S.A. Nugroho
Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil UNRI, Jl H.R. Subrantas Km. 12, Panam, Pekanbaru
E-mail nugroho_52yk@yahoo.com
Abstract
In highway design, it is necessary to check the subgrade bearing capacity since it influences the pavement thickness.
There are several methods used to determine the subgrade bearing capacity such as DCP (Dynamic Cone
Penetrometer) and HCP (Hand Cone Penetrometer). This research aims to compare between CBR and soil density
combined with HCP; to find the initial correlation between HCP and CBR; and to find the correlation between HCP
and soil density (γt) . The correlation between HCP to soil density on peat is CBR = -2,1232 + (3,1162 x HCP) +
(1,8329 x γt), and CBR = -13,4404 + (23,3252 x HCP) + (7,1014 x γt) in sand and clay composite.
Keywords:
Dynamic Cone Penetrometer, Hand Cone Penetrometer, California Bearing Ratio, soil density
Ada beberapa metode untuk menentukan daya Pengujian dengan menggunakan DCP ini sistem
dukung tanah seperti CBR (California Bearing kerjanya yaitu dengan cara dipukul, sedangkan
Ratio), k (Modulus Reaksi Tanah Dasar), Mr untuk pengujian dengan menggunakan HCP ini
(Resilient Modulus), DCP (Dynamic Cone sistem kerjanya hampir sama dengan pengujian
Penetrometer) dan HCP (Hand Cone CBR laboratorium yaitu dengan cara ditekan.
Penetrometer). Di Indonesia daya dukung tanah Metode pengujian HCP ini lebih mendekati metode
dasar untuk kebutuhan perencanaan tebal CBR laboratorium bila dibandingkan dengan
perkerasan jalan ditentukan dengan metode pengujian DCP.
mempergunakan pemeriksaan CBR. CBR di peroleh
dari hasil pemeriksaan sampel tanah yang telah Hasil pengujian HCP ini akan dibandingkan dengan
disiapkan di laboratorium atau langsung di lapangan cara mengkorelasikannya dengan CBR laboratorium
(Sukirman, 1999). dan kepadatan.
Pengujian daya dukung tanah dengan menggunakan HCP (Hand Cone Penetrometer)
alat DCP ini sudah pernah dilakukan penelitian oleh HCP ini pertama kali dikembangkan pada tahun
Karunaprema (2002) dan Indrawan (2004) pada 1988 (BS, 1990). Pengujian HCP ini bertujuan
tanah pasir berlempung dan tanah lempung. Dalam untuk mengukur daya dukung tanah atau ketahanan
penelitian ini penulis melanjutkan penelitian tanah dasar. Alat HCP ini mudah digunakan untuk
tersebut dengan menggunakan alat DCP dan HCP penyelidikan tanah sampai kedalaman 1 meter
untuk menentukan daya dukung tanah dasar karena dibawah tanah dasar.
alat pengujian ini relatif lebih cepat, mudah dan
CBR Laboratorium
CBR merupakan suatu perbandingan antara beban Pengujian CBR Laboratorium
percobaan dengan beban standar dan dinyatakan
dalam persentase (Soedarmo. et al, 1993 dalam
Hendarsin, 2000).
Pengujian Kepadatan tanah
Alat pengujian untuk menentukan besarnya CBR
berupa alat yang mempunyai piston dengan luas 3
inchi. Piston digerakkan dengan kecepatan 0,05
Pengujian Sifat Fisik
inchi/menit, vertikal ke bawah. Proving ring yang - batas konsistensi
digunakan untuk mengukur beban yang dibutuhkan
- analisis saringan
pada penetrasi tertentu yang diukur dengan arloji
- Hidrometer
(Muir, 1987).
METODE
Analisis Data
Alat
◊ Alat uji HCP (BS 1337)
◊ Mould CBR untuk uji kepadatan di
lapangan dan Pengujian CBR lab tanah asli Korelasi Data
(Undisturbed sample) (ASTM 1883)
◊ Satu set alat uji Klasifikasi tanah (Analisis
saringan (ASTM D 422) , Atterberg limit
Selesai
(ASTM D 4318), hydrometer (ASTM D
1140))
H CP (kN)
laboratorium antara 1,01% - 22,43%.
1.6
0.16 1.4
0.14
1.2
0.12
Sampel No.
0.1 1
H CP (kN)
1 2 3 4 5
0.08
P andau Rumbai Tangkerang P anam
0.06 Kulim P alas UNRI
0.04
Gambar 3. Hasil uji HCP pada pasir, lempung, pasir
0.02
kelempungan
0
0 1 2 3 4 5 6
Sampel No.
Gambar 2. Hasil uji HCP pada tanah gambut
1.10
15
CBR (%)
density (gr/cm 3 )
1.09
1.09
10
1.08
1.08 5
1.07
1.07 0
1 2 3 4 5Sample No.
1.06
pandau rumbai tangkerang panam
kulim palas UNRI
1.06
0 1 2 3 4 5 6
Nomor Sampel Gambar 7. Hasil uji CBR pada pasir, lempung, pasir
kelempungan
Gambar 4. Hasil uji bulk density pada gambut
Korelasi Hasil Uji HCP, Kepadatan dan CBR
0.8 pada Tanah Gambut
0.7
Grafik hubungan nilai HCP dengan CBR (Gambar
8) maupun nilai HCP dengan bulk density (Gambar
bulk density (gr/cm )
0.6
9) pada tanah gambut adalah identik
3
0.5
0.5
0.4
0.3
0.4
0.2 y = 68.039x 2.7168
0.1
0.3
CBR (%)
0
1 2 3 4 5Sampel No.
pandau rumbai tangkerang panam 0.2
kulim palas UNRI
0.0
0.1 HCP (kN) 1.0
0.4
Gambar 8. Hubungan antara HCP dengan CBR
0.35 laboratorium pada tanah gambut
0.3 1.2
0.25
CBR (%)
0.2 1.2
bulk density (gr/cm3)
0.05
1.1
0
0 1 2 3 4 5 6
1.0
Nomor Sampel 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20
HCP (kN)
Gambar 6. Hasil uji CBR pada gambut
Gambar 9. Hubungan antara HCP dengan density
pada tanah gambut
CBR (%)
dan lempung (Gambar 14).
Grafik hubungan nilai HCP dengan bulk density 10
sama untuk tanah lempung (Gambar 13) maupun
gabungan tanah pasir dan lempung (Gambar 15),
tetapi berbeda pada tanah pasir (Gambar 11) 5
10
0
0.1 HCP (kN) 1.0
8
y = 43.7x 2.2557
Gambar 12. Hubungan antara HCP dengan CBR
6 laboratorium pada tanah lempung
CBR (%)
2.0
2
y = 3.652x 2 - 1.6131x + 1.5667
bulk density (gr/cm3)
0
0.1 HCP (kN) 1.0
1.5
1.0
2.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8
HCP (kN)
y = -0.2396x 2 + 1.9622x + 0.8099
Gambar 13. Hubungan antara HCP dengan density
pada tanah lempung
bulk density (gr/cm3)
1.5 25
y = 47.115x 2.2989
20
15
CBR (%)
1.0
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
HCP (kN) 10
0
0.1 HCP (kN) 1.0
CBR (%)
2.0 0.8
0.6
0.4
1.5
0.2
0
1.05 1.06 1.07 1.08 1.09 1.1 1.11
20
CBR prakiraan
⎡ 2
⎢
∑X 1 ∑X 2 ⎤
⎥
⎡a0 ⎤ ⎡ ∑ y ⎤
⎢a ⎥ = ⎢ ( X Y )⎥
⎢ ∑ X1 ∑(X ) ∑(X X ⎢ 1 ⎥ ⎢∑ 1 ⎥
2
2 )⎥ 15
CBR (%)
1 1
⎢∑ X 2 ∑(X X 2) ∑(X ) 2 ⎥
⎢⎣ a3 ⎥⎦ ⎢⎣∑ ( X 2 Y )⎥⎦
⎣ 1 2 ⎦
.....................................................................[2] 10