Anda di halaman 1dari 6

SUPARJO

jatayu66@yahoo.com
Laboratorium Makanan Ternak
Fakultas Peternakan Univ. Jambi

PENDAHULUAN Bagian yang hilang yang dapat ditentukan secara menjadi alternatif terakhir karena pertimbangan biaya,
langsung yaitu kehilangan karena pencernaan waktu dan tenaga. Teknik ini dalam pelaksanaannya
P
otensi suatu bahan pakan dalam menyediakan
zat makanan bagi ternak dapat ditentukan (digestion). Istilah kecernaan atau daya cerna menggunakan sejumlah ternak sehingga banyak
melalui analisis kimia. Namun, sayangnya (digestibility) didefinisikan sebagai bagian zat biaya dibutuhkan disamping tenaga untuk
potensi bahan pakan tersebut tidak semuanya dapat makanan dari bahan pakan yang tidak diekskresikan pengumpulan parameter dan pemeliharaan ternak.
dimanfaatkan, karena nilai sesungguhnya bahan dalam feses atau dengan asumsi bahwa zat makanan Untuk ternak besar, umumnya para peneliti
pakan dicerminkan dari bagian yang hilang setelah yang terdapat dalam feses adalah habis dicerna dan cenderung menerapkan teknik evaluasi pakan di
melalui proses pencernaan, penyerapan dan diserap. Terdapat beberapa metode yang dapat laboratorium karena dapat mengevaluasi bahan pakan
metabolisme. Oleh karenanya bagian bahan pakan dilakukan untuk mengukur kecernaan suatu bahan dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih
maupun zat makanan yang hilang setelah pencernaan pakan seperti in vitro, in sacco dan in vivo. Teknik cepat. Namun perlu diingat bahwa hasil pengujian
urgen sifatnya untuk diketahui. evaluasi pakan secara in vivo pada ternak seringkali teknik in vivo mempunyai tingkat akurasi yang lebih

31
jajo66.wordpress.com
tingi dibanding teknik lain, seperti in vitro dan in karena itu dalam ilmu nutrisi dibedakan antara c. Keragaman antar individu ternak.
Ternak
sacco, karena sifat aplikatifnya pada ternak secara dicerna dan diserap serta antara kecernaan semua dengan spesies, umur dan jenis kelamin
langsung. (Apparent Digestion Coefficient = ADC) dan kecernaan yang sama kemungkinan menunjukkan
Pengukuran kecernaan pada ternak secara langsung sejati (True Digestion Coefficient = TDC). Namun bila daya cera yang berbeda terhadap suatu
tidak akan terlepas dari konsumsi pakan itu sendiri. tidak dijelaskan, berarti yang dimaksud adalah ADC bahan pakan yang sama.
Secara langsung kecernaan bahan pakan tergantung dan tidak dibedakan antara dicerna dengan diserap. 2. Faktor Fakan
pada kondisi fisiologis ternak yang sangat ditentukan Prinsip pengukuran koefisien cerna semu (ADC) a. Komposisi kimia.
Serat kasar dan protein
oleh ketersediaan dan kemampuan ternak untuk hanyalah memperhitungkan berapa yang masuk mempunyai pengaruh yang cukup besar
mengkonsumsi pakan. Pengujian bahan pakan (konsumsi) dan berapa yang keluar (ekskresi). terhadap daya cerna. Meningkatnya kadar
secara in vivo ini dapat diterapkan baik untuk ternak Sedangkan pengukuran koefisien cerna sejati (TDC) protein kasar dalam pakan akan
ruminansia yang mempunyai lambung ganda harus memperhitungkan sisa pakan terdahulu, meningkatkan daya cerna serat kasar, dan
maupun untuk ternak non ruminansia, termasuk mukosa alat pencernaan yang aus, mikroba dan daya cerna serat kasar sangat berpengaruh
ternak unggas. enzim pencernaan yang istilah umumnya dikenal terhadap daya cerna zat makanan lain. Serat
KECERNAAN dengan Metabolic Fecal Nutrient (MFN). kasar yang tidak dapat dicerna akan
Pengukuran MFN bukanlah hal yang mudah untuk menghalangi aksi enzim yang mencerna zat

S
eperti disebutkan di depan, bahwa tidak semua
potensi bahan pakan dapat dicerna, sebagian akan dilakukan sehingga pengukuran ADC lebih sering makanan lain.
dikeluarkan dalam feses. Oleh karena itu analisis dipakai. Beberapa ahli berpendapat bahwa pengukuran b. Bentuk fisik pakan.
Butir-butiran yang digiling
kimia zat makanan dalam bahan pakan sebaiknya ADC dianggap sudah cukup memuaskan untuk memberikan permukaan yang luas terhadap
diikuti dengan pengujian kecernaannya. Selisih antara bahan organik, sebab ADC itu terwujud dari hasil getah pencernaan sehingga dapat
konsumsi zat makanan bahan pakan dengan ekskresi bersih zat makanan yang masuk dalam tubuh. meningkatkan daya cerna.
zat makanan feses menunjukkan banyaknya zat Beberapa faktor yang mempengaruhi daya cerna : c. Level pemberian pakan. Meningkatnya
makanan bahan pakan yang dapat dicerna (digestible). 1. Faktor Ternak konsumsi pakan akan menyebabkan pakan
Tetapi pada kenyataannya tidak semua zat makanan a. Spesies ternak. Ternak ruminansia mempunyai lebih cepat meninggalkan saluran pencernaan
yang dicerna dapat diserap, sebagian akan dibuang kemampuan yang lebih besar dalam sehingga mem-perkecil kemungkinan bagi
melalui beberapa jalur pengeluaran. Ternak ruminansia mencerna pakan yang berserat kasar tinggi mikroba dan enzim untuk mencerna pakan
akan mengeluarkan sebagian energi yang tercerna dibanding ternak non ruminansia. akibatnya akan menurunkan daya cerna.
sebagai panas fermentasi dan gas seperti CH4. Koefisien cerna tertinggi akan tercapai pada
b. Umur ternak. Ternak yang terlalu tua atau
Disamping itu tidak semua yang ada dalam feses tingkat konsumsi 80 – 90 persen
terlalu muda alat pencernaannya kurang
merupakan bahan pakan yang tidak tercerna, sebagian kemampuan konsumsi.
sempurna sehingga kemampuannya dalam
berupa mukosa alat pencernaan yang telah aus, sisa
mencerna rendah.
pakan terdahulu, mikroba dan enzim pencernaan. Oleh

32
jajo66.wordpress.com
PENGUKURAN KONSUMSI Pembatasan jumlah ditujukan untuk menghindari LANGKAH PENGUKURAN KONSUMSI DAN
engukuran konsumsi pakan dilaksanakan dalam seleksi pakan oleh ternak. KECERNAAN

P kandang metabolis atau dapat digunakan


kandang individu yang memungkinkan peneliti
B. 90 persen dari ad libitum
Sama seperti dengan tingkat pemberian pakan ad S
ecara umum pengukuran konsumsi dan
kecernaan pakan biasanya dilakukan dalam dua
untuk mengukur konsumsi, jumlah feses atau urin periode yaitu periode pendahuluan (preliminary
libitum, jumlah konsumsi pakan ad libitum ditentukan
karena pengukuran konsumsi pakan biasanya selalu period) dan periode pengumpulan data (data collecting
melalui percobaan pendahuluan yang lamanya
terkait dengan kecernaan ataupun nitrogen balans. period). Namun pada kondisi tertentu terdapat satu
tergantung palatabilitas dan konstanitas konsumsi
Pengukuran kecernaan tidak dapat dilakukan jika periode lagi sebelum kedua periode tersebut
pakan. Pemberian pakan 90 % persen ad libitum
pemberian pakan tidak dapat dikontrol, sehingga berlangsung yaitu periode adaptasi (adaptation
diperlukan batasan konsumsi pakan dalam artian dilakukan mulai fase koleksi data. Cara ini menjamin
period).
bahwa konsumsi pakan yang diberikan sesuai dengan tingkat seleksi yang konstan dan tanpa menimbang
kemampuan ternak. Terdapat beberapa tingkat lagi. Namun, pengukuran konsumsi cara ini tidak Periode Adaptasi
pemberian pakan yaitu: menggambarkan keadaan yang sebenarnya di Periode adaptasi atau penyesuaian dilakukan untuk
lapangan. membiasakan ternak percobaan terhadap lingkungan:
A. ad libitum atau voluntry intake
C. konsumsi pada hidup pokok. kandang, pakan dan perlengkapan lain yang
Pemberian pakan dilakukan secara prasmanan (free dibutuhkan selama penelitian. Selama periode adaptasi
Ternak diberi pakan yang diperlukan untuk
choise), sisa pakan selalu ada sekitar 15-20 persen. ternak dibiasakan terhadap pakan yang dievaluasi
melaksanakan kegiatan hidup pokok tetapi nilai
Sisa pakan harus ditimbang dan dianalisis komposisi kecernaan yang diperoleh tidak dapat digunakan karena biasanya bahan pakan tersebut merupakan
kimianya. Komposisi sisa pakan (oarts) berbeda untuk menyusun ransum produksi. ARC (1984) bahan pakan yang tidak biasa dikonsumsi oleh ternak
dengan pakan yang diberikan tergantung pada seleksi mendefinisikan bahwa kebutuhan untuk hidup pokok sebelumnya.
ternak. Seleksi dapat diatasi dengan mengurangi besarnya 32 gram konsumsi bahan organik tercerna Selama periode adaptasi tidak dilakukan pegukuran
intake, chopping, wafering, grinding atau pelleting
(KBOT) setiap bobot badan metabolik (BB0.75). Dengan parameter. Lama periode adaptasi sekitar 1 sampai 3
pakan. Seleksi sering terjadi oleh ternak unggas, yang asumsi bahwa setiap gram bahan organik tercerna minggu tergantung dari kemampuan ternak untuk
disebabkan bentuk makanan yang tidak seragam. setara dengan 0.0156 MJ ME (Honing dan menyesuaikan diri dengan segala aspek percobaan.
Penggunaan istilah ad libitum dalam pengukuran Aldermann, 1988) yang berarti kebutuhan energi Periode Pendahuluan
konsumsi pakan bukan berarti ternak diberikan pakan untuk hidup pokok besarnya 0.499 MJ ME. Untuk
Periode pendahuluan bertujuan untuk menghilang-
sesukanya setiap hari dalam jumlah yang berbeda. menentukan jumlah pakan yang diberikan perlu
kan pengaruh pakan sebelumnya, membiasakan bahan
Jumlah pakan yang diberikan setiap hari selalu sama diketahui kecernaan bahan organik, kandungan bahan
pakan yang dicobakan dan memperkecil keragaman
berdasarkan kemampuan ternak mengkonsumsi kering dan bahan organik pakan.
konsumsi tiap ternak.
pakan yang ditentukan melalui percobaan pendahu-
luan ditambah 15 – 20 % dari kemampuan konsumsi. Berbeda dengan periode adaptasi, pada periode
pendahuluan dilakukan penimbangan dan pencatatan

33
jajo66.wordpress.com
konsumsi pakan dan feses yang dikeluarkan. TEKNIK PENGUKURAN KECERNAAN
Pengukuran konsumsi pakan bertujuan untuk engukuran kecernaan secara in
menentukan konsumsi pakan sukarela (Voluntry Feed
Intake = VFI) yang dijadikan pedoman dalam
P vivo dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu cara langsung
pemberian pakan. Periode pendahuluan dilakukan (direct method) dan cara tak langsung
sekitar 7 – 10 hari tergantung pada kestabilan (indirect method) dengan
konsumsi pakan sehari-hari, namun jika ternak telah menggunakan marker. Teknik pengukuran secara
mengalami adaptasi maka periode pendahuluan tidak Pengukuran Tidak Langsung
langsung lebih membutuhkan waktu dan tenaga
akan membutuhkan waktu yang lama. karena semua pakan dan feses harus dikumpulkan. Cara pengukuran kecernaan secara tidak langsung
Periode Koleksi Data Sementara dengan metode tidak langsung tidak merupakan metode yang lebih sederhana dalam artian
semua feses dikumpulkan tetapi cukup diambil tenaga dan waktu peneliti. Dalam metode ini feses
Periode koleksi biasanya berlangsung 7 – 10 hari.
sampelnya saja. yang dikeluarkan ternak tidak perlu dikumpulkan dan
Pada ternak ruminansia koleksi pakan dimulai 3 hari
ditimbang semua tetapi cukup diambil sampelnya.
sebelum koleksi feses. Diperkirakan 48 jam diperlukan Pengukuran Cara Langsung
Teknik ini biasanya dilakukan pada ternak yang
untuk aliran pakan yang tidak dicerna melalui saluran Pengukuran kecernaan secara langsung merupakan digembalakan dimana pengukuran konsumsinya
pencernaan sehingga feses yang dikeluarkan hari ini pengukuran konvensional dengan menggunakan dihitung dengan menduga feses yang dikeluarkan
merupakan sisa pakan yang diberikan 2 hari sebe- kandang metabolis ataupun kandang individu. Dalam untuk setiap ternak dengan menggunakan perunut
lumnya. Tentu waktu ini akan berbeda untuk ternak metode ini semua pakan, sisa pakan dan feses (marker = inert reference substance = indicator).
non ruminansia. Koleksi feses yang diperoleh dia- ditimbang dan dicatat, kemudian diambil sampel
sumsikan berasal dari jumlah konsumsi yang sama. Indikator dapat digunakan sebagai petunjuk untuk
untuk dianalisis. Dengan mengetahui jumlah pakan
Metode ini tidak dapat diterapkan jika konsumsi menghitung laju pakan, konsumsi dan kecernaan
yang diberikan, sisa pakan dan feses ataupun urine
ditetapkan secara tidak terkontrol atau tidak teratur bahan pakan. Banyak bahan yang dapat dipergunakan
yang dikeluarkan setiap ekor ternak serta
sebab feses yang dikeluarkan selama 24 jam tidak sebagai indikator misalnya chrome oxide, ferric oxide,
mengetahui kandungan zat makanan bahan pakan,
dapat menunjukkan secara tepat konsumsi pakan 24 pigment, silika, lignin dan cromogen. Sehubungan
sisa pakan, feses atau urie, maka dapat kecernaan dari
jam sebelumnya. Lama perjalanan bahan pakan sejak masing-masing komponen. dengan itu indikator dapat digolongkan menjadi 2
dikonsumsi hingga menjadi feses tergantung pada kelompok yaitu internal indicator
jumlah dan sifat ransum tetapi umumnya sekitar 3 yaitu senyawa yang terdapat di
hari pada sapi dan 1 hari pada domba. dalam tanaman itu sendiri dan
Selama periode koleksi untuk pengukuran kecernaan external indicator yaitu senyawa

parameter yang perlu diukur adalah jumlah pemberian kimia yang sengaja diberikan pada
pakan, sisa pakan dan feses atau urine yang ternak lewat makanan.
dikeluarkan. Syarat yang harus dipenuhi oleh

34
jajo66.wordpress.com
suatu bahan agar dapat diperguna-kan sebagai jumlah feses dengan memasang penampung feses diantaranya: waktu adaptasi bagi ternak, penanganan
indikator adalah: indikator tidak mengubah atau (harness). Selanjutnya ditetapkan kadar internal sampel dan jumlah ulangan ternak yang digunakan.
mempengaruhi proses pencernaan, ternak mau indikator pakan dan feses. Konsumsi bahan kering Dalam banyak hal percobaan penelitian in vivo biasanya
memakannya (palatable), indikator dan bahan pakan dapat dihitung dengan rumus berikut: banyak menggunakan ternak. Ternak tersebut
akan melewati alat pencernaan secara bersama-sama, kadangkala diperoleh dari berbagai
dapat ditemukan kembali (recovery) dan tidak larut, tempat dengan berbagai kondisi
dicerna atau diabsorbsi oleh ternak dalam saluran pemeliharaan. Hal ini menyebabkan
pencernaan. variasi internal antar ternak yang
Metode ini sering disebut juga metode kualitatif digunakan sangat besar sehingga
dimana pengukuran kecernaan dihitung dari Disamping kecernaan dan konsumsi bahan kering, dibutuhkan waktu adaptasi yang cukup panjang.
hubungan antara zat makanan dan indiktaor di dalam dengan metode indikator juga dapat diestimasi Disamping itu pada periode adaptasi ini juga ternak
pakan dan feses. Dosis indikator sekitar 2 – 3 persen jumlah bahan kering feses yang diekskresikan oleh harus diberikan waktu yang cukup untuk melakukan
dari berat pakan, dicampur dalam pakan dan sekitar 1- ternak tanpa menghiraukan total koleksi fesesnya penyesuaian dengan perlengkapan yang digunakan
3 hari warna indikator akan terlihat dalam feses dan yaitu dengan mengambil sampel feses langsung dari selama percobaan, misalnya jika ternak harus
pengambilan sampel feses dapat dimulai. KOEFISIEN rektum. Indikator yang digunakan adalah external menggunakan harness penampung feses atau urine,
CERNA dihitung dengan menggunakan perubahan indicator dengan catatan bahwa indikator dalam untuk mengurangi stress pada saat koleksi data.
rasio setiap zat makanan dengan indikator di dalam pakan diketahui jumlahnya. Seperti diuraikan bab terdahulu, bahwa kurang
pakan dan feses. baiknya penanganan
dan preparasi sampel
menyebabkan hasil
yang diperoleh kurang
akurat. Apabila proses
preparasi sampel feses
SUMBER VARIASI TEKNIK In vivo dan urine kurang baik dan banyak sekali nitrogen
yang hilang, maka kemungkinan yang terjadi adalah

P
eragaman hasil antara satu percobaan dengan
tingginya nilai kecernaan dari yang sebenarnya.
percobaan yang lain dalam objek yang sama
Sebaliknya bila sampel pakan banyak mengalami
dapat saja terjadi. Hal itu dapat disebabkan tidak
kerusakan akibat jamur atau lainnya, maka
seragamnya prosedur pelaksanaan percobaan. Ada
kemungkinan yang akan terjadi adalah rendahnya
beberapa hal yang perlu distandarisasi agar dihasilkan
Indikator dapat juga dipergunakan untuk nilai kecernaan yang diperoleh.
tingkat kesalahan yang minimun dalam melakukan
mengestimasi konsumsi pakan dan kecernaanya pada
percobaan pengukuran kecernaan in vivo,
ternak yang digembalakan. Peneliti dapat menetapkan

35
jajo66.wordpress.com
Kriteria ternak dalam percobaan kecernaan harus yang ada maka dianjurkan menggunakan Soebarinoto, Chuzaemi, S. dan Mahudi. 1990.
mempunyai breed, tipe, ukuran atau berat, kondisi, Rancangan Bujursangakr Latin untuk mengurangi Praktikum Gizi Ruminansia. LUW-Univesitas
jenis kelamin dan umur yang sama. Jumlah ternak variasi internal antar ternak. Brawijaya Animal Husbandry Project. Malang.
yang digunakan sangat direkomendasikan tidak DAFTAR PUSTAKA Soejono, M. 1990. Petunjuk Laboratorium Analisis dan
kurang dari tiga ekor setiap kelompok. Apabila
Schneider, B.H. and W.P. Flatt. 1975. The Evaluation of Evaluasi Pakan.
Fakultas Peternakan Universitas
digunakan Rancangan Acak kelompok atau
Feeds Through Digestibility Experiments. The Gadjah Mada. Yogyakarta.
Rancangan Acak Lengkap hanya dengan 2 perlakuan
atau lebih sebaiknya digunakan minimal 5 ulangan University of Georgia Press. Athens.
ternak. Namun biasanya karena keterbatasan ternak

36
jajo66.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai