Anda di halaman 1dari 26

BAB IV

BUDGETING FOR PLANNING AND CONTROL


Dosen Pengampu : Bapak Dr. H. Rd. Dadan Ramdhani, S.E., M.Si., Akt., CA.

Disusun Oleh:
Annisa Cikal Prawina
5552190080
5-D

JURUSAN S-1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG – BANTEN
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah Penulisan............................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN KONSEP ............................................................................................. 3
2.1. Peran Anggaran Dalam Perencanaan dan Pengendalian Perusahaan ................................. 3
2.2. Jenis-jenis Anggaran Pada Perusahaan ............................................................................... 4
2.3. Keuntungan dan Keterbatasan Anggaran Bagi Perusahaan ................................................ 5
2.4. Sistem Penyusunan Anggaran Dalam Aktivitas Perusahaan .............................................. 6
2.5. Penyusunan Anggaran Operasional dan Anggaran Keuangan............................................ 7
A. Penyusunan Anggaran Operasional .................................................................................... 7
B. Penyusunan Anggaran Keuangan ..................................................................................... 12
2.6. Sistem Penganggaran Activity Based Costing di Perusahaan ........................................... 14
BAB III PEMBAHASAN STUDI KASUS ................................................................................ 16
3.1. Soal Anggaran Untuk Perencanaan dan Pengendalian ..................................................... 16
3.2. Studi Kasus Anggaran Untuk Perencanaan dan Pengendalian ......................................... 16
3.3. Solusi Kasus Anggaran Untuk Perencanaan dan Pengendalian ........................................ 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 19
INDEKS ....................................................................................................................................... 20
GLOSARIUM ............................................................................................................................. 21

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Contoh Anggaran Penjualan ............................................................................................. 7


Tabel 2. Contoh Anggaran Produksi ............................................................................................... 8
Tabel 3. Contoh Anggaran Pembelian Bahan Baku Langsung....................................................... 8
Tabel 4. Contoh Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung ............................................................ 9
Tabel 5. Contoh Anggaran Overhead ............................................................................................. 9
Tabel 6. Contoh Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi ........................................................... 10
Tabel 7. Contoh Anggaran Harga Pokok Penjualan ..................................................................... 10
Tabel 8. Contoh Anggaran Biaya Pemasaran ............................................................................... 11
Tabel 9. Contoh Anggaran Biaya Administrasi ............................................................................ 11
Tabel 10. Contoh Anggaran Biaya Riset dan Pengembangan ...................................................... 11
Tabel 11. Contoh Laporan Laba Rugi yang dianggarakan ........................................................... 12
Tabel 12. Contoh Anggaran Kas ................................................................................................... 13
Tabel 13. Contoh Anggaran Neraca.............................................................................................. 14

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peran Anggaran dalam Perencanaan dan Pengendalian pada Perusahaan .................... 3
Gambar 2. Komponen Anggaran Induk .......................................................................................... 4

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alasan dibalik pendirian sebuah perusahaan, tentu karena adanya tujuan yang ingin
dicapai oleh perusahaan tersebut. Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan perencanaan dan
pengendalian dari aktivitas-aktivitas perusahaan yang baik. Dengan adanya perencanaan dan
pengendalian akan membantu manajemen perusahaan berjalan sesuai dengan tujuan
semestinya. Oleh karena itu, perencanaan dan pengendalian harus disusun secara bijak dan
penuh pertimbangan, serta sesuai dengan kondisi perusahaan yang terjadi pada saat ini.
Dalam operasional perusahaan tidak luput dari penyusunan anggaran. Anggaran
sangatlah erat kaitannya dengan fungsi manajemen, seperti perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengendalian (controlling).
Dengan kata lain, anggaran merupakan acuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas-
aktivitasnya guna mencapai tujuan yang diharapkan. Penyusunan anggaran yang baik akan
membantu perusahaan dalam menjalankan perencanaan dan pengendalian manajemen
perusahaan secara efektif dan efisien.
Penyusunan anggaran merupakan siklus penting yang harus dilakukan perusahaan
untuk membantu perusahaan mendapatkan gambaran awal mengenai seberapa besar dana
yang dibutuhkan manajemen dalam merealisasikan perencanaan yang telah dibuat dengan
dimonitori oleh bagian pertanggungjawaban sebagai bentuk pengendalian agar
penyimpangan-penyimpangan manajemen dapat diminimalisir. Selain itu, dengan
disusunnya anggaran yang baik, akan membantu manajer mengambil keputusan yang tepat
bagi keberlangsungan perusahaan baik untuk jangka waktu pendek maupun untuk jangka
waktu yang panjang.

1.2 Rumusan Masalah Penulisan


Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, adapun rumusan masalah pada
makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Apa peran anggaran dalam perencanaan dan pengendalian perusahaan?
b. Apa saja jenis anggaran yang ada pada perusahaan?
c. Apa saja keuntungan dan keterbatasan penggunaan anggaran bagi perusahaan?
d. Bagaimana sistem penyusunan anggaran dalam aktivitas perusahaan?
e. Bagaimana cara penyusunan anggaran operasional dan anggaran keuangan?
f. Bagaimana sistem penganggaran Activity Based Costing bekerja dalam perusahaan?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Dari uraian masalah tersebut, tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk memahami peran anggaran dalam perencanaan dan pengendalian perusahaan.
b. Untuk memahami jenis-jenis anggaran yang ada pada perusahaan.
c. Untuk memahami keuntungan dan keterbatasan anggaran bagi perusahaan.
d. Untuk memahami sistem penyusunan anggaran dalam aktivitas perusahaan.
e. Untuk memahami cara penyusunan anggaran operasional dan anggaran keuangan.
f. Untuk memahami sistem bekerja penganggaran Activity Based Costing perusahaan.

1.4 Manfaat Penulisan


a. Untuk Penulis
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data yang valid mengenai
anggaran beserta perannya dalam manajemen perusahaan.

b. Untuk Perguruan Tinggi


Penulisan ini diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan mengenai anggaran
beserta perannya dalam manajemen perusahaan dan menjadi referensi dalam penyusunan
karya tulis ilmiah selanjutnya di masa yang akan datang.

c. Untuk Perusahaan
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan masukan sebagai bahan
pertimbangan perusahaan dalam menyusun anggaran dan memberikan keputusan terbaik
untuk jangka waktu pendek maupun untuk jangka waktu panjang bagi keberlangsungan
perusahaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN KONSEP

2.1. Peran Anggaran Dalam Perencanaan dan Pengendalian Perusahaan


Hubungan perencanaan dan pengendalian sangat berkaitan erat. Perencanaan
(planning) adalah proses mengidentifikasi, mengontrol, dan membandingkan tindakan apa
yang harus diambil untuk mewujudkan tujuan tertentu. Sedangkan pengendalian (control)
adalah proses menentukan kondisi yang sebenarnya terjadi, mengoreksi penyimpangan
selama pelaksanaan, dan membandingkannya dengan hasil yang telah direncanakan. Sebagai
komponen kunci dari perencanaan dan pengendalian, anggaran adalah rencana keuangan
untuk masa depan sesuai dengan tujuan dan tindakan yang telah disusun sebelumnya. Selain
itu, anggaran juga dapat digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan dari perbandingan
hasil sesungguhnya dengan hasil yang telah direncanakan. Penilaian ini menjadi bahan
evaluasi perusahaan dalam menentukan rencana kerja kembali. Berikut ringkasan gambar
peran anggaran dalam perencanan dan pengendalian pada perusahaan.

Gambar 1. Peran Anggaran dalam Perencanaan dan Pengendalian pada Perusahaan

3
2.2. Jenis-jenis Anggaran Pada Perusahaan
Anggaran dalam manajemen perusahaan terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya sebagai
berikut.
a. Anggaran Induk (Master Budget)
Anggaran induk (master budget) adalah rencana keuangan komprehensif selama satu
tahun yang mencerminkan seluruh aktivitas di setiap bagian organisasi. Anggaran induk
terdiri atas anggaran operasional (operating budget) dan anggaran keuangan (financial
budget).
1) Anggaran Operasional (Operating Budget)
Anggaran operasional terdiri atas anggaran yang menunjukkan aktivitas utama
perusahaan dalam rangka memperoleh pendapatan dan laba, yang meliputi penjualan,
produksi, pembelian bahan langsung, tenaga kerja langsung, overhead, pemasaran,
administrasi, riset dan pengembangan, persediaan barang jadi, dan harga pokok
penjualan. Output dari anggaran operasional ini adalah laporan laba rugi yang
dianggarkan atau pro forma.

2) Anggaran Keuangan (Financial Budget)


Anggaran keuangan merupakan cerminan arus kas masuk, kas keluar, dan posisi
keuangan. Anggaran keuangan digunakan untuk mengendalikan aspek keuangan dari
aktivitas bisnis. Anggaran keuangan ini meliputi anggaran keuangan, neraca yang
dianggarkan, dan anggaran belanja modal.

Gambar 2. Komponen Anggaran Induk

4
b. Anggaran Berkelanjutan (Continuous Budget)
Anggaran berkelanjutan adalah anggaran satu bulan yang dibuat saat satu bulan masa
rencana anggaran hampir berakhir, sehingga perusahaan selalu memiliki rencana
anggaran untuk masa waktu 12 bulan. Anggaran berkelanjutan ini mengarahkan dan
mengoordinasikan manajer untuk menyiapkan perencanaan anggaran dimuka agar
rencana strategik yang telah disusun lebih matang dan mudah untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.

c. Anggaran Berkelanjutan yang diperbarui (Continuously Update Budget)


Anggaran ini hampir sama dengan anggaran berkelanjutan. Namun, tujuan dari
anggaran ini bukan agar perusahaan selalu memiliki anggaran selama 12 bulan, namun
untuk memperbarui anggaran induk setiap bulan saat diperolehnya informasi terbaru.

2.3. Keuntungan dan Keterbatasan Anggaran Bagi Perusahaan


Keuntungan Penggunaan Anggaran Bagi Perusahaan
Anggaran memberi beberapa keuntungan bagi perusahaan, diantaranya:
a. Dengan dibutuhkannya penyusunan anggaran, memaksa manajer untuk membuat
perencanaan masa depan. Hal ini akan mendorong manajer untuk mengembangkan
arah keseluruhan organisasi, meramalkan masalah, dan mengembangkan kebijakan
untuk masa depan.
b. Dalam proses evaluasi, anggaran memberikan informasi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengambilan keputusan, baik untuk jangka waktu pendek maupun
jangka waktu panjang. Selain itu, dengan informasi yang diberikan anggaran ini akan
meminimalisir terjadinya masalah dalam manajemen perusahaan.
c. Anggaran bagi perusahaan menjadi standar penetapan evaluasi kerja yang dapat
mengendalikan penggunaan sumber daya perusahaan dan memotivasi karyawan.
Bentuk pengendalian ini dicapai dengan membandingkan hasil aktual dengan yang
telah direncanakan.
d. Adanya anggaran akan meningkatkan komunikasi dan koordinasi rencana kerja
perusahaan kepada karyawannya. Dengan demikian, karyawan akan menyadari
peran mereka dalam mencapai tujuan tersebut.

Keterbatasan Penggunaan Anggaran Bagi Perusahaan


Disamping keunggulan adanya anggaran bagi perusahaan, juga perlu diperhatikan
beberapa keterbatasan anggaran yang akan berdampak buruk bagi perusahaan,
diantaranya meliputi:
a. Program penganggaran disusun berdasarkan taksiran yang kurang tepat. Karena itu,
perbaikan dan penyesuaian dari taksiran tidak perlu diadakan apabila penyimpangan
yang terjadi mengubah program penganggaran.
b. Program penganggaran membutuhkan partisipasi dan kerja sama dari semua anggota
manajemen. Untuk itu, dibutuhkan rasa antusiasme dari manajemen puncak di dalam
pelaksanaan anggaran.

5
c. Penerapan program penganggaran dalam suatu organisasi membutuhkan waktu,
biaya dan kesabaran untuk merancang, mengimplementasikan, dan melihat hasilnya.
Setiap pelaksana program penganggaran pertama harus diyakinkan terlebih dahulu
mengenai manfaat dari anggaran tersebut. Kemudian, organisasi harus mengikuti
petunjuk atau pedoman-pedoman mengenai pelaksanaan sistem penendalian
anggaran.
d. Rancangan anggaran yang kurang tepat akan berakibat kurang optimalnya
pencapaian operasional,
e. Anggaran yang tidak realistis memungkinkan terjadinya dampak negatif bagi
organisasi.

2.4. Sistem Penyusunan Anggaran Dalam Aktivitas Perusahaan


Dalam penyusunan anggaran aktivitas perusahaan, dibutuhkan sistem penyusunan yang
baik. Sistem penyusunan anggaran ini meliputi Sistem Anggaran Induk Konvensional, Zero-
Based Bugeting (ZBB), serta Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS).
a. Sistem Anggaran Induk Konvensional
Pembuatan anggaran induk sebagian besar didasarkan pada anggaran induk tahun
sebelumnya. Hasil-hasil sesungguhnya yang dicapai tahun sebelumnya dan ekspektasi
pada tahun yang akan datang menentukan apakah suatu unsur dalam anggaran induk akan
ditambah atau dikurangi. Dalam anggaran induk konvensional, ketika manajemen
menganggarkan biaya operasional, pusat pertanggungjawaban penekanan diberikan
kepada biaya input.

b. Zero-Based Bugeting (ZBB)


Dalam sistem Zero-Based Bugeting, manajer pusat pertanggungjawaban harus
menjustifikasi setiap aktivitas yang direncanakan dan taksiran biayanya seolah aktivitas
tersebut baru pertama kali dilakukan. ZBB dimulai dengan pembuatan daftar semua
aktivitas atau program yang disebut paket keputusan (decision packages) oleh pusat-pusat
pertanggungjawaban. Setiap paket keputusan diperingkat menurut prioritas manajer pusat
pertanggungjawaban. Peringkat tersebut idealnya didasarkan pada kesesuaian tujuan
paket keputusan dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.

c. Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)


Planning, Programming, and Budgeting System lebih fokus pada output (program atau
aktivitas) organisasi. Prinsip PPBS adalah alokasi sumber daya organisasi yang terbatas
pada aktivitas atau program yang menjanjikan tingkat hasil paling besar. Pembuatan
anggaran dengan PPBS mencakup empat langkah berikut :
1) Manajemen tingkat atas harus merencanakan sasaran dan tujuan organisasi jangka
panjang dan jangka pendek secara strategis.
2) Mengidentifikasi semua alternatif aktivitas atau program untuk mencapai sasaran dan
tujuan organisasi.
3) Biaya dan manfaat kuantitatif dan kualitatif setiap alternatif aktivitas atau program
harus diperkirakan.
4) Anggaran yang disusun menunjukkan aktivitas atau program yang dipilih dan jumlah
rupiah yang dialokasikan kepada setiap aktivitas atau program beserta perinciannya.

6
2.5. Penyusunan Anggaran Operasional dan Anggaran Keuangan
A. Penyusunan Anggaran Operasional
Anggaran operasional merupakan bagian pertama dari anggaran induk. Anggaran
operasional terdiri atas sejumlah daftar perhitungan untuk semua tahap operasi yang
berakhir pada laporan laba rugi yang dianggarkan. Berikut komponen dari anggaran
operasional pada anggaran induk, diantaranya:
1. Anggaran Penjualan (Sales Budget)
Anggaran penjualan adalah proyeksi yang disetujui oleh komite anggaran
yang menggambarkan penjualan, terdiri dari jumlah unit yang dijual maupun
jumlah uang yang diharapkan. pada perusahaan yang memproduksi berbagai jenis
produk, perkiraan penjualan harus dibuat untuk setiap jenis produk. Apabila
perusahaan menggunakan beberapa saluran distribusi, maka perkiraan penjualan
harus diperinci menurut saluran distribusi, misalnya pedagang besar dan pengecer.
Langkah awal dalam membuat anggaran penjualan adalah mengembangkan
perkiraan penjualan. Salah satu pendekatan untuk memperkirakan penjualan adalah
pendekatan bottom-up, yang mengharuskan tenaga penjualan individu
mengirimkan prediksi penjualan untuk membentuk perkiraan penjualan total.
Akurasi prediksi penjualan ini dapat ditingkatkan dengan mempertimbangkan
faktor-faktor lain seperti iklim ekonomi secara umum, persaingan, periklanan,
kebijakan penetapan harga, dan sebagainya. Beberapa perusahaan melengkapi
pendekatan bottom-up dengan pendekatan lain yang lebih formal, seperti analisis
deret waktu, analisis korelasi, dan pemodelan ekonometrik.

Tabel 1. Contoh Anggaran Penjualan

Kuartal
1 2 3 4 Setahun
Unit penjualan 2.000.000 6.000.000 6.000.000 2.000.000 16.000.000
Harga jual per unit Rp. 70 Rp. 70 Rp. 80 Rp. 80 Rp. 75
Penjualan Rp. 140.000.000 Rp. 420.000.000 Rp. 480.000.000 Rp. 160.000.000 Rp. 1.200.000.000

2. Anggaran Produksi (Product Budget)


Anggaran produksi menunjukkan jumlah unit yang harus diproduksi untuk
memenuhi kebutuhan penjualan dan memenuhi persyaratan persediaan akhir.
Sebelum dilakukan penyusunan anggaran produksi, perlu dipastikan bahwa pabrik
mampu memproduksi sejumlah perkiraan penjualan. Produksi juga harus
dijadwalkan pada tingkat yang efisien sehingga tidak terjadi fluktuasi kerja yang
besar.
Adapun rumus untuk menghitung unit yang akan diproduksi diantaranya
sebagai berikut.

Unit yang akan diproduksi = Perkiraan penjualan + Unit dalam persediaan akhir
– unit dalam persediaan awal

Anggaran produksi dinyatakan dalam unit karena belum diketahui berapa banyak
biaya produksinya.

