Anda di halaman 1dari 82

1

KATA PENGANTAR

Modul Sistem Pengaman pada Kelistrikan Sepeda Motor merupakan salah


satu media pembelajran yang dapat digunakan sebagai media informasi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja keapada siswa untuk mencapai kompetensi tertentu.

Kami menyadari bahwa modul yang kami susun ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar
tujuan dari penyusunan ini menajdi lebih efektif.

Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan


kepada kita dalam melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses
pelaksanaan pembelajaran ini.

2
PETUNJUK PENGGUNAAN BAHAN AJAR

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini
maka langkah – langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :

1. Mulai kegiatan pembelajaran dengan berdoa.


2. Baca dan pahami dengan seksama uraian – uraian materi yang ada pada
modul. Bila terdapat materi yang kurang jelas, siswa dapat bertanya kepada
Guru atau Instruktur yang mengampu kegiatan belajar.
3. Kerjakan soal latihan yang terdapat pada akhir modul untuk mengetahui
seberapa besar pemahaman yang dimiliki oleh siswa terhadap materi – materi
yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
4. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi kembali
pengerjaan soal latihan, atau siswa dapat bertanya kepada Guru yang
mengampu kegiatan belajar.

3
BAHAN AJAR (HAND OUT)

SISTEM PENGAMAN PADA KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR

Mata Pelajaran : Pemeliharaa Kelistrikan Sepeda Motor

Kompetensi Dasar : 3.17

Sub Bahasan : Mengevaluasi Sistem Pengaman

Tujuan Pembelajaran :

1. Memahami pengertian sistem pengaman dan karakteristik komponen pada


sepeda motor sesuai dengan buku teks secara santun.
2. Menerangkan fungsi dan prinsip kerja setiap komponen yang terdapat pada
sistem pengaman sepeda motor sesuai dengan buku teks secara mandiri.
3. Menjelaskan dan melakukan cara pembongkaran dan pemasangan rangkaian
sistem pengaman pada sepeda motor dengan cermat.
4. Memahami diagnosis kerusakan yang terjadi pada sistem pengaman sesuai
prinsip kerja dengan buku teks secara mandiri.
5. Menentukan perbaikan yang dilakukan pada sistem pengaman sepeda motor
sesuai dengan buku teks dan prosedur kerja yang baik secara cermat.

A. Sistem Pengaman
1. Pengertian Sistem Pengaman
Sistem pengaman adalah sistem yang berfungsi sebagai pelindung
kelistrikan pada sepeda motor dari kerusakan komponen kelistrikan yang
disebabkan oleh hubungan singkat ataupun arus yang berlebihan pada suatu
rangkaian. Rangkaian kelistrikan dalam kendaraan terdiri atas beberapa
sistem yang terbagi dalam beberapa sistem kelistrikan. Dalam rangkain
kelistrikan kendaraan terdapat komponen pengaman yang melindungi
pengaman. Komponen – komponen pengaman ini disisipkan kedalam
rangkaian kelistrikan dan sistem kelistrikan untuk melindungi kabel – kabel.

4
Dan konektor yag digunakan dalam sirkuit untuk mencegah timbulnya
kebakaran oleh arus yang berlebihan atau hubungan singkat.

2. Cara Kerja Sistem Pengaman


Pengaman rangkaian digunakan untuk mencegah kabel-kabel, soket-
soket, dan jaringan kelistrikan lainnya dari kerusakan akibat kelebihan arus
yang mengalir pada rangkaian yang disebabkan oleh hubungan singkat dan
kelebihan beban. Kelebihan arus yang menyebabkan terjadinya panas dapat
menyebabkan kabel putus dan yang lebih berbahaya lagi dapat menyebabkan
kebakaran. Pengaman rangkaian sangat sensitif terhadap arus (bukan
tegangan) dan ditunjukkan dengan kapasitas atau kemampuannya membatasi
arus. Komponen pengaman biasanya dipasang dekat dengan sumber arus
pada rangkaian yang diamankannya sehingga saat terjadi gangguan pada
rangkaian, bagian ini adalah bagian yang pertama kali diperiksa.

B. Konstruksi Sistem Pengaman


Ada beberapa macam komponen yang termasuk dalam komponen
pengaman, yaitu sekring (fuse), sambungan pengaman (fusible link), dan
pemutus rangkaian (circuit breaker).

Komponen Pengaman Rangkaian

5
1. Sekring
Sekering adalah komponen pengaman yang banyak digunakan
sebagai pencegah kerusakan rangkaian akibat kelebihan arus. Sekering
mempunyai bagian yang mudah meleleh akibat aliran arus yang dilindungi
oleh badan sekering yang biasanya terbuat dari tabung kaca atau plastik.
Hampir semua rangkaian selain rangkaian lampu kepala, sistem starter, dan
sistem pengapian mendapatkan arus melalui kotak sekering. Tegangan
baterai diberikan melalui bagian batang penghantar utama. Salah satu ujung
sekering dihubungkan dengan bagian tersebut dan satu ujung lainnya
dihubungkan dengan rangkaian yang diamankannya.
Sekering yang dipakai pada kendaraan dapat dikelompokan menjadi
dua macam, yaitu sekering tipe tabung kaca (cartridge) dan sekering tipe
bilah (blade).
a. Sekring Tipe Blade (Tipe Bilah)
Sekering tipe tabung kaca berbentuk silinder yang pada bagian ujungnya
terdapat penutup yang terbuat dari logam yang di dalamnya juga
terhubung dengan elemen logam pengaman.

Sekring tipe bilah ukuran besar, standar, dan mini.

Berikut adalah warna badan sekering yang menujukkan nilai


kapasitas dari sekering yang berukuran standar dan mini.

6
Warna badan sekring dan kapasitas sekring untuk ukutan
standar dan mini.

No Kapasitas Sekering (A) Warna


1 3 Violet (ungu)
2 5 Coklat kemerahan
3 7,5 Coklat
4 10 Merah
5 15 Biru
6 20 Kuning
7 25 Tak berwarna
8 30 Hijau

Warna badan sekering bilah untuk ukuran besar dan


kapasitasnya diuraikan pada tabel di bawah ini.

No Kapasitas Sekering (A) Warna


1 20 Kuning
2 30 Hijau
3 40 Kuning muda (gading)
4 50 Merah
5 60 Biru
6 70 Coklat
7 80 Tak berwarna

b. Sekring Tipe Cartiadge (Tipe Tabung)


Sekering jenis bilah bentuknya pipih dengan dua kaki yang dapat
diselipkan pada dudukan sekering. Kaki sekering tersebut satu sama lain
terhubung melalui elemen logam tipis sebagai elemen pengaman.

7
Sekring tipe tabung kaca dan keramik

Kendaraan keluaran lama umumnya tidak menggunakan sekering


model bilah, tetapi menggunakan model tabung kaca atau keramik. Sekering
model keramik banyak digunakan pada kendaraan eropa keluaran lama.
Kapasitas sekering ini ditunjukkan dengan angka yang tertera pada badan
sekering. Kerja sekering tipe ini sama dengan tipe bilah. Jika arus yang
mengalir melebihi kemampuan sekering tersebut, maka elemen sekeringnya
akan meleleh sehingga terjadi rangkaian terbuka dan sistem kelistrikan
tersebut tidak bekerja.

Prinsip kerja Sekring

Kapasitas sekering yang ada adalah 0,5 sampai 35 amper dan yang
paling banyak digunakan adalah 7,5 sampai 20 amper. Sekering yang
dipasangkan pada rangkaian akan putus jika dialiri arus yang melebihi
kapasitasnya. Bagian logam yang meleleh dan putus pada sekering akan
menyebabkan terjadinya rangkaian terbuka sehingga arus tidak lagi mengalir
pada rangkaian tersebut dan rangkaian tidak dapat bekerja. Untuk
mengaktifkan rangkaian tersebut, sekering yang putus harus diganti dengan
yang baru. Ukuran elemen logam yang dapat meleleh menentukan kapasitas
sekering.

8
Rangkaian tidak bekerja jika sekring putus

Sekering dipasang pada kontak sekering dan biasanya digabungkan


dengan komponen-komponen pengaman lainnya dan relai-relai.
Pemasangkan kotak sekering ini biasanya di bawah dashboard, di ruang
dekat mesin, di sebelah kiri panel kaki penumpang atau sebelah kanan panel
kaki pengemudi. Kotak sekering selalu dilengkapi dengan tutup kotak
sekering sebagai pelindung sekering dan komponen lain yang ada di
dalamnya. Pada tutup sekering biasanya tertera gambar lokasi dan posisi tiap
sekering, relai, dan komponen lainnya yang berada di dalamnya.

Letak kotak sekring pada kendaraan

9
Kotak sekring dan tutup

2. Fusible Link
Fungsi sambungan pengaman pada prinsipnya sama dengan sekering.
Sambungan pengaman akan rusak jika dilewati oleh arus yang lebih besar
dari kemampuannya. Sambungan pengaman (fusible link) dan elemen
pengaman (fusible element) digunakan untuk melindungi rangkaian listrik
berarus besar dan biasanya dipakai pada rangkaian yang membutuhkan arus
sampai 30 amper atau lebih. Seperti halnya pada sekering, jika sambungan
pengaman dan elemen pengaman rusak akibat arus yang berlebihan, maka
komponen tersebut harus diganti.

Elemen pengaman dan sambungan pengam an

10
Elemen pengaman fungsinya sama dengan sambungan pengaman,
dan sekarang ini komponen sambungan pengaman sudah mulai tergeser oleh
elemen pengaman sehingga pada kendaraan baru sekarang banyak
menggunakan elemen pengaman. Elemen pengaman mempunyai beberapa
bagian penting, yaitu bagian terminal, bagian pengaman, bagian kaki, bagian
rumah pengaman. Rumah pengaman berfungsi sebagai dudukan dan
pelindung semua komponen elemen pengaman yang ada di dalamnya.
Bagian pengaman adalah bagian penting yang dapat memutus rangkaian
kelistrikan jika terjadi kelebihan arus. Bagian terminal adalah bagian yang
berfungsi untuk meneruskan arus dari sumber ke bagian pengaman dan
diteruskan ke rangkaian melalui kaki lainnya. Pemasangan elemen
pengaman sama dengan pemasangan sekering tipe bilah yaitu dengan
memasukan elemen pengaman pada dudukannya.

Elemen pengaman dan bagian – bagiannya

Kapasitas elemen pengaman ditunjukkan dengan angka yang tertera


pada bagian atas elemen pengaman tersebut. Selain itu kapasitas elemen
pengaman ini juga ditunjukkan dengan warna rumahnya.
Warna dan kapasitas yang ditunjukkan pada elemen pengaman ini dijelaskan
pada tabel berikut :

No Kapasitas Elemen Warna


Pengaman (A)
1 30 Merah jambu

11
2 40 Hijau
3 50 Merah
4 60 Kuning
5 80 Hitam
6 100 Biru

Elemen pengaman biasanya dipasang berdekatan dengan baterai atau


tergabung dengan sekering dan relai pada kotak sekering (fuse box).

Lokasi pemasangan elemen pengaman

Sambungan pengaman (fusible link) bentuknya seperti kabel yang


ukurannya pendek yang mempunyai kabel berdiameter lebih kecil dibanding
kebel pada rangkaian agar dapat meleleh atau putus pada saat terjadi aliran
arus yang berlebihan. Pembungkus (isolator) sambungan pengaman yang
tidak mudah terbakar sehingga jika saat terjadi aliran arus yang berlebihan
tetap aman karena tidak menyebabkan sambungan tersebut terbakar.
Kapasitas sambungan pengaman biasanya ditunjukkan dengan label yang
terpasang pada satu ujung sambungan pengaman.

12
3. Circuit Breaker
Aliran arus yang besar dan terlalu lama akan menyebabkan kabel
atau penghantar pada suatu rangkaian menjadi panas dan kemungkinan
terjadi kabel terbakar sangat besar. Salah satu pengaman rangkaian yang
banyak digunakan pada rangkaian yang rumit, misalnya power window,
sunroof, dan rangkaian pemanas, adalah pemutus rangkaian (circuit breaker).
Beberapa tipe pemutus rangkaian yang umum dijumpai adalah tipe mekanik
(tipe reset manual), tipe reset otomatis mekanik, dan tipe reset otomatis
polimer (PTC, positive temperature coeficient).

Pemasangan pemutus rangkaian biasanya di kotak sekering tetapi ada


juga yang di luar kotak sekering seperti pada power window yang terpasang
pada sistem tersebut.

a. Pemutus Rangkaian Tipe manual

13
Pemutus rangkaian tipe manual
Konstruksi dasar dari pemutus rangkaian terdiri dari plat bimetal
yang dihubungkan dengan dua terminal dan ke kontak yang ada pada
kedua sisinya. Komponen ini dipasang secara seri dengan rangkaian
yang diamankannya.
Prinsip Kerja
Apabila arus yang mengalir melaluinya mendekati nilai
kapasitasnya, maka bimetal akan melengkung karena panas yang
ditimbulkan oleh aliran arus tersebut. Hal ini akan menyebabkan kontak
bimetal terpengaruh sehingga kontak menjadi terbuka sehingga arus
tidak lagi mengalir ke rangkaian sistem kelistrikan. Bila hal ini terjadi,
maka pemutus rangkaian ini harus direset (diset ulang) secara manual
dengan menggunakan kawat kecil yang kaku untuk menekan bimetal
sehingga kembali ke posisi melengkung dan kontaknya berhubungan
kembali. Pemutus rangkaian tipe ini disebut dengan pemutus arus tidak
bersiklus.

Kerja Pemutus Rangkaian

14
b. Pemutus Rangkaian Tipe Otomatis (Mekanik)

Kontak pemutus otomatis tipe mekanik

Pemutus rangkaian tipe ini dapat memutus arus dan secara


otomatis mereset kembali tanpa harus dilakukan pengesetan secara
manual. Pemutus rangkaian tipe ini disebut dengan pemutus rangkaian
bersiklus (cycling circuit breaker). Tipe ini biasanya dipakai untuk
mengamankan rangkaian berarus besar seperti power door lockt, power
window, AC, dan lain-lain. Konstruksi pemutus rangkaian tipe ini
seperti ditunjukkan pada gambar di atas terdiri dari bimetal yang terbuat
dari logam berkespansi (muai) rendah dan logam berekspansi tinggi,
terminal, dan rumah. Bimetal akan membengkok ke atas apabila dialiri
arus yang berlebihan (yang menyebabkan temperatur bimetal naik)
sehingga kontak terlepas. Kontak akan terhubung kembali jika bimetal
suhunya kembali dingin.

Prinsip Kerja

Secara rinci, kerja dari pemutus rangkaian ini adalah sebagai


berikut. Jika arus yang mengalir ke rangkaian terlalu besar melebihi
kemampuan pemutus rangkaian, maka bimetal akan melengkung ke atas
karena temperaturnya naik. Bengkoknya bimetal ke atas karena logam
bagian bawah bimetal mempunyai nilai muai (ekspansi) yang lebih

15
besar dibanding dengan logam atasnya. Hal ini menyebabkan logam
bawah memuai lebih cepat dibanding logam atas sehingga bimetal
bergerak ke atas. Karena bimetal bengkok ke atas, maka kontak akan
terlepas dan aliran arus ke rangkaian terhenti sehingga tidak terjadi
kerusakan pada rangkaian. Karena arus tidak mengalir lagi, maka suhu
bimetal kembali turun dan bimetal kembali ke posisi semula sehingga
kontak terhubung kembali dan arus dapat mengalir kembali. Pengesetan
secara otomatis pada komponen ini menyebabkan siklus membuka dan
menutup kontak terjadi secara terus menerus sampai arus kembali ke
tingkat yang normal.

c. Pemutus Rangkaian Otomatis PTC (Positif Temperature Coeficient)


Komponen ini merupakan resistor yang peka terhadap suhu. Jika
suhu yang mengenai komponen ini naik, maka tahanannya akan makin
besar sehingga arus yang mengalir turun. Jadi pengamanan rangkaian
dilakukan dengan menurunkan arus yang mengalir ke rangkaian pada
saat terjadi aliran arus yang berlebihan dan menyebabkan temperatur
naik. Komponen ini terbuat dari polimer konduktif yang biasa disebut
dengan termistor. Komponen pengaman tipe ini tidak mempunyai
bagian yang bergerak seperti pada pemutus rangkaian tipe mekanik.
PTC umumnya digunakan untuk melindungi sistem power window, dan
rangkaian power lock (central lock).

Prinsip Kerja

Pada keadaan normal, bahan polimer di dalam PTC berada


dalam bentuk kristal padat, dengan banyak partikel-partikel karbon yang
berkumpul menjadi satu. Partikel-partikel karbon ini memberikan jalan
bagi arus listrik sehingga dapat mengalir. Pada kondisi ini tahanan PTC
rendah sehingga arus besar dapat mengalir. Apabila arus yang terlalu
besar mengalir, maka arus tersebut akan menyebabkan naiknya suhu

16
sehingga polimer di dalam PTC berekspansi dan rantai karbon tertarik
sehingga saling berjauhan. Dalam kondisi ini, tahanan PTC meningkat
sehingga arus yang dapat mengalir kecil. Jika arus mengalir melebihi
batas kerjanya, komponen ini akan berada dalam kondisi terbuka
(memutus rangkaian) selama tegangan masih berada pada rangkaian
tersebut.

Pemutusan Rangkaian PTC

C. Pembongkaran Dan Pemasangan Sistem Pengaman


Pemasangan sistem pengaman kelistrikan dan komponennya
dimaksudkan adalah mengganti bagian komponen sistem pengaman karena ada
kerusakan atau gangguan pada sistem kelistrikan sepeda motor.
1. Pembongkaran Komponen Sistem Pengaman
Penggantian komponen sistem pengaman dalam arti mengganti sekering
dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
a. Mencari posisi sekering pada kelistrikan sepeda motor.

17
b. Memperhatikan pemeriksaan awal kondisi fisik secara visual sekering dan
rumah/dudukan sekering untuk menentukan langkah sebelum sekering
diganti.
c. Melepas kabel baterai.
d. Mencari informasi spesifikasi sekering yang digunakan pada tutup
sekering atau buku manual sepeda motor.
e. Bila rumah/soket sekring terbakar atau rusak diperbaiki terlebih dahulu,
bila kondisi baik bersihkan dengan cairan pembersih kontak.
f. Pasang sekering yang baru sesuai dengan ukuran spesifikasinya.

2. Pemasangan Komponen Sistem Pengaman


Pemasangan sistem pengaman kelistrikan sepeda motor merupakan
proses penggantian sekering sebagai pengaman rangkaian kelistrikan.
Penggantian sekering sebagai pengaman rangkaian kelistrikan sepeda motor
dilakukan:
a. Dengan mencari terlebih dahulu lokasi atau letak dari sekering pengaman
rangkaian kelistrikan.

b. Memperhatikan pemeriksaan awal kondisi fisik secara visual sekering


dan rumah/dudukan sekering untuk menentukan langkah sebelum sekring
diganti. Bila kondisinya sudah jelek atau terbakar maka harus diganti atau
diperbaiki terlebih dahulu. Melepas kabel baterai terlebih dahulu bila
akan memperbaiki soket sekering

18
c. Mencari informasi spesifikasi sekering yang digunakan pada tutup
sekering atau buku manual sepeda motor.

d. Lepas sekering dari soket atau rumah sekering dengan atau tanpa alat
bantu

e. Membersihkan soket sekering dengan cairan “contact cleaner” supaya


hubungan antara sepatu kabel dalam soket dengan sekering dapat bagus.
f. Pasang sekering baru yang sesuai dengan ukurannya dan diperiksa
hubungannya pada soket baik dan tidak goyang/rapat.

Dalam memilih sekering sesuai spesifikasi harus melihat buku manual


kendaraan atau melihat pada sekering langsung dan pada tutup kotak sekering.

19
Sekering dalam sistem pengaman kelistrikan mempunyai bentuk dan ukuran
yang berbeda – beda sesuai merk dan jenis sepeda motor.

Sekering diidentifikasikan berdasarkan kapasitas masing – masing jenis,


untuk tipe cartridge dapat dilihat pada ujung logam penutup tabung kaca yang
tertera angka penunjuk kapasitas sekering.

Sedangkan untuk sekering Blade identifikasinya dapat langsung pada kaca


sekeringnya dan warna sekering, Sedangkan untuk sekering tipe blade dapat
dilihat berdasarkan warna rumah (housing).

D. Identifikasi Kerusakan Sistem Pengaman

20
Sistem kelistikan kendaraan terdiri dari beberapa macam, sistem stater,
sisitem pengapian, sistem pengisian, sistem aksesoris, dan kelistrikan bodi.
Setiap sistem yang terdapat pada sepeda motor memiliki sistem dan jenis
pengaman sendiri yang sesuai dengan besaran arus yang bekerja pada sistem. Hal
ini memungkinkan perbedaan jenis dan kapasitas pengaman yang digunakan
pada masing – masing sistem kelistrikan.
Untuk mengidentifikasi kerusakan sistem pengaman pada kelistrikan
sepeda motor diperlukan pengetahuan tentang prinsip, cara kerja sistem
kelistrikan dan diagnosa kerusakan sistem kelistrikan. Akses infomasi yang
dilakukan untuk mengidentifikasi kerusakan pada sistem pengaman sepeda motor
adalah adalah sebagai berikut :
- Spesifikasi komponen – komponen kelistrikan sepeda motor yang
mempunyaiukuran daya listrik untuk menentukan besar kecilnya sekering.
- Diagram pengabelan (Wiring Diagram).
- Cara memeriksa atau pengujian
Cara melakukan perbaikan dan pemasangan
1. Simbol Pada Sistem Pengaman
Apabila rangkaian kelistrikan digambarkan dengan gambar benda
aslinya, maka ilustrasi akan menjadi sulit dan rumit dimengerti, maka dari itu
diagram sirkuit digambarkan dengan symbol yang menunjukkan komponen
kelistrikan dan kabel – kabel.

21
2. Wiring Diagram Sistem Pengaman
Diagram pengabelan atau wiring diagram adalah skema rangkaian
hubungan kelistrikan dalam satu kesatuan sistem kelistrikan sepeda motor.
Untuk dapat membaca dan memahami diagram pengabelan memerlukan
ketelitian dan pemahaman masing – masing sistem kelistrikan sepeda motor
yang meliputi komponen – komponen dalam sistem kelistrikan.
Langkah – langkah dalam membaca dan memahami diagram
pengabelan adalah sebagai berikut:
a. Memahami arti kode warna kabel yang ada dalam diagram pengabelan.
b. Langkah pertama adalah menentukan sistem kelistrikan yang harus
dirunut atau dilihat.

22
c. Mencari simbol komponen – komponen kelistrikan yang akan dirunut.
d. Merunut rangkaian kelistrikan diawali dari sumber tegangan, kemudian
pengendali sistem (saklar atau sensor sensor)
Selain penggunaan simbol untuk mengidentifikasi kerusakan pada sistem
kelistrikan dapat juga digunakan Electrical Wiring Diagram (EWDs).
Electrical Wiring Diagram menunjukkan tidak hanya komponen utama pada
sistem tetapi juga menunjukkan junction blok, connector, kabel – kabel.
Wiring diagram kelistrikan untuk model kendaraan tertentu disatukan dalam
buku khusus yang disebut Electrical Wiring Diagram Manual.

Diagram pengkabelan Honda Beat FI dan Bagian yang Berhubungan dengan


Sistem Pengaman pada Kelistrikan

23
Identifikasi Diagram Pengkabelan Sistem Pengaman Kelistrikan dan Pengaman
Kendaraan/Pengendara.

24
Berdasakan analisa wiring diagram pemasangan, pengujian, dan
perbaikan sistem pengaman lebih mudah untuk dilakukan, karena letak dan
posisi komponen pengaman telah diketahui. Lokasi penempatan setiap
sistem pengaman untuk masing – masing kendaraan tidak sama antara satu
merek kendaraan dengan merek yang lainnya, unutk itu pemahaman dalam
membaca wiring diagram sangat diperlukan.

Dibawah ini merupakan salah satu contoh posisi komponen sistem


pengaman pada kendaraan :

Untuk pemasangan dan perbaikan jenis dan kapasitas sistem


pengaman pada masing – masing sirkuit kelistrikan dapat dilihat pada skema
sistem pengaman yang terdapat pada kotak pengaman kelistrikan. Dibawah
ini merupakan salah satu contoh skema sistem pengaman pada kelistrikan
sepeda motor :

25
3. Mengidentifikasi Kerusakan Yang Terjadi Pada Sistem Pengaman
Setelah mendapatkan data – data pengujian dan pemeriksaan dari
sistem pengaman, maka dapat diidentifikasikan kerusakan / kesalahan yang
terjadi.
Identifikasi kerusakan / kesalahan berupa :
a. Kondisi nyata hasil pengujian secara visual komponen – komponen,
soket konektor, dan kabel rangkaian.

Contoh kondisi pada soket konektor

Contoh sekring yang masih berfungsi tetapi meleleh

Kondisi hasil pengukuran yang didapat dan telah diisikan dalam


tabel diatas maka akan terlihat besar tegangan pada masing – masing
pengukuran, bila terjadi rugi tegangan yang melebihi diatas 0,2 Volt itu
berarti ada hubungan antara soket dudukan sekering dengan sekering
kendor atau tidak kontak rapat/menjepit kuat.
Rugi tegangan yang besar karena terminal sepatu kabel (skun)
yang tidak terhubung rapat (kendor) dengan sekering sehingga menjadi
panas dan soket dudukan sekering dan sekering menjadi rusak.

26
4. Rekomendasi Perbaikan Yang Dilakukan Pada Sistem Pengaman
Dengan didapatkan data yang menjadi acuan menentukan tindakan
selanjutnya maka dapat direkomendasikan untuk dilakukan perbaikan seperti
contoh berikut ini :
- Didapatkan data sekering selalu putus maka direokomendasikan untuk
diperiksa secara menyeluruh untuk mengetahui penyebab putusnya
sekering, apa kemungkinan terjadi hubung singkat dalam rangkaian
atau karena kelebihan beban.
- Didapatkan data pengukuran pada sekering dimana terjadi rugi
tegangan yang besar menyebabkan soket dudukan sekering rusak
terbakar, maka direkomendasikan untuk dilakukan penggantian soket
dudukan sekering yang baru.

E. Teknik Pengujian Sistem Pengaman Sepeda Motor


Pengujian sistem pengaman kelistrikan dilakukan dengan:
a. Pengujian secara visual dan penilaian fungsi terhadap kerusakan rangkaian
kelistrikan sepeda motor khususnya sekering
Pengujian ini adalah pemeriksaan secara visual dan penilaian fungsi
dari komponen – komponen sistem kelistrikan, kabel perangkai, soket
konektor terhadap kerusakan karena korosi atau kerusakan yang diakibatkan
secara elektrik seperti hubungan konektifitas sambungan pada konektor yang
kendor mengakibatkan panas karena terjadi rugi tegangan
b. Pengujian secara pengukuran
Pengujian ini dilakukan dengan melakukan pengukuran dengan alat
ukur yang sesuai artinya dalam pengujian ini yang diuji adalah besaran
listrik tegangan dan tahanan. Tegangan yang diukur adalah tegangan pada
sekering, pengukuran bisa langsung mengukur rugi tegangan dengan skala
batas ukur kecil mulai 3 V atau mengukur tegangan masuk sekering dan
tegangan keluar sekering dimana perbedaan antara tegangan masuk dan
keluar merupakan rugi tegangan. Pengukuran tahanan dilakukan untuk

27
menguji hubungan konektifitas pada rangkaian dan menguji kondisi
sekering.

F. Perbaikan Komponen Pada Sistem Pengaman Sepeda Motor


1. Cara memperbaiki sistem pengaman kelistrikan tanpa menyebabkan
kerusakan terhadap komponen atau lainnya
Memperbaiki sistem pengaman kelistrikan dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan rekomendasi dari hasil pengujian dan pemeriksaan
rangkaian sistem pengaman. Perbaikan yang direkomendasikan dapat
disesuaikan dengan buku manual kendaraan dan kondisi visual komponen
yang akan diganti, seperti contoh berikut ini:
a. Pemeriksaan secara menyeluruh terhadap pengabelan kelistrikan
sepeda motor dan komponen – komponennya untuk mencari penyebab
sekering yang sering putus.
Contoh berikut ini :

Kabel yang terbakar


Terdapat salah satu bagian pengabelan kabel bodi yang terbakar
menyebabkan sekering putus.
Perbaikannya yaitu dengan mencari kabel yang terbakar dan
mengelupas kemudian diganti dengan kabel baru yang sama
penampangnya. Penyambungan kabel dilakukan dengan menyolder
dan diberi selongsong bakar. Setelah baik semua kabel yang diganti
kemudian dirapikan dengan membungkus menggunakan isolasi.

28
b. Soket dudukan sekering yang direkomendasikan diperbaiki/diganti
akibat terbakar karena hubungannya tidak rapat sehingga
menimbulkan rugi tegangan dan konektor menjadi panas. Untuk kasus
ini perbaikan harus mengganti secara utuh soket dudukan sekering
dengan yang lebih baik yaitu soket dudukan sekering keramik seperti
berikut ini :

Penggantian soket sekering dilakukan dengan memutus soket yang


rusak kemudian diganti yang baru dengan menyambung kabel
menggunakan solder dan diberi selongson bakar agar tidak hubung
singkat.

2. Memperbaiki Sistem Pengaman Rangkaian Sistem Kelistrikan Berdasarkan


Teknik Pengujian
Komponen pengaman digunakan untuk mengamankan rangkaian
kelistrikan agar tidak terjadi kerusakan rangkaian pada saat terjadi aliran
arus yang berlebihan pada rangkaian. Pengamanan yang dilakukan adalah
dengan putusnya atau lumernya elemen pengaman yang berada di dalamnya
sehingga rangkaian terputus dan tidak bekerja.
Jika rangkaian tidak bekerja lagi, maka perlu dilakukan pengecekan
pada komponen pengaman seperti sekering, atau pemutus rangkaian pada
kotak sekering. Untuk melepas komponen pengaman dari dudukannya,
gunakan alat khusus untuk menariknya.

29
Menarik komponen pengaman

Sekering yang sudah dilepas, kemudian diperiksa kondisinya. Jika


bagian tengah pengaman tampak sudah putus, maka sekering sudah rusak
dan harus diganti. Jika elemen pengamannya tidak tampak putus tetapi
rangkaian tidak bekerja, pastikan bahwa sekering tersebut benar-benar baik
atau rusak dengan melakukan pengukuran menggunakan ohmmeter.

Kondisi sekring dan pengukuran sekring

Sambungan pengaman (fusible link) sebagai pengaman juga akan


mengalami kerusakan saat terjadi aliran arus yang berlebihan. Pengecekan

30
kerusakan pada sambungan pengaman juga dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu pengecekan secara visual dan pengecekan dengan pengukuran.

Pemeriksaan visual dan pengukuran fusible link

Apabila secara visual tampak bahwa bagian elemen pengaman


putus, maka sambungan pengaman harus diganti. Lakukan juga
pengukuran sambungan pengaman dengan menggunakan ohmmeter. Jika
tidak terdapat hubungan antar terminalnya, maka sambungan pengaman
rusak dan harus diganti. Hal yang sama dilakukan juga pada pemutus
rangkaian (circuit breaker). Jika pemutus rangkaian menerima arus yang
berlebihan, maka kontaknya akan terbuka. Untuk tipe mekanik tidak

31
otomatis, maka perlu dilakukan pengesetan ulang secara manual dengan
menggunakan kawat kecil yang kaku untuk menekan plat bimetal agar
kuncup lagi dan kontaknya terhubung. Lakukan juga pengukuran antar
terminal dengan menggunakan ohmmeter. Jika tidak terdapat hubungan,
pemutus rangkaian harus diganti.

Pengukuran dan pengetesan ulang pemutusan rangkaian

32
Soal Latihan

A. Pilihan Ganda
1. Melindungi komponen kelistrikan, kabel – kabel, dan connector yang
digunakan dalam sirkuit unutk mencegah timbulnya kebakaran oleg arus
yang berlebihan atau hubungan singkat, merupakan …
a. Kegunaan sistem pengaman.
b. Tujuan sistem pengaman.
c. Defenisi sistem pengaman.
d. Fungsi sistem pengaman.

2. Komponen – komponen yang merupakan bagian dari sistem pengaman


adalah …
a. Sekring, fusible link, circuit breaker.
b. Sekring, altenator, circuit breaker.
c. Regulator, fusible link, circuit braker.
d. Circuit breaker, flasher, sekring.

3. Fungsi sekring adalah sebagai pengaman pada rangkaian kelistrikan. Apa


yang terjadi apabila sekring tidak ada …
a. Kabel kelistrikan bisa hangus.
b. Tidak terjadi apa – apa.
c. Bagus karena mengurangi biaya produksi.
d. Mempermudah perbaikan apabila terjadi kerusakan.

4. Pada gambar berikut sekring blade masih dapat menghubungkan arus, tetapi
plastik mika pelindung sekring meleleh. Penyebab terjadinya kerusakan
sekring adalah …

33
a. Ukuran sekring tidak sesuai dengan arus yang dibutuhkan.
b. Terjadi konsleting pada rangkaian
c. Hubungan konektifitas sambungan antara soket sekring dan sekring yang
kendor
d. Arus dan tegangan melebihi kapasitas yang dibutuhkan

5. Setiap rangkaian sistem pengaman kelistrikan pada sepeda motor memiliki


kapasitas masing – masing. Langkah yang dilakukan untuk membedakan
komponen sistem pengaman yaitu …
a. Berdasarkan kaca dan warna komponen
b. Berdasarkan bentuk komponen
c. Berdasarkan ukuran komponen
d. Berdasarkan warna komponen

6. Fungsi kabel pada wiring kelistrikan adalah untuk …


a. Mengurangi tahanan kelistrikan.
b. Pengaman kelistrikan.
c. Menghantar arus listrik.
d. Pengaman saklar.

7. Apabila terjadi kerusakan pada rangakaian sistem pengaman pada sepeda


motor, teknik pengujian yang dilakukan yaitu …
a. Pengujian secara visual dan penilaian fungsi

34
b. Pengujian secara visual, penilaian fungsi, dan pengujian secara
pengukuran
c. Pengujian secara visual dan pengujian secara pengukuran
d. Pengujian kerusakan sekring.

8. Dibawah ini yang merupakan informasi yang diperlukan dalam


mengidentifikasi sistem pengaman kelistrikan/komponen pada sistem
pengaman adalah …
a. Spesifikasi komponen kelistrikan, wiring diagram, cara memeriksa dan
pengujian.
b. Memahami arti kode warna kabel yang ada
c. Mencari simbol komponen – kompoen kelistrikan
d. Cara memeriksa atau pengujian dan caa melakukan perbaikan

9. Langkah perbaikan yang dilakukan pada soket sekring yang kotor seperti
gambar berikut ini adalah …

a. Mengganti sekring dengan sekring baru


b. Membersihkan soket dengan udara bertekanan dan semprot soket sekring
dengan cairan contact cleaner
c. Menyemprot soket sekring dengan cairan contact cleaner
d. Menbersihkan soket sekring, dan memasang soket sekring kembali ke
rangkaian

10. Dibawah ini komponen manakah yang pertama kali rusak, jika terjadi
konsleting atau arus singkat pada sebuah rangkaian …

35
a. Baterai
b. Saklar lampu kepala
c. Kunci kontak
d. Sekring

B. Uraian
1. Jelaskan jenis – jenis komponen pada sistem pengaman perbedaan
kontstruksi dari masing – masing jenis pengaman!
2. Jelaskan cara mengidentifikasi kerusakan sistem pengaman kelistrikan!
3. Jelaskan manfaat simbol kelistrikan pada wiring diagram!
4. Jelaskan cara melakukan pengujian komponen sistem pengaman secara
visual!
5. Jelaskan cara melakukan pengujian sistem pengaman dengan menggunaka
multitester!

C. Kunci Jawaban Pilihan Ganda


1. D. Fungsi sistem pengaman.
2. A. Sekring, fusible link, circuit breaker.
3. A. Kabel kelistrikan bisa hangus.
4. C. Hubungan konektifitas sambungan antara soket sekring dan sekring yang
kendor.
5. A. Berdasarkan kaca dan warna komponen
6. C. Menghantar arus listrik.
7. B. Pengujian secara visual, penilaian fungsi, dan pengujian secara
pengukuran
8. A. Spesifikasi komponen kelistrikan, wiring diagram, cara memeriksa dan
pengujian.
9. B. Membersihkan soket dengan udara bertekanan dan semprot soket sekring
dengan cairan contact cleaner
10. D. Sekring

36
D. Kunci Jawaban Essay
1. Jenis-jenis pengaman meliputi: sekring,fusible link dan circuit breaker. Pada
dasarnya ketiga jenis ini mempunyai fungsi yang sama sebagai pelindung
bagi sirkuit kelistrikan. Sekring dan fusible link mempunyai persamaan
fungsi dan konstruksi tetapi fusible link dapat digunakan untuk arus yang
lebih besar karena ukurannya lebih besar dan mempunyai elemen yang lebih
tebal, sedang pengaman jenis circuit breaker konstruksinya terdiri atas
lempengan bimetal yang akan membengkok jika arus yang mengalir
berlebihan. Dengan demikian bimetal membuka hubungan dan memutuskan
aliran arus.
2. Untuk mengidentifikasi kerusakan sistem pengaman kelistrikan diperlukan
pengetahuan tentang prinsip, cara kerja sistem kelistrikan dan diagnosa
kerusakan sistem kelistrikan. Selanjutnya kerusakan dapat diidentifikasi
dengan memeriksa komponen sistem pengaman pada junction block dengan
visual maupun dengan alat ukur pada sistem kelistrikan yang tidak bekerja.
Pada jenis sekring dan fusible link kerusakan dapat diperiksa secara visual
dengan melihat kondisi konduktor, tetapi untuk jenis circuit breaker dapat
diperiksa dengan menggunakan alat ukur.
3. Apabila rangkaian kelistrikan digambarkan dengan gambar benda aslinya,
maka ilustrasinya akan menjadi sulit dan rumit untuk di mengerti oleh
karena itu maka diagram sirkuit digambarkan dengan simbol yang
menunjukkan komponen kelistrikan dan kabel - kabel.
4. Karena fungsi pengaman untuk melindungi sirkuit kelistrikan dan
memutuskan arus listrik yang melebihi kapasitas dengan melelehkan kawat
konduktor untuk jenis sekring dan fusible link, maka secara visual hal ini
akan terlihat secara jelas Karena biasanya housing sekring dan fusible link
terbuat dari bahan yang transparan, sedangkan untuk jenis circuit breaker
dengan melihat kondisi bimetalnya
5. Sebelum menggunakan multitester harus dipastikan bahwa jarum penunjuk
ada dibagian garis ujung sebelah kiri pada skala. Apabila tidak, putar sekrup

37
penyetel jarum penunjuk dengan sebuah obeng sampai jarum penunjuk
tersebut berada tepat pada garis ujung sebelah kiri. Penyetelan dan
pengecekan skala nol ini cukup dilakukan sekali dan tidak memerlukan
pengecekan yang terlalu sering.

38
SISTEM PENGAMAN PADA
KELISTRIKAN SEPEDA
MOTOR
Pengertian Sistem Pengaman

Sistem pengaman adalah sistem yang berfungsi sebagai


pelindung kelistrikan pada sepeda motor dari kerusakan
komponen kelistrikan yang disebabkan oleh hubungan
singkat ataupun arus yang berlebihan pada suatu rangkaian

.
Fungsi Sistem Pengaman Kelistrikan

Mencegah terjadinya kebakaran pada


sistem saat konsleting.

Melindungi kabel dan komponen dari


beban yang berlebihan.

Melindungi kabel – kabel dan


connector dari panas karena arus yang
berlebihan
Komponen Sistem Pengaman
Sekring
Sekring adalah komponen pengaman yang banyak
digunakan sebagai pencegah kerusakan rangkaian akibat
kelebihan arus.
Sekring
Komponen Sistem Pengaman

Fusible Link
Komponen Sistem Pengaman
Circuit Breaker

Circuit Breaker tipe Circuit Breaker tipe Circuit Breaker tipe


Otomatis (Mekanik) Otomatis PTC Manual
Identifikasi Kerusakan Sistem Pengaman

1. 2.
Memeriksa
Pengetahu komponen
an tentang sistem
prinsip, pengaman
cara kerja pada
sistem junction
kelistrikan, block
dan dengan
diagnosa visual
kerusakan maupun
kelistrikan. alat ukur
Identifikasi Kerusakan Sistem Pengaman

Fungsi simbol dan wiring diagram pada Sistem Pengaman


Kelistrikan adalah :
 Untuk memahami gambar benda asli pada ilustrasi suatu
diagram sirkuit maka digambarkan dengan simbol. Simbol
akan menunjukkan komponen listrik dan kabel – kabel.
 Untuk menemukan lokasi komponen listrik dan kabel –
kabel pada kendaraan digunakan wiring diagram.
Identifikasi Kerusakan Sistem Pengaman

Langkah – langkah dalam membaca dan memahami diagram


pengabelan adalah :

Memahami arti kode warna


Menentukan sistem
kabel yang ada dalam
kelistrikan yang harus dilihat
diagram pengabelan.

Melihat rangkaian kelistrikan


Mencari simbol komponen – diawali dari sumber
komponen ketegangan., kemudian
pengendali sistem.
Teknik Pengujian Sistem Pengaman

Pengujian Pengujian
secara visual secara
dan penilaian pengukuran
fungsi pada
komponen
Teknik Pengujian Sistem Pengaman

Pengujian visual adalah pemeriksaan secara visual


dan penilaian fungsi terhadap kerusakan karena
korosi atau kerusakan secara elektrik.

Pengujian dengan cara pengukuran dilakukan dengan


menggunakan alat ukur untuk menguji besaran listrik,
tegangan, dan tahanan.
Pengujian Dengan Cara Pengukuran

Pada sistem pengaman alat yang digunakan untuk pengujian adalah


multitester

Pemeriksaan dan penyetelan skala


nol (0)
Metode Pengukuran

Pengetesan hubungan
Memperbaiki Sistem Pengaman Rangkaian Sistem
Kelistrikan

Komponen pengaman digunakan untuk mengamankan


rangkaian kelistrikan agar tidak terjadi kerusakan rangkaian
pada saat terjadi aliran arus yang berlebihan pada
rangkaian.
Pengamanan yang dilakukan adalah dengan putusnya atau
lumernya elemen pengaman yang berada di dalamnya
sehingga rangkaian terputus dan tidak bekerja.
Pemeriksaan Visual dan Pengukuran Sekring

Jika bagian tengah pengaman tampak sudah putus, maka


sekering sudah rusak dan harus diganti.
Pemeriksaan Visual dan Pengukuran Sekring

Jika elemen pengamannya tidak tampak putus tetapi rangkaian


tidak bekerja, pastikan bahwa sekering tersebut benar-benar
baik atau rusak dengan melakukan pengukuran menggunakan
ohmmeter.
Pemeriksaan Visual dan Pengukuran Sekring

Apabila secara visual tampak bahwa


bagian elemen pengaman putus,
maka sambungan pengaman harus
diganti.
Pemeriksaan Visual dan Pengukuran Fusible Link

Lakukan juga pengukuran sambungan pengaman dengan


menggunakan ohmmeter. Jika tidak terdapat hubungan antar
terminalnya, maka sambungan pengaman rusak dan harus diganti.
Pemeriksaan Visual dan Pengukuran Circuit Breaker

Circuit Breaker Tipe Mekanik


Otomatis

Lakukan pengukuran antara


Dilakukan pengetesan ulang
terminal dengan menggunakan
secara manual.
ohmmeter.
Penyebab Kerusakan Rangkaian Sistem
Kelistrikan dan Komponennya

Over Load Short Circuit

Arus yang mengalir di


rangkaian lebih besar dari
kapasitas maksimal fuse Adanya hubungan
singkat pada
raangkaian sehingga
Penambahan alat arus yang mengalir ke
elektronik, Beban kerja fuse melebihi
komponen meningkat, kapasitas fuse.
Adanya gangguan teknis.
Kerusakan yang Terjadi Pada Sistem Pengaman
Kelistrikan Sepeda Motor

Kaca pelindung pada sekring


blade meleleh

Penyebab Solusi

Hubungan konektifitas • Memperbaiki kedudukan


sambungan antara soket atau rumah sekring.
sekring dan sekring yang • Mengganti kedudukan atau
kendor mengakibatkan panas rumah sekring.
Kerusakan yang Terjadi Pada Sistem Pengaman
Kelistrikan Sepeda Motor

Konsleting pada rangkaian


sistem pengaman

Penyebab

• Memeriksa arus dan


Ukuran sekring yang tidak tegangan yang sesuai
sesuai dengan arus dan dengan sekring.
tegangan yang dibutuhkan
Solusi • Menggunakan sekring
yang sesuai dengan arus
dan tegangan
• Melakukan penggantian
kabel pada rangkaian
Kerusakan yang Terjadi Pada Sistem Pengaman
Kelistrikan Sepeda Motor

Kendaraan tidak bisa hidup setelah


terjadi kecelakaan

Penyebab

Sensor blank angle memutus arus


pada rangkaian.

Mengganti sensor blank angle Solusi


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Padang Sidempuan

Mata Pelajaran : Pemeliharan KElistrikan Sepeda Motor

Komp. Keahlian : Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (C3)

Kelas/Semester : XI / I

Tahun Pelajaran : 2020/2021

Alokasi Waktu : 16 JP (45 Menit)

A. Kompetensi Inti
KI – 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan factual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik dan Bisnis Sepeda
Motor. Pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan komplks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional,
dan internasional.
KI – 4 : Melaksanakaan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi,
dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah
sesuai dengan bidang kerja Teknik dan Bisnis Sepeda Motor.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas
yang terukur sesuai dengan standar kompotensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikastif,
dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang diperlajari di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik
dibawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan memprepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dnegan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar
3.17 Mengevaluasi Sistem Pengaman

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mengidentifikasi pengertian sistem pengaman, komponen, fungsi dan prinsip
kerja pada setiap komponen yang terdapat pada sistem pengaman sepeda
motor.
2. Melakukan cara pembongkaran dan pemasangan rangkaian sistem pengaman
pada sepeda motor.
3. Menganalisis kerusakan pada sistem pengaman sepeda motor.
4. Melakukan perbaikan pada sistem pengaman sepeda motor.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Memahami pengertian sistem pengaman dan karakteristik komponen pada
sepeda motor sesuai dengan buku teks secara santun.
2. Menerangkan fungsi dan prinsip kerja setiap komponen yang terdapat pada
sistem pengaman sepeda motor sesuai dengan buku teks secara mandiri.
3. Menjelaskan dan melakukan cara pembongkaran dan pemasangan rangkaian
sistem penga man pada sepeda motor dengan cermat.
4. Memahami diagnosis kerusakan yang terjadi pada sistem pengaman sesuai
prinsip kerja dengan buku teks secara mandiri.
5. Menentukan perbaikan yang dilakukan pada sistem pengaman sepeda motor
sesuai dengan buku teks dan prosedur kerja yang baik secara cermat.
E. Materi Pembelajaran
1. Sistem Pengaman
2. Konstruksi Sistem Pengaman
3. Pembongkaran dan Pemasangan Sistem Pengaman
4. Identifikasi Kerusakan Sistem Pengaman
5. Perbaikan Komponen pada Sistem Pengaman Sepeda Motor

F. Model dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan Berfikir : Saintific
2. Model Pembelajaran : Problem Based Learning
3. Metode Pelajaran : Observasi, Diskusi, Tanya Jawab, Presentasi, dan
Praktik.

G. Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (IPK 1)
Langkah – Langkah Pembelajaran Alokasi
1. Pendahuluan Waktu
a. Melakukan pembukaan dengan salam pembukaan dan
berdoa untuk memulai pembelajaran.
b. Melakukan pengkondisian peserta didik.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
d. Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan. 15 Menit
e. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan
digunakan.
f. Peserta didik membentuk kelompok.

2. Kegiatan Inti
Mengamati  Guru menanyakan dan menugaskan
(mengidentifikasi siswa untuk mengidentifikasi
masalah) pengertian sistem pengaman dan
komponen - komponen yang ada pada
sistem pengaman sepeda motor.
 Siswa memperhatikan permasalahan
yang disampaikan oleh guru.
 Siswa secara berkelompok
mengidentifikasi pengertian sistem
pengaman dan komponen – komponen
yang ada pada sistem pengaman sepeda
motor.
 Siswa menggali informasi tentang
karakteristik komponen – komponen
pada sistem pengaman sepeda motor.
 Siswa mendiskusikan pengertian sistem
pengaman dan karakteristik komponen
– komponen terdapat pada sistem
pengaman sepeda motor.
 Berdasarkan hasil diskusi siswa dapat
mengidentifikasi pengertian sistem
pengaman dan karakteristik komponen
– komponen pada sistem pengaman
sepeda motor.
Menanya  Guru menugaskan siswa untuk
(merumuskan menentukan fungsi serta cara kerja
masalah/hipotesis) komponen dalam sistem pengaman
sepeda motor.
 Siswa mendiskusikan temuan – temuan
berdasarkan observasi mengenai fungsi
dan cara kerja sistem pengaman.
 Siswa berdasarkan diskusi dan
observasi merumuskan fungsi dan cara
kerja sistem pengaman pada sepeda
motor.
 Siswa dalam kelompok berdasarkan
pengetahuan yang dimilikinya
menentukan fungsi dan cara kerja
setiap komponen pada sistem
pengaman sepeda motor.
Mengumpulkan  Guru menugaskan siswa untuk
Data melakukan pemeriksaan kapasitas
sekring, kapasitas fusible link, dan
circuit braker berdasarkan karakteristik
komponen – komponen sistem
pengaman sepeda motor.
 Siswa melakukan pengukuran
menggunakan AVO meter pada
komponen – komponen sistem
pengaman.
 Siswa mencatat dan membandingkan
hasil pengukurannya dengan data pada
spesifikasi yang terdapat pada buku
teks.
Menalar  Guru menugaskan siswa unutk
memeriksa ulang hasil dari pengukuran
komponen – komponen pada sistem
pengaman.
 Siswa memeriksa ulang hasil
pengukuran dengan cara mengganti
komponen yang baru.
 Siswa menyimpulkan hasil pengukuran
komponen – komponen pada sistem
pengaman sepeda motor.
Mengkomunikasikan  Guru menugaskan siswa untuk
mempresentasikan pengertian,
karakteristik komponen, fungsi, cara
kerja, dan pengukuran yang dilakukan
pada sisitem pengaman sepeda motor.
 Siswa membuat bahan presentasi
mengenai pengertian, karakteristik
komponen, fungsi, cara kerja, dan
pengukuran yang dilakukan pada
sisitem pengaman.
 Siswa mempresentasi mengenai
pengertian, karakteristik komponen,
fungsi, cara kerja, dan pengukuran
yang dilakukan pada sistem pengaman.
 Guru membimbing dan menilai
pelaksanaan presentasi.
 Siswa lain memberikan tanggapan dan
masukan.
 Siswa memperbaiki hasil presentasi
pengertian, karakteristik komponen,
fungsi, cara kerja, dan pengukuran
yang dilakukan pada sistem pengaman.
 Siswa secara individu membuat
laporan pengertian, karakteristik
komponen, fungsi, cara kerja, dan
pengukuran yang dilakukan pada
sistem pengaman.
 Guru bersama siswa menyimpulkan
dari hasil pelaksanaan presentasi
pengertian, karakteristik komponen,
fungsi, cara kerja, dan pengukuran
yang dilakukan pada sistem pengaman.
3. Penutup
a. Secara bersama – sama siswa diminta untuk
menyimpulkan tentang materi pembelajaran.
b. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhahap
kesimpulan dari hasil pembelajaran.
c. Guru memberikan evaluasi. 15 Menit
d. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan pada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.
e. Guru menyuruh salah satu siswa untuk memimpin doa
penutup.

Pertemuan 2 (IPK 2)
Langkah – Langkah Pembelajaran Alokasi
1. Pendahuluan Waktu
a. Melakukan pembukaan dengan salam pembukaan dan
berdoa untuk memulai pembelajaran.
b. Melakukan pengkondisian peserta didik.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 15 Menit
d. Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan.
e. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan
digunakan.
f. Peserta didik membentuk kelompok.
2. Kegiatan Inti
Mengamati  Guru menyampaikan tata cara
(mengidentifikan pembongkaran dan pemasangan
masalah) rangkaian sistem pengaman pada
sepeda motor.
 Guru menanyakan dan menugaskan
untuk mengobservasi langkah –
langkah yang dilakukan untuk
membongkar dan memasang komponen
pada rangkaian sistem pengaman
sepeda motor.
 Siswa memperhatikan langkah –
langkah yang disampaikan oleh guru.
 Siswa secara berkelompok menggali
informasi mengenai langkah – langkah
membongkar dan memasang komponen
pada rangkaian sistem pengaman
sepeda motor.
 Siswa mendiskusikan langkah –
langkah membongkar dan memasang
komponen pada sistem pengaman
sepeda motor.
 Berdasarkan hasil diskusi siswa tata
cara pembongkaran dan pemasangan
komponen pada 8ystem pengaman
sepeda motor.
Menanya  Guru menugaskan siswa untuk
(merumuskan menentukan alat – alat yang digunakan
masalah/hipotesis) pada saat membongkar dan memasang
komponen pada sistem pengaman
sepeda motor.
 Siswa mendiskusikan temuan –temuan
berdasarkan observasi terhadap alat –
alat yang digunakan dan langkah –
langkah membongkar dan memasang
komponen pada rangkaian sistem
pengaman sepeda motor.
Mengumpulkan  Guru menugaskan siswa untuk
Data mengurutkan langkah yang dilakukan
pada saat pembongkaran dan
pemasangan sistem pengaman pada
sepeda motor.
 Siswa memeriksa ulang langkah –
langkah yang telah dilakukan dengan
cara melihat video pembelajaran.
 Siswa mencatat dan membandingkan
hasil yang diperoleh dari buku dengan
yang diperoleh dari video
pembelajaran.
Menalar  Guru menugaskan siswa memeriksa
ulang hasil langkah – langkah
pembongkaran dan pemasangan yang
telah dilakukan dengan cara melihat
buku dan melihat video pembelajaran.
 Siswa menyimpulkan langkah –
langkah pembongkaran dan
pemasangan pada sistem pengaman
sepeda motor.
Mengkomunikasikan  Guru menugaskan siswa untuk
mempresentasikan langkah – langkah
pembongkaran dan pemasangan pada
sisitem pengaman sepeda motor.
 Siswa membuat bahan presentasi
mengenai langkah – langkah
pembongkaran dan pemasangan pada
sisitem pengaman.
 Siswa mempresentasi mengenai
langkah – langkah pembongkaran dan
pemasangan pada sistem pengaman.
 Guru membimbing dan menilai
pelaksanaan presentasi.
 Siswa lain memberikan tanggapan dan
masukan.
 Siswa memperbaiki hasil presentasi
langkah – langkah pembongkaran dan
pemasangan pada sistem pengaman.
 Siswa secara individu membuat laporan
langkah – langkah pembongkaran dan
pemasangan pada sistem pengaman.
 Guru bersama siswa menyimpulkan
dari hasil pelaksanaan presentasi
langkah – langkah pembongkaran dan
pemasangan pada sistem pengaman.
3. Penutup
a. Secara bersama – sama siswa diminta untuk
menyimpulkan tentang materi pembelajaran.
b. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhahap
kesimpulan dari hasil pembelajaran.
c. Guru memberikan evaluasi. 15 menit
d. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan pada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.
e. Guru menyuruh salah satu siswa untuk memimpin doa
penutup.

Pertemuan 3 (IPK 3)
Langkah – Langkah Pembelajaran Alokasi Waktu
1. Pendahuluan
a. Melakukan pembukaan dengan salam pembukaan dan
berdoa untuk memulai pembelajaran.
b. Melakukan pengkondisian peserta didik.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 15 Menit
d. Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan.
e. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan
digunakan.
f. Peserta didik membentuk kelompok.
2. Kegiatan Inti
Mengamati  Guru menanyakan dan menugaskan
(merumuskan siswa untuk mengidentifikasi
masalah/hipotesis) kerusakan yang terjadi pada sistem
penngaman sepeda motor.
 Siswa memeperhatikan permasalah
yang disampaikan guru.
 Siswa secara berkelompok
mengidentifikasi informasi yang
dibutuhkan untuk mengidentifikasi
kerusakan pada sistem pengaman
sepeda motor.
 Siswa menggali informasi tentang
dibutuhkan untuk mengidentifikasi
kerusakan pada sistem pengaman
sepeda motor.
 Siswa mendiskusikan informasi
yang dibutuhkan untuk mengidentifi
kasi kerusakan pada sistem
pengaman sepeda motor.
 Berdasarkan hasil diskusi siswa
dapat mengetahui informasi yang
dibutuhkan untuk mengidentifikasi
kerusakan pada sistem pengaman
sepeda motor.
Mengumpulkan  Guru menugaskan siswa untuk
Informasi (mengusi menentukan langkah – langkah yang
hipotesis) untuk mengidentifikasi kerusakan
pada sistem pengaman sepeda
motor.
 Siswa mendiskusikan temuan –
temuan berdasarkan observasi
mengenai langkah – langkah untuk
mengidentifikasi kerusakan pada
sistem pengaman sepeda motor.
 Siswa berdasarkan diskusi dan
observasi merumuskan langkah –
langkah untuk mengidentifikasi
kerusakan pada sistem pengaman
sepeda motor.
 Siswa dalam kelompok berdasarkan
pengetahuan yang dimilikinya
menentukan langkah – langkah
untuk mengidentifikasi sistem
pengaman sepeda motor.
Mengumpulkan Data  Guru menugaskan siswa untuk
mengidentifikasi kerusakan yang
terjadi pada sistem pengaman sepeda
motor.
 Siswa menentukan proses perbaikan
yang dilakukan pada kerusakan yang
terjadi pada sistem pengaman sepeda
motor.
 Siswa mencatat dan membandingkan
diagnosis kerusakan dan proses
perbaikan yang didapatkan melalui
buku teks dengan video
pembelajaran.
Menalar  Guru menugaskan siswa unutk
memeriksa ulang hasil dari
perbandingan diagnosis keruskan
dan proses perbaikan yang
didapatkan melalui buku teks dengan
video pembelajaran.
 Siswa memeriksa ulang hasil dari
perbandingan diagnosis kerusakan
dan proses perbaikan yang
didapatkan melalui buku teks dengan
video pembelajaran.
 Siswa menyimpulkan hasil diagnosis
dan proses perbaikan yang dlakukan
pada sistem pengaman sepeda
motor.
Mengkomunikasikan  Guru menugaskan siswa untuk
mempresentasikan informasi,
langkah – langkah, diagnosis dan
proses perbaikan yang dilakukan
pada sistem pengaman sepeda
motor.
 Siswa membuat bahan presentasi
mengenai informasi, langkah –
langkah, diagnosis dan proses
perbaikan yang dilakukan pada
sistem pengaman sepeda motor.
 Siswa mempresentasi mengenai
informasi, langkah – langkah,
diagnosis dan proses perbaikan yang
dilakukan pada sistem pengaman
sepeda motor.
 Guru membimbing dan menilai
pelaksanaan presentasi.
 Siswa lain memberikan tanggapan
dan masukan.
 Siswa memperbaiki hasil presentasi
informasi, langkah – langkah,
diagnosis dan proses perbaikan yang
dilakukan pada sistem pengaman
sepeda motor.
 Siswa secara individu membuat
laporan informasi, langkah –
langkah, diagnosis dan proses
perbaikan yang dilakukan pada
sistem pengaman sepeda motor.
 Guru bersama siswa menyimpulkan
dari hasil pelaksanaan presentasi
informasi, langkah – langkah,
diagnosis dan proses perbaikan yang
dilakukan pada sistem pengaman
sepeda motor.
3. Penutup
a. Secara bersama – sama siswa diminta untuk
menyimpulkan tentang materi pembelajaran.
b. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhahap
kesimpulan dari hasil pembelajaran.
c. Guru memberikan evaluasi. 15 Menit
d. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan pada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.
e. Guru menyuruh salah satu siswa untuk memimpin doa
penutup.

Pertemuan 4 (IPK 4)
Langkah – Langkah Pembelajaran Alokasi Waktu
1. Pendahuluan
a. Melakukan pembukaan dengan salam pembukaan dan
berdoa untuk memulai pembelajaran.
b. Melakukan pengkondisian peserta didik.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 15 Menit
d. Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan.
e. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan
digunakan.
f. Peserta didik membentuk kelompok.
2. Kegiatan Inti
Mengamati  Guru menyampaikan permasalahan
(mengidentifikisi yang terjadi pada sistem pengaman
masalah) sepeda motor.
 Guru menanyakan dan menugaskan
untuk mengobservasi apa penyebab
kemungkinan dari kerusakan yang
terjadi pada sistem pengaman sepeda
motor.
 Siswa memperhatikan permasalah
yang disampaikan oleh guru.
 Siswa secara berkelompok mengob –
servasi gangguan yang terjadi pada
sistem pengaman sepeda motor.
 Siswa menggali informasi mengenai
kerusakan yang terjadi pada sistem
pengaman sepeda motor.
 Siswa mendiskusikan kemungkinan
kerusakan yang terjadi pada sistem
pengaman sepeda motor.
 Berdasarkan hasil diskusi siswa
mengindentifikasi kemungkinan –
kemungkinan kerusakan yang terjadi
pada sistem pengaman sepeda
motor.
Menanya  Guru menugaskan siswa untuk
(merumuskan menentukan kemungkinan penyebab
masalah/hipotesis) kerusakan yang terjadi pada sistem
pengaman sepeda motor.
 Siswa mendiskusikan temuan –
temuan berdasarkan observasi
terhadap kerusakan pada sistem
pengaman sepeda motor.
 Siswa berdasarkan diskusi dan
observasi terhadap kerusakan yang
terjadi pada sistem pengaman sepeda
motor.
 Siswa dalam kelompok berdasarkan
pengetahuan yang dimilikinya
menentukan urutan pemeriksaan
yang dilakukan pada kerusakan yang
ang terjadi pada sistem pengaman
sepeda motor.
Mengumpulkan Data  Guru menugaskan siswa untuk
mengumpulkan kerusakan –
kerusakan yang terjadi pada sistem
pengaman sepeda motor.
 Siswa menentukan proses perbaikan
yang dilakukan pada kerusakan yang
terjadi pada sistem pengaman sepeda
motor.
 Siswa mencatat dan membandingkan
kerusakan dan proses perbaikan
yang didapatkan melalui buku teks
dengan video pembelajaran.
Menalar  Guru menugaskan siswa untuk
memeriksa ulang hasil dari
kerusakan - kerusakan dan proses
perbaikan yang terjadi pada sistem
pengaman sepeda motor.
 Siswa menyimpulkan hasil
perbandingan kerusakan dan proses
perbaikan yang didapatkan melalui
buku teks dengan video
pembelajaran.
Mengkomunikasikan  Guru menugaskan siswa untuk
mempresentasikan kerusakan yang
terjadi dan perbaikan yang dilakukan
pada sisitem pengaman sepeda
motor.
 Siswa membuat bahan presentasi
mengenai kerusakan yang terjadi dan
perbaikan yang dilakukan pada
sisitem pengaman sepeda motor.
 Siswa mempresentasi mengenai
pengertian, kerusakan yang terjadi
dan perbaikan yang dilakukan pada
sisitem pengaman sepeda motor.
 Guru membimbing dan menilai
pelaksanaan presentasi.
 Siswa lain memberikan tanggapan
dan masukan.
 Siswa memperbaiki hasil presentasi
kerusakan yang terjadi dan
perbaikan yang dilakukan pada
sisitem pengaman sepeda motor.
 Siswa secara individu membuat
laporan kerusakan yang terjadi dan
perbaikan yang dilakukan pada
sisitem pengaman sepeda motor.
 Guru bersama siswa menyimpulkan
dari hasil pelaksanaan presentasi
kerusakan yang terjadi dan
perbaikan yang dilakukan pada
sisitem pengaman sepeda motor.
3. Penutup
a. Secara bersama – sama siswa diminta untuk
menyimpulkan tentang materi pembelajaran.
b. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhahap
kesimpulan dari hasil pembelajaran.
c. Guru memberikan evaluasi. 15 Menit
d. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan pada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.
e. Guru menyuruh salah satu siswa untuk memimpin doa
penutup.
H. Media, Alat, dan Sumber Belajar
Kompetensi Dasar Media/Alat, Bahan, dan Sumber
Belajar
3.17 Mengevaluasi Sistem Pengaman Media :
LCD Projector.

Alat/Bahan :
Fasilitas komunikasi daring dan
jaringan internet.
Sumber Belajar :
Buku teks pembelajaran, buku
referensi lain, video pembelajaran
(youtube)

I. Penilaian Pembelajaran
a. Penilaian Pembelajaran
Kompetensi Dasar Teknik Penilaian Instrumen
3.17 Mengevaluasi Sistem 1. Tes Tertulis 1. Soal tes tertulis
pengaman 2. Penugasan 2. Lembar tugas dan
lembar penilaian tugas

b. Penilaian Sikap
No. Nama Uraian Kejadian Rencana
Istimewa Tindakan/Pembinaan

Anda mungkin juga menyukai