambat adalah tidak ditemukannya ciri-ciri seksual sekunder
pada anak perempuan berusia 13 tahun dan anak laki-laki berusia 16 tahun.

Pubertas Terlambat atau pubertas tarda yaitu tidak muncul sama sekali karakteristik seksual
sekunder sebelum usia 13 tahun, menars tidak ada setelah mencapai usia 18 tahun.
Penyebabnya karena ada gangguan di daerah hipotalamus, atau adanya penyakit sistemik,
kurang gizi, atau gangguan fungsi endokrin yang lain.

Pada anak laki-laki, pubertas terlambat lebih sering terjadi dan didefinisikan sebagai

• tidak adanya pembesaran testis pada usia 14 tahun

• waktu lebih dari 5 tahun antara mulai perkembangan genital hingga sempurna

Pada anak perempuan, pubertas terlambat adalah

• tidak adanya pertumbuhan payudara pada usia 13 tahun

• waktu lebih dari 5 tahun antara mulai pertumbuhan payudara hingga menstruasi

• anak belum menstruasi pada usia 16 tahun

Penyebab keterlambatan pubertas dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan status gonadotropin:

1. Keadaan hipergonadotropin ( kegagalan gonad primer )

Kromosomal, kelainan genetik dan sindrom: defek sintesis enzim androgen, sindrom
insensitivitas androgen partial dan komplet, sindrom 46.XX, 47.XYY, galaktosemia. Sindrom
Klinefelter (47.XXY), campuran 45. X/46, disgenesis XY, sindrom multipel X-Y, sindrom
multipel Y, distropia miotonik, sindrom Noonan, disgenesis gonadal 46 XY murni, defisiensi a
reduktase, sindrom ovari resisten, sindrom Turner.

Akuisita: autoimun, kemoterapi, infeksi (coxsackie, mumps), pembedahan, torsi, traumatik.

2. Keadaan hipogonadotropin (hipothalamus-hipofise).

•Defisiensi gonadotropin kongenital

20
Defisiensi gonadotropin kongenital berhubungan dengan kelainan-kelainan dari serebral,
hipotalamus atau terganggunya fungsi hipofise atau kelainan yang terisolasi. Kelainan
kongenital dari formasi hipotalamus-hipofise berupa kelainan-kelainan midline. Terganggunya
fungsi hipotalamus secara congenital berhubungan dengan disfungsi neuroendokrin,
diantaranya sindrom Prader-Willi dan sindrom Laurence-Moon-Biedl. Defisiensi gonadotropin
juga berhubugan dengan anosmia pada sindrom Kallmann.

• Defisiensi hormon tropik yang multiple

• Anak-anak dengan defisiensi hormon tropik yang multiple biasanya terjadi


keterlambatan pertumbuhan disertai hormon infantil. Hal ini dikarenakan defisiensi hormon
pertumbuhan (growth hormon/ GH) atau thyroid stimulating hormon (TSH) atau keduanya.
Keadaan ini akan mempengaruhi keterlambatan pubertas. Hipopituitarisme biasanya
disebabkan oleh defek hipotalamus yang idiopatik, termasuk tumor atau lesi struktur pada
midline.

• Defesiensi hormon pertumbuhan (GH) yang isolated

Penderita dengan defisiensi GH-isolated akan diikuti dengan pubertas terlambat, disamping itu
terjadi gangguan sekresi dari tirotropin, adrenocorticotropic hormon (ACTH) dan gonadotropin.
Kebanyakan pasien mengalami penyakit idiopatik dan kelihatan sebagai remaja dengan gagal
pertumbuhan. Defisiensi GH-isolated yang idiopatik kebanyakan dari tipe hipopituarisme
selama remaja dan kejadiannya 1:4000 kelahiran. Beberapa penderita dengan keterlambatan
pertumbuhan dan perkembangan karena adanya gangguan sekresi GH

• Defisiensi gonadotropin isolated

Defisiensi gonadotropin tanpa disertai gangguan hormon lain pada hipofise anterior
kebanyakan merupakan kelainan genetik. Seperti defek pada bulbus olfaktorius (sindrom
Kallmann). Defisiensi dari gonadotropin bervariasi dalam bentuk klasik, rendahnya kadar FSH
dan LH dan tidak adanya tanda maturasi hormon.

• Beberapa sindrom yang berhubungan dengan hypogonadotropin hypogonadism

Sindrom Prader Willi : terjadi secara sporadik dan berhubungan hipotonia fetal dan infantil,
perawakan pendek, obesitas masif, wajah yang khas dengan mata berbentuk almond-shape,
tangan dan kaki kecil, retardasi mental, dan emosi yang tidak stabil, menarche yang lambat

21
pada perempuan, mikropenis dan kriptorkismus pada pria. sering terjadi osteoporosis pada
pasien ini selama usia remaja, tapi terapi penggantian dengan hormon steroid dengan indikasi
dapat membantu.

Sindrom Laurence-Moon-Biedl : Kondisi autosomal resesif ini memiliki karakteristik seperti:


obesitas, perawakan pendek, retardasi mental, dan retinitis pigmentosa.

Sindroma Kallmann : Merupakan bentuk defisiensi isolated gonadotropinyang paling sering


dijumpai. Defisiensi gonadotropin pada pasien ini berhubungan dengan hipoplasi atau agenesis
dari bulbus olfaktorius sehingga terjadi hiposmia atau anosmia. Terjadi defisiensi GnRH,
kriptorkismus, mikrophalus serta kelainan midline yang lain. Kejadiannya 1:7500 laki-laki atau
1:50.000 perempuan, secara sporadik, X-linked autosomal dominan atau resesif.

Keadaan sistemik yang sering dijumpai oleh pubertas terlambat adalah, seperti gagal ginjal,
hipotiroid, anoreksia nervosa, penyakit radang usus dan penyakit celiac, infeksi berulang dan
penyakit neoplasma, penyakit psikosomatik yang serius

Step 4 – Ananlyzing problem


1. Apa saja tanda- tanda pubertas pada remaja laki-laki dan perempuan?

Perubahan fisik sebagai ciri seks sekunder yang terlihat dari luar terjadi selama pubertas
adalah perubahan yang menyertai ciri seks primer. Perempuan tampak pertumbuhan payudara,
tumbuh bulu-bulu halus di sekitar ketiak dan vagina, pinggul melebar; keringat bertambah
banyak, kulit mulai berminyak, pantat bertambah lebih besar dan pertumbuhan tinggi badan
yang pesat. Sedangkan pada pria terjadi pertambahan tinggi badan yang cepat, tumbuh jakun,
tumbuh rambut-rambut di ketiak, sekitar muka dan sekitar kemaluan, penis dan buah zakar
membesar, suara menjadi besar; keringat bertambah banyak, kulit dan rambut mulai berminyak.

Hasil penelitian ini menunjukkan perubahan fisik yang dialami remaja selama menjalani
masa pubertas berupa tinggi badan yang cepat, perubahan suara, tumbuh jakun dan rambut di
ketiak dan sekitar muka pada remaja laki-laki. Remaja perempuan terlihat payudara dan
pinggul membesar. Remaja laki-laki dan perempuan juga mengalami keringat yang berlebihan
dan jerawat di wajah. Kulit berminyak tampak ketika wawancara. Remaja selama menjalani
masa pubertas terjadi peningkatan dorongan seksual sebagai akibat dari perubahan hormonal
yaitu gonadotrofik yang diproduksi oleh kelenjar hypothalamus.

Remaja juga mengalami perkembangan psikoseksual yaitu ketertarikan dengan lawan


jenis. Ketertarikan dengan lawan jenis merupakan wujud dari adanya peningkatan dorongan
22
seksual. Perubahan psikoseksual yang diungkap remaja dikategorikan menjadi dua yaitu
ketertarikan dengan lawan jenis dan perubahan penampilan. Tujuh remaja menyatakan
ketertarikan dengan lawan jenis dengan melihat dari adanya perubahan fisik. Perubahan fisik
remaja perempuan yang menarik bagi laki-laki adalah adanya pertumbuhan payudara. Payudara
yang indah terlihat menarik bagi laki-laki yang melihatnya. Begitu juga pinggul dan pantat
yang besar dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi laki-laki. Masa pubertas disebut sebagai
masa social hunger (kehausan sosial) yang ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul dan
diterima di lingkungan kelompok sebayanya. Setelah anak memasuki masa remaja akan
mengalami perubahan sosial dengan memperbanyak teman dan aktivitas dengan teman-teman
sebayanya, bahkan remaja akan lebih dekat dengan teman dibanding orang tuanya. Hasil
wawancara yang dilakukan dengan remaja, ditemukan data bahwa perubahan sosial yang
dialami sesuai dengan hasil penelitian tersebut yaitu terjadi peningkatan jumlah teman, aktivitas
bermain dengan teman sebaya dan kedekatan dengan teman.

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pubertas?

1. Adanya Gangguan Kesehatan

Pubertas yang datang lebih cepat pada anak-anak bisa menjadi tanda adanya gangguan
kesehatan pada anak. Hipotiroidisme menjadi salah satu penyebab anak mengalami pubertas
lebih cepat.

2. Kecukupan Nutrisi dan Gizi

Melansir Psychology Today, lingkungan yang dapat menyediakan pangan yang baik bagi anak
menjadi salah satu faktor yang membuat anak alami pubertas lebih cepat. Ketersediaan
makanan dan status gizi anak memengaruhi kemampuan reproduksi seseorang. Kekurangan
gizi membuat seseorang alami pubertas lebih lambat. Begitu juga dengan kelebihan gizi dapat
membuat anak alami masa pubertas lebih cepat daripada anak lainnya yang mendapatkan gizi
seimbang.

3. Paparan Bahan Kimia

Bahan kimia dalam produk perawatan tubuh yang digunakan anak-anak berisiko untuk
meningkatkan hormon estrogen yang mempercepat pubertas. Pilihlah produk perawatan tubuh
bagi anak yang aman dari kandungan bahan kimia agar kesehatan anak tetap terjaga.

4. Faktor Keluarga

23
pubertas yang datang lebih awal bisa disebabkan oleh faktor keluarga yang kurang harmonis.
Pengalaman kehidupan awal yang buruk dan orangtua yang sering memperlihatkan kekerasan
dapat mempercepat proses pubertas seorang anak.

3. Perubahan hormonal apa yang terjadi pada saat pubertas?

Pubertas berarti awal kehidupan seks dewasa, sedangkan menarke berarti permulaan
siklus menstruasi. Periode pubertas terjadi karena peningkatan berangsur-angsur sekresi
hormon gonadotropin oleh hipofisis, dimulai pada sekitar tahun kedela lapan kehidupan, seperti
diperlihatkan pada Gambar 81-11, dan biasanya mencapai puncak pada awal pubertas dan
menstruasi, yaitu antara usia 11 dan 16 tahun pada In the female, anak perempuan (rata-rata 13
tahun).
Pada perempuan seperti halnya laki-laki, kelenjar hipofisis dan ovarium infantil mampu
menjalankan fungsi penuh apabila dirangsang secara tepat. Akan tetapi, seperti juga pada laki-
laki, dan karena alasan yang masih belum diketahui, hipotalamus tidak menyekresi jumlah
GnRH yang bermakna selama masa kanak-kanak. Eksperimen menunjukkan bahwa
24
hipotalamus mampu menyekresi hormon ini, tetapi tidak ada sinyal yang tepat dari beberapa
daerah otak yang lain yang menyebabkan terjadinya sekresi. Oleh karena itu, kini diyakini
bahwa timbulnya pubertas dirangsang oleh berbagai proses pematangan yang berlangsung di
tempat lain di otak, kemungkinan di suatu tempat di sistem limbik.

Gambar 81-12 memperlihatkan


(1) peningkatan kadar sekresi estrogen pada masa pubertas,
(2) variasi siklik selama siklus seks bulanan,
(3) peningkatan sekresi estrogen lebih lanjut selama beberapa tahun pertama masa
reproduksi,
(4) penurunan progresif sekresi estrogen menjelang akhir masa reproduksi (kehidupan
seksual), dan, akhirnya,
(5) hampir tidak ada sekresi estrogen atau progesteron sesudah menopause.

1. Sekresi Hormon Ovarium Pascaovulasi, dan Depresi Gonadotropin Hipofisis.


Bagian siklus yang paling mudah dijelaskan adalah peristiwa yang terjadi selama fase
pascaovulasi antara ovulasi dan dimulainya menstruasi. Selama waktu ini, korpus luteum
menyekresi sejumlah besar progesteron dan estrogen, demikian juga hormon inhibin. Semua
hormon ini bersama-sama mempunyai efek umpan-balik negatif gabungan terhadap kelenjar
hipofisis anterior dan hipotalamus, sehingga menyebabkan penekanan FSH maupun LH dan
mengurangi hormon ini sampai kadar terendah kira-kira 3 sampai 4 hari sebelum timbulnya
menstruasi.
2. Fase Pertumbuhan Folikel.

25
Dua sampai 3 hari sebelum menstruasi, korpus luteum mengalami regresi sampai
hampir berinvolusi total dan sekresi estrogen, progesteron, serta inhibin dari korpus luteum
berkurang menjadi sangat rendah. Hal ini melepaskan hipotalamus dan hipofisis anterior dani
efek umpan balik negatif hormon-hormon tersebut. Oleh karena itu, kira-kira satu hari
kemudian, sekitar waktu dimulainya menstruasi, sekresi FSH oleh hipofisis mulai meningkat
kembali, sebanyak dua kali lipat; selanjutnya, beberapa hari sesudah dimulainya menstruasi,
sekresi LH juga sedikit meningkat. Hormon-hormon ini merangsang pertumbuhan folikel
ovarium yang baru dan meningkatkan secara progresif sekresi estrogen kira-kira 12,5 sampai
13 hari sesudah dimulainya siklus seks bulanan perempuan yang baru. Selama 11-12 hari
pertama pertumbuhan folikel ini, kecepatan sekresi gonadotropin, FSH dan LH, akan berkurang
sedikit akibat efek umpan balik negatif terutama dari estrogen, pada kelenjar hipofisis anterior.
Kemudian, tiba-tiba terjadi peningkatan bermakna sekresi LH, dengan sedikit peningkatan
FSH. Ini adalah lonjakan LH dan FSH praovulasi, yang akan diikuti oleh ovulasi.
3. Lonjakan LH dan FSH Praovulasi Menyebabkan Terjadinya Ovulasi.
Kurang lebih 11% sampai 12 hari sesudah mulainya siklus bulanan, penurunan jumlah
sekresi FSH dan LH terhenti secara mendadak. Diperkirakan bahwa kadar estrogen yang tinggi
pada saat ini (atau dimulainya sekresi progesteron oleh folikel) mengakibatkan efek
perangsangan umpan-balik positif pada hipofisis anterior, seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, yang menyebabkan terjadinya lonjakan hebat pada sekresi LH dan juga sedikit
peningkatan FSH. Apa pun penyebab dari lonjakan FSH dan LH praovulasi ini, kelebihan LH
tersebut menyebabkan terjadinya ovulasi dan diikuti perkembangan serta sekresi oleh korpus
luteum. Dengan demikian, sistem hormon memulai putaran sekresinya yang baru sampai saat
ovulasi yang berikutnya.
Siklus Anovulasi—Sildus Seks pada Pubertas
Bila lonjakan LH praovulasi tidak cukup besar, ovulasi tidak akan berlangsung, dan
siklus disebut sebagai "anovulatorik." Fase-fase siklus seks terus berlanjut, tetapi berubah
dengan cara berikut ini. Pertama, tidak adanya ovulasi menyebabkan korpus luteum gagal
berkembang, sehingga hampir tidak ada sekresi progesteron selama bagian akhir sildus. Kedua,
siklus memendek beberapa hari, tetapi ritmenya terus berlanjut. Oleh karena itu, mungkin
progesteron tidak dibutuhkan untuk mempertahankan siklus itu, walaupun dapat mengubah
ritmenya. Beberapa siklus yang pertama setelah awal pubertas biasanya bersifat anovulatorik,
demikian juga siklus yang terjadi beberapa bulan bahkan beberapa tahun sebelum menopause,
mungkin karena lonjakan LH tidak cukup kuat pada saat tersebut untuk menyebabkan
terjadinya ovulasi.
4. Apakah perbedaan perubahan hormonal pada remaja laki- laki dan perempuan?

Hormon reproduksi mulai diproduksi dan berkerja mulai sejak memasuki masa remaja atau
masa pubertas. Saat itu, hormon-hormon ini memengaruhi perubahan fisik saat memasuki masa
pubertas, seperti payudara yang mulai membesar pada anak perempuan dan dada yang lebih
bidang pada anak laki-laki.

26
Bagi anak laki-laki, hormon testosteron akan mulai diproduksi dan menyebabkan
berkembangnya ukuran penis dan testis. Selain itu tubuh laki-laki juga akan tumbuh lebih
tinggi, tulang dada melebar, dan massa otot membesar. Hormon tersebut juga akan mulai
memproduksi sperma, yang berfungsi sebagai sel reproduksi laki-laki.

Pada anak perempuan, indung telur akan membesar dan tubuh akan mulai memproduksi dua
hormon: estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini akan mempengaruhi pertumbuhan
payudara, vagina, rahim serta tuba fallopi. Tinggi dan bentuk tubuh juga akan mulai
berkembang dan lemak akan membentuk tubuhmu terutama di bagian pinggang, pinggul, dan
bokong. Pada tahap akhir pubertas, perempuan akan mengalami menstruasi. Setelah pubertas
selesai, hormon estrogen dan progesteron akan berfungsi mengendalikan siklus menstruasimu.

1. Follicle stimulating hormone (FSH)

Hormon reproduksi FSH diproduksi di kelenjar pituitari, yaitu kelenjar di otak yang berukuran
sebesar kacang polong. Hormon ini memiliki peranan penting terhadap perkembangan seksual
seseorang.

Selain memengaruhi perubahan fisik saat memasuki masa pubertas, hormon FSH pada wanita
juga memiliki peran terhadap proses pembentukan sel telur di ovarium serta turut
mengendalikan siklus menstruasi. Sementara pada pria, hormon FSH berfungsi untuk
mengendalikan produksi sperma dan perkembangan organ kelamin.

2. Luteinizing hormone (LH)

Hormon LH juga diproduksi di kelenjar pituitari dan kerjanya saling melengkapo dengan
hormon FSH. Pada wanita, hormon reproduksi ini memengaruhi kerja ovarium, pelepasan sel
telur (ovulasi), siklus menstruasi, dan kesuburan. Sementara pada pria, LH merangsang
produksi testosteron, yang memengaruhi tingkat produksi sperma pria.

3. Hormon testosteron

Kadar hormon testosteron pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita. Hormon ini akan
mengalami peningkatan selama masa pubertas, kemudian mulai menurun sejak memasuki usia
30 tahun.

Fungsi hormon testosteron pada pria antara lain mengendalikan gairah seksual, produksi
sperma, kepadatan tulang, dan juga massa otot, sehingga hormon ini mampu memengaruhi
perubahan fisik dan emosional pria secara signifikan.

