Anda di halaman 1dari 4

NAMA : STEFANI VALIZA.

KELAS : XII IPS 3

TUGAS : MEMBUAT NOVEL SEJARAH PENGALAMAN PRIBADI

JUDUL NOVEL: JEMBATAN KISAH HIDUPKU

Namaku Stefani Valiza Safitri. Aku biasa dipanggil dengan nama Stefani. Lahir di Teluk
Majelis, Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi pada tanggal
05 September 2004. Anak kedua dari tiga bersaudara. Yang terlahir dari keluarga yang sangat
sederhana.

Pada tahun 2008, aku memasuki Sekolah Dasar. Aku bersekolah di SDN 123 /X Desa Teluk
Majelis. Dahulu, di daerahku tidak ada yang namanya TK atau PAUD, sehingga aku pun langsung
masuk SD. Aku masuk saat berumur 5 tahun. Mula-mula, aku masuk Sekolah Dasar hanya untuk
ikut-ikutan saja. Saat itu, ada satu kejadian yang membuatku harus mengulang kelas 1 SD
lagi.Yang dimana aku berhenti untuk bersekolah, dengan alasan malas untuk pergi ke sekolah.
Kemudian, pada tahun 2009 aku mendaftar Sekolah Dasar lagi.

Banyak sekali kejadian-kejadian yang menyenangkan semasa kehidupan di Sekolah Dasar.


Salah satunya adalah saat kelas 2 SD, ketika sekolah mengadakan suntik imunisasi. Saat itu,
yang ada dipikiran ku hanyalah rasa takut akan betapa sakitnya ketika sebatang jarum yang
tajam masuk kedalam tanganku. Badan terasa panas dingin karena ketakutan ketika menunggu
namaku dipanggil . Saat nama disebutkan, aku pun maju. Ketika berjalan, rasanya melulur
bersetungging. Kemudian, saat jarum tajam yang digunakan untuk menyuntikkan suatu zat
mulai masuk ke dalam tubuh, yang bisa kulakukan hanyalah memejamkan mata. Diluar dugaan,
ternyata disuntik itu tidak sesakit yang dipikirkan, hanya sedikit saja rasanya sakitnya. Sejak saat
itu, aku tidak terlalu takut lagi dengan jarum suntik.

Mengenai masalah perjalanan ke sekolah, ada satu peristiwa yang mengesankan pada diriku
hingga saat ini. Peristiwa itu ialah ketika saat pulang sekolah bersama teman-teman. Ditengah-
tengah perjalanan kami bertemu dengan seseorang yang sebelumnya belum pernah kami
kenal.

"Siapa itu?" Tanya salah satu temanku pada kami.


"Entah lh, aku belum pernah melihatnya" Jawab salah satu temanku.

"Mengapa orang itu duduk di tengah jalan seperti itu? Bahkan, ia bisa duduk di kursi yang ada
diseberang jalan" Heran ku sambil melihat penampilannya yang aneh sekali dan tidak
sewajarnya ia duduk ditengah jalan seperti itu.

"Sepertinya aku tau, bukankah itu orang kampung sebelah yang sering menakut-nakuti anak-
anak yang ditemuinya?" Kata salah satu temanku sambil berkata dengan keras.

"Jangan ngomong yang keras-keras juga kali" Kata ku yang masih memandang orang itu sambil
melirik kesal kearah temanku yang barusan berucap.

Dengan pelan kami pun berjalan melewati seseorang yang dengan posisi duduk di depan
arah kami berjalan pulang. Dengan rasa takut dan was-was, aku dan teman–temanku
memberanikan diri terus berjalan melewati orang tersebut. Tiba-tiba, orang itu menoleh kearah
kami dan menatap kami dengan wajah seram, gahar, yang mengerikan sekali, serasa melihat
hantu, begitulah yang ada di pikiranku. Dengan bergejolak muncul perasaan yang ketakutan,
serentak diriku berteriak "Lari ada orang gilaa!!!”. Kemudian, kami pun lari pontang-panting
bagai anak ayam yang kehilangan induknya. Untung saja orang itu hanya berdiri dan tidak
mengejar.

Masa-masa SD banyak dihabiskan waktu untuk bermain. Saat itu, dimana belum mengenal
gadget dan game online. Permainan pada masa nya hanyalah permainan tradisional. Walaupun
sederhana, namun sangat menyenangkan dan berkesan kebersamaan.

Di waktu kelas 4 SD, ada kejadian yang mengharuskan aku dan teman-teman lainnya pulang
lebih cepat dari biasanya. Bahkan, tidak jarang kami tidak pergi ke sekolah. Kejadian itu terjadi
saat adanya kabut asap. Sehingga, kami diharuskan pulang lebih cepat. Tetapi, saat itu aku tidak
langsung pulang ke rumah, melainkan mampir terlebih dahulu ke rumah teman yang
merupakan teman main saat itu.

Dua tahun berlalu dan di mana aku menduduki bangku kelas 6 SD tepatnya hendak
mendekati detik-detik ujian nasional. Jantung hendak berhenti ketika mendengar kabar bahwa
ujian nasional yang menentukan kita dapat lanjut ketingkat sekolah yang lebih tinggi lagi. Saat
itu, aku mulai belajar seperti bagai gadis jolong menumbuk. Setelah ujian nasional berakhir,
tibalah saatnya penentuan kelulusan. Akhirnya, yang ditunggu-tunggu datang juga,
pengumuman keluar dan alhamdulillah dinyatakan LULUS.

Pada tahun 2015 setelah tamat SD, aku melanjutkan sekolah ke SMP. Masa putih biru, masa
dimana menempuh pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi setelah lulus dari Sekolah Dasar. Aku
mendaftar di SMP Negeri 28 Tanjung Jabung Timur. Ketika waktu pertama kali menginjakkan
kaki di SMP Negeri 28, perasaan masih tidak percaya kalau diri ini sudah menjadi Anak SMP.
Semuanya terlihat baru dan juga asing.

Pertama kali saat masuk kelas 7 aku merasa sedikit canggung karena belum kenal siapapun.
Sebelum menginjak pada tahap pembelajaran, seluruh siswa diharuskan untuk mengikuti
kegiatan MOS. Disana lah dimana aku mulai mendapatkan banyak teman dan mulai mengenal
lingkungan sekolah. Masa Orientasi ini berjalan selama kurang lebih satu minggu.

Saat di bangku kelas 8 aku mulai belajar berorganisasi.Yang mana aku mengikuti organisasi
OSIS. Semenjak mengikuti organisasi itu, banyak manfaat dan pengalaman yang bisa di
dapatkan. Aku juga lebih pandai berbicara dan menyampaikan pendapat. Selain itu, aku lebih
bisa belajar disiplin, bertanggung jawab dan lebih menghargai waktu.

Pada waktu di mana naik kelas 9 aku tidak se rajin sebelumnya. Karena sudah mengenal
yang namanya gadget. Aku jadi lebih sering main gadget dibandingkan dengan belajar. Waktuku
banyak di habiskan untuk main gadget. Walaupun saat semester pertama aku tetap juara kelas,
tetapi nilai nilai pelajaran banyak yang turun. Sejak saat itu aku belajar bahwa setiap hasil yang
baik membutuhkan proses yang panjang dan usaha yang sungguh-sungguh, karena usaha yang
instan dan setengah-setengah tidak bisa menghasilkan hasil yang memuaskan.

Saat akan ujian nasional aku belajar dengan rajin dan tekun. Aku tetap belajar dengan esa
hilang dua terbilang. Kemudian, saat ujian nasional tiba aku sudah siap karena sudah belajar
sebelumnya. Saat pengumuman kelulusan dan akhirnya diriku pun lulus dengan nilai yang baik
dan memuaskan.

Tahun 2018, tahun dimana setelah selesai pendidikan SMP aku mencari dan mendaftar ke
Sekolah Menengah. Awalnya bingung harus melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas
atau kejuruan. Namun setelah melalui pertimbangan yang cukup matang dan waktu yang tidak
singkat, akhirnya bisa memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas.
Aku memilih sekolah di SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur.

Puncak permasalahan ku saat SMA dimulai saat adanya pandemi Covid-19. Covid-19 adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Itu terjadi saat awal semester 2 kelas
10. Adanya pandemi covid-19 membuat pembelajaran terganggu. Dimana pemerintah mulai
membuat peraturan bahwa anak sekolah di harus kan untuk sekolah online atau daring. Di saat
itu sekolah ku pun mulai menerapkan untuk pembelajaran secara daring.

Ada satu hari dimana temanku datang kerumah dan mengobrol denganku.

"Lingkungan rumah kita sekarang jadi sepi ya" Ucap temanku.


"Iya, karena musim Corona" Sahut ku.

"Bosan banget belajar daring, mana tugas terus dikirim guru lagi. Bagaikan menguras air di
sungai, tidak ada habisnya. Koneksi internet kadang macet-macet. Untuk pelajaran ada yang
paham ada yang tidak" Keluh temanku.

"Apalagi jika tugas membuat video" Tambahku.

"Uh, mengerikan" Ucap temanku sambil bergidik ngeri.

"Doakan saja pandemi ini cepat berakhir" Kataku.

"Mudah-mudahan saja" Ucap temanku.

Awalnya memang senang belajar di rumah dan juga libur sekolah, tetapi lama-kelamaan
menjadi bosan. Kegiatan di rumah saat pandemi diisi dengan mengerjakan tugas-tugas yang
dikirimkan oleh guru secara online. Belajar di rumah bukan berarti bisa melakukan sesuatu yang
aku mau dengan sesuka hati. Aku harus selalu di rumah, tidak boleh keluar rumah, selalu
berjemur, sering-sering mencuci tangan, dan tidak boleh berkerumun. Dan itu terjadi sampai
aku menginjak di bangku kelas 11.

Tepat saat memasuki kelas 12 SMA dimana pemerintah mengeluarkan peraturan sudah
diperbolehkan untuk belajar lagi di sekolah. Tentunya aku sangat senang karena pembelajaran
tatap muka lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran jarak jauh (online) dan juga jadi
bisa bertemu dengan teman-teman lagi. Walaupun begitu, aku dan teman-teman lainnya harus
tetap mematuhi protokol kesehatan dan sampai saat ini masih bisa sekolah seperti biasanya.

Selama masa SD SMP sampai SMAaku mempunyai banyak kenangan dan pengalaman
bersama teman-teman ku. Dari suka dan duka bersama teman-teman ku yang sangat berharga
dan tidak bisa digantikan dengan apapun. Banyak pelajaran yang bisa aku ambil dari
pengalaman yang aku alami.

Anda mungkin juga menyukai