Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN AKHIR

PENENTUAN TIPE ALIRAN DALAM PIPA


MODUL V

SEMESTER GENAP 2021/2022

KELOMPOK 1
NAMA MAHASISWA : Erwin Yoshua Rianto Hasibuan
NIM : 104120034
KELAS : CV – 3A

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
UNIVERSITAS PERTAMINA
2021
PENENTUAN TIPE ALIRAN DALAM PIPA
Renu Suhasta1*, Bertha Monalisa1, Nicholas Partogi Situmorang1, Jihan Khairi Salwa1

Program studi Teknik Sipil, Fakultas Perencanaan Infrastruktur, Universitas Pertamina


*Corresponding author: josua.hasibuan8888@gmail.com

Abstrak: Modul praktikum 05 berjudul Menentukan Penentuan Tipe Aliran Dalam Pipa dengan tujuan
menentukkan nilai debit aliran pada pipa, menentukkan nilai Bilangan Reynlod pada pipa, dan mennetukkan
jenis aliran pipa berdasarkan Bilangan Reynold pada pipa. Jenis aliran dalam tabung dilakukan dengan
menggunakan alat Osborne Reynold yang bekerja dengan menginjeksikan zat warna ke dalam aliran tabung. Zat
warna pada aliran dari tabung akan membentuk garis tipis mengikuti karakteristik aliran. Dalam aliran laminar,
pewarna dimasukkan ke dalam tabung. mengalir dari tabung ke suatu titik, maka cairan pewarna akan
membentuk garis yang jelas dan tegas. Dengan aliran turbulen, jika pewarna dimasukkan ke dalam tabung aliran
pada satu titik, cairan pewarna akan terdispersi dan tampak tidak beraturan.

Kata Kunci: Bilangan Reynold, Aliran Laminar, Aliran Turbulen, Dispersi

Abstract: Practical module entitled determining flow types in a pipe with the purpose of deciding the flow value
of a flow on a pipe, selecting a value of reynlod on a pipe, and nipping a type of pipe flow based on Reynolds on
the pipe. The type of flow in the tube is made using osborne Reynolds' tool that works by injecting the colored
matter into the tube's flow. The dye in the flow from the tube will form a thin line following the characteristics
of the flow. In the flow of the laminar, the dye is put into the tube. Flow from the tube to the point, and the dye
will form a clear and firm line. With a turbulen current, if the dye is introduced into the flow tube at one point,
the dye fluid is dispersbed and is dispersants.

Key words: Numbers Reynolds, laminar streams, turbulen streams, dispersion


I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Aliran fluida memiliki kecepatan yang berbeda-beda, tergantung dari kekuatan
aliran yang mendominasi di dalamnya. Aliran fluida dipengaruhi oleh viskositas atau
kekentalan dari fluida itu sendiri (Sarojo, 2009). Dari perbedaan kecepatan tersebut aliran
fluida dapat diklasifikasikan menjadi tiga tioe aliran yaitu laminar, transisi dan turbulen.
Untuk memudahkan menentukan jenis aliran maka digunakan bilangan yang tak
berdimendi yang dinamakan bilangan Reynold
1.2.Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah praktikan diharapkan mampu untuk
menentukkan nilai debit aliran pada pipa, menentukkan nilai Bilangan Reynlod pada
pipa, dan mennetukkan jenis aliran pipa berdasarkan Bilangan Reynold pada pipa.
1.3.Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana menentukkan nilai debit aliran pada pipa?
2. Bagaimana menentukkan nilai Bilangan Reynold dari aliran Pipa?
3. Bagaimana menentukkan jenis aliran dari hasil perhitungan Bilangan Reynold?
1.4.Teori Dasar
Fluida adalah suatu zat yang tidak dapat menahan bentuk secara permanenyang
dapat mengalami perubahan bentuk mengikuti ruang yang ditempatinya.Terdapat dua
jenis fluida, yakni:fluida termampatkan dan fluida tak termampatkan. Fluida mampu
termampatkan(compressible) ialah ketika densitasfluida mudah dipengaruhi oleh
perubahan temperatur dan tekanan. Fluida tak termampatkan (incompressible) ialah
ketika densitas fluida tersebut tidak terpengaruh oleh banyaknya perubhan tekanan
dan suhu. Fluida yang bergerak (mengalir) akan membentuk suatu pola aliran tertentu
(Raswari, 1986). Jenis aliran fluida jika dibedakan dari jenis pola alirannya, dapat
menjadi:
1. Aliran laminar (aliran berlapis)
Aliran dengan fluida yang bergerak seperti berbentuk lapisan-lapisan yang tidak
saling campur. Aliran ini terjadi pada kecepatan aliran fluida yang lambat,
densitas fluida yang rendah dan viskositas yang tinggi.
2. Aliran Turbulen (Aliran bergolak)
Aliran ini dengan partikel-partikel bergerak tidak menentu karena terjadi
pencampuran dan eddies dalam aliran.
3. Aliran Transisi
Aliran peralihan dari laminar ke turbulen.
Jenis aliran fluida dapat dibedakan menurut Bilangan Reynoldnya (Re). Bilangan
Reynold merupakan fungsi dari: kecepatan fluida (v), Viskositas ( ), massa jenis
fluida ( serta diameter pipa (D). Bilangan Reynold secara sistematis dapat
dirumuskan menjadi persamaan:
Keterangan:
v = Kecepatan (rata-rata) fluida yang mengalir (m/s)
D = Diameter dalam pipa (m)
= Massa jenis fluida (kg/
= Viskositas dinamik fluida (Kg/m.s)
Re = Bilangan Reynold

Tabel 1. Nilai Bilangan Reynold


Jenis Aliran Nilai
Laminer Re < 2.000
Transisi 2000 < Re < 4.000
Turbulen Re > 4.000

II. METODE PENELITIAN

2.1.Alat dan Bahan


Terdapat alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini, antara lain:
1. Osborne Reynold Apparatus

Gambar 2.1 Osborne Reynold Apparatus


2. Hydraulic Bench

Gambar 2.2 Hydraulic Bench


3. Stopwatch
Gambar 2.3 Stopwatch
4. Termometer

Gambar 2.4 Termometer


5. Gelas Ukur 1.000 mL

Gambar 2.5 Gelas ukur 1000 mL


6. Fluida

2.2.Cara kerja.
Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. Pompa pada hydraulic bench
dipancing hingga aliran konstan. Hydraulic bench dimatikan setelah alirannya konstan
dan selang pancing diganti dengan selang apparatus. Hydraulic bench dinyalakan dan
disesuaikan bukaan katupnya agar menghasilkan aliran lambat yang melalui pipa.
Hydraulic bench dimatikan ketika air yang dialirkan telah memenuhi wadah
apparatus. Kran pewarna dibuka hingga aliran yang bewarna keluar. Profil kesepatan
diamati sesuai dengan kran output yang dibuka sesuai perlakuan. Laju air volume,
waktu, dan suhu aliran keluar di ukur. Setelah diukur kran output ditutup. Untuk
perlakuan selanjutanya proseuder 3-8 dapat diulangi. Kemudian hasil pengamatan
pada masing-masing perlakuan yang berbeda dicatat.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.Hasil
Data yang di peroleh dari praktikum kali ini ialah:
Tabel 2. Data Hasil Perhitungan
Viskositas
Wak Diameter Bilangan
Volume Suhu Debit Kinematik Tipe
Perlakuan 3 tu Pipa 3 Reynold
(m ) (°C) (m /s) Fluida Aliran
(s) (m) 10-6x (-)
( m2/s)
3 100x10-6 18.3 27 0.01 Laminer
9

6 100x10-6 6.52 27 0.01 Transisi

8 100x10-6 3.06 27 0.01 Turbulen

Debit (Q):

1. Perlakuan 3 =

2. Perlakuan 6 =

3. Perlakuan 8 =

Luas Permukann (A):

1. Perlakuan 3 = (
2. Perlakuan 6 = (
3. Perlakuan 8 = (

Kecepatan (v):

1. Perlakuan 3 =

2. Perlakuan 6 =

3. Perlakuan 8 =

Bilangan Reynold :

1. Perlakuan 3 =

2. Perlakuan 6 =

3. Perlakuan 8 =
IV. Pembahasan
Analisis air yang didapatkan dari perlakuan 3, 6, dan 8 secara berturut-
turut adalah laminer, transisi, dan turbulen. Pada perlakuan 3 dikatakan aliran
laminer (aliran yang bergerak dengan satu lapisan meluncur secara lancar), karena
memiliki Bilangan Reynold sebesar 807.96, dimana memiliki nilai bilangan
Reynold kurang dari 2000. Pada perlakuan jenis aliran yang didapat adalah aliran
transisi, dimana nilai Bilangan Reynold pada perlakuan 6 adalah 2283.37 (aliran
peralihan dari aliran laminar ke turbulen). Memiliki Bilangan Reynold antara
2000 sampai 4000. Pada perlakuan 8, jenis alirannya adalah aliran Turbulen
karena memiliki nilai Bilangan Reynold sebesar 4859.48 ((aliran yang pergerakan
partikel fluida-nya tidak menentu karena mengalami pencarmpuran serta putaran
partikel antar lapisan). Memiliki nilai Bilangan Reynold lebih dari 4000.
Hubungan debit aliran (Q) dengan nilai bilangan Reynolds (Re) adalah
berbanding lurus. Sama hal nya juga debit aliran (Q) berbanding lurus dengan
kecepatan aliran. Oleh sebab itu, jika kecepatan aliran tinggi maka debit aliran
tinggi dan juga akan mempengaruhi bilangan Reynoldsnya. Begitu juga dengan
kecepatan alirannya jika kecepatan aliran rendah maka debit aliran yang di
dapatkan juga rendah dan akan berpengaruh pada nilai bilangan Reynolds yang
dihasilkan akan rendah.

V. KESIMPULAN
Pada praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwasanya nilai
debit aliran pada pipa perlakuan 3, 6 dan 8 secara berturutu-turut adalah
, , dan . Nilai Bilanggan
Reynold yang didapatkan dari perlakuan 3, 6 dan 8 secara berturut-turut adalah
, 2283.37, dan 4859.48. Jenis aliran yang diperoleh dari praktikum ini ada
3 jenis. Untuk perlakuan 3 didapat jenis aliran Laminer, untuk perlakuan 6
diperoleh jenis aliran Transisi, sedangkan untuk perlakuan 8 diperoleh jenis aliran
Turbelensi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Raswari. 1986. Teknologi dan Perencanaan Sistem Perpipaan.


c

Jakarta:PenerbitUniversitasIndonesia.
2. Sarojo, GanijantiAby. 2006. SeriFisikaDasarMekanika. SalembaTeknika. Jakarta.

3. ModulMekanikaFluidadan Hidraulika.2021.Universitas Pertamina


Lampiran

Screenshot bukti asistensi Praktikum

Form Pengamatan
FORMULIR PENGAMATAN
MODUL 5: PENENTUAN TIPE ALIRAN DALAM PIPA

Praktikan: Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan-Universitas Pertamina

No. Kelompok: 1A

No. Nama NIM Asisten


1 Erwin Yoshua Rianto Hasibuan 104120034

TANGGAL PENGUMPULAN LAPORAN:


07 November 2021

(Yasmin Bismi Alifa)


Tabel 5.1 Data Hasil Perhitungan
Viskosita
Volume Waktu Suhu Diameter Pipa Debit Kinematik
Perlakuan
(m3) (s) (°C) (m) (m3/s) Fluida
10-6x
( m2/s
3 100x10-6 18.39 27 0.01

6 100x10-6 6.52 27 0.01

8 100x10-6 3.06 27 0.01

Debit (Q):

4. Perlakuan 3 =

5. Perlakuan 6 =

6. Perlakuan 8 =

Luas Permukann (A):

4. Perlakuan 3 = (
5. Perlakuan 6 = (
6. Perlakuan 8 = (

Kecepatan (v):

4. Perlakuan 3 =

5. Perlakuan 6 =

6. Perlakuan 8 =

Bilangan Reynold :

4. Perlakuan 3 =

5. Perlakuan 6 =

6. Perlakuan 8 =

Anda mungkin juga menyukai