Disusun Oleh:
Annisa Cikal Prawina
5552190080
5-D
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah Penulisan............................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN KONSEP ............................................................................................. 3
2.1. Peran Anggaran Dalam Perencanaan dan Pengendalian Perusahaan ................................. 3
2.2. Jenis-jenis Anggaran Pada Perusahaan ............................................................................... 4
2.3. Keuntungan dan Keterbatasan Anggaran Bagi Perusahaan ................................................ 5
2.4. Sistem Penyusunan Anggaran Dalam Aktivitas Perusahaan .............................................. 6
2.5. Penyusunan Anggaran Operasional dan Anggaran Keuangan............................................ 7
A. Penyusunan Anggaran Operasional .................................................................................... 7
B. Penyusunan Anggaran Keuangan ..................................................................................... 12
2.6. Sistem Penganggaran Activity Based Costing di Perusahaan ........................................... 14
BAB III PEMBAHASAN STUDI KASUS ................................................................................ 16
3.1. Soal Anggaran Untuk Perencanaan dan Pengendalian ..................................................... 16
3.2. Studi Kasus Anggaran Untuk Perencanaan dan Pengendalian ......................................... 16
3.3. Solusi Kasus Anggaran Untuk Perencanaan dan Pengendalian ........................................ 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 19
INDEKS ....................................................................................................................................... 20
GLOSARIUM ............................................................................................................................. 21
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peran Anggaran dalam Perencanaan dan Pengendalian pada Perusahaan .................... 3
Gambar 2. Komponen Anggaran Induk .......................................................................................... 4
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Dari uraian masalah tersebut, tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk memahami peran anggaran dalam perencanaan dan pengendalian perusahaan.
b. Untuk memahami jenis-jenis anggaran yang ada pada perusahaan.
c. Untuk memahami keuntungan dan keterbatasan anggaran bagi perusahaan.
d. Untuk memahami sistem penyusunan anggaran dalam aktivitas perusahaan.
e. Untuk memahami cara penyusunan anggaran operasional dan anggaran keuangan.
f. Untuk memahami sistem bekerja penganggaran Activity Based Costing perusahaan.
c. Untuk Perusahaan
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan masukan sebagai bahan
pertimbangan perusahaan dalam menyusun anggaran dan memberikan keputusan terbaik
untuk jangka waktu pendek maupun untuk jangka waktu panjang bagi keberlangsungan
perusahaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN KONSEP
3
2.2. Jenis-jenis Anggaran Pada Perusahaan
Anggaran dalam manajemen perusahaan terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya sebagai
berikut.
a. Anggaran Induk (Master Budget)
Anggaran induk (master budget) adalah rencana keuangan komprehensif selama satu
tahun yang mencerminkan seluruh aktivitas di setiap bagian organisasi. Anggaran induk
terdiri atas anggaran operasional (operating budget) dan anggaran keuangan (financial
budget).
1) Anggaran Operasional (Operating Budget)
Anggaran operasional terdiri atas anggaran yang menunjukkan aktivitas utama
perusahaan dalam rangka memperoleh pendapatan dan laba, yang meliputi penjualan,
produksi, pembelian bahan langsung, tenaga kerja langsung, overhead, pemasaran,
administrasi, riset dan pengembangan, persediaan barang jadi, dan harga pokok
penjualan. Output dari anggaran operasional ini adalah laporan laba rugi yang
dianggarkan atau pro forma.
4
b. Anggaran Berkelanjutan (Continuous Budget)
Anggaran berkelanjutan adalah anggaran satu bulan yang dibuat saat satu bulan masa
rencana anggaran hampir berakhir, sehingga perusahaan selalu memiliki rencana
anggaran untuk masa waktu 12 bulan. Anggaran berkelanjutan ini mengarahkan dan
mengoordinasikan manajer untuk menyiapkan perencanaan anggaran dimuka agar
rencana strategik yang telah disusun lebih matang dan mudah untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
5
c. Penerapan program penganggaran dalam suatu organisasi membutuhkan waktu,
biaya dan kesabaran untuk merancang, mengimplementasikan, dan melihat hasilnya.
Setiap pelaksana program penganggaran pertama harus diyakinkan terlebih dahulu
mengenai manfaat dari anggaran tersebut. Kemudian, organisasi harus mengikuti
petunjuk atau pedoman-pedoman mengenai pelaksanaan sistem penendalian
anggaran.
d. Rancangan anggaran yang kurang tepat akan berakibat kurang optimalnya
pencapaian operasional,
e. Anggaran yang tidak realistis memungkinkan terjadinya dampak negatif bagi
organisasi.
6
2.5. Penyusunan Anggaran Operasional dan Anggaran Keuangan
A. Penyusunan Anggaran Operasional
Anggaran operasional merupakan bagian pertama dari anggaran induk. Anggaran
operasional terdiri atas sejumlah daftar perhitungan untuk semua tahap operasi yang
berakhir pada laporan laba rugi yang dianggarkan. Berikut komponen dari anggaran
operasional pada anggaran induk, diantaranya:
1. Anggaran Penjualan (Sales Budget)
Anggaran penjualan adalah proyeksi yang disetujui oleh komite anggaran
yang menggambarkan penjualan, terdiri dari jumlah unit yang dijual maupun
jumlah uang yang diharapkan. pada perusahaan yang memproduksi berbagai jenis
produk, perkiraan penjualan harus dibuat untuk setiap jenis produk. Apabila
perusahaan menggunakan beberapa saluran distribusi, maka perkiraan penjualan
harus diperinci menurut saluran distribusi, misalnya pedagang besar dan pengecer.
Langkah awal dalam membuat anggaran penjualan adalah mengembangkan
perkiraan penjualan. Salah satu pendekatan untuk memperkirakan penjualan adalah
pendekatan bottom-up, yang mengharuskan tenaga penjualan individu
mengirimkan prediksi penjualan untuk membentuk perkiraan penjualan total.
Akurasi prediksi penjualan ini dapat ditingkatkan dengan mempertimbangkan
faktor-faktor lain seperti iklim ekonomi secara umum, persaingan, periklanan,
kebijakan penetapan harga, dan sebagainya. Beberapa perusahaan melengkapi
pendekatan bottom-up dengan pendekatan lain yang lebih formal, seperti analisis
deret waktu, analisis korelasi, dan pemodelan ekonometrik.
Kuartal
1 2 3 4 Setahun
Unit penjualan 2.000.000 6.000.000 6.000.000 2.000.000 16.000.000
Harga jual per unit Rp. 70 Rp. 70 Rp. 80 Rp. 80 Rp. 75
Penjualan Rp. 140.000.000 Rp. 420.000.000 Rp. 480.000.000 Rp. 160.000.000 Rp. 1.200.000.000
Unit yang akan diproduksi = Perkiraan penjualan + Unit dalam persediaan akhir
– unit dalam persediaan awal
Anggaran produksi dinyatakan dalam unit karena belum diketahui berapa banyak
biaya produksinya.
7
Tabel 2. Contoh Anggaran Produksi
Kuartal
1 2 3 4 Setahun
Penjualan 2.000.000 6.000.000 6.000.000 2.000.000 16.000.000
Persediaan akhir diinginkan 500.000 500.000 100.000 100.000 100.000
Jumlah kebutuhan 2.500.000 6.500.000 6.100.000 2.100.000 16.100.000
Persediaan awal (100.000) (500.000) (500.000) (100.000) (100.000)
Unit yang akan diproduksi 2.400.000 6.000.000 5.600.000 2.000.000 16.000.000
Pembelian = Bahan baku langsung yang dibutuhkan untuk produksi (Unit) + Bahan
baku langsung yang diinginkan dalam persediaan akhir (Unit) – Bahan
baku langsung dalam persediaan awal (unit)
Biaya pembelian bahan baku = Pembelian bahan (unit) x biaya pembelian per unit
Kuartal
1 2 3 4 Setahun
Unit akan diproduksi 2.400.000 6.000.000 5.600.000 2.000.000 16.000.000
Bahan baku per unit (Kg) x 0.26 x 0.26 x 0.26 x 0.26 x 0.26
Kebutuhan produksi (Kg) 624.000 1.560.000 1.456.000 520.000 4.160.000
Persediaan akhir diinginkan (Kg) 80.000 80.000 50.000 50.000 50.000
Kebutuhan total (Kg) 704.000 1.640.000 1.506.000 570.000 4.210.000
Persediaan awal (50.000) (80.000) (80.000) (50.000) (50.000)
Bahan baku yang akan dibeli (kg) 654.000 1.560.000 1.426.000 520.000 4.160.000
Biaya bahan per Kg x Rp.100 x Rp.100 x Rp.100 x Rp.100 x Rp.100
Biaya pembelian total Rp.64.400.000 Rp.156.000.000 Rp.142.600.000 Rp.52.000.000 Rp.416.000.000
8
bagian anggaran induk lainnya. Tenaga kerja tidak langsung akan dimaksukkan ke
dalam overhead.
Berikut rumus untuk menghitung anggaran tenaga kerja langsung,
diantaranya adalah:
Anggaran tenaga kerja langsung = Unit yang diproduksi x Jam tenaga kerja
langsung per unit x Tarif upah tenaga kerja
langsung per jam
Kuartal
1 2 3 4 Setahun
Unit yang diproduksi 2.400.000 6.000.000 5.600.000 2.000.000 16.000.000
Jam kerja langsung per unit x 0.015 x 0.015 x 0.015 x 0.015 x 0.015
Kebutuhan jam kerja total 36.000 90.000 84.000 30.000 240.000
Upah per jam x Rp.800 x Rp.800 x Rp.800 x Rp.800 x Rp.800
Biaya tenaga kerja langsung total Rp28.800.000 Rp.72.000.000 Rp.67.200.000 Rp.24.000.000 Rp.192.000.000
5. Anggaran Overhead
Anggaran overhead ini menunjukkan perkiraan seluruh unsur biaya produksi
yang bersifat tidak langsung. Unsur-unsur overhead berbeda dengan bahan baku
dan tenaga kerja langsung. Pada unsur-unsur overhead ini tidak terdapat hubungan
input-output yang mudah diidentifikasi. Biaya overhead terdiri atas dua jenis, yaitu
biaya variabel dan biaya tetap.
Berikut rumus untuk menghitung anggaran overhead adalah:
Kuartal
1 2 3 4 Setahun
jam tenaga kerja langsung
dianggarkan 36.000 90.000 84.000 30.000 240.000
Tarif overhead variabel Rp800 Rp800 Rp800 Rp800 Rp800
Overhead variabel dianggarkan Rp.28.800.000 Rp.72.000.000 Rp.67.200.000 Rp.24.000.000 Rp.192.000.000
Overhead tetap dianggarkan* 32.000.000 32.000.000 32.000.000 32.000.000 128.000.000
Overhead total Rp.60.800.000 Rp.104.000.000 Rp.99.200.000 Rp.56.000.000 Rp.320.000.000
9
Anggaran persediaan akhir barang jadi = Unit persediaan akhir x Biaya per unit
10
Adapun rumus untuk menghitung anggaran biaya pemasaran diantaranya
sebagai berikut.
Kuartal
1 2 3 4 Setahun
Gaji Rp.2.500.000 Rp.2.500.000 Rp.2.500.000 Rp.2.500.000 Rp.10.000.000
Asuransi 1.500.000 1.500.000
Depresiasi 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 4.000.000
Perjalanan 200.000 200.000 200.000 200.000 800.000
Biaya administrasi total Rp.3.700.000 Rp.3.700.000 Rp.5.200.000 Rp.3.700.000 Rp.16.300.000
Biaya riset dan pengembangan total Rp.2.800.000 Rp.2.800.000 Rp.2.800.000 Rp.2.800.000 Rp.11.200.000
11
11. Laporan Laba Rugi yang dianggarkan
Tabel 11. Contoh Laporan Laba Rugi yang dianggarakan
Penjualan Rp.1.200.000.000
Dikurangi : Harga pokok penjualan 927.700.000
Laba kotor Rp.273.300.000
Dikurangi : Biaya pemasaran Rp.91.200.000
Biaya riset dan pengembangan 11.200.000
Biaya administrasi 16.300.000 118.700.000
Laba operasi Rp.153.600.000
Dikurangi : Biaya bunga 4.200.000
Laba sebelum pajak Rp.149.400.000
Dikurangi : Pajak penghasilan 60.000.000
Laba bersih Rp.89.400.000
12
minimum adalah jumlah kepemilikan kas paling rendah yang perlu dan
biasanya ditentukan berdasarkan kebijakan perusahaan.
d. Pendanaan
Pendanaan dalam anggaran kas terdiri atas pinjaman dan pembayaran
utang. Jika terjadi kekurangan kas, bagian pendanaan akan menunjukkan
jumlah yang perlu dipinjam. Sebaliknya jika terjadi kelebihan kas, maka bagian
pendanaan akan menunjukkan rencana pembayaran utang, termasuk bunganya.
e. Saldo kas
Bagian terakhir anggaran kas adalah saldo kas akhir yang direncanakan.
Untuk mendapatkan kelebihan atau kekurangan kas, kebutuhan kas harus
dikurangi pengeluaran kas dan saldo kas minimum. Sedangkan untuk
mendapatkan saldo akhir yang direncanakan, saldo kas minimum harus
ditambahkan kembali.
Adapun rumus untuk menghitung anggaran biaya pemasaran diantaranya
sebagai berikut.
Saldo kas akhir = Saldo kas awal + Anggaran penerimaan kas selama satu
periode – Anggaran pengeluaran kas selama satu periode
Tabel 12. Contoh Anggaran Kas
Kuartal
1 2 3 4 Tahun
Saldo kas awal Rp.12.000.000 Rp.11.300.000 Rp.15.200.000 Rp.133.400.000 Rp.12.000.000
Penerimaan :
Penjualan tunai 70.000.000 210.000.000 240.000.000 80.000.000 600.000.000
Penjualan kredit :
Kuartal ini 49.000.000 147.000.000 168.000.000 56.000.000 420.000.000
Kuartal sebelumnya 30.000.000 21.000.000 63.000.000 72.000.000 186.000.000
Jumlah kas yang tersedia Rp.161.000.000 Rp.389.300.000 Rp.486.200.000 Rp.341.400.000 Rp.1.218.000.000
Dikurangi : Pengeluaran :
Bahan
Kuartal ini Rp.52.300.000 Rp.124.100.000 Rp.114.100.000 Rp.41.600.000 Rp.332.800.000
Kuartal sebelumnya 10.000.000 13.100.000 31.200.000 28.500.000 82.800.000
Tenaga kerja langsung 28.800.000 72.000.000 67.200.000 24.000.000 192.000.000
Overhead 40.800.000 84.000.000 79.200.000 36.000.000 240.000.000
Biaya pemasaran 12.300.000 32.300.000 32.300.000 12.300.000 89.200.000
Biaya riset dan pengembangan 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 11.200.000
Administrasi 2.700.000 2.700.000 4.200.000 2.700.000 12.300.000
Pajak penghasilan 60.000.000 60.000.000
Peralatan 60.000.000 60.000.000
Jumlah pengeluaran Rp.209.700.000 Rp.331.700.000 Rp.331.000.000 Rp.207.900.000 Rp.1.080.300.000
saldo kas minimun 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000
Jumlah kebutuhan kas Rp.219.700.000 Rp.341.700.000 Rp.341.000.000 Rp.217.900.000 Rp.1.090.300.000
Kelebihan (kekurangan) kas tersedia
diatas (bawah) kebutuhan (Rp.58.700.000) Rp.47.600.000 Rp.145.200.000 Rp.123.500.000 Rp.127.700.000
Pendanaan :
Pinjaman (arus masuk) 60.000.000 60.000.000
Pembayaran utang (arus keluar) (40.000.000) (20.000.000) (60.000.000)
Bunga (arus keluar) (2.400.000) (1.800.000) (4.200.000)
Jumlah pendanaan Rp.60.000.000 Rp.42.400.000 Rp.21.800.000 Rp.0 Rp.4.200.000
Ditambah : Saldo kas minimum 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000
Saldo kas akhir Rp.11.300.000 Rp.15.200.000 Rp.133.400.000 Rp.133.500.000 Rp.133.500.000
13
2. Anggaran Neraca
Anggaran neraca disusun berdasarkan informasi yang dimuat dalam posisi
keuangan tahun sebelumnya dan anggaran lain dalam anggaran induk. Anggaran
neraca ini memberikan saldo akhir yang diantisipasi dari akun aset, liabilitas, dan
ekuitas jika rencana yang dianggarkan berlaku.
Tabel 13. Contoh Anggaran Neraca
14
Anggaran merupakan alat yang berguna untuk perencanaan dan pengendalian. Untuk
dapat digunakan dalam evaluasi kinerja, ada dua hal yang harus dipertimbangkan. Pertama
adalah menentukan berapa jumlah anggaran yang akan dibandingkan dengan hasil
sesungguhnya. Pertimbangan kedua menyangkut dampak anggaran terhadap perilaku
manusia. Untuk pertimbangan tersebut, khususnya dalam membandingkan perencanaan
dengan hasil sebenarnya, harus dilakukan dalam aktivitas yang sama. Anggaran berbasis
aktivitas terbagi menjadi dua, yakni anggaran aktivitas statis dan anggaran aktivitas
fleksibel.
A. Anggaran Aktivitas Statis
Anggaran statis merupakan anggaran untuk level tertentu. Anggaran ini
ditetapkan untuk seluruh periode yang dicakup oleh anggaran, tanpa perubahan
berdasarkan aktivitas sebenarnya. Pendapatan dan biaya yang disusun untuk anggaran
statis tergantung pada tingkat aktivitas yang jarang sama dengan aktivitas sesungguhnya
sehingga anggaran tersebut tidak banyak berguna dalam pembuatan laporan kinerja.
Dalam membuat laporan kinerja yang berguna maka biaya sesungguhnya dan
biaya dianggarkan harus dibandingkan pada tingkat aktivitas yang sama. Karena tingkat
output sesungguhnya berbeda dari output direncanakan, maka dibutuhkan metode lain
untuk menghitung biaya yang seharusnya terjadi (dianggarkan) pada tingkat output
sesungguhnya.
15
BAB III
PEMBAHASAN STUDI KASUS
Jawaban:
Anggaran (budget) merupakan rencana keuangan satu periode ke depan yang
digunakan untuk mengidentifikasi dan mencapai tujuan dan tindakan yang
dibutuhkan perusahaan.
Jawaban:
Penganggaran berbasis aktivitas mengidentifikasi aktivitas, permintaan output
aktivitas, dan biaya sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung output aktivitas
yang diminta. Perbedaan utama dalam pendekatan berbasis aktivitas adalah daftar rinci
aktivitas dan biaya yang diharapkan dalam kategori overhead, penjualan, dan
administratif.
Penganggaran berbasis aktivitas memiliki potensi lebih akurat daripada
penganggaran tradisional karena berfokus pada ukuran output untuk setiap aktivitas dan
dengan demikian memungkinkan manajer untuk memahami perilaku biaya pada tingkat
yang jauh lebih rinci. Penganggaran fleksibel aktivitas juga lebih akurat karena
menggunakan rumus biaya yang bergantung pada ukuran output setiap aktivitas.
16
Penjualan satuan 100.000
Harga satuan $15
Unit persediaan awal 8.000
Unit persediaan akhir yang ditargetkan 12.000
Rak mantel dicetak dan kemudian dicat. Setiap rak membutuhkan 4 pon logam dengan
biaya $ 2,50 per pon. Persediaan awal bahan adalah 4.000 pound. Produk Muda ingin
memiliki 6.000 pon logam dalam persediaan pada akhir kuartal. Setiap rak yang
diproduksi membutuhkan 30 menit waktu tenaga kerja langsung, yang ditagih sebesar
$9 per jam.
Produk Muda
Anggaran Penjualan
Untuk Kuartal Pertama
Satuan 100.000
Harga Satuan $ 15
Penjualan $1.500.000
Produk Muda
Anggaran Produksi
Untuk Kuartal Pertama
17
c. Anggaran pembelian bahan langsung untuk kuartal pertama
Produk Muda
Anggaran Pembelian Bahan Langsung
Untuk Kuartal Pertama
Produk Muda
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Untuk Kuartal Pertama
18
DAFTAR PUSTAKA
Biswan, A. T. (2018). SHORT & BRIEF AKUNTANSI MANAJEMEN –Terapan pada Dunia Bisnis
dan Sektor Publik. Tangerang Selatan: Ihsan Media.
Hansen, D. R. (2007). Managerial Accounting. USA: Thomson South-Western.
Noor, A. S. (2019). Anggaran Penjualan Sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian Laba.
Banjarmasin: Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin.
19
INDEKS
A
Activity Based Costing : 14
Anggaran : 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15
Anggaran Induk : 4, 5, 6, 7, 9, 12, 14
Anggaran Keuangan : 4, 7, 12
Anggaran Operasional : 4, 7, 16, 17
B
Biaya : 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15
E
Efektif : 1, 15
Efisien : 1, 7, 14, 15
K
Kas : 4, 12, 13
L
Laporan Arus Kas : 12
Laporan Laba Rugi : 4, 7, 10, 12
Laporan Kinerja : 15
M
Manajemen : 1, 4, 5, 6, 14
Manajer : 1, 5, 6, 12, 15, 16
O
Overhead : 9, 10
P
Pengendalian : 1, 3, 5, 15
Perencanaan : 1, 3, 5, 15
20
GLOSARIUM
21
Pro Forma Laporan proyeksi keuangan secara formal untuk
mencerminkan transaksi yang direncanakan dalam satu
periode tertentu.
Saldo Kas Kenaikan atau penurunan jumlah uang yang dimiliki
Zero-Based Bugeting (ZBB) Metode penganggaran berdasarkan perkiraan tiap kegiatan
tanpa mengacu pada rencana kegiatan atau hasil kegiatan di
periode sebelumnya.
22