Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENUGASAN II

BLOK IX
Analisis Kasus Visum et reperteum

Disusun oleh :
KELOMPOK 10
Ali Ramzi (H1A020006)
Alma Dyah Perwita (H1A020007)
Annisa Yumna Nabiilah (H1A020014)
Baiq Ayu Rahmawati (H1A020018)
Cloresta Shafa Candrasmurti (H1A020024)
Elrica Nadia Rahma (H1A020033)
Jihan Alifa Rahma (H1A020056)
Muhammad Ghifari Rifansha (H1A020068)
Nadia Safira (H1A020072)
R.R. Ditya Mutiara Syifa (H1A020093)
Rifki Ahmad Eka Putra (H1A020100)

Dibimbing oleh :
dr. Arfi Syamsun, SpF

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
1. Dasar Teori..................................................................................................................... 1
1.1 Definisi Visum et Repertum..............................................................................................1
1.2 Ketentuan Penulisan Visum et Repertum.........................................................................1
1.3 Dasar Hukum................................................................................................................... 1
2. Deskripsi Kasus.............................................................................................................. 1
3. Trauma Asfiksia.............................................................................................................. 3
3.1 Mekanisme....................................................................................................................... 3
4. Analisis Pendahuluan......................................................................................................4
5. Analisis Hasil Pemeriksaan / Pemberitaan......................................................................4
6. Analisis Kesimpulan dan Penutup...................................................................................5
7. Kekurangan Pemeriksaan...............................................................................................5
8. Kesimpulan..................................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 8

ii
1. Dasar Teori

1.1 Definisi Visum et Repertum

1.2 Ketentuan Penulisan Visum et Repertum

1.3 Dasar Hukum

2. Deskripsi Kasus

a. Seorang jenazah bayi perempuan berusia sekitar sembilan bulan tanpa identitas.

b. Korban meninggal setelah dibekap dengan benda lunak sehingga menyebabkan mati lemas
(asfiksia).

c. Jenazah tidak mengenakan pakaian dan terbungkus kain batik corak bunga berwarna coklat.

d. Jenazah ditemukan tergantung di pohon dengan posisi terjungkir kepala di dasar plastik.

e. Hasil pemeriksaan fisik : tidak didapatkan tanda – tanda kaku mayat serta pembusukan dan
didapatkan lebam mayat pada pundak kanan dan kiri serta pada bokong kanan dan kiri. Ari –
ari nampak berwarna merah dan seluruh tali pusat berwarna putih.

f. Pemeriksaan luka :

- Pada kepala tidak ditemukan luka.

- Pada area wajah nampak dahi serta pipi kanan dan kiri berwarna kebiruan.

- Mata, telinga, hidung, dan mulut tidak ditemukan luka namun bibir bagian atas dan bawah
tampak warna kebiruan.

- Bagian leher dan dada tidak ditemukan luka.

- Pada area punggung tidak ditemukan luka,

- Pada area pinggang kiri terdapat luka lecet tekan, berwarna merah, berjumlah delapan
buah, yang terbesar berbentuk bulat dengan ukuran nol koma empat kali nol koma tiga
sentimeter, berjarak lima sentimeter dari atas pusar dan tujuh sentimeter dari bawah ketiak
kiri.

- Pada area perut terdapat luka lecet tekan, warna merah, jumlah sepuluh buah, yang
terbesar berbentuk segitiga dengan ukuran nol koma lima kali nol koma lima sentimeter,
berjarak dua sentimeter dari garis tengah tubuh dan dua sentimeter dari atas pusar.

1
- Pada anggota gerak atas tidak ditemukan luka dan kuku jari tangan kanan dan kiri
berwarna kebiruan.

- Pada anggota gerak bawah terdapat luka lecet tekan pada sepertiga atas dan sepertiga
tengah paha kanan sisi dalam, warna merah, jumlah tiga belas buah yang terbesar berbentuk
oval dengan ukuran nol koma lima kali satu koma tiga sentimeter.

- Pada alat kelamin terdapat luka robek pada bibir besar vagina dan pada area dubur tidak
ditemukan luka.

g. Pemeriksaan tubuh bagian dalam :

- Pada rongga kepala yang meliputi tengkorak, selaput tebal otak, selaput kala otak, dan
batang otak dalam batas normal, sedangkan jaringan bawah kulit kepala terdapat resapan
darah di bawah kulit kepala bagian depan sisi kanan berukuran lima sentimeter kali lima
koma lima sentimeter, berjarak empat sentimeter dari garis tengah tubuh. Terdapat resapan
darah di bawah kulit kepala bagian belakang berukuran enam kali lima sentimeter, melawati
garis tengah tubuh serta pada otak terdapat pelebaran pembuluh darah otak.

- Pada leher yang meliputi jaringan bawah kulit leher dan otot – otot leher, kelenjar gondok,
pembuluh darah besar leher, lidah, dan tenggorokan semuanya dalam batas normal.

- Pada rongga dada yang meliputi jaringan bawah kulit dada, otot dada, tulang dada, tulang
iga dalam batas normal. Isi rongga dada yaitu paru – paru berwarna mozaik serta paru paru
sudah mengisi penuh hampir keseluruhan rongga dada sedangkan jantung dalam batas
normal.

- Pada rongga perut, hati, limpa, serta ginjal nampak berwarna merah kehitaman, dan
lambung serta usus Nampak putih kemerahan, dan pembuluh darah besar tidak terisi darah.

- Pada alat kelamin terdapat robekan selaput dara.

- Pada anggota gerak atas dan bawah tidak terdapat patah tulang.

h. Pemeriksaan tambahan :

- Tes apung paru diperoleh hasil positif yang berarti ditemukan kedua bagian baru
mengapung.

- Pemeriksaan atropologi didapatkan panjang badan lima puluh satu sentimeter yang artinya
usia kehamilan sembilan bulan.

3. Trauma Asfiksia
Asfiksia adalah kumpulan dari berbagai keadaan dimana terjadi gangguan dalam
pertukaran udara pernafasan yang normal. Gangguan tersebut dapat disebabkan karena
adanya obstruksi pada saluran pernafasan dan gangguan yang diakibatkan karena terhentinya

2
sirkulasi. Gangguan ini akan menimbulkan suatu keadaan dimana oksigen dalam darah
berkurang yang disertai dengan peningkatan kadar karbondioksida. Keadaan ini jika terus
dibiarkan dapat menyebabkan terjadinya kematian.
Asfiksia merupakan penyebab kematian terbanyak yang ditemukan dalam kasus
kedokteran forensik. Asfiksia yang diakibatkan oleh karena adanya obstruksi pada saluran
pernafasan disebut asfiksia mekanik. Asfiksia jenis inilah yang paling sering dijumpai dalam
kasus tindak pidana yang menyangkut tubuh dan nyawa manusia. Mengetahui gambaran
asfiksia, khususnya pada postmortem serta keadaan apa saja yang dapat menyebabkan
asfiksia, khususnya asfiksia mekanik mempunyai arti penting terutama dikaitkan dengan
proses penyidikan.

3.1 Mekanisme
Asfiksia merupakan proses kematian, dengan asfiksia mekanik memiliki
tanda-tanda umum yang hampir sama di setiap kasusnya, yaitu pada pemeriksaan luar, pada
bagian wajah dan ujung-ujung ekstremitas mengalami sianotik (warna kebiruan) serta pada
otak terdapat pelebaran pembuluh darah yang disebabkan tubuh mayat membutuhkan HbCO2
daripada HbO2 (Susanti, 2012).
Ditemukan lebam mayat cepat timbul, luas, dan lebih gelap karena terhambatnya
pembekuan darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler darah. Hal ini disebabkan karena
meningkatnya kadar CO2 yang mengakibatkan darah menjadi lebih cair. Lebam mayat
berwarna lebih gelap disebabkan meningkatnya kadar HbCO2 (Susanti, 2012).

3
4. Analisis Pendahuluan

5. Analisis Hasil Pemeriksaan / Pemberitaan

Pada laporan Visum et Repertum ini, mencakup beberapa hal yakni (Afandi, 2017):
a. Identifikasi penyebab meninggal berdasarkan hasil wawancara IPJ dengan pengantar jenazah.

b. Fakta pemeriksaan fisik yang menyatakan bahwa korban telah meninggal adalah pemeriksaan
denyut nadi, teleng mata, dan gerakan nafas.

c. Fakta untuk mengetahui adanya luka dengan melakukan pemeriksaan luar tubuh yang
meliputi kepala, wajah, mata, telinga, hidung, leher, dada, punggung, pinggang, perut,
anggota gerak atas, anggota gerak bawah.
d. Segi penulisan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Dengan pembahasaan yang jelas,
lengkap, dan objektif.

e. Pendeskripsian tidak menggunakan istilah asing dan singkatan.

f. Dalam setiap penulisan diakhiri dengan “-----“ hingga ujung baris untuk mencegah
penambahan kata yang tidak seharusnya oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

4
g. Tes apung paru positif, menandakan semua lobus paru mengapung. Hal ini menunjukkan
bahwa paru telah mengembang. Hasil uji apung paru positif berarti pasti lahir hidup
(Amelinda, Hoediyanto dan Kalanjati, 2018).

h. Adanya asfiksia mekanik berupa pembengkapan dapat dilihat dari hasil pemeriksaan luar
maupun pemeriksaan dalam. Sianosis pada wajah, mulut, dan anggota gerak atas menandakan
akibat dari pembekapan yang berujung pada asfiksia, hal ini juga ditandai oleh adanya
pelebaran pembuluh darah pada otak (Nikita, Johannis dan Erwin, 2017).

i.

6. Analisis Kesimpulan dan Penutup

7. Kekurangan Pemeriksaan
1. Pendahuluan
- Jenis pemeriksaan yang diinginkan tidak dimunculkan sehingga membuat kesan ambigu pada
jenis pemeriksaan yang akan dilakukan
- Tempat rinci ditemukannya tidak dicantumkan
2. Pemberitaan
- Tidak ada penjelasan mengenai detail bekas pembunuhan
- Penjelasan di bagian pemeriksaan bagian luar di bagian dada tidak terperinci
- Pemeriksaan tambahan bagian pemeriksaan antropologi tida rinci dam bahasanya lebih sulit
dipahami
3. Kesimpulan

8. Kesimpulan

5
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, D. (2017) Tata Laksana dan Teknik Pembuatan Visum et Repertum. 2 ed, University
of Riau Press. 2 ed. Fakultas Kedokteran Universitas Riau.
Amelinda, A., Hoediyanto, H. A. dan Kalanjati, V. . (2018) “Profil Kasus Pembunuhan Anak
di Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Dr. Soetomo,”
eJKI, 6(1), hal. 50–52. doi: 10.23886/ejki.6.7214.Abstrak.
Nikita, E. . R., Johannis, F. . M. dan Erwin, G. K. (2017) “ambaran Kasus Kematian dengan
Asfiksia di Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUP Prof. Dr. R. D
Kandou Manado Periode 2013 - 2017,” e-Clinic, 5(2). doi:
10.35790/eg.5.1.2017.15534.

Anda mungkin juga menyukai