Anda di halaman 1dari 47

KAJIAN AKADEMIS

PEMBENTUKAN UPTD PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK


KABUPATEN SIGI

2020
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Pemerintah Indonesia menaruh perhatian serius untuk mendukung target Sustainable
Development Goals (SDGs) sanitasi dan standar pelayanan minimal air limbah sebagaimana
telah menjadi hal utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) IV
2020-2024, untuk meningkatan akses sanitasi air limbah yang layak, aman, dan berkelanjutan.
Pembangunan yang berkelanjutan perlu memperhatikan tidak hanya dari aspek teknis tetapi
juga aspek regulasi, kelembagaan, keuangan, dan peran serta masyarakat. Infrastuktur sanitasi
yang telah dibangun oleh Pemerintah Pusat, selayaknya dioperasikan dan dipelihara oleh
Pemerintah Daerah dengan baik untuk pelayanan kepada masyarakat. Dalam hal ini peran
lembaga yang mengoperasikan dan memelihara infrastruktur tersebut sangat penting.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, air limbah domestik merupakan salah satu sub urusan dari urusan pemerintahan bidang
pekerjaan umum dan penataan ruang yang termasuk ke dalam urusan wajib yang berkaitan
dengan pelayanan dasar. Oleh karena itu, urusan air limbah domestik menjadi salah satu tugas,
wewenang, dan tanggung jawab Pemerintah Daerah yang wajib untuk diselenggarakan. Selain
itu, pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Sigi sudah seharusnya diselenggarakan
secara optimal mengingat Kabupaten Sigi telah memiliki Peraturan Daerah Kabupaten Sigi
Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik, di mana ditegaskan bahwa
pemerintah daerah bertugas menjamin terselenggaranya pengelolaan air limbah domesik yang
baik dan berwawasan lingkungan.
Kondisi pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Sigi saat ini bila dilihat dari sisi
kualitas maupun kuantitas infrastruktur memang masih belum memadai jika dibandingkan
dengan wilayah Kabupaten Sigi yang luas dan didominasi oleh kawasan perdesaan dan sebagian
besar hutan dalam kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Sistem layanan air limbah domestik
yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi belum berjalan optimal, meski secara
infrastruktur sudah terbangun Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja di Desa Ngatabaru, Kecamatan
Sigi Biromaru, dan armada truk penyedot lumpur tinja. Penanganan air limbah domestik belum
dapat dilakukan karena berbagai faktor di antaranya belum terbentuknya lembaga operator
yang mengelola air limbah domestik dan sumber daya manusia yang menjadi bagian dari
kelembagaan tersebut.
Salah satu strategi yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan
Rakyat untuk mencapai akses universal adalah dengan melakukan penguatan kapasitas
pemerintah daerah dalam bidang sanitasi mencakup pengembangan air limbah domestik dan
Air Limbah Domestik. Dalam rangka mendorong Pemerintah Daerah untuk membentuk
kelembagaan teknis (operator) pengelola, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan
Rakyat melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sulawesi Tengah melakukan
pendampingan untuk membentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Air Limbah Domestik di
Kabupaten Sigi. Hingga saat ini Pemerintah Kabupaten Sigi belum memiliki operator (UPTD)
pengelola air limbah domestik. Pemisahan fungsi regulator dan operator sedapat mungkin mesti
dijalankan, dengan maksud agar pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih optimal. Saat ini
yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Sigi adalah
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, di mana pengelolaan air limbah domestik berada
dalam tugas dan fungsi Bidang Cipta Karya. Bidang tersebut terdiri dari dua Seksi yakni, Seksi
Perencanaan dan Seksi Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan.
Rencana pembentukan UPTD merupakan kegiatan yang dipayungi secara hukum melalui
Permendagri Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang
Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah. Salah satu persyaratan untuk membentuk UPTD yang
tertuang dalam Permendagri Nomor 12 Tahun 2017 adalah menyusun kajian akademis dan
analisis rasio belanja pegawai.

I.2. Tujuan
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik ini dimaksudkan untuk membentuk lembaga
operator yang akan mengoptimalkan kinerja pemerintah Daerah khususnya Bidang Cipta Karya,
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sigi, yang berperan sebagai regulator dalam
pengelolaan urusan bidang air limbah domestik yang baik dan berwawasan lingkungan sesuai
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sigi Nomor 1 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Air Limbah
Domestik. Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dan kualitas lingkungan di Kabupaten Sigi, khususnya di wilayah yang ditetapkan
sebagai kawasan pengembangan, meliputi 4 (empat) kecamatan yakni kawasan
pengembangan Biromaru, Marawola, Palolo, dan Kulawi, yang mana dari empat kawasan
pengembangan ini dikembangkan dari Rencana pengembangan sarana Sistem Pengolahan Air
Limbah Domestik (SPALD) Kabupaten Sigi yang membagi 4 zona sistem penanganan air limbah:
Zona 1: wilayah yang menggunakan sistem on site dengan tangki septik individual;
Zona 2: wilayah yang menggunakan sistem komunal (MCK Komunal);
Zona 3: wilayah yang menggunakan sistem off site dengan IPAL kawasan; dan Zona 4: wilayah
yang menggunakan sistem off site dengan kepadatan sedang.
BAB II
KRITERIA PEMBENTUKAN UPTD

II.1. Kegiatan Teknis Operasional Tertentu yang akan Dilaksanakan


II.1.1. Kegiatan yang merupakan pelaksanaan urusan yang menjadi kewenangan daerah
Pemerintah Indonesia menargetkan layanan sanitasi pada tahun 2019 mencapai 100
persen (universal access). Hal ini dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2015-2019. Target universal
access tersebut harus dicapai oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Berdasarkan ketentuan
yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, disebutkan bahwa pemerintah pusat, pemerintah daerah baik provinsi, dan pemerintah
daerah Kabupaten/Kota memiliki kewenangan dalam urusan bidang air limbah domestik. Pada
lampiran Undang-Undang 23 Tahun 2014 disebutkan bahwa air limbah domestik adalah sub
urusan dari urusan wajib pelayanan dasar Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang mana
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memiliki kewajiban atas kewenangannya itu mengelola
dan mengembangkan sistem air limbah domestik dalam daerah kabupaten/kota.
UPTD Pengelola Air Limbah Domestik pada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
Kabupaten Sigi dibentuk untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dari sub
urusan air limbah pada urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang,
sesuai lampiran kewenangan pemerintah kabupaten dan kota pada UU No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah.
Infrastuktur sanitasi yang telah dibangun oleh Pemerintah Pusat di Kabupaten Sigi di
antaranya adalah infrastruktur sektor air limbah yakni Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
di Desa Ngatabaru, Kecamatan Sigi Biromaru. Infrastruktur tersebut selayaknya dioperasikan
dan dipelihara oleh Pemerintah Daerah dengan baik agar dapat memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara optimal. Untuk mengoptimalkan pelayanan sanitasi dalam hal ini yang
menjadi usulan dinas pemrakarsa/pengusul adalah sektor air limbah domestik, dibutuhkan
peran lembaga yang sifatnya operasional dan teknis yang dapat membantu dinas pengusul
mengoperasikan dan memelihara infrastruktur tersebut. Berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Sigi Nomor 1 tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, serta Peraturan Bupati Sigi Nomor
28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja
Perangkat Daerah, yang memberikan kewenangan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Kabupaten Sigi sebagai perangkat daerah yang melaksanakan urusan pengelolaan
Air Limbah Domestik di Kabupaten Sigi yang berada pada Bidang Cipta Karya.
Dalam upaya peningkatan kerja pelayanan dasar khususnya penyelengaraan Air Limbah
Domestik di Kabupaten Sigi, dalam hal ini pengelolaan sarana dan prasarana (IPLT), maka perlu
dilakukan pengembangan organisasi penyelenggara layanan Air Limbah Domestik melalui
pembentukan Unit Pengelola Teknis Daerah (UPTD) pada Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Kabupaten Sigi, sehingga konsep pemisahan regulator dan operator dalam kerangka
check and balances pelaksanaan pelayanan Air Limbah Domestik dapat terwujud.
UPTD Air Limbah Domestik dibentuk untuk melaksanakan tugas teknis operasional dalam
bidang Air Limbah Domestik dan bukan merupakan kegiatan perumusan kebijakan. Dinas
Pekerjaan Umum dan Perumahan dalam hal ini sebagai regulator akan menjadi pihak yang
mengembangkan kebijakan, norma, dan standar, bagi pelaksanaan pelayanan publik dan juga
melakukan fungsi pengawasan dan pengendalian agar pelaksanaan pelayanan publik bisa
berjalan sesuai koridor yang telah ditetapkan serta sesuai dengan standar pelayanan minimal
dalam peraturan perundang-undangan, sedangkan UPTD sebagai operator adalah pihak
pelaksana pelayanan publik yang melakukan perencanaan dan implementasi kegiatan teknis
operasional sesuai arahan dari regulator.
Dalam pembentukan UPTD diperlukan arahan pengaturan dan pembagian kerja,
pengawasan dan/atau pengambilan keputusan dalam melaksanakannya agar dalam
pelaksanaan penyelenggaraan UPTD Air Limbah Domestik dapat berjalan dengan optimal.
UPTD Pengelola Air Limbah Domestik pada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
Kabupaten Sigi dibentuk untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dari sub
urusan air limbah pada urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang.
Sesuai lampiran kewenangan pemerintah kota pada UU No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.

Tabel Urusan Air Limbah Domestik


Pemerintah Daerah
Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Provinsi
Kabupaten/Kota
1. Penetapan Pengelolaan dan Pengelolaan dan
pengembangan sistem pengembangan sistem air pengembangan sistem air
pengelolaan air limbah limbah domestik regional. limbah domestik dalam
domestik secara Daerah kabupaten/kota
nasional.
2. Pengelolaan dan
pengembangan sistem
pengelolaan air limbah
domestik lintas Daerah
provinsi, dan sistem
pengelolaan air limbah
domestik untuk
kepentingan strategis
nasional.

II.1.2. Bukan merupakan kegiatan perumusan kebijakan


Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik yang selanjutnya disingkat SPALD adalah
serangkaian kegiatan pengelolaan air limbah domestik dalam satu kesatuan dengan prasarana
dan sarana pengelolaan air limbah domestik. Dalam pengelolaannya, sistem pengelolaan air
limbah domestik (SPALD) terbagi menjadi dua sistem pengelolaan yaitu Sistem Pengelolaan Air
Limbah Domestik Setempat dan Terpusat. SPALD Setempat yang selanjutnya disebut SPALD-S
adalah sistem pengelolaan yang dilakukan dengan mengolah air limbah domestik di lokasi
sumber, yang selanjutnya lumpur hasil olahan diangkut dengan sarana pengangkut ke sub-
sistem Pengolahan Lumpur Tinja. Sedang SPALD Terpusat yang selanjutnya disebut SPALD-T
adalah sistem pengelolaan yang dilakukan dengan mengalirkan air limbah domestik dari sumber
secara kolektif ke sub-sistem Pengolahan Terpusat untuk diolah sebelum dibuang ke badan air
permukaaan. UPTD Pengelola Air Limbah Domestik Pada Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Kabupaten Sigi akan melaksanakan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik
Setempat (SPALD-S). Perbandingan tugas dan fungsi antara dinas induk dengan UPTD diuraikan
pada matrik tugas dan fungsi di bawah ini:
Tabel Perbedaan Peran Dinas dan UPTD Air lImbah Domestik
Peran Dinas (Bidang Cipta Karya) UPTD SPALD-S UPTD SPALD-T
Tugas Sebagai regulator, 1. Pengolahan 1. Pelayanan.
Bidang Cipta Karya setempat. 2. Pengumpulan.
Membantu Kepala Dinas 2. Pengangkutan. 3. Pengumpulan
merumuskan, menyusun, 3. Pengolahan lumpur terpusat.
mengoordinasikan, tinja.
menyelenggarakan, pembinaan,
monitoring, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan
kebijakan dibidang Cipta Karya.

Fungsi 1. Perumusan dan penyusunan Fungsi UPTD Sistem Pengelolaan Air Limbah
kebijakan Domestik (SPALD) adalah menjaga hubungan baik
2. Pemberian petunjuk teknis dengan pelanggan yang mencakup:
3. Pelaksanaan koordinasi dan 1. Pelayanan informasi dan aduan.
sinkronisasi penerapan 2. Mengajak masyarakat/pelanggan untuk ikut
kebijakan. mempromosikan pelayanan UPTD.
4. Pelaksanaan, pengawasan, 3. Memberikan penghargaan kepada masyarakat
dan pembinaan serta yang peduli terhadap (persampahan/air
pengembangan. limbah).
5. Pelaksanaan monitoring dan 4. Meminta umpan balik atas pelayanan melalui
evaluasi pelaksanaan survei kepuasan pelanggan.
kegiatan.
6. Penyusunan laporan
pelaksanaan kebijakan.
7. Pelaksanaan fungsi lain yang
diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
8. Pemberian saran dan
pertimbangan kepada
pimpinan tentang langkah-
langkah dan tindakan yang
perlu diambil dalam bidang
Cipta Karya.

II.1.3 Bukan merupakan kegiatan lintas perangkat daerah dan bukan pembinaan kepada unit
kerja lain
Sistem layanan Air Limbah Domestik di Kabupaten Sigi dilaksanakan melalui Dinas
Pekerjaan Umum dan Perumahan, meski dalam pelaksanaannya, karena belum terbentuk UPTD
sebagai operator, dinas yang berperan sebagai regulator belum mampu melayani Air Limbah
Domestik secara menyeluruh, terutama untuk daerah perdesaan yang jauh dari kawasan
prioritas sanitasi.
Konsentrasi untuk pelayanan air limbah domestik diupayakan dalam jangka waktu yang
pendek adalah untuk melayani penyedotan tinja di kantor/instansi dan baru akan berkisar di
wilayah atau zona yang memiliki tingkat kepadatan penduduk terbesar. Dalam dokumen
rencana induk Air Limbah Domestik Kabupaten Sigi, disebutkan tentang rencana pengembangan
sarana Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik (SPALD) di Kabupaten Sigi yang dibagi menjadi 4
zona sistem penanganan air limbah yaitu:
Zona 1: wilayah yang menggunakan sistem on site dengan tangki septik individual;
Zona 2: wilayah yang menggunakan sistem komunal (MCK Komunal);
Zona 3: wilayah yang menggunakan sistem off site dengan IPAL kawasan; dan Zona
4: wilayah yang menggunakan sistem off site dengan kepadatan sedang.
Selain pembagian zona, yang menjadi pertimbangan layanan berdasarkan karakter ruang
dan sumber daya adalah 4 (empat) kawasan pengembangan di Kabupaten Sigi yang meliputi
kawasan pengembangan Biromaru, Marawola, Palolo, dan Kulawi. Pembentukan UPTD Air
Limbah Domestik pada Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan diharapkan
akan meningkatkan pelayanan Air Limbah Domestik di Kabupaten Sigi. Berikut adalah struktur
organisasi dinas:
II.1.4. Memerlukan arahan, pengaturan dan pembagian kerja, pengawasan dan/atau
pengambilan keputusan dalam pelaksanaannya
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik di Kabupaten Sigi memerlukan arahan,
pengaturan, pembagian kerja dan mekanisme pengambilan keputusan. Berikut adalah tugas
dan fungsi UPTD Air Limbah Domestik dan uraian rincian tugas dari setiap jabatan dalam
UPTD air Limbah Domestik.

Tabel Tugas dan Fungsi UPTD Air Limbah Domestik


Tugas Fungsi
UPTD mempunyai tugas melaksanakan Dalam melaksanakan tugas tugas
kegiatan teknis operasional dan/atau sebagaimana yang dimaksud di atas
kegiatan teknis penunjang Dinas UPTD menyelenggarakan fungsi:
Pekerjaan Umum dan Perumahan di 1. penyiapan penyusunan rencana teknis
bidang air limbah domestik yang operasional UPTD;
2. pelaksanaan kebijakan teknis
mencakup pelayanan pengolahan
operasional air limbah domestik ;
setempat, pengangkutan, dan 3. pelaksanaan pelayanan teknis
pengolahan lumpur tinja. administratif ketatausahaan;
4. pengendalian, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas dan fungsi UPTD;
dan
5. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya
yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

Tabel Tugas, Fungsi, Rincian Tugas Jabatan dalam UPTD Air Limbah Domestik
Jabatan Tugas Uraian Tugas
Kepala UPTD Memimpin, merencanakan, Uraian tugas Kepala UPTD Air Limbah
melaksanakan, mengendalikan, Domestik meliputi:
mengevaluasi dan melaporkan a. melaksanakan penyiapan bahan
penyusunan rencana teknis operasional
penyelenggaraan kegiatan
UPTD;
teknis operasional UPTD sesuai
b. mengawasi setiap kegiatan pengelolaan air
kebijakan yang ditetapkan oleh limbah domestik;
Kepala Dinas Pekerjaan Umum c. mengawasi kebersihan peralatan Instalasi
dan Perumahan berdasarkan Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT);
peraturan perundang- d. melakukan kerja sama dengan instansi
undangan atau unit kerja terkait untuk melakukan
pengelolaan air limbah domestik;
e. mengendalikan pengelolaan administrasi
UPTD;
f. mengendalikan pelaksanaan tugas dan
fungsi UPTD;
g. melaksanakan evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas dan fungsi UPTD; dan
h. melaksanakan tugas kedinasan lainnya
yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas
dan fungsinya.
Kepala Sub Menyiapkan bahan dan data Uraian tugas Kepala Subbagian Tata Usaha
Bagian Tata dalam rangka UPTD Air Limbah Domestik meliputi:
Usaha penyelenggaraan kegiatan a. melaksanakan pengelolaan administrasi
dan menyusun rencana kegiatan serta
Subbagian Tata Usaha yang
pengelolaan keuangan UPTD;
meliputi penyusunan program,
b. menghimpun peraturan perundang-
kepegawaian, keuangan, undangan, pedoman dan petunjuk teknis
perlengkapan, aset dan umum pelaksanaan kegiatan UPTD;
serta pengelolaan naskah c. melaksanakan penyiapan bahan koordinasi
dinas dalam rangka pelaksanaan kegiatan UPTD;
d. melaksanakan pengelolaan urusan surat
masuk/keluar dan kearsipan;
e. melaksanakan pengelolaan administrasi
kepegawaian;
f. melaksanakan pengumpulan dan
menyiapkan bahan penyusunan rencana
anggaran dan pengelolaan keuangan
UPTD;
g. melaksanakan pengumpulan dan
menyiapkan bahan penentuan kebutuhan,
pengadaan, distribusi dan pemeliharaan
perlengkapan kantor;
h. melaksanakan urusan rumah tangga,
keamanan dan kebersihan di lingkungan
UPTD;
i. memberikan pelayanan teknis
administratif kepada semua unsur di
lingkungan UPTD;
j. melaksanakan penyiapan bahan dan data,
menyusun dan menyampaikan laporan
pelaksanaan tugas Subbagian Tata Usaha
dan UPTD; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lainnya
yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas
dan fungsinya.

Kelompok Melaksanakan sebagian tugas Unit Pelaksana Teknis Daerah sesuai dengan
Jabatan keahlian dan kebutuhan.
Fungsional

II.2. Bentuk/jenis barang/jasa yang disediakan bagi masyarakat atau perangkat daerah lain
dan frekuensi penerima barang/jasa
II.2.1. Barang/jasa yang diberikan bersifat kongkrit dan terukur baik barang/jasa kolektif
maupun barang/jasa individu
Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) adalah serangkaian
kegiatan dalam melaksanakan pengembangan dan pengelolaan prasarana dan sarana untuk
pelayanan air limbah domestik. SPALD terdiri atas:
1. SPALD-S yakni sistem pengelolaan yang dilakukan dengan mengolah air limbah domestik
di lokasi sumber, yang selanjutnya lumpur hasil olahan diangkut dengan sarana
pengangkut ke Sub-sistem Pengolahan Lumpur Tinja.
2. SPALD-T adalah sistem pengelolaan yang dilakukan dengan mengalirkan air limbah
domestik dari sumber secara kolektif ke Sub-sistem Pengolahan Terpusat untuk diolah
sebelum dibuang ke badan air permukaaan.

Bagan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD)

Untuk mewujudkan Penyelenggaraan SPALD yang baik, berkelanjutan, dan


memberikan manfaat kepada masyarakat, diperlukan lembaga pengelola yang tugas dan
fungsi utamanya melakukan pengelolaan air limbah domestik baik yang dilakukan dengan
sistem setempat atau sistem terpusat.
Untuk dapat melakukan pelayanan air limbah domestik secara optimal kepada
masyarakat maka yang perlu dilakukan adalah pemisahan fungsi regulator dan operator
pengelola air limbah domestik. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) pada dinas yang
melaksanakan sub urusan air limbah domestik pada urusan pemerintahan bidang pekerjaan
umum dan penataan ruang merupakan salah satu bentuk lembaga yang tepat dalam
melakukan pengelolaan air limbah domestik di daerah, di mana pembentukan UPTD telah
diatur dalam Permendagri No. 12 tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi
Cabang Dinas dan UPTD. Dengan adanya UPTD diharapkan infrastruktur pengolahan air
limbah domestik yang telah dibangun baik melalui Direktorat Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Permukiman (PPLP) Ditjen Cipta Karya maupun Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota mampu meningkatkan akses sanitasi layak bagi masyarakat, sesuai amanat
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024.
Pembentukan Kelembagaan Air Limbah Domestik yang dalam hal ini adalah
pembentukan UPTD yang akan mengelola infrastruktur air limbah domestik, Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dapat melaksanakan tugas dan fungsi Urusan Pemerintahan Bidang
Pekerjaan Umum dan Tata Ruang sub urusan air limbah yang merupakan amanat Undang-
Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, serta mendorong pencapaian
target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020 – 2024.
Pembentukan UPTD yang akan mengelola infrastruktur air limbah domestik, serta
penyiapan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) diharapkan dapat mewujudkan
kewajiban mengelola infrastruktur air limbah domestik di daerah.
Terkait lingkup layanan UPTD, terdapat perbedaan klasifikasi berdasarkan tugas, fungsi,
dan beban kerja UPTD.

Tabel Klasifikasi Lingkup Layanan UPTD

Studi perencanaan terkait pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Sigi telah
dilaksanakan bersamaan dengan terbangunnya sarana dan prasarana Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT) di Desa Ngatabaru, Kecamatan Sigi Biromaru. Studi perencanaan
tersebut didukung oleh dokumen penunjang lainnya yang terkait penyusunan kajian
akademis dalam rangka pembentukan UPTD Air Limbah Domestik di Kabupaten Sigi.

Eksisting Pengelolaan Air Limbah Domestik Kabupaten Sigi


Permasalahan umum pengelolaan air limbah di Kabupaten Sigi adalah bukan karena
belum adanya sistem pengelolaan air limbah secara terpusat sehingga pencemaran air dan
tanah tidak bisa dihindarkan, tetapi karena IPLT belum beroperasi sama sekali. Hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kondisi jumlah penduduk Kabupaten
Sigi yang belum begitu besar, padahal melihat lokasi Sigi yang berada di antara jalur Trans
Sulawesi diprediksikan beberapa tahun ke depan pertumbuhan penduduk semakin besar dan
sudah tentu jumlah buangan air limbah domestik pun akan bertambah seiring dengan
perkembangan penduduk.
Peristiwa bencana alam gempabumi 28 September 2018 menjadi faktor lain yang ikut
menyebabkan operasionalisasi IPLT menjadi belum terlaksana dengan baik.
Berdasarkan data Susenas 2014, terdapat 63,81 persen rumah tangga yang jarak antara
penampungan tinja/limbah rumah tangga dengan sumber air bersih lebih dari atau sama
dengan 10 meter. Hal ini mengindikasikan cukup tingginya kesadaran rumah tangga terhadap
sistem sanitasi yang bersih. Kondisi pengelolaan air limbah domestik yang ada saat ini
hanyalah berupa penyediaan sarana buang air besar. Pada umunya jamban atau tempat
buang air besar sendiri berada di daerah perkotaan (urban) sedangkan tempat buang air
besar komunal atau umum, termasuk sungai, dan lainnya sebagian besar berada di daerah
perdesaan. Pembuangan limbah domestik yang berupa limbah cair di Kabupaten Sigi saat ini
menggunakan beberapa cara yaitu dibuang ke tangki septik, dibuang di kebun atau
pekarangan, dan dibuang langsung ke sungai atau saluran irigasi.
Peningkatan pengelolaan air limbah domestik perlu dilakukan sebagai upaya
meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar. Ketersediaan sarana dan prasarana
yang masih jauh dari proporsional, wawasan, persepsi dan tingkat kesadaran masyarakat
yang masih sangat membutuhkan banyak sosialisasi pentingnya pola hidup bersih dan sehat,
pengelolaan yang masih belum memisahkan antara peran regulator dan operator,
ketersediaan penganggaran yang masih terbatas dan di lain pihak sektor lain yang juga tidak
kalah pentingnya membutuhkan prioritasi pembiayaan, pihak swasta yang belum
memperlihatkan kontribusi nyata dalam pembangunan sektor sanitasi, serta berbagai
tantangan lainnya, membuat capaian SDGs maupun RPJMN 2015 tidaklah mudah.
Saat ini maupun setahun berikutnya, program dan kegiatan pengelolaan air limbah
domestik secara fisik belum begitu tampak, sebagaimana telah disebutkan bahwa masih
terdapat sub sektor komponen sanitasi lain yang juga membutuhkan prioritasi seperti air
bersih, yang merupakan kebutuhan dasar dan tidak dapat ditunda. Hanya terdapat dua
program yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan dan Dinas Kesehatan
Kabupaten Sigi dalam peningkatan pengelolaan air limbah domestik yaitu penyediaan sarana
dan prasarana air limbah (MCK++) dan pembuatan jamban stimulan keluarga.
Penanganan Air Limbah Domestik belum dapat dilakukan karena keterbatasan IPLT
sehingga jangkauan pelayanan masih terbatas di wilayah ibu kota kabupaten. Dalam
memaksimalkan pelayanan pengelolaan air limbah domestik dibutuhkan arahan yang tepat,
bukan hanya kebutuhan akan pendanaan tetapi juga adalah bagaimana pengelolaan kegiatan
pelayanan yang di antaranya adalah pengolahan setempat, pengangkutan, dan pengolahan
lumpur tinja sebagaimana jika pelaksanaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD)
yang dilakukan adalah secara setempat atau SPALD-S.
Di samping itu, peranan masyarakat sangat besar dalam pelayanan Air Limbah
Domestik di mana perlunya peningkatan kesadaran masyarakat akan lingkungan yang sehat,
bebas dari pencemaran air limbah karena meski sebaik apapun sarana maupun sistem
pengelolaan air limbah domestik apabila tidak ada kesadaran dari masyarakat akan tetap
menjadi masalah yang tak terselesaikan (Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sigi Tahun 2014).

Cakupan Pelayanan Air Limbah


Pelayanan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik didasarkan pada area sanitasi
berisiko yaitu yang berkaitan dengan prioritas penanganan dan teknologi pengolahan yang
digunakan. Daerah dengan risiko sanitasi sangat tinggi diprioritaskan dalam pelayanan
penanganan air limbah domestik yang menyeluruh sehingga permasalahan terkait air limbah
domestik bisa teratasi dengan baik. Dalam pengelolaan IPLT mesti direncanakan sistem
Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT) sehingga dalam suatu daerah cakupan pelayanan
terjadwal, dilakukan penyedotan lumpur tinja dalam periode tertentu. Dengan adanya
daerah berisiko sanitasi maka perlu dilakukan pemantauan lingkungan terkait dengan
pencemaran air limbah domestik.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi untuk tingkat cakupan
pelayanan air limbah domestik yang masih rendah karena praktik Buang Air Besar
Sembarangan (BABS) di beberapa desa yang masih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
pelayanan Air Limbah Domestik di Kabupaten Sigi belum terlaksana dan masih belum
optimal, sehingga diharapkan dengan terbentuknya UPTD Air Limbah Domestik sebagai
operator dapat meningkatkan pelayanan Air Limbah Domestik sesuai dengan target universal
access.
Keberadaan jamban keluarga sangat penting dalam sebuah keluarga. Pengelolaan
jamban yang memenuhi syarat kesehatan diperlukan sebagai upaya untuk mencegah
terjadinya masalah kesehatan. Berdasarkan laporan puskesmas di setiap desa pada tahun
2016 didapatkan beberapa data tentang keluarga yang sudah memanfaatkan jamban yang
memenuhi syarat jamban yang sehat, keluarga yang masih menggunakan jamban secara
bersama-sama, dan keluarga yang masih melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Tabel Persentase BABS di Kabupaten Sigi


No Jumlah Jumlah
Kecamatan Desa BABS % BABS
. Pendduk KK
1. Pipikoro Morui II 300 73 72 98,6
2. Kulawi Selatan Makujawa/Pili 499 102 77 75,5
3. Kulawi Towulu 1.323 338 314 92,9
4. Lindu Olu 1.247 341 236 69,2
5. Nokilalaki Kamarora B 1.516 370 137 37,0
6. Palolo Uenuni 2.765 2.685 2.613 97,3
7. Gumbasa Pakuli Utara 1.766 351 246 70,1
8. Dolo Selatan Poi 776 267 221 82,8
9. Dolo Barat Kalukutinggu 407 137 107 78,1
10. Tanambulava Lambara 1.401 381 3090 81,1
11. Dolo Waturalele 1.081 195 165 84,6
12. Biromaru Ngatabaru 1.585 215 155 72,1
13. Marawola Bomba 567 151 104 68,9
14. Marawola Barat Wawujai 671 222 221 99,5
15. Kinovaro Kayumpia 434 456 453 99,3
Data: Outline Air Limbah Domestik Sigi, 2016

Sistem pengolahan air limbah yang ada di Kabupaten Sigi hampir sepenuhnya
menerapkan sistem on-site di mana pada tiap rumah atau bangunan memiliki sarana
pengolahan sendiri dalam bentuk tangki septik (septic tank) dan cubluk atau penampung
tinja. Berdasarkan data Dinas Kesehatan, jumlah penggunaan tangki septik sekitar 24 persen.
Kebocoron tangki septik karena tidak pernah disedot akan menjadi penyebab tercemarnya
tanah dan air tanah permukaan yang tercemari bakteri tinja yakni Coliform dan Salmonella.
Penanganan air limbah domestik di Kabupaten Sigi sejauh ini didasarkan dengan
penyesuaian wilayah pengembangan pada RTRW. Direncanakan setiap wilayah
pengembangan mempunyai satu IPLT yang mengolah lumpur tinja di beberapa kecamatan.
Untuk target penanganan air limbah diprioritaskan pada daerah dengan angka BABS yang
masih tinggi. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya atau minimnya akses sanitasi.
Rencananya daerah yang masih minim akses sanitasi tersebut ditangani dengan sistem
setempat dan terpusat tergantung dari kepadatan dan karakter kawasan. Setelah terbentuk
sistem penanganan maka lumpur yang dihasilkan dari sistem setempat dan terpusat nantinya
akan dilakukan pengolahan lanjutan di IPLT masing-masing wilayah pengembangan. Skenario
dilakukan untuk mengetahui cara yang tepat dalam penanganan air limbah domestik yang
memiliki sifat dan karakteristik tertentu di setiap kawasan perencanaan. Namun hal ini belum
bisa direalisasikan karena Kabupaten Sigi baru dan hanya mempunyai 1 (satu) Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).

Komponen Kesehatan Masyarakat


Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu hal yang menentukan kualitas
Sumber Daya Manusia. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di sekitar wilayah
proyek, disediakan berbagai macam sumberdaya. Pelayanan kesehatan merupakan faktor
yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan
sangat menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit,
pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan
kesehatan. Puskesmas sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan
oleh masyarakat.
Kualitas lingkungan digambarkan dari kondisi kesehatan masyarakat dan kesehatan
lingkungan. Kesehatan masyarakat dapat digambarkan dengan profil angka penyakit yang
perantaranya air (waterborne disease). Munculnya berbagai macam waterborne disease di
Kabupaten Sigi dipengaruhi oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah masih rendahnya
kesadaran warga akan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Tabel penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air tanah (Waterborne Disease)

No. Penyakit
1. Diare
2. Demam Berdarah
3. Hepatitis A dan Hepatitis E
4. Lesi Kulit
5. Typhoid
6. Disentri
7. Cholera
8. Keracunan Timbal
9. Polio
Hasil identifikasi lapangan diperoleh data sekunder dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Sigi bahwa penyakit yang berhubungan dengan pencemaran air tanah (waterborne disease)
menunjukkan angka yang tinggi. Semua kecamatan di Kabupaten Sigi memiliki kasus penyakit
berbasis sanitasi lingkungan. Diare menempati ranking sepuluh besar penyakit di Kabupaten
Sigi. Kecamatan Lindu merupakan kecamatan endemik penyakit dengan kasus waterborne
diseases tinggi. Prevalensi waterborne disease untuk setiap kecamatan menunjukkan adanya
permasalahan sanitasi yang harus ditangani. Terdapat korelasi antara cakupan pelayanan
sanitasi dengan waterborne diseases. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa beberapa
kecamatan memiliki angka kasus waterborne disease tinggi. Wilayah dengan angka penyakit
tinggi digunakan sebagai dasar penentuan skala prioritas penanganan.
Tabel wilayah dengan kasus penyakit berbasis sanitasi tinggi di Kabupaten Sigi
No Kecamatan Penyakit Penderita Incident Rate
(Jiwa) (%)
Dermatitis 240 2,91
1 Pipikoro
Diare 313 3,79
Diare 100 1,12
2 Kulawi Selatan
Penyakit Kulit Alergi 152 1,70
Diare 413 2,76
Penyakit Kulit Alergi 398 2,66
3 Kulawi
Abses 7 0,05

Dermatitis 73 0,49
Diare 92 1,89
Penyakit Kulit Alergi 60 1,21
4 Lindu
Penyakit Kulit Karena 9 0,18
Jamur

Diare 132 2,22


Alergi Kulit 130 2,19
5 Nokilalaki
Jamur Kulit 21 0,35
Infeksi Kulit 109 1,84
Alergi 169 0,16
Diare 489 1,77

6 Palolo Infeksi Kulit 163 0,59


Dermatitis 121 0,44
Penyakit Karena Jamur 9 0,03

7 Gumbasa Diare 441 3,58


Dermatitis Kulit Alergi 323 2,12

8 Dolo Selatan Dermatitis Kulit Infeksi 115 0,75


Diare 270 1,77
Dermatitis Kulit Alergi 303 2,85

9 Dolo Barat Dermatitis Kulit Infeksi 252 2,37


Diare 345 3,24
Diare 282 3,40
10 Tanambulava
Dermatitis Alergi 295 3,55
Penyakit Kulit dan 922 4,23

11 Dolo Jaringan Subkutan

Diare 522 2,40


Penyakit Kulit Alergi 953 2,11

12 Sigi Biromaru Diare 759 1,68


Dermatitis 134 0,30
Diare 496 2,24
Penyakit Kulit Alergi 938 4,23
Penyakit Kulit Infeksi 35 0,16
13 Marawola Typus 8 0,04
Penyakit Kulit 29 0,13
karena
Jamur
Dermatitis 1.071 15,90
14 Marawola Barat
Diare 16 0,24
Penyakit Kulit Alergi 626 6,26

15 Kinovaro Diare 210 2,10


Penyakit Kulit Infeksi 23 0,23

Kapasitas Pengolahan
Berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten Sigi dan ketersediaan tangki septik yang
dimiliki penduduk maka perkiraan timbulan Lumpur tinja Kabupaten Sigi adalah sebagai
berikut:

Tabel Timbunan Lumpur Tinja yang harus ditangani Kabupaten Sigi


Tahun Proyeksi
Uraian Satuan
2016 2019 2021 2026 2031 2036

Kecamatan Sigi Biromaru

Jumlah Penduduk Jiwa 46.577 48.616 49.975 53.372 56.770 60.167

% Kepemilikan Tangki Septik % 29 70 71 73 74 75

Jumlah Penduduk dengan Jiwa 13.600 34.031 35.482 38.962 42.009 45.125
Tangki Septik

% MCK Komunal dan Tangki % 2 20 20 20 20 20


Septik Komunal

Jumlah Penduduk dengan Jiwa 1.043 9.723 9.995 10.674 11.354 12.033
Sistem Komunal
% IPAL % 0 5 5 5 5 5

Jumlah Penduduk dengan Jiwa 0 2.431 2.499 2.669 2.838 3.008


IPAL

Total % Pelayanan IPLT % 0 10 25 35 50 75

Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 0 4.618 11.994 18.307 28.101 45.125


IPLT

L/org/hari 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5


Laju Timbulan lumpur tinja
L/org/tahun 182,5 182,5 182,5 182,5 182,5 182,5

Liter/tahun 0 842.87 2.188.883 3.340.95 5.128.415 8.235.358


1 4
Produksi Total Debit Lumpur liter/hari 0,0 2309,2 5996,9 9153,3 14050,5 22562,6
Tinja
m3/hari 0,0 2,3 6,0 9,2 14,1 22,6

Lumpur Tinja yang diolah di m3/Tahun 0,0 281,0 729,6 1113,7 1709,5 2745,1
IPLT
m3/hari 0,0 0,8 2,0 3,1 4,7 7,5

Jumlah Retasi Buangan (2m3/Hari) 0 1 3 5 7 11

Kecamatan Dolo

Jumlah Penduduk Jiwa 22.503 23.576 24.291 26.078 27.866 29.653

Tahun Proyeksi
Uraian Satuan
2016 2019 2021 2026 2031 2036

% Kepemilikan Tangki Septik % 29 70 71 73 74 75

Jumlah Penduduk dengan Jiwa 6.571 16.503 17.246 19.037 20.620 22.240
Tangki Septik

% MCK Komunal dan Tangki % 2 20 20 20 20 20


Septik Komunal

Jumlah Penduduk dengan Jiwa 504 4.715 4.858 5.216 5.573 5.931
Sistem Komunal

% IPAL % 0 5 5 5 5 5

Jumlah Penduduk dengan Jiwa 0 1.179 1.215 1.304 1.393 1.483


IPAL

Total % Pelayanan IPLT % 0 10 20 30 40 50

Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 0 2.240 4.664 7.667 11.035 14.827


IPLT

L/org/hari 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5


Laju Timbulan lumpur tinja
L/org/tahun 182,5 182,5 182,5 182,5 182,5 182,5

Liter/tahun 0 408.74 851.139 1.399.21 2.013.840 2.705.836


0 5
Produksi Total Debit Lumpur liter/hari 0,0 1119,8 2331,9 3833,5 5517,4 7413,3
Tinja
m3/hari 0,0 1,1 2,3 3,8 5,5 7,4

Lumpur Tinja yang diolah di m3/tahun 0,0 136,2 283,7 466,4 671,3 901,9
IPLT
m3/hari 0,0 0,4 0,8 1,3 1,8 2,5

Jumlah Retasi Buangan (2m3/Hari) 0 1 1 2 3 4

Total Debit Lumpur Tinja m3/hari 0 3,4 8,3 13,0 19,6 30,0

Lumpur Tinja yang diolah m3/hari 0,0 1,1 2,8 4,3 6,5 10,0

Kapasitas IPLT m3/hari 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0

Jumlah Retasi Buangan (2m3/Hari) 0 1 1 2 3 5

Kebutuhan Truk Tinja Buah 0 1 1 1 2 2

Sumber: SOP IPLT SIGI, 2016 Tahapan Pengolahan Air Limbah Domestik (ALD)

Tahapan Pengolahan Air Limbah Domestik (ALD)


1. Pengolahan Setempat
Sub sistem pengolahan setempat berfungsi untuk mengumpulkan dan mengolah air
limbah domestik di lokasi sumber. Adapun kapasitas pengolahan terdiri atas:
• Skala individual dapat berupa jamban atau cubluk, tangki septik, dengan bidang
resapan, biofilter dan unit pengolahan air limbah fabrikasi.
• Skala komunal dapat berupa tangki septik komunal, biofilter yang diperuntukkan
untuk 2 (dua) sampai dengan 10 (sepuluh) unit rumah tinggal dan mandi cuci kakus
(mck) dapat berupa permanen atau non permanen untuk melayani sampai dengan
200 jiwa.
2. Pengangkutan
Sub sistem pengangkutan merupakan sarana untuk memindahkan lumpur tinja dari
sub sistem pengolahan setempat ke sub sistem pengolahan lumpur tinja. Sarana
yang digunakan yaitu truk tinja ataupun motor tinja roda tiga.
3. Pengolahan Lumpur Tinja di IPLT
Sub sistem pengolahan lumpur tinja berfungsi untuk mengolah lumpur tinja yang
masuk ke dalam IPLT. Sub sistem pengolahan lumpur tinja terdiri dari pengolahan
fisik, pengolahan biologis dan atau pengolahan kimia. Prasarana dan sarana IPLT
terdiri atas:
• Unit penyaringan secara mekanik atau manual, berfungsi untuk memisahkan atau
menyaring benda kasar di dalam lumpur tinja.
• Unit pengumpulan, berfungsi untuk mengumpulkan lumpur tinja dari kendaraan
penyedot lumpur tinja sebelum masuk ke unit pengolahan berikutnya.
• Unit pemekatan, berfungsi untuk memisahkan padatan dengan cairan yang
dikandung lumpur tinja, sehingga konsentrasi padatan akan meningkat atau
menjadi lebih kental.
• Unit stabilisasi, berfungsi untuk menurunkan kandungan organik dari lumpur tinja,
baik secara anaerobik maupun aerobik.
• Unit pengeringan, lumpur berfungsi untuk menurunkan kandungan air dari lumpur
hasil olahan, baik dengan mengandalkan proses fisik dan atau proses kimia.
• Unit pemrosesan lumpur kering, berfungsi untuk mengolah lumpur yang sudah
stabil dari hasil pengolahan lumpur sebelumnya untuk kemudian dimanfaatkan.

Prosedur Operasional IPLT Kabupaten Sigi


Perencanaan pengelolaan air limbah domestik yang akan diberikan oleh UPTD
disesuaikan dengan jenis pelayanan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten
Sigi. UPTD Air Limbah Domestik diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal
mengingat fungsi dari UPTD sendiri yang hanya terfokus dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan Standar Operasi Prosedur (SOP) yakni terkait hal-hal teknis, sehingga diharapkan
terdapat peningkatan terhadap produk layanan dan jumlah penerima layanan.
Perencanaan pelayanan pengelolaan Air Limbah Domestik yang akan diberikan oleh
UPTD dapat disesuaikan dengan hasil Perencanaan Teknis Manajemen Air Limbah Domestik
dan Rencana Teknis Rinci Air Limbah Domestik Kabupaten Sigi (2016). Adapun tahapan
prosedur pengolahan air limbah di IPLT Kabupaten Sigi, yaitu:
A. Kolam Sludge Separation Chamber (SSC)
Proses pengolahan terjadi pada aliran semi tetap (semi batch), artinya limbah tinja
yang masuk terkumpul dalam SSC tanpa ada keluaran yang berarti pada periode
yang sama. Dalam proses ini keluaran hanya pada filtrat yang besar volumenya yang
tidak sebanding dengan masukannya. Proses pengolahan limbah yang terjadi di SSC
adalah:
• Proses pengendapan. Proses ini terjadi selama pengoperasian bak SSC.
• Proses penyaringan. Limbah tinja yang mengalami proses pengendapan akan
melewati media kerikil penyaring. Partikel-partikel akan terperangkap di media
dan sebagian lolos menuju bak pengumpul filtrat. Selama lebih kurang 7 hari
pori-pori media sudah terisi penuh partikel yang tertangkap, sehingga media ini
sudah tidak mampu menyaring lagi.
• Proses dekantasi (pengambilan/drain supernatant), karena proses penyaringan di
media sudah berhenti, maka akan terjadi proses pengendapan di atas lapisan
media, sehingga akan terpisah antara lapisan padatan dan cairan. Pengambilan
cairan ini dilakukan dengan mengalirkannya melalui gutter. Pengaliran dilakukan
dengan mengatur pintu air yaitu dengan menurunkannya secara perlahan dari
titik ketinggian tertentu.
• Proses Pengeringan. Setelah diturunkan sampai mencapai lapisan padatan (dasar
gutter), penurunan dihentikan sehingga proses pengeringan terjadi pada saat ini.
B. Kolam Anaerobik
Kolam Anaerobik menerima supernatant dari bak Solid Separation Chamber (SSC).
Dengan kedalaman dasar kolam antara 3,5 – 4 meter maka proses biodegradasi
secara anaerobik akan terjadi pada kolam ini. Pada unit anaerobik ini bahan organik
dalam air limbah akan dimanfaatkan oleh mikroorganisme anaerobik untuk
metabolisme dan tumbuh. Mikroorganisme yang mati dan akan mengendap di
bagian bawah. Supernatant hasil proses unit anaerobik akan mengalir keluar
menuju kolam Fakultatif.
C. Kolam Fakultatif
Di dalam sistem kolam fakultatif, air limbah berada pada kondisi aerobik dan
anaerobik pada waktu yang bersamaan. Zona aerobik terdapat pada lapisan atas
atau permukaan sedangkan zona anaerobik berada pada lapisan bawah atau dasar
kolam. Batas antara zona aerobik dan anaerobik tidak tetap, dipengaruhi oleh
adanya pengadukan (mixing) oleh angin serta penetrasi sinar matahari.
D. Kolam Maturasi
Tahap terakhir dari kolam stabilisasi adalah kolam maturasi atau disebut juga kolam
pematangan. Berhubung semakin rendahnya kandungan BOD 5, maka kondisi
aerobik akan terwujud di seluruh bagian ke dalam bak. Prinsip pengolahan ini
adalah bahan organik dioksidasi oleh bakteri aerobik dan fakultatif dengan
menggunakan oksigen yang terlarut dalam air. Ciri-ciri fisik kolam ini jika dilihat
kondisinya hampir sama dengan kolam anaerobik dan fakultatif hanya menampung
lumpur tinja dengan kadar air yang tinggi akibat pengenceran. Sehingga dipastikan
kondisi kolam aerobik sepenuhnya. Kolam maturasi berfungsi untuk:
1. Peningkatan kualitas efluen (penyisihan BOD)
2. Penyisihan bakteri patogen akibat sinar UV matahari
3. Penyisihan nutrien (N dan P)
E. Kolam Wetland
Prinsip dasar sistem wetlands untuk pengolahan air limbah domestik adalah pada
proses respirasi tumbuhan air. Tumbuhan air ini mampu menghisap oksigen dari
udara melalui daun, batang, akar dan rhizomanya yang kemudian dilepaskan
kembali pada daerah sekitar perakaran (rhizosphere). Hal ini dimungkinkan karena
jenis tumbuhan air ini mempunyai ruang antar sel atau lubang saluran udara
(aerenchyma) sebagai alat transportasi oksigen dari atmosfer ke bagian perakaran.
Kelebihan lain dari tumbuhan air adalah dapat bertahan hidup pada kondisi
anaerobik (tanpa oksigen). Daerah rhizosphere yang bersifat aerob memungkinkan
aktivitas berbagai bakteri pengurai bahan organik pencemar (nitrogen dan fosfor)
meningkat. Proses penguraian amonia menjadi nitrat (nitrifikasi) juga meningkat.
Proses ini terjadi terus-menerus tanpa berhenti.
F. Drying Area
Proses pengolahan yang terjadi di bak Drying Area (DA) ini sebagian besar adalah
proses pengeringan, sedikit proses penyaringan dan proses desinfeksi dengan sinar
matahari. Padatan/lumpur (pasir atau material anorganik, sedikit material organik,
serta scum kering).

Gambaran tentang data eksisting pengelolaan air limbah domestik yang telah diuraikan
sebelumnya menunjukkan bahwa pembentukan UPTD Air Limbah Domestik di Kabupaten
Sigi adalah kebutuhan. Lingkup pengelolaan UPTD air limbah domestik yang tepat untuk
memenuhi kebutuhan itu adalah UPTD Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat
(SPALD-S) Kelas A.

II.2.2. Penyediaan barang/jasa yang diperlukan secara terus menerus


Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Sistem Pengelolaan Air lImbah Domestik
Setempat (SPALD-S) melaksanakan pelayanan secara terus menerus dalam kegiatan reguler
harian yang mencakup pengolahan setempat, pengangkutan atau penyedotan lumpur tinja,
dan pengolahan lumpur tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Limbah domestik dihasilkan oleh manusia setiap hari dan apabila limbah domestik
tersebut tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak yang negatif pada kesehatan
masyarakat. Limbah domestik, khususnya tinja, yang tertampung dalam tangki septik (septic
tank) yang tidak pernah disedot akan menghasilkan bakteri sumber penyakit yang dapat
merusak sistem pencernaan manusia, seperti yang telah tergambarkan di sub bab
sebelumnya. Terlebih jika praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS) masih tinggi di
masyarakat dan sanitasi yang buruk, membuat derajat kesehatan masyarakat akan
mengalami penurunan.
Layanan operasional air limbah SPALD-S yang dilakuakan UPTD dapat dilaksanakan
setiap hari dan dibarengi dengan sosialiasi program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
dan utamanya program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT) dimana ada penjadwalan
penyedotan di setiap rumah.

II.3. Kontribusi dan Manfaat Langsung dan Nyata Kepada Masyarakat dan/atau dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan (Penerima Manfaat)
II.3.1. Layanan kepada masyarakat menjadi Lebih dekat, murah, dan cepat Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) Sistem Pengelolaan Air lImbah Domestik
Setempat (SPALD-S) Kabupaten Sigi akan berada di lokasi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT) di Desa Ngatabaru, Kecamatan Sigi Biromaru. Kantor UPTD lokasinya jauh dari kantor
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sigi di Kawasan Perumahan Kelapa
Gading, Kalukubula. Pembentukan UPTD yang berkantor di lokasi IPLT membuat layanan
akan menjadi dekat, cepat, dan murah.

Peta Jarak IPLT Ngatabaru ke Kantor Dinas PU dan Perumahan kabupaten Sigi

II.3.2. Layanan yang diberikan UPTD merupakan layanan pemerintah yang dibutuhkan oleh
masyarakat, sehingga jika tidak tersedia akan mengganggu kehidupan masyarakat
atau penyelenggara pemerintahan
Sub urusan air limbah domestik merupakan urusan wajib pemerintah sebagaimana
yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah,
termasuk dalam lampiran undag-undang tersebut. Urusan tersebut harus tersedia bagi
masyarakat. Terlebih air limbah adalah urusan wajib berkaitan dengan layanan dasar dimana
pemerintah daerah harus memenuhi Standar Pelayanan Minimal dalam pelaksanaannya.
Pengelolaan air limbah yang tidak terkelola dengan baik sesuai standar sanitasi akan
berdampak pada pencemaran lingkungan sehingga berpotensi menjadi wabah penyakit dan
merugikan masyarakat. Pengelolaan air limbah oleh Pemerintah Daerah tidak hanya telah
menjadi kewajiban, tetapi juga kebutuhan bagi masyarakat.
II.3.3. Layanan yang diberikan belum disediakan oleh BUMN, BUMD, swasta atau penyedia
lainnya
Sejauh ini, hingga telah terbangunnya Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Desa
Ngatabaru, Kecamatan Sigi Biromaru, belum ada layanan air limbah domestik di Kabupaten
Sigi, baik yang disediakan oleh BUMN, BUMD, swasta atau penyedia lainnya. Terbangunnya
IPLT yang juga dilengkapi sarana dan prasarana penunjangnya diharapkan dapat memberikan
layanan pengelolaan air limbah domestik.
Peran pemerintah daerah dalam pengelolaan air limbah dengan menginisiasi
terbentuknya UPTD SPALD-S akan menjawab kebutuhan pengelolaan air limbah di
Kabupaten Sigi sebagaimana satu dari misinya yakni meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

II.4. Sumber Daya Pegawai, Pembiayaan, Sarana dan Prasarana


II.4.1. Pegawai yang akan ditempatkan pada UPTD tidak mengakibatkan terganggunya kinerja
unit-unit organisasi lain
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sigi Nomor 5 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, memberikan kewenangan kepada Dinas
Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sigi sebagai perangkat daerah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang dan
urusan pemerintahan bidang perumahan dan kawasan permukiman. Dinas Pekerjaan Umum
dan Perumahan merupakan salah satu perangkat daerah yang ada di Kabupaten Sigi yang
bertipe A. Susunan Organisasi pada Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sigi terdiri
dari:
1. Kepala Dinas (Plt)
2. Sekretariat
3. Bidang Bina Marga
4. Bidang Sumber Daya Air
5. Bidang Cipta Karya
6. Bidang Tata Ruang dan Bina Konstruksi
7. Bidang Perumahan dan Pengembangan Kawasan
8. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Peralatan dan Perbekalan
9. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengelolaan Air Minum

Jumlah SDM yang bekerja pada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sigi adalah
berjumlah 193 orang dengan klasifikasi sebagai berikut:

1. Pegawai Negeri Sipil : 80 orang


2. Pegawai Harian Lepas (PHL)/Honorer : 113 orang

Tabel Sumber Daya Pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sigi
NO URAIAN JUMLAH (orang)
.
1 Jumlah Total Pegawai 193
2 Pejabat Struktural
a. Jumlah pejabat Eselon I
b. Jumlah pejabat Eselon II
c. Jumlah pejabat Eselon III 5
d. Jumlah pejabat Eselon IV 16
3 Staf dan Fungsional
a. Staf 59
b. Fungsional
c. Pegawai Non PNS
4 Pegawai yang langsung menangani air limbah 18
a. Unsur PNS 5
b. Unsur Non PNS 8
c. Tenaga Harian Lepas 5

Dari uraian tabel di atas menjelaskan ketersediaan Sumber Daya Manusia dari dinas
untuk operasional UPTD SPALD-S, termasuk operasional IPLT dan bahwa tidak akan
mengganggu tugas dari dinas lain yang pegawainya diambil.

II.4.2. Tidak menambah pegawai baru, baik PNS ataupun honorer


Sumber daya pegawai pada dinas yang akan membentuk UPTD dan kebutuhan Sumber
Daya Manusia yang akan mengoperasikan UPTD tercukupi. Dari tabel di atas tergambarkan
kecukupan dan kebutuhan tersebut, khususnya pegawai yang menangani air limbah
sejumlah 18 orang. Jadi tidak menambah pegawai baru atau mengambil sumber daya
pegawai dan mengganggu kinerja dari dinas atau perangkat daerah yang lain.

Tabel Ketersediaan dan Kebutuhan SDM UPTD SPALD-S (Tipe A)


No. Jabatan Ketersediaan Kebutuhan Kekurangan/Kelebihan
1. Kepala UPTD 1 orang 1 orang
2. Kepala Sub Bagian tata
1 orang 1 orang
Usaha
3. Administrasi Umum 1 orang 1 orang
4. Administrasi Keuangan 1 orang 1 orang
5. Tenaga Laboratorium 1 orang 1 orang
6. Tenaga Supervisi 1 orang 1 orang
7. Tenaga Mekanik 1 orang 1 orang Kelebihan 6 orang
8. Tenaga Administrasi 1 orang 1 orang
9. Tenaga Pembelian 1 orang 1 orang
10. Pramu Bakti 1 orang 1 orang
11. Sekuriti 1 orang 1 orang
12. Sopir Truk 1 orang 1 orang
Jumlah 12 orang 12 orang

II.4.3. Belanja pegawai dan biaya operasional kantor tidak mengurangi belanja publik Sub
bab ini mengurai apa saja kebutuhan biaya operasional dan pemeliharaan apabila UPTD
dibentuk di dinas, meski secara detail akan menjadi rinci pembahasannya pada Bab Analisis
Rasio Belanja Pegawai. Sebagai gambaran awal, berikut adalah besaran belanja pegawai dan
belanja barang/jasa dinas tahun terakhir (2019).

Tabel Belanja Pegawai Tahun 2019


Belanja Tahun 2019 (Rp)
Belanja pegawai tidak langsung 5.523.663.800,00
Belanja pegawai langsung 975.600.000,00
Total belanja pegawai 6.499.263.800,00

Total belanja dinas 150.928.519.008,00


Belanja Pegawai + Belanja Barang dan Jasa +
Belanja Peralatan + Belanja Modal + Belanja lainnya

Tabel Belanja Barang/Jasa Tahun 2019


Total Belanja Barang dan Jasa 1.313.752.560,00
Belanja Bahan Pakai habis 576.390.560,00
Belanja Alat tulis kantor 272.280.440,00
Belanja Perangko, Materai, dan benda Pos Lainnya 5.475.000,00
Belanja Alat Kebersihan 7.830.000,00
Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas 290.805.120,00
Belanja Jasa Kantor 140.400.000,00
Belanja Listrik 94.800.000,00
Belanja Surat Kabar/Majalah 1.800.000,00
belanja Kawat/Faksimili/Internet/TV 43.800.000,00
Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor 348.250.000,00
Belanja Jasa Service 241.800.000,00
Belanja Penggantian Suku Cadang 41.000.000,00
Belanja Surat Tanda Nomor Kendaraan 9.900.000,00
Belanja Pajak Kendaraan Bermoto 32.750.000,00
Belanja Bahan Bakar Minyak/Pelumas 22.800.000,00
Belanja Cetak dan Penggandaan 64.762.000,00
Belanja Cetak 11.012.000,00
Belanja Penggandaan 53.750.000,00
Belanja Sewa Rumah/ Gedung/Kantor/Tempat 100.000.000,00
Belanja Sewa Rumah/ Gedung/Kantor/Tempat 100.000.000,00
Belanja Makanan dan Minuman 33.450.000,00
Belanja Makanan dan Minuman Rapat 33.450.000,00
Belanja Perjalanan Dinas 25.000.000,00
Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah 25.000.000,00
Belanja Pemeliharaan 25.500.000,00
Belanja Pemeliharan Aset Tetap Lainnya 25.500.000,00

Komponen kebutuhan biaya operasional UPTD SPALD-S:


1. Operasional dan pengelolaan IPLT
a. Kegiatan Rutin Berkala perbaikan Perpipaan
b. Kegiatan Rutin Berkala perbaikan Mesin dan Pompa
c. Kegiatan Belanja Bahan Bakar
d. Pemantauan Kualitas Pengolahan IPLT 2 kali/Minggu
2. Operasional untuk satu truk vakum
a. Untuk Bahan Bakar 1 Liter = 5 km, per hari ±200 km (4 kali angkut) x 23 hari kerja
b. Untuk Minyak Pelumas (asumsi 10 persen dari bahan bakar)
c. Perbaikan atas kerusakan (asumsi 15% dari bahan bakar)
d. Biaya Pengganti suku cadang (asumsi 15% dari bahan bakar)
3. Operasional administrasi dan umum
a. Alat Tulis Kantor (ATK)
b. Listrik

II.4.4. Tersedia sarana dan prasarana kerja berupa kantor dan perlengkapannya
Sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Sigi ditandai dengan
terbangunnya Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).

Tabel Gambaran IPLT Kabupaten Sigi


Lokasi : Desa Ngatabaru, Kecamatan Sigi Biromaru
Kapasitas : -
Luas area : 2.400 M²
Tahun dibangun : 2017

Tahun renovasi : -

Kondisi saat ini : Belum beroperasi

Foto sebelumnya :
(Mei 2018)

Foto saat ini :


(Agustus 2020)

1. Fasilitas Utama:
No Fasilitas Utama Foto Kondisi Saat Ini
.
Kolam Sludge Separation
1. Baik
Chamber (SSC)

2. Kolam Anaerobik Baik

3. Fakultatif

4. Maturasi Baik

5. Wetland

6. Drying Area Baik


7. Hanggar Kompos Baik

Kondisi kantor IPLT yang retak akibat gempabumi 28 September 2018

2. Fasilitas Pendukung
No Fasilitas Pendukung Foto Kondisi
.

1. Jalan akses Baik


2. Area manuver truk Baik

3. Truk tinja Baik

4. Motor sedot tinja - -

II.5. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksana Tugas Teknis Operasional


Standar Operasional Prosedur UPTD SPALD-S Kabupaten Sigi sedang dalam penyusunan
bersamaan dengan rencana pembentukan UPTD yang dimaksud. Dalam pelaksanaan
operasional pengelolaan infrastruktur air limbah domestik harus merujuk pada Standar
Operasional Prosedur (SOP) pelayanan pengolahan air limbah.

TABEL DAFTAR SOP BERDASARKAN KELOMPOK ASPEK STRATEGIS


PENGELOLAAN UPTD SPALD-S
No No. SOP Keterangan
.
Manajemen dan Administrasi Operator
1. 1.A.1 SOP menyusun rencana kerja dan anggaran UPTD
2. 1.A.2 SOP menyusun laporan kinerja triwulanan UPTD
3. 1.B.1 SOP memonitor dan mengevaluasi pengelolaan UPTD
4. 1.B.1.1 Tata Kerja Individu (TKI) penyiapan pelaksanaan monitoring evaluation
(monev)
5. 1.C.1.1 SOP Menerima Surat Masuk
6. 1.C.1.2 SOP Menyiapkan Surat Keluar
7. 1.C.1.3 TKI Pengiriman Surat Keluar
8. 1.C.2 SOP Mengusulkan Pemeliharaan Gedung & Kantor
9. 1.C.3 SOP Mengusulkan Pemeliharaan Kendaraan Dinas
10. 1.D.1 SOP Mengajukan Uang Muka Kerja
11. 1.D.2 SOP Mengajukan Pembayaran Pihak ke-3
Sumber Daya Manusia
12. 2.A.1 TKI Cara Menyusun SOP
13. 2.B.1 TKI Cara Penyusunan Uraian Kerja (Job Description)
14. 2.D.1 SOP Perekrutan Tenaga Kerja
15. 2.D.1.1 SOP Proses Seleksi
16. 2.E.1 TKI Melakukan Asesmen Kinerja Tenaga Kerja
Aset Operasi
17. 3.D.1 TKI Mengoperasikan & Memelihara Truk Tinja
18. 3.D.2 SOP Melayani Penyedotan Tinja
19. 3.D.2.1 TKI Menyedot Lumpur Tinja
20. 3.D.2.2 TKI Mengangkut & Membuang Lumpur Tinja
21. 3.D.4 SOP Menyiapkan Administrasi & Teknis LLTT
22. 3.D.5 SOP Menyedot Lumpur Tinja LLTT
23. 3.D.6 SOP Mengangkut dan Membuang Lumpur Tinja LLTT
Manajemen Pelanggan
24. 5.A.2 SOP Mengisi dan Memutakhirkan Data Pelanggan
25. 5.A.3 SOP Menerima Pelanggan Baru LLTT
26. 5.B.1 TKI Komunikasi dengan Pelanggan menggunakan Telepon
27. 5.C.1 SOP Menangani Keluhan Pelanggan
Pendapatan
28. 6.C.1 SOP Mencetak, Mendistribusikan & Menerima Pembayaran Rekening
Tagihan

II.6. Jabatan teknis yang tersedia sesuai tugas dan fungsi UPTD dan nama pegawai (tenaga)
teknis
Tenaga yang dibutuhkan ketika dibentuk UPTD SPALD-S adalah tenaga-tenaga yang
memiliki kompetensi sesuai dengan keahlian di bidangnya masing-masing. Jika di Dinas
Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sigi tidak ada kelompok Jabatan
fungsional/tenaga teknis yang dibutuhkan maka dapat diambil dari dari jabatan fungsional
dari dinas lain yang tersedia namun tetap harus memperhatikan bahwa pengambilan jabatan
fungsional/tenaga teknis tersebut tidak mempengaruhi kinerja dari asal jabatan fungsional
tersebut. Jika memperhatikan pembagian jabatan fungsional maka dapat dibagi atas jabatan
fungsional tertentu dan jabatan fungsional umum. Jabatan fungsional tertentu adalah
jabatan yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya memiliki butir-butir capaian angka
kredit sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan fungsional berdasarkan keahlian dan
keterampilan yang dimiliki. Jabatan fungsional umum adalah jabatan yang dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tidak memiliki angka kredit sesuai bidang teknis
dan/atau administrasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Adapun gambaran Kebutuhan SDM apabila dibentuk UPTD adalah sebagai berikut:
1. Kepala UPTD
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
3. Administrasi Umum
4. Administrasi Keuangan
5. Tenaga Laboratorium
6. Tenaga Supervisi
7. Tenaga Mekanik
8. Tenaga Administrasi
9. Tenaga Pembelian
10. Pramu Bakti (Cleaning Service)
11. Sekuriti
12. Sopir Truk
BAB III
ANALISIS BEBAN KERJA

Analisis beban kerja digunakan untuk mengetahui jumlah jam beban kerja efektif UPTD
per tahun. Pada bagian ini akan diuraikan tugas dari Kepala UPTD, Kasubag tata Usaha dan
Pelaksana, menghitung beban kerja masing-masing jabatan tersebut, dan total keseluruhan
jam kerja efektif.
Pada bagian ini analisa beban kerja juga terkait dengan SOP dan uraian tugas yang akan
dilakukan dalam operasional UPTD sebagai berikut:

Tabel analisis beban kerja Kepala UPTD

Jam
Norma Jumlah
Hasil Satuan Kerja Beban
No Jabatan Tugas Jabatan Uraian Tugas Waktu Jam Kerja
Kerja Hasil Efektif Kerja Jumlah
(menit) Efektif
Kerja pertahun Pegawai
10 = 5 x 7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11
x9
1 Kepala Memimpin, merencanakan, 1 Mengumpulkan bahan
UPTD melaksanakan, dan menyusun draft 1 Dokumen 3000 72000 10 30000 0,417
mengendalikan, renana strategis UPTD
mengevaluasi dan 2 Mengkaji dan mengusulkan
melaporkan draft rencana strategis
1 Dokumen 36 72000 5 180 0,003
penyelenggaraan kegiatan UPTD kepada kepala
teknis operasional UPTD dinas
sesuai kebijakan yang 3 Mengumpulkan bahan dan
ditetapkan oleh Kepala menyusun RKA dan DPA 1 Dokumen 180 72000 4 720 0,010
Dinas PUPR berdasarkan UPTD
peraturan perundang- 4 Membahas RKA dan DPA 1 Kegiatan 600 72000 15 18000 0,250
UPTD
undangan
5 Mengumpulkan bahan
dan menyusun
pembagian jadwal
1 Dokumen 600 72000 10 6000 0,083
kegiatan
Pengelolaan Air Limbah
Domestik
6 Mengkaji dan menyetujui
pembagian jadwal kegiatan
1 Dokumen 120 72000 52 6240 0,087
Pengelolaan Air Limbah
Domestik
7 Mengkoordinasikan
pegawai dalam
1 Kegiatan 90 72000 52 4680 0,065
pelaksanaan Pengelolaan
Air Limbah Domestik
8 Mengarahkan pegawai
dalam pelaksanaan
Pengelolaan Air Limbah 1 Kegiatan 20 72000 30 600 0,008
Domestik
9 Melakukan koordinasi
kegiatan Pengelolaan Air
Limbah Domestik dengan 1 Kegiatan 120 72000 12 1440 0,020
dinas dan pihak terkait
diluar dinas
10 Melakukan pemantauan
pelaksanaan kerja UPTD
1 Dokumen 45 72000 52 2340 0,033
Pengelolaan Air Limbah
Domestik
11 Menyusun dan
melaporakan pelaksanaan
kegiatan UPTD 1 Dokumen 30 72000 15 450 0,006
Pengelolaan Air Limbah
Domestik kepada dinas
12 Menilai kinerja pegawai
UPTD Pengelolaan Air 1 Dokumen 60 72000 15 900 0,013
Limbah Domestik
13 Melaksanakan tugas lain
yang diberikan oleh Kepala 1 Dokumen 60 72000 3 180 0,003
Dinas
Menit 71730 0,996
Jumlah Jam Kerja Efektif Jam 1195.5 1 Orang

Tabel analisis beban kerja Kepala Sub Bagian Tata Usaha


Norma Jam Jumlah
Satuan Kerja Jam
Hasil Waktu Beban Jumlah
No Jabatan Tugas Jabatan Uraian Tugas Hasil
Kerja ( menit Efektif Kerja Kerja Pegawai
Kerja
) pertahun Efektif
10 = 5 x
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11
7 x 9
2 Kepala Melaksanakan urusan 1 Mengkoordinasikan
Subag ketetausahaan, penyelenggaraan 3 Kegiatan 30 72000 52 4680 0,065
Tata administrasi, ketatausahaan
Usaha kepegawaian dan 2 Menyiapkan dokumen surat 1 Dokumen 30 72000 52 1560 0,022
keuangan serta perjanjian kontrak
pelayanan rumah 3 Mengendalikan persediaan alat
3 Kegiatan 30 72000 52 4680 0,065
tangga dan tulis kantor
administrasi 4 Menyusun kebutuhan alat tulis
3 Kegiatan 30 72000 52 4680 0,065
kantor
5 Menginvestasi, mengidentifikasi
kondisi sarana dan prasarana
2 Kegiatan 30 72000 52 3120 0,043
Pengelolaan Air Limbah
Domestik
6 Mengkoordinasikan
penyelenggaraan
5 Kegiatan 60 72000 52 15600 0,217
pengadministrasian
kepegawaian
7 Memetakan dan membuat
laporan kebutuhan diklat 1 Dokumen 30 72000 52 1560 0,022
pegawai
8 Memfasilitasi kebutuhan
administrasi pegawai yang akan 2 Kegiatan 20 72000 52 2080 0,029
mengikuti kegiatan diklat
9 Menyusun laporan pegawai
yang telah selesai melakukan 1 Dokumen 20 72000 52 1040 0,014
diklat
10 Mengkoordinasikan
5 Kegiatan 60 72000 52 15600 0,217
pengadministrasian keuangan
11 Menyusun laporan keuangan 1 Dokumen 60 72000 52 3120 0,043
12 Mengkoordinasikan
pelaksanaan pelayanan
umum (data pelanggan dan
1 Kegiatan 60 72000 52 3120 0,043
keluhan pelanggan)
Pengelolaan Air
Limbah Domestik
13 Mengelola data pelanggan
Pengelolaan Air Limbah 5 Dokumen 30 72000 52 7800 0,108
Domestik
14 Menyelesaikan keluhan
pelanggan Pengelolaan Air 5 Kegiatan 30 72000 52 7800 0,108
Limbah Domestik
15 Menyusun laporan pelaksanaan
1 Dokumen 20 72000 52 1040 0,014
pelayanan umum
16 Melaksanakan tugas lain yang
1 Kegiatan 60 72000 52 1800 0,025
diberikan oleh Kepala UPTD
Menit 79280 1,1
Jumlah Jam Kerja Efektif
Jam 1321.3 1 Orang
Tabel analisis beban kerja Pengadminitrasi Umum

Satuan Norma Jam Jumlah


Hasil Hasil Waktu Kerja Beban Jam Kerja Jumlah
No Jabatan Tugas Jabatan Uraian Tugas
Kerja Kerja (menit) Efektif Kerja Efektif Pegawai
pertahun
10 = 5 x 7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11
x9
3 Pengadministrasi Melaksanakan 1 Melakukan pencatatan data 2 Kegiatan 30 72000 52 3120 0,043
Umum urusan sarana dan prasarana
ketetausahaan, 2 Mencatat dan mengarsip surat
administrasi, masuk dan keluar dalam 2 Dokumen 30 72000 52 3120 0,043
kepegawaian dan agenda
keuangan serta 3 Mengajukan surat masuk
5 Kegiatan 10 72000 52 2600 0,036
pelayanan rumah kepada atasan
tangga dan 4 Menerima dan
mendistribusikan
administrasi 5 Kegiatan 10 72000 26 1300 0,018
surat yang telah didisposisi dari
atasan
5 Melakukan update data base
1 Kegiatan 30 72000 52 7800 0,018
pegawai
6 Membuat buku induk pegawai 5 Dokumen 60 72000 52 3120 0,043
7 Menyiapkan blanko daftar hadir
5 Dokumen 15 72000 52 3900 0,054
pegawai
8 Merekap daftar hadir pegawai 5 Kegiatan 30 72000 52 7800 0,108
9 Membuat laporan kehadiran
1 Kegiatan 15 72000 52 3900 0,054
pegawai
10 Mengumpulkan SKP pegawai 1 Dokumen 15 72000 52 780 0,011
11 Membuat buku cuti pegawai 1 Dokumen 15 72000 52 780 0,011
12 Menyiapkan surat cuti pegawai 1 Dokumen 15 72000 52 780 0,011
13 Menyiapkan data tenaga
1 Dokumen 15 72000 52 780 0,011
kontrak
14 Menyimpan arsip data-data
1 Dokumen 30 72000 52 1560 0,022
kepegawaian
15 Mencatat dan mengarsipkan
1 Dokumen 15 72000 52 780 0,011
dokumen perjanjian kontrak
16 Menerima pendaftaran
5 Kegiatan 10 72000 52 2600 0,036
pelanggan baru
17 Memutakhirkan basis data
5 Kegiatan 15 72000 52 3900 0,054
pelanggan
18 Menerima dan mencatat
5 Kegiatan 30 72000 52 7800 0,108
keluhan pelanggan
19 Melaksanakan tugas yang 1 Kegiatan 60 72000 52 3120 0,043
diberikan pimpinan
Menit 59540 1122.00
Jumlah Jam Kerja Efektif
Jam 992.3 1 Orang
Tabel analisis beban kerja Pengadministrasi Keuangan
Norma Jam Jumlah
Satuan
N Hasil Waktu Kerja Beban Jam Jumlah
Jabatan Tugas Jabatan Uraian Tugas Hasil
o Kerja ( menit Efektif Kerja Kerja Pegawai
Kerja
) pertahun Efektif
10 = 5 x
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11
7x9
4 Pengadministrasian Melaksanakan 1 Mempelajari dokumen 1 Dokumen 30 72000 52 1560 0,022
Keuangan urusan rancangan anggaran
ketetausahaan, UPTD
administrasi, 2 Menyiapkan dan
kepegawaian mengajukan surat
5 Kegiatan 30 72000 52 7800 0,108
dan keuangan permohonan pembayaran (
serta pelayanan SPP )
rumah tangga 3 Mengurus surat perintah
dan membayar (SPM)
administrasi berdasarkan prosedur 5 Kegiatan 30 72000 52 7800 0,108
yang berlaku untuk
penerimaan uang
4 Mengurus Surat Perintah
5 Kegiatan 30 72000 52 7800 0,108
Pencairan Dana (SPPD)
5 Melakukan pembayaran
5 Kegiatan 60 72000 52 15600 0,217
atas tagihan
6 Melayani permintaan uang
5 Kegiatan 30 72000 52 7800 0,108
muka
7 Mengelola kas kecil 5 Kegiatan 60 72000 52 15600 0,217
8 Mencatat dan
5 Kegiatan 30 72000 52 7800 0,108
membukukan keuangan
9 Mengarsipkan bukti-bukti
5 Kegiatan 30 72000 52 7800 0,108
pembayaran
10 Melaksanakan tugas lain
yang diberikan oleh 1 Kegiatan 60 72000 30 1800 0,025
pimpinan
Menit 81360 1 , 13
Jumlah Jam Kerja Efektif
Jam 1356 1 Orang
Tabel analisis beban kerja Pramu Bakti

Norm Jam
Hasi a Kerja Jumla
Satuan Jumlah
N Jabata Tugas l Wakt Efektif Beban h
Uraian Tugas Hasil Jam Kerja
o n Jabatan Kerj u pertahu Kerja Pegaw
Kerja ( meni Efektif
a n ai
t)
10 = 5 x 7 x
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11
9
5 Pramu Melakukan 1 Menyiapkan,
Bakti kegiatan membersihkan dan Kegiata
5 180 72000 78 70200 0,975
penyiapan merapikan ruangan kantor n
peralatan dan UPTD
penyajian 2 Menyiapkan ruangan rapat Kegiata
1 90 72000 78 7020 0,098
kebutuhan dan kelengkapannya n
untuk 3 Melakukan perawatan
pelaksanaan tanaman di lingkungan Kegiata
5 60 72000 78 23400 0,325
kegiatan di kantor n
kantor UPTD
4 Merawat peralatan Kegiata
5 30 72000 78 11700 0,163
kebersihan kantor n
5 Mengisi lembar checklist Kegiata
5 15 72000 78 5850 0,081
kebersihan kantor n
6 Menyiapkan kebutuhan
pelaksana kegiatan Kegiata
5 30 72000 78 11700 0,163
kentor ( makan dan n
minum )
7 Melakukan pengiriman
surat Kegiata
5 60 72000 78 23400 0,325
atau barang kepentinga n
UPTD
8 Melakukan tugas lain yang Kegiata
5 60 72000 78 23400 0,325
diberika oleh pimpinan n
Menit 176670 2,5
Jumlah Jam Kerja Efektif Jam 2944.5 1
Orang
Tabel analisis beban kerja Petugas Keamanan (Sekuriti)

Norma Jam
Satuan
Hasil Waktu Kerja Beban Jumlah Jam Jumlah
No Jabatan Tugas Jabatan Uraian Tugas Hasil
Kerja ( menit Efektif Kerja Kerja Efektif Pegawai
Kerja
) pertahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 = 5 x 7 x 9 11

6 Petugas Melakukan 1 Melakukan


Keamana kegiatan pengontrolan
n meliputi lingkungan sekitar
pengamanan kantor dan area 7 Kegiatan 180 72000 130 163800 2275.00
dan penertiban instalasi untuk
UPTD Air memastikan kondisi
Limbah keamanan
Domestik 2 Mengecek kunci-kunci
7 Kegiatan 30 72000 130 27300 0,379
pintu dan pagar
3 Memastikan penerangan di
7 Kegiatan 60 72000 130 54600 0,758
lingkungan kantor berfungsi
4 Melayani tamu yang
datang di kantor UPTD
7 Kegiatan 60 72000 130 54600 0,758
sesuai prosedur
keamanan
5 Mengatur jalur
kendaraan keluar masuk
7 Kegiatan 60 72000 130 54600 0,758
kantor dan area instalasi
pengolahan
6 membuat laporan atas
7 Kegiatan 45 72000 130 40950 0,569
kondisi keamanan
7 Melaksanakan tugas lain
yang dinerikan oleh 5 Kegiatan 60 72000 130 39000 0,542
pimpinan
Menit 434850 6 , 04
Jumlah Jam Kerja Efektif
Jam 7247.5 1 Orang
Tabel analisis beban kerja Pengemudi (Sopir)

Jam
Satuan Norma Jumlah
Hasil Kerja Beban Jumlah
No Jabatan Tugas Jabatan Uraian Tugas Hasil Waktu Jam Kerja
Kerja Efektif Kerja Pegawai
Kerja (menit) Efektif
pertahun
10 = 5 x 7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11
x9
7 Pengemudi Melaksanakan 1 Mempelajari data
operasi pelanggan yang
penyedotan, akan disedot dan 5 Kegiatan 15 72000 52 3900 0,054
pengankutan membuat rute
dan perjalanan
pembuangan
2 Mengisi kartu kendali
lumpur tinja 5 Kegiatan 15 72000 52 3900 0,054
transportasi
3 Menyiapkan truk tinja 5 Kegiatan 10 72000 52 2600 0,036
4 Memeriksa oli pada
kompresor udara 5 Kegiatan 10 72000 52 2600 0,036
pompa penyedotan
5 Memeriksa klem
penjepit selang
penyedot dan
pembuangan serta 5 Kegiatan 10 72000 52 2600 0,036
klem
oli pelumas ke pompa
vakum
6 Memeriksa oli truk dan
5 Kegiatan 10 72000 52 2600 0,036
ban kendaraan
7 Memeriksa mesin truk 5 Kegiatan 10 72000 52 2600 0,036
8 Menjalankan truk tinja
sesuai rencana dan
rute 5 Kegiatan 120 72000 52 31200 0,433
perjalanan di data
pelanggan
9 Membersihkan truk
tinja
5 Kegiatan 30 72000 52 7800 0,108
dan peralatan sedot
tinja
10 Menyerahkan kartu
kendali
5 Kegiatan 5 72000 52 1300 0,018
transportasi lumpur
tinja
Menit 61100 0 , 85
Jumlah Jam Kerja Efektif
Jam 1018.3 1 Orang
Tabel analisis beban kerja Teknisi Keciptakaryaan (sub sistem SPALD-S)

Satuan Norm Jam Jumlah


Hasil a Kerja Beba Jam
Hasil Waktu Efektif Jumlah
No Jabatan Tugas Jabatan Uraian Tugas Kerja n Kerja
Kerja ( meni pertahu Pegawai
Kerja Efektif
t) n
10 = 5 x
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11
7 x 9
8 Teknisi Melaksanakan 1 Memeriksa dan mencatat kondisi
Keciptakaryaa pemeriksaan tangki septik (individu dan
n (petugas tangki septik komunal) dalam rangka identifikasi
dan 1 Unit 30 72000 235 7050 0,098
pada sub calon pelanggan penyedotan
sistem melaksanakan lumpur tinja di sub-sistem
operasi
pengolahan pengolahan setempat
penyedotan,
setempat dan 2 Menyusun laporan hasil Dokume
pengangkutan
sub sistem dan pemeriksaan kondisi tangki septik n
1 60 72000 52 3120 0,043
pengangkutan pembuangan calon pelanggan di sub-sistem
) lumpur tinja pengolahan setempat
3 Menyiapkan perlengkapan
keselamatan kerja penyedotan
Kegiatan 15 72000 235 3525 0,049
(sarung tangan, boots, helm proyek,
dan masker)
4 Menyiapkan peralatan penyedotan
(selang, sekop, garu, sapu, obeng,
perlengkapan mencuci tangan,
1 Kegiatan 15 72000 235 3525 0,049
buku log, kwitansi penerimaan,
pena, surat perintah kerja,
penyedotan dan peta)
5 Membersihkan area sekitar tangki
septik sebelum melaksanakan
1 Kegiatan 15 72000 235 3525 0,033
penyedotan lumpur tinja di lokasi
pelanggan
6 Memasang selang penyedotan
lumpur tinja ke tangki septik
sebelum melaksanakan penyedotan
lumpur tinja 1 Kegiatan 10 72000 235 2350 0,033
di lokasi pelangganMemeriksa
kedalaman dan kondisi
7 tangki septik sebelum melaksanakan
penyedotan lumpur tinja di lokasi 1 Kegiatan 10 72000 235 2350 0,033
pelanggan
8 Mengoperasikan mesin vakum untuk
1 Kegiatan 10 72000 235 2350 0,033
menyedot lumpur tinja
9 Menutup tangki septik setelah
1 Kegiatan 10 72000 235 2350 0,033
penyedotan lumpur tinja
10 Merapikan selang setelah
1 Kegiatan 15 72000 235 3525 0,049
penyedotan lumpur tinja
11 Membersihkan sekitar lokasi sekitar
septik setelah penyedotan lumpur 1 Kegiatan 15 72000 235 3525 0,049
tinja
12 Menyiapkan selang pembuangan ke
dalam unit pengumpul di IPLT dalam
1 Kegiatan 10 72000 235 2350 0,033
rangka persiapan pembuangan
lumpur tinja di instalasi
13 Menormalkan tekanan dalam tangki
1 Kegiatan 5 72000 235 1175 0,016
dalam rangka persiapan
pembuangan
lumpur tinja di instalasi
14 Memastikan hubungan antar pompa
vakum dan tangki dalam keadaan
1 Kegiatan 10 72000 235 2350 0,033
normal sebelum pembuangan
lumpur tinja di instalasi
15 Membuka katup pembuangan
dan mengendalikan tekanan
pada saat pembuangan lumpur
1 Kegiatan 10 72000 235 2350 0,033
tinja ke bak pengumpul di
instalasi pengolahan lumpur
tinja
16 Menyusun laporan hasil penyedotan,
pengangkutan dan pembuangan Dokume
1 60 72000 235 14100 0,196
lumpur tinja (kondisi septik, kartu n
pelanggan, dll)
Menit 59520 0 , 96
Jumlah Jam Kerja Efekti f
Jam 992 1 Orang
Tabel analisis beban kerja Teknisi Keciptakaryaan (Petugas IPLT)

Jam
Norma
Satuan Kerja
Tugas Hasil Waktu Beban Jumlah Jam Jumlah
No Jabatan Uraian Tugas Hasil Efektif
Jabatan Kerja ( menit Kerja Kerja Efektif Pegawai
Kerja pertahun
)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 = 5 x 7 x 11
9
9 Teknisi Melaksanaka 1 Melakukan pengecekan lumpur tinja
Keciptakaryaan n operasi di di truk tinja yang akan dibuang di unit
(Petugas di instalasi pengumpul pengolahan lumpur tinja 5 Kegiatan 5 72000 52 1300 0,018
IPLT/Sub pengolahan dan mengarahkan truk tinja ke unit
sistem lumpur tinja pembuangan yang sudah ditentukan
pengolahan air 2 Memeriksa waktu tinggal air limbah
lumpur tinja) domestik di dalam bak mengumpul
sesuai dengan perencanaan pada 5 Kegiatan 5 72000 52 1300 0,018
bak pengumpul di unit pengumpul
pengolahan lumpur tinja
3 Mencatat akumulasi lumpur pada
bak pengumpul di unit pengumpul 5 Kegiatan 5 72000 52 1300 0,018
pengolahan lumpur tinja
4 Memeriksa kelancaran aliran
cairan lumpur tinja di setiap unit 5 Kegiatan 5 72000 52 1300 0,018
instalasi pengolahan lumpur tinja
5 Membersihkan sampah atau kotoran
3 Kegiatan 5 72000 52 780 0,011
di unit penyaringan
6 Melakukan pembersihan pasir dan
kenkil yang terkumpul di bak unit 3 Kegiatan 30 72000 52 4680 0,065
pemisahan partikel diskrit
7 Melakukan pengurasan lumpur pada
5 Kegiatan 60 72000 52 15600 0,217
unit pemekatan
8 Memindahkan lumpur dari unit
pemekatan ke unit pengeringan 1 Kegiatan 15 72000 52 780 0,011
lumpur
9 Melakukan pengurasan lumpur pada
1 Kegiatan 60 72000 52 3120 0,043
unit stabilisasi
10 Memindahkan lumpur dari unit
1 Kegiatan 60 72000 52 3120 0,043
stabilisasi ke unit pengeringan lumpur
11 Mengontrol kecukupan material kenkil
1 Kegiatan 15 72000 52 780 0,011
dan pasir pada unit pengering lumpur
12 Menyusun laporan pelaksanaan 1 Dokume 30 72000 52 1560
pengolahan lumpur tinja n
Menit 35620 0,473
Jumlah Jam Kerja Efektif
Jam 594 1 Orang
Tabel analisis beban kerja Penata Penyehatan

Norma Jam Jumlah


Satuan
Hasil Waktu Kerja Beban Jam Jumlah
No Jabatan Tugas Jabatan Uraian Tugas Hasil
Kerja ( menit Efektif Kerja Kerja Pegawai
Kerja
) pertahun Efektif
10 = 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 x 7 x 11
9
10 Penata Melakukan 1 Menyiapkan
penyehatan kegiatan yang peralatan untuk
meliputi 5 Kegiatan 15 72000 52 3900 0,054
lingkungan pengembalian
permukiman pencatatan, sample
penginventarisiran 2 Melakukan
, pengelompokkan
pengembalian
dan pemeriksaan 5 Kegiatan 30 72000 52 7800 0,108
sampel influent dan
di bidang
enfluent
penyehatan
3 Memberikan label
lingkungan
dan mengantarkan
permukiman 5 Kegiatan 15 72000 52 3900 0,054
sampel ke
laboratorium
4 Menerima dan
melakukan analisa
5 Kegiatan 60 72000 52 15600 0,217
hasil pengujian
laboratorium
5 Melakukan
pengarsipan data dan
5 Kegiatan 15 72000 52 3900 0,054
penyampaian sampel
dari hasil pengujian
6 Menyusun laporan
hasil pengujian
5 Kegiatan 60 72000 52 15600 0,217
kualitas influent dan
enfluent
Menit 50700 0,704
Jumlah Jam Kerja Efektif
Jam 845 1 Orang
Tabel analisis beban kerja Teknisi Keciptakaryaan (sub sistem pelayanan dan pengumpulan)

Nor Jam
Has Satua ma Kerja Jumla
Beba Jumlah
N Tugas il n Wakt Efektif h
Jabatan Uraian Tugas u n Jam Kerja
o Jabatan Kerj Hasil pertahu Pegaw
Kerja ( me Kerja Efektif
a n ai
nit )
10 = 5 x 7 x
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11
9
1 Teknisi Melaksanakan 1 Membersihkan sampah/kotoran
Kegiata
1 keciptakarya operasi dan yang menyumbat di House Inlet 5 30 72000 52 7800 0,018
pemeliharaan n
an (petugas (HI)
pad sub- pada sub- 2 Memperbaiki/mengganti House Kegiata
sistem Inlet (HI) yang rusak 5 15 72000 52 3900 0,054
sistem n
pelayanan dan
pelayanan 3 Membersihkan sampah/kotoran
pengumpulan
dan yang menyumbat pipa-pipa Kegiata
si sistem 5 15 72000 52 3900 0,054
pengumpulan pada n
Pengelolaan
) jaringan pipa lateral
Air
Limbah 4 Mengganti pipa yang rusak pada 5 Kegiata 15 72000 52 3900 0,054
Domestik jaringan pipa lateral n
Terpusat 5 Membersihkan bak penangkap 5 Kegiata 30 72000 52 7800 0,108
(SPALD-T) lemak secara rutin n
6 Membersihkan bak kontrol
bebas dari sampah agar tidak Kegiata
5 30 72000 52 7800 0,108
terjadi penyumbatan di n
dalamnya
7 Memeriksa dan membersihkan
Kegiata
lubang inspeksi di sub-sistem 5 30 72000 52 7800 0,108
pengumpulan n
8 Membersihkan sampah/kotoran
dari luar agar tidak masuk ke
dalam pipa (jaringan pipa 5 Unit 15 72000 52 3900 0,054
retikulasi
dan pipa induk)
9 Membersihkan saluran pipa
(jaringan pipa retikulasi dan pipa
Kegiata
induk) secara 5 60 72000 52 15600 0,217
n
rutinMenginventarisasi bagian
jalur
1 pipa yang sering mengalami Kegiata
1 15 72000 52 780 0,011
0 gangguan n
1 Menyusun jadwal pemeliharaan 1 Kegiata 15 72000 52 780 0,011
1 pipa pengumpul n
1 Memeriksa lubang kontrol
Kegiata
2 (manhole) dalam keadaan 5 5 72000 52 1300 0,018
n
selalu tertutup dan dikunci
1 Memeriksa area sekitar manhole Kegiata
1 10 72000 52 520 0,007
3 agar tidak terjadi kebocoran n
1 Memeriksa dan memelihara
Kegiata
4 prasarana dan sarana 1 15 72000 52 780 0,011
n
pelengkap
1 Memastikan tidak ada
5 sampah/lemak yang Kegiata
5 15 72000 52 3900 0,054
menyebabkan tersumbatnya n
aliran air limbah
1 Memeriksa dan memelihara stasiu n pomp a
6
a Memeriksa operation panel ( Kegiata
2 15 72000 52 1560 0,022
kontrol panel pompa ) n
b Memeriksa power indicator
Kegiata
lamp (lampu indikator) tidak 2 5 72000 52 520 0,007
menyala n
c Memeriksa listrik yang Kegiata
5 5 72000 52 1300 0,018
disalurkan ke pompa n
d Memeriksa tangki/wadah
Kegiata
lemak yang sudah diisi dan 3 5 72000 52 780 0,011
n
dibersihkan secara teratur
e Memeriksa tangki/wadah
Kegiata
lemak yang sudah diisi dan 5 5 72000 52 1300 0,018
n
dibersihkan secara teratur

Norm Jam
Satuan a Kerja
Hasil Beban Jumlah Jam Jumlah
No Jabatan Tugas Jabatan Uraian Tugas Hasil Waktu Efektif
Kerja Kerja Kerja Efektif Pegawai
Kerja ( menit pertahun
)
1 2 3 5 6 7 8 9 10 = 5 x 7 x 9 11

Teknisi Melaksanakan f Memeriksa waktu pompa


keciptakaryaa operasi dan bekerja, apakah timbul suara
pemeliharaan 2 Kegiatan 5 72000 52 520 0,007
n (petugas pad bising atau getaran yang
sub-sistem pada sub-sistem tidak wajar
pelayanan dan pelayanan dan g Memeriksa temperatur
pengumpulan) pengumpulan si bantalan dapat dilakukan
sistem
dengan cara disentuh 5 Kegiatan 5 72000 52 1300 0,018
Pengelolaan Air
atau dipegang dengan
Limbah
Domestik tangan
Terpusat h Mengganti bahan
(SPALD-T) penyekat yang sudah
1 Kegiatan 15 72000 52 780 0,011
terlalu banyak
membocorkan air
i Memeriksa arah aksial dari
poros pompa pada empat
1 Kegiatan 5 72000 52 260 0,004
tempat sekeliling
penampangnya
j Mengganti kareet kopling
yang sudah aus akan
1 Kegiatan 15 72000 52 780 0,011
menimbulkan getaran dan
kebisingan
k Melakukan pemeriksaan
panel yang digunakan diluar
1 Kegiatan 10 72000 52 520 0,007
maupun didalam ruangan
harus dari tipe outdoor
l Melakukan pemeliharaan
reguler berupa 1 Kegiatan 120 72000 52 6240 0,087
pengecetan ulang
17 Me meriksa dan memelihara Wet W ell
a Memastikan float switch
tidakterganggu akibat 5 Kegiatan 5 72000 52 1300 0,087
sampah dan atau tersangkut
b Memastikan ruang pompa
selalu kering dan Wet Well
5 Kegiatan 5 72000 52 1300 0,018
agar berfungsi dengan
normal
c Memastikan sirkulasi udara
( blower) berfungsi dengan 5 Kegiatan 5 72000 52 1300 0,018
baik
d Memastikan pencahayaan
5 Kegiatan 5 72000 52 1300 0,018
berjalan dengan baik
22 Penyusunan laporan
pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan pada sub-sistem
pelayanan dan pengumpulan 1 Dokumen 30 72000 52 1560 0,022
pada Sistem Pengelolaan Air
Limbah Domestik
Terpusat (SPALD-T)
Menit 93080 1,3
Jumlah Jam Kerja Efektif
Jam 1551,3 1 Orang
Secara akumulasi jumlah keseluruhan jam kerja efektif pada UPTD Air Limbah Domestik
sebagaimana tersebut di atas adalah sebesar 20.058 Jam per tahun, sehingga berdasarkan
ketentuan Pasal 24 ayat (3) huruf a Permendagri Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana teknis Daerah, UPTD Air Limbah
Domestik Kabupaten Sigi memenuhi syarat untuk dibentuk dengan UPTD Kelas A.

BAB IV
ANALISIS RASIO BELANJA PEGAWAI

IV.1. Penjelasan Umum


Analisis belanja pegawai berisi perbandingan rasio belanja pegawai pada perangkat
daerah sebelum dan sesudah pembentukan UPTD. Meskipun pada Permendagri 12 Tahun
2017 Tentang Pedoman Pembentukan Cabang Dinas dan UPTD, analisis rasio belanja
dijelaskan terpisah dari kajian akademis, tetapi dalam pengajuannya disatukan ke dalam
kajian akademis dan dimasukkan dalam berikut ini.
Penyusunan analisis rasio belanja didahului dengan pemahaman struktur APBD. APBD
memuat Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan. Adapun sumber-sumber
Pendapatan Daerah terdiri dari:
1. Pandapatan Asli Daerah (PAD)
2. Dana Perimbangan
3. Pinjaman Daerah
4. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Pengeluaran Daerah (Belanja Daerah) dirinci menurut organisasi, fungsi, kelompok, dan
jenis belanja. Elemen-elemen yang termasuk dalam Belanja Daerah adalah sebagai berikut:
1. Belanja Aparatur Daerah
2. Belanja Pelayanan Publik
3. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan
4. Belanja Tidak Tersangka.
Komponen APBD yang ketiga adalah pembiayaan, adalah transaksi keuangan daerah
yang dimaksudkan untuk menutup selisih antara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah.
Belanja dikelompokan menjadi:
1. Belanja tidak langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
2. Belanja langsung, merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan
pelaksanaan program dan anggaran.

Tabel komponen belanja daerah


Belanja tidak langsung Belanja langsung
Belanja pegawai Belanja pegawai
Bunga Belanja barang dan jasa
Subsidi Belanja modal
Hibah
Bantuan sosial
Belanja bagi hasil
Bantuan keuangan
Belanja tidak terduga

Belanja pegawai pada komponen belanja tidak langsung merupakan belanja


kompensasi, dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan
kepada pegawai negeri sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang- undangan,
sedangkan belanja pegawai pada komponen belanja langsung untuk pengeluaran
honorarium/upah dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah.
Belanja pegawai merupakan belanja yang digunakan untuk membiayai kompensasi
dalam bentuk uang atau barang yang diberikan kepada aparatur negara, baik yang masih
aktif maupun yang telah purnabakti, sebagai imbalan dan penghargaan atas pekerjaan yang
telah dilaksanakan.
Tujuan penghitungan rasio Belanja Pegawai terhadap total Belanja Daerah adalah
untuk mengetahui proporsi Belanja Pegawai terhadap total Belanja Daerah. Data Belanja
Pegawai di sini adalah penjumlahan dari Belanja Pegawai langsung dan Belanja Pegawai tidak
langsung. Rasio ini menggambarkan bahwa semakin tinggi angka rasionya maka semakin
besar proporsi APBD yang dialokasikan untuk Belanja Pegawai. Begitu pula sebaliknya,
semakin kecil angka rasio Belanja Pegawai maka semakin kecil proporsi APBD yang
dialokasikan untuk Belanja Pegawai APBD.

IV.2 Pelaksanaan Analisis


Analisis rasio belanja pegawai berisi perbandingan rasio belanja pegawai pada perangkat
daerah yang akan dibentuk UPTD sebelum dan sesudah pembentukan UPTD. Tabel berikut
menunjukkan perhitungan analisis rasio belanja pegawai:

Tabel rasio belanja pegawai


Belanja Pegawai Jumlah (Rp)
Belanja pegawai sebelum pembentukan UPTD (2019) 6.499.263.800
Belanja pegawai setelah adanya struktur UPTD 6.511.623.800
Rasio 0,2 persen

KETERANGAN:

Anggaran Dinas Pekerjaan Umum dan


Perumahan Kabupaten Sigi Tahun 2019
Belanja Pegawai Langsung 5.523.663.800
Belanja Pegawai tidak langsung 975.600.000
6.499.263.800

ADANYA STRUKTUR UPTD


Belanja Pegawai Langsung 5.523.663.800
Belanja Pegawai tidak langsung 987.960.000
6.511.623.800

RASIO 0,2
Hasil analisis dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran belanja pegawai
akibat pembentukan UPTD tidak melebihi dari total belanja pegawai dari dinas induk yang
bersangkutan. Penambahan belanja pegawai pada perangkat daerah sebagai akibat dari
adanya struktur baru pada UPTD tidak melebihi 0,5 persen dari total belanja pegawai
perangkat daerah atau dinas yang bersangkutan.
BAB V
PENUTUP

V.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari Kajian Akademis ini adalah sebagai berikut:
1. Kondisi eksisting pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Sigi saat ini bila dilihat
dari segi kualitas maupun kuantitas infrastruktur masih belum memadai dibandingkan
dengan luas wilayah Kabupaten Sigi yang begitu besar. Sistem layanan Air Limbah
Domestik Kabupaten Sigi belum mampu melayani Air Limbah Domestik secara
menyeluruh, terutama untuk daerah perdesaan yang jauh dari pusat kota. Penanganan
Air Limbah Domestik belum dapat dilakukan secara optimal karena berbagai faktor di
antaranya yakni keterbatasan kendaraan operasional, sehingga jangkauan pelayanan
masih terbatas dan belum dioperasionalkannya Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
di Desa Ngatabaru, Kecamatan Sigi Biromaru di Kabupaten Sigi. Target 100 persen
universal access terhadap sanitasi membutuhkan upaya yang lebih untuk mencapai target
tersebut. Olehnya memaksimalkan pelayanan Air Limbah Domestik di Kabupaten Sigi
penting untuk dibentuk UPTD Air Limbah Domestik.
2. Manfaat utama dari pembentukan UPTD Air Limbah Domestik untuk Pemerintah Daerah
nantinya adalah optimalnya pelaksanaan pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten
Sigi. Regulator dan Operator akan terpisah, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
nantinya hanya akan berfungsi sebagai regulator, sedangkan UPTD akan berfungsi
sebagai operator. Sedangkan manfaatnya secara khusus yakni:
a. Pelayanan penyedotan lumpur tinja dapat segera dilakukan dan Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT) Ngatabaru dapat segera dioperasionalkan.
b. Tingkat pelayanan air limbah domestik meningkat (dari sumber ke IPLT).
c. Masyarakat memiliki lingkungan permukiman yang lebih bersih dan sehat karena air
limbah domestik yang dihasilkan dapat tertangani secara baik dan benar.

V.2. Rekomendasi
Berdasarkan hasil dari analisis dalam draft kajian akademis di atas maka hal-hal yang
dapat direkomendasikan adalah:
1. Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi diharapkan segera menyusun rancangan/draf
Peraturan Bupati untuk pembentukan UPTD Air Limbah Domestik Kelas A.
2. Diharapkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi agar memberikan dukungan
terhadap kelengkapan perangkat organisasi UPTD dan SDM yang memenuhi kualifikasi
yang diharapkan.
3. Diharapkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi untuk mendukung secara
berkelanjutan dan bertahap untuk berfungsinya UPTD Air Limbah Domestik dalam
memberikan pelayanan pengelolaan air limbah domestik kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai