Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

1 DESEMBER 2016 – 30 NOVEMBER 2019

ICD.10 = K37.0

APENDISITIS AKUT
Penyumbatan dan peradangan akut pada usus buntu
1. Pengertian ( Definisi) (Apendiks) dengan jangka waktu kurang dari 2
minggu
1. Nyeri perut kanan bawah
2. Mual
3. Muntah
2. Anamnesis
4. Anoreksi
5. Konstipasi
6. Bisa disertai dengan demam
1. Nyeri tekan McBurney
2. Nyeri lepas
3. Musculus Rigidity
3. Pemeriksaan Fisik 4. Rovsing sign (+)
5. Psoas sign (+)
6. Blumberg sign (+)
7. Obturator sign (+)
1. Memenuhi kriteria anamnesis
4. Kriteria Diagnosis
2. Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik
5. Diagnosis Kerja Apendisitis akut
1. Urolitiasis dekstra
2. Kolik Ureter
3. UTI dekstra
6. Diagnosis Banding
4. Adneksitis
5. Kista ovarium terpuntir
6. KET
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium
a. Darah rutin
b. Masa perdarahan dan masa pembekuan
c. Ureum/kreatinin
d. GDS
e. SGOT/SGPT (usia > 40 tahun)
f. HbsAg
g. Tes kehamilan (jika perlu)

2. Radiologi
a. Rontgen Thorax PA
b. USG Abdomen (jika perlu)
3.Pemeriksaan EKG (usia > 40 tahun
8. Tata Laksana : 1.Open appendektomi
1. Tindakan Operatif 2.Operasi dengan bius spinal atau umum
Open App 3.Konservatif (jika pasien memiliki kontra indikasi
2. Terapi Konservatif mutlak menjalani operasi)
3. Lama perawatan 4. Lama rawatan 3 hari
1. Penjelasan diagnosa banding, pemeriksaan
penunjang
9. Edukasi 2. Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan,
(Hospital Health Promotion) resiko dan komplikasi
3. Penjelasan alternative tindakan
4. Penjelasan perkiraan lama rawat
Advitam : dubia ad bonam
10. Prognosis Ad Sanationam : dubia ad bonam
Ad Fungsionam : dubia ad bonam

11. Tingkat evidens

12. Tingkat Rekomendasi

13. Penelaah Kritis 1. dr. Robby Anggara, SpB

1. Keluhan berkurang
2. Bebas demam
3. Bising Usus (+)
14. Indikator 4. Tidak terjadi Infeksi Luka Operasi (ILO)
5. 80% pasien yang dirawat dengan Appendicitis
akut pulang sembuh dalam waktu 3 hari.

1. Buku Ajar Ilmu Bedah, Sjamsuhidayat


15. Kepustakaan 2. Principal of Surgery, Schwartz’s
3. Konsensus Nasional Ikabi
PANDUAN PRAKTIK KEPERAWATAN

1 DESEMBER 2016 – 30 NOVEMBER 2019

ICD.10 = K37.0

APENDISITIS AKUT
Apendisitis akut adalah Penyebab paling umum
imflamasi akut pada kuadran bawah kanan rongga
1. Pengertian ( Definisi)
abdomen, penyebab paling umum untuk bedah
abdomen darurat (Smeltzer, 2001)
2. Masalah keperawatan 1. Nyeri
2. Resiko tinggi terjadi infeksi
3. Pemenuhan nutrisi
4. Intoleransi aktifitas
3. Diagnosa keperawatan 1. Nyeri Akut
2. Perlambatan pemulihan pasca bedah
3. Gangguan mobilitas fisik
4. Defisit nutrisi

4. Intervensi Keperawatan 1. Identifikasi, karakteristik, durasi, frekkuensi,


kualitas, isensitas nyerii
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
4. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
5. Monitor efek samping penggunaan anlgetik.
6. Observasi tanda- tanda vital,
7. Berikan tekhnik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
8. Fasilitasi istirahat dan tidur
9. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
10. Jelaskan strategi meredakan nyeri
11. Monito karakteristik luka
12. Monitor tanda-tanda infeksi
13. Lakukan perawatan luka dengan tehnik aseptic.
14. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
15. Anjurkan mengkomsumsi makanan tinggi kalori
dan protein
16. Kaji tingkat cemas,
17. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping
tindakan yang dilakukan
18. Inspeksi seluruh area kulit, catat pengisian
kapiler, adanya pembengkakan.
.
19. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
therapy antipiretik.
20. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian
diet
21. Identifikasi indikasi dilakukan latihan
22. Monitor lokasi ketidaknyamanan atau nyeri
pada saat bergerak
23. Jelaskan tujuan dan prosedur latihan
24. Periksa status gizi, status alergi, program diet,
kebutuhan dan kemampuan
pemenuhankebutuhan gizi
25. Timbang berat badan
26. Anjurkan tirah baring
27. Pertahankan cairan intra vena.
28. Berikan pendidikan kesehatan.
Hitung intake dan output cairan,
1. Skala nyeri (1- 10)
2. Pemeriksaan bising usus
3. Ukur kebutuhan nutrisi dan berat badan.
5. Observasi 4. Observasi tanda- tanda vital sign
5. Observasi adanya perdarahan.
6. Observasi adanya infeksi.
7. Observasi tanda-tanda kekurangan cairan

1 Vital sign dalam batas normal


2 Skala nyeri 1-3
3 Porsi makan habis
4 Defekasi kembali normal ( konsistensi,
frekuensi seperti sebelum sakit)
5 Tidak ada tanda- tanda infeksi
6. Evaluasi 6 Bising usus normal
7 Berat badan tidak turun drastis
8 Tidak ada tanda-tanda kekurangan cairan (turgor
elastis, produksi urin normal,mukosa bibir
lembab, bibir tidak pecah- pecah)
9 Tidak ada tanda- tanda malnutrisi.

1. Tirah baring / bad rest 1x 24 jam post operasi.


2. Diet lunak tinggi kalori tinggi protein.
7. Informasi dan Edukasi 3. Hand hygiene
4. Mobilisasi duduk
5. Mobilisasi berjalan
1. Membatasi aktifitas
2. Mengajarkan perawatan luka
8. Discharge planning
3. Mengajarkan pola hidup bersih dan sehat.
4. Hand hygiene

1. Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai


waktu yang ditentukan dokter DPJP
2. Obat diminum secara teratur
3. Diet lunak
4. Menjaga kebersihan makanan dan minuman
9. Nasehat pulang dan
5. Meminimalis aktifitas berat. Mengajarkan pola
instruksi kontrol
hidup sehat
6. Mengajarkan perawatan luka
7. Mengajarkan cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan perawatan luka
8. Penderita harus dapat diyakinkan cuci tangan
dengan sabun setelah defekasi

10. Prognosis Dubia ad bonam

1. dr. Robby Anggara, SpB


11. Penelaah Kritis
2. Subkomite mutu Keperawatan
1. Hari rawat sesuai PPK
2. Berat badan tidak menurun drastis
12. Indikator
3. Skala nyeri 1-3
4. Tidak ada tanda-tanda infeksi
1. Diagnosis keperawatan NANDA (NIC & NOC)
2009-2010
13. Kepustakaan
2. Kapita selekta kedokteran edisi ke 3 jilid ke 2,
2000- 2001
PANDUAN ASUHAN GIZI

1 DESEMBER 2016 – 30 NOVEMBER 2019

ICD.10 = K37.0

APENDISITIS AKUT
Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien
appendisitis yang sistematis dimana
1. Pengertian Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam membuat
keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga
aman, efektif dan berkualitas
2. Asesmen/Pengkajian: Melanjutkan hasil skrining perawat terkait risiko
malnutrisi dan atau kondisi khusus.

Antropometri Data berat badan, tinggi badan, Indeks Masa Tubuh


dan atau lingkar lengan atas

Biokimia Mengkaji data labolatorium terkait gizi seperti HB,


Hematokrit, Leukosit, dll (bila ada)

Klinis / fisik Mengkaji data nyeri perut, mual, anoreksia

Riwayat Makan Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan


makan, bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum
masuk Rumah Sakit(kualitatif dan kuantitatif)

Riwayat Personal Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat


penyakit saat ini, riwayat penyakit dahulu dan
penyakit keluarga, riwayat penggunaan suplemen
makanan, status kesehatan mental, serta status
kognitif
3. Diagnosa Gizi (masalah gizi) Prediksi suboptimal asupan energi berkaitan rencana
tindakan bedah/operasi ditandai dengan asupan
energi lebih rendah dari kebutuhan (NI-1.4)
4. Intervensi Gizi (terapi gizi)
a. Perencanaan Tujuan :
Memberikan kebutuhan dasar
Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi,
dan zat gizi lain nya
Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan
cairan
Preskripsi Diet :
o Kebutuhan Energi 40-45 kkal/kgBB. Pada pasien
dengan status gizi baik sesuai dengan kebutuhan
energi normal ditambah faktor stres sebesar 15%
dari Metabolisme Basal.
o Protein 1,5-2,0 g/kgBB (Bagi pasien dengan
status gizi kurang). Sedangkan dengan status gizi
baik atau kegemukan diberikan protein normal
0,8-1 g/kgBB. (pra bedah).
o Selama pemulihan kondisi diberikan tinggi
energi protein
Lemak 15-25% dari energi total
Karbohidrat cukup, sisa dari protein dan kemak
untuk menghindari hipermetabolisme
Cukup vitamin dan mineral
Diberikan bertahap disesuaikan dengan kemampuan
pasien untuk menerimanya
Jenis Diet diberikan bertahap sesuai kemampuan dan
kondisi pasien dimulai dari Diet Makanan Cair
Jernih 30 ml/jam bisa kombinasi dengan Makanan
Parenteral, Diet Makanan Cair Kental, Lunak
Mudah dicerna porsi kecil sering
Pemberian Energi dan Protein bertahap disesuaikan
dengan kemampuan mengkonsumsi
Cukup cairan
Bentuk makanan mulai cair atau sesuai daya terima.
bubur susu, bubur saring, biskuit susu, makanan
lunak, makanan biasa. Jalur makanan.
(oral/enteral)sesuai kondisi klinis dan kemampuan
mengkonsumsi
b. Implementasi Pemberian
Makanan Pelaksanaan pemberian makan sesuai dengan
preskripsi diet dengan bentuk cair/saring/lunak/biasa
c. Edukasi
d. Konseling gizi Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada
e. Koordinasi dengan Tenaga pasien, keluarga dan penunggu pasien (care giver)
Kesehatan lain Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan
lain yaitu dengan dokter, perawat, farmasis dan
tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu
monitor hasil positif maupun negative dari :
1. Status Gizi berdasarkan antropometri
2. Hasil biokimia terkait gizi
5. Monitoring dan evaluasi
3. Fisik Klinis terkait gizi, demam, tidak nafsu
makan, mual
4. Asupan Makanan

Melihat kembali kondisi pasien setelah kunjungan


6. Re asesmen (kontrol kembali) awal jika diperlukan. Jika ada masalah gizi
dianjurkan kontrol kembali/re asesmen di rawat
jalan.

1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan


7. Indikator (Target yang akan 2. Status Gizi Optimal
dicapai/Outcome) 3. Tidak ada mual, anoreksia
4. Peningkatan Pengetahuan Gizi seimbang

1. Penuntun Diet Edisi 3 Tahun 2006. Asosiasi


Dietisien Indonesia (AsDI). Persatuan Ahli Gizi
Indonesia (PERSAGI)
2. Pocket Guide For International Dietetics &
Nutrition Terminology (IDNT) Reference
8. Kepustakaan
Manual 2013
3. 3. International Dietetics & Terminology (IDNT)
Reference Manual. Standardize Language for the
Nutrition Care Process. Fourth Edition. Academy
of Nutrition and Dietetics 2013
9.
PANDUAN ASUHAN KEFARMASIAN

1 DESEMBER 2016 – 30 NOVEMBER 2019

ICD.10 = K37.0

APENDISITIS AKUT

1. Pengertian ( Definisi)
2. Asesmen Kefarmasian 1. Mengumpulkan data dan informasi spesifik
terkait pengobatan pasien
2. Menentukan problem farmakoterapi pasien
3. Menentukan kebutuhan dan tujuan farmakoterapi
pasien
4. Mendesain regimen pengobatan pasien
3. Identifikasi DRP (Drug 1. Obat-obat yang harus dihentikan sebelum operasi
Related Problem) (Aspirin, anti platelet, antikoagulan, NSAID,
ACEI, ARB)
2. Pemilihan antibiotik profilaksis yang kurang
tepat
3. Kegagalan terapi infeksi luka operasi (ILO)
4. Pemilihan anti emetic, analgesik
5. Potensi interaksi obat
6. Dosis obat
7. Potensi Efek samping obat
1. Rekomendasi obat-obat yang dihentikan sebelum
operasi
2. Rekomendasi pemilihan antibiotik profilaksis
4. Intervensi Farmasi 3. Pemantauan terapi obat
4. Monitoring efek samping obat
5. Rekomendasi alternatif terapi jika ada interaksi
obat
Monitoring Post Operasi :
1. TTV : Temperatur, nadi, BP untuk menilai
5. Monitoring dan Evaluasi efektif ILO
2. KK : inflamasi pada daerah insisi, nyeri, mual
3. Lab : leukosit

1. Hentikan pemakaian obat anti koagulan, anti


platelet, aspirin, minimal 7 hari sebelum operasi
6. Edukasi dan Informasi 2. Hentikan pemakaian obat ACE inhibitor dan
ARB 24 jam sebelum operasi
7. Penelaah Kritis Apoteker klinik ?

1. Efektifitas terapi ILO


8. Indikator 2. Nyeri teratasi
3. Mual muntah teratasi
1. Widyati,Dr. M.Clin.Pharm,Apt Praktek Farmasi
Klinik Fokus Pada Pharmaceutical Care,
BrilianInternasional. 2014
9. Kepustakaan
2. Kemenkes, Standar Pelayanan Farmasi No.58.
Kemenkes RI.2015
3. Dipiro, Pharmacotherapy Handbook 9th, 2015

No. Dok : /RM-DOK/RSTAB/ /2017

CLINICAL PATHWAYS
RS Prof. Dr. TabraniPekanbaru
APPENDICITIS AKUT (ICD 10: K35.9)
Nama Pasien: Umur: Berat Badan: Tinggi Badan: Nomor Rekam Medis:
…………………………………………………… ……………… ……………..kg …………..cm ……………………………
Diagnosis Awal: Appendisitis Akut Kode ICD 10: K35.9 Rencana rawat : 3 hari
R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Biaya (R
Aktivitas Pelayanan ……………. ………………. ………………. ……... …….. …………. …………
hari
Admisi Rawat Inap
IGD IRJ Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat
1 2 3 4 5
Diagnosis:
 Penyakit Utama APPENDICITIS AKUT (ICD 10: K35.9)
 Penyakit Penyerta
 … +/- +/-
………………… +/- +/-
 …
…………………
 Komplikasi
 … +/- +/-
………………… +/- +/-
 …
…………………
Asessmen Klinis:
 Pemeriksaan dokter + + + + +
 Konsultasi
 A + + +
nastesi + + +
 P
enyakit Dalam
Pemeriksaan Penunjang:
1. Darah rutin + + +
2. CT/BT + + +
3. GDS + + +
4. Ureum Kreatinin + + +
5. tes kehamilan +/- +/- +/-
(wanita)
6. SGOT/SGPT +/- +/- +/-
7. HBSAg +/- +/- +/-
8. USG Abdomen +/- +/- +/-
9. Rontgen thorax PA + + +
10. EKG +/- +/- +/-

Tindakan::
 A + …………
ppendectomy …………
…………
…………
…………

Obat Obatan::
1. ceftriaxone 2 X 1000mg iv + +
2. ketorolac 3X 30 mg iv + +
3. Ranitidin 2 x 50mg iv + +
4. Ciprofloksasin 2x500mg +
oral
5. Asam mefenamat 3x
500mg oral +
6. Ranitidin 2x150 mg oral
+
Pembiusan :
 S
pinal
 U
mum
Nutrisi::
...... kkal/hari + …………
Protein .... gram/hari +
Mobilisasi::
 Miring kiri/kanan + + …………
 Duduk’ + +
 Jalan +/- +

Hasil (Outcome):
 Perdarahan +/- +/- +/- +/- +/-
 Nyeri +/- +/- +/- +/- +/-
 Mual/Muntah +/- +/- +/- +/- +/-
Pendidikan/Promosi
Kesehatan/Rencana
Pemulangan:
 P + + +
enjelasan
Perjalanan
Penyakit
+ + +
 P
enjelasan Rencana
Operasi + + +
 P
enjelasan Izin + + +
Operas
 P
enjelasan
Pembiusan
Varians: ….. ….. ….. ………… ………… ………… …………
Jumlah Biaya ………
Perawat (PPJP) Diagnosis Akhir: Kode ICD Jenis Tindakan: Kode ICD 9 –
…………………… 10
DPJP Admisi:  Utama Apendisitis Akut K35.9  USG ABDOMEN ……………………
…………………..  APPENDEKTOMI ………………
DPJP:  Penyerta ……………………… ……………  PEMBIUSAN SPINAL
…………………… ………………………. …..…………  PEMBIUSAN UMUM
DPJP Operasi: ……………………… ……………  ………………………………………
…………………… ……………………… ……..……..  ………………………………………
.  ………………………………………
DPJP  Komplikasi ……………………… ……………  ………………………………………
Anestesi .............. ……………………… ……………  ……………………………………..
............... ……………………… ……………  ……………………………………..
Verifikator: ………………………. ……….…..  ………………………………………
……………………  ………………………………………

Anda mungkin juga menyukai