27
Sementara itu, fungsi hormon testosteron pada wanita adalah mengontrol suasana hati dan
gairah seksual, menjaga tulang tetap kuat, meringankan nyeri, dan menjaga kemampuan
berpikir.

4. Hormon estrogen

Kadar hormon estrogen pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria. Hormon estrogen pada
wanita memiliki peran penting dalam perkembangan seksual saat masa pubertas. Selain itu,
hormon ini juga berperan mengendalikan pertumbuhan dinding rahim selama siklus menstruasi
dan masa awal kehamilan, serta mengatur berbagai proses metabolisme, termasuk pertumbuhan
tulang dan kadar kolesterol. Sementara pada pria, salah satu fungsi estrogen adalah mengontrol
kesehatan sperma. Namun, jika kadar estrogen pada pria terlalu tinggi, dapat terjadi penurunan
kualitas sperma dan disfungsi ereksi.

5. Apa saja perubahan seks sekunder pria pada saat pubertas?

Tanda dan ciri-ciri perubahan primer

1. Kesiapan testis memproduksi sperma

2. Mengalami mimpi basah

Peristiwa mimpi basah adalah peristiwa ejakulasi atau keluarnya air mani saat tidur. Tanda dan
ciri-ciri perubahan primer ini terjadi saat testis serta salurannya (uretra) terisi penuh sperma.

Mimpi basah biasa dialami semua anak laki-laki menjelang dewasa. Kondisi ini menunjukkan
seorang laki-laki siap melakukan proses reproduksi. Dia sudah mampu membuahi sel telur yang
sudah matang hingga terjadi kehamilan.

Tanda dan ciri-ciri perubahan sekunder

• pembesaran buah zakar

• kantung buah zakar menjadi lebih tipis

• munculnya rambut kemaluan terutama pada daerah dasar penis

Sedangkan tanda lanjutan terjadinya pubertas pada anak laki-laki adalah :

• kulit penis dan kantung buah zakar menjadi berwarna lebih gelap

• rambut kemaluan semakin lebat

28
• munculnya rambut ketiak

• perubahan pada suara menjadi lebih berat

• mengalami pertumbuhan yang lebih pesat

6. Apa saja perubahan seks sekunder wanita pada saat pubertas?

Perubahan sekunder pada masa pubertas adalah perubahan-perubahan yang menyertai


perubahan primer yang terlihat dari luar

• lengan dan tungkai kaki bertambah panjang,

• pertumbuhan payudara, Ketika wanita mengalami pubertas, biasanya pada usia


8-13 tahun, tubuh akan mulai memproduksi dan melepaskan hormon estrogen.
Akibatnya, lemak dalam jaringan ikat di payudara juga ikut bersatu dan
membesar. Lemak tambahan inilah yang menyebabkan payudara wanita mulai
tumbuh lebih besar. Faktor yang memengaruhi ukuran payudara, keturunan,
berat badan, Latihan fisik, masa menstruasi,

• tumbuh bulu-bulu halus disekitar ketiak dan vagina, Faktor yang mempengaruhi
proses tersebut adalah perubahan hormonal. Luteinizing hormon (LH) yang
disekresikan oleh kelenjar hipofisis memicu pubertas dan pertumbuhan rambut
baik pada remaja laki-laki maupun perempuan. LH kemudian akan menstimulasi
produksi hormon testosteron yang juga terlibat dalam perkembangan seksual.
Hormon lain yang berperan adalah androgen baik pada remaja laki-laki maupun
perempuan.

• panggul mulai melebar; tangan dan kaki bertambah besar,

• tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar,

• vagina mengeluarkan cairan,

• keringat bertambah banyak,

• kulit dan rambut mulai berminyak,

29
• pantat bertambah lebih besar, Ketika hormon estrogen meningkat, yang terjadi
adalah kenaikan berat badan sehingga memicu penumpukan lemak di beberapa
bagian tubuh, seperti pinggul dan bokong

7. Bagaimana perkembangan fisik dan emosional pada masa remaja?

1. Perkembangan Pemahaman Diri dan Identitas Proses

pembentukan identitas diri merupakan proses yang panjang dan kompleksyang membutuhkan
kontinuitas dari masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang dari kehidupan individu. Hal
ini akan membentuk kerangka berpikir untuk mengorganisasikan dan mengintegrasikan
perilaku ke dalam berbagai bidang kehidupan (Soetjiningsih, 2007: 47). Dengan demikian
individu dapat menerima dan menyatukan kecenderungan pribadi, bakat, dan peran-peran yang
diberikan baik oleh orangtua, teman sebaya maupun masyarakat yang pada akhirnya dapat
memberikan arah tujuan dan arti dalam kehidupan mendatang. Remaja adalah pribadi yang
sedang berkembang menuju kematangan diri, kedewasan.Untuk itu, remaja perlu membekali
diri dengan pandangan yang benar tentang konsep diri. Remaja perlu menjadi diri yang efektif
agar dapat mempengaruhi orang lain untuk memiliki konsep diri yang positif. Remaja perlu
menjadi diri yang mampu menciptakan interaksi sosial yang saling mempercayai, saling
terbuka, saling memperhatikan kebutuhan teman, dan saling mendukung. Konsep diri adalah
gagasan tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang
terhadap dirinya sendiri. Konsep diri terdiri atas bagaimana cara kita melihat diri sendiri
sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan
diri sendiri menjadi manusia yang kita harapkan (Desmita, 2010:164). Setiap individu pada
dasarnya dihadapkan pada suatu krisis.Krisis itulah yang menjadi tugas bagi seseorang untuk
dapat dilaluinya dengan baik.Pada diri remaja yang sedang mengalami krisis berarti
menunjukan dirinya sedang berusaha mencari jati dirinya. Agoes Dariyo (2004:80)
mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan krisis (crisis) ialah suatu masalah yang berkaitan
dengan tugas perkembangan yang harus dilalui oleh setiap individu, termasuk remaja.
Keberhasilan menghadapi krisis akan meningkatkan dan mengembangkan kepercayaan dirinya,
berarti mampu mewujudkan jati dirinya (self-identity) sehingga ia merasa siap untuk
menghadapi tugas perkembangan berikutnya dengan baik, dan sebaliknya, individu yang gagal
dalam menghadapi suatu krisis cenderung akan memiliki kebingungan identitas (identitiy-
diffussion). Orang yang memiliki kebingungan ini ditandai dengan adanya perasaan tidak
mampu, tidak berdaya, penurunan harga diri, tidak percaya diri, akibatnya ia pesimis

30
menghadapi masa depannya. Krisis identitas terjadi apabila remaja tidak mampu memilih
diantara berbagai alternatif yang bermakna.Remaja dikatakan telah menemukan identitas
dirinya (self-identity) ketika berhasil memecahkan tiga masalah utama, yaitu pilihan pekerjaan,
adopsi nilai yang diyakini dan dijalani, dan perkembangan identitas seksual yang
memuaskan.Dapat juga dikemukakanbahwa remaja dipandang telah memiliki identitas diri
yang matang (sehat, tidak mengalami kebingungan), apabila sudah memiliki pemahaman dan
kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap diri sendiri, peranannya dalam kehidupan sosial
(di lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya atau masyarakat), pekerjaan, dan nilai-nilai
agama (Syamsu Yusuf L.N. dkk, 2011:97). Erikson dalam Sudarwan Danim (2010:84)
mencatat bahwa konflik utama yang dihadapi peserta didik berusia remaja pada tahap ini adalah
munculnya salah satu dari apa yang disebut sebagai identitas versus kebingungan identitas
(identity versus identityconfusion). Oleh karena itu, tugas psikososial bagi peserta didik yang
memasuki usia remaja adalah mengembangkan individualitas. Mereka harus menetapkan
peranan pribadi dalam masyarakat dan mengintegritaskan berbagai dimensi kepribadiannya
menjadi keseluruhan yang masuk akal. Mereka harus bergulat dengan isu seperti memilih karir,
kuliah, agama yang dianut dan pengalamannya, aspirasi politik, dan lain-lain. Usia remaja
merupakan saat pengenalan/pertemuan identitas diri dan pengembangan diri. Pandangan
tentang diri sendiri yang sudah berkembang pada masa anak-anak, makin menguat pada masa
remaja. Hal ini seiring dengan bertambahnya usia dan pengalaman hidup atas dasar kenyataan-
kenyataan yang dialami. Semua itu membuat remaja dapat menilai dirinya sendiri apakahbaik
atau kurang baik. Pesatnya perkembangan fisik dan psikisseringkali menyebabkan remaja
mengalami krisis peran dan identitas.Sesungguhnya, remaja senantiasa berjuang agar dapat
memainkan peranannya agar sesuai dengan perkembangan masa peralihannya dari masa anak-
anak menjadi masa dewasa.Tujuannya adalah memperoleh identitas diri yang semakin jelas dan
dapat dimengerti dan serta diterima oleh lingkungannya, baik lingkungan keluarga, sekolah
maupun masyarakat.Dalam konteks ini, penyesuaian diri remaja secara khas berupaya untuk
dapat berperan sebagai subjek yang kepribadiannya memang berbeda dengan anak-anak
ataupun orang dewasa. (Mohammad Ali dkk, 2010:179). Selama masa remaja ini, kesadaran
akan identitas dan mendefinisikan kembali “siapakah” ia saat ini dan akan menjadi “siapakah”
atau menjadi “apakah” ia pada masa yang akan datang. Perkembangan identitas selama masa
remaja ini juga sangat penting karena ia memberikan suatu landasan bagi perkembangan
psikososial dan relasi interpersonal pada masa dewasa (Desmita, 2008:11).

2. Perkembangan Hubungan dengan Orang Tua Keluarga

31
mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan remaja karena keluarga merupakan
lingkungan sosial pertama, yang meletakan dasar-dasar kepribadian remaja.Selain orang tua,
saudara kandung dan posisi anak dalam keluarga juga berpengaruh bagi remaja.Pola asuh orang
tua sangat besar pengaruhnya bagi remaja.Dinamika dan hubungan-hubungan antara anggota
dalam keluarga juga memainkan peranan yang cukup penting bagi remaja. Seperti halnya pola
asuh, hubungan-hubungan tersebut telah membentuk perilaku jauh sebelum usia remaja. Anak
tertua yang dominan terhadap adiknya pada masa kecil akan terbawa hingga usia remaja, anak
perempuan yang ketika usia 6 tahun menjadi “anak ayah” kemungkinan masih tetap dekat
dengan ayah pada usia 16 tahun. Walaupun hubungan-hubungan tersebut berjalan secara
alamiah dan sehat, orang tua tetap perlu untuk menjaga kesatuan dan adanya batasan-batasan
diantara orang tua dan anak-anak (Soetjiningsih, 2007:50). Karena remaja hidup dalam suatu
kelompok individu yang disebut keluarga, salah satu aspek penting yang dapat mempengaruhi
perilaku remaja adalah interaksi antar anggota keluarga. Harmonis atau tidaknya, intensif atau
tidaknya interaksi antar anggota keluarga akan mempengaruhi perkembangan sosial remaja
yang ada didalam keluarga (Mohammad Ali dkk., 2010: 95). Ketika anak memasuki usia
remaja di mana sangat membutuhkan kebebasan dan mereka sering meninggalkan rumah, orang
tua harus dapat melakukan penyesuaian terhadap keadaan tersebut. Remaja membutuhkan
dukungan yang berbeda dari masa sebelumnyakarena pada saat itu remaja sedang mencari
kebebasan dalam mengeksplorasi diri sehingga dengan sendirinya keterikatan dengan orang tua
berkurang. Pengertian dan dukungan orang tua sangat bermanfaat bagi perkembangan remaja.
Komunikasi yang terbuka di mana masing-masing anggota keluarga dapat berbicara tanpa
adanya perselisihan akan memberikan kekompakan dalam keluarga sehingga hal tersebut juga
akan sangat membantu anak remajanya dalam proses pencarian identitas diri.

3. Perkembangan Hubungan dengan Teman Sebaya Masa

remaja bisa disebut sebagai masa sosial karena sepanjang masa remaja hubungan sosial
semakin tampak jelas dan sangat dominan. Kesadaran akan kesunyian menyebabkan remaja
berusaha mencari kompensasi dengan mencari hubungan dengan orang lain atau berusaha
mencari pergaulan. Penghayatan kesadaran akan kesunyian yang mendalam dari remaja
merupakan dorongan pergaulan untuk menemukan pernyataan diri akan kemampuan
kemandiriannya (Mohammad Ali dkk., 2010:91). Dalam perkembangan sosial remaja maka
remaja mulai memisahkan diri dari orang tua dan mulai memperluas hubungan dengan teman
sebaya. Pada umumnya remaja menjadi anggota kelompok usia sebaya (peer group). Kelompok
sebaya menjadi begitu berarti dan sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial
32
remaja.Kelompok sebaya juga merupakan wadah untuk belajar kecakapan-kecakapan sosial,
karena melalui kelompok remaja dapat mengambil berbagai peran. Di dalam kelompok sebaya,
remaja menjadi sangat bergantung kepada teman sebagai sumber kesenangannya dan
keterikatannya dengan teman sebaya begitu kuat. Kecenderungan keterikatan (kohesi) dalam
kelompok tersebut akan bertambah dengan meningkatnya frekuensi interaksi diantara anggota-
anggotanya. (Soetjiningsih, 2007:51). Pada awal usia remaja, keterlibatan remaja dalam
kelompok sebaya ditandai dengan persahabatan dengan teman, utamanya teman sejenis,
hubungan mereka begitu akrab karena melibatkan emosi yang cukup kuat. Hubungan dengan
lawan jenis biasanya terjadi dalam kelompok yang lebih besar. Pada usia pertengahan
keterlibatan remaja dalam kelompok makin besar, ditandai dengan terjadinya perilaku
konformitas terhadap kelompok. Remaja mulai bergabung dengan kelompok-kelompok minat
tertentu seperti olah raga, musik, gang-gang dan kelompok- kelompok lainnya. Pada usia ini,
remaja juga sudah mulai menjalin hubungan-hubungan khusus dengan lawan jenisnya yang
dapat diwujudkan dengan kencan dan pacaran. Pada akhir usia remaja, ikatan dengan kelompok
sebaya menjadi berkurang, dan nilai-nilai dalam kelompok menjadi kurang begitu penting
karena pada umumnya remaja lebih merasa senang dengan nilai-nilai dan identitas
dirinya(Soetjiningsih, 2007:51).

8. Bagaimana proses oogenesis yang terjadi pada saat pubertas pada wanita?

33
1. Sel-Sel Kelamin Primordial

Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus
vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6
kehidupan intrauteri (dalam kandungan). Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium)

dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan
secara bersama-sama membentuk folikel primordial.

2. Folikel Primordial

Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan
sebanyak 200.000 buah. Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan
intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu
pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf
dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.

3. Oosit Primer

Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang kromosom
merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX.
Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin.
Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.

4. Pembelahan Meiosis Pertama

Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan selesai
sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan
terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar
dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel
yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat
membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.

Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder
dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya.

5. Oosit Sekunder

Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus zona
pellucida oosit. Oosit sekunder membelah membentuk ootid yang akan berdiferensiasi menjadi

34
ovum dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk tiga badan polar dan satu ovum masak,
semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal
mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami
perkembangan embrional.

9. Bagaimana proses spermatogenesis yang terjadi pada saat pubertas pada laki-laki?

Spermatogenesis terjadi selama pembentukan embrio, sel germinal primordial


bermigrasi ke dalam testis dan menjadi sel germinal imatur yang disebut spermatogonia
yang terletak di dua atau tiga lapisan permukaan dalam tubulus seminiferus.
Spermatogonia mulai mengalami pembelahan mitosis, yang dimulai saat pubertas, dan
terus berproliferasi dan berdiferensiasi melalui berbagai tahap perkembangan
pembentukan sperma. Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus selama masa
seksual aktif akibat stimulasi oleh hormon gonadotropik hipofisis anterior, yang dimulai
rata-rata pada umur 13 tahun dan terus berlanjut hampir di seluruh sisa kehidupan,
namun sangat menurun pada usia tua.

Pada tahap pertama spermatogenesis, spermatogonia bermigrasi di antara sel-sel


Sertoli menuju lumen sentral tubulus seminiferus. Sel-sel Sertoli ini sangat besar,
dengan pembungkus sitoplasma yang sangat banyak yang mengelilingi spermatogonia
yang sedang berkembang sampai ke bagian sentral lumen tubulus. Kemudian akan
terjadi meiosis. Spermatogonia yang melewati sawar (lapisan pertahanan) masuk ke
dalam lapisan sel Sertoli akan dimodifikasi secara berkelanjutan dan membesar
membentuk spermatosit primer yang besar. Setiap spermatosit, selanjutnya mengalami
pembelahan mitosis untuk membentuk dua spermatosit sekunder. Setelah beberapa hari,
spermatosit sekunder juga membelah menjadi spermatid yang akhirnya dimodifikasi
menjadi spermatozoa (sperma). Selama masa perubahan dari tahap spermatosit ke tahap
spermatid, ke-46 kromosom spermatosit (23 pasang kromosom) terbagi sehingga 23
kromosom diberikan ke satu spermatid dan 23 lainnya ke spermatid yang kedua.
Keadaan ini juga memisahkan gen kromosom sehingga hanya setengah karakteristik
genetik bayi berasal dari ayah, sedangkan setengah sisanya diturunkan dari oosit yang
berasal dari ibu.

35
Seluruh proses spermatogenesis, dari spermatogonia menjadi spermatozoa,
membutuhkan waktu sekitar 74 hari. Kromosom Seks. Pada setiap spermatogonium,
satu dari ke-23 pasang kromosom mengandung informasi genetik yang menentukan
jenis kelamin masing-masing keturunan. Pasangan ini terdiri atas satu kromosom X,
disebut kromosom perempuan, dan satu kromosom Y, disebut kromosom laki-laki.
Selama pembelahan meiosis, kromosom Y laki-laki pergi menuju sebuah spermatid
yang kemudian menjadi sebuah sperma laki-laki, dan kromosom X perempuan menuju
spermatid lain yang akan menjadi sperma perempuan. Jenis kelamin anak ditentukan
oleh jenis sperma yang membuahi ovum.

Selanjutnya terjadi pembentukan Sperma. Ketika dibentuk pertama kali,


spermatid masih memiliki sifat-sifat yang lazim dari sel epiteloid, tetapi segera
berdiferensiasi dan memanjang menjadi spermatozoa. Masing-masing spermatozoa
terdiri atas kepala dan ekor. Kepala terdiri atas inti sel yang padat dengan hanya sedikit
sitoplasma dan lapisan membran sel di sekeliling permukaannya. Di bagian luar dua
pertiga anterior kepala terdapat selubung tebal yang disebut akrosom yang terutama
dibentuk oleh aparatus Golgi. Selubung ini mengandung sejumlah enzim yang serupa
dengan enzim yang ditemukan pada lisosom sel-sel yang khas, termasuk hialuronidase
(yang dapat mencerna filamen proteoglikan jaringan) dan enzim proteolitik yang sangat
kuat (yang dapat mencerna protein). Enzim ini berperan penting dalam memungkinkan
sperma memasuki ovum dan membuahinya.
Ekor sperma yang disebut flagelum, memiliki tiga komponen utama:
(1) kerangka pusat yang dibentuk dari 11 mikrotubulus, yang secara keseluruhan
disebut aksonema struktur tersebut serupa dengan struktur silia yang terdapat pada
permukaan sel tipe lain
(2) membran sel tipis yang menutupi aksonema; dan
(3) sekelompok mitokondria yang mengelilingi aksonema di bagian proksimal
ekor (yang disebut badan ekor).

