Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran SKI Pada
Program Studi Pendidikan Agama Islam Semester V-C
Oleh:
Kelompok 8
1. Dimas Agusti
2. Rifka Bikro
2021
A. Pengertian Strategi Pembelajaran Konstektual (CTO)
2. Mencoba
Strategi mencoba dapat dilakukan jika siswa belum pernah atau tidak
mempunyai pengalaman yang dapat dihubungkan dengan konsep baru
yang terdapat pada pelajaran. Tetapi pada strategi ini, guru harus dapat
memberikan kegiatan yang hands-on atau kegiatan yang benar-benar
siswa mencoba atau melakukan sendiri, sehingga dari kegiatan ini siswa
dapat membangun pengetahuannya.
3. Mengaplikasikan
Strategi ini digunakan siswa dengan menerapkan/ mengaplikasikan
konsep-konsep pelajaran dengan beberapa pengalaman atau kegiatan yang
sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Penyelesaian masalah
dengan hands-on atau bertindak langsung dan proyek-proyek terstruktur.
Guru juga dapat memotivasi suatu kebutuhan untuk memahami konsep
dengan memberikan latihan-latihan yang realistis dan relevan dengan
keadaan atau kenyataan yang terjadi dalam kehidupan.
4. Bekerja sama
Belajar dapat dilakukan dengan saling berbagi, merespon, dan
berkomunikasi dengan teman lainnya. Strategi ini merupakan strategi
instruksional utama dalam pembelajaran kontekstual. Pengalaman dalam
bekerja sama tidak hanya menolong untuk mempelajari suatu bahan
pelajaran, tetapi juga secara konsisten berkaitan dengan penitikberatan
pada kehidupan nyata. Bekerja sama secara kelompok juga dapat
meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efektif dan dapat
mengerjakan segala sesuatu dengan nyaman dan segera terselesaikan.
5. Transfer ilmu
Strategi mengajar dengan memberikan suatu konteks atau bentuk
permasalahan baru tentang materi pelajaran yang belum pernah dialami
siswa dan belum teratasi atau terselesaikan dalam kelas.
3) Bertanya (Questioning)
Bertanya merupakan salah satu pintu masuk untuk memperoleh
pengetahuan. Bertanya dalam kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan
guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir
siswa. Bertanya juga merupakan bagian penting dalam melaksanakan
pembelajaran penyelidikan, yaitu menggali informasi mengonfirmasikan
apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang
belum diketahui.
Dalam pembelajaran, aktivitas bertanya perlu ditingkatkan. Penyebab
siswa kurang berani bertanya adalah karena: (a) siswa merasa dirinya
tidak lebih tahu daripada guru, akibat dari kebiasaan belajar yang satu
arah, (b) adanya ganjalan psikologis karena guru lebih dewasa dari sisi
usia daripada siswa, (c) kurang kreatifnya guru dalam mengajukan
persoalan-persoalan yang menantang siswa untuk bertanya. Alasan-alasan
tersebut merupakan tugas bagi guru untuk mencairkan suasana atau
hambatan psikologis yang menghalangi siswa untuk bertanya, serta
memperkaya topik-topik pembelajaran yang aktual sesuai perkembangan
zaman dan kenyataan.
4) Masyarakat/Kelompok Belajar (Learning Community)
Learning community dapat terjadi apabila antara siswa dengan guru atau
siswa dengan siswa memiliki interaksi yang efektif dan komunikatif.
Dalam proses pembelajaran di kelas dapat dibentuk kelompok-kelompok
belajar yang memungkinkan siswa untuk saling berinteraksi dalam
bertukar pendapat dan pengalaman. Dalam pembelajaran kontekstual,
learning community dapat dilakukan dengan cara: (a) membentuk
kelompok kecil, (b) mendatangkan ahli ke kelas, (c) bekera dengan kelas
sebaya, (d) bekera dengan kelas di atasnya, dan (e) bekerja dengan
masyarakat.
5) Pemodelan (Modeling)
Bagian penting lainnya dalam pembelajaran kontekstual adalah
pemodelan. Pemodelan adalah proses belajar dengan memberikan contoh
berupa tindakan dan perilaku yang ditampilkan kepada siswa. Misalnya
seorang guru memperagakan cara menggunakan termometer suhu, dari
cara memegang sampai melihat kenaikan/perubahan suhunya. Dengan
begitu guru sebagai modelnya.
Dalam kegiatan pembelajaran, tidak hanya guru yang menjadi model atau
percontohan tetapi model pembelajaran dapat melibatkan siswa atau
seorang pakar/ahli. Misalnya siswa yang pernah mendapat juara lomba
menggambar karikatur tingkat nasional. Siswa tersebut dapat memberikan
contoh mulai dari cara menggambar hingga proses pewarnaan. Maka
dapat disimpulkan bahwa, belajar melalui pengamatan model akan
memberikan balikan yang lebih cepat dan dapat ditiru langsung oleh siswa
6) Refleksi
Refleksi termasuk salah satu bagian penting dalam pembelajaran
kontekstual yang bermanfaat untuk mengingat kembali tentang sesuatu
yang telah dilakukan di waktu-waktu yang sudah dilakukan sebelumnya.
Refleksi adalah cara berpikir kebelakang (flashback) tentang apa yang
sudah dilakukan pada masa lampau. Fungsi berpikir reflektif adalah untuk
mengevaluasi pengetahuan atau pengalaman lama dengan pengetahuan
atau pengalaman yang baru.
7) Penilaian Autentik (Autentication Assessment)
Penilaian dalam pembelajaran kontekstual berperan dalam memberikan
gambaran keberhasilan siswa secara keseluruhan. Penilaian tidak hanya
dikhususkan pada penilian hasil belajar berupa tes/ujian/ulangan semata,
melainkan penilaian yang benar-benar diberikan secara autentik atau benar
atau nyata berdasarkan kemampuan siswa dalam mendapatkan
pengetahuan serta pemahaman (proses). Prinsip penilaian autentik yaitu
menghendaki teridentifikasinya seluruh potensi dan kemampuan pada diri
siswa. Apabila data yang dikumpulkan guru mengidentifikasikan bahwa
siswa mengalami kemacetan dalam belajar, maka guru dapat segera
megambil tindakan yang tepat agar siswa terbeb
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA