Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ADAM MASYEHA SIREGAR

NPM : 194110189
KELAS : AGT 5 B
RINGKASAN : KAKAO

ASPEK BUDIDAYA TANAMAN KAKAO


Dalam aspek budidaya tanaman kakao terdiri atas pemuliaan tanaman,
pemuliaan tanaman ini adalah ilmu dan seni yang mempelajari bagaimana
memperoleh atau menciptakan suatu tanaman menjadi lebih baik dan
menguntungkan, dalam hal ini pemulian tanaman bisa di lakukan dengan cara
melakukan perbayakan, baik secara generative maupun vegetative.
Teknologi benih dan bibit. Dalam hal ini pembibitan ini sendiri akan
memberikan beberapa manfaat antara lain. Petani dapat mengatur klon apa
yang diinginkan. Petani dapat mengatur waktu pertumbuhan bibit disesuaikan
dengan kepentingan petani dalam melakukan rehabilitasi. Dapat menjadi
tambahan pendapatan petani dengan menjual klon-klon yang telah terbukti
unggul .Dapat digunakan kapan saja, dan tidak tergantung dengan yang sumber
lain.
Teknik pengolahan kakao meliputi, buah kakao yang sudah siap
panen,kemudian di lakukan pemecahan buah,proses fermentasi, pencucian biji
kakao, pengeringan biji kakao,tempering biji kakao, pengemasan dan
penyimpanan dan pemasaran
Teknik budidaya tanaman kakao meliputi. Persiapan Lahan,
Pembibitan, Penanaman, Pemeliharaan,Panen dan Pasca panen

Pengendalian hama, penyakit, dan gulma. Dalam hal ini untuk mencegah
ledakan hama penyakit dan gulma dapat di lakukan dengan cara anatara lain.
Sanitasi, pemangkasan, panen sering, pemupukan dan sarungisasi serta
pengendalian secara biologi.
ASPEK EKONOMIS TANAMAN KAKAO

Mempunyai nilai ekonomi tinggi dengan harga yang berfluktuasi. Hal ini dipengaruhi oleh
produksi dan permintaan konsumen
Di Indonesia Prospek kakao Mempunyai nilai ekonomi tinggi dengan harga yang
berfluktuasi. Hal ini dipengaruhi oleh produksi dan permintaan konsumen Kapasitas
produksi kakao di beberapa negara seperti Papua New Guinea,Vietnam dan Filipina
masih jauh dari Indonesia baik dalam hal luas areal maupun total produksi.
Indonesia memiliki beberapa keunggulan dalam pengembangan kakao
dibandingkan negara produsen kakao lainnya :
1) Ketersediaan lahan yang masih cukup luas
2) Biaya tenaga kerja relatif murah
3) Potensi pasar domestik yang besar
4) Sarana transportasi cukup baik

Skala ekonomis menunjukkan hubungan antara output dengan biaya


sebagai akibat adanya proses produksi. Kusuma (2005) menyebutkan perusahaan
mendapatkan skala ekonomis bila peningkatan biaya operasi dengan tingkat yang
lebih rendah dari outputnya. Skala ekonomis yang ditentukan oleh hubungan
antara biaya rata-rata dengan output disebut dengan skala ekonomis yang
bersumber dari dalam (intern economic), yaitu faktor ekonomi yang timbul dari
peningkatan ukuran perusahaan. Eksternal ekonomi seperti perubahan teknologi
dan perubahan harga-harga input adalah faktor ekonomis yang timbul akibat
perubahan faktor – faktor luar, selanjutnya menurut Adiningsih dan Kadarusman
(2008: 37), skala ekonomis dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1) Increasing Return To Scale yaitu penerimaan skala yang semakin
meningkat ditunjukan oleh laju pertambahan produksi lebih besar
daripada laju pertambahan biaya rata – rata.
2) Constan Return To Scale yaitu penerimaan skala tetap, yang
ditunjukan oleh laju pertambahan produksi yang besarnya sama
dengan laju pertambahan biaya ratarata.
3) Decreasing Return To Scale Yaitu penerimaan skala yang semakin
menurun yang ditunjukan oleh laju pertambahan produksi yang lebih
kecil dari laju pertambahan biaya rata-rata.

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO


Ditinjau dari wilayah penanamannya, kakao ditanam pada daerah-daerah
yang berada pada 10o LU-10o LS. Namun demikian, penyebaran kakao
umumnya berada di antara 7o LU-18o LS. Hal ini erat kaitannya dengan
distribusi curah hujan dan jumlah penyinaran matahari sepanjang tahun.
Kakao juga masih toleran pada daerah 20o LU-20o LS. Sehingga Indonesia
yang berada pada 5o LU-10o LS masih sesuai untuk pertanaman kakao.
Ketinggian tempat di Indonesia yang ideal untuk penanaman kakao adalah <
800 m dari permukaan laut.
Curah Hujan Untuk tanaman kakao berkisar 1.100 – 3.000 mm per
tahun. Curah hujan yang melebihi 4.500 mm / tahun kurang baik karena
menyebabkan penyakit busuk buah. Sedangkan curah hujan lebih rendah dari
1.200 mm / tahun masih bisa di tanami kakao, tetapi di butuhkan air irigasi.
Dari segi iklim tanaman kakao sangat ideal di tanam pada daerah tipenya
iklim A.
Suhu ideal untuk tanaman kakao adalah 30o –32o C (maksimum) dan
18o - 21o C (minimum). Cahaya matahari yang terlalu banyak akan
mengakibatkan lilit batang kecil, daun sempit, dan batang relatif pendek.
Pemanfaatan cahaya matahari semaksimal mungkin dimaksudkan untuk
mendapatkan intersepsi cahaya dan pencapaian indeks luas daun optimum.
Kakao tergolong tanaman C3 yang mampu berfotosintesis pada suhu daun
rendah.Tanaman kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asal
persyaratan fisik dan kimia tanah yang berperan terhadap pertumbuhan dan
produksi kakao terpenuhi. Kemasaman tanah (pH), kadar bahan organik,
unsur hara, kapasitas adsorbsi, dan kejenuhan basa merupakan sifat kimia
yang perlu diperhatikan, sedangkan faktor fisiknya adalah kedalaman efektif,
tinggi permukaan air tanah, drainase, struktur, dan konsistensi tanah.
Di samping faktor fisik di atas, kakao juga menginginkan solum
tanah minimal 90 cm. Areal penanaman tanaman kakao yang baik tanahnya
mengandung fosfor antara 257-550 ppm pada berbagai kedalaman (0-127,5
cm), dengan persentase liat dari 10,8- 43,3 persen; kedalaman efektif 150 cm;
tekstur rata-rata 0- 50 cm > SC, CL, SiCL; kedalaman Gley dari permukaan
tanah 150 cm; pH-H2O (1:2,5) = 6-7; bahan organik 4 persen; KTK rata-rata
0-50 cm > 24 me/100 gram; kejenuhan basa ratarata 0-50 cm > 50%

TEKNIK BUDIDAYA
Persiapan lahanPersiapan lahan yaitu membersihkan lahan dan
menggunakan tanaman penutup tanah seperti tanaman jenis polong-polongan,
serta menggunakan tanaman pelindung seperti Lamtoro, Albazia, dan
Gleresidae, 
Persiapan bahan tanam ( bibit ) Bibit yang akan ditanam dapat berupa :
(1) bibit kakao asal benih atau tanaman semai, yaitu bibit yang dihasilkan dari
penyemaian benih unggul yang sudah teruji potensinya seperti misalnya benih
Hibrida F1, (2) bibit kakao klonal yang diperoleh melalui okulasi , sambung
pucuk, stek, dan cangkokan. Perbanyakan bibit melalui stek dan cangkokan
sangat jarang dilakukan sedangkan yang umum dilakukan untuk mendapatkan
bahan tanam yang mudah dan cepat adalah dengan sambung pucuk.
Penanaman pada penanaman kakao terlebih dahulu dibuat ajir yaitu
bisa dari bambu dengan tinggi tinggi 80 – 100 cm. Penanaman tanaman kakao
dilakukan dengan jarak tanam 3 x 3 m, 4 x 2 m, dan 3,5 x 2,5 m dengan ukuran
lubang 60 x 60 x 60 cm. Jarak tanam yang digunakan berdasarkan pada bahan
tanam dan besar pohonnya. Sedangkan jarak tanam pohon pelindungnya adalah
1,5 x 1,5 m tergantung areal yang digunakan.
Pemeliharaan. Pemeliharaan tanaman kakao yang dilakukan adalah
dengan melakukan pemangkasan, penyiangan, penyiraman, pemupukan, serta
pengendalian dari hama dan penyakit.
Panen dan pasca panen Panen dilakukan dengan cara memetik buah
yang masak dengan memotong tangkai buahnya dan menyisakan sepertiga
bagian tangkai buah. Buah kakao yang dipetik berumur 5,5 – 6 bulan sejak
berbunga, dan berwarna kuning atau merah. Buah kakao yang dipetik
kemudian dimasukkan ke dalam karung kemudian dilakukan pemecahan buah
untuk mengumpulkan bijinya. Dan hasilnya bisa diolah dengan melakukan
fermentasi, pengeringan, dan sortasi

Anda mungkin juga menyukai