Anda di halaman 1dari 3

Menjawab Pertanyaan pada Artikel Pupuk Indonesia SWA dan Startegi

Putar Haluan Mitra Kerinci di Insutri Teh

Manajemen Operasi

KELOMPOK 3:

Miranda Nuraini (2020522081)

Nabila Hendrasti (2020522087)

Vindi Putri Kurnia Ilahi (2020522089)

MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS ANDALAS

2021
Artikel 1

1. Identifikasi masalah yg terjadi


a) Pertama, dari sisi eksternal, terdapat wacana pengalihan subsidi pupuk
untuk petani. Karena itu, Pupuk Indonesia perlu memperkuat barisan
produk komersial agar siap bersaing di pasar komersial.
b) Kedua, dari sisi internal, ada beberapa tantangan yang dihadapi Pupuk
Indonesia. Antara lain, pabrik sudah tua dan kurang efisien.
c) Pupuk Indonesia adalah perusahaan induk dari lima perusahaan pupuk
besar lainnya, sehingga harus menyatukan budaya silo yang ada di anak-
anak perusahaan

2. Konsep MO yang digunakan dalam menyelesaikan masalah


Dalam hal inovasi model bisnis, Pupuk Indonesia menghadirkan Agro
Solution berupa pendampingan intensif kepada petani, budidaya pertanian
berkelanjutan, pelibatan rantai pasok, dan penyiapan dukungan teknologi.
Dari segi teknologi, Pupuk Indonesia menerapkan Distribution Planning
Control System (DPCS). Teknologi ini berupa sistem terintegrasi yang
didesain untuk melakukan kontrol rantai pasok distribusi pupuk bersubsidi
yang optimal dan aman sepanjang tahun dari pusat produksi sampai dengan
lini IV (kios) secara real-time.
Pupuk Indonesia juga menerapkan Retail Management System (RMS) untuk
mendigitalisasi distributor dan kios pupuk dengan memanfaatkan aplikasi
dalam menjual pupuk ritel, komersial, ataupun pupuk PSO.
3. Saran untuk lebih baik lagi
Saran untuk lebih baik ke depannya adalah dengan memberikan pelatihan
penggunaan teknologi untuk para petani karena masih banyak petani yang
tidak familiar dengan teknologi. Dan juga memberikan petani fasilitas dalam
menjalankan pekerjaan yang membutuhkan teknologi. Pekerja yang tepat
dapat menghasilkan barang dan jasa berkualitas tinggi yang akan
memberikan profit bagi perusahaan.
Artikel 2

1. Identifikasi masalah
a) Secara makro kondisi bisnis teh di Indonesia sedang terpuruk
b) Jumlah produksi teh Indonesia terus menurun dari 175 ribu ton pada
tahun 2007 menjadi 154 ribu ton pada tahun 2015
c) Harga lelang teh juga terus menurun dari US$356 sen per kilogram di
tahun 2007 menjadi US$180 sen per kilogram
d) Luas areal kebin the juga berkurang karena banyak perkebunan yang merugi
karena konversi lahan.

2. Konsep MO yang digunakan menyelesaikan masalah


Mitra Kerinci gigih melakukan transformasi yang diawali dengan strategi
mekanisme pertanian , yaitu :
a) Sebelumnya petik teh dilakukan secara manual, menggunakan tangan,
saat ini telah menggunakan mesin petik. Serta berfokus pada
mengelola the hijau yang masih blue ocean
b) Strategi pemasaran
- Menempuh jalur pemasaran B2B dengan target lima pabrikan teh
Indonesia dan beberapa luar negeri seperti mengekspor produk
Taiwan, Qatar, Sudan, Perancis, dan Amerika Serikat
- Membuat hubungan kontrak dengan Lipton, Coca- Cola, Sosoro,
dan TongTji.
c) Dari segi transformasi budaya, Mitra Kerinci melakukan pendekatan
yang memanusiakan manusia
- Memperkenalkan aplikasi manajemen risiko dan Good Corporate
Governance (GCG) dalam pengelolaan bisnis perusahaan.
-Sedangkan untuk transformasi bisnis, Mitra Kerinci
mengembangkan bisnis barunya dengan pemanfaatan aset yang
idle dengan budidaya tanaman pengganti gula stevia (tanaman
pengganti tebu, stevia rebaudiana bertoni), bekerja sama dengan
perusahaan perusahaan Korea Selatan.
d) Mengembangkan lini bisnis baru dengan pembangunan PLTA Liki
Energi yang memanfaatkan aliran sungai dan air terjun.

3. Saran terbaik untuk menjadi lebih baik lagi


Saran untuk lebih baik lagi untuk PT. Mitra Kerinci ke depannya terus
meningkatkan transformasi dan strategi mekanisme pertanian serta
perluasan pasar ekspor produk mereka. Terus melakukan inovasi dan
mengembangkan kreativitas. Melakukan evaluasi strategi yang telah
diterapkan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai