Anda di halaman 1dari 33

HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :


Nama : Diana Azzahra
NIM : 100.19.015
Program Studi : DIII Kesehatan Lingkungan
Judul KTI : Upaya Mengurangi Timbulan Smpah Plastik di Lingkungan
Masyarakat Desa Lawang Agung Kecamatan Rupit Kabupaten
Musi Rawas Utara Tahun 2021

Telah diperiksa dan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
disetujui untuk dilakukan proses ujian Proposal Karya Tulis Ilmiah.

Palembang 2022
Pembimbing

Ir. M. Djakfar Abdullah M.,Si

Disetujui
Ketua Program Studi

Rio Purnama, SKM., MPH (I.H)


NBM : 1112114

i
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :


Nama : Diana Azzahra
NIM : 100.19.015
Program Studi : DIII Kesehatan Lingkungan
Judul KTI : Upaya Mengurangi Timbulan Smpah Plastik di Lingkungan
Masyarakat Desa Lawang Agung Kecamatan Rupit Kabupaten
Musi Rawas Utara Tahun 2021

Telah Dipertahankan, Dikoreksi dan Disetujui Didepan Dewan Penguji

DEWAN PENGUJI

Pebimbing : Ir. M. Djakfar Abdullah M.,Si ( )

Penguji I : Rio Purnama, SKM., MPH (I.H) ( )

Ditetapkan di : Palembang
Tanggal :
Ketua Program Studi

Rio Purnama, SKM.,MPH (I.H)


NBM : 1112114

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala berkat
limpahan rahmad dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Upaya Mengurangi Timbulan
Sampah Plastik di Lingkungan Masyarakat Desa Lawang Agung Kecamatan
Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara 2021” sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan di Institut Ilmu
Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah Palembang sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan.
Dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis sangat
menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan pada Proposal
Karya Tulis Ilmiah ini yang dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan,
pengalaman serta kekhilafan yang penulis miliki. Maka dari itu, dengan ikhlas
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mendidik dan membangun
dari semua pihak demi kesempurnaan penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
dimasa yang akan datang. Penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan
terlaksanakan dengan baik tanpa bantuan, bimbingan serta saran dari berbagai
pihak. Untuk itulah pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Bapak Heri Shatriadi C.P.,M.Kes sebagai Rektor Institut Ilmu Kesehatan dan
Teknologi Muhamadiyah Palembang.
2. Ibu Zairinayati, SKM,M.Kes selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah
Palembang.
3. Bapak Rio Purnama, SKM.,MPH (I.H) sebagai Ketua Prodi DIII Kesehatan
Lingkungan Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah
Palembang.
4. Bapak Ir. M. Djakfar Abdullah M.,Si selaku dosen pembimbing.
5. Staf/Dosen pengajar Kesehatan Lingkungan Institut Ilmu Kesehatan dan
Teknologi Muhammadiyah Palembang.

iii
6. Kepada kedua orangtua dan keluarga serta saudara-saudaraku yang banyak
membantu dalam memberikan dorongan baik moril maupun materil sampai
selesainya penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI).
7. Seluruh teman-teman almamaterku.
Akhir kata semoga Allah SWT membalas dan melimpahkan rahmad serta
hidayah-Nya dan menjadikannya sebagai amal jariyah, akhirnya semoga Karya
Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat.

Palembang, Desember 2021


Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................ii

KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR......................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................5

C. Tujuan Penelitian.................................................................................................5

D. Ruang Lingkup Penelitian...................................................................................6

E. Manfaat Penelitian...............................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................8

A. Pengertian Sampah..............................................................................................8

B. Sampah Plastik.....................................................................................................8

C. Sifat Thermal Bahan Plastik.............................................................................11

D. Dampak Bahaya Penggunaan Plastik dan Sampah Plastik............................12

E. Proses Pengelolaan Sampah Plastik dengan Daur Ulang................................12

F. Proses Pengolahan Sampah Plastik dengan Teknologi...................................13

v
G. Pengelolaan Sampah Plastik dengan Sistem Mandiri dan Produktif.............14

H. Proses Pengelolaan Sampah dengan Bank Sampah.........................................14

I. Sumber Sampah.................................................................................................14

J. Timbulan Sampah..............................................................................................15

K. Kerangka Teori...................................................................................................17

BAB III METODE PENELITIAN................................................................................18

A. Kerangka Konsep...............................................................................................18

B. Definisi Operasional...........................................................................................18

C. Hipotesis..............................................................................................................18

D. Desain Penelitian................................................................................................19

E. Waktu dan Lokasi Penelitian............................................................................19

F. Variabel Penelitian.............................................................................................19

G. Subyek Penelitian...............................................................................................19

H. Prosedur Kerja...................................................................................................20

I. Pengolahan dan Analisis Data............................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................24

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Nomor Kode Plastik (UNEP,2009)....................................................................8

Gambar 2 Timbunan sampah plastik di lahan kosong......................................................14

Gambar 3 Timbunan sampah plastik di pinggir jalan.......................................................15

Gambar 4 Timbunan sampah plastik di pasar lawang agung............................................15

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara ekologis manusia adalah makhluk lingkungan (homo eccologus).
Artinya, manusia adalah bagian yang tak terpisahkan dari suatu ekosistem.
Secara naluriah manusia memiliki kecenderungan untuk selalu memahami
lingkunganya. manusia dan lingkungan memiliki keterjalinan sedemikian dekat
satu dengan yang lain.
Seperti diketahui bahwa kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari
lingkungan. Lingkungan merupakan tempat melakukan segala aktivitas
kehidupan. Aktivitas tersebut semakin kompleks seiring dengan kemajuan
peradaban. Kebutuhan manusia yang terus meningkat seringkali
mengakibatkan manusia mengekonsumsi produk secara berlebihan, misalnya
membeli produk yang berkemasan plastik secara berlebihan. Hal yang
dilakukan berlebihan terhadap lingkungan tersebut akan merugikan manusia
itu sendiri karena akan menyebabkan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan
dari sampah yang dihasilkan.
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia akan memiliki dampak
positif dan negatif pada kesejahteraan maupun terhadap lingkungan. Aktivitas
industrialisasi, misalnya. Industrialisasi dapat membawa kemajuan terhadap
perekonomian dan kesejahteraan manusia. Namun di sisi lain, industrialisasi
juga membawa dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak negatif pada
lingkungan hidup misalnya timbul kerusakan lingkungan, pencemaran
lingkungan, dan sebagainya.
Kerusakan lingkungan oleh pencemaran berbagai limbah dan sampah
akan menurunkan kualitas lingkungan dan membawa dampak buruk bagi
manusia. Alam pada dasarnya mampu mendaur ulang berbagai jenis limbah
dan sampah yang dihasilkan oleh makhluk hidup secara alami. Namun, jika
konsentrasi limbah dan sampah yang dihasilkan sudah berlebihan maka alam
tidak mampu lagi mendaur ulang secara alami. Dalam keadaan ini terjadilah
pencemaran oleh limbah maupun sampah tersebut.

1
Begitu pentingnya lingkungan bagi kehidupan mengharuskan manusia
untuk selalu menjaganya dan dapat berperan menjaga kelestarian lingkungan
dimulai dengan diri sendiri. Apa saja yang dapat dilakukan untuk menjaga
lingkungan tersebut? Banyak, di antaranya adalah menjaga kebersihan dengan
tidak membuang sampah sembarangan.
Kadang-kadang manusia baru menyadari pentingnya memelihara
lingkungan hidup setelah terjadi pencemaran dan bencana. Banjir dan tanah
longsor terjadi tidak melulu karena faktor alam. Alam ini memiliki
keseimbangan, jika satu tergantung yang lain juga akan tergantung. Kalau
mekanisme itu tergantung oleh manusia, maka keseimbangan akan rapuh.
seperti masalah sampah dan pencemaran yang banyak mengakibatkan
kerusakan lingkungan.
Dalam rangka mewujudkan tanggung jawab terhadap lingkungan,
terdapat beberapa prinsip yang relevan untuk lingkungan hidup. Prinsip-prinsip
ini didasarkan pada teori ekologisentrisme serta hak alam dan dilatarbelakangi
oleh krisis ekologi yang bersumber pada cara pandang dan perilaku
antropologi.
Dalam pengelolaan sampah juga meliputi beberapa kegiatan seperti
pengurangan, pemilahan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, dan
pengelolahan. Berangkat dari pengertian pengelolahan sampah dapat
disimpulkan adanya dua aspek, yaitu penetapan kebijakan pengelolahan
sampah, dan pelaksanaan pengelolahan sampah. Kebijakan pengelolahan
sampah harus dilakukan oleh Pemerintah setempat karena mempunyai
cakupan wilayah kepemimpinanya.
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan
menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan
dengan sampah. Selain itu, diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat
untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada
mitos tertentu. Paraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan.1
Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengolahan sampah,
dijelaskan bahwa sampah merupakan permasalahan nasional sehingga
pengolahannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke

2
hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan
aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Selain itu,
ada hal lain yang penting untuk diperhatikan, bahwa setiap orang berhak
mendapatkan pelayanan dan pengolahan sampah secara baik dan berwawasan
lingkungan dari pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau pihak lain yang
diberikan tanggung jawab untuk itu. Dengan demikian permasalahan sampah
yang terjadi di lokasi permukiman masyarakat tidak dapat dibiarkan, tetapi
harus dapat menyelesaikan masalah tersebut.2
Sampah merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi oleh
masyarakat yang ada di Desa Lawang Agung Kecamatan Rupit Kabupaten
Musi Rawas Utara, hal ini dikarenakan sistem pengelolaan persampahan yang
buruk bahkan kurang tersedianya sarana Pengumpulan Sampah Sementara
(TPS) sehingga budaya perilaku masyarakat yang ada di Desa Lawang Agung
ini dalam penanganan sampah dengan cara membakar, membuang kesungai
dan menimbun di dalam tanah sehingga dapat menimbulkan dampak negatif
bagi lingkungan maupun secara langsung terhadap kesehatan masyarakat
setempat.
Era globalisasi dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi ternyata membawa dampak negatif terhadap perilaku manusia.3
Perilaku manusia yang dapat memberi dampak negatif terhadap lingkungan
salah satunya adalah perilaku membuang sampah sembarangan. Perilaku
tersebut dapat menimbulkan menumpuknya sampah di lingkungan sekitar dan
dapat menimbulkan masalah lingkungan. Masalah persampahan itu kompleks.
Sampah yang dapat mencemari lingkungan ada berbagai jenis, salah satunya
adalah sampah plastik. Pencemaran lingkungan akibat sampah plastik semakin
mengkhawatirkan apabila tidak ada usaha untuk mengatasinya. Dari segi
jumlah dan jenis, sampah menjadi masalah yang semakin meningkat sejalan
dengan jumlah penduduk, tingkat aktivitas pola kehidupan tingkat sosial
ekonomi, serta kemajuan teknologi yang semakin bertambah.4
Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar
biasa. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut

3
monomer. Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika
monomernya berbeda akan menghasilkan kopolimer.5
Limbah plastik merupakan masalah serius yang menjadi penyebab
pencemaran lingkungan. Karena plastik bersifat sulit terurai dengan alam,
maka menyebabkan kesuburan tanah menurun. Penggunaan plastik oleh
masyarakat sulit dikendalikan dan menyebabkan sampah plastik terus
menumpuk. Pemerintah telah berupaya untuk dapat mengendalikan dampak
negatif dari sampah plastik. Seperti menyediakan tempat sampah sesuai dengan
jenis sampah (tempat sampah basah dan tempat sampah kering), namun upaya
tersebut belum memperoleh hasil yang signifikan terhadap keberadaan sampah
plastik. Banyak masyarakat yang membuang sampah bukan pada tempatnya
seperti di dalam selokan, dipinggir jalan, bahkan di tanah kosong. Sehingga
dari kebiasaan itu secara tidak langsung akan mencemari lingkungan.
Dibutuhkan suatu upaya efektif agar keberadaan sampah plastik dapat teratasi
dengan baik dan tidak mengganggu lingkungan ataupun makhluk hidup.
Pemanfaatan teknologi ataupun keterampilan dalam pengelolaan sampah
plastik dapat menjadi alternatif sebagai upaya dalam mengatasi permasalahan
sampah plastik. Namun, kesadaran masyarakat dalam penggunaan sampah
plastik merupakan faktor penting yang dapat menjadi upaya mengurangi
keberadaan sampah plastik. Kesadaran setiap individu terhadap bahayanya
sampah plastik sekali pakai bagi lingkungan perlu ditumbuhkan.6
Plastik dapat dimanfaatkan dalam berbagai kebutuhan hidup manusia,
seperti bahan pembungkus makanan dan bahan baku otomotif. Terdapat
banyak cara dalam mengolah plastik, karena plastik tergolong bahan yang
dapat didaur ulang. Plastik termasuk jenis bahan kimia yang sulit terurai oleh
alam, memerlukan waktu ratusan hingga ribuan tahun untuk memusnahkan
plastik secara alami. Sehingga keberadaan sampah plastik sulit untuk
dimusnahkan secara cepat dari muka bumi. Plastik dapat menyebabkan suhu
udara menjadi meningkat karena sifat polimernya tidak berpori.7
Di Indonesia, kebutuhan plastik terus meningkat hingga mengalami
kenaikan rata-rata 200 ton per tahun. Akibat dari peningkatan penggunaan
plastik ini adalah bertambah pula sampah plastik. Berdasarkan asumsi

4
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), setiap hari penduduk Indonesia
menghasilkan 0,8 kg sampah per orang atau secara total sebanyak 189 ribu ton
sampah/hari. Dari jumlah tersebut 15% berupa sampah plastik atau sejumlah
28,4 ribu ton sampah plastik/hari.8
Intensitas penggunaan plastik sebagai kemasan pangan makin meningkat.
Limbah plastik apabila dibuang ke lingkungan akan mengakibatkan porositas
tanah dan bila berada diatas tumbuh-tumbuhan akan membuat tumbuh-
tumbuhan layu dan mati. Hal ini disebabkan oleh banyaknya keunggulan
plastik dibandingkan bahan kemasan lain. Plastik jauh lebih ringan
dibandingkan gelas atau logam dan oleh karena itu perlunya penanganan
sampah di Desa Lawang Agung Kecamatan Rupit Kab Musi Rawas Utara
untuk mengurangi peningkatan volume sampah yang berkepanjangan, yang di
hasilkan oleh aktivitas manusia.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian berbagai
upaya untuk mengurangi limbah plastik agar dapat mengurangi dampak yang
sangat merugikan terhadap lingkungan. Penulis akan melakukan penelitian
dengan judul “Upaya Mengurangi Timbulan Sampah Plastik di Lingkungan
Masyarakat Desa Lawang Agung Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas
Utara”.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara
penanggulangan timbulan sampah plastik di lingkungan masyarakat serta cara
pengelolaan sampah tersebut  agar dapat bermanfaat bagi masyarakat
disekitarnya.

C. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi timbulan sampah
plastik yang dihadapi dalam pengelolaan sampah kawasan dipermukiman
masyarakat desa Lawang Agung Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas
Utara:
1. Tujuan Umum

5
Untuk membangkitkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi
penggunaan plastik dan tidak membuang sampah sembarangan.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui timbulan sampah plastik dan jenis sampah yang dihasilkan
kawasan dipermukiman masyarakat desa Lawang Agung Kecamatan
Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara;
b. Mengetahui dan menganalisis skenario pengelolaan sampah plastik yang
dapat diterapkan dipermukiman masyarakat desa Lawang Agung
Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara;
c. Menganalisis rekomendasi mengenai strategi pengelolaan sampah plastik
kawasan dipermukiman masyarakat desa Lawang Agung Kecamatan
Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara.

D. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup dalam penelitian ini merupakan penelitian bidang
kesehatan lingkungan pada lingkup pengelolaan sampah plastik yang akan
mengamati upaya mengurangi timbulan sampah plastik dilingkungan
masyarakat desa Lawang Agung Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas
Utara, dikarenakan kemasan produk dan barang kebanyakan menggunakan
bahan plastik yang menjadi salah satu penyebab adanya peningkatan jumlah
sampah yang dihasilkan dari para pembeli. Jika dilakukan dengan baik, bukan
tidak mungkin volume sampah plastik kemasan bisa dikurangi secara
signifikan.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan keterampilan penulis tentang upaya
mengurangi timbulan sampah plastik di lingkungan masyarakat Desa
Lawang Agung Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara.
2. Bagi Program Studi

6
Untuk menambah bahan-bahan informasi perpustakaan pada Program Studi
DIII Kesehatan Lingkungan Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi
Muhammadiyah Palembang.

3. Bagi Masyarakat
Dapat menjadi media informasi bagi masyarakat tentang upaya mengurangi
timbulan sampah plastik di lingkungan masyarakat Desa Lawang Agung
Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sampah
Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang
oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola
dengan prosedur yang benar. Menurut kamus istilah lingkungan, sampah
adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud
biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercatat
dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau di tolak atau
buangan.
Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan, dapat
diartikan sebagai masalah kultural karena dampaknya mengenai berbagai sisi
kehidupan, terutama di kota besar. Berdasarkan perkiraan,volume sampah yang
di hasilkan oleh manusia rata-rata sekitar 0,5 kg/perkapita/hari, sehingga untuk
kota besar yang memiliki kepadatan penduduk menghasilkan sampah lebih
dari 4000 ton/hari. Bila tidak cepat ditangani secara benar, maka kota-kota
besar tersebut akan tenggelam dalam timbunan sampah berbarengan dengan
segala dampak negatif yang ditimbulkannya seperti pencemaran air, udara,
tanah, dan sumber penyakit. Pada pengolahan sampah tidak ada teknologi
tanpa meninggalkan sisa. Oleh sebab itu, pengolahan sampah membutuhkan
lahan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA). Salah satunya adalah sampah
plastik (Non-biodegradable): yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh
proses biologi.

B. Sampah Plastik
a. Pengertian Sampah Plastik

8
Plastik adalah salah satu makromolekul yang dibentuk dengan proses
polimerisasi. Polimerisasi adalah proses penggabungan beberapa molekul
sederhana (monomer) melalui proses kimia menjadi molekul besar
(makromolekul atau polimer). Plastik merupakan senyawa polimer yang
unsur penyusun utamanya adalah Karbon dan Hidrogen. Untuk membuat
plastik, salah satu bahan baku yang sering digunakan adalah naphta, yaitu
bahan yang dihasilkan dari penyulingan minyak bumi atau gas alam. 9
Plastik merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan untuk
pembuatan peralatan rumah tangga, otomotif dan sebagainya.10 Semakin
lama penggunaaanya semakin meningkat dan tentunya setelah tidak dapat
digunakan lagi akan menjadi sampah plastik.
b. Jenis Plastik
Plastik dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu thermoplastik
dan thermosetting. Thermoplastik adalah bahan plastik yang jika
dipanaskan sampai suhu tertentu, akan mencair dan dapat dibentuk kembali
menjadi bentuk yang diinginkan. Sedangkan thermosetting adalah plastik
yang jika telah dibuat dalam bentuk padat, tidak dapat dicairkan kembali
dengan cara dipanaskan.11
Berdasarkan sifat kedua kelompok plastik tersebut, thermoplastic
adalah jenis plastik yang memungkinkan untuk didaur ulang. Jenis plastik
yang dapat didaur ulang diberi kode berupa nomor untuk memudahkannya
dalam mengidentifikasi dan penggunaannya seperti pada Gambar 1 .

Gambar 1 Nomor Kode Plastik (UNEP,2009)

1) PETE (Polyethylene Terephthalate)


Biasanya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur
ulang dengan angka 1 di tengahnya dan tulisan PETE atau PET
(polyethylene terephthalate). Biasa dipakai untuk botol plastik yang
jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan

9
hampir semua botol minuman memiliki titik leleh 85ºC, pemanasan
kering di atas 383 º F (195 ºC). Jenis PET/PETE ini direkomendasikan
bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air
hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol
tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat
menyebabkan kanker). PET dibuat menggunakan bahan yang disebut
dengan antimoni trioksida, yang berbahaya bagi para pekerja yang
berhubungan dengan pengolahan ataupun daur ulangnya, karena
antimoni trioksida masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan,
yaitu akibat menghirup debu yang mengandung senyawa tersebut.
Terkontaminasinya senyawa ini dalam periode yang lama akan
mengalami: iritasi kulit dan saluran pernafasan. Bagi pekerja wanita,
senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran, pun bila
melahirkan, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami
pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.
2) HDPE (high density polyethylene)
Berlabel angka 2 dalam segitiga biasa dipakai untuk botol susu yang
berwarna putih susu. Direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian.
3) V atau PVC (polyvinyl chloride)
Berlabel angka 3 dalam segitiga adalah plastik yang paling sulit di daur
ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap),
dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada
plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila
dipanaskan. PVC berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat
badan.
4) LDPE (low density polyethylene)
Berlabel angka 4 dalam segitiga biasa dipakai untuk tempat makanan dan
botol-botol yang lembek. Barang-barang dengan berkode ini dapat di
daur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas
tetapi kuat. Barang ini bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap
baik untuk tempat makanan.
5) PP (polypropylene)

10
Berlabel angka 5 dalam segitiga adalah pilihan terbaik untuk bahan
plastik terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman
seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol
minum untuk bayi. Karakteristik botol ini transparan yang tidak jernih
atau berawan.
6) PS (polystyrene)
Berlabel angka 6 dalam segitiga biasa dipakai sebagai bahan tempat
makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dll. Bahan Polystyrene
bisa membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan
tersebut bersentuhan. Bahan Styrine berbahaya untuk otak dan sistem
syaraf. Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di Amerika
sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam
termasuk negara China.
7) Other (biasanya polycarbonate)
Berlabel angka 7 dalam segitiga bisa didapatkan di tempat makanan dan
minuman seperti botol minum olahraga. Polycarbonate bisa
mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan
minuman yang berpotensi merusak sistem hormon. Kemasan plastik yang
paling banyak dan paling aman digunakan adalah yang terbuat dari
polyethylene (PE) dan polyprophylene (PP) yang dilabeli terkadang juga
dilabeli dengan gambar gelas dan garpu atau ada tulisan `untuk makanan`
atau `for food use`. Sayangnya masih banyak barang plastik yang tidak
mencantumkan simbol-simbol ini. Dari keterangan diatas dapat diketahui
bagaimana karakteristik dari botol plastik yang hendak dijadikan filler.
Dan tidak semua botol plastik minuman ukuran 1,5 liter bisa di pakai
karena kondisi alat pencetak dan botol-botol minuman plastik yang
variatif kontur dan bentuk serta ukurannya meskipun memiliki volume
yang sama.

C. Sifat Thermal Bahan Plastik


Pengetahuan sifat thermal dari berbagai jenis plastik sangat penting
dalam proses pembuatan dan daur ulang plastik. Sifat-sifat thermal yang
penting adalah titik lebur (Tm), suhu transisi (Tg) dan suhu dekomposisi. Suhu

11
transisi adalah suhu di mana plastik mengalami perengganan struktur sehingga
terjadi perubahan dari kondisi kaku menjadi lebih fleksibel. Di atas titik lebur,
plastik mengalami pembesaran volume sehingga molekul bergerak lebih bebas
yang ditandai dengan peningkatan kelenturannya. Suhu lebur adalah suhu di
mana plastik mulai melunak dan berubah menjadi cair. Suhu dekomposisi
merupakan batasan dari proses pencairan. Jika suhu dinaikkan di atas suhu
lebur, plastik akan mudah mengalir dan struktur akan mengalami dekomposisi.
Dekomposisi terjadi karena energi thermal melampaui energi yang mengikat
rantai molekul. Secara umum polimer akan mengalami dekomposisi pada suhu
di atas 1,5 kali dari suhu transisinya.12
D. Dampak Bahaya Penggunaan Plastik dan Sampah Plastik
Penggunaan plastik dalam kehidupan modern ini terlihat sangat pesat
sehingga menyebabkan tingkat ketergantungan manusia pada plastik semakin
tinggi. Hal tersebut disebabkan plastik merupakan bahan pembungkus ataupun
wadah yang praktis dan kelihatan bersih, mudah didapat, tahan lama, juga
murah harganya. Tetapi dibalik itu, banyak masyarakat yang tidak mengetahui
bahaya dari plastik, dan cara penggunaan yang benar.
Kebanyakan plastik seperti PVC, agar tidak bersifat kaku dan rapuh
ditambahkan dengan suatu bahan pelembut. Beberapa contoh pelembut adalah
epoxidized soybean oil (ESBO), di (2-ethylhexyl) adipate (DEHA), dan bifenil
poliklorin (PCB), acetyl tributyl citrate (ATBC) dan di (2-ethylhexyl)
phthalate (DEHP). Penggunaan bahan pelembut ini dapat menimbulkan
masalah kesehatan, sebagai contoh, penggunaan bahan pelembut seperti PCB
dapat menimbulkan kamatian pada jaringan dan kanker pada manusia
(karsinogenik), oleh karena itu sekarang sudah dilarang pemakaiannya. Contoh
lain bahan pelembut yang dapat menimbulkan masalah adalah DEHA. DEHA
mempunyai aktivitas mirip dengan hormon estrogen (hormon kewanitaan pada
manusia). Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA dapat merusak sistem
peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, selain mengakibatkan kanker
hati.13

12
E. Proses Pengelolaan Sampah Plastik dengan Daur Ulang
Pemanfaatan limbah plastik merupakan salah satu upaya untuk menekan
pembuangan plastik seminimal mungkin. Selain itu,dalam batas tertentu
menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan akan bahan baku
impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali
(reuse) maupun daur ulang (recycle) (Anonim, 2009). Daur ulang adalah
proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan
mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang
berguna, mengurangi bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi,
mengurang polusi, kerusakan lahan dan emisi gas rumah kaca jika
dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang merupakan
salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan
pemisahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian, dan pembuatan produk
atau material bekas pakai dan komponen utama dalam menajemen sampah
modern.14 Proses daur ulang limbah plastik melibatkan proses pengumpulan,
pemisahan dan pemerosesan yang bertujuan untuk mengembalikannya kembali
ke masyarakat dalam bentuk produk yang sama ataupun produk yang baru,
baik dari jenis atau fungsinya.15

F. Proses Pengolahan Sampah Plastik dengan Teknologi


Teknologi pengolahan sampah plastik yang selama ini digunakan adalah
teknologi perajangan plastik, pelelehan plastik dan pencetakan plastik. Hanya
beberapa pengusaha daur ulang yang melakukan perajangan plastik. Hasil
perajangan plastik tersebut berbentuk plastik serpih atau flakes. Sangat jarang
pelaku daur ulang yang melelehkan pastik untuk memproduksi biji plastik
sebagai bahan baku pabrik plastik.
Teknik pengolahan sampah plastik yakni sampah plastik sebelum
dimasukkan dalam mesin perajang perlu dilakukan pemilahan sesuai jenis
bahan plastiknya. Biasanya pemilahan dilakukan secara manual dengan visual
tenaga manuasia. Setelah terpilah sesuai jenisnya, selanjutnya dilakukan
perajangan dengan mesin perajang yang biasanya mempuanyai kapasitas 350-
500 kg/jam. Mesin perajang ini digerakkan oleh motor listrik kekuatan besar
atau langsung di kopel dengan mesin diesel. Keluar dari mesin perajang,

13
barang bekas plastik tersebut hancur menjadi serpihan dengan ukuran sekitar 1
cm2 dan selanjutnya masuk ke proses pencucian. Setelah selesai proses
pencucian, plastik dikeringkan. Setelah kering plastik siap dilelehkan dalam
mesin ekstrukder pada suhu 150 oC sampai dengan 250 oC. Plastik leleh berupa
pasta akan terdorong melalui lubang-lubang dengan ukuran tertentu diujung
mesin ekstrukder dan masuk ke dalam bak panjang yang berisi air. Dari sini,
plastik pasta yang sudah dingin masuk ke alat pemotong untuk dipotong sesuai
ukuran biji plastik. Biji plastik ini selanjutnya dimanfaatkan oleh pabrik
sebagai bahan baku pembuat alat-alat atau barang-barang baru berbahan
plastik.10

G. Pengelolaan Sampah Plastik dengan Sistem Mandiri dan Produktif


Pengelolaan sampah yang melibatkan peran serta masyarakat untuk
bersama-sama mengelola sampah. Sistem ini menekankan kemandirian
masyarakat dalam mengelola sampah yang mereka hasilkan, dan tidak harus
selamanya bergantung dari Pemerintah. Terkait dengan pemberdayaan
masyarakat maka diperlukan beberapa hal penting diantaranya menumbuhkan
inisiatif lokal, menguatkan partisipasi masyarakat, membangun kerjasama
dengan stakeholders.16 Selain itu sistem ini menekankan pada pentingnya
memilah dari rumah tangga, yaitu dengan tiga kantong tempat sampah. Setiap
rumah tangga memisahkan sampah sesuai jenisnya, seperti sampah plastik,
kertas, dan kaleng. Sampah bungkus atau sachet dimanfaatkan menjadi produk
daur ulang seperti tas, dompet, tempat koran. Sampah anorganik lainnya bisa
dijual. Sampah organik yang dihasilkan selanjutnya dimasukkan ke dalam tong
atau gentong untuk dijadikan kompos.

H. Proses Pengelolaan Sampah dengan Bank Sampah


Bank Sampah adalah suatu tempat dimana terjadi kegiatan pelayanan
terhadap penabung sampah yang dilakukan oleh teller bank sampah. Ruangan
bank sampah dibagi dalam tiga ruang atau loker tempat menyimpan sampah
yang ditabung, sebelum diambil oleh pengepul atau pihak ketiga.17 Pada
prinsipnya pelayanan di bank sampah sama seperti di bank pada umumnya,
bedanya adalah yang ditabung ini adalah sampah. Jadi dari rumah tangga sudah

14
dipilah sesuai jenisnya lalu dibawa ke bank sampah untuk ditabung. Bank
sampah juga melakukan pengelolaan sampah dengan memberdayakan
masyarakat. Masyarakat diajarkan mendaur ulang sampah, membuat kompos
sampai sampah tersebut menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi.

I. Sumber Sampah
Dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, jenis dan sumber sampah yang diatur adalah :
1. Sampah Rumah Tangga
Yaitu sampah yang berbentuk padat yang berasal dari sisa kegiatan sehari-
hari di rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik dan dari
proses alam yang berasal dari lingkungan rumah tangga. Sampah ini
bersumber dari rumah atau dari komplek perumahan.

2. Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga


Yaitu sampah rumah tangga yang berskala bukan dari rumah tangga dan
lingkungan rumah tangga melainkan berasal dari sumber lain seperti pasar,
pusat perdagangan, kantor, sekolah, rumah sakit, rumah makan, hotel,
terminal, pelabuhan, industri, taman kota, dan lainnya.
3. Sampah Spesifik
Yaitu sampah rumah tangga atau sampah sejenis rumah tangga yang karena
sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya memerlukan penanganan khusus,
meliputi, sampah yang mengandung B3 (bahan berbahaya dan beracun
seperti batere bekas, bekas toner, dan sebagainya), sampah yang
mengandung limbah B3 (sampah medis), sampah akibat bencana, puing
bongkaran, sampah yang secara teknologi belum dapat diolah, sampah yang
timbul secara periode (sampah hasil kerja bakti).

J. Timbulan Sampah
Menurut SNI 19-2452-2008 definisi dari timbulan sampah adalah
banyaknya sampah yang timbul dari masyarakat dalam satuan volume maupun
perkapita perhari, atau perluas bangunan, atau perpanjang jalan. Timbulan

15
sampah sangat diperlukan untuk menentukan dan mendesain peralatan yang
digunakan dalam transportasi sampah, fasilitas recovery material, dan fasilitas
Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Gambar 2 Timbunan sampah plastik di lahan kosong

Gambar 3 Timbunan sampah plastik di pinggir jalan

Gambar 4 Timbunan sampah plastik di pasar lawang agung

16
Adapun faktor–faktor yang mempengaruhi timbulan sampah adalah
sebagai berikut:
1. Pemilahan Sampah
Pemilahan sampah menjadi sangat penting karena jumlah penduduk yang
makin padat, sampah semakin menumpuk karena tempat atau ruang untuk
menampung sampah kurang.Semakin meningkat aktivitas penduduk,
sampah yang dihasilkan semakin banyak, misalnya pada aktivitas
pembangunan, perdagangan, industri, dan sebagainya.
2. Pengumpulan Sampah
Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai Pengumpulan
sampah dengan menggunakan gerobak lebih lambat jika dibandingkan
dengan truk.Padahal sistem pengumpulan harus cepat karena berpengaruh
dengan lingkungan secara langsung, yaitu berkaitan dengan bau yang
dihasilkan sampah, mengganggu pandangan dan dapat menyebabkan suatu
bibit penyakit berkembang biak.
3. Pemindahan Sampah
Pemindahan sampah dari alat pengumpul sendiri dilakukan di transfer depo
sehingga pemindahan sendiri hanya untuk meningkatkan efisiensi
pengangkutan.
4. Pengangkutan Sampah
Pengangkutan sampah memiliki maksud sebagai kegiatan perasi yang
dimulai dari titik pengumpul sampah sampah titik terakhir sehingga cara ini
termasuk teknis dari pelaksana kegiatan TPS.
5. Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah adalah upaya mengurangi volume sampah atau
merubah bentuknya menjadi lebih bermanfaat.Dari berbagai kemajuan
teknologi jumlah sampah juga meningkat meliputi plastik, kardus, AC, TV,
kulkas dan sebagainya. Hal ini membuat pengolahan sampah harus sesuai
dengan jenis sampah tersebut, agar pengolahan ini tepat dan jumlah sampah
dapat dikurangi.18

17
K. Kerangka Teori

Sampah

Timbulan Sampah

Plastik Limbah Organik

Pemilahan, Pewadahan dan


Pengolahan di Sumber

Penyuluhan Pemanfaatan

Mengurangi Penggunaan
Plastik

Pengolahan

Daur Ulang

Timbulan Plastik
Berkurang
18
Gambar 5 Kerangka Teori
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Variabel bebas
Variabel terikat
Sikap dan pengetahuan masyarakat
Timbulan sampah plastik
terhadap kebersihan dari sampah plastik

Sembarangan
Gambar 6 Kerangka Konsep

B. Definisi Operasional
Definisi operasional nampak sebagai berikut:
1. Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola
dengan prosedur yang benar.
2. Timbulan sampah adalah banyaknya sampah yang timbul dari masyarakat
dalam satuan volume maupun per kapita perhari, atau perluas bangunan,
atau perpanjang jalan.
3. Sampah plastik adalah sebagai salah satu penyebab pencemaran udara dan
mengakibatkan efek jangka panjang berupa pemanasan secara global pada
atmosfer bumi.
4. Perilaku masyarakat adalah kebiasaan dalam sikap berbelanja selalu
menggunakan kantong plastik.
5. Pengetahuan masyarakat adalah tentang penggunaan dan bahaya limbah
plastik terhadap lingkungan.

C. Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan antara sikap dan perilaku masyarakat terhadap
timbulan sampah plastik di lingkungan masyarakat desa Lawang Agung
Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara.

19
Ha : Ada hubungan antara sikap dan perilaku masyarakat terhadap timbulan
sampah plastik di lingkungan masyarakat desa Lawang Agung
Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara.

D. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan yaitu deskriptif dengan sampel
penelitian seluruh masyarakat Dusun VIII desa Lawang Agung Kecamatan
Rrupit Kabupaten Musi Rawas Utara dengan menggunakan total sampling,
yaitu sebanyak 172 Kepala Keluarga. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner untuk mengukur pengetahuan dan perilaku dengan menggunakan
analisis data distribusi frekuensi.

E. Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Februari
2022, di desa lawang Agung Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara,
dengan upaya mengurangi timbulan sampah plastik dilingkungan masyarakat
desa Lawang Agung Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara.

F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. Variabel penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas : Sikap dan pengetahuan masyarakat terhadap
kebersihan dari sampah plastik.
2. Variabel Terikat : Timbulan sampah plastik.

G. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perilaku membuang sampah plastik
sembarangan ditinjau dari sikap terhadap kebersihan lingkungan dari
sampah plastik adalah masyarakat dusun VIII desa Lawang Agung
kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara.

20
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari objek dan wakil yang diteliti. Sampel dalam
penelitian ini adalah total dari keseluruhan masyarakat yang membuang
sampah plastik sembarangan. . Untuk mengetahui responden yang akan di
hadirkan dalam kegiatan penyuluhan sampah plastik menggunakan
Rumus Slovin adalah n = N = 172 = 120
responden.
1 + Na2 1 + 172 (0,05)2

H. Prosedur Kerja
1. Observasi
Observasi adalah serangkaian pengamatan dan pencatatan terhadap gejala
yang menjadi obyek penelitian secara sistematik, sesuai dengan tujuan
penelitian.19 Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang validitas
datanya dapat dijamin tidak manipulasi jawaban atau tindakan selama kurun
waktu penilitian. Pengamatan berperan untuk mengamati kejadian atau
proses dalam masyarakat secara langsung, yaitu keadaan sampah-sampah
dan proses pengelolaan yang ada di Dusun VIII Desa Lawang Agung
Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara dan bagaimana masyarakat
memanfaatkan daur ulang sampah untuk meningkatkan perekonomiannya.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang terwawancarai yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Hubungan antara pewawancara
dan yang diwawancarai bersifat sementara, yaitu berlangsung dalam jangka
waktu tertentu dan kemudian diakhiri. Wawancara tidak sekedar omong-
omong atau percakapan biasa, dalam wawancara diperlukan kemampuan
tepat, dan kemampuan untuk menangkap pikiran orang lain dengan tepat.
Wawancara secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu wawancara tak
terstruktur dan wawancara yang terstruktur.19
Wawancara tak terstruktur sering juga disebut wawancara mendalam,
sedangkan wawancara terstruktur sering juga disebut wawancara baku yang
susunan pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya. Wawancara tak

21
terstruktur bersifat luwes, susunan pertanyaan dan susunan kata-kata dalam
setiap pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara. Diantara kedua jenis
wawancara ini, wawancara tak terstruktur atau wawancara mendalam adalah
metode yang cocok dengan penelitian ini karena hal tersebut memungkinkan
pihak yang diwawancarai untuk mendefinisikan dirinya. Wawancara ini
dilakukan untuk mengetahui secara langsung dari pihak masyarakat Dusun
VIII Desa Lawang Agung Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara
terutama mengenai perubahan pola berpikir masyarakat dalam masalah
sampah. Dan apa motivasi yang mendorong mereka mau melakukan
kegiatan pengolahan sampah tersebut.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen. Penekanan metode ini digunakan untuk menggali data
yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti dengan cara
menyelidiki dan menyeleksinya terhadap data yang ada dengan tujuan untuk
mengetahui keberadaan dengan pokok masalah dan dapat dimanfaatkan
untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan penggunaan
dokumen. Adapun dokumen-dokumen itu berupa catatan transkrip buku,
surat kabar, brosur, laporan, artikel, majalah, dan lain sebagainya.20
4. Upaya Mengurangi Timbulan Sampah Plastik
Upaya mengurangi timbulan sampah plastik dapat dilakukan dengan
beberapa langkah berikut ini;
a. Penyuluhan
1) Menyampaikan kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan
Instrumen regulasi dan undang-undang serta hukum yang jelas tentang
sampah dan perusakan lingkungan.
2) Melakukan komunikasi dan informasi, serta edukasi terkait
pemanfaatan dan pengelolaan sampah plastik yang ramah lingkungan
perlu terus dan gencar dilakukan. Kampanye 4R mengurangi (reduce),
memakai kembali (reuse), dan mendaur-ulang (recycling) sampah, dan
mengganti (replace) di kalangan produsen dan konsumen yang
sistematis disertai dengan contoh praktik-praktik baru.

22
b. Pemasangan Rambu-rambu
1) Memasang Rambu-rambu yang isinya mengarahkan kepada
masyarakat untuk tidak membuang sampah ditempat tersebut
2) Memasang spanduk ditempat timbulan sampah tentang bahayanya
membuang sampah sembarang.
3) Membuat slogan yang menarik agar masyarakat tertib membuang
sampah pada tempatnya.

I. Pengolahan dan Analisis Data


a. Pengolahan Data
Metode pengolahan data menjelaskan prosedur pengolahan dan analisis
data sesuai dengan pendekatan yang dilakukan, karena penelitian ini
menggunakan metode kualitatif, maka metode pengolahan data dilakukan
dengan menguraikan data dalam bentuk kalimat yang teratur, urutan, logis
dan tidak tumpang tindih, dan efektif sehingga memudahkan pemahaman
dan interpretasi data. Diantaranya melalui tahap: pemeriksaan data (editing),
klasifikasi (classifying), verifikasi (verifying), analisi (analsying) dan
pembuatan kesimpulan (concluding).
1. Editing (Pemeriksaan Data)
Editing adalah meneliti data-data yang diperoleh, terutama kelengkapan
jawaban, keterbacaan tulisan, kejelasan makna dan relevansinya dengan
data yang lain. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan proses editing
terhadap hasil wawancara terhadap narasumber yaitu masyarakat Dusun
VIII Desa Lawang Agung Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas
Utara serta beberapa rujukan yang peneliti gunakan dalam menyusun
penelitian ini.
2. Classifying (Klasifikasi)
Classifying adalah proses pengelompokkan semua data baik yang berasal
dari hasil wawancara dengan subjek penelitian, pengamatan, dan
pencatatan langsung di lapangan maupun observasi. Seluruh data yang
didapat tersebut di olah kemudian di golongkan sesuai kebutuhan. Hal ini

23
dilakukan agar data yang diperoleh menjadi mudah diketahui dan
dipahami, serta memberikan informasi yang objektif yang diperlukan
oleh peneliti dan data pada saat wawancara tersebut disesuaikan dengan
data yang diperoleh melalui referensi.
3. Verifying (Verifikasi)
Verifying adalah proses pemeriksaan data dan informasi yang telah di
dapat dari lapangan agar validasi data dapat di akui dan digunakan dalam
penelitian. Selanjutnya adalah dengan mengkonfirmasikan ulang dengan
menyerahkan data yang sudah didapat kepada subjek penelitian, dalam
hal ini masyarakat Dusun VIII Desa Lawang Agung Kecamatan Rupit
Kabupaten Musi Rawas Utara. Hal ini dilakukan menjamin bahwa data
yang didapat adalah benar-benar valid dan tidak ada manipulasi.
4. Concluding (Kesimpulan)
Selanjutnya adalah kesimpulan, yaitu adalah langkah terakhir dalam
proses pengolahan data. Kesimpulan ini yang nantinya akan menjadi
sebuah data terkait dengan objek penelitian peneliti. Hal ini disebut
dengan istilah concluding, yaitu kesimpulan atas proses pengolahan data.
b. Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya
ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Penelitian ini
tergantung kepada jenis data yang dikumpulkan. Agar dalam melakukan
penelitian ini tidak mengalami kesulitan untuk menganalisis data yang
diperoleh, maka peneliti juga menggunakan teknik trend and change dan
juga time line. Teknik trend and change (bagan perubahan dan
kecenderungan) merupakan teknik yang digunakan untuk mengenali
perubahan dan kecenderungan berbagai keadaan, kejadian, serta kegiatan
masyarakat dalam jangka waktu tertentu.
Besarnya perubahan hal-hal yang diamati dapat diperoleh gambaran
adanya kecenderungan umum perubahan yang akan berlanjut dimasa depan.
Tujuan melakukan analisis trend and change adalah untuk mengetahui
kejadian di masa lalu dalam rangka memprediksi kejadian yang akan datang,

24
mengetahui hubungan sebab akibat dan mengetahui faktor yang paling
mempengaruhi suatu fenomena.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dwiyatmo BK. Pencemaran Lingkungan dan Penanganannya. Yogyakarta:


PT Citra Aji Parama; 2007.

2. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN


2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH. 2008;

3. Afandi R. Integrasi Pendidikan Lingkungan Hidup Melalui Pembelajaran


IPS di Sekolah Dasar Sebagai Alternatif Menciptakan Sekolah Hijau.
Jurnal Pedagogia. 2013;2(1):98.

4. Setyowati R, Mulasari SA. Pengetahuan dan Perilaku Ibu Rumah Tangga


dalam Pengelolaan Sampah Plastik The Level of Housewife’s Knowledge
and Behavior in Managing Plastic Waste. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional. 2013;7(12):562–6.

5. Mujiarto I. Sifat dan Karakteristik Material Plastik dan Bahan Aditif.


Traksi. 2005;3(2):65–74.

6. Rismayadi B. Penyuluhan Kesadaran Masyarakat Seputar Kampus


Universitas Buana Perjuangan Karawang Mengenai Dampak Sampah Serta
Pelatihan Pemanfaatan Sampah Plastik Untuk Kegiatan Ekonomi Kreatif.
Buana Ilmu. 2017;1(2):239–63.

7. Suminto S. Ecobrick: solusi cerdas dan kreatif untuk mengatasi sampah


plastik. Prod J Desain Prod (Pengetahuan dan Peranc Produk).
2017;3(1):26.

8. Ismanto UBS. Pengolahan Sampah Plastik Jenis PP , PET dan PE


Menjadi Bahan Bakar Minyak dan Karakteristiknya. 2016;1((1) April):32–
7.

9. Kumar S, Panda AK, Singh RK. Resources, Conservation and Recycling.


2011;55(11).

10. Sucipto CD. Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah. Yogyakarta:


Gosyen Publishing; 2012.

11. Purwaningrum P. Upaya Mengurangi Timbulan Sampah Plastik Di


Lingkungan. Indones J Urban Environ Technol. 2016;8(2):141.

12. Budiyantoro C. Thermoplastik Dalam Industri. Yogyakarta: Teknika

25
Media; 2010.

13. Karuniastuti N. Bahaya Plastik Terhadap Kesehatan dan Lingkungan.


2014;03(1).

14. Permadi AG. Menyulap Sampah Jadi Rupiah. Surabaya: Mumtaz Media;
2011.

15. Klundert IL and A van de. Small-scale urban organic waste recovery.
SOLID WASTE Manag. 1994;186–90.

16. Agustiningsih RS wahyu. Green Enterepreneurship : Konsep dan Aplikasi


di Desa Eduwisata Hijau Sukunan. Yogyakarta: Expert; 2017.

17. Suwerda B. Bank Sampah. Yogyakarta: Pustaka Rihama; 2012.

18. Chandra B. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran


EGC; 2006.

19. Moleong LJ. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya; 2002.

20. Arikunto S. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.

26

Anda mungkin juga menyukai