7
Tabel 2. Contoh Anggaran Produksi

Kuartal
1 2 3 4 Setahun
Penjualan 2.000.000 6.000.000 6.000.000 2.000.000 16.000.000
Persediaan akhir diinginkan 500.000 500.000 100.000 100.000 100.000
Jumlah kebutuhan 2.500.000 6.500.000 6.100.000 2.100.000 16.100.000
Persediaan awal (100.000) (500.000) (500.000) (100.000) (100.000)
Unit yang akan diproduksi 2.400.000 6.000.000 5.600.000 2.000.000 16.000.000

3. Anggaran Pembelian Bahan Baku Langsung (direct materials purchases budget)


Anggaran pembelian bahan baku langsung menjelaskan jumlah dan biaya
bahan baku yang harus dibeli pada setiap periode waktu, tergantung pada
penggunaan bahan yang diharapkan dalam produksi dan kebutuhan persediaan bahan
baku perusahaan. Perusahaan perlu menyiapkan anggaran pembelian bahan baku
langsung yang terpisah untuk setiap jenis bahan baku yang digunakan. Oleh karena
itu, kuantitas bahan yang akan dibeli dan jadwal pengirimannya perlu ditentukan di
awal.
Adapun rumus untuk menghitung anggaran pembelian bahan baku langsung
antara lain sebagai berikut.

Pembelian = Bahan baku langsung yang dibutuhkan untuk produksi (Unit) + Bahan
baku langsung yang diinginkan dalam persediaan akhir (Unit) – Bahan
baku langsung dalam persediaan awal (unit)

Biaya pembelian bahan baku = Pembelian bahan (unit) x biaya pembelian per unit

Tabel 3. Contoh Anggaran Pembelian Bahan Baku Langsung

Kuartal
1 2 3 4 Setahun
Unit akan diproduksi 2.400.000 6.000.000 5.600.000 2.000.000 16.000.000
Bahan baku per unit (Kg) x 0.26 x 0.26 x 0.26 x 0.26 x 0.26
Kebutuhan produksi (Kg) 624.000 1.560.000 1.456.000 520.000 4.160.000
Persediaan akhir diinginkan (Kg) 80.000 80.000 50.000 50.000 50.000
Kebutuhan total (Kg) 704.000 1.640.000 1.506.000 570.000 4.210.000
Persediaan awal (50.000) (80.000) (80.000) (50.000) (50.000)
Bahan baku yang akan dibeli (kg) 654.000 1.560.000 1.426.000 520.000 4.160.000
Biaya bahan per Kg x Rp.100 x Rp.100 x Rp.100 x Rp.100 x Rp.100
Biaya pembelian total Rp.64.400.000 Rp.156.000.000 Rp.142.600.000 Rp.52.000.000 Rp.416.000.000

4. Anggaran Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Budget)


Anggaran ini menunjukkan jumlah total jam kerja langsung yang dibutuhkan
beserta biayanya untuk jumlah unit dalam anggaran produksi. Seperti halnya bahan
baku, penggunaan tenaga kerja langsung yang dianggarkan ditentukan berdasarkan
hubungan teknis antara tenaga kerja dan output. Anggaran tenaga kerja langsung
harus disesuaikan dengan anggaran produksi, anggaran pembelian, dan semua

8
bagian anggaran induk lainnya. Tenaga kerja tidak langsung akan dimaksukkan ke
dalam overhead.
Berikut rumus untuk menghitung anggaran tenaga kerja langsung,
diantaranya adalah:

Anggaran tenaga kerja langsung = Unit yang diproduksi x Jam tenaga kerja
langsung per unit x Tarif upah tenaga kerja
langsung per jam

Tabel 4. Contoh Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Kuartal
1 2 3 4 Setahun
Unit yang diproduksi 2.400.000 6.000.000 5.600.000 2.000.000 16.000.000
Jam kerja langsung per unit x 0.015 x 0.015 x 0.015 x 0.015 x 0.015
Kebutuhan jam kerja total 36.000 90.000 84.000 30.000 240.000
Upah per jam x Rp.800 x Rp.800 x Rp.800 x Rp.800 x Rp.800
Biaya tenaga kerja langsung total Rp28.800.000 Rp.72.000.000 Rp.67.200.000 Rp.24.000.000 Rp.192.000.000

5. Anggaran Overhead
Anggaran overhead ini menunjukkan perkiraan seluruh unsur biaya produksi
yang bersifat tidak langsung. Unsur-unsur overhead berbeda dengan bahan baku
dan tenaga kerja langsung. Pada unsur-unsur overhead ini tidak terdapat hubungan
input-output yang mudah diidentifikasi. Biaya overhead terdiri atas dua jenis, yaitu
biaya variabel dan biaya tetap.
Berikut rumus untuk menghitung anggaran overhead adalah:

Anggaran Overhead = Overhead tetap total + (Jumlah jam kerja langsung


dianggarkan x Tarif overhead variabel per jam kerja langsung.

Tabel 5. Contoh Anggaran Overhead

Kuartal
1 2 3 4 Setahun
jam tenaga kerja langsung
dianggarkan 36.000 90.000 84.000 30.000 240.000
Tarif overhead variabel Rp800 Rp800 Rp800 Rp800 Rp800
Overhead variabel dianggarkan Rp.28.800.000 Rp.72.000.000 Rp.67.200.000 Rp.24.000.000 Rp.192.000.000
Overhead tetap dianggarkan* 32.000.000 32.000.000 32.000.000 32.000.000 128.000.000
Overhead total Rp.60.800.000 Rp.104.000.000 Rp.99.200.000 Rp.56.000.000 Rp.320.000.000

*Termasuk (didalamnya) depresiasi Rp.20.000.000 per kuartal

6. Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi


Anggaran ini memberikan informasi yang diperlukan untuk menyusun
anggaran neraca. Informasi tersebut juga akan menjadi input yang penting dalam
penyusunan anggaran harga pokok penjualan.
Adapun rumus untuk anggaran persediaan akhir barang jadi diantaranya
sebagai berikut.

