Disusun Oleh:
Adinda Nur Hakiki (5552190012)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Raya Jakarta KM 4, Penancangan Kec. Cipocok Jaya, Kota Serang,
Banten 42124
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1.4. Manfaat Penulisan .................................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN KONSEP..................................................................................... 6
2.1 Biaya Berbasis Aktivitas .......................................................................... 6
2.2 Keunggulan Metode ABC Dibandingkan Biaya Tradisional ................... 7
2.3 Alokasi Biaya ........................................................................................... 9
2.4 Alokasi Biaya Overhead. ........................................................................ 11
2.5 Sumber Daya, Aktivitas, Penggerak Biaya Untuk Konsumsi Sumber
Daya, Dan Penggerak Biaya Untuk Konsumsi Aktivitas .................................. 12
2.6 Perhitungan Biaya Berdasarkan Volume................................................ 16
2.7 Lima Tahap Pengambilan Keputusan Strategis Untuk Haymarket
Biotech Inc ........................................................................................................ 20
2.8 Menghitung Biaya Kapasitas Pada Perhitungan Biaya Berdasarkan
Aktivitas ............................................................................................................ 21
BAB III ................................................................................................................. 26
PEMBAHASAN STUDI KASUS ........................................................................ 26
3.1. Soal ......................................................................................................... 26
3.2. Kasus ...................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 29
INDEKS ................................................................................................................ 30
GLOSARIUM ....................................................................................................... 31
1
DAFTAR TABEL
Tabel 1. .................................................................................................................... 7
Tabel 2. .................................................................................................................... 8
2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 6
Gambar 2. 11
Gambar 3 13
Gambar 4. 16
Gambar 5. 16
Gambar 6. 17
Gambar 7 17
Gambar 8 17
Gambar 9 18
Gambar 10 18
Gambar 11 18
Gambar 12 18
Gambar 13 19
Gambar 14 20
Gambar 15 21
Gambar 16 24
Gambar 17 24
Gambar 18 25
Gambar 19 25
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Setiap perusahaan pada umumnya didirikan untuk mencapai sebuah
keuntungan dengan memperoleh laba yang maksimal agar perusahaan dapat
terjamin atau dipertahankan kelangsungan hidupnya. Konsep penghitungan
Activity Based Costing (ABC) ini dicetuskan karena sistem akuntansi dengan
pendekatan biaya tradisional dirasa kurang mampu memenuhi kebutuhan
informasi penghitungan harga pokok yang dibutuhkan secara lebih akurat.
Dimana perhitungan biaya produksi dengan metode biaya tradisional atau
traditional based costing merupakan perhitungan berdasarkan tingkat unit
produksi.
Hal ini karena alokasi biaya beban yang dibebankan ke produk cukup
didasari dengan penggunaan ukuran yang berkaitan dengan volume atau
ukuran tingkat unit. Pendekatan tradisional based costing mengasumsikan
bahwa semua biaya yang dikeluarkan dapat didefinisikan sebagai biaya
variable. Activity Based Costing (ABC) menghubungkan biaya beban pabrik
dengan biaya objek seperti produk atau jasa dengan cara mengidentifikasi
sumber daya dan aktifitas-aktiftas sesuai dengan biaya-biayanya dan jumlah
yang ingin diproduksi.
Hasil perhitungan yang didapat akan bermanfaat bagi manajemen dalam
menelusuri keterangan mengenai aktivitas-aktivitas apa saja yang diperlukan
dan yang tidak diperlukan perusahaan dalam menjalankan proses produksi.
Untuk mengidentifikasi berapa banyak biaya sumber daya yang diserap pada
berbagai aktivitas, perusahaan harus dapat mengklasifikasikan aktivitas-
aktivitas. Klasifkas aktivitas ini menjadi beberapa level dan akan
memudahkan para manajemen untuk menghitung biaya, karena biaya
aktivitas yang berkaitan dengar level yang berbeda akan dipengaruhi oleh
pemicu biaya yang berbeda pula.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan adapun rumusan
masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Apa Yang Dimaksud Dengan Biaya Berbasis Aktivitas?
b. Apa Saja Keunggulan Metode ABC Dibandingkan Biaya Tradisional?
c. Apa Peran Alokasi Biaya Pada Activity Based Costing?
d. Apa Peran Alokasi Biaya Overhead Pada Activity Based Costing?
e. Bagaimana Sumber Daya, Aktivitas, Penggerak Biaya Untuk Konsumsi
Sumber Daya, Dan Penggerak Biaya Untuk Konsumsi Aktivitas?
f. Bagaimana Perhitungan Biaya Berdasarkan Volume?
g. Apa Saja Tahapan Pengambilan Keputusan Strategis?
h. Bagaimana Cara Menghitung Biaya Kapasitas Pada Perhitungan Biaya
Berdasarkan Aktivitas?
4
1.3.Tujuan Penelitian
Dari uraian tersebut, tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk Memahami Tentang Biaya Berbasis Aktivitas
b. Untuk Mengetahui Keunggulan Metode ABC Dibandingkan Biaya
Tradisional
c. Untuk Mengetahui Peran Alokasi Biaya Pada Activity Based Costing
d. Untuk Mengetahui Peran Alokasi Biaya Overhead Pada Activity Based
Costing
e. Untuk Mengetahui Bagaimana Sumber Daya, Aktivitas, Penggerak Biaya
Untuk Konsumsi Sumber Daya, Dan Penggerak Biaya Untuk Konsumsi
Aktivitas
f. Untuk Mengetahui Bagaimana Perhitungan Biaya Berdasarkan Volume
g. Untuk Mengetahui Tahapan Pengambilan Keputusan Strategis
h. Untuk Mengetahui Cara Menghitung Biaya Kapasitas Pada Perhitungan
Biaya Berdasarkan Aktivitas
1.4.Manfaat Penulisan
a. Untuk Penulis
Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi
penulis tentang strategi pembelanjaan akuntansi manajemen.
b. Untuk Perusahaan
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan masukan
mengenai perhitungan dengan metode Activity Based Costing (ABC)
sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam dalam perhitungan biaya.
c. Bagi pembaca
Manfaat penulisan dari makalah ini adalah memberikan pengetahuan
kepada pembaca mengenai perhitungan dengan metode Activity Based
Costing (ABC).
