Anda di halaman 1dari 12

“KIE TENTANG PERUBAHAN

PSIKOSOSIAL SELAMA
PUBERTAS”
 A.Pengertian Pubertas
 Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami
perubahan fisik, psikis, dan kematangan fungsi seksual. Istilah
pubertas dapat digunakan untuk menyatakan perubahan
bilogis yang meliputi morfologi dan fisiologi yang terjadi
dengan pesat dari masa anak menuju dewasa, terutama pada
perubahan kelamin dari tahap anak ke dewasa. Pertumbuhan
organ reproduksi mengalami perubahan yang sangat cepat dan
sudah memiliki kemampun untuk bereproduksi (Kusmiran,
2019).
 Perubahan yang menandakan bahwa anak sudah memasuki
tahap kematangan organ seksual yaitu dengan tumbuhnya
organ seks sekunder. Pertumbuhan organ seks sekunder
dapat ditandai dengan pembesaran payudara, tumbuhnya
rambut ketiak dan alat kemaluan, adanya jerawat, bau badan
yang menyengat, pinggul membesar dan juga mulai
berkembangnya beberapa organ vital yang siap untuk dibuahi.
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2018 jumlah remaja
umur 10-24 tahun sangat besar yaitu sekitar 64 juta atau 27,6%
dari jumlah total penduduk indonesia (BPS, 2015).
 Pubertas terjadi disebabkan adanya hormon Gonadotropin releasing
hormone (GnRH) yang di sekresi oleh hipotalamus. Gonadotropin releasing
hormone disekresikan dalam jumlah cukup banyak pada saat janin berusia
10 minggu, mencapai kadar puncaknya pada usia gestasi 20 minggu dan
kemudian menurun pada saat akhir kehamilan.Hal ini diperkirakan terjadi
karena maturasi sistim umpan balik hipotalamus karena peningkatan kadar
estrogen perifer. Pada saat lahir GnRH meningkat lagi secara periodik
setelah pengaruh estrogen dari plasenta hilang. Keadaan ini berlangsung
sampai usia 4 tahun ketika susunan saraf pusat menghambat sekresi
GnRH.Pubertas normal diawali oleh terjadinya aktivasi aksis hipotalamus–
hipofisis–gonad dengan peningkatan GnRH secara menetap. Hormon GnRH
kemudian akan berikatan dengan reseptor di hipofisis sehingga sel-sel
gonadotrop akan mengeluarkan luteneizing hormone (LH) dan follicle
stimulating hormone (FSH). Hal ini terlihat dengan terdapatnya
peningkatan sekresi LH 1-2 tahun sebelum awal pubertas. Sekresi LH yang
pulsatile terus berlanjut sampai awal pubertas (Batubara, 2018).
 B. Perubahan Fisik Saat Pubertas
 Perubahan fisik saat fase pubertas terjadi agar seorang anak
memiliki kemampuan bereproduksi. Perubahan fisik ini
terjadi secara cepat dan berkelanjutan. Terdapat lima
perubahan khusus yang terjadi pada pubertas diantaranya
pertambahan tinggi badan yang cepat (pacu tumbuh),
perkembangan seks sekunder, perkembangan organ-organ
reproduksi, perubahan komposisi tubuh serta perubahan
system sirkulasi dan sistem respirasi yang berhubungan
dengan kekuatan dan stamina tubuh (Batubara, 2018).
 Pada anak laki-laki awal pubertas ditandai dengan meningkatnya volume testis,
ukuran testis menjadi lebih dari 3 mL, pengukuran testis dilakukan dengan
memakai alat orkidometer Prader. Pembesaran testis pada umumnya terjadi pada
usia 9 tahun, kemudian diikuti oleh pembesaran penis. Pembesaran penis terjadi
bersamaan dengan pacu tumbuh. Ukuran penis dewasa dicapai pada usia 16-17
tahun (tabel 1 dan gambar 1). Rambut aksila akan tumbuh setelah rambut pubis
mencapai P4, sedangkan kumis dan janggut baru tumbuh belakangan. Rambut
aksila bukan merupakan petanda pubertas yang baik oleh karena variasi yang
sangat besar. Perubahan suara terjadi karena bertambah panjangnya pita suara
akibat pertumbuhan laring dan pengaruh testosteron terhadap pita suara.
Perubahan suara terjadi bersamaan dengan pertumbuhan penis, umumnya pada
pertengahan pubertas. Mimpi basah atau wet dream terjadi sekitar usia 13-17
tahun, bersamaan dengan puncak pertumbuhan tinggi badan.
 Pada anak perempuan awal pubertas ditandai oleh timbulnya breast
budding atau tunas payudara pada usia kira-kira 10 tahun, kemudian
secara bertahap payudara berkembang menjadi payudara dewasa pada
usia 13-14 tahun (tabel 2 dan gambar 2). Rambut pubis mulai tumbuh
pada usia 11-12 tahun dan mencapai pertumbuhan lengkap pada usia 14
tahun. Menarke terjadi dua tahun setelah awitan pubertas, menarke
terjadi pada fase akhir perkembangan pubertas yaitu sekitar 12,5
tahun.10,13 Setelah menstruasi, tinggi badan anak hanya akan bertambah
sedikit kemudian pertambahan tinggi badan akan berhenti. Massa lemak
pada perempuan meningkat pada tahap akhir pubertas, mencapai hampir
dua kali lipat massa lemak sebelum pubertas.
 C. Perubahan Psikososial saat Pubertas
 Selain perubahan fisik, salah satu ciri- ciri pubertas terlihat pada perubahan psikologisnya.Efek
dari pengeluaran hormon seksual tersebut juga mempengaruhi kondisi emosi remaja. Kondisi emosi
atau psikologis ini diperlihatkan dengan tanda- tanda sebagai berikut:
 1. Mencari identitas diri
 Dalam hal ini remaja menginginkan kebebasan dan tidak ingin dirinya diatur oleh aturan yang
menurutnya membelenggu atau membatasi. Remaja sudah menganggap dirinya cukup dewasa dan
bisa mandiri. Mulai berani menentang pendapat orang yang lebih dewasa, marah, mengungkapkan
rasa tidak suka dan adanya keinginan untuk mencoba hal baru lebih besar karena merasa
tertantang.
 2. Mulai tertarik kepada lawan jenis
 Pada masa remaja rasa ketertarikan terhadap lawan jenis mulai muncul. Hal ini wajar. Namun
demikian kesiapan mental remaja masih belum siap untuk hal yang serius seperti pernikahan.
Perlunya bimbingan tentang pengetahuan terhadap lawan jenis perlu diberikan agar tidak terjadi
hal yang terlampau jauh dan negatif.
 Perubahan psikososial pada remaja dibagi dalam tiga tahap yaitu :
 1.Remaja awal (early adolescent),periode ini terjadi pada usia 12-14 tahun.
Pada masa remaja awal anak-anak terpapar pada perubahan tubuh yang
cepat, adanya akselerasi pertumbuhan, dan perubahan komposisi tubuh
disertai awal pertumbuhan seks sekunder.
 2.Remaja pertengahan (middle adolescent),perriode ini terjadi pada usia15-
17 tahun,perubahan yang terjadi diantaranya mengeluh kepada orangtua
untuk tidak ikut campur urusannya, sangat memperhatikan
penampilan,mulai memiliki/berganti-ganti pacar, mulai memperhatikan
karier,memiliki konsep idola dan mulai konsisten dengan cita-cita.
 3.Remaja akhir (late adolescent),terjadi pada usia 18 tahun dan pada
periode ini sudah terjadi kematangan alat reproduksi.
 Masa-masa pubertas ini juga bisa dijadikan alternatif motivasi belajar
yang lebih tinggi agar anak bisa lebih berprestasi. Maka dari itu
dukungan dan pengawasan dari orang tua sangat penting. (PATBM)
 Untuk mengurangi pengaruh negatif sikap pada masa pubertas tersebut,
remaja perlu mengembangkan sikap-sikap positif. Contohnya sebagai
berikut:
 1. Perbanyak bergaul dengan teman-teman yang baik. Sikap ini
akan menjauhkan seorang remaja dari sikap bosan, ingin
menyendiri, tidak mau bekerja sama, dan tidak percaya
diri.
 2. Bersikap baik kepada orang tua, saudara, teman sebaya, dan
teman yang lebih muda. Sikap ini akan menciptakan hubungan
yang baik dengan orang-orang di sekitar lingkungan remaja.
 3. Melaksanakan ajaran agama dengan baik. Jika dilakukan,
maka akan terbiasa berbuat baik dan jauh dari
perbuatan yang dilarang agama.

Anda mungkin juga menyukai