SPESIFIK
6
Konsep dan mekanisme kerja sistem imun non spesifik
7
A. Pertahanan Fisik
Sistem pertahanan fisik atau mekanik, meliputi : kulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk dan
bersin, merupakan garis pertahanan terdepan terhadap patogen.
Mekanisme imunitas non-spesifik terhadap bakteri pada tingkat sawar fisik seperti kulit:
8
B. Pertahanan Biokimia
▰ Ph asam keringat dan sekresi sebaseus, berbagai asam lemak yang
dilepaskan oleh kulit = mempunyai efek denaturasi terhadap protein
membran sel, sehingga dapat mencegah infeksi yang terjadi melalui kulit
▰ Lisozim dalam keringat, ludah, air mata, dan ASI = melindungi tubuh dari
berbagai kuman positif-Gram oleh karena dapat menghancurkan lapisan
peptidoglikan dinding bakteri.
▰ Saliva mengandung Laktoksidase = merusak dinding sel mikroba dan
menimbulkan kebocoran sitoplasma dan juga mengandung antibodi serta
komplemen = sebagai opsonin dalam misis sel mikroba.
▰ Asam hidroklorida dalam lambung, enzim proteolitik, antibodi dan empedu
dalam usus halus membantu menciptakan lingkungan yang dapat
mencegah infeksi mikroba
▰ Ph yang rendah dalam vagina, sperma dalam semen = mencegah
tumbuhnya bakteri positif-Gram.
9
▰ Pembilasan oleh urine = menyingkirkan kuman patogen
C. Pertahanan Humoral
kekebalan yang dihasilkan dari aktivitas unsur-unsur dalam darah dan jaringan limfoid
Sekelompok protein plasma inaktif yang jika diaktifkan secara berurutan, akan merusak
sel-sel asing dengan menyerang membran plasmanya
1. Komplemen
10
2. Interferon/ IFN
11
3. C-Reactive Protein
CRP merupakan salah satu protein fase akut, termasuk golongan protein yang kadarnya dalam darah
meningkat pada infeksi akut sebagai respons imunitas non-spesifik. . CRP dapat meningkat 100x atau lebih
dan berperan pada imunitas non-spesifik yang dengan bantuan Ca ++ dapat mengikat berbagai molekul
antara lain fosforilkolin yang ditemukan pada permukaan bakteri/jamur dan dapat mengaktifkan
komplemen (jalur klasik). CRP juga mengikat protein C dari pneumokok dan berupa opsonin. Peningkatan
sintesis CRP akan meningkatkam viskositas plasma sehingga laju endap darah juga akan meningkat.
Adanya CRP yang tetap tinggi menunjukan infeksi yang persisten
12
D. Pertahanan Seluler
1. Fagosit
13
Fagosit Mononuklear
1. Monosit
▰ Sel progenitor granulosit/monosit
premonosit leave sum-sum tulang
sirkulasi diferensiasi menjadi monosit
matang
▰ Monosit : fagosit yang didistribusikan secara
luas di organ limfoid dan lainnya
▰ Berperan sebagai APC (Antigen Presenting
Cell), mengenal dan menyerang mikroba dan
sel kanker, memproduksi sitokin dan
mengerahkan pertahanan sebagai respon
terhadap infeksi
14
2. Makrofag
Diaktifkan oleh berbagai rangsangan : partikel antigen,
fagosotosis, kontak dengan reseptor, ataupun dipacu oleh
sitokin yang dilepas sel Th dan oleh respon inflamasi.
Dapat menangkap, memakan, mencerna antigen eksogen,
seluruh mikroorganisme, partikel tidak larut dan bahan
endogen seperti sel pejamu yang cedera atau mati.
15
Proses Fagositosis 16
Fagosit Polimorfonuklear
17
2. Sel Natural killer (NK)
18
3. SEL MAST
21
Proses Inflamasi
22
THANKS!
Any questions?
23