net/publication/316643955
CITATIONS READS
0 5,264
5 authors, including:
Ali M. Mukhlis
Syiah Kuala University
3 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ali M. Mukhlis on 03 May 2017.
Muchlis
Dosen Fakultas Ekononri Universitas Almuslim Bireuen - Aceh
ABSTRAK
pmetition iai Mujum untuk mengetatui pmgmth harga beras, pendapatan pnkopita, ilm iumlab
penduduk t rl-d"i Wnintaan ,:eras srta tingkat elastbitas lA peruUlan hatgl beras dan
'pendapatm
tathadry perubahan permintaan bercs di Kc.bupaten Biry71. Peneliticn ini
'^*gg"ok;"W6b data yhnder ltersifat time *ies dari tahun 7993 sampai 20A,7. Anclisis ilata
dila;;k4n dengan porygunaan mAoae mtalisis Ordinary Izast Sryore (OLS) dalam- regresi linear
berganrlu. Variaoei yig aigunakon terilii dai; harga furas (P), Pnfupatan-perkopita Q), don
-*A"iA oariabel bebas. Sedangkan
luitat, penduduk ti,O ircrrttitttost beras (Qd) qilalah sebagai
'oariabel'brgantung- Hasil maisis regresi yrng iliperoleh ditulis dalan bentuk perwnaan' Qd =
l13g,27 --0,273 p + 0,455 I + i,7'L N, harga beras berpengaruh negatif tnhudap Wrmintaan
berus, sedmtgl,an pendapatan perkapitn, dar, iumlah F"d"a{ kedua4uanya berpenganh P*itiJ
terhadap peJrr;"tio" furas Tingkai el"astisitas yong diperoteh betsifat inelas_tis, b"ilk +i Wryryr""
oariobei harga dm mauryn dai penfualun oariabel pendapatrn perkapita.Ini menuniul*m bahwa'
kofioditibi* *ntpoi" 1*itkebutuhntmakonmt pokokbagi penduduk di Kabupatn Birauh-
kebutuhan dasar bagi setiap ji,rra manusia, Dan pada akhimya, produksi beras pun
ntaka kebutuhan pangan (khususnya beras) bertambah. Pemetiharaan dan perawatan
bagi penduduk setiap daerah merupakan hak tanaman padi secara baik, apatagi disertai
asasi yang harus dapat dipenuhi setiap saat. penggunaan teknotogi pertanian akan mampu
Dari berbagai jenis tanaman pangan, mendorong peningkatan hasit produktivitas
beras merupakan satah satu jenis pangan yang padi yang tebih baik puta.
pating strategis di lndmesia pada umumn)a. Konsumsi beras di lGbupaten Birzuen
Menurut Sawit (20o4), ksnoditi beras cenderung mengatami peningkatan dari tahun
memegang p€ranan pentin3 sebagai pangan ke tahun. Bertambahnya jumtah perm.intaan
utama masyarakat lndonesia yang diperkira- atau konsumsi beras seiring dengan bertam-
kan peranannya antara 4O* hingga 8O% dari bah banyraknya jumtah penduduk. Pertambah-
kebutuhan katori. Dernikian hatnya Ci daerah- an jumtah penduduk hingga menyebabkan
daerah lain di lndmesia seperti Prorrinsi terjadinya tingkat kenaikan atas jumtah
Nanggroe Aceh Darussatam. Dimana, sebagian permintaan atau konsumsi beras sehingga
besar penduduknya tetah menjadikan beras memertukan pengawasan maupun penanganan
sebagai bahan makanan pokok. Di sisi tain, yang serius atas penyediaan jumtah beras
komoditi beras merupakan hasiI produksi yang cukup.
