Anda di halaman 1dari 24

SPEKTRUM KEJURUAN TEKNIK SEPEDA MOTOR

MODUL

Perbaikan Sistem Kelistrikan


Kelas XI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


SMK MUHAMMADIYAH 1
Jl. Imam Bonjol no.5 Panggungrejo Kota Pasuruan
1
KEGIATAN BELAJAR 1

Perbaikan Sistem penerangan

A. TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN


Diberikan lembaran informasi ini dan bahan sumber, pada akhir kegiatan belajar siswa
dapat :
1. Memeriksa baterai
2. Memeriksa sekering
3. Memeriksa soket-soket
4. Memeriksa kabel-kabel
5. Memeriksa lampu-lampu
6. Perbaikan / penggantian komponen kelistrikan rusak
7. Memeriksa lilitan/spul penerangan

B. MATERI PEMBELAJARAN (TEORI)

2
1. MEMERIKSA BATERAI

Hidrometer
Berfungsi untuk melakukan pengukuran berat jenis battery

Cara Penggunaan :
1. Membuka tutup pengisian air battery
2. Masukkan ujung pengisap alat ke dalam battery
3. Tekan dan lepaskan balon pengisap air battery pada alat , sehingga air battery naik ke
dalam wadah alat ukur
4. Membaca hasil pengukuran berat jenis (Bj) air battery

2. MEMERIKSA SEKERING

3
Sekering adalah konduktor logam khusus yang dirancang untuk meleleh ketika arus listrik
dalam sirkuit melebihi angka aman. Hal ini berguna untuk melindungi komponen dan kerusakan
serius dan mengurangi kemungkinan kebakaran, satu atau beberapa sekering dapat digunakan
dalam tiap rangkaian atau sirkuit listrik. Tipe atau jenis sekering ditentukan oleh keistimewaan
konstruksinya.

TIpe-tipe sekering secara umum, antara lain sebagai berikut.

a. Kaca:
Konduktor sekering dibungkus dengan pipa kaca kecil, mempunyai dua tutup logam yang
ditekan dalam pipa penghubung pada konduktor.

b. Keramik:
Tutup akhir dan konduktor sekering dibuat dalam satu bagian, dasar yang terbungkus
keramik dimasukkan antara tutup akhir untuk menahan koñduktor.

Gambar 4.1. Tipe Kaca dan Keramik

Kotak Sekering

Kotak sekering menyimpan sekering tunggal untuk sirkuit dan sistem kelistrikan kendaraan
bermotor. Salah satu ujung dan semua sekering dihubungkan pada baterai oleh kabel
berdiameter besar dan kabel sekering. Ujung yang lain tiap sekering dihubungkan pada masing-
masing rangkaiannya.

Gambar 4.2. Kotak sekring

Ciri-ciri kotak Sekring ini adalah sebagai berikut.


1. Plastik tebal atau kotak bakelit sebagai dasar/basis:
2. Sebagai penyangga tempat sekering.

4
3. Menjadikan kotak sekering menjadi tertempel pada bodi logam tanpa terjadi hubungan
pendek.
4. Plastik tipis atau cover (tutup) bakelit melindungi sekering dan kerusakan fisik.
5. Pemegang sekering logam ada dua untuk tiap sekering, yang satu menghubungkan ke
dashboard dan yang lain ke terminal, sebagai basis tempat kotak sekering.
6. Dashboard/busbar atau papan panel, strip timah dihubungkan pada salah satu ujung
sekering, kemungkinan dihubungkan pada baterai atau sakiar penyalaan, memungkinkan
digunakan dua atau tiga buah.
7. Terminal, satu atau dalam beberapa rangka untuk tiap sekering, keduanya bertipe tombol
tekan ON, atau jenis sekering yang diputar.

MEMASANG SEKRING

Hal yang harus diperhatikan di dalam pemasangan pengaman sistem kelistrikan adalah
penggunaan ampere sekring harus lebih kecil atau sama dengan sumber arus (aki). Adapun
tahapan pemasangan sistem pengaman secara umum adalah :
1. Ambil sekring yang telah dipastikan kondisinya dalam keadaan baik
2. Tempatkan sekring pada kotak atau dudukan sekring
3. Setelah sekring berada pada dudukannya, sambungkan kabel pada ujung-ujung dudukan
sekring
4. Periksa dan kencangkan baut atau klep penjepit kabelnya.

PEMERIKSAAN SEKRING

Sekring sebagai pengaman dalam kelistrikan sepeda motor harus benar-benar dipastikan
dalam kondisi sempurna. Hal ini untuk menunjang keamanan dan keselamatan komponen
kelistrikan serta pengguna sepeda motor. Pemeriksaan sekring ini ada dua yaitu :
1. Pemeriksaan Visual, yang dilakukan dengan melihat langsung pada bagian konduktor
atau kawat lebur di dalam sekring, apakah putus atau ada cacat. Bila putus atau ada
cacat maka sekring tidak layak untuk digunakan.
2. Pemeriksaan dengan menggunakan Ohm meter.Cara ini dilakukan dengan
menghubungkan sekring dengan Ohm meter, apabila jarum bergerak maka kondisi
sekring sudah dapat digunakan.

ANALISA KERUSAKAN SEKRING

Hal yang umumnya terjadi pada sekring adalah seringnya sekring putus. Bila bagian dan kabel
yang isolasinya terbuka mengenai chassis, suatu hubungan pendek terjadi bila “switch”
dinyalakan. Hal ini mengakibatkan arus naik dengan tiba-tiba, sehingga membuat sekering
putus. Janganlah pernah memakai kawat sebagai pengganti sekering. Kawat tersebut dapat
mengalirkan arus yang besar, sehingga membakar kabel-kabel dan dapat menyebabkan
kebakaran. Dianjurkan agar senantiasa membawa bersama sekering tambahan.

Bila sekering (fuse) terasa panas, sekering tersebut mungkin mempunyai kontak yang buruk
dengan pemegangnya. Periksalah apakah kontaknya longgar dan bila perlu kencangkanlah.
Adalah suatu praktek yang baik untuk menggosok ujung-ujung metalik dan sekering dan
terminal-terminal pemegang sebelum memasang sekering.

Kemungkinan sebab-sebab dan kerusakan


1) “Switch” yang rusak.
2) Sistim aliran listrik (wiring) mempunyai hubungan pendek (shorted).

Diagnosa kerusakan
5
(1) Sekering putus segera setelah switch dinyalakan.
Switch tersebut mungkin rusak atau aliran listrik mempunyai hubungan pendek.
Lepaskanlah kabel masuk dan “switch” dan periksalah kontinuitas “switch” dengan
memakai tester tangan. Bila ada kontinuitas, terminal-terminal di dalam “switch box”
mungkin rusak atau kabel aliran putus.

(2) Sekering putus bila sepeda motor “bounce” ke atas.


Mungkin, beberapa bagian dan kabel-kabel terluka dan menempel pada chasis Periksalah
kabel kabel yang kemungkinan besar bergetar atau mempunyai kontak dengan chassis,
dan bila ada bagian dan isolasinya putus, lindungilah dengan tape vinyl atau tape isolasi
lainnya. Periksalah juga konektor-konektor yang longgar dan bila perlu kencangkanlah.
Akhirnya, pastikanlah bahwa konektor tidak memperlihatkan tanda akan lepas segera.

(3) Sekering putus segera setelah rem dipakai.


Kabila sepeda motor bergetar, sehingga menyebabkan hubungan pendek. Perbel aliran
dan “switch” lampu rem ke lampu remnya dianggap mempunyai hubungan pendek.
Tentukan tempat hubungan pendek tersebut dan lindungilah daerah yang tanpa isolasi
dengan tape vinyl atau tape isolasi lainnya.

(4) Bila lampu utama (headlight) diubah arahnya, sekering putus. Lepaskanlah kabel masuk
“dimmer switch”, dan periksalah kontinuitas dan switch

CIRCUIT PROTECTING PARTS

3. MEMERIKSA SOKET-SOKET
Komponen penghubung bisa dikategorikan menjadi tiga model, yaitu
1. junction block dan relay block,
Junction block (J/B) adalah suatu kotak (block) dengan connector yang dikelompokkan
bersama-sama untuk sirkuit kelistrikan. Pada umumnya terdiri dari bus bars dalam bentuk

6
cetakan papan sirkuit (PCB) dengan sekring, relay, circuit breaker, dan alat lain yang
terpasang di dalamnya. Sedangkan relay block sama dengan junction block, tetapi tidak
memiliki bus bars.

2. Connector,
Komponen connector digunakan untuk menghubungkan kelistrikan antara dua jaringan
kabel dengan jaringan kabel ke komponen. Connector diklasifikasikan dalam connector
"jantan" dan "betina", karena bentuk terminalnya berbeda. Semua connector memiliki
bentuk yang umumnya berujung terbuka dengan pengunci di bagian atas.

3. Dan baut massa.


Baut massa atau ground bolt adalah baut khusus untuk menjamin arus massa tetap
mengalir dari jaringan kabel dan komponen listrik lainnya. Permukaan baut massa ditandai
dengan crom hijau dan hitam.

Dalam pemeriksaan Semua soket/ sambungan diperiksa dengan benar dan


teliti

4. MEMERIKSA KABEL-KABEL
Jaringan kabel (wiring harness ) adalah sekelompok kabel-kabel atau kawat yang masing-
masing terisolasi.
Fungsi dari jaringan kabel ini adalah untuk menghubungkan dan melindungi komponen-
komponen sirkuit. Semuanya disatukan dalam satu unit untuk mempermudah hubungan antara
komponen kelistrikan kendaraan. Jaringan kabel terdiri kawat dan kabel, komponen
penghubung, dan komponen yang melindungi sirkuit.
7
Ada tiga macam kawat dan kabel yang digunakan pada kendaraan, yaitu:
1. kawat tegangan rendah,
2. kawat tegangan tinggi,
3. dan kabel-kabel yang diisolasi. Sebagian besar kawat dan kabel yang terdapat dalam
kendaraan adalah bertegangan rendah ( low voltage wire).
Jaringan kabel dibagi dalam beberapa bagian, untuk lebih memudahkan dalam pemasangan
dan perawatan pada kendaraan. Bagian jaringan kabel dihubungkan ke salah satu bagian oleh
komponen penghubung, sehingga komponen listrik dan elektronik sepeda motor dapat
berfungsi.

1. Memperbaharui Terminal Kabel Baterai

Untuk pemasangan terminal baru pada kabel baterai, langkahnya sebagai berikut:
a. Potonglah terminal yang lama dan bagian yang rusak dan kabel.
b. Ketika kabel dalam kondisi yang baik, bukalah terminal dengan menggunakan nyala api
brander las asitelin dengan panas sedang.
c. Kupas karet pelapis dan inti dan pasanglah dengan jarak kedalaman yang sama dan
terminal ditambah 10 mm.
d. Kutub terminal baterai, nyalakan oksi asetelin, pegang kawat solder pada bagian atas dan
inti kabel ke dalam selubung terminal dan solder pada bagian sampingnya.
e. Jauhkan nyala api dan peganglah kabel hingga terpasang, biarkan terminal menjadi dingin
oleh udara sekitar selama mungkin atau dibalut dengan kain yang telah dibasahi.
f. Dinginkan terminal dan kabel dengan dipegangi di bawah aliran air dingin yang mengalir.
g. Bersihkan terminal dan kabel dengan kain yang bersih.
h. Tutuplah sambungan dan selubung dengan beberapa lapis isolasi.

Gambar 4.22. Pemasangan terminal Batere baru

2. Memperbaharui Kabel Tegangan Rendah pada Terminal


Untuk penggantian kabel tegangan rendah pada terminal, langkah langkah yang harus diikuti
adalah sebagai berikut :

a. Potonglah sedikit mungkin dan bagian kabel yang rusak


b. Lepaskan isolasi dan bagian tengah sejauh dua kali dan diameter kabel, pengisolasian
dapat dilakukan dengan menggunakan alat sebagai berikut: pisau, tang pemotong yang
bisa diatur dan klem penjpeit
c. Periksalah inti kawat setelah dilakukan pengisolasian : inti kawat haruslah bersih, inti kawat
tidak boleh mengalami kerusakan yang disebabkan oleh pengisolasian, ketika inti kawat

8
mengalami kerusakan, potonglah ujungnya tepat dibawah daerah yang rusak dan lakukan
pengisolasian ulang
d. Pasanglah tali pada inti kawat dengan menggunakan klem penjepit
e. Gunakan salah satu dan dua metode, sambungkan terminal dengan inti kabel

Gambar 4.22. Penyolderan Inti

Melakukan penyolderan Inti kabel terminal, langkahnya sebagai berikut.


a. Dengan melapisi anti karat pada daerah sekeliling dan terminal.
b. Lapisi anti karat pada bagian tengah.
c. Panaskan inti kabel dengan memegang ujung besi penyolder pada bagian bawah ujung.
d. Tempelkan ujung dan kawat solder pada bagian atas sejauh separuh dan jarak- ujungnya
dan isolasi.
e. Ketika solder sudah panas, pindahkan penyolder.
f. Letakkan kabel di antara sayap sehingga isolasi sejajar dengan posisi bagian luar sayap.
g. Potonglah ujung inti kawat jika lebih panjang dan bagian sayap.
h. Gunakan sepasang kiem penjepit, tekuklah sayap di sekitar isolasi dan Inti kawat.
i. Solderlah sambungan antara terminal dan inti kawat.
j. Tempatkan solder di bawah terminal dekat ujung Inti kawat
k. Letakkan kawat solder pada ujung bagian tengah.
l. Lepaskan penyolder ketika solder mengeluarkan asap.
m. Aturlah solder sebelum menggerakkan ujung penyolder atau terminal.
n. Perbaikilah isolasi jika perlu.

Gambar 4.23. Menyolder dan menjepit terminal ke kabel


Cara penjepitan terminal pada inti sebagai berikut:

a. Masukkan inti ke dalam ujung selubung terminal.


b. Potonglah ujung dan inti jika terdapat kelebihan.
c. Gunakan alat penekan, tekan dan goyangkan selubung terminal terhadap inti.
d. Jangan gunakan penjepit yang mempuyai sisi potong, karena akan merusak terminal.
e. Pengujian pada hasil penekanan.
f. Tahan dan tekan pada bagian terminal, terminal tidak boleh bergerak.
g. Tekanlah kembali jika terminal bergerak terhadap intinya.

9
Gambar 4.24. Mempersiapkan kabel tegangan rendah

3. Memperbaiki Kabel Tegangan Rendah yang Rusak

Rangkaian kabel tegangan rendah akan mengalami kerusakan, jika:


a. Terletak pada bagian luar dan sebuah jaringan.
b. Sebelum rangkaian kabel masuk atau sesudah berada di luar rangkaian.
c. Terdapat pada bagian dalam dan sebuah rangkaian.
d. Terletak di antara titik masuk dan keluar dan sebuah rangkaian kabel.

Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki rangkalan kabel tegangan
rendah yang rusak:

a. Perhatikan bahwa kabel masih cukup panjang setelah dilakukan perbaikan.


b. Pastikan bahwa terminal sudah aman dan komponen.
c. Berilah selisih panjang kabel sedikitnya sebesar 5 kali dan diameter bagian luarnya.
d. Bagian ujung harus dapat menutupi tanpa melakukan penekanan pada kabel.
e. Ketika kabel ditekan maka perbaikilah bagian yang rusak.
f. Potonglah beberapa bagian yang rusak dan kabel untuk mengupas Inti kawat.
g. Bukalah isolasi dan ujung kabel sejauh sekitar 5 kali dan diameter kabel, membuka isolasi
dapat dilakukan dengan alat sebagai benikut: pisau, alat pemotong kabel yang dapat diatur
dan tang.
h. Periksalah Inti kawat setelah membuka isolasi, kondisi harus bersib dan tidak boleh terjadi
kerusakan yang disebabkan dan alat pemotong kabel.
i. Inti di pilin secara bersamaan untuk menghasilkan sambungan yang balk.
j. Silangkan bagian tengahnya pada titik pusatnya.
k. Peganglah dua Inti kawat pada satu sisinya dengan menggunakan tang.
l. Putarlah ujungnya mengelilingi Inti kawat lainnya.
m. Pastikan bahwa semua hasil pilihan sudah aman.
n. Sambunglah atau solder pada bagian sambungannya.
o. Solder pada bagian bawah dan ujung sambungan yang terbuka.
p. Peganglah kawat solder di bagian atas dan sambungan yang terbuka.
q. Ketika solder mulal panas pindahkan penyolder.
r. Gunakan kikir kecil atau tang, buanglah sisa yang tajam dan sambungan tersebut.
s. Berilah isolasi pada daerah sambungan tersebut.
10
t. Mulailah pemberian Isolasi dan salah satu sisi dan sambungan hlngga ke sisi lainnya.

Memperbaiki rangkaian kabel tegangan rendah yang terletak pada bagian dalam,
sebagai berikut:

a. Carilah bagian sambungannya, hal ini akan melepas beberapa komponen atau melepas
pada sebgaian jaringan.
b. Bukalah isolasi sambungan dan jaringan, buka isolasi dengan jarak sedikitnya 40 mm dan
tiap sisi sambungan.
c. Potonglah bagian ujung untuk menghilangkan bagian tengah yang rusak.
d. Lepaskan isolasi pada ujung untuk menghilangkan bagian tengah yang rusak.
e. Lepaskan isolasi pada ujung inti kawat dengan jarak sedikitnya 5 kali dan diameter kabel,
pembukaan isolasi Inti dapat dilakukan dengan alat sebagal beirkut pisau, alat pembuka
isoasi yang dapat diatur dan tang. Periksalah bagian tengahnya setelah dilakukan
pembukaan isolasi: kondisi harus bersih, tidak boleh terjadi kerusakan yang disebabkan
oleh alat pembuka isolasi. Gantilah kabel sepanjang 100 mm dengan isolasi kabel yang
sama dengan kabel tegangan rendah yang rusak sebelumnya.
f. Bukalah isolasi pada ujung kabel yang baru. Putarlah salah satu ujung dan inti kawat kabel
terhadap salah satu ujung kabel baru.
g. Solder pada bagian sambungan.
h. Gunakan kikir kecil atau tang, buanglah sisi tajam pada sambungan tersebut.
i. Berilah isolasi pada sambungannya, gunakan metodu “overlapping” atau pembungkusan
yang dimulal dengan pengisolasian pada salah satu sisi sambungan dan ke sisi lainnya.
j. Ulangilah prosedur di atas terhadap bagian tengah lainnya
k. Buatlah lubang dan kabel tersebut dan lakukan penekanan hingga sejajar dengan kabel
lainnya.
l. lsolasi kembali jaringan gunakan metode pembungkusan benlapis dan isolasi yang ash,
isolasi kembali pada semua janingan, gunakan metode pembungkusan berlapis dan
memakal isolasi yang baru, pastikan bahwa lubang tersebut sudah diisolasi dan tidak
menimbulkan bagian yang lebih atau menonjol dan jaringan tertsebut.
m. Gantilah nangkaian atau komponen.

4. Menyambung Dua Buah Kabel

a. Ketika akan dilakukan penyambungan antara kabel yang baru dengan kabel yang lama,
maka ikutilah petunjuk di bawah ml:
b. Canilah rangkaiannya dalam jaringan.
c. Periksalah kabel pada jaringan, lepaskan isolasi dan daerah jaringan, paling tidak berjarak
80 mm pada sekehiling titik sambungan.
d. Bentuklah mellngkar pada isolasi sehingga nantinya dapat digunakan kembali.
e. Identifikasi kabel dan warna dan pisahkan kabel satu dan yang lainnya
f. Lepaskan isolasi dan kabel, lakukanlah dan Inti kawat, potonglah kabel berjarak paling
sedikit lima kali dan diameternya.
g. Potonglah kabel pada tiap ujungnya, berhati-hatilah untuk tidak memotong dengan
melewati Inti kawat.
h. Lepaskan isolasi dan Inti kawat.
i. Sambunglah dan solder kabel yang baru ke inti kawat dengan menggunakan metode yang
sudah dijelaskan sebelumnya.
j. Lilitlah kabel yang baru terhadap janingan.
k. lsolasilah pada bagian sambungan dengan menggunakan isolasi baru.
l. Isolasi kembali jaringan seperti yang sudah diterangkan
m. Gantilah rangkaian jaringan

11
Gambar 4.25 Menyambung dua kabel

Untuk melakukan proses pembuatan rangkaian kabel, ikutilah langkah-langkah


sebagai berikut :

a. Pilihlah bermacam-macam gulungan kawat kabel yang baru.


b. Usahakan agar warna dapat disesuaikan dengan kabel yang terdapat pada jaringan.
c. Pastikan bahwa kabel yang baru mempunyai ampere yang sama.
d. Potongan pembalut atau isolasi sesual panjang yang diinginkan.
e. Ketika jaringan bekerja, gunakan hal ini untuk mengukur panjang dan kabel yang baru.
f. Kalau pada jaringan sudah terdapat kerusakan, lilitlah dengan menggunakan benang
sepanjang jarak antara komponen dengan titik sambungan.
g. Dengan menggunakan tali, sambunglah kabel menjadi beberapa titik pada jaringan.
h. Periksalah posisi atau letak jaringan terhadap bodi.
i. Pastikan bahwa jaringan terletak pada posisi yang benar pada bodi atau klip.
j. Pastikan bahwa bagian mi bebas dan bagian yang tajam atau bagian yang bergerak.
k. lsolasilah rangkaian atau jaringan kabel.
l. Gunakan metode isolasi berlapis dengan isolasi yang baru, mulailah dengan ujung kabel
yang kecil ke kabel yang ujung besar.
m. Berilah isolasi ganda pada bagian jaringan yang akan digunakan sebagai tempat bodi atau
penjepit.
n. Pakailah grommet pada jaringan untuk penempatan yang benar.
o. Pasanglah terminal baru, soket dan plug.

ARTI WARNA KABEL KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR

Warna kabel tiap merek motor berbeda-beda. Pada dasarnya warna kabel itu hanya mewakili
muatan positif(+) dan negatif (-). Berikut penjelasannya arti warna kabel kelistrikan sepeda
motor :

1. HONDA

12
Hijau : (-) masa, berlaku untuk semua negatif
Merah : (+) aki
Hitam : (+) kunci kontak
Putih : (+) alternator pengisian
(+) lampu dekat
Kuning : (+) arus beban ke saklar lampu
Biru : (+) lampu jauh
Abu-abu : (+) flasher
Biru Laut : (+) sein/reting kanan
Oranye : (+) sein/reting kiri
Coklat : (+) lampu kota
Hitam-Merah : (+) spul CDI
Hitam-Putih : (+) kunci kontsk
Hitam-Kuning: (+) koil
Biru-Kuning : (+) pulser CDI
Hijau-Kuning: (+) lampu rem

2. YAMAHA

Hitam : (-) masa, berlaku untuk semua negatif


Hijau : (+) arus beban penerangan
Merah : (+) arus positif dari aki
Kuning : (+) lampu jauh
Coklat : (+) sein/reting kiri
Hijau : (+) arus beban (penerangan, dll)
Putih-Merah : (+) pulser CDI
Hijau-Hitam : (+) rem

3. SUZUKI

Hitam-Putih : (-) masa, berlaku untuk semua negatif


Putih-Merah : (+) pengisian dari magnet
Putih-Biru : (+) koil ke CDI
Putih-Hitam : (+) lampu rem
Kuning-Putih: (+) penerangan/lampu
Biru-Kuning : (+) pulser ke CDI
Merah : (+) aki
Oranye : (+) kunci kontak
Abu-abu : (+) lampu belakang
13
Hijau Muda : (+) Sein/reting kanan
Hitam : (+) sein/reting kiri

4. KAWASAKI

Hitam-Kuning: (-) masa, berlaku untuk semua negatif


Putih-Merah : (+) aki
Merah-Hitam : (+) lampu jauh
Merah-Kuning: (+) lampu dekat
Abu-abu : (+) Sein/reting kanan
Hijau : (+) sein/reting kiri
Biru : (+) lampu rem
Merah : (+) lampu belakang
Coklat : (+) klakson

Rangkaian Sistem kelistrikan Sepeda Motor


5. MEMERIKSA LAMPU-LAMPU

Lampu- lampu merupakan kelengkapan kendaran yang bersangkutan sesuai dengan peraturan
lalu lintas yang telah ditetapkan, dengan tujuan untuk keselamatan pengendara ataupun orang
lain.
Kelengkapan-kelengkapan pada instalasi penerangan termasuk:

 Lampu besar/lampu kepala/lampu duplo/Head Lamp. Mempunvai penyinaran jarak jauh


dan dekat yang diatur melalui saklar dan berfungsi untuk memberi penerangan jalan bagian
depan pada saat malam hari. Pemakaian arusnya ada yang mempergunakan arus DC dari
14
battery dan ada yang memepergunakan arus AC dari spoel. Penyinaran jarak jauh lampu
besar diberi tanda dengan lampu kontrol/lampu indicator yang terletak pada sepeda motor
dengan warna lampunya biru yang berfungsi sebagai pengontrol tanda-tanda bahwa lampu
besar dalam keadaan menyala. Penyinaran lampu indicator arus DC dari battery.
 Lampu Pilot/Lampu Senja. Biasanya terdapat pada sepeda motor jenis bebek dan
digunakan pada siang hari, pengambilan arusnya biasanya dari battery.
 Lampu Ekor/Belakang/Tail Lamp. Berguna untuk menerangi bagian belakang atau motor
plat kendaraan, sehingga kendaraan lain yang berada di belakangnya dapat melihat dengan
jelas. Penggunaan arusnya ada yang menggunakan arus DC dari battery dan ada yang
menggunakan arus AC dari dinamo.
 Lampu Sein. Digunakan untuk memberikan petunjuk mengenai arah pada waktu akan
berbelok

Periksa kerja lampu-lampu


Jika diperlukan lakukan penyetelan :
a. Arah penyinaran lampu Kepala
b. Lampu Sain
c. Lampu Rem

Gambar: Periksa lampu-lampu

6. PERBAIKAN / PENGGANTIAN KOMPONEN


KELISTRIKAN RUSAK

Melepas dan Memasang Bola Lampu Depan


a. Buka tutup kaca bagian depan.
b. Buka tutup debu.
c. Periksa dudukan lampu (socket lampu).
d. Bola lampu halogen sangat panas saat dipakai, dinginkan dulu bola lampunya sebelum
dilepas.
e. Lepas bola lampu dari kedudukannya.

15
f. Bola lampu jenis halogen tidak boleh tersentuh oleh tangan jari tetapi harus dipegang pada
socketnya.
g. Periksa kondisi bola lampu.
h. Pasang kembali bola lampu pada dudukannya.
i. Periksa sambungan dudukan bola lampu, jika kurang 1 diperbaiki dahulu.
j. Coba kondisi lampu setelah terpasang dengan cara menghidup dan mematikan lampu.
k. Tutup kaca depan lampu kepala, kontrol dan pastikan bahwa dudukan lampu kaca dalam
keadaan baik dan aman.

Gambar 4.1 Melepas bola lampu depan

Adapun instrument/kelengkapan yang ada yaitu :


1. Unit lastrumen 14. Pegas
2. Bolam lampu 15. Lensa
3. Soket dan kabel 16. Pegas
4. Baut 17. Baut
5. Ring 18. Bout
6. Ragian atas unit lampu kepala 19. Sekering
7. Mur 20. Unit lampu kepala
8. Mur 21. Lensa
9. Mur 22. Ring lampu
10. Ring 23. Rumah lampu
11. Bout 24. Ring/cincin
12. Socket 25. Rumah Lampu
13. Bola lampu kepala
Melepas dan Memasang Bola Lampu Belakang
a. Lepaskan sekerup-sekerup pema sangan lensa lampu belakang.
b. Tekan bola lanipu ke dalarn dan putar dalarn tu berlawanan arah jarum jam üntuk
melepaskannya.
c. Gantikan bola lampujika diperlukan.
d. Pasang dalam urutan terbalik dan pelepasan.
e. Tempatkan kembali paking karet dengan baik.

16
Gambar 4.2 Melepas Bola Lampu Belakang

Adapun instrument/kelengkapan yang ada yaitu :

1. Baut pen gikat 14. Bolam lampu be! akang


2. Baut dan ring 15. Paking
3. Baut dan ring 16. Sekerup dan ring
4. Baut dan ring 17. Sekerup dan ring
5. Pengikatpelat nomer 18. Unit soket
6. L.andasan 19. Breketpelatnomer
7. Ring 20. Pelaipemegang unit lampu
8. Mur 21. Murdan ring
9. Kabel 22. Mur dan ring
10. Dudukan 23. Bola lampu
11. Paking 24. Baurpengikat
12. Lensa lampu belakang 25. Bautpengikat
13. Bautpengikat

Penggantian bola lampu sein


a. Lepaskan sekerup pemasangan lensa lampu sein
b. Tekan bola lampu ke dalam dan putar berlawanan arah jarum jam untuk melepaskannya.
c. Ganti bola lampu jika diperlukan.
d. Pasang dalam urutan terbalik dan pelepasan.
e. Tempatkan kembali paking karet dengan baik.
Penyetelan Saklar lampu rem
a. Periksa fungsi lampu rem saat handel atau pedal rem ditekan
b. Pastikan tidak ada gangguan pada cahayaan memancar
c. Reflektor lampu rem oleh kotoran maupun karatan pada reflektor
d. Lakukan penyetelan lampu rem pada saat pedal rem atau /handle rem mulai ditekan,
lampu harus menyala.
e. Saklar lampu rem depan tidak dapat disetel jika fungsi saklar tidak bekerja, maka gantilah
dengan yang baru.
f. Lakukan penyetelan saklar lampu rem belakang, setelah penyetelan gerak bebas (free
play) pedal rem telah dikerjakan.
g. Lampu rem harus menyala ketika pedal rem ditekan 20mm dalam posisi posisi bebas.
h. Setel dengan memutar mur penyetel saklar lampu rem.
i. Jangan memutar badan saklar lampu rem.
7. MEMERIKSA LILITAN/SPUL PENERANGAN

ALTERNATOR

17
Fungsi Alternator :
Alat pembangkit arus listrik AC
Bekerja berdasarkan prinsip elektro magnetik.

Prinsip kerja :
 Magnet yang melintasi kumparan, maka akan timbul garis gaya magnet di sekitar
kumparan.
 Saat magnet melintasi kumparan, maka garis gaya medan magnet di sekitar kumparan
hilang.
 Akibat berubah-ubahnya garis gaya medan magnet, maka akan dihasilkan tegangan
induksi pada kumparan.

Besarnya induksi tergantung :


 Kecepatan gerakan magnet
 Besarnya medan magnet
 Jumlah gulungan

GENERATOR PEMBANGKIT PULSA

Fungsi :
Menghasilkan tegangan pulsa untuk mengatur kerja SCR.

18
Konstruksi :
Generator Pulsa terdiri dari sebuah magnet permanen yang dililiti kumparan.

Cara Kerja :
 Signal rotor mendekati atau meninggalkan generator pulsa, akan terjadi perubahan garis-
garis gaya magnet.
 Perubahan garis-garis gaya magnet akan menghasilkan tegangan pulsa.
 Signal rotor mendekati kumparan à Tegangan pulsa positif
 Signal rotor meninggalkan kumparan àTegangan pulsa negatif

PEMERIKSAAN KUMPARAN
PEMBANGKIT ALTERNATOR
Ukur tahanan kumparan pembangkit
alternator antara terminal Hitam/Merah
dan Massa.

STANDAR: 100 - 400 Ω (NF100)

PEMERIKSAAN KUMPARAN PULSA


PENGAPIAN
Ukur tahanan generator pulsa
pengapian antara terminal Biru/Kuning
dan Hijau.
STANDAR: 50 - 170 Ω (NF100)

PEMERIKSAAN TEGANGAN
PUNCAK KUMPARAN PENGAPIAN
Ukur tegangan puncak dengan
Voltmeter AC pada kabel Hitam/Merah
dengan Hijau.
STANDAR: 100 V (NF100)

19
PEMERIKSAAN TEGANGAN
PUNCAK KUMPARAN
PEMBANGKIT
Ukur tegangan puncak dengan
Voltmeter AC pada kabel Biru/Kuning
dengan Hijau.
STANDAR: 0,7 V (NF100)

KEGIATAN BELAJAR 2

Pemeriksaan CDI dan Busi

A. TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN


Diberikan lembaran informasi ini dan bahan sumber, pada akhir kegiatan belajar siswa
dapat :

20
1. Memeriksa CDI
2. Memeriksa BUSI

B. MATERI PEMBELAJARAN (TEORI)

1. Memeriksa CDI
CDI = CAPASITIVE DISCHARGE IGNITION
Pengganti platina è Mengontrol arus listrik ke Ignition Coil
Keunggulan CDI >< Platina :
 Tidak memerlukan penyetelan.
 Menghasilkan tegangan listrik lebih besar dan stabil.
 Saat pengapian lebih tepat, sesuai putaran mesin.

Berdasarkan sumber arus CDI :


 CDI – AC : Astrea Series, GL Series, Tiger, NSR 150R
 CDI – DC : GL Neotech, Karisma, Kirana, NSR 150RR, Sonic

PEMERIKSAAN CDI UNIT ASTREA GRAND

PEMERIKSAAN CDI UNIT GL SERIES

21
2. Memeriksa BUSI
Fungsi :
Menghasilkan percikan bunga api listrik

Tingkat panas (Heating Range) = Kemampuan busi melepaskan panas


 Busi Panas (Nomor Kecil)
Pelepasan panas lambat

 Busi Dingin (Nomor Besar)


Pelepasan panas cepat, cocok untuk kecepatan tinggi.

Contoh :
BUSI NSR STD = W24 ES, Kecep Tinggi = W 27 ES

Pemakaian busi yang salah :


Busi tipe dingin è susah start, pembakaran tidak sempurna, timbul kerak
Busi tipe panas è Over heating, pre ignition, electrode meleleh.

LAKUKAN PEMERIKSAAN BUSI TERHADAP:


1. Kerusakan dan keretakan isolator busi.
2. Perapat/Ring Busi
3. Keausan Elektroda busi
4. Jarak kerenggangan elektroda
5. Kotoran/arang yang menempel pada busi

PEMERIKSAAN LONCATAN API BUSI

22
1. Pasang busi pada tutup busi
2. Putar kunci kontak pada posisi ”ON”
3. 3.Putar Poros engkol menggunakan Kick Stater atau menggunakan motor stater,
4. Perhatikan letikan api yang keluar
5. Buat catatan hasil pemeriksaan busi.

PEMERIKSAAN ELECTRODA BUSI

Ukur dan setel renggang busi, sesuai dengan ketentuan pada tipe sepeda motor yang dikerjakan

Celah STD electrode busi 0.8 s/d 0.9 mm

LATIHAN
Tuliskanlah latihan berikut dibuku catatan !
23
Tuliskanlah langkah-langkah pemeriksaan komponen berikut ini berdasarkan modul:
1. Memeriksa baterai
2. Memeriksa sekering
3. Memeriksa soket-soket
4. Memeriksa kabel-kabel
5. Memeriksa lampu-lampu
6. Perbaikan / penggantian komponen kelistrikan rusak
7. Memeriksa lilitan/spul penerangan
8. Memeriksa CDI
9. Memeriksa BUSI

24

Anda mungkin juga menyukai