5
BAB II
PEMBAHASAN KONSEP
2.1 Biaya Berbasis Aktivitas
Biaya berbasis aktivitas atau biasa disebut Activity Based Costing (ABC)
adalah salah satu pendekatan biaya terhadap biaya-biaya produk, jasa, atau
pelanggan berdasarkan banyaknya konsumsi sumber daya yang disebabkan
oleh suatu aktivitas. Inti dari pendekatan biaya ini adalah bahwa produk atau
jasa perusahan merupakan hasil dari serangkaian aktivitas yang telah
dilakukan sebelumnya dan rangkaian aktivitas ini menggunakan sumber daya
yang dihitung dengan biaya. Menurut Mulyadi (2001) Activity based costing
system (ABC) pada dasarnya merupakan suatu pendekatan dalam menentukan
harga pokok produk (product costing) yang ditujukan untuk menyajikan
informasi harga pokok produk secara cermat (accurate) dan mendetail bagi
kepentingan pihak manajemen, dengan mengukur secara terperinci berapa
banyak konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk
menghasikan produk.
Konsep penghitungan ABC ini dicetuskan, dikarenakan sistem akuntansi
dengan pendekatan biaya tradisional dirasa kurang mampu memenuhi
kebutuhan intormasi penghitungan harga pokok yang dibutuhkan secara lebih
akurat. Dimana perhitungan biaya produksi dengan metode biaya tradisional
atau traditional based costing merupakan perhitungan berdasarkan tingkat unit
produksi. Hal ini karena alokasi biaya beban yang dibebankan ke produk
cukup didasari dengan penggunaan ukuran yang berkatan dengan volume atau
ukuran tingkat unit. Pendekatan tradisional based costing mengasumsikan
bahwa semua biaya yang dikeluarkan dapat didefinisikan sebagai biaya
variabel dan biaya.
Gambar 1. Perbandingan pembiayaan tradisional dan konsep ABC
6
2.2 Keunggulan Metode ABC Dibandingkan Biaya Tradisional
Suatu sistem informasi akuntansi manajemen memerlukan informasi yang
akurat dalam proses pengelolaan manajemen, pembebanan biaya pada setiap
aktivitas produksi. Ada beberapa indikator yang dapat menunjukkan bawa
suatu sistem informasi akuntansi memerlukan pendekatan metode ABC dalam
menghitung biaya produksi, diantaranya:
1. Adanya kesulitan menjelaskan tentang selisih keuntungan yang diperoleh
dalam produk yang dihasilkan
2. Perutnya transparansi oleh pihak manajemen atas laporan biaya produksi
3. Ada beberapa produk yang telah memberikan laporan memperoleh
keuntungan yang tinggi, padahal produk tersebut tidak diproduksi oleh
pesaing
4. Bagian pemasaran tidak menggunakan laporan biaya produksi sebagai
dasar pengambilan keputusan terhadap harga jual.
5. Ada keadaan dimana tingkat penjualan produk meningkat, akan total
laporan keuntungan terjadi penurunan
6. Perlunya menghitung biaya total terkait dengan jumlah tenaga kerja yang
langsung terlibat pada proses produksi.
Setelah mengetahui tentang indikator-indkator mengapa perlu melakukan
perhitungan biaya produksi dengan metode ABC, maka selanjutrya akan
dijelaskan mengenai apa kelebihan dan kelemahan dari masing-masing
metode baik ABC maupun tradsional. Berikut penelasannya :
Tabel 1. Kelebihan dan kelemahan menggunakan metode ABC.
No. Kelebihan Kelemahan
Manajemen dapat melakukan
Aplikasi ini membutuhkan
pengendalian yang lebih baik
teknik, tenaga, waktu, dan
terhadap beban pabrik, sekaligus
1 komitmen yang tinggi mulai
dapat mengetahui aktivitas yang
dari tingkat manajemen hingga
menggunakan beban lebih
pelaksanaan.
banyak saat produksi.
Metode ini memerlukan
Metode ini dapat membantu
2 informasi database yang lebih
dalam pengambilan keputusan.
terperinci.
Manajemen dapat melakukan Metode ini tidak untuk produk
3 analisis yang lebih akurat terkait yang variasi produksinya tidak
volume produksi. banyak.
7
Tabel 2. Kelebihan dan kelemahan menggunakan metode Tradisional.
No. Kelebihan Kelemahan
Memudahkan proses audit, karena Menekankan pada tujuan
1 tidak terlalu banyak jumlah penentuan harga pokok produksi
pemicu biaya. yang dijual.
Dapat diterapkan dengan mudah
Terlalu memusatkan pada
karena dalam mengalokasikan
2 distribusi dan alokasi biaya beban
biaya beban pabrik tidak banyak
untuk biaya beban pabrik.
menggunakan pemicu biaya.
Banyaknya informasi biaya yang
terdistorsi, sehingga akan
3 mempengaruhi proses pengambilan
keputusan, terutama terkait
keputusan harga.
