Disusun Oleh:
Danny Chairy Ahlaqi (19711028)
. Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa
berlangsung dengan baik. Komponen-komponen komunikasi menurut Lasswell tersebut
adalah:
2. Pesan (message/says what) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu
pihak kepada pihak lain. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau nonverbal
yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud dari pengirim.
3. Saluran atau media (in which channel) merujuk kepada cara penyampaian pesan
kepada komunikan, apakah langsung atau melalui media massa. Dalam komunikasi
antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran
nada/suara.
4. Penerima atau komunikan (receiver/to whom) adalah pihak yang menerima pesan
dari sumber
5. Efek (with what effect) adalah apa yang terjadi pada penerima pesan setelah
menerima pesan tersebut
Apa yang dijabarkan oleh Lasswell tersebut kemudian dapat dijadikan jenis riset
komunikasi (Kriyantono, 2006), yang mencangkup:
3. Studi media (in which channel), yaitu studi mengenai media (salurannya).
4. Studi khalayak (to whom), yaitu studi mengenai khalayak atau komunikan.
5. Studi efek (with what effect), yaitu studi mengenai efek yang merupakan
dampak dari terpaan pesan komunikasi
a. Sosiologi
Kata sosiologi berasal dari kata sofie, yang artinya bercocok tanam, kemudian
berkembang menjadi socius yang dalam Bahasa latin berarti teman atau kawan. Berkembang
lagi menjadi kata sosial yang artinya berteman, atau berserikat. Secara khusus kata sosial
bertujuan untuk mengartikan semua hal yang berhubungan dengan berbagai kejadian dalam
masyarakat, yaitu persekutuan atau perkumpulan manusia dalam meraih tujuan dan
memperbaiki kehidupan bersama. ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan
sebagainya),hubungan dengan pengaruh timbal balik antara gejala social dengan gejala non-
sosial (misalnya: gejala geografis, biologis, dan sebagainya), dan ciri-ciri umum semua
gejala-gejala sosial
b. Masyarakat
Menurut Ralph linton (Soekanto:24:2003), masyarakat merupakan sekelompok manusia
yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur
diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial
dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas. Selo Soemardjan
(Soekanto,24:2003) menyatakan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang
menghasilkan kebudayaan. Berdasarkan definisi tersebut, maka disimpulkan
bahwa masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup bersama-sama dalam waktu
yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta
melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia
tersebut.. Hubungan antara manusia, kemudian melahirkan keinginan, kepentingan,
perasaan, kesan dan penilaian. Keseluruhan itu kemudian mewujudkan adanya
system komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara
manusia dalam masyarakat tersebut. Dalam system hidup tersebut, maka muncul budaya
yang mengikat antara satu manusia dengan yang lain.
c. Komunikasi
Thedornson and Theodornson (Burhan bungin,30:2009), memberi batasan lingkup
berupa penyebaran informasi, ide-ide, sikap-sikap atau emosi dari seorang atau
sekelompok kepada yang lain terutama melalui symbol-simbol. Garbner yang dikutip olleh
Mcquail dan Windhal (Burhan Bungin,31:20090, mendefinisikan komunikasi sebagai
interaksi sosial melalui pesan-pesan.
Onong Uchyana (2002:11), mengatakan bahwa komunikasi sebagai proses,
pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran ata perasaan seseorang
(komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informas
atau opini yang muncul dari benak komunikator. Perasaan bisa berupa keyakinan,
kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, maupun kegairahan yang
muncul dari dalam hati. Berdasarkan berbagai definisi tersebut, maka disimpulkan bahwa
lingkup komunikasi menyangkut persoalan-persoalan yang terkait dengan substansi
interaksi sosial orang-orang dalam masyarakat; termasuk komunikasi yang dilakukan
secara langusung maupun dengan menggunakan media komunikasi.
Studi sosiologi komunikasi bersifat interdisipliner. Artinya, sosiologi tidak saja membatasi
diri pada persoalan komunikasi dan seluk beluknya, tetapi juga membuka diri pada kontribusi
disiplin ilmu lainnya seiring dengan perkembangan masyarakat dan kemajuan zaman. Karena
bersentuhan langsung dengan berbagai disiplin ilmu, maka studi sosiologi komunikasi
menjadi rumit atau kompleks.
Studi sosiologi komunikasi ikut dipengaruhi oleh perkembangan berbagai bidang ilmu di
sekitarnya mulai dari perkembangan teknologi, budaya, sosiologi, hukum, ekonomi, dan
bahkan negara. Bidang ilmu yang paling mempengaruhi perkembangan sosiologi komunikasi
adalah teknologi komunikasi dan informasi. Hal ini terjadi karena perubahan dan kemajuan
teknologi komunikasi cenderung membawa dampak yang cukup besar terhadap kemajuan dan
perubahan pada bidang-bidang ilmu lainnya seperti budaya dan ekonomi.
Setiap bidang ilmu dalam rumpun ilmu-ilmu sosial memiliki objek kajian formal yang sama
yaitu manusia. Manusia adalah objek yang tidak pernah habis dibahas dari berbagai aspek dan
sudut pandang dalam konteks mikro, makro, fisik, metafisika, bahkan dalam konteks
spiritualnya. Objek formal manusia yang dimaksud adalah dalam konteks individu,
kelompok, masyarakat, dunia serta aspek-aspek sosiologis yang mengitarinya.
Objek formal dalam studi sosiologi komunikasi menekankan pada aspek aktivitas
manusia sebagai makhluk sosial yang melakukan aktivitas sosiologis yaitu proses sosial dan
komunikasi, aspek ini merupakan aspek dominan dalam kehidupan bersama orang lain.
Aspek lainnya adalah telematika dan realitasnya. Aspek ini menyangkut persoalan teknologi
media, teknologi komunikasi dan merupakan berbagai persoalan konvergensi yang
ditimbulkan termasuk realitas maya yang dihasilkan oleh telematika sebagai ruang publik
baru yang tanpa batas dan memiliki masa depan yang cerah bagi ruang kehidupan. Sebaliknya
perkembangan telematika dan aspek-aspeknya serta pengaruhnya terhadap perkembanagn
media massa memberikan efek yang luar biasa pada masyarakat.
Efek media memiliki ruang bahasan yang luas terhadap konsekuensinya pada proses-
proses sosial, menyangkut individu, kelompok, masyarakat maupun dunia, termasuk aspek-
aspek yang merusak seperti kekerasan, pelecehan, penghinaan, bahkan sampai pada masalah-
masalah kriminal. Pengaruh efek media juga ikut membentuk life style dan kelahiran norma
sosial baru di masyarakat terutama pada masyarakat kosmopolitan, sekuler, cerdas,
professional, materialis, hedonis serta modis.
Perkembangan telematika tidak saja memasuki ranah sosial, namun juga memasuki
ranah hukum dan bisnis. Hal ini disebabkan oleh konsekuensi dominasi telematika dalam
kehidupan masyarakat pada umumnya. Ketika telematika sampai pada kemampuannya
menciptakan masyarakat baru yaitu cybercommunity, maka kebutuhan pada cyberlaw menjadi
mutlak ada dan mengatur seluruh fungsi sirkulasi serta peredaran aspek-aspek kehidupan
sosial sebagaimana kebutuhan suatu sistem sosia