Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

KEPERAWATAN JIWA II

“Makalah tentang terapi keluarga”

KELOMPOK 3 :

Lidia Sambonu Tania Monaten


(12114201190144) (12114201190260)
Lidovina frans Priska de Fretes
(12114201190145) (12114201190215)
Maya Paliama Regina Awawata
(12114201190172) (12114201190217)
Merna Leasiwal Rosalina layan
(12114201190182) (12114201190228)
Nensi Mahakena Selfonsina Larwuy
(12114201190193) (12114201190232)
Nofalya Huwae Suriyana Wutabisu
(12114201190199) (12114201190253)
Norita Rometna Florensia M Soumokil
(12114201190200) (12114201210253)
Ket : semua anggota kelompok aktif

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

UNIVERSIAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

AMBON
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami kelompok III panjatkan puji dan syukur
kehadirat Tuhan Yang maha Esa atas Rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah kami tentang “Terapi Keluarga” yang merupakan
salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan masih terdapat
beberapa kekurangan, hal ini tidak lepas dari terbatasnya pengetahuan dan
wawasan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang konstruktif untuk perbaikan di masa yang akan
datang, karena manusia yang mau maju adalah orang yang mau menerima
kritikan dan belajar dari suatu kesalahan dan menjadi lebih baik kedepannya,
akhir kata kami kelompok mengucapkan sekian dan terima kasih.

Ambon, 01 Desember 2021

Kelompok 3
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi Terapi Keluarga
B. Kerangka Teoritis Terapi Keluarga
C. Tujuan Terapi Keluarga
D. Manfaat Terapi Keluarga
E. Peran Perawat Dalam Terapi Keluarga
F. Peran Keluarga Dalam Terapi Keluarga
G. Indikasi Terapi Keluarga
H. Prosedur Terapi
I. Cara Melakukan Terapi Keluarga
J. Contoh Kasus Yang Menggambarkan Terapi Keluarga
K. Proses Pelaksanaan Terapi Keluarga
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga


didefinsikan dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu
ikatan perkawinan dengan menjadi orang tua. (Stuart,2014). Masalah
gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan yang seringkali
memberikan dampak tidak hanya kepada keluarga tetapi juga pada
masyarakat.Permasalahan ini disebabkan oleh masalah sosial
ekonomi,ketatnya persaingan hidup,dan masalah psikologis yang berasal dari
keluarga.

Terapi Keluarga adalah istilah yang luas yang diberikan kepada


berbagai metode untuk bekerja dengan keluarga dengan berbagai masalah
biopsikososial. Tetapi keluarga merupakan intervensi psychotherapeutic yang
berfokus pada sistem keluarga sebagai suatu unit. Tetapi keluarga cenderung
untuk melihat masalah individu dalam konteks lingkungan, khususnya
keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal. Pada prinsipnya
terapi keluarga akan mengekslpoitasi interaksi pasien dalam konteks
kehidupannya yang bermakna yaitu dengan mengamati hubungan pasien
dengan keluarganya.

B. Tujuan
Agar kami mahasiswa dapat mengerti dan memahami serta mendalami
materi terkait dengan terapi keluarga serta proses pelaksanaannya dalam
bidang keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Terapi keluarga adalah cara baru untuk mengetahui permasalahan


seseorang, memahami perilaku, perkembangan symptom dan cara
pemecahannya. Terapi keluarga dapat dilakukan sesame anggota keluarga
dan tidak memerlukan oranglain, terapis keluarga mengusahakan supaya
keadaan dapat menyesuaikan, terutama pada saat antara yang satu dengan
yang lain berbeda (Almasitoh, 2012).

B. Kerangka teoritis Terapi keluarga


1. Model struktural (Minuchin)
Model ini dikembangkan oleh Minuchin, konsepnya adalh keluarga
adalah suatu sistem sosiokultural terbuka sebagai sarana dalam
memenuhi kebutuhan adaptasi. Fungsi keluarga berkurang apabila
kebutuhan individu dan anggota lainnya dijumpai maladaptive dan tidak
bisa saling menyesuaikan. Fokus terapinya adalah perubahan adaptasi
dari maladaptif menjadi adaptif untuk memudahkan perkembangan
keluarga. Usaha terapi meliputi hubungan keluarga, evaluasi struktur
dasar keluarga, kemampuan dan upaya seluruh anggota keluarga untuk
saling menerima perbedaan dan saling memahami karakter.
2. Model terapi Bowenian
Bowenian mempunyai pandangan bahwa keluarga adalah suatu sistem
yang terdiri  dari berbagai subsistem, seperti pernikahan, orang tua-anak
& saudara kandung (sibling) dimana setiap subsistem tersebut dibagi
kedalam subsistem individu dan jika terjadi gangguan pada salah satu
subsistemnya maka akan menyebabkan perubahan pada bagian lainnya
bahkan bisa sampai ke suprasistem keluarga tersebut yaitu masyarakat.
C. Tujuan

Tujuan Terapi keluarga terutama adalah untuk mengerti keluarga


penderita gangguan skizofrenia, konseling keluarga dianggap cara baru
untuk mengerti dan menangani penderita gangguan mental. Kemudian
konseling keluarga tidak hanya berguna untuk menangani individu dalam
konteks keluarga, tetapi juga keluarga yang tidak berfungsi baik. Adapun
tujuan lain dari terpai keluarga terbagi atas beberapa, yaitu :

1) Menurunkan konflik kecemasan keluarga.


2) Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap kebutuhan masing-masing
anggota keluarga.
3) Meningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis.
4) Mengembangkan hubungan peran yang sesuai
5) Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dalam maupun dari luar
anggota keluarga
6) Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat
perkembangan anggota keluarga

D. Manfaat terapi keluarga :


1) Klien
1. Mempercepat proses penyembuhan
2. Memperbaiki hubungan interpersonal.
3. Menurunkan angka kekambuhan
2) Keluarga
1. Memperbaiki fungsi & struktur keluarga
2. Keluarga mampu meningkatkan pengertian terhadap klien sehingga
lebih dapat . menerima, toleran & menghargai klien sebagai
manusia
3. Keluarga dapat meningkatkan kemampuan dalam membantu klien
dalam proses rehabilitasi
 Menurut Perez (dalam Hasnidah, 2002) secara khusus Family
Conseling/ terapi bermanfaat untuk :
1. Membuat semua anggota keluarga dapat mentoleransikan cara atau
perilaku yang unik dari setiap anggota keluarga
2. Menambah toleransi setiap anggota keluarga terhadap frustasi,
ketika terjadi konflik dan kekecewaan, baik yang dialami bersama
keluarga atau tidak bersama keluarga
3. Meningkatkan motivasi setiap anggota keluarga agar mendukung,
membesarkan hati, dan mengembangkan anggota lainnya
4. Membantu mencapai persepsi parental yang realistis dan sesuai
dengan persepsi anggota keluarga

E. Peran perawat dalam terapi keluarga


Untuk peran perawat sendiri dalam terapi keluarga adalah melakukan
asuhan keperawatan yang relevan dimana untuk perawat yang tidak memiliki
sertifikasi dalam melaksanakan terapi adalah memberikan psiko edukasi pada
keluarga sedangkan bagi yang memiliki sertifikasi adalah memberikan terapi
sesuai dengan kondisi pasien. Sementara itu, menurut Newman intervensi
yang dilakuakn perawat mencakup intervensi primer dan tersier yaitu :

1) Mendidik kembali dan mengorientasikan kembali seluruh anggota


keluarga.
2) Memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang mendukung klien
untuk mencapai tujuan dan usaha untuk berubah
3) Mengkoordinasi dan mengintegrasikan sumber pelayanan kesehatan
4) Memberi penyuluhan, perawatan di rumah, psiko edukasi,dll

F. Peran keluarga dalam terapi keluarga


1. Membuat suatu keadaan dimana anggota keluarga dapat melihat bahaya
terhadap diri klien dan aktivitasnya.
2. Tidak merasa takut dan mampu bersikap terbuka.
3. Membantu anggota bagaimana memandang orang lain.
4. Tempat bertanya serta pemberi informasi yang mudah dipahami klien.
5. Membangun self esteem.
6. Menurunkan ancaman dengan latar belakang aturan untuk interaksi.
7. Menurunkan ancaman dengan struktur pembahasan yang sistematis.
8. Pendidikan ulang anggota untuk bertanggung jawab

G. Indikasi Terapi Keluarga

Indikasi terapi keluarga menurut walrond skinner adalah:

1. Gejala yang timbul merupakan ekspresi disfungsi dari sistem keluarga. Gejala
yang timbul lebih menyebabkan beberapa perubahan dalam hubungan anggota
keluargannya dapat merupakan masalah secara individual.
2. Kesulitan berpisah. Terapi keluarga yang berorientasi psikomaktika
menyatakan bahwa terapi keluarga akan berguna pada keluarga. Keluarga
dapat fungsi yang didasari oleh paranoid Skizoid, hubungan yang " partobject
"kurangnya " ego goundaries ", terlalu banyaka memamakai denial projeksi,
dan" Saverely Disorganized Family " (keadaan sosial ekonomi yang sangat
buruk).

H. Prosedur Terapi

Dalam melakukan prosedur terapi dalam keluarga menggunakan


beberapa teknik diantaranya yaitu:

 Terapi Keluarga Berstruktur : Terapi keluarga berstruktur adalah suatu


kerangka teori tehnik pendekatan individu dalam kontekssosialnya.
 Tujuan adalah mengubah organisasi keluarga.
 Terapi keluarga berstruktur memepergunakan proses balik antara
lingkungan dan orang yang terlibat perubahan - perubahan yang
ditimbulkan oleh seseorang terhadap sekitarnya dan cara - cara dimana
umpan balik terhadap perubahan perubahan tadi mempengaruhi
tindakan selanjutnya.
 Terapi keluarga mempergunakan tehnik - tehnik dan mengubah
konteks orang - orang terdekat sedemikian rupa sehingga posisi
mereka berubah dengan mengubah hubungan antara seseorang dengan
konteks yang akrab tempat dia berfungsi, kita mengubah pengalaman
subyektifnya.
 Terapi Individu / Perorangan
 Melihat individu sebagai suatu tempat yang patologis dan
mengumpulkan data yang di peroleh dari atau tentang individu tadi.
 Pada terapi perorangan dilakukan pengungkapan pikiran dan perasaan
tentang kehidupannya sekarang, dan orang - orang didalamnya.
 Riwayatnya perkembangan konfliknya dengan orang tua dan saudara -
saudaranya, Bila akan dirujuk ke dalam terapi keluargamaka terapist
akan mengekporasi interaksi individu dalam konteks hidup yang
berarti. Dalam wawancara keluarga terapist mengamati hubungan
individu dengan anggota keluarga lainnya, dukungan yang diberikan
oleh anggota keluarga.

I. Cara Melakukan Terapi Keluarga

Menurut Almasitoh (2012) terdapat empat langkah dalam proses terapi


keluarga, antara lain :

1. Mengikut sertakan Keluarga, Pertemuan dilakukan di rumah, sehingga


terapis mendapat informasi nyata tentang kehidupan keluarga dan dapat
merancang strategi yang cocok untuk membantu pemecahan problem
keluarga
2. Menilai Masalah, Mencakup pemahan tentang kebutuhan, harapan,
kekuatan keluarga dan riwayatnya
3. Strategi-strategi khusus, Berfungsi untuk pemberian bantuan dengan
menetukan macam intervensi yang sesuai dengan tujuan
4. Follow Up, Memberikan kesempatan pada keluarga untuk tetap
berhubungan dengan terapis atau konselor secara periodik untuk melihat
perkembangan keluarga dan memberikan support.

J. Contoh Kasus yang Menggambarkan Terapi Keluarga

Don dan Angela adalah pasangan suami istri yang telah bercerai, dari hasil
perrnikahannya mereka dikaruniai seorang putri dan seorang putra. Don adalah
seorang ayah yang sangat menyayangi anak-anaknya. Tetapi ia tidak merasa
demikian beberapa waktu terakhir karena ia merasa bahwa anak laki-lakinya telah
menjadi seorang anak yang nakal dan menakutkan. Angela begitu heran dengan
kelakuan anak laki-lakinya yaitu Ben.

Namun yang membuat ia lebih heran lagi adalah mengapa suaminya


mengizinkan Ben untuk minum minuman keras. Heather mengatakan bahwa
hubugannya dia dengan kedua orang tuanya sangat baik. Namun berbeda dengan
hubungannya dengan kakaknya, Ben, ia merasa bahwa hubungannya sangat gila.
Ben adalah sorang kakak yang pengangguran yang mempunya hubungan yang
sangat tidak baik dengan adik perempuannya.

K. Proses pelaksaan Terapi

Terdapat 4 orang yang terlibat dalam proses terapi. Seorang terapis


wanita, Don(ayah), Ben(anak laki-laki), dan Heather(anak perempuan). Terapi
dilakukan di sebuah ruangan tertutup. Posisi duduk mereka membentuk
setengah lingkaran, dengan ujung paling kiri yaitu Ben, kemudian di
sebelahnya adalah terapis, setelah terapis adalah Heather, dan kemudian di
ujung paling kanan adalah Don.

Awalnya, terapis mengatakan bahwa penting sekali membahas


masalah hubungan antar anggota keluarga tersebut. Kemudian terapis juga
meluruskan tentang peran orang tua dan anak dalam sebuah keluarga. Hal ini
ditekankan kembali karena Don (ayah) cenderung membela Heather, anak
perempuannya. Akan tetapi pada akhirnya Don dapat menyadari sikap seperti
apa yang harus ia lakukan sebagai orang tua yang baik. Setelah itu terapis
meminta ayah dan Ben untuk bertukar posisi duduk agar Ben dan Heather
dapat duduk berdampingan.

Terapis mempersilahkan Heather untuk mengungkapkan perasaan dan


pikirannya terhadap sosok Ben. Heather mengatakan bahwa ia merindukan
sosok kakaknya yang seperti dulu dan ia merasa bahwa ia sudah tidak
mengenali kakaknya lagi, yang sekarang ini dianggap sering berperilaku
menyimpang. Misalnya saja sekarang Ben terbiasa pulang pagi dan juga
berkata-kata kasar.

Setelah Heather selesai mengungkapkan apa yang ia rasakan dan


pikirkan kemudian terapis meminta Ben untuk menanggapi apa yang
disampaikan oleh adik perempuannya tersebut. Dan terungkaplah bahwa
selama ini Ben merasa bahwa selama ini dia diperlakukan secara berbeda
dengan adiknya.

Setelah mendengar pengakuan dari kedua kakak beradik tersebut,


terapis pun berusaha memberikan insight pada sang ayah tentang akar
permasalahan yang terjadi di antara Ben dan Heather. Dan di akhir sesi terapi,
hubungan antar anggota keluarga tesebut pun terlihat menjadi lebih hangat.
Terapi selesai
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terapi keluarga adalah cara baru untuk mengetahui permasalahan


seseorang, memahami perilaku, perkembangan symptom dan cara
pemecahannya. Terapi keluarga dapat dilakukan sesame anggota keluarga
dan tidak memerlukan oranglain, terapis keluarga mengusahakan supaya
keadaan dapat menyesuaikan, terutama pada saat antara yang satu dengan
yang lain berbeda (Almasitoh, 2012).

B. Saran

Bagi petugas kesehatan, dalam pemberian asuhan keperawatan untuk pasien


dengan gangguan kejiwaan salah satu cara paling efektif yaitu diberikan terapi
keluarga Namun sebelum dilakukan terapi tersebut perawat perlu mempelajari
konsep dan teori terapi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Direja, Ade Herman Surya. (2011). Buku Ajar : Asuhan Keperawatan


Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Nasir, Abdul Dan Abdul Muhith. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan
Jiwa: Pengantar Dan Teori. Jakarta: Salemba Medika
Prabowo, Eko.(2014). Konsep Dan Apliikasi : Asuhan Keperawatan
Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Purawaningsih, W & Karlina, I. (2010). Asuhan Keperawatan Jiwa ,
Yogyakarta: Nuha Medika
Susana, S.A, & Hendarsih, S. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan
Kesehatan Jiwa, Jakarta: EGC
Videbeck.S.L.(2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Yosep.Iyus. (2008) . Keperawatan Jiwa. Bandung : Pt Rafika Aditama

Anda mungkin juga menyukai