Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

K3 DALAM
KEPERAWATAN

Disusun Oleh:

Nama : Sumita Rumbia


Semester : I (Satu)
Kelas : Progsus A3 Kairatu
Dosen MK : Hafis Makayaino, S.Kep.,M.KKK

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MALUKU HUSADA
TAHUN AKADEMIK 2021
Kasus
Seorang perawat kamar operasi yang bekerja di Rsud x. mengalami pusing, sakit
kepala, mual pada saat bekerja, setelah dilakukan pemeriksaan yang bersangkutan
mengalami gangguan pernapasan.

Pertanyaan dan jawabannya:

1. Sebutkan jenis hazard yang terpapar perawat ?

Hazard kimia

Karena terdapat data yang mendukung bahwa: perawat kamar operasi mengalami
pusing, sakit kepala, mual dan pada saat pemeriksaan mengalami gangguan
pernapasan yang diakibatkan oleh paparan obat anastesi inhalasi seperti ethylene
eter.

2. Upaya pencegahan dan hirarki pengendalian?

a. Upaya pencegahan kasus


1) RS perlu menyediakan APD yang lengkap seperti : handscoen, masker,
kacamata (bila perlu) dll.
Alasannya : meminimalisir terpaparnya cairan kimia seperti obat anastesi
inhalasi, yang didapat saat kerja. APD wajib digunakan sebagai pelindung
diri. Kasus diatas dapat dihindari jika perawat menggunakan APD pada
saat bekerja.
2) RS perlu menyediakan SOP untuk tindakan keperawatan.
Alasannya : agar perawat selalu menjaga konsistensi selama bekerja dan
sesuai SOP
b. Upaya pencegahan pada perawat
1) Menjaga diri dari infeksi dengan mempertahankan septik dan aseptik,
mencuci tangan, menggunakan APD, sterilisasi dll.
2) Mematuhi SOP : tidak terburu-buru dalam melakukan tindakan, walaupun
pasien dalam keadaan darurat.
c. Upaya pencegahan kecelakaan kerja
1) Melalui pengendalian bahaya ditempat kerja : pemantauan dan
pengendalian kondisi tidak aman dilingkungan kerja.
2) Melalui pembinaan dan pengawasan : DIKLAT, Konseling dan konsultasi,
pengembangan sumber daya/teknologi terhadap tenaga kerja tentang
penerapan K3.
3) Melalui sistim manajemen : SOP, sarana dan prasarana, penghargaan dan
sanksi.
3. Jelaskan risiko dan hazard melalui pemberian askep yang meliputi : pengkajian,
perencanaan, implementasi dan evaluaasi
Pengakajian
1. Inti (Core)
a. Histori
1) Riwayat mulai bekerja : Setelah lulus D-III Keperawatan, ia
langsung memiliki keinginan untuk bekerja di RS. Awalnya ia masuk
diruang IGD selama ±2 bulan dan pindah keruang operasi
2) Usia mulai masuk kerja : 22 tahun
3) Alasan kerja : Menambah pengalaman, ingin memiliki
penghasilan dari kerja sendiri.
4) Pengalaman kerja : pada saat kuliah D-III Keperawatan
mengikuti praktik klinik diRS.

Demografi

b. Demografi meliputi:
1) Jenis kelamin : Laki-laki
2) Usia : 22 tahun
3) Pendidikan : D-III Keperawatan
4) Kecelakaan kerja : Terpapar obat anastesi inhalasi
5) Kebiasaan pekerja : Bekerja jarang menggunakan APD:
Handscoen dan masker, serta kurang hati-hati dalam bekerja dan
kurang mengikuti SOP.
6) Jenis olahraga : Bola kaki
2. Sub sistim
a. Lingkungan : adanya obat anastesi di ruang operasi yang akan diberikan
kepada pasien jika dilakukan dengan tidak hati-hati maka akan
mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan. Salah satunya perawat yang
terpapar obat anastesi inhalasi.
b. Pendidikan : D-III Keperawatan
c. Pel. Umum dan Kesehatan : Cukup baik
d. Rekreasi : bermain hp

Analisa Data
Analisa berdasarkan prioritas:
1. Masalah aktual (potensial) dan risiko
a. Masalah aktual:
Tenaga perawat melakukan kesalahan pada saat melakukan tindakan
anastesi, akibatnya menyebabkan pusing,sakit kepala,mual dan gangguan
pernapasan.
Symptom Etiologi Problem
pusing, sakit kepala, Paparan obat anastesi Pola napas tidak
mual dan gangguan efektif
pernapasan.
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan Paparan obat anastesi ketika
bekerja dibuktikan dengan pusing, sakit kepala, mual dan gangguan
pernapasan.

b. Masalah risiko:
Perawat beresiko sesak napas
Faktor Risiko Problem
Paparan obat anastesi Pola napas tidak efektif
2. Ketersediaan Sarana : Kurang
3. Kemauan Perawat dan Keluarga : Pasien dirawat sampai sesak berkurang
4. Kemauan Institusi : Pasien harus dirawat sesuai anjuran dari
dokter.

Analisa berdasarkan data fokus

1. Kecelakaan kerja yang sering terjadi : paparan obat anastesi, tusukan jarum
atau benda tajam lainnya dikamar operasi
2. Perilaku yang tidak sehat : Jarang menggunakan APD saat bekerja,
kurang hati-hati dan jarang mengikuti SOP.
3. Lingkungan yang tidak sehat : paparan obat anastesi
4. Penyakit Akibat Kerja (PAK) : sesak napas, pusing, sakit kepala, dan
mual

Intervensi

Tahap Intervensi :
a. Membantu dalam aktivitas sehari-hari :
Perawat membantu dalam memenuhi kebutuhan makan dan minum,
dikarenakan pasien sesak dan tidak boleh banyak bergerak.
b. Konseling dan penyuluhan:
1) Tentang risiko dan bahaya akibat paparan obat anastesi
2) Tentang pentingnya menggunakan APD dalam bekerja, fokus bekerja
sesuai SOP.

Persiapan:

1. Memberikan ASKEP langsung : Ya Tidak

Implementasi

Teknik tepat dalam memberikan perawatan dan menyiapkan klien untuk


prosedur tindakan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan penyakit
akibat kerja dapat teratasi.
1. Gunakan APD dan mencuci sebelum dan setelah melakukan tindakan
2. Monitor frekuensi pernapasan
3. Atur posisi tidur
4. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

Evaluasi :

a. Pencapaian tujuan perawatan : Berhasil


S : Pasien mengatakan tidak sesak lagi
O : Pasien tampak tidak sesak
A : Masalah keperawatan sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
b. Mengevaluasi kerja dari anggota staf lain
Anggota staf lain sudah lebih mengetahui tentang pentingnya
menggunakan APD pada saat bekerja.

Evaluasi secara umum


a. Tenaga perawat dan anggota staf lainnya memahami tentang K3 dan
mengatakan K3 itu hal yang terpenting dalam proses bekerja.
b. Tenaga perawat dan anggota staf lainnya menggunakan APD pada saat
bekerja, lebih berhati-hati dalam bekerja dan mengikuti SOP.
c. Resiko infeksi nosokomial berkurang dan hampir tidak ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai