KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa modul yang kami susun ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar
tujuan dari penyusunan ini menajdi lebih efektif.
2
PETUNJUK PENGGUNAAN BAHAN AJAR
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini
maka langkah – langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :
3
BAHAN AJAR (HAND OUT)
Tujuan Pembelajaran :
A. Sistem Pengaman
1. Pengertian Sistem Pengaman
Sistem pengaman adalah sistem yang berfungsi sebagai pelindung
kelistrikan pada sepeda motor dari kerusakan komponen kelistrikan yang
disebabkan oleh hubungan singkat ataupun arus yang berlebihan pada suatu
rangkaian. Rangkaian kelistrikan dalam kendaraan terdiri atas beberapa
sistem yang terbagi dalam beberapa sistem kelistrikan. Dalam rangkain
kelistrikan kendaraan terdapat komponen pengaman yang melindungi
pengaman. Komponen – komponen pengaman ini disisipkan kedalam
rangkaian kelistrikan dan sistem kelistrikan untuk melindungi kabel – kabel.
4
Dan konektor yag digunakan dalam sirkuit untuk mencegah timbulnya
kebakaran oleh arus yang berlebihan atau hubungan singkat.
5
1. Sekring
Sekering adalah komponen pengaman yang banyak digunakan
sebagai pencegah kerusakan rangkaian akibat kelebihan arus. Sekering
mempunyai bagian yang mudah meleleh akibat aliran arus yang dilindungi
oleh badan sekering yang biasanya terbuat dari tabung kaca atau plastik.
Hampir semua rangkaian selain rangkaian lampu kepala, sistem starter, dan
sistem pengapian mendapatkan arus melalui kotak sekering. Tegangan
baterai diberikan melalui bagian batang penghantar utama. Salah satu ujung
sekering dihubungkan dengan bagian tersebut dan satu ujung lainnya
dihubungkan dengan rangkaian yang diamankannya.
Sekering yang dipakai pada kendaraan dapat dikelompokan menjadi
dua macam, yaitu sekering tipe tabung kaca (cartridge) dan sekering tipe
bilah (blade).
a. Sekring Tipe Blade (Tipe Bilah)
Sekering tipe tabung kaca berbentuk silinder yang pada bagian ujungnya
terdapat penutup yang terbuat dari logam yang di dalamnya juga
terhubung dengan elemen logam pengaman.
6
Warna badan sekring dan kapasitas sekring untuk ukutan
standar dan mini.
7
Sekring tipe tabung kaca dan keramik
Kapasitas sekering yang ada adalah 0,5 sampai 35 amper dan yang
paling banyak digunakan adalah 7,5 sampai 20 amper. Sekering yang
dipasangkan pada rangkaian akan putus jika dialiri arus yang melebihi
kapasitasnya. Bagian logam yang meleleh dan putus pada sekering akan
menyebabkan terjadinya rangkaian terbuka sehingga arus tidak lagi mengalir
pada rangkaian tersebut dan rangkaian tidak dapat bekerja. Untuk
mengaktifkan rangkaian tersebut, sekering yang putus harus diganti dengan
yang baru. Ukuran elemen logam yang dapat meleleh menentukan kapasitas
sekering.
8
Rangkaian tidak bekerja jika sekring putus
9
Kotak sekring dan tutup
2. Fusible Link
Fungsi sambungan pengaman pada prinsipnya sama dengan sekering.
Sambungan pengaman akan rusak jika dilewati oleh arus yang lebih besar
dari kemampuannya. Sambungan pengaman (fusible link) dan elemen
pengaman (fusible element) digunakan untuk melindungi rangkaian listrik
berarus besar dan biasanya dipakai pada rangkaian yang membutuhkan arus
sampai 30 amper atau lebih. Seperti halnya pada sekering, jika sambungan
pengaman dan elemen pengaman rusak akibat arus yang berlebihan, maka
komponen tersebut harus diganti.
10
Elemen pengaman fungsinya sama dengan sambungan pengaman,
dan sekarang ini komponen sambungan pengaman sudah mulai tergeser oleh
elemen pengaman sehingga pada kendaraan baru sekarang banyak
menggunakan elemen pengaman. Elemen pengaman mempunyai beberapa
bagian penting, yaitu bagian terminal, bagian pengaman, bagian kaki, bagian
rumah pengaman. Rumah pengaman berfungsi sebagai dudukan dan
pelindung semua komponen elemen pengaman yang ada di dalamnya.
Bagian pengaman adalah bagian penting yang dapat memutus rangkaian
kelistrikan jika terjadi kelebihan arus. Bagian terminal adalah bagian yang
berfungsi untuk meneruskan arus dari sumber ke bagian pengaman dan
diteruskan ke rangkaian melalui kaki lainnya. Pemasangan elemen
pengaman sama dengan pemasangan sekering tipe bilah yaitu dengan
memasukan elemen pengaman pada dudukannya.
