Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang

penderitanya mengalami gangguan metabolik ditandai adanya peningkatan

kadar gula darah (Hiperglikemi), disebabkan pankreas tidak dapat

menghasilkan cukup insulin (LeMone, Burke, & Bauldoff, 2015). Insulin

adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah. Jadi jika

tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif

akibatnya terjadi peningkatan kadar gula dalam darah (Hiperglikemia)

(Smeltzer & Bare, 2013). Diabetes adalah penyakit kronis yang kompleks

membutuhkan perawatan medis terus-menerus dengan strategi

pengurangan risiko multifaktorial di luar kendali glikemik (ADA, 2016).

Penyakit Tidak Menular (PTM), termasuk Diabetes, saat ini telah

menjadi ancaman serius kesehatan global. Dikutip dari data WHO 2016,

70% dari total kematian di dunia dan lebih dari setengah beban penyakit.

90-95% dari kasus Diabetes adalah Diabetes Tipe 2 yang sebagian besar

dapat dicegah karena disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat.

Indonesia juga menghadapi situasi ancaman diabetes serupa dengan

dunia. International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2017 melaporkan

bahwa epidemi Diabetes di Indonesia masih menunjukkan kecenderungan

meningkat. Indonesia negara peringkat keenam di dunia setelah Tiongkok,

India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko dengan jumlah penyandang


Diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang. Sejalan dengan hal

tersebut, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) memperlihatkan peningkatan

angka prevalensi Diabetes yang cukup signifikan, yaitu dari 6,9% di tahun

2013 menjadi 8,5% di tahun 2018; sehingga estimasi jumlah penderita di

Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang yang kemudian berisiko

terkena penyakit lain, seperti: serangan jantung, stroke, kebutaan dan gagal

ginjal bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian.

Diabetes Mellitus merupakan penyakit menahun yang disandang

selama seumur hidup dan tidak dapat disembuhkan. Pasien dan keluarga

juga mempunyai peran yang penting, sehingga perlu mendapatkan

edukasi untuk memberikan pemahaman mengenai pencegahan,

perjalanan penyakit, dan penatalaksanaan Diabetes Mellitus. Pengetahuan

yang baik sangat membantu meningkatkan keikutsertaan keluarga dalam

upaya penatalaksanaan Diabetes Mellitus guna mencapai hasil yang lebih

baik. Pengetahuan penderita Diabetes Mellitus tentang penyakitnya dapat

meningkatkan peran aktif mereka untuk ikut serta dalam pengelolaan dan

pengendalian Diabetes Melitus (Perkeni,2015). Keberhasilan suatu

pengobatan Diabetes Mellitus sangat dipengaruhi oleh kepatuhan

penderita untuk menjaga kesehatannya. Dengan kepatuhan yang tinggi,

pengobatan Diabetes Mellitus dapat terlaksana secara optimal dan kualitas

kesehatan bisa tetap stabil (Saifunurmazah, 2013). Kepatuhan adalah

tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang


disarankan oleh dokter atau oleh tenaga medis yang lain (Prayogo,

2013).

Pengobatan diabetes mellitus (DM) bertujuan untuk mencegah

komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien (Ambarwati, 2012).

Pada pasien diabetes melitus untuk mencapai tujuan penatalaksanaan

terapi maka perlu dilakukan pengendalian glukosa darah, tekanan darah,

berat badan, dan profil lipid (Perkeni, 2011). Kadar gula darah yang tidak

terkontrol dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada kerusakan organ

seperti ginjal, mata, saraf, jantung, dan peningkatan risiko kardiovaskuler

(Loghmani, 2005). konsesus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

(PERKENI) tahun 2015 tentang pengelolaan dan pencegahan diabetus

mellitus tipe 2 di indonesia menghasilkan standar penatalaksanaan yang

juga memiliki tujuan hampir sama dengan WHO yaitu memperbaiki

kualitas hidup, dan mencegah atau menghambat komplikasi dengan tujuan

akhir turunnya angka morbiditas dan mortalitas DM di Indonesia.

Penatalaksanaan yang di gagas PERKENI berupa 5 pilar penatalaksanaan

khusus untuk DM tipe 2 yaitu edukasi, terapi nutrisi (diet DM), latihan

jasmani, terapi farmakologi dan monitoring (Perkeni, 2015).

Keberhasilan terapi pengobatan pasien diabetes melitus tidak hanya

meliputi ketepatan dosis, ketepatan pemilihan obat, tetapi juga kepatuhan

dalam pengobatan. Kepatuhan pengobatan sangat penting pada terapi

jangka panjang untuk beberapa penyakit kronis seperti diabetes mellitus.

Ketidakpatuhan pengobatan pada pasien diabetes mellitus akan berdampak


negatif pada kualitas hidup pasien dan memperparah penyakit yang

diderita (Anna, 2011). Hasil terapi tidak akan mencapai tingkat optimal

tanpa adanya kesadaran dari pasien itu sendiri (Ramadona, 2011).

Selain Pengetahuan, salah satu faktor yang mempengaruhi

kepatuhan penggunaan terapi insulin adalah motivasi. Motivasi merupakan

keyakinan dari dalam diri seseorang bahwa ia sanggup untuk melakukan

tugas atau tanggung jawab tertentu yang harus ia lakukan atau keyakinan

yang datang dari dalam diri sendiri karena ada dorongan dari lingkungan

(Risty, 2017). Motivasi yang baik akan meningkatkan kepatuhan penderita

dalam penggunaan terapi insulin. Motivasi adalah suatu proses dalam diri

manusia yang menyebabkan organisme tersebut bergerak menuju tujuan

yang dimiliki, atau menjauh dari situasi yang tidak menyenangkan (Wade

& Traves dalam Nisa, 2017).

Berdasarkan pengamatan selama bekerja di Ruang Azalea Rumah

Sakit Mitra Keluarga Kalideres didapatkan jumlah penderita Diabetes

Mellitus sebanyak 150 orang pada bulan februari - April 2021, dengan

metode wawancara dan status rekam medis pasien didapatkan sebesar 60%

(90 orang) adalah pasien lama yang kembali menjalani perawatan di

Rumah Sakit dikarenakan tidak teratur/ketidakpatuhan pasien dalam

menggunakan terapi insulin. Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik

untuk meneliti hubungan antara motivasi dan tingkat pengetahuan

terhadap kepatuhan penggunaan terapi insulin pada pasien DM Tipe II di

Ruang Azalea Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres Tahun 2021.


.

B. Identifikasi Masalah

Faktor - faktor yang mempengaruhi kepatuhan penggunaan terapi insulin

1. Kurangnya tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus tentang

kepatuhan penggunaan terapi insulin

2. Kurangnya motivasi pasien diabetus mellitus untuk lebih patuh dalam

penggunaan terapi insulin.

3. Kurangnya kepatuhan pasien diabetus mellitus dalam penggunaan

terapi insulin.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka batasan malasah dalam

penelitian ini meliputi motivasi, tingkat pengetahuan pasien dan kepatuhan

pasien dalam penggunaan terapi insulin.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada

hubungan antara motivasi dan tingkat pengetahuan pasien terhadap

kepatuhan penggunaan terapi insulin pada pasien DM Tipe II di Ruang

Azalea RS Mitra Keluarga Kalideres ?

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan hubungan antara

motivasi dan tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan penggunaan


terapi insulin pada pasien DM Tipe II di Ruang Azalea RS Mitra

Keluarga Kalideres

2. Tujuan Khusus

a) Diketahuinya distribusi frekuensi tingkat pengetahuan pasien DM

Tipe II

b) Diketahuinya distribusi frekuensi motivasi pasien DM Tipe II

c) Diketahuinya distribusi frekuensi kepatuhan penggunaan terapi

insulin pasien DM Tipe II

d) Diketahuinya hubungan antara motivasi dan tingkat pengetahuan

terhadap kepatuhan penggunaan terapi insulin pasien DM Tipe II

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman kepada peneliti dalam

melaksanakan penelitian, khususnya penelitian tentang hubungan

antara motivasi dan tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan

penggunaan terapi insulin pada pasien DM Tipe II di Ruang Azalea RS

Mitra Keluarga Kalideres.

2. Bagi Institusi Kesehatan

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan upaya mengurangi

masalah-masalah dalam memberikan pelayanan kesehatan mengenai

penggunaan terapi insulin.


3. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk

memperbaiki kerja sama antara rumh sakit dan institusi pendidikan

keperawatan. Karena pembelajaran klinik keperawatan di rumah sakit

mempunyai peranan yang penting dalam mencapai kompentensi

asuhan keperawatan.

4. Bagi Pasien DM Tipe II

Memberikan pengetahuan dan wawasan pada pasien dan keluarga

tentang kepatuhan dalam penggunaan terapi insulin. Pentingnya

motivasi untuk kepatuhan pemberian terapi insulin.

5. Bagi Mahasiswa Keperawatan

Sebagai bahan masukan dalam mengembangkan ilmu keperawatan

khususnya dalam bidang keperawatan medikal bedah dan sebagai

referensi bagi penelitian dimasa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai