KELOMPOK 1
NAMA MAHASISWA : Erwin Yoshua Rianto Hasibuan
NIM : 104120034
KELAS : CV – 3A
Abstrak: Modul praktikum 05 berjudul Menentukan Penentuan Tipe Aliran Dalam Pipa dengan tujuan
menentukkan nilai debit aliran pada pipa, menentukkan nilai Bilangan Reynlod pada pipa, dan mennetukkan
jenis aliran pipa berdasarkan Bilangan Reynold pada pipa. Jenis aliran dalam tabung dilakukan dengan
menggunakan alat Osborne Reynold yang bekerja dengan menginjeksikan zat warna ke dalam aliran tabung. Zat
warna pada aliran dari tabung akan membentuk garis tipis mengikuti karakteristik aliran. Dalam aliran laminar,
pewarna dimasukkan ke dalam tabung. mengalir dari tabung ke suatu titik, maka cairan pewarna akan
membentuk garis yang jelas dan tegas. Dengan aliran turbulen, jika pewarna dimasukkan ke dalam tabung aliran
pada satu titik, cairan pewarna akan terdispersi dan tampak tidak beraturan.
Abstract: Practical module entitled determining flow types in a pipe with the purpose of deciding the flow value
of a flow on a pipe, selecting a value of reynlod on a pipe, and nipping a type of pipe flow based on Reynolds on
the pipe. The type of flow in the tube is made using osborne Reynolds' tool that works by injecting the colored
matter into the tube's flow. The dye in the flow from the tube will form a thin line following the characteristics
of the flow. In the flow of the laminar, the dye is put into the tube. Flow from the tube to the point, and the dye
will form a clear and firm line. With a turbulen current, if the dye is introduced into the flow tube at one point,
the dye fluid is dispersbed and is dispersants.
2.2.Cara kerja.
Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. Pompa pada hydraulic bench
dipancing hingga aliran konstan. Hydraulic bench dimatikan setelah alirannya konstan
dan selang pancing diganti dengan selang apparatus. Hydraulic bench dinyalakan dan
disesuaikan bukaan katupnya agar menghasilkan aliran lambat yang melalui pipa.
Hydraulic bench dimatikan ketika air yang dialirkan telah memenuhi wadah
apparatus. Kran pewarna dibuka hingga aliran yang bewarna keluar. Profil kesepatan
diamati sesuai dengan kran output yang dibuka sesuai perlakuan. Laju air volume,
waktu, dan suhu aliran keluar di ukur. Setelah diukur kran output ditutup. Untuk
perlakuan selanjutanya proseuder 3-8 dapat diulangi. Kemudian hasil pengamatan
pada masing-masing perlakuan yang berbeda dicatat.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.Hasil
Data yang di peroleh dari praktikum kali ini ialah:
Tabel 2. Data Hasil Perhitungan
Viskositas
Wak Diameter Bilangan
Volume Suhu Debit Kinematik Tipe
Perlakuan 3 tu Pipa 3 Reynold
(m ) (°C) (m /s) Fluida Aliran
(s) (m) 10-6x (-)
( m2/s)
3 100x10-6 18.3 27 0.01 Laminer
9
Debit (Q):
1. Perlakuan 3 =
2. Perlakuan 6 =
3. Perlakuan 8 =
1. Perlakuan 3 = (
2. Perlakuan 6 = (
3. Perlakuan 8 = (
Kecepatan (v):
1. Perlakuan 3 =
2. Perlakuan 6 =
3. Perlakuan 8 =
Bilangan Reynold :
1. Perlakuan 3 =
2. Perlakuan 6 =
3. Perlakuan 8 =
IV. Pembahasan
Analisis air yang didapatkan dari perlakuan 3, 6, dan 8 secara berturut-
turut adalah laminer, transisi, dan turbulen. Pada perlakuan 3 dikatakan aliran
laminer (aliran yang bergerak dengan satu lapisan meluncur secara lancar), karena
memiliki Bilangan Reynold sebesar 807.96, dimana memiliki nilai bilangan
Reynold kurang dari 2000. Pada perlakuan jenis aliran yang didapat adalah aliran
transisi, dimana nilai Bilangan Reynold pada perlakuan 6 adalah 2283.37 (aliran
peralihan dari aliran laminar ke turbulen). Memiliki Bilangan Reynold antara
2000 sampai 4000. Pada perlakuan 8, jenis alirannya adalah aliran Turbulen
karena memiliki nilai Bilangan Reynold sebesar 4859.48 ((aliran yang pergerakan
partikel fluida-nya tidak menentu karena mengalami pencarmpuran serta putaran
partikel antar lapisan). Memiliki nilai Bilangan Reynold lebih dari 4000.
Hubungan debit aliran (Q) dengan nilai bilangan Reynolds (Re) adalah
berbanding lurus. Sama hal nya juga debit aliran (Q) berbanding lurus dengan
kecepatan aliran. Oleh sebab itu, jika kecepatan aliran tinggi maka debit aliran
tinggi dan juga akan mempengaruhi bilangan Reynoldsnya. Begitu juga dengan
kecepatan alirannya jika kecepatan aliran rendah maka debit aliran yang di
dapatkan juga rendah dan akan berpengaruh pada nilai bilangan Reynolds yang
dihasilkan akan rendah.
V. KESIMPULAN
Pada praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwasanya nilai
debit aliran pada pipa perlakuan 3, 6 dan 8 secara berturutu-turut adalah
, , dan . Nilai Bilanggan
Reynold yang didapatkan dari perlakuan 3, 6 dan 8 secara berturut-turut adalah
, 2283.37, dan 4859.48. Jenis aliran yang diperoleh dari praktikum ini ada
3 jenis. Untuk perlakuan 3 didapat jenis aliran Laminer, untuk perlakuan 6
diperoleh jenis aliran Transisi, sedangkan untuk perlakuan 8 diperoleh jenis aliran
Turbelensi.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta:PenerbitUniversitasIndonesia.
2. Sarojo, GanijantiAby. 2006. SeriFisikaDasarMekanika. SalembaTeknika. Jakarta.
Form Pengamatan
FORMULIR PENGAMATAN
MODUL 5: PENENTUAN TIPE ALIRAN DALAM PIPA
No. Kelompok: 1A
Debit (Q):
4. Perlakuan 3 =
5. Perlakuan 6 =
6. Perlakuan 8 =
4. Perlakuan 3 = (
5. Perlakuan 6 = (
6. Perlakuan 8 = (
Kecepatan (v):
4. Perlakuan 3 =
5. Perlakuan 6 =
6. Perlakuan 8 =
Bilangan Reynold :
4. Perlakuan 3 =
5. Perlakuan 6 =
6. Perlakuan 8 =