Klasifikasi terhadap biaya seperti
biaya langsung, biaya tidak
langsung, biaya tetap dan biaya
4
variabel hanya didasarkan pada
faktor penyebab tunggal,
contohnya volume produksi.
Metode ini hanya menekankan
5
kinerja jangka pendek
Tidak memerlukan alat alat dan
teknik yang canggih secara umum.
6
Artinya bahwa metode ini dapat
diselesaikan secara sederhana
Metode ini kurang menekankan
7
pentingnya daur hidup produk
8
2.3 Alokasi Biaya
Sebuah perusahaan memiliki struktur biaya untuk masing-masing objek
biaya yang dimilki. Objek biaya ini dapat berapa suats produk, jasa, divisi,
atau departemen. Semakin mudah komponen biaya ditelusuri ke asal objek
biayanya maka semakin tinggi akurasi alokasi biayanya. Pada kenyataannya,
terdapat beberapa komponen biaya yang tidak semudah itu untuk ditelusur,
karena suatu komponen biaya dapat dirasakan manfaatnya oleh lebih dari satu
objek biaya. Komponen biaya inilah yang disebut biaya tidak langsung dan
perlu dilakukan alokasi biayanya ke masing-masing objek biaya dengan
tekanik tertentu.
Dalam mengalokaskan biaya tidak langsung, pertama-tama pertu
ditentukan suatu pemicu biaya (cost driver) yang dapat berupa jam tenaga
kerja atau jam mesin. Pemicu biaya ini merupakan penggerak atau penyebab
suatu biaya muncul. Dalam metode pembebanan/alokasi biaya tradisional,
perusahaan akan menggunakan satu jenis pemicu untuk semua jenis aktivitas
yang berkaitan dengan biaya tidak langsung.
Hal ini menjadi kelemahan dari metode Ini. karena tidak semua aktivitas
tersebut secara proporsional memiliki hubungan dengan pemicu biaya yang
sudah ditentukan perusahaan. Jika perusahsan menggunakan satu jenis pemicu
biaya yaitu jam mesin untuk seluruh biaya tidak langsung maka biaya
penanganan bahan baku, misalnya, tidak terlalu berkaitan dengan jam mesin.
Hal ini akan menyebabkan adanya distorsi dalam akurasi pembebanan blaya
terhadap suatu produk atau jasa. Dalam era kecanggihan teknologi manufaktur
saat ini, akurasi dalam penelusuran biaya juga menjadi penting untuk
menentukan biaya yang diserap oleh masing - masing produk.
9
Aktivitas tingkat batch. Aktivitas yang harus dilakukan untuk tiap
beach meliputi setup mesin untuk menjalankan produksi baru,
pemilihan bahan dan, pemrosesan pesanan pelanggan.
Aktivitas produksi sustansing. Dilakukan untuk memungkinkan
berlangsungnya produksi, meliputi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat
ditelusuri hubungan langsungnya dengan produk atau jasa.
Proses bisnis. Aktivitas dapat juga dikelompokkan menurut proses
bisnis tingkat tinggi (high level) dengan mengabaikan perincian daftar
aktivitas yang terjadi dalam perspektif aktivitas. Misalnya, dalam proses
bisnis terdapat banyak aktivitas yang memiliki karakteristik berbeda
sehingga tidak memungkinkan mengukur hubungan biaya dengan aktivitas
secara akurat. Misalnya : proses pengadaan barang meliputi aktivitas
pemesanan, penjadwalan pengiriman, penerimaan bahan, inspeksi
pemindahan, penyimpanan, pemilihan & pembayaran kepada rekanan.
Sebagai solusinya untuk satu proses bisnis harus dipilih satu
aktivitas yang cukup representative untuk mewakili aktivitas lainnya.
Aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah. Aktivitas bernilai
tambah meliputi aktivitas yang menambah nilai dalam sisi pandangan
pelanggan, atau suatu aktivitas yang mendukung tujuan utama dalam
menghasilkan output. Sebaliknya dianggap sebagai aktivitas yang tidak
memberi nilai tambah. Atribut aktivitas lainnya dapat Lokasi, penanggung
jawab, variabilitas biaya aktivitas.
2. Alokasi biaya tingkat aktivitas menghubungkan biaya aktivitas dengan
objek biaya. Menentukan jumlah output yang diperlukan untuk tiap produk,
jasa, dan pelanggan dari tiap aktivitas. Perancangan sistem dapat memilih
cost driver aktivitas yang dapat berupa transaksi durasi intensitas dasar
alokasi atau pembebanan langsung.
Transaction driver. Driver ini dapat digunakan jika semua output
memerlukan tingkat aktivitas yang sama.
Duration (durasi) driver. Dasar alokasi ini dapat digunakan jika terjadi
variasi jumlah aktivitas yang signifikan untuk output yang berbeda.
Dasar alokasi ini lebih akurat dibanding transaction driver, tetapi lebih
mahal karena memerlukan lebih banyak informasi tentang konsumsi
sumber daya untuk tiap aktivitas.
Pembebanan langsung. Besar lokasi ini dapat digunakan jika
memungkinkan pembebanan langsung nilai sumber daya terpakai pada
tiap pelaksanaan aktivitas. Pemakaian bahan baku dan tenaga kerja
langsung merupakan 2 contoh aktivitas yang biayanya dapat
dibebankan secara langsung pada tiap output yang dihasilkan.
3. Pool biaya aktivitas. Pool biaya merupakan aktivitas yang mewakili
sekelompok aktivitas yang memiliki karakteristik secara logis
berhubungan dan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua
produk.
4. Dasar alokasi biaya pada produk. Dasar alokasi biaya ini merupakan faktor
yang menyebabkan perubahan-perubahan pada sumber daya terpakai,
aktivitas terpakai, biaya dan pendapatan.
10
2.4 Alokasi Biaya Overhead.
Dengan memilih alternatif yang tersedia dari komponen akuntansi ABC
diatas. Proses alokasi biaya overhead dengan pendekatan ini pada lini produk
yang dibiayai dapat disederhanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Tentukan item dan jumlah biaya overhead yang akan dialokasikan. Biaya
ini meliputi biaya-biaya produksi yang tidak berhubungan langsung
dengan produk, atau biaya yang jumlahnya tidak dapat ditelusuri
hubungannya dengan volume output.
2. Identifikasi aktivitas dan atributnya. Mengidentifikasi, mendefinisikan,
dan mengelompokkan aktivitas dan atribut kunci. Tahapan ini
menghasilkan daftar aktivitas yang jumlahnya tergantung pada
kompleksitas industri.
3. Identifikasi pool biaya. Membebankan biaya (asign) sumber daya pada
aktivitas. Kapan ini menghasilkan jumlah biaya pada pool aktivitas.
4. Identifikasi dasar alokasi biaya. Membebankan (assign) biaya aktivitas
sekunder pada aktivitas utama atau primer.
5. Membebankan biaya biaya aktivitas pada objek biaya. Tahapan ini ini
menghasilkan alokasi overhead final yang harus dibebankan pada tiap lini
produk.
Secara skematis proses alokasi untuk dua kelompok biaya overhead pada
dua lini produk dapat digunakan sebagai berikut :
Gambar 2. Ilustrasi skema alokasi dala system ABC
Skema ini menunjukkan bahwa dari setiap pool biaya sudah dapat
diidentifikasi pemicu biaya untuk setiap lini produk sehingga pada akhirnya
harga pokok kedua produk dapat ditelusuri jumlahnya yang berasal dari biaya
overhead 1 dan biaya overhead 2.
Peran Dari Perhitungan Biaya Berdasarkan Volume
Perhitungan biaya berdasarkan volume dapat menjadi pilihan yang bagus
untuk beberapa perusahaan. Pendekatan ini biasanya tepat digunakan ketika
biaya langsung merupakan biaya utama dari produk atau jasa dan aktivitas
yang mendukung proses produksi dari produk atau jasa yang relatif sederhana,
berbiaya rendah, dan homogen melintasi berbagai lini produk, hal ini mungkin
11
terjadi, contohnya, bagi produsen komoditas yang memiliki satu atau beberapa
lini produk yang homogen contohnya, suatu perusahaan yang memproduksi
produk kertas atau perusahaan yang memproduksi produk pertanian tertentu.
Demikian pula, perusahaan jasa profesional (kantor pengacara dan kantor
akuntan publik) mungkin tidak membutuhkan ABC karena biaya tenaga kerja
untuk staff profesional merupakan biaya terbesar bagi perusahaan, dan tenaga
kerja juga mudah ditelusuri ke klien (objek biaya). Bagi perusahaan selain
perusahaan jasa profesional, pendekatan ABC sering menjadi pilihan :
pendekatan berdasarkan volume akan menyebabkan ketidak akuratan yang
sangat signifikan dalam biaya produk - beberapa produk akan dibebankan
terlalu tinggi dan produk lainnya akan dibebankan terlalu rendah karena
penggunaan aktivitas tidak dalam proporsi terhadap volume output.
12
Karena penggerak biaya menyebabkan atau berkaitan dengan perubahan
biaya, jumlah penggerak biaya yang terukur atau terhitung merupakan dasar
yang sangat baik untuk membebankan biaya sumber daya pada aktivitas dan
pembebanan biaya dari aktivitas objek biaya. Penggerak biaya dapat berupa
penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya atau penggerak biaya untuk
konsumsi aktivitas. penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya merupakan
ukuran jumlah sumber daya yang dikonsumsi oleh suatu aktivitas. Penggerak
biaya ini adalah penggerak biaya untuk membebankan biaya sumber daya
yang dikonsumsi oleh atau berkaitan dengan suatu aktivitas ke aktivitas atau
tempat penampungan biaya tertentu. Contoh penggerak biaya untuk konsumsi
sumber daya adalah jumlah barang yang dibeli atau dijual, perubahan desain
produk, dan jumlah jam mesin.
Penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas mengukur jumlah aktivitas yang
dilakukan untuk objek biaya. Penggerak biaya tersebut digunakan untuk
membebankan biaya aktivitas dari tempat penampungan biaya ke objek biaya.
Contoh penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas adalah jumlah jam mesin
dalam proses produksi produk x, atau jumlah batch yang digunakan kan untuk
memproduksi produk y.
Tahap 1 dan 2 merupakan tahap 1 dari gambar 3 dan tahap 3 setara dengan
tahap 2 dari tampilan tersebut
1. Tahap 1 : mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas
Tahapan pertama dalam mendesain sistem ABC adalah melakukan
analisis aktivitas untuk mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas
perusahaan. Sebagian besar perusahaan mencatat biaya sumber daya di
buku besar pada sistem akuntansi. Contoh akun ini mencakup
13
perlengkapan, pembelian, penanganan bahan baku, perdagangan, beban
kantor, mebel dan perabot, pembangunan, peralatan, utilitas, serta gaji dan
tunjangan.
Akan tetapi, upaya khusus kemungkinan besar akan dibutuhkan
untuk menentukan biaya sumber daya yang tepat untuk ABC karena pada
umumnya biaya sumber daya yang berbeda mungkin dicatat pada suatu
akun atau biaya-biaya suatu aktivitas dapat dicatat pada beberapa akun.
Contohnya, perusahaan dapat menggunakan 1 akun perlengkapan pabrik
untuk seluruh perlengkapan dalam operasinya yang mencakup beberapa
operasi produksi. Biaya untuk menyelesaikan pesanan pembelian dapat
tersebar pada beberapa akun mencakup akun-akun untuk perdagangan,
pembelian, dan penerimaan.
Melalui analisis aktivitas perusahaan mengidentifikasi pekerjaan
yang dilakukan untuk menjalankan operasinya. Analisis aktivitas
mencakup pengumpulan data dari dokumen dan catatan yang ada, serta
pengumpulan data tambahan dengan menggunakan kuesioner observasi
atau wawancara dengan karyawan penting. Pertanyaan yang biasanya
diajukan oleh anggota tim proyek ABC kepada karyawan atau manajer
dalam mengumpulkan data aktivitas mencakup :
Pekerjaan atau aktivitas apakah yang anda lakukan
Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk melakukan aktivitas
tersebut
Sumber daya apakah yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas
tersebut
Nilai apakah yang dimiliki aktivitas tersebut bagi produk, jasa,
pelanggan, atau organisasi
Dengan bantuan insinyur perindustrian dan akuntan manajemen,
game tersebut juga mengumpulkan data aktivitas melalui observasi
pekerjaan yang dilakukan dan membuat daftar aktivitas yang dilibatkan di
dalamnya.
Tingkat aktivitas
1. Aktivitas tingkat unit dilakukan pada setiap 1 unit produk atau jasa
perusahaan. Contoh aktivitas tingkat unit mencakup pemakaian
bahan baku langsung, pemakaian jam tenaga kerja langsung, serta
pemasukan komponen dan infeksi setiap unit. Aktivitas tingkat unit
merupakan aktivitas berdasarkan volume. Aktivitas yang
dibutuhkan bervariasi secara proporsional dengan jumlah objek
biaya. Penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya dan
penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas cenderung sama dengan
aktivitas tingkat unit.
2. Aktivitas tingkat kelompok dilakukan pada setiap bab atau
kelompok unit produk atau jasa. Contoh aktivitas tingkat kelompok
adalah persiapan mesin, pengaturan pesanan pembelian,
penjadwalan produksi, infeksi yang dilakukan oleh batch,
penanganan bahan baku, dan percepatan proses produksi.
14
3. Aktivitas tingkat produk mendukung proses produksi produk atau
jasa spesifik. Contoh aktivitas tingkat produk mencakup desain
produk, pembelian suku cadang and yang dibutuhkan oleh produk,
dan keterlibatan dalam perubahan rekayasa untuk memodifikasi
produk.
4. Aktivitas tingkat fasilitas mendukung operasi secara umum.
Aktivitas ini tidak disebabkan oleh produk atau kebutuhan
pelayanan pelanggan dan tidak dapat ditelusuri ke satu unit, batch,
atau produk. Contoh aktivitas tingkat fasilitas mencakup
penyediaan keamanan untuk memelihara mesin pabrik dengan
fungsi umum, pengelolaan pabrik, pembayaran pajak bangunan dan
asuransi pabrik, serta penutupan buku setiap bulan. Beberapa
perusahaan menyebutkan aktivitas ini sebagai aktivitas pendukung
bisnis atau infrastruktur.
Perlu diingat bahwa aktivitas tingkat unit selalu dapat
ditelusuri ke batch nya, dan aktivitas tingkat kelompok selalu dapat
ditelusuri ke produk, serta aktivitas tingkat produk selalu dapat
ditelusuri ke fasilitas produksi, tetapi sebaliknya tidak mungkin.
Gambar 4 mengilustrasikan klasifikasi tingkat aktivitas pada
Siemens electric motor works.
2. Tahap 2 : membebankan biaya sumber daya pada aktivitas
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas menggunakan penggerak
biaya untuk konsumsi sumber daya untuk membebankan biaya sumber
daya ke aktivitas karena aktivitas memicu timbulnya biaya sumber daya
yang digunakan oleh operasi, suatu perusahaan harus memilih penggerak
biaya untuk konsumsi sumber daya berdasarkan hubungan sebab akibat.
Penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya biasanya mencakup jumlah
1. Jam tenaga kerja untuk aktivitas tenaga kerja yang intensif
2. Karyawan untuk aktivitas yang terkait dengan penggajian
3. Persiapan untuk aktivitas yang terkait dengan batch
4. Perpindahan untuk aktivitas penanganan bahan baku
5. Jam mesin untuk aktivitas perbaikan dan pemeliharaan
6. Luas lantai per m2 untuk aktivitas perawatan secara umum dan
kebersihan
Biaya sumber daya dapat dibebankan ke aktivitas dengan
menelusuri secara langsung atau mengestimasi. Penelusuran secara
langsung membutuhkan pengukuran pemakaian sumber daya aktual oleh
aktivitas. Contohnya listrik yang dipakai untuk mengoperasikan mesin
dapat ditelusuri langsung ke operasi mesin dengan melihat meteran yang
terpasang di mesin. Jika penelusuran secara langsung tidak dapat
dilakukan manajer dan departemen perlu mengestimasi jumlah atau
persentase waktu yang digunakan oleh karyawan pada setiap aktivitas
yang diidentifikasi. Gambar 5 mengilustrasikan sumber daya yang
penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya untuk biaya overhead
pabrik pada pabrik new river valley AT & T.
15
3. Tahap 3 : membebankan biaya aktivitas ke objek biaya
Tahap terakhir adalah membebankan biaya aktivitas atau tempat
penampungan biaya objek biaya berdasarkan penggerak biaya untuk
konsumsi aktivitas yang tepat. Outputnya adalah objek biaya untuk
aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi. Pada umumnya,
output dari sistem biaya adalah produk dan jasa akan tetapi, output nya
juga dapat mencakup pelanggan, proyek, atau unit bisnis.
contoh output dari perusahaan asuransi bisa jadi berupa satu polis
asuransi yang dijual kepada pelanggan klaim yang diproses, jenis police
yang ditawarkan, agen asuransi, divisi, atau sub unit dari perusahaan.
16
Gambar 6.
Gambar 8
17
Gambar 9
HBT juga memperoleh data operasi sebagai berikut yang berkaitan dengan
setiap jenis produk :
Gambar 10
Gambar 11
Gambar 12
18
Gambar 13
19
2.7 Lima Tahap Pengambilan Keputusan Strategis Untuk Haymarket
Biotech Inc
Kita dapat melihat bagaimana biaya yang tidak akurat pada metode
berdasarkan volume sehingga dapat mempengaruhi kesuksesan HBT, dengan
mempertimbangkan kelima tahap pengambilan keputusan strategis.
1. menentukan isu strategis di sekitar masalah. HBT, pembuat AW dan SZ,
berkompetisi berdasarkan strategi kepemimpinan produk ketika pelanggan
yang mengandalkan kemampuan produk tersebut untuk menyampaikan
komunikasi yang terjamin. Inovasi merupakan kriteria pembelian bagi
pelanggan utama. HBT harus mengambil fokus jangka panjang untuk
mengembangkan inovasi yang memenuhi harapan pelanggan yang
diharapkan dimasa mendatang dan mengimplementasikan inovasi tersebut
ke dalam produk yang sukses, yaitu produk yang menguntungkan.
2. Mengidentifikasi tindakan alternatif. HBT mempertimbangkan kampanye
periklanan dan realokasi fasilitas produksi untuk mendukung lini produk
AW yang melebihi SZ.
3. Memperoleh informasi dan melakukan analisis alternatif. Informasi yang
tersedia bagi HBT pada sistem biaya berdasarkan volume menunjukkan
margin per unit produk sebesar $100 bagi AW dan sebesar $45 bagi SZ
sedangkan sistem ABC menunjukkan margin per unit produk bagi a w dan
s secara berturut-turut sebesar $45 dan $58,75. Karena sistem perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas menyajikan informasi biaya yang lebih
komprehensif dan akurat, HBT harus bergantung pada angka terakhir yang
menunjukkan bahwa berdasarkan unit, produksi SZ lebih menguntungkan.
4. berdasarkan pada strategi dan analisis, memilih dan mengimplementasikan
alternatif yang diharapkan. Perhatikan informasi biaya berdasarkan
aktivitas dan margin yang lebih tinggi bagi SZ dibandingkan AW, rencana
untuk mempromosikan AW dan merelokasi fasilitas produksi dari SZ ke
AW yang tidak sejalan dengan pertumbuhan jangka panjang dan
profitabilitas HBT. Keunggulan terbaik perusahaan untuk pertumbuhan di
masa mendatang Dan profitabilitas akan menempatkan sumber daya
dibalik SZ daripada AW.
Gambar 14
20
Gambar 15
21
jam bukan konsumsi. HBT menggunakan kapasitas praktis dari staf rekayasa
sebesar 15.625 jam. Kapasitas praktis merupakan kapasitas yang tersedia
dengan sumberdaya orang, peralatan, dan fasilitas saat ini - tingkat output
yang layak jika sumber daya digunakan secara penuh. Dengan menggunakan
kapasitas praktis praktis, tarif konsumsi aktivitas akan menjadi sebesar $8 per
jam rekayasa (=125.000/15.625).
Jika hanya digunakan 12.500 jam, seperti yang ditunjukkan pada contoh,
kemudian biaya overhead pabrik yang dibebankan ke AW dan SZ akan
diturunkan karena tarif yang lebih rendah. Biaya overhead pabrik AW akan
diturunkan menjadi sebesar $10.000 (5.000 janx $2) dan biaya overhead
pabrik SZ cetakan diturunkan menjadi sebesar $15.000 (7.500 janx $2). Total
penurunan untuk kedua produk sebesar $25.000 ($10.000 + $15.000) adalah
biaya atas kapasitas yang tidak digunakan. Biaya atas kapasitas yang tidak
digunakan juga dapat dikalkulasikan secara langsung dengan mengambil jam
kapasitas yang tidak digunakan 3.125 Jam (15.625-12.500) dan mengalikan
dengan tarif konsumsi aktivitas rekayasa sebesar $8.
Menentukan biaya kapasitas merupakan strategi yang penting dari
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas karena membantu manajer
merencanakan pemakaian sumber daya operasi jangka pendek dan jangka
panjang. Suatu contoh aplikasi aktual dari biaya kapasitas ditunjukkan pada
kasus rumah pensiun Belhawen di bawah, pada bagian, "penerapan
manajemen atau perhitungan biaya berdasarkan aktivitas di dunia nyata."
Selain itu, biaya kapasitas memainkan peran sentral dalam dua metode yang
mengembangkan model perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dasar,
metode-metode ini merupakan akuntansi untuk konsumsi sumber daya dan
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang dapat dipicu oleh waktu.
22
Tahap berikutnya adalah mengidentifikasi aktivitas produk dengan
menggunakan penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya dalam
membebankan biaya sumber daya ke tempat penampungan biaya aktivitas.
