Anda di halaman 1dari 2

Tugas Refleksi Perkuliahan Filsafat Ilmu Pertemuan I

Filsafat Ilmu
Perkuliahan pedana Filsafat Ilmu yang diampu oleh Prof. Dr. Marsigit, MA., dilaksanakan
dengan daring melalui via zoom meeting. Perkuliahan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 3
September 2021. Perkuliahan diawali dengan beberapa guyonan yang diberikan Prof. Marsigit
untung me-relax kan suasana perkuliahan agar tidak cenderung kaku dan agar lebih luwes dalam
menerima ilmu yang beliau berikan. Perkuliahan dilanjutkan dengan perkenalan daerah asal
masing-masing mahasiswa, dimana pada pengenalan ini dapat diketahui bahwa pendidikan
matematika kelas B berasal dari bermacam-macam daerah, bahkan bisa dikatakan dari sabang
sampai merauke ada di kelas ini.
Selanjutnya Prof. Marsigit menjelaskan bagaimana skema dan teknis perkuliahan yang
akan dilaksanakan selama satu semester kedepan. Agar perkuliahan dapat lebih bermakna dan
lebih tercatat dalam pikiran adalah diadakannya tugas. Di awal pembukaan menuju ke pembahasan
mata kuliah filsafat ilmu sendiri Prof. Marsigit menyisipkan kata-kata bahwa di dalam filsafat ada
banyak hal yang tidak harus ada tujuan dan hanya sebagai pelengkap saja. Dari kalimat tersebut
membuat saya lebih tertarik lagi dan lebih ingin tau dengan isi dari filsafat sendiri. Karena di benak
saya yang tergambar adalah bahwa filsafat ilmu itu sangat luas sekali, bahkan untuk
menjangkaunya tidak akan ada batasnya.

Memasuki bagian inti dari perkuliahan ini yaitu pembahasan materi tentang Filsafat Ilmu.
Adapun adab/tata cara/sopan santun/kode etik dalam berfilsafat, karena setiap ilmu selalu memiliki
adabnya tersendiri, bukan hanya ilmu setiap hal/perkara pasti memiliki etika/adabnya tersendiri.
Untuk itu sangat penting bagi Mahasiswa memahami dan menerapkan adab tersebut. Dari
penjelasan yang disampaikan Prof. Marsigit terkait hal ini sangat jelas dan dapat dipahami dengan
baik, karena beliau juga menyempaikan contoh-contoh pada kehidupan terkait adab dalam suatu
perkara. Contoh sederhananya adalah adab/tatacara saat berkendara, apabila seseorang tidak
menerapkan adab tersebut misal membunyikan klakson terus menerus, atau tidak tertib dalam
berkendara maka orang lain pun bisa-bisa akan marah dan berbuat sesuatu kepada orang lain
tersebut, karena apa? Karena hal tersebut mengganggu orang-orang disekitar.
Adab yang pertama dalam berfilsafat yang diturunkan dari hakekat filsafat adalah “olah
pikir”. Olah pikir sendiri bukan hanya ada di filsafat, di matematika pun juga ada yang namanya
lah pikir. Ilmu yang paling dekat dengan filsafat adalah matematika, adapun yang lain yaitu ilmu
spiritualitas, selain itu ada ilmu bahasa. Mengapa matematika disebut ilmu yang paling dekat
dengan filsafat? Karena matematika adalah salah satu dari metode filsafat. Mengapa matematika
menjadi salah satu model filsafat? Karena matematika sendiri selalu mencari kebenaran. Filsafat
sendiri memiliki 3 pilar yaitu : (1) Hakikat, (2) Ilmu, dan (3) Manfaat. Semua ilmu selalu diawali
dengan pertanyaan, namun tidak semua hal dapat ditanyakan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa
maksud dari olah pikir adalah tidak semua hal dapat dipikirkan, atau dapat dikatakan bahwa pikiran
itu terbatas. Berfilsafat sendiri merupakan kegiatan berfikir, dapat dipahami bahwa filsafat adalah
mencari kejelasan. Dimana apabila sudah mulai jelas, maka kegiatan berfikir akan berhenti dan
jika sudah berhenti berfikir maka tidak berfilsafat lagi. Untuk belajar filsafat harus dilandasi oleh
spiritual seperti agama.
Adapun adab yang kedua adalah filsafat berarti “meluruhkan ego”. Maksud dari
meluruhkan ego adalah perlunya kesadaran bahwa manusia itu memiliki pikiran yang terbatas.
Apa yang membatasi? Yang membatasi adalah ruang dan waktu. Seperti misalnya adanya
spiritualitas atau kuasa Tuhan, adapun yang lebih bawah yaitu norma. Contoh dalam kehidupan
sehari-hari adalah saat bermedia sosial adanya batas dalam mengakes, ataupun bertindak. Adanya
batas inilah yang menjadikan manusia lebih bermoral. Oleh krena itulah dinamakan “luruh ego”
karena apabila kita sebagai manusia masih tetap meninggikan ego kita, menganggap bahwa ego
kita yang paling penting, ataupun hal yang kita peroleh dalam pikiran adalah yang paling benar,
maka kita tidak akan pernah bisa memperoleh ilmu baru. Dari perkataan yang diucapkan oleh Prof.
Marsigit membuat saya lebih menyadari bahwa apabila kita menyembah ego, maka kita tidak akan
mendapatkan apapun.
Adab yang ketiga yaitu bahwa filsafat adalah tata cara/adab/sopan santun. Jika ditanya adab
terhadap apa? Jawabannya adalah adab terhadap yang ada atau yang mungkin ada. Maka dapat
dikatakan bahwa orang yang tidak memiliki santun adalah orang yang tidak berilmu. Karena
memiliki santun tersebutlah yang membawa kita pada rasa kepedulian. Oleh karena itu dapat
dikatakan juga bahwa filsafat adalah kepedulian. Orang dapat dikatakan bijak karena ia dapat
peduli terhadap banyak hal.
Berfikir adalah kegiatan orang hidup, jadi apabila membicarakan tentang pikiran berarti
ranah/ruang yang dimaksud adalah kehidupan duniawi. Kehidupan dunia/urusan dunia itu relatif,
jadi jika dinamakan relatif maka tidak ada yang namanya benar/salah atau pasti/tidak pasti. Relatif
itu memang diperuntukkan untuk manusia, karena yangabsolut itu Tuhan. Hukum di dunia yang
relatif itu adalah kontradiksi. Objek filsafat sendiri adalah yang ada dan yang mungkin ada, secara
lebih formal bentuk filsafat adalah bentuk dan isi atau dapat dikatakan bentuk formal dan material.
Apapun yanga ada dipikiran jika dilihat dalam bentuk konsep yang paling kecil itu pasti selalu
dibagi 2 yaitu wadahnya dan isinya.
Melalui kuliah perdana ini, pikiran saya jadi sedikit lebih sedikit terbuka. Dengan
penjelasan dari Prof. Marsigit yang menurut saya sangat asik dalam menyempaikan pengantar
filsafat ilmu, karena beliau selalu memberikan contoh dan permisalan yang ada pada kehidupan
sehari-hari, dan yang ada di sekitar kita secara nyata. Oleh karena itu materi yang beliau sampaikan
pun tidak menjadi abstrak yang hanya ada di dalam pikiran tanpa mengetahui makna sebenarnya.
Saya sangat menikmati perkuliahan kali ini, karena jika di telisik lebh dalam, sebenarnya filsafat
sendiri itu sangat menarik untuk dipelajari.

Anda mungkin juga menyukai