Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERLAKUAN PANAS PADA LOGAM


“Diajukan untuk memenuhi tugaas terstruktur dalam mata
kuliah material teknik”

DOSEN PEMBIMBING :
Nuzul Hidayat S.Pd. M.T.

Oleh:
Deswira Narti
NIM: 20073035

Jurusan pendidikan teknik otomotif fakultas teknik


universitas negeri padang
TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta nikmat-Nya kepada kita semua sehingga
makalah yang berjudul “PERLAKUAN PANAS PADA LOGAM” ini
dapat selesai. Shalawat beserta salam tidak lupa kita hadiahkan kepada
junjungan nabi besar Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi penyusunan maupun isinya. Kritik dan saran dari dosen dan
pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan penulisan makalah ini
selanjutnya.
Akhir kata, sebagai makalah yang baik tentunya memerlukan sebuah
celah untuk menyempurnakannya, untuk itu kami dengan segala
kerendahan hati menerima masukan demi maksud diatas demi peningkatan
dan penyempurnaan dalam makalah dan pembelajaran ini.
.

Pasaman, 19 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2

BAB 11 PEMBAHASAN
A. Perlakuan panas (heat treatment).............................................................3
B, jenis-jenis perlakuan panas.......................................................................4

BAB III PENUTUP


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Logam mempunyai sifat-sifat istimewa yang menjadi dasar
penggunaanya.Salahsatu sifat yang dimiliki oleh logam adalah sifat mekanik.
Sifat-sifat mekanik yangdimiliki oleh logam antara lain kekuatan, kekerasan,
ketangguhan, keuletan,mampubentuk, dan mampu las. Sifat-sifat mekanik
tersebut dipengaruhioleh beberapa faktor, antara lain komposisi kimia, perlakuan
yangdiberikan, danstruktur butirnya.Struktur butir yang terdapat pada suatu logam
dipengaruhi olehperlakuanyang diterima oleh logam tersebut, yang akan
mempengaruhi pada sifatmekanik logamnya, misalnya pengerolan pada suatu
logam makastruktur butir logam tersebut akan laminar (memanjang) dan
sifatkekerasannya akan naik. Contoh lainhasil dariheat treatment,dengan
mengamatistruktur butirnya selain gambaransifat mekaniknya yang dapat
diketahui, fasayang ada juga dapat diketahui.Perlakuan panas (heat treatment )
didefinisikan sebagai suatu kombinasidari pengendalian pemanasan dan
pendinginan pada temperatur danwaktu tertentuuntuk menghasilkan logam
dengan sifat mekanik yangdiinginkan. Perlakuan panas dilakukan untuk
mendapatkanmikro struktur logam yang seragam,meningkatkan
kekuatan,kekerasan, keuletan, ketangguhan (untuk finishing product ), serta
sifatmampu las, sifat mampu mesin, sifat mampu bentuk dandapatmengurangi
tegangan sisa (untuk produk setengah jadi), yang munculdarihasil pengerjaan
logam tersebut sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di tarik beberapa pertanyaan yang dapat
dijadikan sebagai rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1. bagaimana perlakuan panas pada logam.
2. Bagaimana perbedaan perlakuan panas.
C. Tujuan Penulisan
Dengan rumusan masalah tersebut maka maksud dan tujuan dari pembuatan
makalah ini untuk mengetahui sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perlakuan panas pada logam.
2. Untuk mengetahui perbedaan perlakuan panas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perlakuan panas (heat treatment)


didifinisikan sebagai kombinasi operasipemanasan dan pendinginan yang
terkontrol dalam keadaan padat untukmendapatkan sifat-sifat tertentu pada
baja/logam atau paduan. Terjadinyaperubahan sifat tersebut dikarenakan
terjadi perubahan struktur mikro selamaproses pemanasan dan pendinginan,
di mana sifat baja/logam atau paduan sangatdipengaruhi oleh struktur
mikronya. Perlakuan panas dibedakan.
1. Near Equilibrium (Mendekati Kesetimbangan)
Tujuan umum dari perlakuan panas jenis Near Equilibrium ini
diantaranya adalh untuk melunakkan struktur kristal, menghaluskan butir,
menghilangkan tegangan dalam dan memperbaiki machineability.
Jenis dari perlakukan panas Near Equibrium
a. Annealing
annealing adalah suatu proses laku panas (heat treatment) yang
sering dilakukanterhadap logam atau paduan dalam proses pembuatan
suatu produk. Tahapan dariproses Anneling ini dimulai dengan
memanaskan logam (paduan) sampaitemperature tertentu, menahan pada
temperature tertentu tadi selama beberapawaktu tertentu agar tercapai
perubahan yang diinginkan lalu mendinginkan logamatau paduan tadi
dengan laju pendinginan yang cukup lambat. Jenis Anneling ituberaneka
ragam, tergantung pada jenis atau kondisi benda kerja,
temperaturepemanasan, lamanya waktu penahanan, laju pendinginan
(cooling rate), dll.Annealing terbagi menjadi 2,yaitu:
1) Full annealing (annealing)
Merupakan proses perlakuan panas untuk menghasilkan perlite yang
kasar(coarse pearlite) tetapi lunak dengan pemanasan sampai
austenitisasi dandidinginkan dengan dapur, memperbaiki ukuran butir
serta dalam beberapa hal juga memperbaiki machinibility. dimana disini
baja dipanaskan 30°- 50° di atastemperatur kritis.
 Process Annealing
baja dipanaskan di atas temperatur 900°C kemudian didinginkan
secaraperlahan-lahan, sehingga austenite berubah menjadi struktur
ferrit dan perlit.Perubahan austenite dan perlit terjadi pada
temperatur antara 550°C- 600°C sewaktu dilakukan pendinginan.Di
dalam annealing ini sebaiknya pada waktu memanaskan baja
temperatur janganterlampau tinggi karena dapat mengakibatkan zat
arang yang terdapat padapermukaan baja akan terbakar, sehingga
dapat mengurangi kekerasan dari pada baja.
2. Normalizing
Pengerjaan ini dilakukan dengan memanaskan baja hingga menjadi fasa
austenitpenuh dan didinginkan di udara (pendinginan tungku) hingga
mencapai suhu kamar.Fasa yang dihasilkan berstruktur ferrite dan pearlite
tergantung komposisi unsurekarbon. Hal ini menghasilkan struktur butir
halus dengan kelebihan ferrite atau sementit bahan yang dihasilkan adalah
lemah. Derajat kelembutan tergantung kepada kondisi ambien sebenarnya
pendinginan. Proses ini jauh lebih mudah dari pada anil penuh karena
tideak ada biaya tambahan pendinginan tungku dikontrol.
Proses normalizing sendiri adalah proses perlakuan panas terhadap
baja dengan tujuanmendapatkan struktur, butiran yang halus dan seragam
untuk menghilangkan tegangan dalamakibat pengerjaan dengan mesin.
 
Proses penormalan umumnya diterapkan pada baja karbon dan baja
paduan rendah. Kekerasanyang akan diperoleh dari perlakuan ini
tergantung pada ukuran, komposisi baja serta laju pendinginan.
Normalizing tidak dapat diterapkan pada jenis baja yang dapat dikeraskan
di udara.
Tujuan dari proses normalizing ini adalah untuk memperhalus
butir, memperbaiki mampu mesin,menghilangkan tegangan sisa yaitu, dan
memperbaiki sifat mekanik baja karbon struktural dan baja-baj paduan
rendah.Secara umum proses normalizing ini dilakukan dengan dengan cara
memanaskan baja 850derajat sampai 900 derajat, kemudian setelah suhu
merata didinginkan diudara.

3. Hardening/ Quenching treatment


Hardening atau yang disebut juga Quenching treatment adalah
perlakuan pada bajadengan memanaskan baja hingga fasa menjadi austenit
dan didinginkan secaracepat (lihat diagram CCT baja karbon rendah).
dengan cara penyemprotan air padapencelupan serta perendaman produk
yang masih panas kedalam media air atau oli.
Hardening atau yang disebut juga Quenching treatment adalah
perlakuan pada bajadengan memanaskan baja hingga fasa menjadi austenit
dan didinginkan secaracepat (lihat diagram CCT baja karbon rendah).
dengan cara penyemprotan air padapencelupan serta perendaman produk
yang masih panas kedalam media air atau oli.
4. Stress relief Annealing
  Yaitu proses menghilangkan tegangan sisa dari suatu bahan dengan
memanaskan kemudianditahan beberapa waktu lalu dilakukan dengan
pendinginan perlahan-lahan.Tujuannya adalah untuk menghilangkan tegangan
sisa selama proses fabrikasi. Perlu diingat bahwa baja dengan kandungan
karbon dibawah 0,3% C itu tidak bisadikeraskan dengan membuat struktur
mikronya berupa martensite.
Agar kekerasannya meningkat tetapi struktur mikronya tidak
martensite, dapat dilakukandengan pengerjaan dingin (cold working)
tetapi perlu diingat bahwa efek dari cold workingini akan timbul yang
namanya tegangan dalam atau tegangan sisa untuk menghilangkan
tegangan sisa ini perlu dilakukan proses Stress relief Annealing.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sifat mekanik tidak hanya tergantung pada komposisi kimia suatu paduan,
tetapi juga tergantung pada strukturmikronya. Suatu paduan dengan
komposisi kimia yangsama dapat memiliki strukturmikro yang berbeda, dan
sifat mekaniknya akanberbeda. Strukturmikro tergantung pada proses
pengerjaan yang dialami, terutamaproses perlakuan panas yang diterima
selama proses pengerjaan.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah di atas banyak kekurangan dan
kesalahan serta jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan pedoman pada sumber-seumber buku dibuatnya makalah
ini. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
mengenai pembahasan makalah yang tertara sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai