Anda di halaman 1dari 3

1.

Innate Immunity Merupakan mekanisme pertahanan tubuh nonspesifik yang mencegah


masuknya dan menyebarnya mikroorganisme dalam tubuh serta mencegah terjadinya
kerusakan jaringan. Ada beberapa komponen innate immunity yaitu 1. Pemusnahan bakteri
intraselular oleh sel polimorfonuklear (PMN) dan makrofag. 2. Aktivasi komplemen melalui jalur
alternatif. 3. Degranulasi sel mast yang melepaskan mediator inflamasi. 4. Protein fase akut: C-
reactive protein (CRP) yang mengikat mikroorganisme, selanjutnya terjadi aktivasi komplemen
melalui jalur klasik yang menyebabkan lisis mikroorganisme. 5. Produksi interferon alfa (IFN α)
oleh leukosit dan interferon beta (IFN β) oleh fibroblast yang mempunyai efek antivirus. 6.
Pemusnahan mikroorganisme ekstraselular oleh sel natural killer (sel NK) melalui pelepasan
granula yang mengandung perforin. 7. Pelepasan mediator eosinofil seperti major basic protein
(MBP) dan protein kationik yang dapat merusak membran parasit.
Sumber:
Munasir, Z. (2001) Respon Imun Terhadap Infeksi Bakteri. 2(4): 193-197
2. Reseptor pengenal pola (pattern recognition receptor) yang digunakan sistem imun alami untuk
mengenali mikroba dan sel yang rusak diekspresikan di fagosit, sel dendritik, dan banyak tipe sel
lainnya, terletak dalam kompartemen seluler yang berbeda di mana mikroba atau produknya
dapat ditemukan. Reseptor-reseptor tersebut ada di permukaan sel, di mana mereka dapat
mendeteksi mikroba ekstraseluler; di vesikel (endosome) kemana produk mikroba ditelan; dan
di sitosol, di mana mereka berfungsi sebagai sensor mikroba sitoplasmik dan produk kerusakan
sel. Reseptor-reseptor tersebut untuk PAMPs dan DAMPS merupakan beberapa keluarga
protein.
- Reseptor Menyerupai Toll (Toll-Like Receptors): Sinyal yang dibangkitkan oleh TLRs
mengaktifkan faktor transkripsi yang menstimulasi ekspresi sitokin, enzim, dan protein lain
yang terlibat dalam respons inflamasi dan fungsi antimikrobial fagosit yang teraktivasi dan
sel lainnya.
- Reseptor Menyerupai NOD (NOD-LikeReceptors): Reseptor-reseptor yang meyerupai NOD
(NLRs) merupakan suatu famili besar reseptor alami yang mengenali DAMPs dan PAMPs di
sitosol dan memulai sinyal yang mencetuskan inflamasi.
- Sensor Sitosolik RNA dan DNA
Sistem imun alami meliputi beberapa protein sitosolik yang mengenal RNA atau DNA
mikrobial dan merespons dengan membentuk sinyal yang berujung pada produksi sitokin
inflamasi dan antiviral.
Reseptor menyerupai RIG (RIG-like receptors, RLR) adalah protein sitosolik yang mendeteksi
RNA virus dan menginduksi produksi antivirus, yaitu IFN tipe 1.
Sensor DNA sitosolik (cystosolic DNA sensors, CDS)
meliputi beberapa protein yang secara struktural terkait, protein ini mengenal dsDNA
mikroba dalam sitosol dan mengaktivasi jalur pensinyalan yang
menginisiasi respons antimikroba, termasuk produksi IFN tipe 1 dan autofagi.
- Reseptor Seluler Imunitas Alami Lainnya
Banyak reseptor lain terlibat dalam respons imun alami terhadap mikroba, Lektin (protein
pengenal karbohidrat) di membranplasma adalah spesifik untuk glikan fungi (reseptor ini
disebut) atau untuk residu manose terminal (disebut reseptor manose); reseptor tеrѕеbut
tеrlihаt dаlаm fagositosis jamur atau bakteri dan dalam respons inflamasi terhadap patogen
tersebut. Suatu reseptor permukaan sel yang dieskpresikan terutama di sel fagosit, dikenal
sebagai formyl peptide receptor 1 mengenali polipeptida, yang dimulai dengan N-terminal
formylmethionine, yang merupakan pola spesifik protein bakteri. Sinyal oleh reseptor ini
merangsang migrasi serta aktivitas antimikroba sel fagosit.

Sumber:
Abbas AK, Lichtman AH, Pober JS. 2020. Basic Immunology. Sixth edition. Elsevier Singapore Pte
Ltd
FKUNG,2020. Innate Immuinity, Gorontalo.

3. Pada seseorang yang sehat dan tidak terinfeksi, sistem imun alami terus menerus
melawan infeksi oleh organisme microbial di lingkungan serta oleh organisme komensal
yang hidup di lapisan pertahanan epitel, yaitu lapisan pertahanan kulit dan mukosa.
Sistem imun alami akan mencegah organisme-organisme tersebut menembus lapisan
pertahanan. Bila mikroba berhasil melewati lapisan pertahanan maka sistem imun alami
akan segera merespons mikroba tersebut.
Terdapat dua mekanisme respons utama sistem imun alami menghadapi mikroba, yaitu
peradangan (inflamasi) dan pertahanan antiviral. Inflamasi terdiri dari akumulasi dan
aktivasi leukosit dan protein plasma pada lokasi infeksi atau kerusakan
jaringan.pengerahan leukosit dari sirkulasi darah (misalnya fagosit dan limfosit) dann
berbagai protein plasma (misalnya komplemen, antibodi, fibrinogen) ke lokasi infeksi
yaitu untuk meghancurkan mikroba dan memperbaiki jaringan yang rusak. Sedangkan
mekanisme respons antiviral menyebabkan sel inang menjadi tidak bersahabat terhadap
infeksi virus serta reproduksinya. Respons imun alami tersebut seringkali cukup untuk
mencegah terjadinya infeksi di jaringan atau darah.
sumber :
Abbas AK, Lichtman AH, Pober JS. 2020. Basic Immunology. Sixth edition. Elsevier Singapore Pte
Ltd
4. Innate immunity adalah tahap awal yang sangat penting dalam pertahanan inang terhadap
infeksi. Innate immunity akan menghambat invasi mikroba melalui pertahanan epitel,
menghancurkan berbagai mikroba yang masuk ke dalam tubuh serta mengontrol eradikasi
infeksi. Respons imunitas alami dapat melawan mikroba secara cepat selama infeksi,
sebaliknya imunitas adaptif harus distimulasi oleh antigen sehingga imunitas ini
berlangsung lebih lambat. Respons imunitas alami juga akan menstimulasi ke sistem
imunitas adaptif untuk berespons terhadap mikroba yang berbeda sehingga lebih efektif
dalam membasmi mikroba. Salah satu komponen dari innate immunity yang berperan
dalam menstimulus adaptive immunity adalah sel dendritic yang bertindak sebagai
Antigen Presenting Cells (APC) yang akan menangkap dan menyajikan antigen kepada
limfosit.
Sel dendritic memberi respons terhadap mikroba dengan memproduksi banyak sitokin
dengan dua fungsi utama yakni mengawali peradangan dan merangsang respons imun
adaptif. Dengan mengenali mikroba dan berinteraksi dengan limfosit, terutama sel T, sel
dendritic menjadi suatu jembatan penting antara imunitas alami dan adaptif.
sumber :
Abbas AK, Lichtman AH, Pober JS. 2020. Basic Immunology. Sixth edition. Elsevier Singapore Pte
Ltd

Anda mungkin juga menyukai