pertanian yang bisa memberikan sumber Setain jumtah penduduk, variabet penda-
oenghasitan bagi maqlarakat yang tinggat di patan maryarakat ikut mempengaruhi permin-
perdesaan. Dengan pei'kataan [ain, beras taan beras. Perubahan jumtah pendapaian
adatah jerris kornoditi yang memitiki peran yang diterirna memberikan pengaruh btas
ganda dalarn petaksanaan proses pembangu- besarnya pengeluaran yang mungkin ditakukan
nan khususnya di sektor pertanian. oteh individu atau rumah tangga. Kemampuan
Di tihat dari hasit produksi, secara konsumsi s€seorang $ngat tergantung pada
keseturuhan Aceh tergolong daerah surptus pendapatan ritt yang diperotehnya selarna
beras. Jumtah produksi padi di Aceh pada waktu tertentu. Naiknya tingkat harga akan
tahun 2007 mencapai 1,533 juta ton (setara mengurangi kemampuan konsumsi seseorang
dengan 965,79 ribu ion beras) atau naik disebabkan pendapatan ritt yang diterima
sebesar 13,52 persen apabita dibandingkan rnenjadi makin sedikit. Sejak tahun 2Cn1
dari tahun sebetumnya. Produktivitas padi sampai 20O7 pengetuaran masyai-akat untuk
juga mengatami peningkatan sekitar 0,95 membeti bahan makanan di Kabupaten
persen yakni dari 4,21 tonlhektar tahun 2006 Bireuen tidak selamanya rnengatami kenaikan
naik menjadi 4,75 ton/hektar tahun ?0O7. mc=kipun pendapatan perkapita cenderung
Sedangkan konsumsi beras pada tahun 2007 naik. Keadaan ini sangat dipengaruhi oteh
sS€sar 682,95 ribu ton. (BPS NAD, 2008). tingkat pergerakan harga.
Berdasarkan data BPS tersebut dapat Otek karena beras sebagai bahan makanan
diketahui bahwa secara rata-rata mengatami utama bagi penduduk Kabupaten Bireuen,
surptus - yaitu setisih antara jumtah produksi maka kenaikan harga beras juga ikut
beras dengan jumtah kornzumsi beras - di berpengaruh atas bertambah besamya jumtah
Prorinsi Nanggroe Aceh Darussatam. Namun, pendapatan yang digunakan untuk memenuhi
ada juga beberapa daerah di tingkat ll yang bahan makanan. Meskipun harga beras naik,
masih mengatami kekurangan beras kareria akan tetapi keinginan untuk memenuhi julntah
terbatasnya daya dukung lahan, ketersediaan beras sebagai bahan makanan utarna tetap
air, faktor biaya, resiko (pasar dan gagat tinggi. Kondisi ini bertaku dapat dikatakan
panen) dan kurangnya sumber daya petani karena hampir tidak ada barang yang cocok
penggarap (Satim dan Supriyati, 2ffi6:741. untuk menggantikan beras sebagai makanan
Daerah tersebut antara tain; Kota Sabang, pokok. Namun, kenaikan harga yang terjadi
Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Tengah. terus menerus dapat memberikan imptikasi
lGbupaten Bireuen sebagai satah satu tedtadap timbutnya gejotak sosial ekonqni
daerah yang juga mempunyai kemampuan maqyarakat, stabilitas sosiat potitik, serta
yang baik datam menghasitkan padi/beras ketahanan pangan. Maka pemenuhan makanan
wataupun terkadang masih mengatami khususnya beras sebagai kebutuhan pokok
perubahan naik turun yang disebabkan oteh mesti dipenuhi.
berbagai faktor seperti, banjir, iktim, Peningkatan produksi beras datam negeri
keamanan. Jika pemanfaatan lahan tanaman diharapkan dapat menciptakan ketahanan
padi makin tuas, semakin rnemungkinkan pangan nasionat. lni penting diwujudkan,
perotehan produksi padi yang tebih banyak. karena datam perkembangannya ketahanan
pangan sebagai awal dari pemulihan harga. Sementara itu, Bittas datam Soekartawi
kepercayaan masyarakat pada pemerintah (2001:36) mengemukakan, bahwa permintaan
juga merupakan satah satu keberhasitan adatah jumtah suatu barang yang ingin dibeti
dalam pembangunan. Tetapi sasaran yang oteh semua rumah tangga. Lebih lanjut
pating utama datam ketahanan panEan adatah ditambahkan, apa yang dilakukan oteh rumah
pada tingkat rumah tangga. Maka ketahanan tarigga merupakan penjumtahan secara
pangan setatu dijadikan ukuran mengenai keseluruhan atas barang yang dibeti.
tertepasnya suatu ketuarga dari ancaman Sedangkan Satvatore (2001:91) mengemu-
kelaparan. kakan, perrnintaan atas suatu komoditi
Ketahanan pangan menekankan pada tiga dibedakan atas dua gotongan yaitu permin-
dimensi penting fang pertu diperhatikan, taan indMdu yang merupakan permintaan
yaitu; ketersediaan pangan, aksesbititas dari masing-masing individu atas suatu
masyarakat teftadap pangan, dan stabilitas komoditi dan permintaan pasar yang meru-
harga pangan. Apabila satah satu dari tiga pakan permintaan gabungan atau akumutasi
dirnensi tersebut tidak terpenuhi, suatu dari permintaan individu-individu yang ada di
negara belum dapat dikatakan rnempunyai pasar atas sejumtah komoditi.
ketahanan pangan yang baik. Misatnya, Menurut Bittas datam Soekartawi
wataupun jumtah pangan cukup di tingkat (2@1:73) menyebutkan, bahwa pei'mintaan
nasional maupun regio;rat, tetapi kemampuan adatah jumiah yang akan dibeti tiap periode
akses masyarakat datam memenuhi kebutuhan waktu, yang junrlahnya menjadi semakin
tidak merata, ketahanan pangan dikatakan besar apabita harga sernakin rendah cian
masih rapuh. Bita kctersediaan cukup, akses dengan mengabaikan faktor cateris paribus.
masyarakat mudah, namun jika stabititas Namun hukum permintaan ini hanya akan
harga pangan tidak mampu terjaga dengan berlaku datarn keadaan cateris paribus saja,
baik maka ketahanan pangan tidak dapat artinya faktor-faktor tain setain harga barang
dikatakan tetah cukup kuat. Oteh karena itu, it-u sendiri seperti; harga barang lain,
perhatian pada aspek konzumsi pangan pendapatan, setera dan [ain-tain dianggap
(khususnya beras) rnutai dari konzumen setatu konstan. Sementara Satvatcre (2001 :91 )
perdesaan hingga konsumen perkotaan pada menyebutkan, pelmintaan atas suatu
tingkat rumah tangga juga tidak katah komoditi muncut kareqa adanya keinginan
pentingnya datam upaya memperkuat strategi konsurren yang dldukung oteh kemampuan
ketahanan pangan. pendapatan untuk membeti komoditi yang
diinginkannya.
2. Tinjauan Pustaka Menurut Supranto (2005:6) permintaan
akan suatu barang terdii"i dari permintaan
Permintaan merupakan sejumtah barang absotut (abmlute dernad) dan permintaan
dan jasa yang ingin dibeti atau dimitiki pada efektif (efective demand). Lebih tanjut
berbagai tingkat harga yang berlaku di pasar Supranto (20O5:7) menjetaskan, permintaan
pada waktu tertentu. Samuelson (20O6:55) absotut adalah jumlah permintaan ke atas
menjetaskan, bahwa teori permintaan barang dan jasa yang ditakukan oteh semua
menerangkan tentang ciri hubungan antara konsumen, baik yang memitiki kemampuan
iumtah permintaan dengan tingkat harga. atau tidak merrritiki kemampuan membel.i.
