Oleh :
NPM : 2108107010052
OKTOBER, 2021
1. Ringkasan Percobaan
Gerak parabola/peluru adalah gerak dalam dua dimensi, dengan
objek yang bergerak dalam sebuah bidang datar dengan lintasan
membentuk parabola terbuka kebawah. Salah satu contoh gerak parabola
adalah gerak bola kaki ketika ditendang oleh pemain sepak bola. Pada
gerak parabola kecepatan gerakan sumbu x adalah konstan sedangkan
kecepatan pada sumbu y dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Gerak
parabola dapat digunakan untuk mengetahui sudut sepak agar bola dan
mencapai jarak maksimum. Pada gerak parabola yang membentuk sudut α
terhadap sumbu x diperoleh persamaan berikut :
Percepatan awal: 𝑉𝑜𝑥 = 𝑉𝑜 cos α , 𝑉𝑜𝑦 = 𝑉𝑜 sin α
Percepatan pada detik 𝑡 : 𝑉𝑜𝑥 = 𝑉𝑜 cos α , 𝑉𝑦 = 𝑉𝑜𝑦 − 𝑎. 𝑡 = 𝑉𝑜𝑦 − 𝑔. 𝑡
2. Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukan percobaan ini adalah untuk memberikan
pemahaman tentang wujud gerak dalam dua dimensi atau yang lebih
dikenal dengan nama gerak parabola. Beberapa parameter yang terlibat
dalam analisis gerak parabola dapat diukur melalui beberapa metode
sederhana.
3. Landasan Teori
Salah satu gerak dua dimensi yang paling popular adalah gerak
peluru. Disebut gerak peluru karena gerak ini yang akan ditempuh oleh
setiap peluru yang ditembakkan ke atas dengan membentuk sudut tertentu
terhadap arah horizontal (tidak vertikal ke atas) atau yang ditembakkan
dengan sudut sembarang dari ketinggian tertentu. Walaupun namanya gerak
peluru, namun gerak tersebut tidak hanya digunakan untuk membahas
peluru. Setiap benda yang dilempar ke atas dalam arah tidak vertikal atau
ditembakkan dengan sudut sembarang dari ketinggian tertentu melakukan
gerak peluru. Contoh lain dari gerak peluru adalah peluncuran roket yang
membawa satelit, Gerakan bola golf yang terjadi akibat pukulan dari pemain
golf, dan pemain basket yang melempar bola basket memasuki ring basket.
Lintasan gerak peluru selalu melengkung ke bawah akibat adanya
percepatan gravitasi bumi. Salah satu yang khas dari gerak peluru adalah
komponen kecepatan arah horizontal selalu tetap selama peluru bergerak.
Tetapi komponen kecepatan arah vertikal selalu berubah-ubah. Mula-mula
makin kecil dan saat di puncak lintasan, komponen kecepatan arah vertical
nol. Kemudian komponen kecepatan membesar kembali namun arahnya
berlawanan (arah ke bawah) (Abdullah, 2016).
Gerak parabola merupakan gerak dua dimensi suatu benda yang
bergerak membentuk sudut elevasi dengan sumbu x atau sumbu y. Sumbu
x (horizontal) merupakan GLB dan sumbu y (vertikal) merupakan GLBB.
Kedua gerak ini tidak saling memengaruhi, hanya saja membentuk suatu
gerak parabola. Nama lainnya disebut juga dengan gerak peluru yang
memiliki bentuk lintasan parabola. Pada gerak parabola terdapat dua
komponen arah kecepatan, yaitu arah sumbu 𝑥 dan sumbu 𝑦. Dalam gerak
parabola, komponen sumbu 𝑥 merupakan komponen GLB. GLB
merupakan kecepatan di sumbu horizontal pada titik ataupun posisi tetap.
Jika sumbu 𝑥 merupakan komponen GLB, sumbu 𝑦 atau arah vertikal
komponen gerak merupakan GLBB. Perbedaan sumbu 𝑥 dengan sumbu 𝑦
ialah simbol perpindahan/jarak pada sumbu 𝑥 ditunjukkan dengan 𝑠 ,
sedangkan pada sumbu y ditunjukkan dengan ℎ (Beiser, 1992).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi benda melakukan gerak
parabola. Benda tersebut bergerak karena ada gaya yang diberikan. Seperti
pada Gerak Jatuh Bebas, benda‐benda yang melakukan gerak peluru
dipengaruhi oleh gravitasi, yang berarah ke bawah (pusat bumi) dengan
besar 𝑔 = 9,8 𝑚/𝑠 2 . Kemudian ialah hambatan atau gesekan udara. Setelah
benda tersebut ditendang, dilempar, ditembakkan atau dengan kata lain
benda tersebut diberikan kecepatan awal hingga bergerak, maka selanjutnya
gerakannya bergantung pada gravitasi dan gesekan alias hambatan udara.
Karena kita menggunakan model ideal, maka dalam menganalisis gerak
peluru, gesekan udara diabaikan. Gerak parabola merupakan suatu jenis
gerakan benda yang pada awalnya diberi kecepatan awal lalu menempuh
lintasan yang arahnya sepenuhnya dipengaruhi oleh gravitasi. Karena gerak
parabola termasuk dalam pokok bahasan kinematika, maka pada
pembahasan ini, Gaya sebagai penyebab gerakan benda diabaikan,
demikian juga gaya gesekan udara yang menghambat gerak benda. Kita
hanya meninjau gerakan benda tersebut setelah diberikan kecepatan awal
dan bergerak dalam lintasan melengkung di mana hanya terdapat pengaruh
gravitasi (Supriyadi, 2000).
