PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang adanya kesenjangan antara
teori dan praktik di lahan dalam asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. “D” usia
24 tahun dimulai dari masa kehamilan trimester ke III, proses persalinan, bayi baru
lahir, masa nifas beserta dengan asuhan kunjungan nifas dan keluarga berencana.
4.1 Kehamilan
pukul 19.00 WIB di praktik bidan mandiri. Asuhan dilakukan 3 kali kunjungan yaitu
pada usia kehamilan 36 minggu, 37 minggu dan 38 minggu. Asuhan pertama kali
yang di berikan adalah melakukan pengkajian data. Pengkajian pada kunjungan kedua
dan ketiga ditemukan masalah yaitu ibu sering kencing, sering sakit pinggang dan
sesak napas. Menurut Syaiful & Fatmawati, (2019), sering berkemih merupakan hal
fisiologis karena pembesaran uterus akan menekan kandung kencing. Sesak napas
tubuh bertambah berat dengan cepat dan kebiasaan postur tubuh yang tidak
mendeteksi dini adanya gangguan pertumbuhan janin. Diketahui berat badan Ny. D
sebelum hamil yaitu 52 kg, berat badan sekarang 64 kg sehingga pertambahan berat
badan Ny. D 12 kg. Menurut Syaiful & Fatmawati, (2019), penambahan berat badan
selama kehamilan di dasari oleh Indeks Masa Tubuh sebesar 23,2 (kategori normal),
kenaikan BB yang di anjurkan yaitu 11,35 kg-15,89 kg. Dengan demikian dapat
Selain pemeriksaan BB, ibu hamil di lakukan pengukuran tinggi badan. Hasil
pengukuran tinggi badan Ny. D yaitu 158 cm. Menurut Syaiful & Fatmawati, (2019),
tinggi badan wanita dengan ≥145 cm termasuk pada kategori normal. Jadi tinggi
disproportion (CPD).
berguna untuk mendeteksi dini adanya hipertensi dan resiko preeklamsi (PE) pada
diketahui nilai MAP 86,6 dan nilai ROT 10. Menurut (Gumilar, 2019) seorang ibu
Sehingga menurut teori tersebut nilai MAP dan nilai ROT Ny. D termasuk dalam
kurang dari 23,5 cm (Syaiful & Fatmawati, 2019). Sedangkan berdasarkan pengkajian
LILA Ny. D adalah 24 cm. Dengan demikian ukuran LILA pada NyD termasuk
dalam kategori bukan KEK dan tidak menunjukan terjadinya kurang gizi.
(Kurniarum, 2015) lama perlindungan TT3 yaitu 5 tahun. Selama kehamilan Ny. D
tidak melakukan TT. Hal ini tidak ada kesenjangan karena masih dalam masa
Hasil pemeriksaan TFU Ny. D pada saat usia kehamilan 38, minggu adalah 30
cm. Menurut teori yang dikemukakan Syaiful & Fatmawati, (2019), sehingga TFU
pada Ny. D termasuk dalam kategori normal dan sesuai dengan usia kehamilan.
Pada saat melakukan palpasi di dapatkan hasil bahwa presentasi janin yaitu
letak kepala dan bagian terendah janin telah masuk PAP. Penulis juga melakukan
presentasi janin dan perhitungan DJJ pada janin Ny. D termasuk dalam kategori
normal yaitu letak kepala. Pada letak kepala merupakan bukan indikasi adanya fetal
distress.
Fe ini berfungsi untuk menjegah terjadinya anemia karena kandungan zat besi dapat
hemoglobin (Hb) dan protein urin. Pemeriksaan Hb dan protein urine bertujuan untuk
menilai kadar Hb di trimester III dan mendeteksi dini adanya pre-eklamsi. Pada
pemeriksaan Hb di dapatkan hasil yaitu 12,6 gr. Berdasarkan dengan teori (Syaiful &
Fatmawati, 2019), kadar Hb pada ibu hamil TM III yaitu 11 gr, dalam hal ini kadar
Hb Ny. D sebesar 12,6 gr sehingga ibu tidak mengalami anemia. Hasil pemeriksaan
protein urin Ny. D negatif (-) sehingga tidak ada resiko PE.
Pada kunjungan yang di lakukan pada Ny. D sebanyak 3 kali dengan keluhan
yang dialami yaitu sering kencing dan sesaf nafas. Menurut Syaiful & Fatmawati
(2019) berkemih merupakan hal fisiologis karena pembesaran uterus akan menekan
kandung kencing. Wanita hamil trimester I dan III sering mengalami sering kencing
(BAK/buang air kecil) sehingga sangat dianjurkan untuk sering mengganti celana
dalam agar tetap kering (Tyastuti & Wahyuningsih, 2016). Sesak Napas disebabkan
oleh karena pembesaran uterus dan pergeseran organ-organ abdomen, pembesaran
karena tubuh bertambah berat dengan cepat dan kebiasaan postur tubuh yang tidak
ergonomis (Tyastuti & Wahyuningsih, 2016). Cara meringankan atau mencegah nyeri
menarik nafas panjang, dan selalu menjaga sikap tubuh yang baik (Tyastuti &
Wahyuningsih, 2016). Masalah sesak nafas dan sakit pinggang pada Ny. D sudah
dapat teratasi. Sedangkan masalah sering kencing pada NY D masih belum teratasi.
Penulis menganjurkan ibu untuk mengurangi minum sebelum tidur untuk mengurangi
frekuensi berkemih di malam hari,namun tetap cukupi kebutuhan cairan di siang hari
untuk mencegah keadaan kekurangan cairan dan menganjurkan ibu untuk hindari
minuman ini bisa mengakibatkan swring berkemih. Sehingga tidak ada kesenjangan
Asuhan yang di berikan pada Ny. D pada kehamilan trimester III telah sesuai
dengan teori (Syaiful, Y. & Fatmawati, L., 2019), KIE yang di berikan pada Ny. D
yaitu nutrisi, istirahat, tanda bahaya kehamilan, tanda-tanda persalinan, dan rencana
persalinan. Saat melakukan ANC pada Ny. D semua asuhan yang di berikan sudah
sesuai dengan standar dan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan asuhan,
keluarga dan suami sangat kooperatif dan mendukung asuhan kebidanan.
4.2 PERSALINAN
melakukan pemeriksaan screening terkait covid-19. Jdi Ny. D dilakukan tes rapid
antigen dan hasilnya negatif, jadi Ny. D dapat ditolong di bidan. Hal ini dilakukan
sesuai dengan Petunjuk Praktis Layanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir Selama
Ny. D datang ke BPM pada tanggal 19-06-2021 jam 23.00 wib mengeluh
perutnya kenceng-kenceng, dan mengeluarkan darah. Usia kehamilan ibu saat ini
adalah 38 minggu. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa his ibu awal datang
adalah 3x10’.30” serta hasil dari pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 2cm,
kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatanya) hingga
serviks membuka lengkap.Kala 1 persalinan terdiri atas dua fase,yaitu fase laten dan
fase aktif. Fase laten berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4
fase laten.
ibu dan keluarga bahwa ibu sudah memasuki tahap persalinan, memberikan dukungan
I persalinan pada primigravida berkisar dari 3,3 jam sampai 19,7 jam. Pada multigravida
ialah 0,1 sampai 14,3 jam. Sehingga l;ama kala 1 Ny D berlangsung dengan normal.
Pada pukul 05.00 WIB, ibu mengatakan merasa ingin BAB dan ketuban pecah
(2017) tanda gejala kala 2 Persalinan adalah ibu merasa ingin meneran bersamaan
bimbingan meneran.Selain itu menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman
serta membimbing ibu secara efektif dan benar.Hal ini sesuai dengan teori Adriaansz
(2017) dimana jika ibu sudah pembukaan lengkao dan merasa ingin meneran bantu
ibu mengambil posisi serta bombing ibu untuk meneran dan mengikuti
menit.Menurut kurniarum (2016) lama kala 2 pada primi kurang lebih i 50 menit
pada multi 20 menit.Artinya kala 2 pada Ny D berlangsung lebih cepat dari yang
seharusnya.
Setelah bayi lahir maka persalinan memasuki kala III. Tanda persalinan
memasuki kala III yaitu Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban, berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
Meajemen aktif kala III terdiri dari pemberian oksitosin untuk kontraksi uterus dan
berikan pada Ny D sebanyak 10 IU.Hal ini dilakukan supaya oksitosin ini untuk
2015).
membantu dalam pemisahan plasenta dari rahim dan pelepasannya. PT yang standar
yaitu memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva, dan melakukan
PTT segera setelah penyuntikan oksitosika dengan menunggu adanya kontraksi uterus
terlebih dahulu. (Sukmiati, 2015). Masese uteri dilakukan pada Ny. D setelah plasenta
lahir. Hal ini bertujuan untuk menimbulkan kontraksi uterus yang adekuat, dan
menghindari resiko terjadinya atonia uteri (Sukmiati, 2015). Maka dari itu kala III
Kala 4 pada Ny. D di mulai dari lepasnya plasenta yaitu jam 06.30 wib –jam
08.30 WIB. Kala IV adalah masa paling kritis karena proses perdarahan yang akan
berlangsung. Masa 1 jam setelah plasenta lahir yang harus dilakukan meliputi,
pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, 30 menit pada jam
kedua setelah persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil, perlu dipantau lebih sering.
Observasi intensif karena perdarahan yang terjadi pada masa ini. Observasi yang
uterus, Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400- 500cc
(Kurniarum, 2016).
Asuhan yang diberikan pada Ny. D sampai 2 jam post partum setelah plasenta
lahir yaitu di lakukan masase, di lakukan pengecekan pada jalan lahir di dapatkan
plasenta, plasenta utuh dan perdarah 100 cc. keadaan umum ibu baik, kesadaran
compometis, TD 100/70 mmHg, nadi 87x/menit, suhu 36,5, TFU 2 jari di bawah
pusat, kontraksi baik,perdarahan 50 cc. Hal ini sesuai dengan teori Manurung 2011
4.3 NIFAS
Kunjungan pada msa nifas dilakukan sebanyak 3 kali. Masa nifas adalah masa
yang dilalui oleh seorang perempuan dimulai setelah melahirkan hasil konsepsi (bayi
dan plasenta) dan berakhir hingga 6 minggu setelah melahirkan ( Sulistyawati ari,
kesehatan selama masa nifas yaitu dimulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh
Asuhan nifas melakukan kunjungan pada 6 jam postpartum, 5 hari dan 30 hari.
Pada kunjungan pertama dan kedua didapatkan masalah yaitu nyeri pada luka jahitan.
Tanda dan gejala luka jahitan perineum antara lain; pada hari-hari awal pasca
penjahitan luka terasa nyeri, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada
perineum, jahitan perineum tampak lembab, merah terang, selanjutnya mulai tampak
layu karena sudah memasuki tahap proliferasi dan maturasi (Wahyuningsih, 2018).
Asuhan yang diberikan yaitu memberitahu ibu bahwa itu hal yang wajar,
menganjurkan untuk mengompres air hangat saat mandi, jangan diberikan ramuan
apapun, menganjurkan minum pereda nyeri jika diperlukan dan menjaga personal
hygne.
perineum ibu, dan istihat yang cukup perlu dilakukan saat bayi tertidur disiang hari
karean ibu menjadi sering bangun di malam hari untuk menyusui bayinya
(Wahyuningsih, 2018).
pusat, Jumlah perdarahan ±50 cc, Kandung kemih kosong, Lokhea rubra, BAK
sebeum hamil yang sering disebut dengan TFU. TFU pada Ny. “D” setelah persalinan
adalah 2 jari dibawah pusat. Berdasarkan hasil pemeriksaan TFU tersebut, tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek sehingga Ny. “D” dikatakan ibu nifas normal.
Selain itu, pemeriksaan pada lokhea Ny. “D” ditemukan hasil berwarna merah
melalui vagina selama masa nifas. Berdasarkan hasil pemeriksaan pada lokhea Ny.
“D” termasuk normal, lokhea rubra terjadi dalam waktu 1-3 hari dan akan berubah
setiap harinya.
Asuhan yang diberikan pada setiap kunjungan nifas Ny “D” yaitu memberi
KIE tentang gizi ibu nifas, tanda bahaya ibu nifas, ASI Ekslusif, personal hygiene,
perawatan perineum, pemberian terapi amoxilin, parasetamol, Fe, dan Vit A 200.000
Asuhan nifas terkait gizi meliputi pemenuhan gizi berimbang, sayur dan
protein yang cukup. nutrisi ibu nifas diberikan tambahan 100 kalori (Wahyuningsih,
2018). Mobilisasi ibu n ifas adalah menggerakkan tubuh dari satu tempat ke tempat
pada ibu nifas berfungsi menjaga kadar retinol dalam sel darah merah dan ASI,karena
air susu ibu adalah makanan utama yang mengandung suplemen vitamin A di
Kunjungan ketiga masa nifas pada tanggal 27 Juli 2021 ibu mengatakan tidak
ada keluhan.Kondisi baik dan TFU sudah tidak teraba. Hasil pemeriksaan didapatkan
RR: 20 x/menit, konjungtiva merah muda, sklera putih, payudara bersih, terdapat
kolostrum, tidak terdapat nyeri tekan pada payudara, payudara : simetris, puting
menonjol, ASI lancar, tidak nyeri tekan, Abdomen : TFU sudah tidak teraba,
pengeluaran lokhea alba, terdapat luka perineum, Ekstremitas : tidak varises, tidak
oedema.
