ABSTRACT
dengan perubahan kondisi psikologi petani, bantuan kepada mereka khususnya bantuan
lingkungan fisik, sosial, budaya di mana petani yang menyangkut pendampingan kepada
menyelenggarakan kegiatan usahataninya. mereka agar dapat kembali memiliki rasa
Semua perubahan tersebut harus dijadikan percaya diri untuk menjalankan kegiatan
sebagai faktor kunci keberhasilan usahataninya sebagai mata pencaharian mereka
penyelenggaraan penyuluhan pertanian selama ini.
terutama pada saat penyusunan program Peran penyuluh tidak hanya terbatas pada
penyuluhan pertanian. Jika perubahan- fungsi menyampaikan inovasi dan
perubahan yang terjadi sebagai akibat bencana mempengaruhi proses pengambilan keputusan
gempa diabaikan, dikhawatirkan kegiatan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhannya,
penyuluhan pertanian akan berlangsung secara akan tetapi, ia harus mampu menjadi jembatan
tidak efektif karena tidak sesuai dengan penghubung antara pemerintah atau
kebutuhan sasaran. l e m b a g a / o rg a n i s a s i p e n y u l u h a n y a n g
Perubahan yang terjadi sebagai akibat diwakilinya dengan masyarakat sasaran; baik
bencana gempa bumi akan menimbulkan dalam hal menyampaikan inovasi atau
tantangan tersendiri bagi para pelaku kegiatan kebijakan-kebijakan pembangunan maupun
penyuluhan pertanian khususnya para penyuluh untuk menyampaikan umpan balik atau
pertanian. Dalam hal ini untuk menghadapi tanggapan masyarakat kepada pemerintah/
perubahan tersebut perlu didukung kualitas organisasi penyuluhan yang bersangkutan.
SDM penyuluh pertanian yang handal. Dengan menempatkan diri pada kedudukan atau
Penyuluh pertanian dapat melakukan posisi seperti itulah penyuluh akan mampu
perubahan perilaku petani korban gempa bumi melaksanakan tugasnya dengan baik. Dalam arti
melalui perannya sebagi motivator, edukator, mampu berperan sebagai fasilitator yang andal
dinamisator, organisator, komunikator dan yang bertujuan membantu masyarakat
penasehat. Berbagai peran tersebut harus memperbaiki mutu hidup dan kesejahteraannya
diterapkan oleh penyuluh dengan kadar yang dan di lain pihak ia akan memperoleh
berbeda, tergantung pada karakteristik/ciri kepercayaan sebagai “agen pembaharuan” yang
petani korban gempa yang tentunya secara dapat diterima dan dipercaya oleh masyarakat
psikologis berbeda dengan petani-petani yang sasarannya.
berada dalam kondisi normal. Dalam hal ini Menurut Suhardiyono (1992), peranan
perlu juga digali sejauh mana sikap para petani penyuluh adalah sebagai advisor/pembimbing,
itu sendiri terhadap usahataninya dan harapan- organisator, dinamisator, pelatih, teknisi, dan
harapan apa yang masih dimiliki mereka baik jembatan penghubung antara masyarakat
terhadap prospek kegiatan usahataninya sasaran dan lembaga penelitian di bidangnya,
maupun kemungkinan adanya uluran tangan agen pembaharuan yang membantu sasaran
R. Hermawan — Sikap Petani terhadap Peran Penyuluh 63
mengenal masalah-masalah yang mereka hadapi terhadap sistem usahatani, mengkaji alternatif-
dan membantu memberikan jalan keluar yang alternatif pola pengembangan sistem usahatani
diperlukan. pasca gempa, dan mengkaji pola pengembangan
Dengan demikian penyuluh harus pemberdayaan petani korban gempa bumi
berkemampuan membangun harmoni melalui optimalisasi penyelenggaraan
masyarakat sasaran dalam proses pembelajaran, penyuluhan pertanian.
dengan penuh obyektif atau keadilan dalam Hasil kajian ini diharapkan memberi
rangka memotivasi sasaran untuk mau dan manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat dalam
mampu berpartisipasi aktif dalam rangka upaya rangka mendukung pemulihan sektor pertanian
melakukan perbaikan hidup dan kehidupan di daerah terkena bencana gempa bumi,
mereka menjadi masyarakat yang berdaya, yang khususnya di Kabupaten Bantul, DIY.
selanjutnya diharapkan mencapai masyarakat
yang bermartabat. METODE PENELITIAN
Berangkat dari uraian di atas dapat Penelitian dilakukan di Kecamatan
dirumuskan permasalahan-permasalahan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul selama 4
sebagai berikut : bulan sejak bulan Juni-September 2006.
1. Sejauhmana kerusakan sarana dan prasarana Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
pertanian yang terjadi sebagai akibat adanya yang dimaksudkan guna mencari gambaran
bencana gempa bumi 27 Mei 2006 di secara komprehensif dampak bencana gempa
Kabupaten Bantul khususnya di Kecamatan bumi terhadap penyelenggaraan usahatani dan
Bambanglipuro? Sejauh mana dampak sejauhmana pandangan petani di wilayah
kerusakan sarana dan prasarana pertanian terkena bencana gempa bumi terhadap peranan
tersebut terhadap usahatani ? para penyuluh pertanian.
2. Sejauhmana harapan petani terhadap Pengamatan dilakukan selama 2 minggu
peranan yang dapat dimainkan oleh para meliputi pengamatan lingkungan fisik dan
penyuluh pertanian dalam melakukan wawancara dengan petani. Pengamatan
kegiatan pemberdayaan para petani korban lingkungan fisik dilakukan terhadap tanah,
gempa ? vegetasi, dan komponen-komponen
Penelitian ini bertujuan untuk agroekosistem lainnya di daerah penelitian pada
mengidentifikasi masalah kerusakan fisik sarana kondisi sesudah terjadinya bencana gempa
dan prasarana usahatani di daerah yang terkena bumi. Melalui analisis agroeksistem ini
gempa yang terjadi di wilayah DIY-Jateng pada diharapkan dapat diketahui dampak gempa bumi
tanggal 27 Mei 2006, khususnya di wilayah terhadap agroeksositem sehingga akan
Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, diperoleh data faktual guna mengembangkan
mengidentifikasi pengaruh gempa bumi berbagai altrenatif pola-pola sistem usahatani di
daerah terkena gempa bumi. ketinggian tempat antara 0-50 mdpl, dengan
Wawancara kepada petani dilakukan kemiringan lahan antara 0-20 %, kedalaman
guna menggali informasi tentang pola usahatani lapisan atas tanah 15-20 cm, PH 6-7, dengan
yang dilakukan, menggali pendapat mereka drainase sedang dan kesuburan tanah sedang.
tentang sistem pertanian yang ada, Wilayah Kecamatan Bambanglipuro
permasalahan yang dihadapi dan harapan- mempunyai 3 desa antara lain Desa
harapan yang dimiliki mereka khususnya Sumbermulyo, Mulyodadi dan Sidomulyo.
menyangkut peranan apa yang hendaknya Dari 3 desa tersebut, responden yang terlibat
dimainkan oleh para penyuluh pertanian dalam dalam penelitian ini menyebar keseluruh 3 desa.
pemberdayaan petani sebagai pelaku usahatani. Pada tahun 2006, jumlah penduduk yang
Pada petani-petani tertentu dilakukan sudah bekerja di Kecamatan Bambanglipuro
wawancara terstruktur khususnya untuk berjumlah 10.121 orang. Dari jumlah tersebut,
mencatat angka-angka produksi usahatani yang bekerja sebagai petani berjumlah 6.703
sebelum dan pasca gempa. Pengambilan contoh orang, sedangkan yang bekerja non pertanian
di antara petani diusahakan sedemikian rupa sebesar 3.418 orang. Hal ini menunjukkan
agar mewakili golongan petani kaya, menengah bahwa sebagian besar mata pencaharian
dan miskin. Analisis dilakukan terhadap peran penduduk yang bekerja di Kecamatan
yang harus dimainkan oleh para penyuluh Bambanglipuro adalah sebagai petani.
pertanian yang diharapkan oleh petani. b. Gambaran Demografis Petani Responden
Instrumen yang digunakan berupa kuesioner Dari sejumlah petani responden yang
yang terdiri atas pertanyaan tertutup dan diteliti (30 orang), rata-rata berusia 52 tahun,
pertanyaan terbuka. Variabel utama yang dengan tingkat pendidikan sebagian besar
digunakan untuk mengetahui peran penyuluh adalah berpendidikan SD (43 %) dan
dan peran yang dibutuhkan oleh petani adalah berpendidikan SMA sebesar 33 %, sedang
peran motivator, edukator, dinamisator, sisanya (24 %) berpendidikan SMP dan tidak
organisator, komunikator dan penasehat. sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
Analisis data menggunakan teknik analisis data pendidikan responden bervariasi, walaupun
secara deskriptif. tingkat pendidikan yang banyak adalah
berpendidikan SD, yang akan berpengaruh
HASIL DAN PEMBAHASAN terhadap tingkat penyerapan inovasi.
Gambaran Kondisi Wilayah Penelitian Luas lahan yang diusahakan oleh
a. Gambaran Umum responden rata-rata sebesar 1814, 1667 m2 untuk
Menurut Programa Penyuluhan lahan sawah dan untuk pekarangan sebesar 949,
Pertanian Kecamatan Bambanglipuro, wilayah 28571 m2. Sehingga dengan luasan diatas
Kecamatan Bambanglipuro mempunyai tergolong luas lahan yang sempit, oleh karena itu
R. Hermawan — Sikap Petani terhadap Peran Penyuluh 65
perlu peningkatan produktivitas lahan dengan irigasi tersebut berakibat terutama pada
pola intensifikasi pertanian. perubahan pola tanam usaha tani. Oleh karena
Identifikasi Permasalahan Usahatani Pasca itu perlu adanya percepatan pemulihan kondisi
Gempa infrastruktur saluran irigasi agar tidak terjadi
Akibat dari gempa bumi 27 Mei 2006 di keterlambatan masa panen yang dapat
Kabupaten Bantul pada umumnya dan menyebabkan ancaman terhadap ketahanan
Kecamatan Bambanglipuro pada khususnya pangan wilayah Yogyakarta mengingat
adalah munculnya beberapa permasalahan yang Kabupaten Bantul termasuk salah satu lumbung
dialami petani yang berkaitan dengan padi untuk wilayah DIY.
penyelenggaraan usahatani. Adapun hasil Permasalahan-permasalahan yang
identifikasi permasalahan dapat ditunjukkan muncul akibat gempa bumi pada gilirannya
pada tabel 1 yang menunjukkan bahwa akibat dapat mempengaruhi munculnya masalah lain
dari gempa sangat nyata penagruhnya terhadap yang berkaitan dengan penyelenggaraan
sektor pertanian. Yang paling dominan adalah usahatani sebagaimana ditunjukkan oleh tabel 2
pada kerusakan infrastrukutur pertanian yaitu Peran Penyuluh dan Harapan Kebutuhan
kerusakan saluran irigasi (32,6 %). Kerusakan Petani terhadap Peranan Kegiatan
Penyuluhan Pertanian Pasca Gempa
Tabel 1. Hasil Identifikasi Permasalahan
Usahatani Pasca Gempa di Desa Terdapat 6 (enam) peran penyuluh yang
Mulyodadi Kecamatan
Bambanglipuro. dikembangkan saat ini yaitu: motivator,
No Permasalahan (%) edukator, dinamisator, organisator, komunikator
1 Kerusakan irigasi 32,60
dan penasehat (konsultan). Hasil penelitian
2 Kegagalan panen 17,39
3 Kerusakan toko saprodi 14,13 tentang peran penyuluh pertanian terhadap
4 Masa tanam tidak sesuai musim 7,68
petani pasca gempa yang ditunjukkan pada tabel
5 Kerusakan akses pasar dan pasar 6,50
6 Menurunya frekuensi kunjungan 5,44 3 berikut.
petani ke sawah
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa
7 Berkurangnya persediaan katul 3,26
8 Kerusakan kandang ayam 3,26 peran motivator paling tinggi dibandingkan
9 Kerusakan alat pertanian 3,26
peran yang lain. Akan tetapi peran organisator
10 Masuknya gilingan ilegal dari 1,08
luar yang seharusnya lebih tinggi daripada peran
11 Terganggunya distribusi BBM 1,08
komunikator dan penasehat, justru perannya
untuk gilingan
12 Ayam mengalami 1,08 lebih kecil. Idealnya semakin mengarah kepada
gangguan/stress
penasehat, perannya semakin kecil (Jarmie,
13 Ternak kambing yang tidak 1,08
terurus 2000).
14 Menurunnya produksi 1,08
Harapan-harapan petani terhadap
15 Kerusakan sumur dan pompa 1,08
Jumlah 100 peranan kegiatan penyuluhan pertanian dapat
Sumber : Data Primer, 2006 ditunjukkan pada tabel 4.
Tabel 2. Olahan Hasil Identifikasi Dampak dari Permasalahan yang Muncul Pasca
Gempa di Kecamatan Bambanglipuro.
No Permasalahan Dampak
1 Kerusakan irigasi Kekeringan
2 Kegagalan panen Ketahanan pangan terancam
3 Kerusakan toko saprodi Harga saprodi naik
4 Masa tanam tidak sesuai musim Produktivitas menurun
5 Kerusakan akses pasar dan pasar Harga jual produksi menurun
6 Menurunya frekuensi kunjungan ? Hama khususnya tikus merajalela
petani ke sawah ? Produktivitas menurun
7 Berkurangnya persediaan katul Ternak sapi banyak yang gagal
8 Kerusakan kandang ayam Produktivitas daging dan telur ayam menurun
9 Kerusakan alat pertanian Produktivitas tenaga kerja menurun
10 Masuknya gilingan ilegal dari luar Usaha gilingan padi sepi
11 Terganggunya distribusi BBM untuk Keterlambatan proses penaganan pasca panen
gilingan
12 Ayam mengalami gangguan/stress Produksi ternak ayam menurun
13 Ternak kambing yang tidak terurus Produksi ternak kambing menurun
14 Menurunnya produksi Pendapatan petani menurun
15 Kerusakan sumur dan pompa Terganggunya sumber air bersih
Tabel 3. Peran Penyuluh Pertanian terhadap Petani kantong saprodi baik melalui KUD maupun
di Kecamatan Bambanglipuro pengadaan secara kelompok yang dilakukan
Tingkat Peran
No Variabel oleh kelompok-kelompok tani.
Penyuluh (%)
1 Motivator 21,84 Perlu pengaturan masa tanam baru yang
2 Edukator 20,82 disesuaikan dengan musim dan kebutuhan pasar
3 Dinamisator 14,66
4 Organisator 14,06 yang ada sehingga pola tanam yang selama ini
5 Komunikator 14,28 terganggu dapat dipulihkan lagi. Akan tetapi
6 Penasehat (Konsultan) 14,34
dalam pemulihan ini selain tergantung pada
Jumlah 100
Sumber : Data Primer, 2006 musim juga difasilitasi dengan prasarana dan
R. Hermawan — Sikap Petani terhadap Peran Penyuluh 67
Prosentase (%)
Indikator
No Variabel
STP TP P SP
1 Motivator Mendorong memperbaiki usaha 3,33 0 36,67 60
Mendorong menggunakan
0 0 36,67 63,33
kemudahan
Membantu mengarahkan macam
0 0 60 40
usaha
2 Edukator Meningkatkan pengetahuan thd
0 0 56,67 43,33
ide baru
Melatih ketrampilan ide baru 0 0 56,67 43,33
Bersikap positif thd ide baru 0 0 70 30
3 Dinamisator Mendorong usaha berencana dan
0 0 60 40
terukur
Mendorong pilihan usaha lebih
0 0 36,67 63,33
untung
4 Organisator Mendorong kebersamaan sesama 0 0 63,33 36,67
Mendorong aktifitas sesuai
0 6,67 53,3 40
peranan
5 Komunikator Membantu percepatan arus
0 0 46,67 53,33
informasi
Membantu kecepatan proses
0 0 63,33 36,67
keputusan
6 Penasehat Membantu mencari pilihan usaha 0 0 46,67 53,33
Membantu memecahkan mslh
perbaikan usaha 0 0 36,67 63,33
sarana yang memadai seperti kebutuhan air Muncul juga permasalahan kegagalan
melalui irigasi dan jaminan pasar. peternakan yang disebabkan karena tidak ada
Orientasi paling akhir yang dibutuhkan pasokan makanan/katul. Hal ini harus
petani adalah akses pasar. Untuk menunjang hal diantisipasi dengan pengadaan bahan pakan
tersebut, perlu perbaikan fasilitas pasar dan sendiri yang berasal dari alami, hijauan dan
penumbuhan jaringan pasar baru. sebagainya. Sehingga untuk selanjutnya
Selain pasar, peningkatan hasil produksi peternak tidak perlu tergantung lagi dengan
juga harus dilakukan. Seperti diketahui bahwa pasokan makanan dari luar. Perlu juga kerjasama
hasul panen banyak yang mengalami kegagalan kemitraan pasokan pakan dengan daerah lain.
yang disebabkan karena hama penyakit. Oleh Permasalahan-permasalahan yang
karena itu perlu pengendalian hama penyakit disebabkan karena gempa harus secepatnya
agar produktivitas selalu terjaga. diatasi dengan program pemulihan ekonomi
pedesaan. Terutama yang berhubungan dengan sampai dengan peran penasehat memiliki
kerugian fisik usahatani, misalnya kandang, alat gradasi yang didasarkan atas wilayah dan
pertanian, sumur, pompa dan lain-lain. Dengan filosofi penyuluhan. Filosofi penyuluhan yang
bantuan pemulihan pasca gempa diharapkan dimaksudkan adalah terkait dengan intensitas
petani dan peternak dapat melakukan keterlibatan penyuluh atau interaksi penyuluh
usahataninya kembali dengan baik. Pemulihan secara langsung dengan petani. Semakin menuju
ini bisa dilakukan dengan cara restrukturisasi peran penasehat, penyuluh memiliki intensitas
hutang dan permodalan bagi petani dan dengan petani semakin berkurang, karena petani
peternak. dianggap sudah mandiri, sehingga hanya
Selain itu ada permasalahan lain yang membutuhkan penyuluh pada saat menghadapi
juga dapat mematikan perekonomian setempat, masalah yang sulit.
yaitu beroperasinya gilingan liar/illegal yang 1. Peran Motivator
justru mematikan usaha penggilingan padi di Dari hasil penelitian menunjukkan
wilayah tersebut, padahal penggilingan padi bahwa petani menilai penyuluh menerapkan
daerah merupakan aset kelompok yang dapat peran motivator yang cenderung paling tinggi,
digunakan bersama. Bahkan pasokan sebesar 21,84 % dibanding peran yang lain.
pendistribusian BBM pun akan mempengaruhi Dari pengertian tersebut, tampak bahwa
prosesing pasca panen, walaupun keterlambatan keterlibatan penyuluh cukup besar dalam
pasokan ini hanya dalam waktu sebentar/singkat pengambilan keputusan oleh petani terhadap
Pasca gempa banyak ternak kambing usaha tani yang dilakukan. Keterlibatan
yang tidak terurus sehingga banyak kambing penyuluh yang besar ini diduga berhubungan
yang mati kelaparan, kurang pakan dan banyak dengan kondisi petani dan penyuluh yang
ayam yang stress. Oleh karena itu peran Dinas dipengaruhi juga oleh proses pembangunan
Peternakan dapat melakukan pemantauan ternak pertanian. Di sisi lain petani di Kecamatan
agar kesehatan tetap terjaga. Bambanglipuro yang merupakan korban gempa
Hal ini semua bisa dilakukan dengan masih memerlukan penyuluh yang dapat
memotivasi petani agar mereka mau untuk menumbuhkan motivasi dan kemauan dalam
melakukan usaha tani yang lebih baik lagi. diri petani agar tetap memiliki semangat untuk
Pemulihan dengan retruksturisasi permodalan, mempertahankan usahataninya karena
akses pasar dan pengadaan sarana produksi yang ketrampilan dan pengalaman bertani telah
memanfaatkan lingkungan sekitar. dimiliki petani sejak lama, dibandingkan dengan
Peran Penyuluh dan Harapan Petani pekerjaan yang lain.
terhadap Peranan Kegiatan Penyuluhan 2. Peran Edukator
Pertanian Pasca Gempa Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Menurut Jarmie (1994) peran motivator petani menilai bahwa penyuluh menerapkan
R. Hermawan — Sikap Petani terhadap Peran Penyuluh 69
peran edukator yang tinggi, yaitu sebesar 20,82 Peran ini cenderung terbalik dilakukan
%. Peran sebagai edukator artinya penyuluh karena seharusnya justru peran ini harus lebih
berperan menterjemahkan informasi ataupun kecil dilakukan daripada peran organisator.
ilmu pengetahuan baru kedalam bahasa yang Karena ini hanya sebatas pada membantu
dapat dipahami oleh petani, yaitu bentuk percepatan arus informasi dan membantu
pengetahuan dan ketrampilan. kecepatan proses keputusan.
3. Peran dinamisator 6. Peran Penasehat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dalam penelitian ini, peran penasehat
petani menilai penyuluh menerapkan peran justru lebih besar dibandingkan peran
dinamisator yang tinggi yaitu sebesar 14,66 %. organisator dan peran komunikator karena peran
Peran dinamisator penyuluh bertujuan ini hanya sebatas membantu mencari pilihan
menumbuhkan kedinamisan petani. Untuk usaha dan membantu memecahkan masalah
mencapai kedinamisan tersebut, petani perbaikan usaha. Walaupun pasca gempa,
memerlukan bantuan penyuluh sebagai petani juga sangat memerlukan hal seperti ini
penggerak dan pemberi informasi dan teknik- akan tetapi peran yang lebih dibutuhkan adalah
teknik baru dari luar yang berhasil dan layak dorongan-dorongan untuk melakukan aktivitas
dicontoh atau diterapkan di wilayah dan dorongan kebersamaan.
usahataninya. Dengan kondisi pasca gempa, Dari hasil penelitian menunjukkan
petani perlu didorong untuk mencoba usahatani bahwa tidak semua peran yang dilakukan oleh
lain yang lebih menguntungkan. Selain itu usaha penyuluh pertanian sangat diperlukan oleh
tersebut harus dilakukan dengan perencanaan petani pada kondisi pasca gempa, akan tetapi ada
yang baik sehingga peran penyuluh sebagai juga peran yang hanya pada sebatas diperlukan
dinamisator sangat dibutuhkan. saja. Walaupun semua peran diperlukan oleh
4. Peran Organisator petani akan tetapi ada beberapa peran yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mendesak sangat diperlukan. Adapun peran
peran organisator paling rendah dibandingkan yang sangat diperlukan oleh sebagian besar
peran yang lain, yaitu sebesar 14,06 %. Padahal petani adalah peran dalam mendorong
petani sangat membutuhkan peran penyuluh memperbaiki usaha (60 %), mendorong
sebagai organisator lebih tinggi dibanding menggunakan kemudahan (63,33 %),
dengan peran yang lain seperti peran sebagai mendorong pilihan usaha yang lebih untung
komunikator dan penasehat. Hal ini sangat (63,33 %), membantu percepatan arus informasi
dibutuhkan karena dengan kondisi pasca gempa (53,33 %), membantu mencari pilihan usaha
petani sangat membutuhkan dorongan (53,33 %) dan membantu memecahkan masalah
kebersamaan dari penyuluh. perbaikan usaha (63,33 %).
5. Peran Komunikator Pasca gempa petani sangat memerlukan
peran dari penyuluh dalam memotivasi untuk Harapan Petani terhadap Peranan Kegiatan
memperbaiki usaha. Karena pasca gempa Penyuluhan Pertanian Pasca Gempa
banyak usaha petani yang rusak, sangat Dari hasil penelitian menunjukkan
diperlukan sekali peran dari penyuluh dalam bahwa beberapa peran kegiatan penyuluhan
memotivasi petani agar mendorong mereka pertanian pasca gempa belum sepenuhnya
untuk memperbaiki kembali usaha mereka yang diperlukan petani, misalnya membantu
telah rusak. mengarahkan macam usaha, meningkatkan
Selain itu perlu motivasi dalam pengetahuan terhadap ide baru, melatih
melakukan dorongan-dorongan bagi petani ketrampilan ide baru, bersikap positif terhadap
dalam menggunakan kemudahan-kemudahan ide baru, mendorong usaha berencana dan
yang bisa diperoleh baik itu kemudahan dalam terukur, mendorong kebersamaan sesama,
mengakses modal, pasar dan lain-lain. mendorong aktivitas sesuai peranan dan
Pasca gempa membuat petani sangat membantu kecepatan proses keputusan.
rentan terhadap ketidakpastian, oleh karena itu
petani sangat mengharapkan seorang KESIMPULAN DAN SARAN
dinamisator, untuk mendorong dalam pemilihan Kesimpulan
usaha yang lebih menguntungkan. Walaupun a. Bencana gempa bumi 27 Mei 2006 di
sebelum gempa mereka sudah melakukan Kabupaten Bantul telah banyak
kegiatan usahatani dengan baik, tetapi pasca menimbulkan permasalahan yang harus
gempa dengan situasi yang berbeda baik kondisi segera dicari pemecahannya dalam rangka
usahatani, pasar dan sebagainya sehingga perlu memulihkan (recovery) dan penataan ulang
didorong dalam menetapkan usaha-usaha yang kegiatan usahatani di tingkat petani.
menguntungkan bagi mereka tentunya yang b. Peran penyuluh harus lebih dimantapkan
sesuai dengan kebutuhan pasar. agar petani termotivasi dan mendapatkan
Penyuluh diharapkan dapat berperan kembali rasa percaya diri untuk
sebagai komunikator dengan membantu melaksanakan kegiatan usahataninya.
percepatan arus informasi, karena dengan Dalam hal ini perlu dioptimalkan peran
kondisi gempa semua akses terhambat, sehingga penyuluh pertanian sesuai dengan yang
penyuluh dapat melakukan jejaring kebutuhan diharapkan oleh petani yaitu peran sebagai
petani. mo tiv ato r, ed u k ato r, d in amis ato r,
Peran penyuluh sebagai penasehat atau organisator, komunikator dan sebagai
konsultan dalam membantu mencari pilihan penasehat.
usaha dan membantu memecahkan masalah Saran
perbaikan usaha sangat diperlukan sekali dalam a. Perlu koordinasi dan kerjasama semua pihak
membantu petani pasca gempa. dalam rangka pemulihan kegiatan usahatani
R. Hermawan — Sikap Petani terhadap Peran Penyuluh 71