Anda di halaman 1dari 5

Ovozoa Vol. 8, No.

2, Oktober 2019
ISSN: 2302-6464

PENGARUH pH LENDIR MUKOSA VAGINA SAAT BIRAHI TERHADAP


PERSENTASE KEBUNTINGAN (Conception Rate) PADA SAPI PERAH DI KUD
TANI WILIS KABUPATEN TULUNGAGUNG DAN KSU TUNAS SETIA BARU
KABUPATEN PASURUAN

THE EFFECT OF MUCOS ACIDITY OF VAGINA MUCOUS WHEN ESTRUS


AND CONCEPTION RATE (CR) ON DAIRY CATTLE IN KUD TANI WILIS
TULUNGAGUNG DISTRICT AND KSU TUNAS SETIA
BARU PASURUAN DISTRICT

Andaru Rizki1), *Pudji Srianto2), Endang Suprihati3), Trilas Sardjito4),


Ismudiono5), Mohammad Anam Al Arif6)
1)
Mahasiswa, 2,4,5)Departemen Reproduksi Veteriner, 3)Departemen Parasitologi Veteriner,
6)
Departemen Peternakan Veteriner
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Airlangga
*Corresponding author: email: pudjisrianto@yahoo.com; rizkiandaru@gmail.com

ABSTRACT
The purpose of this research is to determine the effect of mucos acidity of vaginal mucous
when estrus towards conception rate at KUD Tani Wilis Tulungagung District and KSU Tunas
Setia Baru Pasuruan District. Measured samples were taken from 30 dairy cattles in each KUD.
Mucos acidity of vaginal mucous were obtained by using a digital acidity meter before
insemination was done on dairy cattle. After measuring the acidity from mucosal vagina
mucous, artificial insemination has done on estrus dairy cattle. On the 60th day after
insemination, rectal palpation was done to check the conception rate. Research result from 30
dairy cattle on each KUD showed that mucos acidity of vaginal mucous has signifficant effect
towards conception rate. Mucos acidity of vaginal mucous range 6.5-8.5 with the highest range
of conception rate in KSU Tunas Setia Baru Pasuruan District 7.5-7.7 and in KUD Tani Wilis
Tulungagung District with the highest range of conception range 7.2-7.4 and 7.5-7.7.
Keywords: Dairy cows, Mucous acidity of vaginal mucous, Conception Rate (CR)

Pendahuluan hasilkan oleh peternakan yang mempunyai


Sebagian besar masyarakat di Indone- pengelolaan dan manajemen pakan yang
sia terutama di pedesaan mengenal berbagai baik, disamping itu juga tergantung dari ge-
macam peternakan, salah satunya adalah netik dan stadium laktasi sapi perah (Sidik,
ternak sapi perah. Di Indonesia umumnya 2004). Dalam penelitian Sori Basya (1993)
sapi perah yang dipelihara ialah jenis FH pemberian rumput gajah pada sapi perah
(Friesian Holstein) . Sapi perah adalah laktasi diperoleh data bahwa, untuk menca-
penghasil susu dan daging dalam pemenu- pai produksi susu yang lebih tinggi, di-
han kebutuhan protein, namun populasi sapi butuhkan pemberian pakan yang mengan-
perah dalam negeri yang masih rendah me- dung protein kasar sekitar 21-22% , Ke-
nyebabkan produksi susu hanya mencakupi butuhan protein tersebut sangat sulit dicapai
30% dari permintaan (Farid dan Sukesi, apabila di suplai dari hijauan saja tanpa di
2011). tambahkan konsentrat karena kandungan
Sebuah usaha peternakan sapi perah protein yang terdapat dalam hijauan
memerlukan anggaran kebutuhan pakan Khususnya pada rumput gajah terdapat
mencapai 70% dari seluruh biaya produksi. sekitar 7%.
Fungsi pakan bagi ternak utamanya adalah Teknologi Inseminasi buatan (IB)
sebagai pemenuhan hidup pokok, partum- adalah salah satu teknologi reproduksi yang
buhan , reproduksi, dan produksi susu. mampu dan telah berhasil meningkatkan
Produksi susu yang berkualitas tinggi di- perbaikan genetik ternak, Salah satu para-

154
Andaru Rizki, dkk.
155

meter keberhasilan IB adalah dengan Con- Metode Penelitian.


ception Rate dan rata-ratanya pada sapi ber- Pengukuran dengan Alat pH - 98103 Di-
kisar 60% (Hariadi dkk., 2011). Conception gital
rate akan mengalami penurunan apabila Pendataan penelitian ini merupakan
tidak memenuhi faktor – faktor yang berpe- eksploratif lapangan. Dengan memasukkan
ngaruh dalam keberhasilan IB yaitu, pe- alat pH meter digital pada vagina sapi yang
milihan sapi perah aseptor, usaha pembe- birahi. Kemudian pencatatan data pH mu-
rantasan kemajiran, kemampuan peternak kosa vagina sapi perah birahi tepat sebelum
mengetahui birahi sapi, keterampilan inse- dilakukan Inseminasi Buatan (IB).
minator, kualitas dan kuantitas semen
(Susilowati dkk., 2010). Pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB)
Derajat keasaman (pH) merupakan pa- Inseminasi Buatan dilakukan terlebih
rameter penting dari lendir serviks dalam dahulu selanjutnya dilakukan pengukuran
proses transfer sperma ke dalam saluran re- pH menggunakan pH meter digital pada
produksi betina, pH mempengaruhi kualitas mukosa vagina.
daya hidup sperma di dalam serviks
(Tsiligianni et al.,2011). Lokasi yang di pi- Pendataan Conception Rate (CR)
lih pada penelitian ini adalah KSU Tunas Pendataan conception rate dilakukan
Setia Baru kabupaten Pasuruan dan KUD melalui palpasi rektal oleh inseminator pada
Tani wilis kabupaten Tulungagung kedua hari ke-60 setelah dilakukannya inseminasi
KUD . buatan pada sapi perah yang menunjukan
Mengingat pentingnya penentu produk- kebuntingan.
tivitas sapi perah maka perlu dilakukannya Conception Rate (%) =
evaluasi reproduksi serta akurasi deteksi bi- 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐼𝐵 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎
x 100%
rahi yang tepat hasil IB sapi perah yang di- 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝐼𝐵
pelihara. Penelitian ini bertujuan untuk me-
ngetahui pengaruh pH lendir mukosa vagi- Analisis Data
na terhadap presentase Conception Rate Analisis data dilakukan dengan me-
(CR) pada sapi perah setelah dilakukannya ngumpulkan data primer yaitu pH mukosa
inseminasi buatan (IB) di KUD Tani Wilis vagina saat birahi pada sapi perah, Concep-
Kabupaten Tulungagung dan KSU Tunas tion Rate (CR) pada hari ke 60-75 hari. Da-
Setia Baru Kabupaten Pasuruan. ta di proses menggunakan uji T dan uji Chi-
Square dengan aplikasi SPSS. Uji T dilaku-
Materi dan Metode Penelitian kan dengan mengujikan pH mukosa vagina
Tempat dan Waktu Penelitian saat birahi pada masing-masing KUD 30
Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi sapi, uji Chi-square untuk mengetahui pH
Serba Usaha Tunas Setia Baru Kecamatan lendir mukosa vagina terhadap jumlah ang-
Tutur Kabupaten Pasuruan dan Koperasi ka kebuntingan dari 2 KUD yaitu Koperasi
Unit Desa (KUD) Tani Wilis, Kecamatan Serba Usaha (KSU) Tunas Setia Baru
Sendang , Kabupaten Tulungagung. Waktu Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan dan
penelitian ini dilaksanakan pada bulan KUD Tani Wilis, Kecamatan Sendang, Ka-
Januari hingga Maret 2018. bupaten Tulungagung.

Alat dan Bahan Penelitian Hasil dan Pembahasan


Alat penelitian yang digunakan adalah Pada penelitian ini dari 30 ekor sapi
larutan PBS, kapas, pH-98103 digital untuk yang telah IB dari masing-masing KUD
mengukur nilai pH mukosa vagina . Bahan menunjukkan pada KUD Tani Wilis Ka-
untuk penelitian ini adalah masing masing bupaten Tulungagung di dapatkan 25 sapi
30 sapi perah betina birahi pada wilayah yang bunting dan 5 ekor sapi yang tidak
KSU Tunas Setia Baru dan KUD Tani Wi- bunting dengan range pH dan persentase
lis, larutan pbs dan kapas digunakan untuk kebuntingan yang paling tinggi yaitu 7,2-
menjaga alat pH meter agar tetap steril sete- 7,4 dan 7,5-7,7 sedangkan 7 ekor sapi yang
lah digunakan. tidak bunting dan 23 sapi yang bunting di
KSU Tunas Setia Baru di dapatkan range
Andaru Rizki, dkk. 156

pH dengan persentase kebuntingan yang perah tersebut dipengaruhi oleh kondisi bio-
tinggi yaitu pada pH 7,5-7,7. fisik dan biokimia dari lendir yang dihasil-
Berdasarkan hasil uji Chi-square pH kan oleh serviks itu sendiri yang dikendali-
lendir mukosa vagina terhadap persentase kan oleh hormon yang berperan selama sik-
kebuntingan di KUD Tani Wilis Kabupaten lus estrus (Prasdini dkk., 2015). Verma et
Tulungagung dan KSU Tunas Setia Baru al. (2014) menyatakan bahwa penampilan
Kabupaten Pasuruan, keduanya mendapat- lendir serviks berubah selama perubahan fa-
kan hasil bahwa pH lendir mukosa vagina se estrus yaitu, transparan pada awal estrus,
berpengaruh secara signifikan terhadap per- yang secara bertahap berubah menjadi ke-
sentase kebuntingan (p<0,05). Hasil uji test ruh pada pertengahan estrus dan bening
tersebut dapat dilihat pada tabel 1 dan 2. mengkilap pada akhir estrus.
Kemudian untuk uji T test rata-rata PH Semakin tinggi hormon estrogen dalam
lendir Vagina di KUD Tani Wilis Kabupa- darah saat estrus maka volume lendir ser-
ten Tulungagung dan KSU Tunas Setia Ba- viks akan semakin banyak dengan pH yang
ru Kabupaten Pasuruan menunjukkan bah- semakin basa (Suharto, 2003). Sehingga da-
wa pH lendir mukosa vagina di KUD Tani pat digunakan sebagai acuan untuk keber-
Wilis Kabupaten Tulungagung dan KSU hasilan Inseminasi Buatan (IB). Dalam fase
Tunas Setia Baru Kabupaten Pasuruan estrus, hormon FSH dalam darah menurun,
menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05). sedangkan sekresi LH meningkat guna
Hasil uji T test tersebut dapat dilihat pada merangsang terjadinya ovulasi, salah satu
tabel 3. faktor yang mempengaruhi produksi lendir
Untuk hasil uji Chi-square pH lendir serviks adalah hormon estrogen. Bagian
Mukosa Vagina Terhadap Jumlah Concep- mucus terdapat kripta-kripta yang dapat
tion Rate di KUD Tani Wilis Kabupaten menghasilkan lendir sehingga pada saat
Tulungagung dan KSU Tunas Setia Baru ternak tidak mengalami estrus, lendir yang
Kabupaten Pasuruan dapat disimpulkan ada pada kripta mengeras dan akan mencair
bahwa pH lendir mukosa vagina berpenga- saat hormon estrogen meningkat (Widiyono
ruh terhadap angka kebuntingan di KUD et al., 2011).
Tani Wilis Kabupaten Tulungagung dan Hormon pengendali siklus birahi yaitu
KSU Tunas Setia Baru Kabupaten Pasuru- hormon hipofisa anterior dan hormon dari
an. Hasil uji tersebut dapat dilihat pada ta- ovaria. Hormon hipofisa anterior yang jelas
bel 4. berperan mengendalikan siklus birahi
Sedangkan Persentase kebuntingan di adalah FSH dan LH, semua hormon ter-
KUD Tani Wilis Kabupaten Tulungagung sebut adalah bersifat protein. hormon FSH
dan KSU Tunas Setia Baru Kabupaten Pa- merangsang pertumbuhan folikel ovarium.
suruan menunjukkan pengukuran pH lendir FSH dianggap sebagai substansi yang
mukosa vagina pada sapi perah cenderung mengawali siklus birahi, karena secara nor-
basa . Pada penelitian ini dari 30 ekor sapi mal aktifitas birahi tidak akan terjadi sebe-
yang telah IB dari masing-masing KUD lum folikel bertumbuh dan masak terlihat di
menunjukkan pada KUD Tani Wilis Ka- dalam ovaria. Pada fase estrus keseimbang-
bupaten Tulungagung di dapatkan 25 sapi an hormon hipofisa bergeser dari FSH ke
yang bunting dan 5 ekor sapi yang tidak LH. LH membantu terjadinya ovulasi dan
bunting dengan range pH dan persentase pembentukan corpus luteum.
kebuntingan yang paling tinggi yaitu 7,2- Salah satu komponen untuk menilai ba-
7,4 dan 7,5-7,7 sedangkan 7 ekor sapi yang ik tidaknya pelaksanaan IB adalah dengan
tidak bunting dan 23 sapi yang bunting di memeriksa atau mendata (conception rate).
KSU Tunas Setia Baru di dapatkan range Hasil penelitian ini di peroleh persentase
pH dengan persentase kebuntingan yang conception rate di KUD Tani Wilis Kabu-
tinggi yaitu pada pH 7,5-7,7. Hasil ini dapat paten Tulungagung yaitu 83% dan di KSU
dilihat pada tabel 5. Tunas Setia Baru Kabupaten Pasuruan
Hal ini di mungkinkan adanya bebe- adalah conception rate 76,6%. Hasil terse-
rapa faktor yang mempengaruhi perbedaan but di nilai baik karena efisiensi reproduksi
pH dan pengaruh pH terhadap angka ke- pada sapi dikatakan baik apabila nilai Con-
buntingan. Faktor yang mempengaruhi per- ception Rate dapat mencapai 65-75 %.
bedaan pH lendir mukosa vagina pada sapi Kualitas pakan dan kebutuhan nutrisi juga
Andaru Rizki, dkk.
157

berpengaruh terhadap nilai conception rate, tidak teratur (Hariadi dkk, 2011). Jumlah
hal ini sesuai dengan pernyataan Nkuna kandungan protein dalam kedua KUD ter-
(2008) yang menyebutkan bahwa salah satu sebut sudah melampaui nilai kandungan
faktor yang mempengaruhi angka kebun- yang baik yaitu 21-22% pada KUD Tani
tingan yaitu nutrisi. Pakan yang hanya be- Wilis kadar protein 24,73 dengan konsumsi
rasal dari rumput kering dengan protein protein 4,44 kg dan di KSU Tunas Setia
yang rendah memiliki kandungan mineral Baru dengan Kadar Protein 23,07 dengan
fosfor yang rendah. Kekurangan protein da- konsumsi pakan 5,2 kg, sehingga nilai ang-
lam pakan dapat mengakibatkan ternak an- ka kebuntingan pun tinggi .
tara lain an-estrus, silent estrus, birahi yang

Tabel 1. Range pH Lendir Mukosa Vagina terhadap Persentase Kebuntingan di KUD Tani Wilis
Kabupaten Tulungagung
Range pH Lendir Tulungagung Total Persentase
Mukosa Vagina Bunting Tidak Bunting bunting
6,8 -7,1 0 1 1 0%
7,2 -7,4 14 0 14 100%
7,5 -7,7 9 0 9 100%
7,8 -8,0 2 3 5 40%
8,1 -8,5 0 1 1 0%

Tabel 2. Range pH lendir Mukosa Vagina terhadap Persentase Kebuntingan di KSU Tunas Setia
Baru Kabupaten Pasuruan.
Range pH Lendir Pasuruan Total Persentase bunting
Mukosa Vagina Bunting Tidak Bunting
6,8 -7,1 1 2 3 33,3%
7,2 -7,4 9 1 10 90%
7,5 -7,7 7 0 7 100%
7,8 -8,0 6 2 8 75%
8,1 -8,5 0 2 2 0%

Tabel 3. Rata-rata pH Lendir Mukosa Vagina di KUD Tani Wilis Kabupaten Tulungagung dan
KSU Tunas Setia Baru Kabupaten Pasuruan.
No Daerah Rata-rata pH lendir mukosa
1 Tulungagung 7,4967
2 Pasuruan 7,5467

Tabel 4. Hasil uji Chi-square pH lendir Mukosa Vagina Terhadap Jumlah Conception Rate di
KUD Tani Wilis Kabupaten Tulungagung dan KSU Tunas Setia Baru Kabupaten
Pasuruan.
Daerah Rata-rata pH lendir Bunting Tidak Bunting
mukosa vagina
Tulungagung 7,4967 25 5
Pasuruan 7,5467 23 7

Tabel 5. Persentase kebuntingan di KUD Tani Wilis Kabupaten Tulungagung dan KSU Tunas
Setia Baru Kabupaten Pasuruan
Tempat Bunting Tidak Bunting Angka kebuntingan

Tulungagung 25 5 83,3%
Pasuruan 23 7 76,6%.
Andaru Rizki, dkk. 158

Kesimpulan Sidik, R. 2004. Komoditas dan Bangsa Ter-


Berdasarkan hasil penelitian ini dapat nak Perah. Sub Bagian Produksi
disimpulkan bahwa : Ternak. Fakultas Kedokteran Hewan.
1. Tidak terdapat perbedaan pH lendir Universitas Airlangga. Surabaya.
mukosa vagina saat inseminasi buatan di Suharto, K 2003. Penampilan Potensi Re-
KUD Tani Wilis Kabupaten Tulung- produksi Sapi Perah Friesian Holstain
agung dengan rata-rata pH 7,4967 Akibat Pemberian Kualitas Ransum
dengan range paling tinggi ang-ka Berbeda dan Infusi Larutan Iodium
kebuntingnya pada pH 7,2-7,4 dan 7,5- Povidon 1% Intra Uterin Fakultas
7,7 dan di KSU Tunas Setia Baru peternakan UN-DIP. Semarang.
Kabupaten Pasuruan 7,5467 dengan Susilawati, T. 2011. Tingkat Keberhasilan
range paling tinggi angka kebuntingan Inseminasi Buatan dengan Kualitas
pada pH 7,5-7,7. dan Deposisi Semen yang Berbeda
2. Persentase kebuntingan di KUD Tani pada Sapi Peranakan Ongole. J. Ternak
wilis Kabupaten Tulungagung yaitu Tropika. 12(2): 15-24.
83,3% dan KSU Tunas Setia Baru Tsiligianni, T ., Amiridis, GS., Dovolou. E.,
Kabupaten Pasuruan dengan persentase Menegatos, I., Chadio, S., Rizos, D.,
con-ception rate 76,6%. and Gutierrez-Adan, A. 2011.
Association between physical proper-
Daftar Pustaka ties of cervical mucus and ovulation
Basya S. 1993. Perimbangan Optimal rate in superovulated cows. The Cana-
Hijau-an dan Konsentrat dalam dian Journal of Veterinary Research.
Ransum Sapi Perah Laktasi. Balai 75: 248-253.
Penelitian Ternak, Bogor. 41. Verma, K. K., S. Prasad., A. Kumaresan, T.
Farid, M. dan N. Sukesi. 2011. Pengem- K. Mohanty, S. S. Layek, T. K.
bangan Susu Segar Dalam Negeri Patbandha and S. Chand. 2014.
Untuk Pemenuhan Kebutuhan Susu Characterization of Physico Chemical
Nasional. Buletin Ilmiah Litbang Properties of Cervical Mucus in Rela-
Perdagangan.5(2): 1- 26. tion to Parity and Conception Rate in
Hariadi, S.,S. Hardjoranjoto, Wurlina, H. A. Murrah Buffaloes. Veterinary World.
Hermadi, B.Utomo, Rimayanti, I. N. 7(7): 467-471.
Triana dan H, Ratnani. 2011. Buku
Ajar Ilmu Kemajiran pada Ternak.
Cetakan Pertama. Airlangga Univer-
sity Press. Surabaya. 1-91.
Prasdani, W. A., S. Rahayu, dan M.S.Djati.
2015. Level of Esterogen and Cervical
Mucous pH as Indicator of Estrus
After Calving Towards The Provision
of Selenium-vitamin ETM on Diary
Cow Frisien Holstein (FH). Interna-
tional Jour-nal of ChemTech Research.
7(1) : 190-195.

Anda mungkin juga menyukai