Asuhan yang diberikan pada setiap kunjungan nifas Ny “D” yaitu memberi
KIE tentang gizi ibu nifas, tanda bahaya ibu nifas, ASI Ekslusif, personal hygiene,
perawatan perineum, pemberian terapi amoxilin, parasetamol, Fe, dan Vit A 200.000
Asuhan nifas terkait gizi meliputi pemenuhan gizi berimbang, sayur dan
protein yang cukup. nutrisi ibu nifas diberikan tambahan 100 kalori (Wahyuningsih,
2018). Mobilisasi ibu nifas adalah menggerakkan tubuh dari satu tempat ke tempat
lain yang harus dilakukan secara bertahap dan langsung setelah
vitamin A dosis tinggi sebanyak 200.000 IU dan fe pada ibu nifas bertujuan
perineum ibu, dan istihat yang cukup perlu dilakukan saat bayi tertidur disiang hari
karean ibu menjadi sering bangun di malam hari untuk menyusui bayinya
(Wahyuningsih, 2018).
4.4 NEONATUS
pada bayi Ny “D” saat kunjungan I adalah 2.900 gram, kunjungan II adalah 2.900
gram, kunjungan III adalah 3100 gr. Menurut WHO (2007), penurunan berat badan
berat badan lahir Kembali di dapatkan kecuali bayi sakit.Menurut penelitian yang di
Pada kunjungan usia bayi 3 hari ditemukan masalah bayi Ny. D mengalami
ikterus fisiologis yaitu ekstrimitas atas dan bawah berwarna kuning. Ikterus disebut
normal (fisiologis) jika muncul setelah 24–72 jam dan menghilang sebelum usia 2
minggu (Rachman, 2020). Asuhan yang diberikan yaitu menganjurkan ibu untuk
menyusui bayi sesering mungkin, jika bayi tertidur selama dua jam maka bayi harus
dibangunkan untuk menyusu dan menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya dipagi
hari.
Memeriksa status Vit K 1 pada bayi Ny “D”. Bayi Ny “D” diberi suntik Vit K
1 mg setelah IMD pada paha kiri bayi secara IM. Menurut (Kemenkes RI ,
intramuskuler setelah proses IMD dan bayi selesai menyusui untuk mencegah
perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL.
Bersadasarkan teori tersebut bayi Ny “D” telah diberi Vit K 1 mg pada saat setelah
IMD 1 jam.
HB-O 0,5 ml di paha kanan secara IM. Menurut Kemenkes RI (2017) imunisasi
penyakit hepatitis B dan kerusakan hati. Berdasarkan teori tersebut telah sesuai
karena bayi Ny “D” telah diberikan imunisasi HB-O setelah 1 jam pemberian Vit K1.
Setiap kunjungan pada bayi Ny “D”, penulis melakukan asuhan KIE cara
perawatan bayi yang benar seperti Asi Ekslusif, menjaga bayi tetap hangat, cara
perawatan tali pusar, menyendawakan bayinya setelah menyusui, tanda bahaya bayi
baru lahir, dan pentingnya posyandu setiap bulan serta imunisasi sesuai jadwal.
Berdasarkan kasus dan teori ibu nifas pada Ny. D tidak ada kesenjangan.
4.5 KELUARGA BERENCANA
macam KB yang boleh digunakan untuk ibu menyusui, lalu ibu berencana untuk
memilih KB suntik 3 bulan, namun ibu masih berunding oleh suami dengan
(2014). Suami memegang peranan penting pada ibu dalam memilih alat kontrasepsi.
Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami
dengan pemilihan alat kontrasepsi(7). Bila suami tidak mengizinkan atau tidak
mendukung, maka hanya sedikit istri yang berani untuk tetap menggunakan alat
kontrasepsi. Pada 40 hari post partum ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik
diberikan konseling ulang pemakaian alat kontrasepsi yang sesuai dan cocok untuk
ibu menyusui salah satunya adalah KB suntik 3 bulan karena mengandung Depo
hebat atau tidak teratur, pertambahan atau kehilangan berat badan.Ny D mengatakan
KB karena ibu belum siap memakai KB,oleh karena itu penulis menjelaskan