Anda di halaman 1dari 6

Nama: Lidya Yosephine

NIM : C1C019066
Resume Audit Chapter 5

Kewajiban Hukum

Lingkungan Hukum yang Berubah

Dalam hukum umum, Profesional audit bertanggungjawab untuk memberikan


tingkat jaminan dan perawatan yang wajar saat bekerja bagi klien, dan jika auditor gagal,
mereka harus bertanggungjawab pada klien atau pihak yang bersangkutan. Auditor wajib
berhati-hati dalam bekerja, karena disamping tuntutan hukum umum auditorjuga dapat
dutuntut berdasarkan undang-undang yang berisi dasar tindakan hukum auditor , seperti
Sarbanes-Oxley Act.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan jumlah tuntutan dan


penghargaan pada penggugat tinggi:
 Tumbuhnya kesadaran akan tanggung jawab akuntan publik oleh pengguna laporan
keuangan
 Kesadaran yang meningkat di pihak Securities and Exchange Commission
(SEC) atas tanggung jawabnya untuk melindungi kepentingan investor
 Kompleksitas fungsi audit dan akuntansi disebabkan oleh meningkatnya
ukuran bisnis, globalisasi bisnis, dan kompleksitas operasi bisnis dan
transaksi pembiayaan.
 Kecenderungan masyarakat untuk menerima tuntutan hukum oleh pihak-pihak
yang dirugikan terhadap siapa saja yang mungkin dapat memberikan ganti rugi,
terlepas dari siapa yang bersalah, ditambah dengan doktrin joint and multiple
liability (sering disebut konsep deep pocket of liability).
 Resesi global dan masa ekonomi yang sulit mengakibatkan kegagalan bisnis, yang
mendorong pemangku kepentingan untuk mencari ganti rugi dari pihak lain,
termasuk auditor eksternal
 Putusan pengadilan perdata yang besar terhadap firma CPA diberikan dalam
beberapa kasus, mendorong pengacara untuk memberikan layanan hukum
berdasarkan biaya kontingen, yang menawarkan kepada pihak yang dirugikan
potensi keuntungan saat gugatan berhasil, tetapi kerugian minimal bila tidak
 Banyak kantor akuntan publik yang bersedia menyelesaikan masalah
hukum di luar pengadilan dalam upaya menghindari biaya hukum yang
mahal dan publisitas yang merugikan, daripada mengejar penyelesaian
melalui proses peradilan.
 Kesulitan hakim dan juri dalam memahami dan menginterpretasikan hal-hal
teknis akuntansi dan audit

Kegagalan Bisnis, Kegagalan Audit, dan Risiko Audit


Penyebab utama utama tuntutan hukum terhadap KAP adalah kurangnya pemahaman
tentang konsep perbedaan antara kegalalan bisnis dengan kegagalan audit dan
kegagalan audit dengan risiko audit. Kegagalan Bisnis terjadi karena perusahaan tidak
mampu memenuhi ekspektasi investor atau membayar pinjaman karena kondisi eonomi
atau bisnis. Kegagalan Audit disebabkan karena auditor mengeluarkan opini yang yang
salah karena gagal memenuhi standar audit. Risiko Audit adalah keadaan dimana
seorang auditor mungkin telah menilai suatu laporan keuangan disajikan secara wajar
padahal terdapat salah saji yang material. Risiko sulit dihindari karena auditor
mengumpulkan bukti berdasar pengujian dan adanya kemungkinan kecuranagn yan sulit
dideteksi. Dalam kasus kegagalan audit terkadang UU memperbolehkan pihak yang rugi
untuk memulihkan kerugian yang disebabkan baik sebagian atau seluruhnya.
Terkadang terjadi konflik antara pengguna laporan keuangan dan auditor,
dimana para pengguna laporan keuangan menyalahkan audit terhadap kerugian yang
mereka derita padahal ini sebenarnya merupakan kegagalan bisnis dan bukan kegagalan
audit, namun juga bisa terdapat risiko audit. Konflik ini disebabkan karena adanya
“Kesenjangan Harapan” antara pengguna laporan keuangan dan auitor. Auditor yakin
bahwa audit sesuai sandar adalah hal yang dapat diharapkan sedangkan pengguna yakin
bahwa auditor menjamin kekuatan laporan keuangan perusahaan bahkan kelangsungan
keuangan bisnis perusahaan.

Konsep Hukum yang Mempengaruhi Tanggung Jawab


CPA harus bertanggungjawab atas setiap aspek akuntan publiknya, dan jika CPA
tida berhati- hati maka CPA dapat dikenai tuntutan atau denda atas hal tersebut.

Konsep orang yang Bijaksana


Terdapat kesepakatan dalam profesi dan pengadilan bahwa auditor bukan
penjamin atau penanggung laporan keuangan. Auditor diharapkan hanya
diharapkan berhati-hati dan tidak diharapkan sempurna dalam melakukan audit.

Kewajiban Untuk Perbuatan Orang Lain


Biasanya mitra dalam kasus perusahaan profesional bersama menanggung
tindakan atas tuntutan perdata kepada pemilik manapun. Berbeda jika perusahaan
LPP, LLC, atau Perusahaan Umum yang mana tanggung jawab atas satu pemilik tidak
meluas ke pemilik lain.

Kurangnya Keistimewaan Komunikasi


Di Beberapa negara bagia memiliki UU yang memperbolehkan komunikasi
istimewa antara klien dengan auditor, namun dalam hukum umum CPA tidak boleh
untuk menahan informasi dari pengadilan dengan alasan informasi tersebut memiliki ha
istimewa.
Persyaratan Hukum Mempengruhi Kewajiban CPA
Ketika auditor gagal melakukan audit yang memadai, kewajiban mungkin
bergantung pada tingkat kelalaian, yang dapat berkisar dari kelalaian biasa hingga
penipuan. Perhatikan juga perbedaan antara kewajiban bersama dan beberapa kewajiban
dan kewajiban terpisah dan proporsional, karena jumlah yang dinilai kemungkinan akan
sangat bervariasi antara kedua pendekatan ini ketika pengadilan menilai kerusakan.

Sumber Tanggung Jawab Hukum Auditor

Tanggung Jawab Kepada Klien


Tuntutan paling umum dan memiliki beragam gugatan, seperti kegagalan untuk
menyelesaikan perikatan non-audit pada tanggal kesepakatan, dll. Gugatan yang biasa
diajukan adalah terkait kelalaian auditor terkait audit yang dilakukan. Gugatan tersebut
dapat berupa wanprestasi, wanprestasi karena kellaian, atau keduanya. Auditor harus
berhti-hati selalu dalam melakukan audit.

Pertahanan Auditor terhadap Tuntutan klien


KAP biasanya satu atau kombinasi dari dari empat pembelaan ketika ada tuntutan
dari klien :
1. Kurangnya Tugas, kurangnya tugas untuk melakukan layanan berarti bahwa
firma CPA mengklaim bahwa tidak ada kontrak tersirat atau tersurat.
Misalnya, KAP mungkin mengklaim bahwa salah saji tidak terungkap karena
KAP melakukan jasa review, bukan audit. Penggunaan surat perikatan oleh
CPA memberikan dasar untuk menunjukkan kurangnya kewajiban untuk
melaksanakan.
2. Kinerja yang Tidak Lalai, kantor akuntan publik mengklaim bahwa audit telah
dilakukan sesuai dengan standar auditing. Bahkan jika ada salah saji yang
belum ditemukan, auditor tidak bertanggung jawab jika audit dilakukan
dengan benar. Konsep orang yang bijaksana menetapkan dalam hukum bahwa
kantor akuntan publik tidak diharapkan sempurna.
3. Kelalaian Berkontribusi, ada ketika auditor mengklaim tindakan klien sendiri
baik mengakibatkan kerugian yang menjadi dasar kerugian atau mengganggu
pelaksanaan audit sedemikian rupa sehingga mencegah auditor menemukan
penyebab kerugian.
4. Untuk berhasil dalam suatu tindakan terhadap auditor, klien harus dapat
menunjukkan bahwa ada hubungan sebab akibat yang erat antara kegagalan
auditor untuk mengikuti standar auditing dan kerugian yang diderita oleh klien.

Kewajiban Kepada Pihak Ketiga Berdasarkan Hukum Umum


CPA juga dapat dituntut oleh pihak ketiga, seperti pemegang saham, vendor, bankir,
dll.
Gugatan biasanya terjdi ketika bank tidak dapat menagih pinjaman besar dari pelanggan
yang bangkrut, bank menganggap laporan keuangan audit menyesatkan dan KAP harus
bertanggungjawab.

Doktrin Ultramares
pengadilan memutuskan bahwa meskipun akuntan lalai, mereka tidak bertanggung
jawab kepada kreditur karena kreditur bukan merupakan penerima manfaat utama. Dalam
konteks ini, penerima manfaat utama adalah orang yang diberitahukan kepada auditor
sebelum melakukan audit (pihak ketiga yang diketahui).

Pengguna yang Diramalkan


Perluasaan dari Ultramares Doktrin yang memungkinkan pemulihan bagi pihak
ketiga dalam lebih banyak keadaan. Meskipun konsep pengguna yang diperkirakan
mungkin tampak langsung, pengadilan telah menghasilkan beberapa interpretasi yang
berbeda. Saat ini, tiga pendekatan utama yang diambil oleh pengadilan yang muncul
dijelaskan sebagai berikut :
 Aliansi Kredit
 Pernyataan Kembali Torts
 Pengguna yang Dapat Diduga, Interpretasi yang paling luas dari hak-hak
penerima manfaat pihak ketiga adalah dengan menggunakan konsep pengguna
yang dapat diperkirakan. Berdasarkan konsep ini, setiap pengguna yang
seharusnya dapat diperkirakan secara wajar oleh auditor sebagai pengguna
laporan keuangan klien yang mungkin memiliki hak yang sama dengan mereka
yang memiliki privasi kontrak. Pengguna ini sering disebut kelas tak terbatas.

Pertahanan Auditor Melawan Tuntutan Pihak Ketiga


Dalam tuntutan oleh pihak ketiga terdapat 3 pembelaan yang tersedia bagi
auditor, Kurangnya Tugas, Kinerja yang Tidak Lalai, dan Tidak adanya hubungan sebab
akibat

Kewajiban Sipil Berdasarkan Hukum Efek Federal

 Securities Act 1993, hanya berhubungan dengan persyaratan pelaporan bagi


perusahaan yang menerbitkan sekuritas baru, termasuk informasi dalam laporan
registrasi atau pendaftaran dan prospektus.
 Securities Exchange Act Tahun 1934,kewajiban auditor menurutSecurities
Exchange ActTahun 1934 sering kali berpusat pada laporan keuangan yang telah
diaudit yang diterbitkankepada publik dalam laporan tahunan, yang diserahkan
kepada SEC sebagai bagian darilaporan tahunan Form-10K.
Peraturan 10b-5 dari Securities Exchange Act Tahun 1934,berbagai keputusan
pengadilan federal menjelaskan bahwa peraturan 10b-5 berlaku tidak hanya
bagi penjual langsung, tetapi juga akuntan, penjamin emisi, dan pihak lainnya.
 Pembelaan Auditor UU Tahun 1934, tiga pembelaan serupa yang tersedia bagi
auditordalam kasus tuntutan menurut common law oleh pihak ketiga juga berlaku
bagi tuntutanmenurut UU tahun 1934: pelaksanaan kerja tanpa kelalaian, tidak
ada kewajban,danketiadaan hubungan timbal balik atau sebab-akibat.
 Sanksi SEC dan PCAOB, SEC dan PCAOB mempunyai wewenang dalam situasi
tertentuuntuk menjatuhkan sanksi atau melarang para praktisi untuk mengaudit
perusahaan- perusahaan yang menjadi anggota SEC.
 Foreign Corrupt Practice Act Tahun 1977, undang-undang ini melarang
pemberian uangsuap kepada pejabat diluar negeri untuk mendapatkan pengaruh
dan memperoleh ataumempertahankan hubungan bisnis.
 Sarbanex-Oxley Act Tahun 2002, Sarbanex-Oxley Act semakin memperberat
tanggung jawab perusahaan publik dan auditornya. Undang-undang ini
mensyaratkan CEO dan CFOuntuk mengesahkan laporan keuangan tahunan serta
kuartalan yang didaftarkan ke SEC.

Kewajiban Pidana
Yang keempat adalah Kewajiban pidana bagi akuntan. CPA dapat dinyatakan
bersalah atas tindakan kriminal dibawah UU Federal dan Negara Bagian. Terdapat
beberapa kasus kriminal yang melibatkan CPA, salah satunya adalah kasus yang terjadi
pada tahun 1969. Dalam kasus ini, tiga auditor dituntut karena mengajukan laporan
keuangan palsu seorang klien kepada pemerintah, dan ketiganya dimintai
pertanggungjawaban pidana. Kasus ini mengajarkan beberapa hal penting :
 Investigasi integritas manajemen merupakan bagian penting dalam memutuskan
penerimaan klien dan tingkat pekerjaan yang harus dilakukan.
 Independensi oleh semua individu dalam keterlibatan sangat penting,
terutama dalam pembelaan yang melibatkan tindakan kriminal.
 Transaksi dengan pihak berelasi memerlukan pengawasan khusus karena potensi
salah saji.
 Prinsip akuntansi tidak dapat diandalkan secara eksklusif dalam memutuskan
apakah laporan keuangan disajikan secara wajar. Substansi pernyataan, dengan
mempertimbangkan semua fakta, diperlukan.
 Konsekuensi potensial dari auditor yang secara sadar melakukan tindakan yang
salah sangat parah sehingga tidak mungkin manfaat potensial dapat
membenarkan tindakan tersebut.

Tanggapan Profesi Terhadap Tanggung Jawab Hukum


AICPA dan Profesi secara keseluruhan dapat melakukan beberapa hal untuk
mengurangi keterpaparan praktisi dalam tuntutan hukum :
1. Mencari perlindungan dari litigasi yang tidak pantas
2. Tingkatkan kinerja audit agar dapat memenuhi kebutuhan pemakai dengan lebih
baik.
3. Memberi didikan pada pemakai mengenai batasan audit.
Melindungi Akuntan Publik Individual dari Kewajiban Hukum
Seorang auditor yang berpraktik juga dapat mengambil tindakan tertentu
untukmeminimalkan kewajibannya. Beberapa dari tindakan yang umum itu adalah:
 Hanya berurusan dengan klien yang memiliki integritas, akan sulit bagi auditor
mengalami masalah hukum jika klien kurang memiliki integritas dalam
berurusan dengan pelanggan, karyawan, instansi pemerintah dan pihak
lainnya.
 Adanya sikap tanggung jawab yang terpisah dari kepentingan klien. Sehingga
independensi tetap terjaga.
 Memahami bisnis klien, minimnya pengetahuan tentang praktik industri telah
menjadi salah satu faktor utama kegagalan auditor untuk mengungkapkan salah
saji dalam beberapa kasus.
 Proses Audit harus bermutu, audit yang bermutu mengharuskan auditor
mendapat bukti yang memadai dan membuat pertimbangan profesional yang
tepat atas bukti.
 Mendokumentasikan pekerjaan secara layak, dokumentasi audit yang
berkualitas penting ketika auditor menghadapi perkara audit di pengadilan.
 Mengungkapkan skeptisme profesional, auditor terkadang dianggap bersalah
saat dihadapkan dengan informasi yang menunjukkan masalah yang tidak
mereka sadar.

Anda mungkin juga menyukai