Sehingga dari sifat ciri hubungan tersebut Sedangkan permintaan atas barang dan jasa
(yaitu antara perrnintaan dan harga) maka disertai dengan kemampuan membeli disebut
dibuattah kurva permintaan yang mempunyai pcrmintaan efektif. Sudarsono (20O1:9)
hubungan negatif antara keduanya. menjetaskan, permintaan absctut adatah
Permintaan konsumen individuat atas jumtah barang yang dibutuhkan. Lebih tanjut
suatu jenis barang yaitu berbagai jumtah Sudarsoro (20O1:10) menjetaskan, berdasar-
barang yang hendak dibeti konsumen pada kan oaya beti maqlarakat permintaan digo-
berbagai kemungkinan harga pada setiap longkan dua jenis yaitu; permintaan efektif
waktu tertentu. Pada prinsipnya yang dan permintaan potensiat.
mendasari perrnintaan individuat tersebut Suhartati (2003:13) menjetaskan, perta-
manakala harga semua barang tain (terutama tian antara harga dan p€rmintaan yang
barang substitusi maupun barang kompte- berbanding terbatik (negatif) menimbutkan
menter) tidak berubah, termasuk pendapatan konsekuensi bahwa apabita harga barang naik
dan selera juga tidak berubah. Sehingga maka permintaan turum dan apabita harga
permintaan merupakan fungsi dari sistem barang turun maka permintaan naik. Wattras
datam Suhartati (2003:27) menformulasikan harga dari barang itu sendiri, metainkan juga
permintaan (ed) sebagai fungsi daripada dipengaruhi oleh pendapatan konsumen,
harya (P) dimana: harga barang [ain, selera, dan tain sebagai-
9d. = r[p] (1) nya. Secara matematis ini dapat dirumuskan
Hubungan antara permintaan barang datam formuta sebagai berikut:
dengan harga adatah sangat erat. Hubungan Dx = f(Px,y,p/,T,U) (2)
tersebut dijetaskan datam suittu hukum Keterangan :
perrnintaan, yaitu semakilr tinggi harga suatu gx = jumtah barang yang diminta
barang maka semakin sedikii perinintaan Px = harga barang itu sendiri
terhadap barang tersebut. Begitu puta Y = p€ndapatan konsumen
sebatiknya, semakin rendah hafua suatu W - harga barang tain
barang maka semakin banyak pirmintaan T = selera
terhadap trarang tersebut, lr{ankiw IZOOS : gt ). U = faktor-faktor lainnya
Hukum permintaan tidak bertaku muttak. Satvatore juga (2001:97) menyatakan,
trtankiw (2001:80) mengemukakan, hubungan teon permintaan konsumen mernformutasikan
gntara harga dan jumtah permintaan ini bahwa jumtah komoditi yang diminta
berlaku untuk kebanyakan jenis barang dalam merupakan suatu fungsi dan ter$antung pada
perekonomian dan bersifat urnum. Artin)ra, harga konroditi tersebut, pendapatan konsu-
apabita faktor-faktor yang mempengaruhi men, harga dari komoditi yang berhubungan
permintaan selain dan harga birang itu (baik substitusi maupun komptementer), serta
sendiri berubah maka banyaknya permintaan setera konsumen. Bentuk formutasinya dapat
atas barang tersebut akan berubah. Sukimo ditutis :
(.2001:52) menambahkan, hukum permintaan Qd = f (k, 1,ry,T) (3)
pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis Dimana;
yang menyatakan bahwa makin rendah harga Qd = jumlah kcmoditi yang diminta konsumen
ba:-ang makin banyak p€rmintaan atas barang Px = harga kornoditi yang bersangkutan
tersebut. Dan makin tinggi harga barang ; = pendapatan konsumen
makin sedikit permintain atal barang Py = harga komoditi tain yalrg berhubungan
tersebut. T = setera
. . Suhartati (2003:13) menjetaskan,
berkaitan dengan hukum permintaan, maka
lvlankiw (20O6:83) menambahkan, ada
banyak variabet yang dapat menggeser kurva
3ltara bagng yang satu dengan barang yang permintaan, diantaranya sebagai berikut: (1)
[ain memitiki kaitan. lni rnenylbabkan jOinya Pendapatan, (2) Harga. barang-barang terkait,
efek substitusi sebagai barang pengganti dan (3) Selera, (4) Harapan, (5) Jumtah pembeti
gfek klmptementer sebagai Uirani peteng- Pendapatan yang diperoteh seseorang
kap. Samuelson dan Nordhaus iZbr:oil atau rumah tangia bisa memberikan
menambahkan, akibat adanya efek substitusi gambaran mengenai bagaimana pola konzumsi
dan efek pendapatan menimbulkan pengaruh yang dilakukan oteh suatu rumah tannga
perubahan tertadap Jumtah barahg yang tertentu. Menurut Samuelson (2001:128),
diminta. pendapatan adatah suatu penerimaan bagi
.kan Banyak pendapat para ahti yang menjetias- seseorang atau ketornpok dari hasil sumba-
tentang faktor-fakts yang mempengaruhi ngan, baik tenaga dan pikiran yang dicurahkan
permintaan. Menurut Sukirno (ZtiOt:- at ), sehlngga akan memperoteh imbatan
bahwa permintaan seseoanng atas sesuatu (kompesasi) atau berupa batas jasa. Sukirno
Pgong ditentukan oleh banyak faktor. tuitara (2$1:78) menjelaskan, bahwa pendapatan
laln
yang terpenting adatah; (1) Harga barang adatah jumlah penghasitan yang diterima oleh
itu sendiri, (2) Harga barang-biranglain yang penduduk atas prestasi kerjanya se(ama satu
mempunyai kaitan yang erat dengan barang periode tertentu, batk hartan, mingguan
tersebut, (3) Pendapatan rumah. iangga dan maupun butanan.
pendapatan rata-rata masyarakat, (4t Corak Kurva permintaan yang kemiringannya
distribusi pendapatan datam masyarakat, 15) negatif menunjukkan peritaku para pembeti
9jla_ rasa masyarakat, (6) Jumtan penOuOdk, atau konsumen yang bertaku datam pasar )rang
(7) Ramatan mengenai keadaan di masa yang penuh dengan persaingan. Tingkat kemiringan
akan datang kurva merupakan ukuran akan seberapa besar
- Suhartati
Sebenarnya
(2003:12) mengemukakan,
permintaan konsumen terhadap
respon para pembeti terhadap perubahan yang
terjadi datam kondisi pasar. Respon pembeti
suatu barang tidak saja dipengaruhi oteh dapat diketahui metatui angka etastisitas
permintaan. Menurut Mankiw (2006:108)' asumsi ktasik sebagai dasar datam melakukan
etastisitas perrnintaan merupa-kan ukuran anatisis regresi. Pengujian asumsi ktasik
besarnya respoil jumtah perrnintaan terhadap ditaksanakan agar estimator-estimator yang
satah satu Penentu permintaan tersebut- diperoleh dengan metode OLS memenuhi
Suhartati (2003:35) mengemukakan, etastisi- syarat ELUE (8est Linier Unbiased Estimator).
tas permintaan adatah ratio yang mengukur Adapun pengujian azuntsi ktasik yang dil'aku-
perubahan jumtah yang diminta sebagai kan terdiri dari penguiian terhadap Mutti-
akibat perubahan faktor yang mempenga- kotinieritas, heterokadesitas, autokoretasi -
ruhinya.
Menurut l"{ankiw (2006:108), ada tiga 4. Hasil dan Pembahasan
macam konsep etastisitas yang berhubungan
dengan permintaan. Terdiri atas; Kabupaten Bireuen memil'iki tuas witayah
1. Etastisitas harga permintaan (price 1.9C1,21 km2 berada di jatur utara pesisir
eiosticity of demand) Prorinsi Nanggroe Aceh Darussatam yang
?. Etastisitas pendapatan dari permintaan mempunyai areat persawahan setuas 12,11%
(income elasticitY of demand) dan areat perkebunan setuas 15,37%, serta
3. Etastisitas harga sitang dan permintaan areal tambak seluas 2,71%. Hingga tahun
(cross price elasticity of demand) 2008, secaftt administratii kabupaten ini
terdiri dari 17 wiLayah kecamatan. Pada tahun
3. ldetode Penelitian ?:CFfl juml,ah penduduk Kabupaten Bireuen
sebanyak 355.989 jiwa dengan tinlkat
Penetitian ini mencakup sektor pertanian pertumbuhan rata-rata sebesar 0,77 persen
tanaman pangan jenis komoditi beras. Adapun pertahun. Pi'oduk Domesti Regionat Bruto
yang ditihat menyangkut Pelrnintaan. beras menunjukkan mengatami peningkaian, tetapi
yung terdapat di Kabupa.ten Blrzuen' masih betada dibawatr tlngkat pertumbuhan
mengidmtifikasi sekatigus menganatisis ekonorni nasionat. Sejak tahun 1993 sampai
variabet yang mempengaruhi perTn:ntaai"l 2ffi7 tingkat pertumbuhan pendapatan
beras yang metiputi; harga beras yang perkapita rata-rata sebesar 3,2 persen
d:rninta, pendapatan perkapita, dan jumtail pertahun. Angka ini masih tergotong rendah
penduduk yang merupakan variabel iidak dibandingkan dengan daerah tain Ci lndonesia
ierikat. Sedangkan jumtah permintaan beras urnumnya. Tingkat pertumbuhan ekonomi
sebagal variabet terlkat. Data yang digunakan lndonesia secara rata-rata mencaPai 5,8
datam penetitian ini adatah jenis data sampai 6,3 persen pertahun- Jumtah permin-
sekunder bersifat time series dari tahun 1993 taan beras guna memenuhi kebutuhan pokok
- 2CxJ7 yang diperoteh dai'i Badan Pusat masyarakat seiranyak 14 kg/iiwa/tahun
Statistik Bireuen. hingga tahun 2007, metebihi konsumsi nasio-
Penetitian ini menggunakan metde OLs nat rata-rata yang sebesar 139 kg/jiwa/tahun.
(Ordircry Leost ftwr4 datam regresi tinear
6erganda (ttutttple Llnier Regressfon,l. ftlodet 1. Anatlsis Permintaan Beras
persamaan permintaan hanya membatasi pada Variabel, harga, pendapatan perkapita,
penEgunaan beberapa variabet yang dan jumtah penduduk mempunyai hubungan
mempengaruhi permintaan beras, yaitu; harga pengiruh yang erat dengan juml'ah per'
beras, pendapatan perkapita, dan jumtah miniaan beras. Kedudukan peran komoditi
penduduk yang dapat diformulasikan sebagai beras sebagai bahan makanan utama
maryarakat Kabupaten Bireuen merupakan hal
berikut, yaitu :
ad = f (P, l, N) (4) yang menyebabkan kebutuhan akan beras
Dimana; tiAaf Oapat digantikan otetr bahan pangan lain
qg = jumtah permintaan beras meski apabila tingkat harga beras mengatami
P = harga beras Yang diminta kenaikan maupun pada saat pendapatan yang
1 = prendapatan perkaPita diterima maqyarakat makin berkurang-
N = jumtah penduduk Hasit anatisis regresi terhadap faktor-
Anatisis permintaan tersebut diestimasi- faktor yang mempengaruhi permintaan beras
kan dengan modet anatisis sebagai berikut: di XaOupiten Birer.ren dapat ditunjukkan
Qd = a+b1 P+b2 l*b3N+e..- (5) pesamaan Permintaan beras (Qd) dari regresi
berganda Yaitu :
uii statistik terhadap +
Qd = f53g,Z7 - Q,Z71P + 0,455 | * 7,71 N e
Sebel.um metakukan
hasit estimasi, tertebih dahutu metakukan uji (8,332) (-3,i25) (7,290) (5,5t)
konsumsi beras dengan kuatitas atau mutu Kadariah, (2001). Pengantar Teori Ekonomi
yang tebih baik. l{ikro. Bina Aksara, Jakarta.
Mankiw, Gregory. N, (2001). Pengontor
Ekonomi, Edisi Kedua (Terjemahan).
5. Penutup PT. Ertangga, Jakarta.
Mankiw, Gregory. N, (2006). Principle of
Kenaikan harga beras satah satunya dipicu Economics: Pengantar Ekonomi lAikro,
oteh jumtah ketersedian dan kecukupan beras Edisi Ketiga (Terjemahan). PT.
datam negeri. Kecukupan beras dapat Ertangga, Jakarta.
dipenuhi dengan peningkatan produksi datam Satvatore, Dominick, (2001). Manageriol
negeri yang difakukan dengan penambahan Economic ; Dolom Perekorpmion GIoboI.
luas tanam padi dan perbaikan sistern Edisi Keempat, Ertangga, Jakarta.
produksi padi guna meningkatkan produk- Samuelson, A. Paut, Nordhaus, D. Wittiam,
tivitas. Pengatihan penggunaan tahan pertani- (2001). Ekonomi liikro (Terjemahan).
an (khususnya sawah) menjadi daerah PT. Erl.angga, Jakarta.
pemukiman pertu disikapi dengan penyediaan Samuetson, A. Paut, Nordhaus, D. Nordhaus,
areal tanam guna mencetak sawah baru, (2006) llmu l{ikro-Ekoncmi, Edisi Tujuh
sehingga kecukupan beras domestik dapat Betas (-Ier.yemahan), PT. Media Gtobat
dipertahankan. Peningkatan produktivitas Edukasi, Jakarta.
padi/beras lrarus setatu mengikuti taju per- Sawit, M. Husein, (2004). Kebijakan Beras don
tumbuhan penduduk guna menghindari Pongan Nosional; Petajaran Dari Orde
ketidakcukupan beras datam negeri yang Baru dan Orde Reformasi, IPB Press,
akhirnya mampu menjaga tingkat stabititas Bogor.
harga beras. Soekartawi, (2001). Teori Ekonomi don
Peningkatan pendapatan perkapita di Prodetki . Rajawati, Jakarta.
Kabupaten Bireuen menunjukkan tingkat Sudarsono, (2001). Pengantor Teori Ekonomi
kemakmuran masyarakat yang semakin Mikro. LP3ES, Jakarta.
membaik. Namun kenaikan pendapatan Suhaftati, Tati dan M. Fathorrozi, (2003).
perkapita yang diperoteh masih digunakan Teori Ekonomi lAikro- Satemba Empat,
untuk pemenuhan konsumsi beras mencapai Jakarta.
0,455 dari pe:'ubahan pendapatan. Menurut Sukirno, Sadono, (2001). Pengantor Teori
penetiti, angka ini masih retatif besar, maka Ekonomi l{ikro. PT. Raja Grafindo
hendaknya di masa akan datang dapat Persada, Jakarta.
diturunkan kembati. Oteh karena konsumsi Sumodinirrggrat, Gunawan, (19981, Pengantar
beras terus mengatami kenaikan maka Ekonomi trika. BPFE, Yogyakarta.
dipertukan ketersediaan padi/beras yang Supranto, (2005). Pengukuran Tingkot Kepuas-
cukup secara nasional serta oendistribusian on Konsumen. Rineka Cipta, Jakarta.
s€cara merata agar tidak terjadinya
ketangkaan yang sewaktu-waktu secara cepat
menimbutkan gejotak fluktuasi harga. Riwayat Hidup Penulis: