696 1317 1 SM
696 1317 1 SM
ABSTRAK
Tujuan penelitian dan pemetaan geologi Daerah Nyalindung dan sekitarnya, Kecamatan
Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat adalah untuk mengetahui tatanan geologi yang
mencakup Geomorfologi, Stratigrafi, Struktur Geologi, Sejarah Geologi dan Perhitungan
Sumberdaya Tuff yang ada di daerah penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi pustaka, penelitian lapangan, analisa laboratorium dan studio yang
keseluruhan dituangkan dalam sebuah laporan tugas akhir. Hasil yang dicapai dalam penelitian dan
pemetaan geologi daerah Nyalindung dan sekitarnya, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat adalah sebagai berikut: Geomorfologi daerah penelitian berdasarkan
morfogenesanya dapat dibagi menjadi 3 (tiga) satuan geomorfologi, yaitu: (1). satuan geomorfologi
perbukitan lipat-patahan yang berstadia dewasa; (2). Satuan geomorfologi perbukitan volkanik
berstadia muda dan (3). Satuan geomorfologi dataran aluvial berstadia muda. Pola aliran sungai yang
terdapat di daerah penelitian adalah berpola dendritik yang dikontrol oleh litologi batuan dan stadia
erosi sungainya berada pada tahapan muda dan dewasa. Satuan batuan yang terdapat di daerah
penelitian dari tua ke muda adalah satuan batuan batugamping (Formasi Bojonglopang) dengan
umur N10-N12 atau Miosen Tengah Bagian Tengah dan diendapkan pada kedalaman 120-200 meter
atau pada neritik tepi-neritik tengah; Satuan batuan batupasir selang-seling batulempung sisipan
batupasir tufan dan konglomerat (Formasi Cimandiri) pada N12-N14 atau Miosen Tengah Bagian
Tengah – Miosen Tengah Bagian Akhir pada kedalaman 10-80 matau neritik tepi-neritik tengah;
Satuan batuan tuf yang berumur Pleistosen diendapkan pada lingkungan darat atau pada “distal
volcanoklastic facies”; Satuan batuan aluvial sungai berumur Holosen dan diendapkan diatas batuan-
batuan yang lebih tua dan dibatasi oleh bidang erosi. Struktur geologi yang dijumpai di daerah
penelitian teridiri dari struktur kekar dan struktur sesar. Struktur kekar berupa kekar gerus dan kekar
tarik. Struktur sesar adalah sesar mendatar Cimenga dan sesar mendatar Cikaret. Keseluruhan
struktur yang terdapat di daerah penelitian terjadi dalam satu periode tektonik, yaitu pada kala
Miosen Akhir - Pleistosen dengan arah gaya N1900E. Hasil perhitungan cadangan sumberdaya tuf
yang terdapat di daerah penelitian berdasarkan metoda penampang dengan sumberdaya tingkat
spekulatif dan hipotetis diperoleh total cadangan tuf sebesar 1.038.083.913 Ton.
Kata Kunci : Geomorfologi, Stratigrafi, Struktur Geologi, Potensi Sumberdaya Tuf Daerah
Nyalindung.
Secara umum pola aliran sungai daerah Nama formasi Ciletuh diajukan Sukamto
penelitian yaitu pola aliran dendritikadalah (1975), Formasi ini mempunyai ciri litologi
pola aliran yang cabang-cabang sungainya yang relative berbeda dari bawah keatas.
menyerupai struktur pohon. Pada umumnya Bagian bawah terdiri dari lempung setempat –
pola aliran sungai dendritik dikontrol oleh setempat, bersifat napalan dengan banyak
litologi batuan yang homogen.. Tipe genetika selingan pasir greywacke kuarsa, serta kadang-
sungai yang terdapat di daerah penelitian yaitu kadang terdapat sisipan breksi polimik yang
obsekuen dan subsekuen. terdiri dari fragmen batuan metamorf,
ultrabasa, ukuran komponenya bisa mencapai
2.4 Stratigrafi Regional 1 meter.Penyelidikan para ahli beranggapan
bahwa kedudukan Formasi Ciletuh terhadap
Berdasarkan peta geologi regional lembar satuan Melange dibawahnya sebagai
Jampang dan Balekambang dengan skala kedudukan tidak selaras.
1:100.000 oleh Soejono Martodjojo (1984), 3. Formasi Bayah
Kolom Stratigrafi Regional (Tabel 1).
Nama Bayah diberikan oleh Koolhoven (1933)
Tabel 1. Kolom Stratigrafi Regional terhadap batuan tertua didaerah Banten
Selatan, Batuan didaerah ini terdiri dari pasir
kasar, sering konglomeratan berselang seling
dengan lempung yang mengandung batubara,
Kedudukan stratigrafi Formasi Bayah terhadap
Formasi Ciletuh dibawahnya dapat dikatakan
sebagai kedudukan selaras, akibat proses
regresi pada kala Eosen-Oligosen.
4. Formasi Batuasih
Formasi Batuasih terletak tidak selaras diatas
Formasi Bayah, Ciri Formasi Batuasih adalah
lempung. Napalan dengan sisipan pasir
kwarsa. Pada beberapa horison terdapat napal
yang kaya akan foram plankton, bentos dan
juga moluska, . Bagian teratas dari Formasi
batuasih lebih bersipat gampingan dan
mengandung lensa gamping kalkarenit. Bagian
ini berupa facies ke Formasi Rajamandala
yang berupa Gamping terumbu.
5. Formasi Rajamandala
Formasi Rajamandala bagian bawah
Sumber : Soejono Martodjojo menjemari dengan Formasi Batuasih dan
(1984) keduanya terletak tidak selaas diatas Formasi
1. Komplek Melange Ciletuh Bayah, Formasi Rajamandala di endapkan
daerah poros Citarate – Sukabumi –
Sukendar Asikin, (1974) menyinggung khuluk Rajamandala merupakan pinggir dari suatu
(nature) dari batuan didaerah Ciletuh ini, cekungan yang berbatasan langsung dengan
dimana dia mengagapnya sebagai melange daratan dibagian Selatan Ciletuh, suatu
(tayib, 1978), Soejono, dkk (1978) status kesimpulan dapat ditarik disini bahwa proto
hubungan komplek melang dengan fomasi cekungan Bogor sudah mulai jelas bentuknya
Ciletuh yang berada diatasnya. Kesimpulannya pada umur Oligosen Akhir.
adalah kompleks melange merupakan prisma 6. Formasi Jampang
akrasi pada kala awal eosen, mungkin dimulai
dari umur yang lebih tua. Formasi Ciletuh Terdiri dari tiga satuan, bagian utama sebagian
adalah merupakan suatu endapan lereng bawah besar adalah breksi gunungapi, Anggota
yang menutupi komplek melang ini. Cikarang yang terutama terdiri dari tufa dan
Anggota Ciseureuh yang terdiri dari lava.
Bahan galian merupakan unsur-unsur maupun 3.3.1 Sumber Daya Bahan Galian
senyawa kimia, mineral-mineral, bijih-bijih
Pengertian sumber daya dan cadangan bahan
dan segala macam batuan termasuk batu-batu galian sering kali rancu dalam penggunaan dan
mulia yang merupakan endapan-endapan alam pemahamannya. Dalam Standar Nasional
yang tidak dapat terbaharukan kembali. Indonesia (SNI) No. SNI 13-4726-1998 dari
Berdasarkan kaitannya bahan galian sebagai Badan Standarisasi Nasional (BSN) disebutkan
bahan baku suatu industri, baik hulu maupun bahwa:
hilir menurut Peraturan Pemerintah No. 27 • Definisi Sumber Daya Mineral adalah
Tahun 1980, bahan galian menjadi tiga endapan mineral yang diharapkan dapat
golongan yaitu: dimanfaatkan secara nyata. Dengan keyakinan
geologi tertentu sumberdaya ini dapat
1. Bahan Galian Strategis (Golongan A)
Bahan galian yang penting untuk pertahanan meningkat menjadi cadangan setelah
atau keamanan negara atau untuk menjamin dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan
perekonomian negara. Yang termasuk kedalam memenuhi kriteria layak tambang.
bahan galian golongan ini yaitu : bitumen cair, • Definisi Cadangan adalah endapan mineral
lilin bumi, bitumen padat, aspal, antrasit, yang telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran,
batubara, uranium, radium, thorium dan bahan
kuantitas dan kualitasnya secara ekonomis,
galian radioaktif lainnya, nikel, cobalt dan
timah. teknis, hukum, lingkungan dan sosial. Endapan
bangunan, tuf mempunyai sifat-sifat khas. Setelah mengetahui jumlah luas sebaran tufa
Sifat tuf yang terpenting apabila dicampur gunungapi dari penampang, maka dilakukan
dengan kapur padam atau kapur tohor maka air perhitungan volume tuf dengan rumus :