Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MAKALAH

PERAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA


UNTUK MENSEJAHTERAKAN KELUARGA

NAMA : ADE KOSWARA


NPM 10111121
KELAS : 1KA40

UNIVERSITAS GUNADARMA
PERAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA
UNTUK MENSEJAHTERAKAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Urbanisasi

2. Tujuan Urbanisasi

3. Sasaran Urbanisasi

BAB II PERMASALAHAN

1. Kekuatan

2. Kelemaha

3. Peluang

4. Tantangan

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

2. Sumber / Referensi
BAB I. PENDAHULUAN

Jumlah penduduk yang besar, tingkat pertumbuhannya yang masih tinggi, dan
penyebaran antar daerah yang kurang seimbang merupakan ciri penduduk Indonesia dan
merupakan masalah pokok di bidang kependudukan. Keadaan penduduk yang demikian
ini telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat dan pada
akhirnya dapat memperlambat tercapainya tujuan pembangunan nasional, yaitu
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Semakin tinggi
tingkat pertumbuhan penduduk, semakin besar usaha yang diperlukan untuk
mempertahankan dan meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat tertentu dan semakin
besar pula usaha yang diperlukan untuk mencapai tingkat pemerataan kesejahteraan rak-
yat.

Pertumbuhan penduduk yang masih tinggi disebabkan tingkat kelahiran masih lebih
tinggi dibandingkan tingkat kematian penduduk. Hal ini selanjutnya mengakibatkan
proporsi penduduk dengan usia muda yang besar, sehingga kelompok penduduk yang
secara langsung ikut dalam proses produksi harus memikul be-ban yang relatif lebih
berat untuk melayani kebutuhan penduduk yang belum termasuk dalam kelompok usia
kerja. Makin besarnya jumlah penduduk usia muda mengakibatkan juga peningkatan
kebutuhan pendidikan, penyediaan lapangan kerja dan kebutuhan-kebutuhan lain untuk
menunjang kesejahteraan penduduk.

Penyebaran penduduk antar daerah yang kurang seimbang juga menimbulkan


masalah pemanfaatan sumber alam dan sumber daya manusia bagi pembangunan. Di
daerah dengan kepadatan penduduk tinggi, timbul tekanan yang besar bagi tanah, hutan
dan air serta sumber-sumber alam lainnya di samping menyempitnya kesempatan bagi
penduduk untuk memakai sumber-sumber alam tersebut. Sementara itu, sumber-sumber
alam di daerah jarang penduduk masih belum termanfaatkan sepenuhnya. Keadaan ini
merupakan kendala bagi pencapaian tujuan pemerataan kesejahteraan rakyat antar
daerah.

1. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinana
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga
kecil, bahagia, sejahtera
Berbagai macam alat kontrasepsi yang disuguhkan kepada para akseptor KB antara lain
suntikan, alamiah, AKDR, implant, kontrasepsi mantab (MOP dan MOW) dan pil KB.
Dari semua kunjungan akseptor KB. KB suntik kombinasi memiliki kontrasepsi sekitar
pada 1 bulan terakhir ini.
2. Tujuan

Tujuan Program Keluarga Berencana adalah untuk mengendalikan laju pertumbuhan


penduduk dan menurunkan angka kelahiran, mewujudkan ketahanan keluarga dan
kesejahteraan masyarakat, yang diwujudkan dalam kegiatan sebagai berikut :

 Meningkatnya peran stakeholder dan masyarakat dalan Program Kependudukan dan


Keluarga Berencana
 Meningkatnya pelayanan keluarga berencana yang terintegrasi dengan pelayanan
kesehatan reproduksi lainnya.
 Menurunnya pasangan usia subur yang tidak ingin anak tapi belum menjadi peserta KB
( unmetneed ).
 Tersedianya alat dan obat kontrasepsi bagi pra sejahtera dan keluarga sejahtera 1 ( Pra S
dan KS.1 ).
 Meningkatnya jumlah kelompok bina keluarga balita ( BKB ).
 Meningkatnya kualitas kelompok bina keluarga ( BKB, BKR, BKL dan UPPKS.
 Meningkatnya cakupan dan kualitas data mikro keluarga dan data hasil pencapaian
program.

3. Sasaran

Adapun sasarannya adalah sebagai berikut :

 Bertambahnya jumlah rumah sakit/rumah bersalin/klinik swasta yang melayani KB.


 Bertambahnya jumlah IMP ( PPKBD dan Sub PPKBD ) yang aktif melaksanakan
Komunikasi, Informasi & Edukasi ( KIE) KB.
 Bertambahnya jumlah Dokter Praktek Swasta ( DPS ) yang melayani KB. Jumlah Bidan
Praktek Swasta ( BPS ) yang melayani KB.
 Bertambahnya median usia kawin pertama wanita.
 Teredianya alat dan obat kontrasepsi bagi keluarga Pra Sejahtera dan KS.1.
 Bertambahnya cakupan anggota kelompok Bina Keluarga Balita ( BKB ) serta anggota
BKB yang menjadi peserta KB.
 Bertambahnya kelompok BKB percontohan di setiap kecamatan.
 Bertambahnya cakupan anggota kelompok BKR dan kelompok BKR percontohan.
 Bertambahnya cakupan anggota kelompok BKL dan kelompok BKR percontohan.
 Bertambahnya jumlah kelompok UPPKS dan cakupan anggota UPPKS.
 Tersedianya data mikro keluarga di tingkat desa.
BAB II. PERMASALAHAN

Untuk menyusun strategi dalam mewujudkan visi dan misi Badan Keluarga
Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKB-PP) maka diperlukan analisis SWOT
sebagai berikut :

1. Kekuatan antara lain :

o Prasarana kendaraan roda 4 dan 2 cukup memadai.


o Motivasi perempuan dalam KB dan PP tinggi.
o Adanya dukungan dana dalam APDB Kabupaten Enrekang.
o Alat Kontrasepsi tersedia.
o Juklak dan Juknis pengelola KB dan PP tersedia.

2. Kelemahan antara lain :

o Motivasi dan etos kerja staf masih rendah.


o Pengawasan Melekat (waskat) masih rendah.
o Keterbatasan SDM baik kuantitas maupun kualitas terutama
PKB/PLKB.
o Terbatas porsi anggaran disbanding dengan sasaran program yang
akan dilaksanakan.

3. Peluang :

o Tingginya animo masyarakat ikut ber KB.


o Mudahnya masyarakat memperoleh informasi tentang KB.
Adanya dukungan Dana Alokasi Khusus (DAK) di bidang KB
setiap tahun dari pusat.
o Adanya payung hukum kesetaraan dan keadilan gender.
o Adanya kewenangan Pemerintah Daerah di bidang KB dan
PP sesuai PP Nomor 38 tahun 2007.
4. Tantangan :

 Meningkatnya tuntutan masyarakat pelayanan KB yang bermutu.


 Imbas dari pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis sehingga
masyarakat juga menuntut KB gratis.
 Tenaga profesional PKB berkurang akibat otonomi daerah dimana
sebagian dimutasi ke instansi lain.
 Masih rendahnya keterlibatan lintas sektor dalam Pengarus
Utamaan Gender (PUG).
 Belum optimalnya institusi-institusi masyarakat dalam
melaksanakan program KB.

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

 Meningkatkan akses informasi dan kualitas pelayanan keluarga berencana


dan kesehatan reproduksi bagi keluarga dalam merencanakan kehamilan
yang tidak diinginkan, khususnya bagi keluarga rentan, yaitu keluarga
miskin, berpendidikan rendah, terpencil dan tidak terdaftar.
 Pembinaan pelayanan KIE dan pelayanan kesehatan reproduksi guna
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
 Meningkatkan pembinaan dan mengintegrasikan informasi dan pelayanan
konseling bagi remaja tentang kehidupan seksual yang sehat HIV/AIDS,
NAPZA dan perencanaan perkawinan melalui pembinaan kelompok
remaja dan intitusi masyarakat lainnya.
 Meningkatkan ketahanan keluarga dalam kemampuan pengasuhan
penumbuhkembangan anak, pembinaan kesehatan ibu, bayi, anak dan
remaja, serta pembinaan lingkungan keluarga secara terpadu melalui
kelompok kegiatan bina keluarga dan pendidikan anak usia dini.
 Meningkatkan pemberdayaan ekonomi keluarga dan perempuan dalam
kegiatan usaha ekonomi produktif, termasuk pengetahuan dan
keterampilan usaha, serta fasilitas dalam mengakses sumber modalnya.
 Memaksimalkan upaya-upaya advokasi, promosi dan KIE Keluarga
Berencana dan Pemberdayaan Keluarga untuk peneguhan dan
kelangsungan program serta pembinaan kemadirian intitusi masyarakat
yang menyelenggarakan pelayanan KB.
 Meningkatkan kualitas pengelolaan manajemen pembangunan Keluarga
Berencana, termasuk pengelolaan SDM, data dan informasi, pengkajian,
penelitian dan pengembangan serta bimbingan dan pengawasan program.
 Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak.

2. Sumber / Referensi :

 Pembangunan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKB-


PP)
 Koran Kompas Tgl 3 Nopember 2011

Anda mungkin juga menyukai