9
Anggaran persediaan akhir barang jadi = Unit persediaan akhir x Biaya per unit

Tabel 6. Contoh Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi

Perhitungan biaya per unit :


Bahan baku (0.26 kg @Rp.100) Rp.26
Tenaga kerja langsung (0.015 jam @Rp.800) 12
Overhead :
Variabel (0.015 jam @Rp.800) 12
Tetap (0.015 jam @Rp.533,4) 8
Jumlah biaya per unit Rp.58

Unit Biaya Per Unit Total


Barang jadi : 100.000 Rp.58 Rp.5.800.000

7. Anggaran Harga Pokok Penjualan


Anggaran harga pokok penjualan menjelaskan harga yang diharapkan untuk
barang yang akan dijual, yang nantinya akan digunakan sebagai input dalam
menyusun anggaran laporan laba rugi.
Adapun rumus anggaran harga pokok penjualan diantaranya sebagai berikut.

Anggaran harga pokok penjualan = Anggaran bahan baku digunakan + Anggaran


tenaga kerja langsung + Anggaran overhead pabrik + Persediaan
awal barang jadi – Anggaran Persediaan akhir barang jadi

Tabel 7. Contoh Anggaran Harga Pokok Penjualan

Bahan baku yang digunakan Rp.416.000.000


Tenaga kerja yang digunakan 192.000.000
Overhead 320.000.000
Biaya produksi dianggarkan Rp.928.000.000
Persediaan awal barang jadi 5.500.000
Barang tersedia dijual Rp.933.500.000
Dikurangi : Persediaan akhir barang jadi 5.800.000
Harga pokok penjualan dianggarkan Rp.927.700.000

8. Anggaran Biaya Pemasaran


Anggaran biaya pemasaran menunjukkan pengeluaran yang direncanakan
untuk aktivitas penjualan dan distribusi. Seperti overhead, biaya pemasaran dapat
dipecah kedalam komponen tetap dan variabel. Unsur biaya pemasaran ini meliputi
komisi penjualan, biaya transportasi, dan perlengkapan yang akan berubah
jumlahnya mengikuti aktivitas penjualan. Gaji karyawan staf pemasaran, depresiasi
peralatan kantor pemasaran, dan iklan merupakan biaya tetap.

10
Adapun rumus untuk menghitung anggaran biaya pemasaran diantaranya
sebagai berikut.

Anggaran biaya pemasaran = Anggaran biaya pemasaran tetap total + (Tarif


biaya pemasaran variabel per unit x Unit yang dijual)
Tabel 8. Contoh Anggaran Biaya Pemasaran
Kuartal
1 2 3 4 Setahun
Unit penjualan direncanakan 2.000.000 6.000.000 6.000.000 2.000.000 16.000.000
Biaya pemasaran variabel per unit Rp.5 Rp.5 Rp.5 Rp.5 Rp.5
Biaya variabel total Rp.10.000.000 Rp.30.000.000 Rp.30.000.000 Rp.10.000.000 Rp.80.000.000
Biaya pemasaran tetap :
Gaji Rp.1.000.000 Rp.1.000.000 Rp.1.000.000 Rp.1.000.000 Rp.4.000.000
Iklan 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 4.000.000
Depresiasi 500.000 500.000 500.000 500.000 2.000.000
Transportasi 300.000 300.000 300.000 300.000 1.200.000
Biaya tetap total Rp.2.800.000 Rp.2.800.000 Rp.2.800.000 Rp.2.800.000 Rp.11.200.000
Biaya pemasaran total Rp.12.800.000 Rp.32.800.000 Rp.32.800.000 Rp.12.800.000 Rp.91.200.000

9. Anggaran Biaya Administrasi


Anggaran ini mencakup taksiran pengeluaran total oleh perusahaan, sama
seperti anggaran biaya riset dan pengembangan serta anggaran biaya pemasaran.
Terkait dengan penjualan, sebagian besar biaya administrasi bersifat tetap. Biaya
tersebut meliputi gaji staf, depresiasi gedung dan peralatan kantor pusat, honor
layanan hukum, dan lain-lain.
Tabel 9. Contoh Anggaran Biaya Administrasi

Kuartal
1 2 3 4 Setahun
Gaji Rp.2.500.000 Rp.2.500.000 Rp.2.500.000 Rp.2.500.000 Rp.10.000.000
Asuransi 1.500.000 1.500.000
Depresiasi 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 4.000.000
Perjalanan 200.000 200.000 200.000 200.000 800.000
Biaya administrasi total Rp.3.700.000 Rp.3.700.000 Rp.5.200.000 Rp.3.700.000 Rp.16.300.000

10. Anggaran Biaya Riset dan Pengembangan


Anggaran biaya riset dan pengembangan ini bertanggung jawab terhadap
pengembangan produk dan proses baru. Pengeluaran bagian tersebut untuk tahun
yang akan datang diestimasi dan disajikan dalam anggaran biaya riset dan
pengembangan.
Tabel 10. Contoh Anggaran Biaya Riset dan Pengembangan
Kuartal
1 2 3 4 Setahun
Gaji Rp.1.800.000 Rp.1.800.000 Rp.1.800.000 Rp.1.800.000 Rp.7.200.000
Desain dan pengembangan purwarupa 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

Biaya riset dan pengembangan total Rp.2.800.000 Rp.2.800.000 Rp.2.800.000 Rp.2.800.000 Rp.11.200.000

11
11. Laporan Laba Rugi yang dianggarkan
Tabel 11. Contoh Laporan Laba Rugi yang dianggarakan

Penjualan Rp.1.200.000.000
Dikurangi : Harga pokok penjualan 927.700.000
Laba kotor Rp.273.300.000
Dikurangi : Biaya pemasaran Rp.91.200.000
Biaya riset dan pengembangan 11.200.000
Biaya administrasi 16.300.000 118.700.000
Laba operasi Rp.153.600.000
Dikurangi : Biaya bunga 4.200.000
Laba sebelum pajak Rp.149.400.000
Dikurangi : Pajak penghasilan 60.000.000
Laba bersih Rp.89.400.000

B. Penyusunan Anggaran Keuangan


Anggaran keuangan juga termasuk dalam anggaran induk. Anggaran keuangan ini berisi
rencana untuk memperoleh aset jangka panjang. Anggaran yang biasa dibuat oleh
perusahaan dalam anggaran keuangan ini adalah anggaran kas, anggaran neraca,
anggaran laporan arus kas, dan anggaran pengeluaran modal.
1. Anggaran Kas (Cash Budget)
Pengetahuan tentang arus kas sangat penting untuk mengelola bisnis.
Seringkali bisnis berhasil dalam memproduksi dan menjual produk tetapi gagal
karena terkait dengan masalah waktu arus kas masuk dan arus keluar. Dengan
mengetahui kapan kekurangan dan kelebihan kas, seorang manajer dapat
memperediksi kapan waktu untuk meminjam uang dan kapan waktu untuk
membayar kembali pinjaman selama periode kelebihan kas. Petugas pinjaman bank
menggunakan perusahaan anggaran kas untuk mendokumentasikan kebutuhan uang
kas, serta kemampuan mereka untuk membayar pinjaman.
Anggaran kas (cash budget) adalah rencana terperinci yang menunjukkan
perkiraan sumber dan penggunaan kas. Anggaran kas memiliki lima bagian utama,
yaitu :
a. Jumlah kas yang tersedia
Jumlah kas yang tersedia terdiri atas dua bagian, yaitu saldo kas awal dan
perkiraan penerimaan kas. Perkiraan penerimaan kas meliputi penerimaan dari
semua sumber kas periode yang bersangkutan.
b. Pengeluaran kas
Pengeluarkan kas yang dimaksud ini merupakan daftar semua
pengeluaran kas yang telah direncanakan untuk dikeluarkan pada periode yang
bersangkutan.
c. Kelebihan dan kekurangan kas
Kelebihan dan kekurangan kas perbandingan antara jumlah kas yang
tersedia dan jumlah kas yang dibutuhkan. Kebutuhan kas adalah jumlah
pengeluaran kas ditambah saldo kas minimum yang diperlukan. Saldo kas

12
minimum adalah jumlah kepemilikan kas paling rendah yang perlu dan
biasanya ditentukan berdasarkan kebijakan perusahaan.
d. Pendanaan
Pendanaan dalam anggaran kas terdiri atas pinjaman dan pembayaran
utang. Jika terjadi kekurangan kas, bagian pendanaan akan menunjukkan
jumlah yang perlu dipinjam. Sebaliknya jika terjadi kelebihan kas, maka bagian
pendanaan akan menunjukkan rencana pembayaran utang, termasuk bunganya.
e. Saldo kas
Bagian terakhir anggaran kas adalah saldo kas akhir yang direncanakan.
Untuk mendapatkan kelebihan atau kekurangan kas, kebutuhan kas harus
dikurangi pengeluaran kas dan saldo kas minimum. Sedangkan untuk
mendapatkan saldo akhir yang direncanakan, saldo kas minimum harus
ditambahkan kembali.
Adapun rumus untuk menghitung anggaran biaya pemasaran diantaranya
sebagai berikut.
Saldo kas akhir = Saldo kas awal + Anggaran penerimaan kas selama satu
periode – Anggaran pengeluaran kas selama satu periode
Tabel 12. Contoh Anggaran Kas
Kuartal
1 2 3 4 Tahun
Saldo kas awal Rp.12.000.000 Rp.11.300.000 Rp.15.200.000 Rp.133.400.000 Rp.12.000.000
Penerimaan :
Penjualan tunai 70.000.000 210.000.000 240.000.000 80.000.000 600.000.000
Penjualan kredit :
Kuartal ini 49.000.000 147.000.000 168.000.000 56.000.000 420.000.000
Kuartal sebelumnya 30.000.000 21.000.000 63.000.000 72.000.000 186.000.000
Jumlah kas yang tersedia Rp.161.000.000 Rp.389.300.000 Rp.486.200.000 Rp.341.400.000 Rp.1.218.000.000
Dikurangi : Pengeluaran :
Bahan
Kuartal ini Rp.52.300.000 Rp.124.100.000 Rp.114.100.000 Rp.41.600.000 Rp.332.800.000
Kuartal sebelumnya 10.000.000 13.100.000 31.200.000 28.500.000 82.800.000
Tenaga kerja langsung 28.800.000 72.000.000 67.200.000 24.000.000 192.000.000
Overhead 40.800.000 84.000.000 79.200.000 36.000.000 240.000.000
Biaya pemasaran 12.300.000 32.300.000 32.300.000 12.300.000 89.200.000
Biaya riset dan pengembangan 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 11.200.000
Administrasi 2.700.000 2.700.000 4.200.000 2.700.000 12.300.000
Pajak penghasilan 60.000.000 60.000.000
Peralatan 60.000.000 60.000.000
Jumlah pengeluaran Rp.209.700.000 Rp.331.700.000 Rp.331.000.000 Rp.207.900.000 Rp.1.080.300.000
saldo kas minimun 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000
Jumlah kebutuhan kas Rp.219.700.000 Rp.341.700.000 Rp.341.000.000 Rp.217.900.000 Rp.1.090.300.000
Kelebihan (kekurangan) kas tersedia
diatas (bawah) kebutuhan (Rp.58.700.000) Rp.47.600.000 Rp.145.200.000 Rp.123.500.000 Rp.127.700.000
Pendanaan :
Pinjaman (arus masuk) 60.000.000 60.000.000
Pembayaran utang (arus keluar) (40.000.000) (20.000.000) (60.000.000)
Bunga (arus keluar) (2.400.000) (1.800.000) (4.200.000)
Jumlah pendanaan Rp.60.000.000 Rp.42.400.000 Rp.21.800.000 Rp.0 Rp.4.200.000
Ditambah : Saldo kas minimum 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000
Saldo kas akhir Rp.11.300.000 Rp.15.200.000 Rp.133.400.000 Rp.133.500.000 Rp.133.500.000

13
2. Anggaran Neraca
Anggaran neraca disusun berdasarkan informasi yang dimuat dalam posisi
keuangan tahun sebelumnya dan anggaran lain dalam anggaran induk. Anggaran
neraca ini memberikan saldo akhir yang diantisipasi dari akun aset, liabilitas, dan
ekuitas jika rencana yang dianggarkan berlaku.
Tabel 13. Contoh Anggaran Neraca

3. Anggaran Untuk Belanja Modal


Anggaran induk juga berisi rencana untuk memperoleh aset jangka panjang,
yakni aset yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Beberapa
dari aset ini dapat dibeli selama tahun mendatang. Bagian dari anggaran induk ini
biasanya disebut sebagai anggaran modal. Anggaran belanja modal meliputi ntara
lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan, aset tak
berwujud.

2.6. Sistem Penganggaran Activity Based Costing di Perusahaan


Perusahaan yang telah menerapkan Activity Based Costing (ABC) cenderung
menggunakan sisem penganggaran yang juga berbasis aktivitas. Sistem anggaran pada
tingkat aktivitas dapat menjadi pendekatan yang berguna dalam mendukung perbaikan
berkelanjutan dan manajemen proses. Selain itu, Pendekatan anggaran berbasis aktivitas
juga digunakan untuk menekankan pengurangan biaya melalui penghapusan aktivitas yang
tidak terpakai. Sehingga, akan meningkatkan efisiensi aktivitas yang masih dapat digunakan.

14
Anggaran merupakan alat yang berguna untuk perencanaan dan pengendalian. Untuk
dapat digunakan dalam evaluasi kinerja, ada dua hal yang harus dipertimbangkan. Pertama
adalah menentukan berapa jumlah anggaran yang akan dibandingkan dengan hasil
sesungguhnya. Pertimbangan kedua menyangkut dampak anggaran terhadap perilaku
manusia. Untuk pertimbangan tersebut, khususnya dalam membandingkan perencanaan
dengan hasil sebenarnya, harus dilakukan dalam aktivitas yang sama. Anggaran berbasis
aktivitas terbagi menjadi dua, yakni anggaran aktivitas statis dan anggaran aktivitas
fleksibel.
A. Anggaran Aktivitas Statis
Anggaran statis merupakan anggaran untuk level tertentu. Anggaran ini
ditetapkan untuk seluruh periode yang dicakup oleh anggaran, tanpa perubahan
berdasarkan aktivitas sebenarnya. Pendapatan dan biaya yang disusun untuk anggaran
statis tergantung pada tingkat aktivitas yang jarang sama dengan aktivitas sesungguhnya
sehingga anggaran tersebut tidak banyak berguna dalam pembuatan laporan kinerja.
Dalam membuat laporan kinerja yang berguna maka biaya sesungguhnya dan
biaya dianggarkan harus dibandingkan pada tingkat aktivitas yang sama. Karena tingkat
output sesungguhnya berbeda dari output direncanakan, maka dibutuhkan metode lain
untuk menghitung biaya yang seharusnya terjadi (dianggarkan) pada tingkat output
sesungguhnya.

B. Anggaran Aktivitas Fleksibel


Anggaran fleksibel merupakan anggaran yang mengakomodasi penyesuaian atau
pelenturan untuk perubahan volume aktivitas. Anggaran ini menyediakan perkiraan
biaya pada satu kisaran aktivitas atau menyediakan perkiraan biaya pada tingkat
aktivitas yang sesungguhnya. Penganggaran fleksibel dapat digunakan dalam
perencanaan untuk menunjukkan berapa jumlah biaya yang akan terjadi pada berbagai
aktivitas. Apabila digunakan untuk tujuan itu, manajer dapat menangani ketidakpastian
dengan cara membuat perkiraan hasil keuangan pada berbagai kemungkinan skenario.
Selain itu, anggaran fleksibel juga dapat digunakan untuk pengendalian karena dapat
menghitung jumlah biaya yang seharusnya terjadi pada tingkat aktivitas sesungguhnya.
Anggaran fleksibel kadang juga disebut sebagai anggaran variabel (variable budget),
yakni anggaran yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi dan keefektifan
perusahaan. Efisiensi dicapai jika proses bisnis dilakukan dengan cara yang paling baik,
yaitu dengan tidak adanya pemborosan.
Berbeda dengan anggaran statis yang hanya berdasarkan aktivitas tertentu,
anggaran fleksibel dianggap lebih canggih dan berguna daripada anggaran statis. Hal ini
karena anggaran fleksibel mampu memberikan peluang yang lebih baik untuk
perencanaan dan pengendalian daripada anggaran statis yang penting bagi perencanaan
namun kurang berguna untuk pengendalian.

15
BAB III
PEMBAHASAN STUDI KASUS

3.1. Soal Anggaran Untuk Perencanaan dan Pengendalian


1. Apa yang dimaksud dengan anggaran? Bagaimana peran anggaran dalam perencanaan
dan pengendalian perusahaan?

Jawaban:
 Anggaran (budget) merupakan rencana keuangan satu periode ke depan yang
digunakan untuk mengidentifikasi dan mencapai tujuan dan tindakan yang
dibutuhkan perusahaan.

 Perencanaan (planning) adalah proses mengidentifikasi, mengontrol, dan


membandingkan tindakan apa yang harus diambil untuk mewujudkan tujuan
tertentu. Sedangkan pengendalian (control) adalah proses menentukan kondisi yang
sebenarnya terjadi, mengoreksi penyimpangan selama pelaksanaan, dan
membandingkannya dengan hasil yang telah direncanakan. Sebagai komponen
kunci dari perencanaan dan pengendalian, digunakan untuk masa depan sesuai
dengan tujuan dan tindakan yang telah disusun sebelumnya. Selain itu, anggaran
juga dapat digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan dari perbandingan hasil
sesungguhnya dengan hasil yang telah direncanakan. Penilaian ini menjadi bahan
evaluasi perusahaan dalam menentukan rencana kerja kembali.

2. Jelaskan cara kerja penganggaran berbasis aktivitas!

Jawaban:
Penganggaran berbasis aktivitas mengidentifikasi aktivitas, permintaan output
aktivitas, dan biaya sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung output aktivitas
yang diminta. Perbedaan utama dalam pendekatan berbasis aktivitas adalah daftar rinci
aktivitas dan biaya yang diharapkan dalam kategori overhead, penjualan, dan
administratif.
Penganggaran berbasis aktivitas memiliki potensi lebih akurat daripada
penganggaran tradisional karena berfokus pada ukuran output untuk setiap aktivitas dan
dengan demikian memungkinkan manajer untuk memahami perilaku biaya pada tingkat
yang jauh lebih rinci. Penganggaran fleksibel aktivitas juga lebih akurat karena
menggunakan rumus biaya yang bergantung pada ukuran output setiap aktivitas.

3.2. Studi Kasus Anggaran Untuk Perencanaan dan Pengendalian


1. Anggaran Operasional
Produk Muda memproduksi rak mantel. Proyeksi penjualan untuk kuartal pertama tahun
yang akan datang dan data persediaan awal dan akhir adalah sebagai berikut:

16
Penjualan satuan 100.000
Harga satuan $15
Unit persediaan awal 8.000
Unit persediaan akhir yang ditargetkan 12.000

Rak mantel dicetak dan kemudian dicat. Setiap rak membutuhkan 4 pon logam dengan
biaya $ 2,50 per pon. Persediaan awal bahan adalah 4.000 pound. Produk Muda ingin
memiliki 6.000 pon logam dalam persediaan pada akhir kuartal. Setiap rak yang
diproduksi membutuhkan 30 menit waktu tenaga kerja langsung, yang ditagih sebesar
$9 per jam.

Dari kasus di atas, dibutuhkan:


a. Siapkan anggaran penjualan untuk kuartal pertama.
b. Siapkan anggaran produksi untuk kuartal pertama.
c. Siapkan anggaran pembelian bahan langsung untuk kuartal pertama.
d. Siapkan anggaran tenaga kerja langsung untuk kuartal pertama.

3.3. Solusi Kasus Anggaran Untuk Perencanaan dan Pengendalian


1. Anggaran Operasional
a. Anggaran penjualan untuk kuartal pertama

Produk Muda
Anggaran Penjualan
Untuk Kuartal Pertama

Satuan 100.000

Harga Satuan $ 15

Penjualan $1.500.000

b. Anggaran produksi untuk kuartal pertama

Produk Muda
Anggaran Produksi
Untuk Kuartal Pertama

Penjualan (dalam unit) 100.000

Persediaan akhir yang diinginkan 12.000

Total kebutuhan 112.000

(-) Persediaan awal 8.000

Unit yang akan diproduksi 104.000

17
c. Anggaran pembelian bahan langsung untuk kuartal pertama

Produk Muda
Anggaran Pembelian Bahan Langsung
Untuk Kuartal Pertama

Unit yang akan diproduksi 104.000

Bahan langsung per unit 4x

Produksi yang dibutuhkan 416.000

Persediaan akhir yang diinginkan 6.000

Total kebutuhan 422.000

(-) Persediaan awal 4.000

Bahan yang akan dibeli 418.000

Biaya per pon $ 2,50 x

Total biaya pembelian $1.045.000

d. Anggaran tenaga kerja langsung untuk kuartal pertama

Produk Muda
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Untuk Kuartal Pertama

Unit yang akan diproduksi 104.000

Tenaga kerja: jam per unit 0,5 x

Total jam yang dibutuhkan 52.000

Biaya per unit $ 9x

Total biaya tenaga kerja langsung $468.000

18
DAFTAR PUSTAKA

Biswan, A. T. (2018). SHORT & BRIEF AKUNTANSI MANAJEMEN –Terapan pada Dunia Bisnis
dan Sektor Publik. Tangerang Selatan: Ihsan Media.
Hansen, D. R. (2007). Managerial Accounting. USA: Thomson South-Western.
Noor, A. S. (2019). Anggaran Penjualan Sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian Laba.
Banjarmasin: Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin.

19
INDEKS

A
Activity Based Costing : 14
Anggaran : 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15
Anggaran Induk : 4, 5, 6, 7, 9, 12, 14
Anggaran Keuangan : 4, 7, 12
Anggaran Operasional : 4, 7, 16, 17

B
Biaya : 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15

E
Efektif : 1, 15
Efisien : 1, 7, 14, 15

K
Kas : 4, 12, 13

L
Laporan Arus Kas : 12
Laporan Laba Rugi : 4, 7, 10, 12
Laporan Kinerja : 15

M
Manajemen : 1, 4, 5, 6, 14
Manajer : 1, 5, 6, 12, 15, 16

O
Overhead : 9, 10

P
Pengendalian : 1, 3, 5, 15
Perencanaan : 1, 3, 5, 15

20
GLOSARIUM

Activity Based Costing Sebuah pendekatan penetapan biaya di mana perusahaan


pertama kali akan mengidentifikasi aktivitas yang dilakukan
dan kemudian menentukan sumber daya yang dikonsumsi
masing-masing aktivitas.
Arus Kas Kenaikan atau penurunan jumlah uang yang dimiliki bisnis
dalam periode waktu tertentu
Biaya Overhead Biaya yang tidak berkaitan langsung dengan proses produksi
atau pun jasa.
Biaya Tetap Biaya perusahaan yang akan tetap dikeluarkan baik ada atau
tidak ada kegiatan atau proses produksi yang dilakukan.
Biaya Variabel Biaya perusahaan yang bisa berubah secara proporsional
tergantung kegiatan dan produksi yang dikeluarkan.
Budget Istilah dalam Bahasa Inggris yang berarti anggaran
pemasukan dan pengeluaran dalam akvitas perusahaan.
Ekuitas Sebuah istilah dalam ekonomi yang berarti total hak dari
pemilik atas segala aset perusahaan atau organisasi setelah
dikurangi oleh kewajiban.
Liabilitas Utang yang harus dilunasi berupa uang atau pelayanan yang
harus dibayarkan pada pihak lain diwaktu yang datang.
Neraca Salah satu bentuk dari laporan keuangan yang menyajikan
jumlah aset, kewajiban, dan modal (ekuitas) pada periode
waktu tertentu.
Planning, Programming, Teknik penganggaran yang didasarkan pada teori sistem yang
and Budgeting System
berorientasi pada output dan tujuan dengan penekanan
(PPBS)
utamanya adalah alokasi sumberdaya berdasarkan analisis
ekonomi.

21
Pro Forma Laporan proyeksi keuangan secara formal untuk
mencerminkan transaksi yang direncanakan dalam satu
periode tertentu.
Saldo Kas Kenaikan atau penurunan jumlah uang yang dimiliki
Zero-Based Bugeting (ZBB) Metode penganggaran berdasarkan perkiraan tiap kegiatan
tanpa mengacu pada rencana kegiatan atau hasil kegiatan di
periode sebelumnya.

22

Anda mungkin juga menyukai