Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
B. Anatomi Fisiologi
C. Tanda dan Gejala
D. Patofisiologis
E. Pemeriksaan Penunjang
F. Therapi

G. Asuhan Keperawatan Perioperatif


1. Preopertif
a.Diagnosa Keperawatan
 Kecemasan b.d kurang informasi tentang prosedur pembedahan da perawatan.
 Resiko cedera
b. Intervensi Keperawatan
 Diagnosa 1: Kecemasan b.d kurang tentang prosedur pembedahandan
keperawatan.
Tujuan dan kriteria hasil : setelah dilakukan tindakankeperawatanselama 1 x15
menit, cemas pasien berkurang dengan kriteria:
1) Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
2) Mengidentifikasi, mengungkap dan menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas
3) Tanda-tanda vital dalam batas normal
4) Postur tubuh dan ekspresi wajah, bahasa tubu dan tingkat aktifitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan
Intervensi keperawatan :
1) Ukur tanda - tanda vital
2) Berikan posisi nyaman
3) Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan lama operasi
4) Beri kesempatan pasien untuk bertanya
5) Anjurkan teknik relaksasi nafas dalam dan berdoa

 Diagnosa II : Resiko cedera


Tujuan dan kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x15
menit, cedera pada pasien tidak terjadi dengan kriteria hasil :
1) Tidak ada perhiasan, kontak lens, cat kuku, wig, gigi palsu
Intervensi keperawatan :
1) Cek daerah kulit atau persiapan kulit dan persiapan peruk (pencukuran)
2) Pasang bedrail
3) Lepas tusuk konde, wig dan tutup kepala jika ada
4) Bersihkan cat kuku
5) Lepas kontak lensa dan diamankan
6) Lepasaprotesa (gigi Palsu)
7) Cek sitemarking area operasi

2. Intraoperatif
a. Pengkajian
Pasien yang sudah mendapat prosedur anestesi akan memasuki fase
intrabeda. Focus tujuan pada fase ini adalah optimalisasi hasil pembedahan dan
penurunan resiko cedera. Ruang lingkup keperawatan intrabeda dilaksanakan
perawat perioperatif meliputi manejemen pengaturan posisi, optimalisasi
pperngasistem pertama bedah ( pada beberapa kondisi rumah sakit di Indonesia
memperlakukan perawat sebagai asistem pertama/firsassistant), optimalisasi peran
perawat instrumen dan optimalisasi perang perawat sikulasi.
Perawat instrument mempunyai peran agar proses pembedahan dapat
dilakukan secara efektif dan efesien. Pada pelaksanaannya perawat instrumen
harus memilki keterampilan psikomotor, keterampilan manual, dan keterampilan
interpersonal yang kuat, yang diperlukan untuk mengikuti setiap jensi
pembedahan yang berbeda-beda dan mengadaptasikan antara keterampilan yang
dimiliki dengan keinginan dari operator bedah pada setiap tindakan yang
dilakukan dokter beda dan asistem beda.
Perawat sirkulasi merupakan penghubung antara zona steril dengan zona
diluarnya. Perang lainnya adalah menurungkanresiko cedera intraoperatif dimulai
dari pengaturan posisi beda sampai selesai pembedahan (Bruner&Suddat 2002).
b. Diagnosa keperawatan
 Resiko penyebaran infeksi b.d kerusakan jaringan dan peningkatan paparan
lingkungan.
 Resiko cedera b.d kelemahan fisik efek anestesi.
c. Intervensi keperawatan
 Diagnosa 1 : resiko penyebaran infeksib.d kerusakan jaringan dan
peningkatan paparan lingkungan.
Tujuan dan kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
proses pembedahan, penyebaran infeksi pada pasien tidak terjadi kriteria
hasil:
1) TTV batas normal
2) Luka operasi bersih
3) Leukosit 5000o-1000 U/L
Intervensi Keperawatan :
1) Lakukan kewaspadaan standar infeksi
2) Cek kadaluarsa alat yang dipakai, indikator eksternal dan internal alat
yang disterilkan
3) Cuci tangan beda, pemakai jas dan sarung tangan steril
4) Pertahankan sterilitas selama proses pembedahan
5) Bersihkan daerah yang akan dioperasi dengan antiseptic dan pasang
drapping
6) Lakukan pencucian luka operasi sampai bersih
7) Tutup luka operasi dengan kassa steril
8) Kolaborasi pemberian antibiotik

 Diagnosa II : Resiko cederab.d kelemahan fisik efek anestesi


Tujuan dan criteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
proses pembedahan cedera pasien tidak terjadi dengan kriteria hasil :
1) Integritas kulit utuh
2) Pemakaian instrument, jarum, pisau, kassa sebelum dan sesudah
operasi lengkap
Intervensi Keperawatan :
1) Pastikan posisi pasien sesuai dengan tindakan
2) Cek integritas kulit
3) Cek daerah penekanan selama operasi
4) Pasang penghantar elektroda
5) Hitung jumlah kassa, jarum,bisturi, dan instrument sebelumnya dan
sesudah operasi
6) Lakukan timeout
7) Lakukan signout

3. Postoperatif
a. Pengkajian
Fase postoperatif dimulai dari pasien selesai dilakukan anesti sampai pasien
ditransfer ke rescovery Room. Kondisi pasien yang dipantau adalah kesadaran
dan keadaan umum pasien TTV, status pernapasan, status hidrasi, tanda-tanda
syok serta tingkat gelisa pasien
b. Diagnosa keperawatan
 Nyeri akut b.d kerusakan jaringan akibat pembedahan
 Resiko infeksi b.d kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
c. Intervensi keperawatan
 Diagnosa I : nyeri akut b.dkeruskan jaringan akibat pembedahan .
Tujuan dan criteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1
x15 menit, berkurang dengan kriteria hasil :
1) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
teknik nonfarkologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan )
2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang 0-1
3) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri)
4) Mengatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
5) Tanda vital rentang normalTidak mengalami gangguan tidur
Intervensi keperawatan :
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
2) Obserpasi reaksi non verbal
3) Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
4) Ajarkan tentang teknik non farmakologi, nafas dalam,relaksasi,
kompres hangat/dingin
5) Berikan analgesik untuk mengurangi nyeri
6) Ajurkan pasien untuk istrahat
7) Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama
nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
8) Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic pertama
kali

 Diagnosa II : Resiko infeksi b.d kerusakan jaringan dan peningkatan paparan


lingkungan
Tujuan dan criteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1
x15 menit resiko infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil :
1) Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2) Menunjuk kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
3) Jumlah leukosit dalam batas normal
4) Menunjukkan prilaku hidup sehat
5) Status imun, gastrointestinal, genitourinaria, dalam batas normal
Intervensi Keperawatan :
1) Pertahankan teknik aseptic
2) Batas pengunjuk bila perlu
3) Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindkan keperawatan
4) Lakukan perawatan luka pasca operasi sesuai indikasi dengan
teknilaseptic
5) Gunakan kateter intermitten untuk menurunkan infrksi kandung
kencing
6) Tingkatkan antake nutrisi
7) Berikan terapi antibiotic
8) Monitor tanda gejala infeksi, pantau WBC
9) Infeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan panas,
drainase
10) Dorong masukan cairan
11) Ajarakan pasien dan keluarga tanda gejala infeksi

Anda mungkin juga menyukai