Tempat penampungan biaya aktivitas merupakan mesin, pemeliharaan rekam
data, penanganan bahan baku, pengalihan penanganan bahan baku, pengiriman
produk, serta pelayanan pelanggan (gambar 17 kolom 1). Pembebanan sumber
daya ke aktivitas biasanya menggunakan penggerak biaya sumberdaya
daripada menggunakan penggerak biaya, aircom menentukan estimasi
kontribusi dari setiap sumberdaya ke setiap aktivitas berdasarkan pengalaman
manajer dan karyawan. Contohnya, biaya sumberdaya, yaitu biaya
pemeliharaan sebesar $60.000, dibebankan seluruhnya ke aktivitas, yaitu
mesin. Untuk mengilustrasikan nya, biaya aktivitas mesin ditentukan dari
sumber daya sebagai berikut.
Biaya aktivitas mesin = 20% dari biaya computer dan peranti lunak +
100% dari biaya energy + 15% dari beban lain-lain
+ 100% dari beban pemeliharaan + 100 % dari
beban depresiasi + 12 % dari beban kantor & utilitas
= (0,2 x $731.405) + $170.600 + (0,15 x $65.480) +
$60.000 + $48.200 + (0,12 x $4.355) = $435.425
Biaya aktivitas mesin dan biaya aktivitas lainnya ditunjukkan pada kolom
dari (gambar). Pemakaian dari estimasi persentase sebagai pengganti jenis
penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya lainnya merupakan pendekatan
praktis dan mudah yang seringkali digunakan dalam mengimplementasikan
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas. Tahap berikutnya dalam perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas adalah mengidentifikasi penggerak biaya aktivitas,
mengidentifikasi total jumlah penggerak biaya ini, dan kemudian menentukan
tarif pembebanan berdasarkan aktivitas. Hal ini ditunjukkan pada (gambar)
kolom 3,4, dan 5, secara berturut-turut. Dengan demikian, biaya mesin waktu
dibebankan ke setiap produk berdasarkan jam mesin yang digunakan oleh
produk tersebut dikalikan Tara sebesar $5,89 per jam mesin ($5,89 =
$435.425/73.872).
Hal ini dilakukan dengan cara yang sama dengan aktivitas lainnya.
Penentuan biaya berdasarkan aktivitas dan analisis profitabilitas untuk ini
produk utama aircom merupakan tahap akhir dan ditunjukkan pada (gambar).
Perlu diingat bahwa analisis ini menunjukkan bahwa produk 5 ton, 6 ton, dan
12,5 ton tidak menguntungkan. Analisis ABC dapat dibandingkan dengan
pendekatan berdasarkan volume yang digunakan airco sebelum ABC. Biaya
overhead pabrik berdasarkan volume dibebankan ke produk berdasarkan tarif
sebesar $12,02 per jam tenaga kerja langsung.
23
Gambar 16
Hasilnya ditunjukkan pada (gambar 16). Perlu diingat bahwa metode ABC
dan perhitungan biaya berdasarkan volume menunjukkan perbedaan secara
signifikan yang dihasilkan bagi beberapa produk, khususnya model 6 ton dan
12,5 ton. Sementara kalkulasi terperinci dari ABC untuk produk-produk ini
tidak ditampilkan, perusahaan melaporkan bahwa model 12,5 ton
membutuhkan lebih banyak bahan baku yang diterima secara signifikan
daripada produk lain, dan hal itu juga membutuhkan waktu persiapan yang
lebih banyak dan hubungan pelayanan pelanggan. Dengan demikian, ABC
untuk model 12,5 ton secara signifikan lebih tinggi daripada biaya berdasarkan
volume.
Gambar 17
24
Gambar 18
Gambar 19
25
BAB III
PEMBAHASAN STUDI KASUS
3.1.Soal
1. Bagaimana langkah - langkah menyederhanakan Proses alokasi biaya
overhead
Jawab :
1. Tentukan item dan jumlah biaya overhead yang akan dialokasikan.
Biaya ini meliputi biaya-biaya produksi yang tidak berhubungan
langsung dengan produk, atau biaya yang jumlahnya tidak dapat
ditelusuri hubungannya dengan volume output.
2. Identifikasi aktivitas dan atributnya. Mengidentifikasi, mendefinisikan,
dan mengelompokkan aktivitas dan atribut kunci. Tahapan ini
menghasilkan daftar aktivitas yang jumlahnya tergantung pada
kompleksitas industri.
3. Identifikasi pool biaya. Membebankan biaya (asign) sumber daya pada
aktivitas. Kapan ini menghasilkan jumlah biaya pada pool aktivitas.
4. Identifikasi dasar alokasi biaya. Membebankan (assign) biaya aktivitas
sekunder pada aktivitas utama atau primer.
5. Membebankan biaya biaya aktivitas pada objek biaya. Tahapan ini ini
menghasilkan alokasi overhead final yang harus dibebankan pada tiap
lini produk.
3.2.Kasus
1. Carter company memproduksi dua produk, yaitu deluxe dan regular dan
menggunakan system alokasi biaya dua tahap secara tradisional. Tahapan
pertama membebankan seluruh biaya overhead pabrik pada dua
departemen produksi A dan B, berdasarkan ja mesin, tahap ke 2,
menggunakan ja tenaga kerja langsung untuk mengalokasikan biaya
overhead pabrik pada masing-masing produk
26
Informasi berikut ini berkaitan dengan operasi perusahaan selama bulan
januari :
Duluxe Regular
Jumlah unit yang diproduksi dan terjual 200 800
biaya per unit bahan baku langsung $100 $50
tarif upah tenaga kerja langsung per jam $25 $20
tenaga kerja langsung pada departemen A per unit 2 2
tenaga kerja langsung pada departemen B per unit 1 1
Jawab :
1. System perhitungan biaya berdasarkan volume
alokasi tahap 1 : jumlah jam mesin
total biaya over head pabrik yang dialokasikan ke departemen A
$1.000.000 x (4000/20000) = $200.000
total biaya over head pabrik yang dialokasikan ke departemen B
$1.000.000 x (16000/20000) = $800.000
27
alokasi tahap 2 : jumlah jam tenaga kerja
biaya per unit
deluxe regular
total biaya over head
pabrik yang
dibebankan ke
departemen A
($200000/20000) x 2 $20
($200000/20000) x 2 $20
total biaya over head
pabrik yang
dibebankan ke
departemen A
($800000/10000) x 2 80
($800000/10000) x 2 80
Total $100 $100
28
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Johar. 2007. Solusi Bisnis Berbasis TI Aplikasi Excel Untuk Akuntansi
Menejemen Modern. Jakarta : PT Elax Media Komputindo.
Blocher, J, Edward. Stout, E, David dan Cokins, Gary. 2011. Manajemen Biaya.
Jakarta : Salemba Empat.
L.M. Samryn, S.E., AK., M.M., CA. 2012. Akuntansi Menejemen. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.
Sarasfati, Erwin. Ghofar, Abdul dan Sartika, Intan. 2021. Akuntansi Menejemen
Strategis. Malang : UB Press
Asmadi, Didi dan Rahmawati, Sri. 2021. Analisis Dan Estimasi Biaya. aceh :
Syiah Kuala Universitas Press.
29
INDEKS
A
M
aktivitas, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, manajemen, 5, 6, 7, 8, 9, 15, 23, 27
23, 24, 25, 26, 27 metode, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 20, 22, 23,
Alokasi, 5, 6, 10, 11, 12 24
analisis, 8, 14, 15, 19, 21, 23, 24, 27
O
anggaran, 22
observasi, 15
B output, 11, 12, 13, 17, 22, 26
biaya, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, overhead, 12, 13, 16, 17, 18, 19, 20,
15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 22, 23, 24, 26, 27, 28
24, 25, 26, 27, 28
P
F perusahaan, 5, 6, 10, 12, 13, 14, 15,
fasilitas, 16, 21, 22 16, 17, 18, 21, 22, 23, 24, 25, 27
produk, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
I 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24,
25, 26
inspeksi, 10, 11, 27 profesional, 13
Proses, 11, 12, 26
J
jasa, 5, 7, 10, 11, 12, 13, 15, 17 S
sistem, 5, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 17, 19,
K 21, 23
konsep, 7 strategi, 6, 20, 21, 22
konsumsi, 7, 11, 13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 22, 23, 24, 27 V
variabilitas, 11
L variable, 5
level, 5, 11 volume, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 15, 17, 19,
20, 21, 24, 26, 27
30
GLOSARIUM
A
Aktivitas secara etimologi berasal dari bahasa Inggris, yaitu active yang berarti
menjadi aktif atau sibuk.
Alokasi adalah penentuan banyaknya uang (biaya) yang disediakan untuk suatu
keperluan.
Analisis adalah proses pemecahan suatu masalah kompleks menjadi bagian-
bagian kecil sehingga bisa lebih mudah dipahami.
Anggaran merupakan sebuah rencana yang disusun secara sistematis dalam
bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan
dalam sebuah perusahaan atau organisasi untuk jangka waktu / periode tertentu di
masa yang akan datang.
B
Biaya adalah pengeluaran modal yang digunakan untuk menghasilkan suatu
produk berupa barang atau jasa.
F
Fasilitas adalah hal yang mendukung dan memudahkan berbagai kegiatan dan
sifatnya tak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
I
Inspeksi adalah proses pemeriksaan dengan metode pengamatan atau observasi
menggunakan pancaindra untuk mendeteksi masalah kesehatan pasien yang
sedang sakit.
J
Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak
kepada pihak lain, pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan
tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu.
K
Konsep adalah abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada
kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan.
Konsumsi dari bahasa Belanda consumptie, bahasa Inggris consumption, ialah
suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu
benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasan secara langsung.
L
Level adalah alat untuk mengukur ketinggian dengan batasan ketinggian tertentu
31
M
Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Metode adalah cara atau prosedur yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu.
P
Pengamatan adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud
merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena
berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk
mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu
penelitian.
O
Output adalah hasil yang dicapai dalam jangka pendek, sedangkan outcome
adalah hasil yang terjadi setelah pelaksanaan kegiatan jangka pendek.
Overhead merujuk pada pengeluaran yang sedang berjalan dalam operasi bisnis
yang terkadang juga dikenal sebagai pengeluaran operasional.
P
Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua
faktor produksi.
Produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing,
produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan
sebuah keinginan atau kebutuhan.
Profesional adalah istilah bagi seseorang yang menawarkan jasa atau layanan
sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan
menerima gaji sebagai upah atas jasanya.
Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang saling terkait yang bersama-
sama mengubah masukan menjadi keluaran.
S
Sistem berasal dari bahasa Latin dan bahasa Yunani adalah suatu kesatuan yang
terdiri atas komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi, atau energi untuk mencapai suatu tujuan.
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun
waktu.
V
Variabilitas adalah jauh dekatnya/ besar kecilnya penyebaran nilai-nilai variabel
dari ukuran nilai sentral dlm suatu sederetan data observasi atau distribusi.
32
Variabel adalah nilai yang dapat berubah dalam suatu cakupan soal atau
himpunan operasi yang diberikan.
Volume atau bisa juga disebut kapasitas adalah penghitungan seberapa banyak
ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek.
33