11
2 40 Hijau
3 50 Merah
4 60 Kuning
5 80 Hitam
6 100 Biru
12
3. Circuit Breaker
Aliran arus yang besar dan terlalu lama akan menyebabkan kabel
atau penghantar pada suatu rangkaian menjadi panas dan kemungkinan
terjadi kabel terbakar sangat besar. Salah satu pengaman rangkaian yang
banyak digunakan pada rangkaian yang rumit, misalnya power window,
sunroof, dan rangkaian pemanas, adalah pemutus rangkaian (circuit breaker).
Beberapa tipe pemutus rangkaian yang umum dijumpai adalah tipe mekanik
(tipe reset manual), tipe reset otomatis mekanik, dan tipe reset otomatis
polimer (PTC, positive temperature coeficient).
13
Pemutus rangkaian tipe manual
Konstruksi dasar dari pemutus rangkaian terdiri dari plat bimetal
yang dihubungkan dengan dua terminal dan ke kontak yang ada pada
kedua sisinya. Komponen ini dipasang secara seri dengan rangkaian
yang diamankannya.
Prinsip Kerja
Apabila arus yang mengalir melaluinya mendekati nilai
kapasitasnya, maka bimetal akan melengkung karena panas yang
ditimbulkan oleh aliran arus tersebut. Hal ini akan menyebabkan kontak
bimetal terpengaruh sehingga kontak menjadi terbuka sehingga arus
tidak lagi mengalir ke rangkaian sistem kelistrikan. Bila hal ini terjadi,
maka pemutus rangkaian ini harus direset (diset ulang) secara manual
dengan menggunakan kawat kecil yang kaku untuk menekan bimetal
sehingga kembali ke posisi melengkung dan kontaknya berhubungan
kembali. Pemutus rangkaian tipe ini disebut dengan pemutus arus tidak
bersiklus.
14
b. Pemutus Rangkaian Tipe Otomatis (Mekanik)
Prinsip Kerja
15
besar dibanding dengan logam atasnya. Hal ini menyebabkan logam
bawah memuai lebih cepat dibanding logam atas sehingga bimetal
bergerak ke atas. Karena bimetal bengkok ke atas, maka kontak akan
terlepas dan aliran arus ke rangkaian terhenti sehingga tidak terjadi
kerusakan pada rangkaian. Karena arus tidak mengalir lagi, maka suhu
bimetal kembali turun dan bimetal kembali ke posisi semula sehingga
kontak terhubung kembali dan arus dapat mengalir kembali. Pengesetan
secara otomatis pada komponen ini menyebabkan siklus membuka dan
menutup kontak terjadi secara terus menerus sampai arus kembali ke
tingkat yang normal.
Prinsip Kerja
16
sehingga polimer di dalam PTC berekspansi dan rantai karbon tertarik
sehingga saling berjauhan. Dalam kondisi ini, tahanan PTC meningkat
sehingga arus yang dapat mengalir kecil. Jika arus mengalir melebihi
batas kerjanya, komponen ini akan berada dalam kondisi terbuka
(memutus rangkaian) selama tegangan masih berada pada rangkaian
tersebut.
17
b. Memperhatikan pemeriksaan awal kondisi fisik secara visual sekering dan
rumah/dudukan sekering untuk menentukan langkah sebelum sekering
diganti.
c. Melepas kabel baterai.
d. Mencari informasi spesifikasi sekering yang digunakan pada tutup
sekering atau buku manual sepeda motor.
e. Bila rumah/soket sekring terbakar atau rusak diperbaiki terlebih dahulu,
bila kondisi baik bersihkan dengan cairan pembersih kontak.
f. Pasang sekering yang baru sesuai dengan ukuran spesifikasinya.
18
c. Mencari informasi spesifikasi sekering yang digunakan pada tutup
sekering atau buku manual sepeda motor.
d. Lepas sekering dari soket atau rumah sekering dengan atau tanpa alat
bantu
19
Sekering dalam sistem pengaman kelistrikan mempunyai bentuk dan ukuran
yang berbeda – beda sesuai merk dan jenis sepeda motor.
20
Sistem kelistikan kendaraan terdiri dari beberapa macam, sistem stater,
sisitem pengapian, sistem pengisian, sistem aksesoris, dan kelistrikan bodi.
Setiap sistem yang terdapat pada sepeda motor memiliki sistem dan jenis
pengaman sendiri yang sesuai dengan besaran arus yang bekerja pada sistem. Hal
ini memungkinkan perbedaan jenis dan kapasitas pengaman yang digunakan
pada masing – masing sistem kelistrikan.
Untuk mengidentifikasi kerusakan sistem pengaman pada kelistrikan
sepeda motor diperlukan pengetahuan tentang prinsip, cara kerja sistem
kelistrikan dan diagnosa kerusakan sistem kelistrikan. Akses infomasi yang
dilakukan untuk mengidentifikasi kerusakan pada sistem pengaman sepeda motor
adalah adalah sebagai berikut :
- Spesifikasi komponen – komponen kelistrikan sepeda motor yang
mempunyaiukuran daya listrik untuk menentukan besar kecilnya sekering.
- Diagram pengabelan (Wiring Diagram).
- Cara memeriksa atau pengujian
Cara melakukan perbaikan dan pemasangan
1. Simbol Pada Sistem Pengaman
Apabila rangkaian kelistrikan digambarkan dengan gambar benda
aslinya, maka ilustrasi akan menjadi sulit dan rumit dimengerti, maka dari itu
diagram sirkuit digambarkan dengan symbol yang menunjukkan komponen
kelistrikan dan kabel – kabel.
21
2. Wiring Diagram Sistem Pengaman
Diagram pengabelan atau wiring diagram adalah skema rangkaian
hubungan kelistrikan dalam satu kesatuan sistem kelistrikan sepeda motor.
Untuk dapat membaca dan memahami diagram pengabelan memerlukan
ketelitian dan pemahaman masing – masing sistem kelistrikan sepeda motor
yang meliputi komponen – komponen dalam sistem kelistrikan.
Langkah – langkah dalam membaca dan memahami diagram
pengabelan adalah sebagai berikut:
a. Memahami arti kode warna kabel yang ada dalam diagram pengabelan.
b. Langkah pertama adalah menentukan sistem kelistrikan yang harus
dirunut atau dilihat.
22
c. Mencari simbol komponen – komponen kelistrikan yang akan dirunut.
d. Merunut rangkaian kelistrikan diawali dari sumber tegangan, kemudian
pengendali sistem (saklar atau sensor sensor)
Selain penggunaan simbol untuk mengidentifikasi kerusakan pada sistem
kelistrikan dapat juga digunakan Electrical Wiring Diagram (EWDs).
Electrical Wiring Diagram menunjukkan tidak hanya komponen utama pada
sistem tetapi juga menunjukkan junction blok, connector, kabel – kabel.
Wiring diagram kelistrikan untuk model kendaraan tertentu disatukan dalam
buku khusus yang disebut Electrical Wiring Diagram Manual.
23
Identifikasi Diagram Pengkabelan Sistem Pengaman Kelistrikan dan Pengaman
Kendaraan/Pengendara.
24
Berdasakan analisa wiring diagram pemasangan, pengujian, dan
perbaikan sistem pengaman lebih mudah untuk dilakukan, karena letak dan
posisi komponen pengaman telah diketahui. Lokasi penempatan setiap
sistem pengaman untuk masing – masing kendaraan tidak sama antara satu
merek kendaraan dengan merek yang lainnya, unutk itu pemahaman dalam
membaca wiring diagram sangat diperlukan.
25
3. Mengidentifikasi Kerusakan Yang Terjadi Pada Sistem Pengaman
Setelah mendapatkan data – data pengujian dan pemeriksaan dari
sistem pengaman, maka dapat diidentifikasikan kerusakan / kesalahan yang
terjadi.
Identifikasi kerusakan / kesalahan berupa :
a. Kondisi nyata hasil pengujian secara visual komponen – komponen,
soket konektor, dan kabel rangkaian.
26
4. Rekomendasi Perbaikan Yang Dilakukan Pada Sistem Pengaman
Dengan didapatkan data yang menjadi acuan menentukan tindakan
selanjutnya maka dapat direkomendasikan untuk dilakukan perbaikan seperti
contoh berikut ini :
- Didapatkan data sekering selalu putus maka direokomendasikan untuk
diperiksa secara menyeluruh untuk mengetahui penyebab putusnya
sekering, apa kemungkinan terjadi hubung singkat dalam rangkaian
atau karena kelebihan beban.
- Didapatkan data pengukuran pada sekering dimana terjadi rugi
tegangan yang besar menyebabkan soket dudukan sekering rusak
terbakar, maka direkomendasikan untuk dilakukan penggantian soket
dudukan sekering yang baru.
27
menguji hubungan konektifitas pada rangkaian dan menguji kondisi
sekering.
28
b. Soket dudukan sekering yang direkomendasikan diperbaiki/diganti
akibat terbakar karena hubungannya tidak rapat sehingga
menimbulkan rugi tegangan dan konektor menjadi panas. Untuk kasus
ini perbaikan harus mengganti secara utuh soket dudukan sekering
dengan yang lebih baik yaitu soket dudukan sekering keramik seperti
berikut ini :
29
Menarik komponen pengaman
30
kerusakan pada sambungan pengaman juga dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu pengecekan secara visual dan pengecekan dengan pengukuran.
31
otomatis, maka perlu dilakukan pengesetan ulang secara manual dengan
menggunakan kawat kecil yang kaku untuk menekan plat bimetal agar
kuncup lagi dan kontaknya terhubung. Lakukan juga pengukuran antar
terminal dengan menggunakan ohmmeter. Jika tidak terdapat hubungan,
pemutus rangkaian harus diganti.
32
Soal Latihan
A. Pilihan Ganda
1. Melindungi komponen kelistrikan, kabel – kabel, dan connector yang
digunakan dalam sirkuit unutk mencegah timbulnya kebakaran oleg arus
yang berlebihan atau hubungan singkat, merupakan …
a. Kegunaan sistem pengaman.
b. Tujuan sistem pengaman.
c. Defenisi sistem pengaman.
d. Fungsi sistem pengaman.
