4 Konteks Hukum
Sama halnya dengan bisnis lainnya, manajemen sumber daya manusia sangat
dipengaruhi oleh undang-undang (federal) dan tinjauan pengadilan. Dalam bagian ini
beberapa bidang peraturan sumber daya manusia yang penting dan sulit di jangkau.
2. Relasi
Relasi karyawan (employee relations) adalah aktivitas yang melibatkan
pembentukan dan pemeliharaan hubungan karyawan-karyawan kerja yang berkontribusi
pada produktivitas, motivasi, moral, dan pendisiplinan yang memuaskan, dan untuk
memelihara lingkungan kerja yang positif, produktif, dan kohesif. Mengelola relasi
karyawan biasanya merupakan tugas dari sumber daya manusia.
Sebagian besar para pengusaha berusaha untuk memelihara relasi yang positif
antara mereka sendiri dengan karyawan mereka. Akan tetapi, kita tidak mungkin dapat
melakukannya karena karyawan percaya bahwa tuntutan dari perusahaan menekan
mereka, memata-matai mereka, atau memperlakukan mereka secara tidak adil dan tidak
etis. Oleh karena itu, kebijakan yang mengembangkan etika, perlakuan adil, dn
pendisiplinan yang adil membentuk dasar bagi relasi karyawan yang positif.
3. Perlakuan Adil
Perlakuan adil dalam lingkungan kerja adalah kondisi dimana karyawan mendapat
kesempatan dan perlakuan yang sama dalam melaksanakan pekerjaannya. Seperti yang
tertulis pada pasal 5 dan 6 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, mengenai tenaga kerja,
pemerintah menjamin untuk mendapat hak dan perlakuan yang sama tanpa adanya
diskriminasi dalam bentuk apapun seperti dalam :
a. Pembagian kerja yang sesuai dengan kemampuan dan tanggung jawab
masing-masing
b. Pembagian gaji
c. Jenjang karir
d. Diskriminasi gender
e. Sarana pengembangan kemampuan
2. Isu kontrak
Kontrak tenaga kerja dapat menghasilkan rangkaian masalah atau isu yang
berbeda. Sebagian permasalahan ini menuntut serikat pekerja bertindak atas nama
para anggota. Kategori-kategori isu yang umumnya palig penting bagi para perunding
serikat buruh : kompensasi, tunjangan, dan keamanan kerja. Walaupun serikat isu
yang diliput dalam konrak tenaga kerja disponsori oleh perusahaan. Macam-macam
hak manajemen yang dirundingkan dalam kebanyakan kesepakatan tawar-menawar :
a. Kompensasi
Isu yang paling umum adalah kompensasi. Salah satu aspek dari
kompensasi adalah upah terkini. Yang jelas, serikat buruh ingin pekerja
mereka ingin mendapatkan upah yang lebih tinggi dan mencoba
meyakinkan manajemen untuk menaikkan upah perjam bagi semua atau
beberapa karyawan.
Yang menjadi perhatian serikat buruh adalah kompensasi dimasa yang
akan mendatang, tingkat upah yang dibayarkan bertahun-tahun kontrak
berikut. Satu alat yang paling umum untuk mengamanan kenaikan upah
adalah penyesuaian biaya hidup atau Cost of Living Adjustmant (COLA).
Kebanyakan ketentuan penyesuaian biaya hidup mengaitkan kenaikan
upah pada indeks harga konsumen (Consumer Price Index: CPI), statistik
pemerintah yang mencerminkan perubahan dalam daya beli konsumen.
Dasar pemikiran adalah bahwa ketika CPI naik dalam jumlah tertentu
dalam waktu periode tertentu, upah akan otomatis dinaikkan. Hampir
separuh dari semua kontrak tenaga kerja dewasa ini mencakup ketentuan
penyesuaian biaya hidup.
b. Wage reopener clausa
Ketentuan untuk membicarakan ulang soal upah sekarang termasuk
dalam hampir 10 persen dari semua kontrak tenaga kerja. Ketentuan
semacam itu memungkinkan tingkat upah dirundingkan ulang pada saat
yang telah ditentukan sebelumnya selama masa berlaku kontrak. Sebagai
contoh, serikat buruh mungkin tidak nyaman dengan kontrak jangka
panjang yang didasarkan pada kenaikan upah penyesuaian biaya hidup.
Akan tetapi, kesepakatan jangka panjang mungkin lebih dapat diterima
jika manajemen sepakat untuk merundingkan kembali upah tiap 2 tahun.
c. Tunjangan
Tunjangan karyawan juga merupakan komponen penting dalam
kebanyakan kontrak tenaga kerja. Serikat buruh umumnya ingin pemberi
kerja membayar semua atau sebagian besar biaya asuransi bagi karyawan.
Tunjangan yang lainnya pada umumnya diajukan selama perundingan
mencakup tunjangan pensiun, liburan yang dibayar, dan kondisi kerja.
d. Keamanan kerja
Meskipun demikian prioritas puncak UAW atau serikat buruh mobil
dalam kebanyakan perundingan terbarunya dengan pembuat mobil AS
adalah keamanan kerja, yang merupakan butir agenda yang semakin
penting di banyak sesi tawar-menawar dewasa ini. Dalam beberapa kasus
permintaan akan keamanan kerja memuat perjanjian bahwa jika
perusahaan tidak berpindah ke tempat lain. Dalam kasus ini kontrak bisa
menyatakan bahwa jika angkatan kerja dikurangi, senioritas akan
digunakan sebagai patokan untuk menentukan karyawan mana yang tetap
mempertahankan pekerjaannya.
f. Hak-hak manajemen
Manajemen menginginkan kendali penuh atas kebijakan perekrutan,
penugasan kerja, dan lain-lain. Sementara itu, serikat buruh sering
mencoba membatasi hak manajemen dengan memperinci perekrutan,
penugasan, dan kebijakan-kebijakan lain. Misalnya, kontrak menetapkan
tiga pekerja dibutuhkan untuk mengganti bagian yang kosong, seperti
dalam kasus ini ketentuan konrak sering melarang pekerja dalam satu
kategori pekerjaan untuk melakukan pekerjaan yang termasuk dalam ranah
orang lain. Serikat buruh mencoba untuk mengamankan pekerjaan dengan
mendefinisikan sebanyak mungkin kategori yang berbeda. Tentu saja
manajemen menolak praktek itu, karena membatasi keluasan dan
menimbulkan kesulitan untuk merotasikan pekerja.