Anda di halaman 1dari 2

Orientasi Bimbingan Konseling dapat diuraikan menjadi 3 kriteria, yaitu :

1. Orientasi Perseorangan.
2. Orientasi Perkembangan.
3. Orientasi Permasalahan.

A. Orientasi Perseorangan.
Orientasi perseorangan bimbingan dan konseling menghendaki agar konselor menitikberatkan
pandangan pada siswa secara individual. Satu per satu siswa perlu mendapatkan perhatian. Dalam
hal ini individu diutamakan dan kelompok dianggap sebagai lapangan yang dapat memberikan
pengaruh tertentu terhadap individu. Apabila secara individu para anggota kelompok itu dapat
terpenuhi kepentingannya dan merasa bahagia dapat diharapkan kepentingan kelompok pun
terpenuhi pula.
Manfaat orientasi perseorangan dalam BK, yaitu :
a. Semua kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka pelayanan BK diarahkan bagi peningkatan
perwujudan diri setiap individu.
b. Pelayanan BK meliputi kegiatan berkenaan dengan individu untuk memahami kebutuhan-
kebutuhannya, motivasi-motivasinya dan kemampuan potensialnya
c. Setiap klien harus diterima sebagai individu dan harus ditangani secara individual.
d. Adalah menjadi tanggung jawab konselor untuk memahami minat, kemampuan dan perasaan
klien serta untuk menyesuaikan program-program pelayanan dengan kebutuhan klien setepat
mungkin.

B. Orientasi Perkembangan
Orientasi perkembangan dalam BK lebih menekankan pada pentingnya peranan perkembangan yang
terjadi pada saat ini dan yang akan terjadi pada individu di masa yang akan datang.
Myrick (dalam Mayers, 1992) : Perkembangan individu secara tradisional dari dulu sampai sekarang
menjadi inti dari pelayanan bimbingan.
Havighurst (1950-an) : penekanan pada perkembangan dalam bimbingan dan konseling sejalan
dengan konsepsi tugas-tugas perkembangan.
Ivey dan Rigazio (dalam Mayers, 1992) : orientasi perkembangan justru merupakan ciri khas yang
menjadi inti gerakan bimbingan.
Thompson & Rudolph (1983) : dalam perkembangannya, anak-anak berjemungkinan mengalami
hambatan perkembangan kognisi dalam empat bentuk :
a. Hambatan egosentrisme : ketidakmampuan melihat kemungkinan lain di luar apa yang
dipahaminya.
b. Hambatan konsentrasi : ketidakmampuan memusatkan perhatian pada lebih dari satu aspek
tentang semua hal.
c. Hambatan Reversibilitas : ketidakmampuan menelusuri alur terbalik dari alur yang dipahami
semula.
d. Hambatan transformasi : ketidakmampuan meletakkan sesuatu pada susunan urutan yang
ditetapkan.

C. Orientasi Permasalahan
Orientasi masalah secara langsung bersangkut paut dengan fungsi pencegahan dan fungsi
pengentasan.
Fungsi pencegahan menghendaki agar individu terhindar dari masalah yang mungkin membebani
dirinya, sedangkan fungsi pengentasan menginginkan agar individu yang sudah terlanjur mengalami
masalah dapat terentaskan masalahnya.
Fungsi lain, yaitu fungsi pemahaman dan fungsi pemeliharaan/pengembangan.
Fungsi pemahaman memungkinkan individu memahami berbagai informasi dan aspek lingkungan
yang dapat berguna untuk mencegah timbulnya masalah pada diri klien. Demikian pula fungsi
pemeliharaan dapat mengarah pada tercegahnya apapun terentaskannya masalah.
Dengan demikian konsep orientasi masalah terentang seluas daerah beroperasinya fungsi-fungsi
bimbingan dan dengan demikian pula menyusuri segenap jenis layanan kegiatan bimbingan dan
konseling.
Ketiga orientasi tersebut dalam pelayanan bimbingan dan konseling dapat diselenggarakan baik di
sekolah maupun di luar sekolah.V

Anda mungkin juga menyukai