4. Pada gambar berikut sekring blade masih dapat menghubungkan arus, tetapi
plastik mika pelindung sekring meleleh. Penyebab terjadinya kerusakan
sekring adalah …
33
a. Ukuran sekring tidak sesuai dengan arus yang dibutuhkan.
b. Terjadi konsleting pada rangkaian
c. Hubungan konektifitas sambungan antara soket sekring dan sekring yang
kendor
d. Arus dan tegangan melebihi kapasitas yang dibutuhkan
34
b. Pengujian secara visual, penilaian fungsi, dan pengujian secara
pengukuran
c. Pengujian secara visual dan pengujian secara pengukuran
d. Pengujian kerusakan sekring.
9. Langkah perbaikan yang dilakukan pada soket sekring yang kotor seperti
gambar berikut ini adalah …
10. Dibawah ini komponen manakah yang pertama kali rusak, jika terjadi
konsleting atau arus singkat pada sebuah rangkaian …
35
a. Baterai
b. Saklar lampu kepala
c. Kunci kontak
d. Sekring
B. Uraian
1. Jelaskan jenis – jenis komponen pada sistem pengaman perbedaan
kontstruksi dari masing – masing jenis pengaman!
2. Jelaskan cara mengidentifikasi kerusakan sistem pengaman kelistrikan!
3. Jelaskan manfaat simbol kelistrikan pada wiring diagram!
4. Jelaskan cara melakukan pengujian komponen sistem pengaman secara
visual!
5. Jelaskan cara melakukan pengujian sistem pengaman dengan menggunaka
multitester!
36
D. Kunci Jawaban Essay
1. Jenis-jenis pengaman meliputi: sekring,fusible link dan circuit breaker. Pada
dasarnya ketiga jenis ini mempunyai fungsi yang sama sebagai pelindung
bagi sirkuit kelistrikan. Sekring dan fusible link mempunyai persamaan
fungsi dan konstruksi tetapi fusible link dapat digunakan untuk arus yang
lebih besar karena ukurannya lebih besar dan mempunyai elemen yang lebih
tebal, sedang pengaman jenis circuit breaker konstruksinya terdiri atas
lempengan bimetal yang akan membengkok jika arus yang mengalir
berlebihan. Dengan demikian bimetal membuka hubungan dan memutuskan
aliran arus.
2. Untuk mengidentifikasi kerusakan sistem pengaman kelistrikan diperlukan
pengetahuan tentang prinsip, cara kerja sistem kelistrikan dan diagnosa
kerusakan sistem kelistrikan. Selanjutnya kerusakan dapat diidentifikasi
dengan memeriksa komponen sistem pengaman pada junction block dengan
visual maupun dengan alat ukur pada sistem kelistrikan yang tidak bekerja.
Pada jenis sekring dan fusible link kerusakan dapat diperiksa secara visual
dengan melihat kondisi konduktor, tetapi untuk jenis circuit breaker dapat
diperiksa dengan menggunakan alat ukur.
3. Apabila rangkaian kelistrikan digambarkan dengan gambar benda aslinya,
maka ilustrasinya akan menjadi sulit dan rumit untuk di mengerti oleh
karena itu maka diagram sirkuit digambarkan dengan simbol yang
menunjukkan komponen kelistrikan dan kabel - kabel.
4. Karena fungsi pengaman untuk melindungi sirkuit kelistrikan dan
memutuskan arus listrik yang melebihi kapasitas dengan melelehkan kawat
konduktor untuk jenis sekring dan fusible link, maka secara visual hal ini
akan terlihat secara jelas Karena biasanya housing sekring dan fusible link
terbuat dari bahan yang transparan, sedangkan untuk jenis circuit breaker
dengan melihat kondisi bimetalnya
5. Sebelum menggunakan multitester harus dipastikan bahwa jarum penunjuk
ada dibagian garis ujung sebelah kiri pada skala. Apabila tidak, putar sekrup
37
penyetel jarum penunjuk dengan sebuah obeng sampai jarum penunjuk
tersebut berada tepat pada garis ujung sebelah kiri. Penyetelan dan
pengecekan skala nol ini cukup dilakukan sekali dan tidak memerlukan
pengecekan yang terlalu sering.
38
SISTEM PENGAMAN PADA
KELISTRIKAN SEPEDA
MOTOR
Pengertian Sistem Pengaman
.
Fungsi Sistem Pengaman Kelistrikan
Fusible Link
Komponen Sistem Pengaman
Circuit Breaker
1. 2.
Memeriksa
Pengetahu komponen
an tentang sistem
prinsip, pengaman
cara kerja pada
sistem junction
kelistrikan, block
dan dengan
diagnosa visual
kerusakan maupun
kelistrikan. alat ukur
Identifikasi Kerusakan Sistem Pengaman
Pengujian Pengujian
secara visual secara
dan penilaian pengukuran
fungsi pada
komponen
Teknik Pengujian Sistem Pengaman
Pengetesan hubungan
Memperbaiki Sistem Pengaman Rangkaian Sistem
Kelistrikan
Penyebab Solusi
Penyebab
Penyebab
Kelas/Semester : XI / I
A. Kompetensi Inti
KI – 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan factual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik dan Bisnis Sepeda
Motor. Pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan komplks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional,
dan internasional.
KI – 4 : Melaksanakaan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi,
dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah
sesuai dengan bidang kerja Teknik dan Bisnis Sepeda Motor.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas
yang terukur sesuai dengan standar kompotensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikastif,
dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang diperlajari di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik
dibawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan memprepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dnegan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar
3.17 Mengevaluasi Sistem Pengaman
D. Tujuan Pembelajaran
1. Memahami pengertian sistem pengaman dan karakteristik komponen pada
sepeda motor sesuai dengan buku teks secara santun.
2. Menerangkan fungsi dan prinsip kerja setiap komponen yang terdapat pada
sistem pengaman sepeda motor sesuai dengan buku teks secara mandiri.
3. Menjelaskan dan melakukan cara pembongkaran dan pemasangan rangkaian
sistem penga man pada sepeda motor dengan cermat.
4. Memahami diagnosis kerusakan yang terjadi pada sistem pengaman sesuai
prinsip kerja dengan buku teks secara mandiri.
5. Menentukan perbaikan yang dilakukan pada sistem pengaman sepeda motor
sesuai dengan buku teks dan prosedur kerja yang baik secara cermat.
E. Materi Pembelajaran
1. Sistem Pengaman
2. Konstruksi Sistem Pengaman
3. Pembongkaran dan Pemasangan Sistem Pengaman
4. Identifikasi Kerusakan Sistem Pengaman
5. Perbaikan Komponen pada Sistem Pengaman Sepeda Motor
G. Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (IPK 1)
Langkah – Langkah Pembelajaran Alokasi
1. Pendahuluan Waktu
a. Melakukan pembukaan dengan salam pembukaan dan
berdoa untuk memulai pembelajaran.
b. Melakukan pengkondisian peserta didik.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
d. Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan. 15 Menit
e. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan
digunakan.
f. Peserta didik membentuk kelompok.
2. Kegiatan Inti
Mengamati Guru menanyakan dan menugaskan
(mengidentifikasi siswa untuk mengidentifikasi
masalah) pengertian sistem pengaman dan
komponen - komponen yang ada pada
sistem pengaman sepeda motor.
Siswa memperhatikan permasalahan
yang disampaikan oleh guru.
Siswa secara berkelompok
mengidentifikasi pengertian sistem
pengaman dan komponen – komponen
yang ada pada sistem pengaman sepeda
motor.
Siswa menggali informasi tentang
karakteristik komponen – komponen
pada sistem pengaman sepeda motor.
Siswa mendiskusikan pengertian sistem
pengaman dan karakteristik komponen
– komponen terdapat pada sistem
pengaman sepeda motor.
Berdasarkan hasil diskusi siswa dapat
mengidentifikasi pengertian sistem
pengaman dan karakteristik komponen
– komponen pada sistem pengaman
sepeda motor.
Menanya Guru menugaskan siswa untuk
(merumuskan menentukan fungsi serta cara kerja
masalah/hipotesis) komponen dalam sistem pengaman
sepeda motor.
Siswa mendiskusikan temuan – temuan
berdasarkan observasi mengenai fungsi
dan cara kerja sistem pengaman.
Siswa berdasarkan diskusi dan
observasi merumuskan fungsi dan cara
kerja sistem pengaman pada sepeda
motor.
Siswa dalam kelompok berdasarkan
pengetahuan yang dimilikinya
menentukan fungsi dan cara kerja
setiap komponen pada sistem
pengaman sepeda motor.
Mengumpulkan Guru menugaskan siswa untuk
Data melakukan pemeriksaan kapasitas
sekring, kapasitas fusible link, dan
circuit braker berdasarkan karakteristik
komponen – komponen sistem
pengaman sepeda motor.
Siswa melakukan pengukuran
menggunakan AVO meter pada
komponen – komponen sistem
pengaman.
Siswa mencatat dan membandingkan
hasil pengukurannya dengan data pada
spesifikasi yang terdapat pada buku
teks.
Menalar Guru menugaskan siswa unutk
memeriksa ulang hasil dari pengukuran
komponen – komponen pada sistem
pengaman.
Siswa memeriksa ulang hasil
pengukuran dengan cara mengganti
komponen yang baru.
Siswa menyimpulkan hasil pengukuran
komponen – komponen pada sistem
pengaman sepeda motor.
Mengkomunikasikan Guru menugaskan siswa untuk
mempresentasikan pengertian,
karakteristik komponen, fungsi, cara
kerja, dan pengukuran yang dilakukan
pada sisitem pengaman sepeda motor.
Siswa membuat bahan presentasi
mengenai pengertian, karakteristik
komponen, fungsi, cara kerja, dan
pengukuran yang dilakukan pada
sisitem pengaman.
Siswa mempresentasi mengenai
pengertian, karakteristik komponen,
fungsi, cara kerja, dan pengukuran
yang dilakukan pada sistem pengaman.
Guru membimbing dan menilai
pelaksanaan presentasi.
Siswa lain memberikan tanggapan dan
masukan.
Siswa memperbaiki hasil presentasi
pengertian, karakteristik komponen,
fungsi, cara kerja, dan pengukuran
yang dilakukan pada sistem pengaman.
Siswa secara individu membuat
laporan pengertian, karakteristik
komponen, fungsi, cara kerja, dan
pengukuran yang dilakukan pada
sistem pengaman.
Guru bersama siswa menyimpulkan
dari hasil pelaksanaan presentasi
pengertian, karakteristik komponen,
fungsi, cara kerja, dan pengukuran
yang dilakukan pada sistem pengaman.
3. Penutup
a. Secara bersama – sama siswa diminta untuk
menyimpulkan tentang materi pembelajaran.
b. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhahap
kesimpulan dari hasil pembelajaran.
c. Guru memberikan evaluasi. 15 Menit
d. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan pada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.
e. Guru menyuruh salah satu siswa untuk memimpin doa
penutup.
Pertemuan 2 (IPK 2)
Langkah – Langkah Pembelajaran Alokasi
1. Pendahuluan Waktu
a. Melakukan pembukaan dengan salam pembukaan dan
berdoa untuk memulai pembelajaran.
b. Melakukan pengkondisian peserta didik.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 15 Menit
d. Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan.
e. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan
digunakan.
f. Peserta didik membentuk kelompok.
2. Kegiatan Inti
Mengamati Guru menyampaikan tata cara
(mengidentifikan pembongkaran dan pemasangan
masalah) rangkaian sistem pengaman pada
sepeda motor.
Guru menanyakan dan menugaskan
untuk mengobservasi langkah –
langkah yang dilakukan untuk
membongkar dan memasang komponen
pada rangkaian sistem pengaman
sepeda motor.
Siswa memperhatikan langkah –
langkah yang disampaikan oleh guru.
Siswa secara berkelompok menggali
informasi mengenai langkah – langkah
membongkar dan memasang komponen
pada rangkaian sistem pengaman
sepeda motor.
Siswa mendiskusikan langkah –
langkah membongkar dan memasang
komponen pada sistem pengaman
sepeda motor.
Berdasarkan hasil diskusi siswa tata
cara pembongkaran dan pemasangan
komponen pada 8ystem pengaman
sepeda motor.
Menanya Guru menugaskan siswa untuk
(merumuskan menentukan alat – alat yang digunakan
masalah/hipotesis) pada saat membongkar dan memasang
komponen pada sistem pengaman
sepeda motor.
Siswa mendiskusikan temuan –temuan
berdasarkan observasi terhadap alat –
alat yang digunakan dan langkah –
langkah membongkar dan memasang
komponen pada rangkaian sistem
pengaman sepeda motor.
Mengumpulkan Guru menugaskan siswa untuk
Data mengurutkan langkah yang dilakukan
pada saat pembongkaran dan
pemasangan sistem pengaman pada
sepeda motor.
Siswa memeriksa ulang langkah –
langkah yang telah dilakukan dengan
cara melihat video pembelajaran.
Siswa mencatat dan membandingkan
hasil yang diperoleh dari buku dengan
yang diperoleh dari video
pembelajaran.
Menalar Guru menugaskan siswa memeriksa
ulang hasil langkah – langkah
pembongkaran dan pemasangan yang
telah dilakukan dengan cara melihat
buku dan melihat video pembelajaran.
Siswa menyimpulkan langkah –
langkah pembongkaran dan
pemasangan pada sistem pengaman
sepeda motor.
Mengkomunikasikan Guru menugaskan siswa untuk
mempresentasikan langkah – langkah
pembongkaran dan pemasangan pada
sisitem pengaman sepeda motor.
Siswa membuat bahan presentasi
mengenai langkah – langkah
pembongkaran dan pemasangan pada
sisitem pengaman.
Siswa mempresentasi mengenai
langkah – langkah pembongkaran dan
pemasangan pada sistem pengaman.
Guru membimbing dan menilai
pelaksanaan presentasi.
Siswa lain memberikan tanggapan dan
masukan.
Siswa memperbaiki hasil presentasi
langkah – langkah pembongkaran dan
pemasangan pada sistem pengaman.
Siswa secara individu membuat laporan
langkah – langkah pembongkaran dan
pemasangan pada sistem pengaman.
Guru bersama siswa menyimpulkan
dari hasil pelaksanaan presentasi
langkah – langkah pembongkaran dan
pemasangan pada sistem pengaman.
3. Penutup
a. Secara bersama – sama siswa diminta untuk
menyimpulkan tentang materi pembelajaran.
b. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhahap
kesimpulan dari hasil pembelajaran.
c. Guru memberikan evaluasi. 15 menit
d. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan pada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.
e. Guru menyuruh salah satu siswa untuk memimpin doa
penutup.
Pertemuan 3 (IPK 3)
Langkah – Langkah Pembelajaran Alokasi Waktu
1. Pendahuluan
a. Melakukan pembukaan dengan salam pembukaan dan
berdoa untuk memulai pembelajaran.
b. Melakukan pengkondisian peserta didik.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 15 Menit
d. Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan.
e. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan
digunakan.
f. Peserta didik membentuk kelompok.
2. Kegiatan Inti
Mengamati Guru menanyakan dan menugaskan
(merumuskan siswa untuk mengidentifikasi
masalah/hipotesis) kerusakan yang terjadi pada sistem
penngaman sepeda motor.
Siswa memeperhatikan permasalah
yang disampaikan guru.
Siswa secara berkelompok
mengidentifikasi informasi yang
dibutuhkan untuk mengidentifikasi
kerusakan pada sistem pengaman
sepeda motor.
Siswa menggali informasi tentang
dibutuhkan untuk mengidentifikasi
kerusakan pada sistem pengaman
sepeda motor.
Siswa mendiskusikan informasi
yang dibutuhkan untuk mengidentifi
kasi kerusakan pada sistem
pengaman sepeda motor.
Berdasarkan hasil diskusi siswa
dapat mengetahui informasi yang
dibutuhkan untuk mengidentifikasi
kerusakan pada sistem pengaman
sepeda motor.
Mengumpulkan Guru menugaskan siswa untuk
Informasi (mengusi menentukan langkah – langkah yang
hipotesis) untuk mengidentifikasi kerusakan
pada sistem pengaman sepeda
motor.
Siswa mendiskusikan temuan –
temuan berdasarkan observasi
mengenai langkah – langkah untuk
mengidentifikasi kerusakan pada
sistem pengaman sepeda motor.
Siswa berdasarkan diskusi dan
observasi merumuskan langkah –
langkah untuk mengidentifikasi
kerusakan pada sistem pengaman
sepeda motor.
Siswa dalam kelompok berdasarkan
pengetahuan yang dimilikinya
menentukan langkah – langkah
untuk mengidentifikasi sistem
pengaman sepeda motor.
Mengumpulkan Data Guru menugaskan siswa untuk
mengidentifikasi kerusakan yang
terjadi pada sistem pengaman sepeda
motor.
Siswa menentukan proses perbaikan
yang dilakukan pada kerusakan yang
terjadi pada sistem pengaman sepeda
motor.
Siswa mencatat dan membandingkan
diagnosis kerusakan dan proses
perbaikan yang didapatkan melalui
buku teks dengan video
pembelajaran.
Menalar Guru menugaskan siswa unutk
memeriksa ulang hasil dari
perbandingan diagnosis keruskan
dan proses perbaikan yang
didapatkan melalui buku teks dengan
video pembelajaran.
Siswa memeriksa ulang hasil dari
perbandingan diagnosis kerusakan
dan proses perbaikan yang
didapatkan melalui buku teks dengan
video pembelajaran.
Siswa menyimpulkan hasil diagnosis
dan proses perbaikan yang dlakukan
pada sistem pengaman sepeda
motor.
Mengkomunikasikan Guru menugaskan siswa untuk
mempresentasikan informasi,
langkah – langkah, diagnosis dan
proses perbaikan yang dilakukan
pada sistem pengaman sepeda
motor.
Siswa membuat bahan presentasi
mengenai informasi, langkah –
langkah, diagnosis dan proses
perbaikan yang dilakukan pada
sistem pengaman sepeda motor.
Siswa mempresentasi mengenai
informasi, langkah – langkah,
diagnosis dan proses perbaikan yang
dilakukan pada sistem pengaman
sepeda motor.
Guru membimbing dan menilai
pelaksanaan presentasi.
Siswa lain memberikan tanggapan
dan masukan.
Siswa memperbaiki hasil presentasi
informasi, langkah – langkah,
diagnosis dan proses perbaikan yang
dilakukan pada sistem pengaman
sepeda motor.
Siswa secara individu membuat
laporan informasi, langkah –
langkah, diagnosis dan proses
perbaikan yang dilakukan pada
sistem pengaman sepeda motor.
Guru bersama siswa menyimpulkan
dari hasil pelaksanaan presentasi
informasi, langkah – langkah,
diagnosis dan proses perbaikan yang
dilakukan pada sistem pengaman
sepeda motor.
3. Penutup
a. Secara bersama – sama siswa diminta untuk
menyimpulkan tentang materi pembelajaran.
b. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhahap
kesimpulan dari hasil pembelajaran.
c. Guru memberikan evaluasi. 15 Menit
d. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan pada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.
e. Guru menyuruh salah satu siswa untuk memimpin doa
penutup.
Pertemuan 4 (IPK 4)
Langkah – Langkah Pembelajaran Alokasi Waktu
1. Pendahuluan
a. Melakukan pembukaan dengan salam pembukaan dan
berdoa untuk memulai pembelajaran.
b. Melakukan pengkondisian peserta didik.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 15 Menit
d. Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan.
e. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan
digunakan.
f. Peserta didik membentuk kelompok.
2. Kegiatan Inti
Mengamati Guru menyampaikan permasalahan
(mengidentifikisi yang terjadi pada sistem pengaman
masalah) sepeda motor.
Guru menanyakan dan menugaskan
untuk mengobservasi apa penyebab
kemungkinan dari kerusakan yang
terjadi pada sistem pengaman sepeda
motor.
Siswa memperhatikan permasalah
yang disampaikan oleh guru.
Siswa secara berkelompok mengob –
servasi gangguan yang terjadi pada
sistem pengaman sepeda motor.
Siswa menggali informasi mengenai
kerusakan yang terjadi pada sistem
pengaman sepeda motor.
Siswa mendiskusikan kemungkinan
kerusakan yang terjadi pada sistem
pengaman sepeda motor.
Berdasarkan hasil diskusi siswa
mengindentifikasi kemungkinan –
kemungkinan kerusakan yang terjadi
pada sistem pengaman sepeda
motor.
Menanya Guru menugaskan siswa untuk
(merumuskan menentukan kemungkinan penyebab
masalah/hipotesis) kerusakan yang terjadi pada sistem
pengaman sepeda motor.
Siswa mendiskusikan temuan –
temuan berdasarkan observasi
terhadap kerusakan pada sistem
pengaman sepeda motor.
Siswa berdasarkan diskusi dan
observasi terhadap kerusakan yang
terjadi pada sistem pengaman sepeda
motor.
Siswa dalam kelompok berdasarkan
pengetahuan yang dimilikinya
menentukan urutan pemeriksaan
yang dilakukan pada kerusakan yang
ang terjadi pada sistem pengaman
sepeda motor.
Mengumpulkan Data Guru menugaskan siswa untuk
mengumpulkan kerusakan –
kerusakan yang terjadi pada sistem
pengaman sepeda motor.
Siswa menentukan proses perbaikan
yang dilakukan pada kerusakan yang
terjadi pada sistem pengaman sepeda
motor.
Siswa mencatat dan membandingkan
kerusakan dan proses perbaikan
yang didapatkan melalui buku teks
dengan video pembelajaran.
Menalar Guru menugaskan siswa untuk
memeriksa ulang hasil dari
kerusakan - kerusakan dan proses
perbaikan yang terjadi pada sistem
pengaman sepeda motor.
Siswa menyimpulkan hasil
perbandingan kerusakan dan proses
perbaikan yang didapatkan melalui
buku teks dengan video
pembelajaran.
Mengkomunikasikan Guru menugaskan siswa untuk
mempresentasikan kerusakan yang
terjadi dan perbaikan yang dilakukan
pada sisitem pengaman sepeda
motor.
Siswa membuat bahan presentasi
mengenai kerusakan yang terjadi dan
perbaikan yang dilakukan pada
sisitem pengaman sepeda motor.
Siswa mempresentasi mengenai
pengertian, kerusakan yang terjadi
dan perbaikan yang dilakukan pada
sisitem pengaman sepeda motor.
Guru membimbing dan menilai
pelaksanaan presentasi.
Siswa lain memberikan tanggapan
dan masukan.
Siswa memperbaiki hasil presentasi
kerusakan yang terjadi dan
perbaikan yang dilakukan pada
sisitem pengaman sepeda motor.
Siswa secara individu membuat
laporan kerusakan yang terjadi dan
perbaikan yang dilakukan pada
sisitem pengaman sepeda motor.
Guru bersama siswa menyimpulkan
dari hasil pelaksanaan presentasi
kerusakan yang terjadi dan
perbaikan yang dilakukan pada
sisitem pengaman sepeda motor.
3. Penutup
a. Secara bersama – sama siswa diminta untuk
menyimpulkan tentang materi pembelajaran.
b. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhahap
kesimpulan dari hasil pembelajaran.
c. Guru memberikan evaluasi. 15 Menit
d. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan pada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.
e. Guru menyuruh salah satu siswa untuk memimpin doa
penutup.
H. Media, Alat, dan Sumber Belajar
Kompetensi Dasar Media/Alat, Bahan, dan Sumber
Belajar
3.17 Mengevaluasi Sistem Pengaman Media :
LCD Projector.
Alat/Bahan :
Fasilitas komunikasi daring dan
jaringan internet.
Sumber Belajar :
Buku teks pembelajaran, buku
referensi lain, video pembelajaran
(youtube)
I. Penilaian Pembelajaran
a. Penilaian Pembelajaran
Kompetensi Dasar Teknik Penilaian Instrumen
3.17 Mengevaluasi Sistem 1. Tes Tertulis 1. Soal tes tertulis
pengaman 2. Penugasan 2. Lembar tugas dan
lembar penilaian tugas
b. Penilaian Sikap
No. Nama Uraian Kejadian Rencana
Istimewa Tindakan/Pembinaan