Gerakan maju-mundur ekor (gerakan flagela) memberikan motilitas pada


sperma. Gerakan ini disebabkan oleh gerakan meluncur longitudinal secara ritmis di
36
antara tubulus posterior dan anterior yang membentuk aksonema. Energi untuk proses
ini disuplai dalam bentuk adenosintrifosfat yang disintesis oleh mitokondria di badan
ekor. Sperma normal bergerak dalam medium cair dengan kecepatan 1 sampai 4
mm/menit. Kecepatan ini memungkinkan sperma bergerak melalui traktus genitalia
perempuan untuk mencapai ovum
Pematangan Sperma di Epididimis Setelah terbentuk di tubulus seminiferus, sperma
membutuhkan waktu beberapa hari untuk melewati tubulus epididimis yang panjangnya
6 m. Sperma yang bergerak dari tubulus seminiferus dan dari bagian awal epididimidis
merupakan sperma yang tidak motil, dan tidak dapat membuahi ovum.
Akan tetapi, setelah sperma berada dalam epididimis selama 18 sampai 24 jam,
sperma memiliki kemampuan motilitas, walaupun beberapa protein penghambat dalam
cairan epididimis masih mencegah motilitas akhir sampai setelah ejakulasi.
Penyimpanan Sperma di Testes. Kedua testes orang dewasa membentuk sperma dengan
jumlah mencapai 120 juta per hari. Sejumlah kecil sperma ini dapat disimpan di
epididimis, namun sebagian besar disimpan di vas deferens. Sperma tersebut dapat tetap
disimpan sehingga fertilitasnya dapat dipertahankan paling tidak selama sebulan.
Selama waktu tersebut, sperma-sperma itu dijaga pada keadaan yang sangat tidak aktif
oleh berbagai zat penghambat yang terdapat dalam sekresi duktus.
Sebaliknya, pada aktivitas seks dan ejakulasi yang tinggi, penyimpanan mungkin
tidak lebih dari beberapa hari. Setelah ejakulasi, sperma menjadi motil, dan juga mampu
membuahi ovum, suatu proses yang disebut pematangan. SeIsel Sertoli dan epitel
epididimis menyekresi suatu cairan nutrisi khusus yang diejakulasikan bersama dengan
sperma. Cairan ini mengandung berbagai hormon (termasuk testosteron dan estrogen),
enzim, dan zat nutrisi khusus yang sangat penting untuk pematangan sperma.
10. Apa saja gangguan-gangguan pubertas yang dapat terjadi?

1. Telars prematur
Freepik/Freephoto Ini adalah istilah untuk menyatakan payudara tanpa disertai tanda-tanda seks
sekunder lainnya pada anak perempuan yang usianya kurang dari 8 tahun. Jika anak Mama
mengalami telars prematur, maka perkembangan payudara anak dapat terjadi pada salah satu
atau kedua payudara, sebelum masuk usia pubertas.
Usia berapa anak bisa mulai mengalami telars prematur? Menurut IDAI, prevalensi telars
prematur tertinggi terjadi pada umur dua tahun pertama kehidupan.
2. Pubertas prekoks
Freepik/freephoto Pubertas ditandai dengan timbulnya tanda-tanda seks sekunder yang harus
terjadi berurutan. Pada anak perempuan, tahapan pubertas diawali dengan tumbuh payudara,
tumbuh rambut pubis, dan diakhiri dengan menstruasi.
Nah, ketika anak perempuan mulai tumbuh payudara sebelum usia 8 tahun (usia umum anak
mulai puber), maka kemungkinan anak mengalami pubertas prekoks.
3. Pubarke (adrenarke) prematur
Freepik/freephoto Menurut IDAI, pubarke prematur didefinisikan sebagai munculnya rambut
pubis sebelum anak perempuan berusia 8 tahun, atau 9 tahun untuk anak lelaki, tanpa disertai
tanda-tanda seks sekunder lainnya.
37
Pubarke prematur lebih sering dijumpai pada anak perempuan dibanding anak lelaki. Apa sih
penyebabnya? “Mekanisme yang mendasari terjadinya pubarke prematur adalah terjadinya
kematangan sel dini dari zona retikularis adrenal korteks, yang menyebabkan peningkatan
produksi androgen Munculnya rambut pubis ini bisa terjadi pada usia sangat muda, yaitu 5
tahun. Bahkan ada juga kasus muncul rambut pubis pada bayi. Jika ini terjadi pada bayi Mama,
maka harus dirujuk ke spesialis anak konsultan endokrin.
4. Ginekomastia
Freepik/Kwanchaichaiudom Ini adalah pembesaran kelenjar mamae (payudara) yang terjadi
pada anak lelaki. Menurut IDAI, ginekomastia berasal dari kata gyneco (wanita) dan mastia
(payudara). Hal ini terjadi karena adanya gangguan fisiologi hormon steroid yang bersifat
sementara maupun menetap.
Pada anak lelaki yang gemuk juga sering terlihat seperti memiliki payudara, namun itu bukan
ginekomastia, melainkan lipomastia (penumpukan lemak subkutan).
Ginekomastia ada 2 jenis: ginekomastia pubertas dan patologis. Pada ginekomastia pubertas,
permulaan gejala usianya antara 10 sampai 18 tahun, sedangkan pada patologis terjadi sebelum
usia 10 tahun.
Pada ginekomastia patologis, penyebabnya bukan pubertas, melainkan penyakit kronis maupun
penyakit genital, seperti hati, ginjal, fibrosis, trauma testis, hipospadia, dan lainnya.
5. Constitutional delay of growth and puberty (CDGP)
Freepik/Asierromero Menurut IDAI, masalah CDGP ini adalah masalah pubertas terlambat
yang paling sering terjadi. Uniknya, penderita CDGP lebih sering mengeluhkan perawakan
pendek dibanding pubertas terlambat.
Masalah pubertas ini lebih sering dijumpai pada anak lelaki, dengan persentase hampir 90
persen. Bahkan menurut laporan Pediatric Endocrine Ambulatory Center di North Shore
University Hospital, mengatakan bahwa jumlah anak penderita CDGP adalah 15 persen dari
anak berperawakan pendek.
Step 5 - Defining Learning Issue

Learning Objectives

1. Sebelum memasuka masa menopause, bagaimana dan apa saja yang akan dialami
wanita pada saat terjadinya perimenopausal syndrome ?

2. Apa saja kemunduran dan kelemahan yang diderita lansia dibandingkan dengan masa
pubertas ?

3. Bagaimana perubahan reproduksi pada pria lanjut usia dibandingkan dengan masa
pubertas?

4. Tahapan – tahapan perkembangan kognitif pada remaja

38
5. Setelah melalui masa pubertas dan dewasa, bagaimana perubahan fisiologi yang akan
terjadi pada wanita saat menopause ?

Step 6 - Self Study

Step 7 - Synthesize and test the new information

1. Sebelum memasuki masa menopause, bagaimana dan apa saja yang akan dialami
wanita pada saat terjadinya perimenopausal syndrome?

Perimenopause adalah periode transisi yang dialami wanita saat akan memasuki masa
berakhirnya menstruasi (menopause). Perimenopause merupakan masa sebelum menopause
dimana mulai terjadi perubahan endokrin, biologis, dan gejala klinik sebagai awal permulaan
dari menopause dan mencakup juga satu tahun atau dua belas bulan pertama setelah terjadinya
menopause. Sindrom perimenopause adalah sekumpulan gejala dan tanda yang terjadi pada
masa perimenopause. Seorang wanita memasuki masa perimenopuse pada usia 40 tahun dan
akan mengalami menopause pada usia 51,5 tahun

Patofisiologi Perimonopause

Proses menjadi tua pada dasarnya telah dimulai ketika sorang wanita memasuki usia 40
tahun. Pada waktu lahir, seorang wanita memiliki jumlah folikel sebanyak ± 750.000 buah dan
jumlah ini akan terus berkurang seiring berjalannya usia hingga akhirnya tinggal beberapa ribu
buah saja ketika mengalami menopause. Semakin bertambah usia, khususnya ketika memasuki
masa perimenopause, folikel-folikel itu akan mengalami peningkatan resistensi terhadap
rangsangan gonadotropin. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan folikel, ovulasi, dan
pembentukan korpus luteum dalam siklus ovarium berhenti secara perlahan-lahan. Pada wanita
diatas 40 tahun, 25% diantaranya mengalami siklus haid yang anovulatoar.

Resistensi folikel terhadap gonadotropin ini mengakibatkan penurunan peroduksi


estrogen dan peningkatan kadar hormon gonadotropin. Tingginya kadar gonadotropin ini
disebabkan rendahnya estrogen sehingga tidak ada umpan balik negatif dalam poros
hipotalamus dan hipofisis.

Walaupun secara endrokinologi terjadi perubahan hormonal, namun tidak ada kriteria
khusus pengukuran kadar hormon untuk menentukan fase awal atau akhir dari masa transisi
menopause.

39
Gejala utama perimenopause adalah siklus menstruasi tidak teratur. Ketidakteraturan
siklus ini bisa berupa:

• Menstruasi tiba lebih cepat atau lebih lambat

• Menstruasi berlangsung lebih singkat atau lebih lama

Semakin mendekati menopause, menstruasi akan semakin jarang, hingga beberapa


bulan sekali.

