Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PRILAKU KESEPIAN DI KERAMAIAN

LAPORAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konseling Multibudaya

Yang dibina oleh Ibu Ishlakhatus Sa’idah, M.Pd

Oleh:

Ikmalis Surur (19381091111)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


(BKPI)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MADURA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada umatnya, sehingga berkat karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan laporan dengan judul “ Perilaku Kesepian di Keramaian”

Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas Ujian Akhir Semester
(UAS) pada mata kuliah Konseling Multibudaya. Dalam penulisan laporan ini,
saya ucapkan banyak terima kasih kepada Ibu dosen pengampu mata kuliah
tersebut yaitu Ishlakhatus Sa’idah, M.Pd atas bimbingannya sehingga laporan ini
dapat terselaikan dengan baik yang diharapkan semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca umumnya.

Pamekasan, 27 November 2021

Penyusun
BAB I
Pendahuluan

1. Latar Belakang
Kesepian merupakan perasaan tidak nyaman yang dirasakan oleh
individu ketika hubungan sosial dirasa kurang memadai. Perasaan
kesepian ini sendiri bisa dialami dan dirasakan oleh individu meskipun
individu tersebut aktivitasnya sangat sibuk ataupun santai. Kondisi seperti
inipun dapat dirasakan oleh individu yang sedang berada ditengah
keramaian jika hubungan sosial yang dibutuhkannya pada saat itu tidak
dapat terpenuhi, sehingga individu tersebut merasa bahwa hanya suasana
diluar dirinyalah yang ramai, sedangkan jiwanya menderita kesepian. Hal
ini menunjukkan bahwa kesepian merupakan perasaan yang dapat
dirasakan oleh setiap orang serta tidak mengenal usia, jenis kelamin dan
aktivitas dari individu itu sendiri.
Perasaan kesepian merupakan hal yang bersifat pribadi dan
ditanggapi berbeda oleh setiap orang. Sebagian orang menganggap
kesepian adalah suatu kondisi yang normal terjadi. Pihak lainnya
menganggap bahwa perasaan kesepian dapat menimbulkan kesedihan
yang mendalam. Matondang mengemukakan dalam bukunya Shraswati
N.T 2009 bahwa hampir semua orang pernah mengalami kesepian,
meskipun perasaan tersebut akan berbeda antara individu satu dengan
individu lainnya.
2. Rumusan masalah
a. Apa itu kesepian di kermaian?
b. Bagaimana faktor dari prilaku kesepian?
c. Bagaimana dampak dari prilaku kesepian?
3. Tujuan Penulisan
a. Apa itu kesepian di kermaian?
b. Bagaimana faktor dari prilaku kesepian?
c. Bagaimana dampak dari prilaku kesepian?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Identitas Konseli
Nama : Iga Mawarni
Tempat tanggal lahir : Pamekasan, 27 April 2004
Jenis kelamin : perempuan
Sekolah : SMK 3 Pamekasan
Hobby : Membaca
Cita-cita : Direktur
Alamat : Dusun Tomang Mateh Desa Blumubungan Kec.
Larangan Pamekasan
2. Fokus Tingkah Laku
Tingkah laku adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh
individu yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Fokus
tingkah laku konseli yang sedang diamati yaitu perilaku Ambivert.
a. Deskripsi Tingkah Laku
Berdasarkan hasil wawancara dengan konseli, terdapat beberapa
gejala yang dialami oleh konseli, yaitu:
 Merasa terasingkan dalam suatu kelompok
 Merasakan banyak teman yang kurang cocok
 Kadang malas berkegiatan
 Sering mengabaikan sesuatu
b. Inti Masalah
Inti masalah yang dialami konseli yang sesuai dengan ciri di atas
merupakan gambaran prilaku kesepian di keramaian yang dasarnya tidak
baik bagi setiap individu karena ada beberapa gejala yang berakibat pada
kesehatan.
Sebagian orang menganggap kesepian adalah suatu kondisi yang
normal terjadi. Pihak lainnya menganggap bahwa perasaan kesepian dapat
menimbulkan kesedihan yang mendalam. Matondang berpendapat bahwa
hampir semua orang pernah mengalami kesepian, meskipun perasaan
tersebut akan berbeda antara individu satu dengan individu lainnya.
3. Data
a. Data Diri Konseli
Setiap manusia memilika keistimewaan yang berbeda-beda, berikut adalah
kekurangan/kelemahan dan kelebihan konseli
Kelemahan :
 Merasa direndahkan dan terasing

Kelebihan

 Pembaca buku
 Juara II menulis artikel
b. Data Lingkungan Sosial Budaya
1) Keluarga
Nama Bapak : Nurullah (Alm)
Pekerjaan :-
Nama Ibu : Listianah Ningsih
Pekerjaan : IRT
Lingkungan keluarga konseli sangat baik bahkan orangtua konseli
selalu mendukung apa yang menjadi keinginan konseli seperti
membelikan laptop untuk dipergunakan belajar, akan tetapi batasan
yang diberikan orangtua konseli terkadang membuat konseli tidak
nyaman namun konseli menyadari hal itu sebab batasan itu muncul
karena konseli adalah anak tunggal yang selalu dikhawatirkan oleh
orangtuanya.
2) Teman Sebaya
Dalam situasi teman sebaya konseli berinteraksi baik dan
sebaliknya teman-teman di sekitar konseli peduli dan baik terhadpa
konseli, akan tetapi ketika berkumpul konseli mengaku kadang tiba-
tiba menghilang dan muncul tiba-tiba.
3) Agama
Konseli beragama islam dan melaksankan kewajiban beragama
dengan baik.
4. Pembahasan
a. Konsep-konsep yang Relevan
a) Pengertian Kesepian
Kesepian merupakan sebuah keadaan di mana seseorang
merasa hampa, sendirian, dan tidak diinginkan. Para ahli
sepakat bahwa kesepian merupakan keadaan mental, bukan
fisik. Banyak orang yang merasa kesepian padahal dirinya
sedang berada di tengah keramaian atau di tengah orang-
orang terdekatnya.
b) Gejala-gejala Kesepian
Terdapat gejala-gejala dai prilaku kesepian yaitu
 Merasa tidak berharga dan tidak dipedulikan siapapun
 Putus asa
 Gelisah berlebihan
 Tidak tertarik melakukan apapun
 Tidak bergairah
 Sulit berkonsentrasi
c) Faktor Penyebab Kesepian
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab dari kesepian;
 Tidak memiliki kedekatan dengan orang lain
 Terlalu introvert
 Fokus pada kuantitas bukan kualitas
b. Bagan Hubungan Sebab Akibat Latar Sosial Budaya dan Pribadi

Kesulitan
Merasa mencari
direndahk teman yang KESEPIAN
an dan cocok
terasing
c. Uraian Pembahasan
Dari bagan di atas dapat disimpulkan bahwa awal prilaku kesepian
dimulai dari perasan dan pemikiran individu yang merasa terasing
dan direndahkan dalam suatu kelompok yang kemudian merasakan
bahwa individu tersebut kesulitan menemukan yang cocok.
Dua prilaku yang disebutkan di atas mengakibatkan individu menjadi
kesepian meskipun berada di kermaian.

5. Bimbingan

a. Tujuan Bimbingan
Bimbingan ini bertujuan untuk bisa membantu konseli keluar dari prilaku
kespian karena prilaku ini membuat konseli tertutup dan cenderung tidak
memiliki interakasi yang cukup baik dengan sekitar, sehingga masalah
yang dialami konseli sering dipendam sendiri dan dikhawatirkan akan
berdampak burung pada kesehatan mental konseli.
b. Treatment
Trethment yang direncanakan oleh konselor yaitu:
1. Pemberian layanan informasi
Layanan pemberian informasi adalah layanan untuk
memeberitahukan konseli dalam memnuhi kebutuhan akan
informasi yang dibutuhkan. Dalam layanan ini konseli diberikan
informasi dan diolah untuk kepentingan hidup dan
perkembangannya.
Berkenaan dengan prilaku yang dialami konseli yaitu kesepian,
konseli diberikan informasi berkenaan dengan masalah yang
dialami seperti dampak yang akan dialami, dan informasi
bagaiman cara untuk mengatasinya
2. Pemberian layanan konseling individu
Dalam pelaksanaan konseling, konselor menggunakan beberapa
teknik konseling yang diyakini dapat memberikan solusi terhadap
masalah yang dialami konseli yang pertama konselor
menggunakan pendekatan TFA (Thinking, Feeling, Acting) yang
mana pada persoalan adanya rasa kesepian pendekatan ini
berorientasi pada feeling atau perasaan.
Dalam pendekatan ini, perhatian utama konselor berfokus pada
emosi, afeksi dan perasaan klien. Dalam pendekatan yang
berorientasi pada perasaan (feeling approach) memiliki anggapan
dasar bahwa jika perasaan dan emosi kusut individu tidak dapat
mengekpresikan dan memahami perasaan-perasaan yang
dialaminya maka individu tersebut adalah individu yang "tidak
sehat" atau dapat dikatakan individu bermasalah.
Individu akan menjadi individu yang sehat bila individu
tersebut dapat memahami dan mengekspresikan perasaan-
perasaan yang dialaminya. Dengan demikian individu akan
memperoleh insight dan mengambil tindakan yang pantas. Dalam
hal ini konselor menitik beratkan pada membantu klien
mengekspresikan, mengklarifikasi, menguraikan, dan memahami
emosi yang muncul. Seringkali sebagi hasil penguraian kekusutan
emosional, klien mengalami insight (berpikir lebih gamblang
mengenai situasi bersangkutan dan kemudian mampu
mengambil tindakan yang pantas/layak.
Pendekatan kedua ialah pendekatan Gestalt, ini merupakan
pendekatan yang sangat populer dalam menangani kasus-kasus
yang berhubungan dengan masa lalu. Dalam hubungannya dengan
perjalanan hidup manusia, pendekatan Gestaltmemandang bahwa
tidak ada yang "ada" kecuali "sekarang". Yang berarti masa lalu
telah pergi dan masa depan belum dijalani, oleh karena itu yang
menuntaskan segala permasalahan yang dialami oleh manusia
adalah masa sekarang (here and now).

Lebih lanjut menurut Perls, sebagaimana yang dikutip oleh Corey,


individu yang menyimpang dari saat sekarang dan menjadi terlalu
terpaku pada masa depan, maka mereka mengalami kecemasan
yang menjadikannya sebagai kesenjangan antara saat sekarang dan
kemudian. Maka dalam praktiknya, konselor diarahkan untuk
membantu konseli kontak dengan saat sekarang, dengan
menggunakan pertanyaan "apa" dan "bagaimana" bukan
menggunakan pertanyaan "mengapa". Misalnya, "apa yang sedang
Anda alami sekarang saat Anda duduk di sana dan mencoba
berbicara?".
Jadi dalam hal ini, apabila konseli berbicara tentang masa lalunya,
maka konselor meminta konseli agar membawa masa lalunya ke
sana sekarang dengan menjalaninya seolah-olah masa lalunya
sedang terjadi pada saat sekarang. Hal ini diyakini oleh Perls,
bahwa kebanyakan orang akan cenderung bergantung kepada masa
lampau untuk membenarkan ketidaksediaan dan
ketidakmampuannya memikul tanggungjawab atas dirinya sendiri.

3. Jadwal Pelaksanaan

N Kegiatan Target Pelaksanaan Pelaksana Ke


o Bantuan Tujuan an t
Hari Tgl, bln, Wakt Temp
th u at

1 Layanan Untuk Jum’ 26 13.0 Puspa Konselor


Infomasi memberkan at Novemb 0 ga
informasi er 2021
terkait
resiko
kesepian
sehingga
diarapkan
konseli bias
memperbaik
i diri dan
dapat keluar
dari
masalahnya
yaitu
kesepian.

2 Layanan Untuk Sabt 27 16.0 Puspa Konselor


Konseln menurunkan u novemb 0 ga
g prilaku er 2021
Individu merasa
teknik kesepian
pendekat konseli dan
an TFA, terhidar dari
dan resiko dan
Teknik dampak
Pendekat yang akan
an membahaya
Gestalt kan pribadi
konseli
BAB III
Penutup
1. Kesimpulan
Perasaan kesepian merupakan hal yang bersifat pribadi dan ditanggapi
berbeda oleh setiap orang. Sebagian orang menganggap kesepian adalah
suatu kondisi yang normal terjadi. Pihak lainnya menganggap bahwa
perasaan kesepian dapat menimbulkan kesedihan yang mendalam.
Matondang mengemukakan dalam bukunya Shraswati N.T 2009 bahwa
hampir semua orang pernah mengalami kesepian, meskipun perasaan
tersebut akan berbeda antara individu satu dengan individu lainnya.
Konseling yang cocok pada prilaku ini adalah teknik pendekatan TFA
(Thinking, Feeling, Acting) yang mana pada persoalan adanya rasa
kesepian pendekatan ini berorientasi pada feeling atau perasaan, dan
teknik konselinf pendekatan Gestalt yang mana merupakan pendekatan
yang sangat populer dalam menangani kasus-kasus yang berhubungan
dengan masa lalu. Dalam hubungannya dengan perjalanan hidup manusia,
pendekatan Gestaltmemandang bahwa tidak ada yang "ada" kecuali
"sekarang". Yang berarti masa lalu telah pergi dan masa depan belum
dijalani, oleh karena itu yang menuntaskan segala permasalahan yang
dialami oleh manusia adalah masa sekarang (here and now).
2. Saran
Semoga dengan laporan ini, baik penulis maupun pembaca mendapat
manfaat dari laporan ini, apabila ada kesalahan baik itu penulisan,
penyusun, saya meminta maaf sebesar-besarnya, kritik dan saran apapun
akan saya terima.
Lampiran-lampiran

1. Alat pengumpul data yang digunakan

Alat pengumpulan data dalam laporan adalah melalui proses wawancara,


yaitu proses wawancara tidak terstruktur. wawancara tidak terstruktur
yaitu wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.
Tentu saja kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil
wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak tergantung dari
pewawancara.

2. Data yang dikumpulkan dari alat tersebut


Pedoman Wawancara
a. Apakah anda mengetahui apa itu kesepian?
b. Bagaimana dampak yang didapatkan dari prilaku kesepian ?
c. Apa faktor penyebab prilaku kesepian?

Anda mungkin juga menyukai