1. Bola Tenis 1
2. Bola Pingpong 1
3. Smartphone 1
(Stopwatch)
4. Meja 1
5. Penggaris 1
5. Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan pada pratikum ini adalah sebagai berikut :
1. Meja diletakkan pada sisi ruangan.
2. Tinggi permukaan meja diukur dengan ketelitian milimeter dengan
penggaris.
3. Bola pingpong disentilkan dengan jari di permukaan meja.
4. Posisi jatuh bola pingpong ditandai di lantai.
5. Percobaan diulangi hingga 5 kali percobaan (kekuatan sentilan tidak
harus sama pada setiap sentilan).
6. Percobaan yang sama dilakukan juga pada bola tennis (bola dapat
didorong dengan tangan/tidak disentil) sebanyak 5 kali.
7. Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam table.
1 2
ℎ= 𝑔𝑡
2
2ℎ
𝑡=√
𝑔
2 × 0,49
𝑡= √ = 0,31 𝑠
9,8
𝑔𝑥 2
𝑣0 = √
2ℎ
9,8 × 0,322
𝑣0 = √ = 1,01 𝑚/𝑠
2 × 0,49
𝑔𝑥 2
𝑣0 = √
2ℎ
9,8 × 0,352
𝑣0 = √ = 1,10 𝑚/𝑠
2 × 0,49
𝑔𝑥 2
𝑣0 = √
2ℎ
9,8 × 0,302
𝑣0 = √ = 0,94 𝑚/𝑠
2 × 0,49
𝑔𝑥 2
𝑣0 = √
2ℎ
9,8 × 0,452
𝑣0 = √ = 1,42 𝑚/𝑠
2 × 0,49
𝑔𝑥 2
𝑣0 = √
2ℎ
9,8 × 0,402
𝑣0 = √ = 1,26 𝑚/𝑠
2 × 0,49
• Analisa perhitungan kecepatan bola pingpong
1. Perhitungan percobaan pertama
𝑔𝑥 2
ℎ=
2𝑣0 2
𝑔𝑥 2
𝑣0 = √
2ℎ
9,8 × 0,302
𝑣0 = √ = 0,94 𝑚/𝑠 2
2 × 0,49
𝑔𝑥 2
𝑣0 = √
2ℎ
9,8 × 0,332
𝑣0 = √ = 1,04 𝑚/𝑠 2
2 × 0,49
𝑔𝑥 2
𝑣0 = √
2ℎ
9,8 × 0,352
𝑣0 = √ = 1,10 𝑚/𝑠 2
2 × 0,49
𝑔𝑥 2
𝑣0 = √
2ℎ
9,8 × 0,502
𝑣0 = √ = 1,58 𝑚/𝑠 2
2 × 0,49
𝑔𝑥 2
𝑣0 = √
2ℎ
9,8 × 0,462
𝑣0 = √ = 1,45 𝑚/𝑠 2
2 × 0,49
c. Pembahasan
Dapat dilihat sedikit perbedaan pada waktu jatuh bola
𝑔𝑥2
secara teori (ℎ = ) dibandingkan dengan hasil praktikal. Hal
2𝑣0 2
ini dapat disebabkan oleh human error maupun fakta bahwa saat
melakukan percobaan terdapat gaya luar yang mempengaruhi
benda tersebut. Gaya luar dapat merubah kecepatan horizontal bola
sehingga menyebabkan ketidaksamaan antara waktu praktikal
dibandingkan waktu yang dihitung dalam teori. Kecepatan terbesar
yang diberikan pada pada bola pingpong adalah 1,58 𝑚/𝑠.
Sedangkan kecepatan terbesar yang diberikan pada bola tennis
adalah 1,42 𝑚/𝑠. Kedua kecepatan dapat ditinggakan dengan
menyentil/mendorong dengan lebih keras atau dapat dibantu
dengan alat bantu.
7. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah
sebagai berikut :
1. Dua gerak parabola yang memiliki ketinggian maksimum yang sama
akan memiliki waktu jatuh yang sama jika kita mengabaikan gaya luar.
2. Kekuatan sentilan/dorongan pada bola pingpong dan bola tennis akan
mempengaruhi kecepatan dan jarak horizontal yang ditempuh bola
tersebut.
3. Pada gerak parabola, kecepatan horizontal benda adalah konstan jika
gaya luar diabaikan.
4. Dapat terjadi kesalahan manusia (human error) saat melakukan
percobaan.
5. Dapat terjadi ketidakakurasian pada saat percobaan yang disebabkan
alat percobaan memiliki batas tingkat akurasi.
8. Daftar Pustaka
Abdullah, Mikrajudin. 2016. Fisika Dasar I. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Alonso, Marselo. 1990. Dasar-dasar Fisika Universitas. Jakarta:
Erlangga.
Beiser. 1992. Konsep fisika modern. Jakarta: Erlangga.
Supriyadi. 2000. Konsep Dasar Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN
No Percobaan Gambar