Selain gangguan menstruasi, gejala lainnya yang dapat terjadi pada perimenopause atau
menjadi tanda-tanda menopause sudah dekat adalah:

• Hot flashes atau sensasi gerah atau kepanasan yang muncul secara mendadak.

• Gangguan tidur, yang bisa disertai dengan atau tanpa keringat malam.

• Perubahan mood, misalnya mudah tersinggung. Kondisi ini kerap kali dikaitkan dengan
puber kedua, bahkan dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya depresi.

• Gangguan kognitif, misalnya sulit berkonsentrasi dan mudah lupa.

• Sakit kepala di masa awal perimenopause.

• Nyeri saat berhubungan seksual, karena berkurangnya cairan pelumas vagina.

• Penurunan gairah seksual dan kesuburan.

• Pengeroposan tulang yang dapat meningkatkan risiko terkena osteoporosis.

• Perubahan kadar kolesterol, yaitu meningkatnya kadar kolesterol jahat (LDL) dan
menurunnya kadar kolesterol baik (HDL).

Penyebab dan Faktor Risiko Perimenopause

Perimenopause merupakan kondisi normal yang dialami setiap wanita. Namun, ada
beberapa faktor yang dapat menyebabkan wanita memasuki fase perimenopause lebih cepat,
yaitu:

• Histerektomi

Pengangkatan rahim atau histerektomi akan meningkatkan risiko seseorang mengalami


menopause lebih cepat, terutama jika kedua indung telur (ovarium) juga ikut diangkat.

• Faktor keturunan
40
Wanita yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat menopause dini akan lebih
berisiko untuk mengalami kondisi serupa.

• Merokok

Wanita yang memiliki kebiasaan merokok dapat mengalami menopause 1-2 tahun lebih
awal daripada wanita yang tidak merokok.

• Pengobatan kanker

Kemoterapi atau radioterapi pada daerah panggul dapat menyebabkan menopause dini.

Perimenopause merupakan kondisi alami yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu,
tidak diperlukan obat-obatan untuk mengatasinya. Namun untuk meringankan gejala
perimenopause, dokter kandungan dapat meresepkan beberapa obat berikut ini

• Obat estrogen vaginal

Untuk menangani vagina kering, hormon estrogen dapat langsung dimasukkan ke dalam
vagina menggunakan tablet, ring, atau krim vagina. Estrogen vaginal ini juga dapat mengurangi
rasa nyeri saat melakukan hubungan seksual serta gangguan saat buang air kecil pada masa
perimenopause.

• Gabapentin, Antidepresan

Mengurangi hot flashes akibat perimenopause.

Definisi
Perimenopause adalah peristiwa fisiologis alami yang terjadi pada wanita dan didefinisikan
oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai berhentinya menstruasi secara permanen dan
penurunan kadar hormon steroid ovarium (estrogen dan progesteron) karena hilangnya fungsi
folikel ovarium.
Periode menstruasi terakhir ditentukan secara retrospektif setelah 12 bulan berturut-turut
amenore tanpa adanya penyebab patologis atau fisiologis lainnya. Umumnya terjadi sekitar usia
50 tahun, dengan kisaran antara 40 dan 60 tahun di seluruh dunia. Selama perimenopause,
wanita mungkin mengalami gejala seperti hot flashes dan keringat malam, insomnia,
kekeringan pada vagina, gangguan mood, dan sebagainya. Meskipun sebagian besar gejalanya
tidak mengancam jiwa,beberapa hal ini mungkin sebenarnya memiliki dampak negatif pada
kualitas hidup dan kesehatan fisik dan mental wanita perimenopause.
Namun, beberapa penelitian telah difokuskan pada epidemiologi sindrom perimenopause.
Penyebab

41
Saat seorang wanita melewati perimenopause, produksi estrogen dan progesteron
(hormon utama wanita), mengalami perubahan naik dan turun. Perubahan yang banyak dialami
selama perimenopause adalah akibat dari penurunan estrogen.
Prevalensi perimenopausal syndrome

Prevalensi perimenopausal syndrome, depresi, dan kecemasan yang terutama terkait


dengan gejala ringan, masing-masing adalah 10,92%, 25,99%, dan 12,62%. Perbedaan
prevalensi dan keparahan perimenopausal syndrome, prevalensi depresi, dan keparahan
kecemasan pada kelompok usia yang berbeda signifikan secara statistik (P < 0,001, P = 0,028, P 
= 0,003, P = 0,002, masing-masing).
Hubungan antara sindrom perimenopause dan gangguan mood adalah kuat dan positif
(P < 0,001). Ditemukan bahwa usia, status pekerjaan, karakteristik kepribadian, menstruasi, dan
konstipasi merupakan faktor risiko sindrom perimenopause, tetapi pendapatan rumah tangga
bulanan merupakan faktor protektif. Juga, pendapatan yang lebih tinggi dan asuransi kesehatan
yang lebih baik bermanfaat bagi depresi. Namun, hubungan keluarga yang tidak harmonis,
menstruasi yang tidak teratur, sembelit, dan keparahan perimenopausal syndrome berbahaya
bagi depresi. Untuk kecemasan, sikap terhadap status anak, waktu operasi caesar, dan
konstipasi merupakan faktor risiko.
Saat ini, konsep "menopause" telah diganti dengan istilah yang lebih akurat, yaitu
"perimenopause." Perimenopause melibatkan tiga tahap antara lain:
(1) Premenopause (siklus menstruasi teratur dengan 12 menstruasi selama 12 bulan
terakhir),
(2) Menopausal transition (beberapa menstruasi tetapi <12 selama 12 bulan terakhir).
(3) Pascamenopause dini (tidak ada menstruasi selama 12 bulan terakhir).
Gejala
Wanita dalam perimenopause memiliki setidaknya beberapa gejala berikut:

42
- Hot flash
- Kelembutan payudara
- Sindrom pramenstruasi yang lebih buruk
- Dorongan seks yang lebih rendah
- Kelelahan
- Menstruasi tidak teratur
- Kekeringan vagina; ketidaknyamanan saat berhubungan seks
- Kebocoran urin saat batuk atau bersin
- Urgensi urin (kebutuhan mendesak untuk buang air kecil lebih sering)
- Perubahan suasana hati
- Sulit tidur

Komplikasi
Menstruasi yang tidak teratur adalah ciri dari perimenopause. Sebagian besar waktu ini
normal dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, konsultasikan ke dokter apabila terjadi
ha;-hal berikut:
- Pendarahan sangat berat (ex : mengganti tampon atau pembalut setiap satu atau dua jam
selama dua jam atau lebih).
- Pendarahan berlangsung lebih lama dari tujuh hari.
- Pendarahan terjadi di antara periode.
- Periode secara teratur terjadi kurang dari 21 hari.
- Terdapat bercak setelah berhubungan seks.
- Periode menstruasi terjadi lebih dekat.
43
- Menstruasi sangat berat, atau mengalami pembekuan darah.
Kondisi lain dapat menyebabkan perubahan perdarahan menstruasi. Penyebab perdarahan
abnormal termasuk masalah hormon, pil KB, kehamilan, fibroid, masalah pembekuan darah
atau, jarang sampai menyebabkan kanker.
-
Tanda-tanda seperti ini mungkin berarti ada masalah dengan sistem reproduksi sehingga
memerlukan diagnosis dan pengobatan.
Faktor risiko
Menopause adalah fase normal dalam kehidupan. Tapi itu mungkin terjadi lebih awal pada
beberapa wanita daripada yang lain. Meskipun tidak selalu konklusif, beberapa bukti
menunjukkan bahwa faktor-faktor tertentu dapat membuat Anda lebih mungkin memulai
perimenopause pada usia lebih dini, termasuk:
- Merokok. Timbulnya menopause terjadi 1 sampai 2 tahun lebih awal pada wanita yang
merokok dibandingkan pada wanita yang tidak merokok.
- Riwayat keluarga. Wanita dengan riwayat keluarga menopause dini mungkin
mengalami menopause dini.
- Pengobatan kanker. Pengobatan kanker dengan kemoterapi atau terapi radiasi panggul
telah dikaitkan dengan menopause dini.
- Histerektomi. Histerektomi yang mengangkat rahim, tetapi bukan indung telur, biasanya
tidak menyebabkan menopause. Meskipun tidak lagi mengalami menstruasi, indung telur masih
menghasilkan estrogen. Tapi operasi tersebut dapat menyebabkan menopause terjadi lebih awal
dari rata-rata. Juga, jika memiliki satu ovarium yang diangkat, ovarium yang tersisa mungkin
berhenti bekerja lebih cepat dari yang diharapkan.
Menopause
Pada saat menopause, seorang perempuan harus menysuaikan kembali kehidupannya
dari kehidupan yang secara fisiologis dirangsang oleh produksi estrogen dan progesteron
menjadi kehidupan tanpa hormon-hormon tersebut. Hilangnya estrogen sering kali
menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis yang bermakna pada fungsi tubuh, termasuk
(1) "Rasa panas" (hot flushes) ditandai dengan kemerahan kulit yang ekstrem
(2) Sensasi psikis berupa dispnea
(3) Gelisah
(4) Letih
(5) Ansietas
(6) Penurunan kekuatan serta kalsifikasi tulang di seluruh tubuh.
Gejala-gejala tersebut cukup berat pada sekitar 15 persen perempuan sehingga
membutuhkan perawatan. Jika pemberian nasihat gagal, pemberian estrogen harian dalam
jumlah kecil biasanya dapat meredakan gejala, dan dengan berangsur-angsur menurunkan
dosisnya perempuan pascamenopause tampaknya dapat terhindar dari gejala-gejala yang berat.

44
2. Apa saja kemunduran dan kelemahan yang diderita lansia dibandingkan dengan
masa pubertas?

Pada keadaan normal kadar urat serum pada laki-laki mulai meningkat setelah pubertas.
Pada perempuan kadar urat tidak meningkat sampai setelah menopause karena estrogen
meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah menopause, kadar urat serum
meningkat seperti pada pria. Ada prevalensi familial dalam penyakit yang mengesankan sutu
dasar genetik dari penyakit ini. Namun, ada beberapa faktor yang agaknya memengaruhi
timbulnya penyakit ini, termasuk diet, berat badan, dan gaya hidup

Kekurangan Nutrisi

Adalah masalah yang paling sering dialami saat lanjut usia. Hal ini disebabkan karena gigi
sudah tidak bekerja secara optimal sehingga proses mengunyah makanan pun tidak sempurna.
Faktor lainnya juga bisa disebabkan karena penurunan fungsi kecap dan penciuman yang
mengakibatkan nafsu makan turut menurun. Faktor lain seperti tinggal sendirian tanpa keluarga
yang menemani juga bisa berpengaruh pada asupan nutrisi lansia. Masalah kekurangan nutrisi
pada lansia dapat dibantu dengan memberikan supplementasi nutrisi yang dapat membantu
melengkapi kebutuhan nutrisi hariannya. Anda bisa memberikan asupan susu kalsium, protein
whey, dan kandungan bergizi lainnya untuk memudahkan konsumsi.

Penyakit Penyerta

Semakin bertambah usia maka seseorang akan mengalami penyakit penyerta, yaitu penyakit
metabolic karena penurunan fungsi tubuh seperti hipertensi dan diabetes mellitus atau sebagai
komplikasi dari penyakit lain yang diderita. Lansia juga rentan terkena osteoporosis, maka
penting bagi mereka untuk rutin mengkonsumsi susu kalsium.

Kemampuan Berpikir Menurun

Saat usia bertambah, kemampuan kognitif atau berpikir seseorang seringkali menurun,
bahkan tidak sedikit lansia yang mengalami demensia.

Permasalahan Psikis

Kehilangan pasangan hidup, teman-teman yang mulai berkurang dan anak-anak yang sudah
tidak tinggal serumah adalah beberapa faktor yang mempengaruhi psikis para lansia. Selain itu
beberapa lansia juga mengalami post power syndrome atau kondisi dimana seseorang
kehilangan posisi atau jabatan tertentu sehingga membuat ia merasa tidak dihargai atau

45
dihormati yang kadang menjadi pemicu masalah psikisnya. Kemudian munculnya penyakit
yang membatasi gerak pun bisa jadi salah satu faktor pemicu frustasi karena lansia sudah tidak
bisa seaktif dulu.

Dianggap tidak mandiri

Kerapkali dianggap tidak mandiri adalah permasalahan umum yang dialami lansia karena
keluarga atau orang terdekat akan memperlakukan mereka seperti halnya anak kecil. Hal ini
secara tidak langsung dapat membuat lansia kehilangan kepercayaan dirinya.

Tingkat kemunduran gerak fungsional lansia dibagi menjadi tiga tingkat ketergantungan,
yaitu mandiri, bergantung sebagian dan bergantung sepenuhnya. saat lansia masih mampu
melaksanakan kegiatan pribadi dengan meminimalkan bantuan dari orang lain (bisa saja lansia
tersebut membutuhkan alat adaptasi seperti alat bantu jalan, alat kerja dan lainnya).

Kemunduran sistem tubuh lansia akan mempengaruhi aktivitas kesehariannya di dalam


kamar mandi, perubahan fisiologis ini akan diterangkan sebagai berikut:

1) Fungsi motorik. Menurunnya kekuatan jaringan tulang, otot dan sendi yang akan
berpengaruh terhadap fleksibilitas, kekuatan, kecepatan, instabilitas (mudah jatuh) dan
kekakuan tubuh, diantaranya adalah kesulitan bangun dari duduk atau sebaliknya,
jongkok, bergerak, dan berjalan.
2) Fungsi sensorik. Berpengaruhnya sensitivitas indera (saraf penerima), di antaranya
adalah indera penglihatan dan peraba yang menimbulkan hilangnya perasaan jika
dirangsang (anestesia), perasaan belebihan jika dirangsang (hiperestesia) dan perasaan
yang timbul dengan tidak semestinya (paraestesia).
3) Fungsi sensomotorik. Mengalami gangguan keseimbangan dan koordinasi.

Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu periode dimana
seseorang telah mempunyai banyak pengalaman dalam hidupnya. Lanjut usia bukan suatu
penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Penurunan
kemampuan berbagai organ, fungsi dan sistem tubuh itu bersifat alamiah. Menjadi tua
adalah suatu proses alami dan kadang–kadang tidak tampak mencolok. Penuaan akan terjadi

46
pada semua sistem tubuh manusia dan tidak semua sistem akan mengalami kemunduran
pada waktu yang bersamaan.

1. Perubahan Kondisi Fisik

Setelah orang memasuki masa lansia, umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik
yang bersifat patologis. Misalnya, tenaga berkurang, kulit makin keriput, gigi makin rontok,
tulang makin rapuh, berkurangnya fungsi indra pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan
sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia misalnya
badan menjadi bungkuk, pendengaran berkurang, penglihatan kabur, sehingga menimbulkan
keterasingan.

2. Perubahan Fungsi dan Potensi Seksual

Perubahan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali berhubungan dengan
berbagai gangguan fisik seperti gangguan jantung, gangguan metabolisme, vaginitis, baru
selesai operasi (prostatektomi), kekurangan gizi (karena pencernaan kurang sempurna atau
nafsu makan sangat kurang), penggunaan obat-obatan tertentu (anti hipertensi, golongan
steroid), dan faktor psikologis yang menyertai lansia seperti rasa malu bila mempertahankan
kehidupan seksual pada lansia, sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta
diperkuat oleh tradisi dan budaya, kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam
kehidupannya, pasangan hidup telah meninggal dunia, dan disfungsi seksual karena
perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya misalnya cemas, depresi, pikun,
dan sebagainya.

3. Perubahan Aspek Psikososial

Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka akan mengalami penurunan fungsi
kognitif dan fungsi psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi,
pemahaman, pengertian, perhatian, dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku
lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang
berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi yang
berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan. Dengan adanya penurunan kedua fungsi
tersebut, lansia juga mengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan
kepribadian lansia.

3. Bagaimana perubahan reproduksi pada pria lanjut usia dibandingkan dengan


masa pubertas?
47
Perubahan sistem reproduksi pada lansia pria adalah sebagai berikut. Pertama, testis masih
dapat memproduksi spermatozoa meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur. Kedua,
atrofi asini prostat otot dengan area fokus hyperplasia. Salah satu masalah hormonal yang
banyak dihadapi pria dalam kelompok geriatri adalah penurunan kadar testosteron, yang dapat
menimbulkan keluhan dan gejala menyerupai sindroma menopause pada wanita.

 Periubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau dari
pembagian tahapan seksual menurup Kaplan dan Darmojo (2010) dalam berikut ini :

a. Fase hasrat (desire)

Dipengaruhi oleh penyakit, masalah hubungan dengan pasanagn, harapan kultural, kecemasan
akan kemapuan seks. Hasrat pada lansia wanita mungkin menurun seiring makin lanjutnya usia,
tetapi biasanya bervariasi. Interval untuk meningkatkan hasrat seksual pada lansia pria
meningkat serta testoteron menurun secara bertahap sejak usia 55 tahun akan mempengaruhi
libido.

b. Fase arousal

Lansia pria : ereksi membutuhkan waktu lama, dan kurang begitu kuat, penurunan produksi
sperma sejak usia 40 tahun akibat penurunan testosteron; elevasi testis ke perineum lebih
lambat.

c. Fase orgasme (orgasmic)

Lansia pria : kemampuan mengontrol ejakulasi membaik; kekuatan dan jumlah kontraksi otot
berkurang; volume ejakulasi menurun.

d. Fase setelah orgasme (pasca orgasmic)

Mungkin terdapat periode refrakter dimana pembangkitan gairah sampai timbulnya fase
orgasme berikutnya lebih sukar terjadi.

 Perubahan hormon lansia

Produksi dari hampir semua hormone menurun

a. Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah

1) Pituitari : pertumbuhan ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam pembuluh darah.
Berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan LH.

48
2) Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR dan menurunnya daya pertukaran zat

3) Menurunnya produksi aldosteron

- Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron, estrogen, dan testosterone.

- Bertambahnya insulin, norepinephrin, parathormon, vasopressin

- Berkurangnya tridotironin

- Psikomotor melambat

Usia lanjut meningkatkan kejadian infertilitas. Pria usia lanjut di atas 40 tahun menunjukkan
penurunan angka keberhasilan reproduksi yang ditunjukkan oleh memanjangnya waktu untuk
mencapai kehamilan dan juga tingkat pembuahan. Penuaan menyebabkan penurunan volume
testis. Sebuah studi menunjukkan bahwa pria tua memiliki volume testis yang lebih kecil secara
signifikan daripada pria yang lebih muda (Mahmoud et al., 2003). Well menyelidiki pengaruh
usia pada volume testis dan menunjukkan bahwa puncak volume testis terjadi pada usia 25
tahun. Penurunan yang kecil tetapi signifikan diamati pada usia 80 dan 90 tahun (Well et al.,
2007). Sementara penelitian lain menunjukkan bahwa antara usia 40 dan 60 tahun, volume
testis relatif konstan dengan hanya sedikit penurunan, tetapi setelah usia 60 tahun, volume testis
menurun secara signifikan (Yang et al., 2011). Studi histomorfometrik dari tiga puluh enam
pria lanjut usia (61–102 tahun) dan 10 pria muda (29–40 tahun) menunjukkan jumlah sel
germinal dan sel Sertoli menurun seiring bertambahnya usia. Tingkat aneuploidi sel post miotik
adalah 1,1% untuk kelompok kontrol, 1,29% untuk subjek yang lebih tua dengan
spermatogenesis yang terjaga, dan 14,28% untuk subjek dengan spermiogenesis arrested.

4. Tahapan – tahapan perkembangan kognitif pada remaja

Perkembangan Kognitif Masa Remaja

Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori,


menalar, berpikir, dan bahasa (Jahja, 2012). Menurut Piaget (dalam Santrock, 2001; dalam
Jahja, 2012), seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi
secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia
kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke
dalam skema kognitif mereka. Remaja telah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide
yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga mengembangkan ide-ide ini.

49
Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati,tetapi remaja
mampu mengholah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.

Kekuatan pemikiran remaja yang sedang berkembang membuka cakrawala kognitif dan
cakrawala sosial baru. Pemikiran mereka semakin abstrak (remaja berpikir lebih abstrak
daripada anak-anak), logis (remaja mulai berpikir seperti ilmuwan, yang menyusun rencana-
rencana untuk memecahkan masalah-masalah dan menguji secara sistematis pemecahan-
pemecahan masalah), dan idealis (remaja sering berpikir tentang apa yang mungkin. Mereka
berpikir tentang ciri- ciri ideal diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia); lebih mampu menguji
pemikiran diri sendiri, pemikiran orang lain, dan apa yang orang lain pikirkan tentang diri
mereka;serta cenderung menginterpretasikan dan memantau dunia sosial (Santrock, 2002).

Masa remaja awal (sekitar usia 11 atau 12 sampai 14 tahun), transisi keluar dari masa
kanak-kanak,menawarkan peluang untuk tumbuh – bukan hanya dalam dimensi fisik, tetapi
juga dalam kompetensi kognitif dan sosial.

Perkembangan Kognitif Remaja melalui beberapa tahapan. Kognitif dalam konteks ilmu
psikologi sering didefenisikan secara luas mengenai kemampuan berpikir dan mengamati, suatu
perilaku yang mengakibatkan seseorang memperoleh pengertian atau yang dibutuhkan untuk
menggunakan pengertian. Salah satu tugas perkembangan remaja yang harus dilaluinya adalah
mampu berpikir secara lebih dewasa dan rasional, serta memiliki pertimbangan yang lebih
matang dalam menyelesaikan masalah.

  Dengan kata lain remaja harus memiliki kemampuan intelektual serta konsepsi yang
dibutuhkan untuk menjadi masyarakat yang baik (Soetjiningsih, 2004).

Perubahan yang terjadi dimana pada masa anak-anak cara berpikirnya masih
preoperasional dan konkrit operasional. Akan tetapi pada masa remaja perkembangan kognitif
menuju pada level yang paling tinggi yaitu formal operasional (Piaget dalam Ariani, 2006).

Cara berpikir remaja tidak terlepas dari kehidupan emosinya yang naik turun.
Penentangan dan pemberontakan yang ditunjukkan denganselalu melancarkan banyak kritik,
bersikap menentang peraturan sekolah, maupun dirumah menjadi suatu ciri mulai
meningkatnya kemampuan berpikir dengan sudut pandang yang mulai meluas pada remaja.

Kemampuan kognitif manusia berkembang secara bertahap Pieget (dalam Soetjiningsih,


2004) membaginya dalam beberapa stadium, stadium sensori motorik (umur 0-18 bulan),

50
stadium pra opersional (umur 18- 7 tahun), stadium operasional konkrit (umur 7-11 tahun,
stadium operasional formal (mulai 11 tahun).

Tahap formal operations adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir
secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman
yang benar-benar terjadi.

Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan
kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan tentang suatu
hal.

Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang hanya
mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini memungkinkan remaja berpikir
secara hipotetis. Remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana
atau suatu bayangan (Santrock, 2003).

  Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki
efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan
konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat membahayakan
dirinya.

Dengan kemampuan tersebut maka remaja semakin yakin akan kemampuannya dalam
mengambil keputusan sendiri dan tidak lagi terlalu Universitas Sumatera Utaratergantung pada
kepada orang lain (Murniati & Beatrix, 2000) yang sering mengakibatkan konflik remaja
dengan sekolah, orangtua atau lingkungannya.

Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka
sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif
yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir
lebih logis.

Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka mampu
membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan (Santrock, 2001).
Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang belum sepenuhnya
ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir egosentrisme (Piaget dalam
Papalia & Olds, 2001). Yang dimaksud dengan egosentrisme di sini adalah “ketidakmampuan
melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain”.

51
5. Setelah melalui masa pubertas dan dewasa, bagaimana perubahan fisiologi yang
akan terjadi pada wanita saat menopause ?
Menopause menandakan bahwa masa menstruasi dan reproduksi seorang wanita telah
berakhir. Hal ini terjadi karena indung telur mengalami penuaan. Penuaan ovarium ini
menyebabkan produksi hormon estrogen menurun sehingga terjadi kenaikan hormon
FSH dan LH.Peningkatan hormon FSH ini menyebabkan fase folikular dari siklus
menstruasi memendek sampai menstruasi tidak terjadi lagi. Menopause menurut WHO
berarti berhentinya siklus menstruasi untuk selamanya bagi wanita yang sebelumnya
mengalami menstruasi setiap bulan, yang disebabkan oleh jumlah folikel yang
mengalami atresia terus meningkat, sampai tidak tersedia.
Perubahan pengeluaran hormon menyebabkan berbagai perubahan fisik maupun
psikologis bagi wanita. Pada masa ini sangat kompleks bagi wanita karena berkaitan
dengan keadaan fisik dan kejiwaannya. Selain wanita mengalami stress fisik dapat juga
mengalami stress psikologi yang mempengaruhi keadaan emosi dalam menghadapi hal
normal sebagaimana yang dialami semua wanita. Perubahan fisik ini dapat berupa rasa
panas (hot flushes) keringat malam yang banyak, menstruasi tidak teratur sampai tidak
terjadi lagi, susah tidur, vagina menjadi kering, kulit menjadi keriput dan kendur, dan
terkadang mengalami jantung berdebar-debar lebih dari biasanya, mudah tersinggung,
mudah lelah, daya ingat menurun, serta nyeri saat senggama.

Menopause merupakan suatu masa peralihan dari mentruasi menjadi tidak lagi
mengalami haid. Wanita yang telah memasuki masa menopause kemungkinan
akan mengalami kemunduran kesehatan terutama perubahan secara fisik. Hot
flush, vagina menjadi kering, kulit kendur dan keriput adalah contoh dari
perubahan fisik. Perubahan fisik akibat dari menopause tersebut dapat
mempengaruhi kondisi psikologis wanita menopause seperti mudah tersinggung,
cemas, stress dan depresi. Menurut data yang diambil di Posyandu Desa Pabelan
8 dari 10 wanita menopause telah mengalami perubahan fisik dan psikologis.
Perubahan psikologis
Hasil pengumpulan data tentang perubahan psikologis responden
ditampilkan sebagai berikut.

52
Perubahan psikologis pada responden menunjukkan mayoritas tertinggi
adalah mudah tersinggung sebanyak 61 responden (81,3%). Menurut hasil
penelitian Sakdiah (2015), didapatkan wanita dengan perasaan mudah tersinggung
sebanyak 58% wanita lebih sensitif ketika sedang membahas tentang proses
penuaan dibandingkan laki-laki. Hal ini menunjukan bahwa ketidakstabilan
emosional dirasakan wanita saat menjadi tua. Ini sering diwujudkan dengan
meningkatnya perasaan sensitif dimana lebih membutuhkan perhatian dan juga
rasa takut kehilangan akan orang-orang disekitarnya.

Sedangkan perubahan pada responden dengan kedua tertinggi adalah


cemas dengan responden 48 sebanyak (64%). Menurut hasil penelitian yang
dilakukan oleh Joyce (2013), mengatakan prevalensi kecemasan pada wanita yang
memasuki menopause sebanyak 51% wanita dengan rentang umur 52-58 tahun
mengalami kecemasan, gugup dan tegang. Hal ini dapat terjadi karena Beberapa
akibat dari timbulnya perubahan fisik tersebut yaitu timbulnya perasaan tidak
berharga yang dapat memicu berbagai kekhawatiran seperti khawatir akan adanya
kemungkinan bahwa orang-orang yang dicintai akan berpaling dan
meninggalkannya. Perasaan inilah yang dirasakan oleh sebagian wanita
menopause.

Perubahan pada responden tertinggi ketiga adalah daya ingat menurun


sebanyak 33 responden dengan presentase 44%. Dalam penelitian yang dilakukan
53
oleh Chou (2013), mengatakan bahwa kebanyakan wanita menopause mengalami
penurunan daya ingat sebanyak 48%. Hal ini disebabkan karena penurunan
estrogen dalam sistem saraf pusat, dimana estrogen berpotensi mempengaruhi
fungsi kognitif yang berarti akan berpengaruh terhadap fungsi otak. Dalam
penelitiannya menyatakan bahwa konsentrasi estrogen lebih tinggi pada wanita
usia subur dibandingkan dengan wanita menopause. Dengan demikian jika kadar
estrogen berkurang maka fungsi kognitif seseorang akan terpengaruh seperti
dalam memori dan pembelajaN

54

Anda mungkin juga menyukai