PERBEDAAN ANTARA HUKUM PIDANA, HUKUM PERDATA, DAN HUKUM
ADAT
Hukum Pidana Hukum Perdata Hukum Adat
Hukum pidana dalam arti Hukum perdata adalah Hukum adat adalah hukum objektif adalah hukum hukum yang mengatur yang fungsional-religius dan pidana yang berlaku, atau hubungan antar mampu untuk memenuhi yang juga disebut sebagai perseorangan yang memilki kebutuhan masyarakat hukum positif atau ius karakter mengatur dengan karena hukum adat bersifat poenale. Sedangkan Hukum tujuan melindungi pragmatism-realisem, pidana dalam arti subjektif kepentingan individu sehingga hukum adat itu mempunyai dua (individual interest) (Isnaeni memiliki fungsi sosial atau pengertian, yaitu: & Shomad, 2013). keadilan sosial (Nurchaesar a. Hak dari negara dan & Arafat, 2021). alat-alat kekuasaanya Secara yuridis formal, untuk menghukum, KUHP Perdata terdiri dari 4 Unsur-unsur dari pada yakni hak yang telah (empat) buku, yaitu buku I hukum adat sebagai berikut: mereka peroleh dari mengatur tentang orang (van 1. Adanya tingkah laku peraturan-peraturan Perrsonen) mulai Pasal 1 s/d yang terus menerus yang telah ditentukan 498, buku II mengatur dilakukan oleh oleh hukum pidana tentang benda (van Zaken) masyarakat. dalam arti objektif. mulai Pasal 499 s/d 1232, 2. Tingkah laku tersebut b. Hak dari negara buku III mengatur tentang teratur dan sistematis untuk mengaitkan perikatan (van 3. Tingkah laku tersebut pelanggaran terhadap Verbintenissen) mulai Pasal mempunyai nilai peraturan- 1233 s/d 1864, dan buku IV sakral peraturannya dengan mengatur tentang 4. Adanya keputusan hukum (DAN & pembuktian dan kepala adat PEMIDANAAN, Kadaluwarsa (van Bewijs en 5. Adanya sanksi/ 2005). Verjaring) mulai Pasal 1865 akibat hukum s/d 1993. Namun 6. Tidak tertulis Dalam pembuktian Pidana berdasarkan sistematika ilmu 7. Ditaati dalam sistem pembuktiannya hukum, sistematika hukum masyarakat negatief wettelijk stelsel perdata terbagi atas hukum yaitu sistem pembuktian perorangan (personenrecht), Sumber-sumber hukum adat menurut undang-undang bagian kedua tentang hukum menurut (Ragawino, 2008) secara negatif merupakan keluarga (Familierecht), adalah: teori gabungan antara sistem bagian ketiga tentang hukum 1. Adat-istiadat atau pembuktian menurut harta kekayaan kebiasaan yang undang-undang secara (Vermogenrecht), dan bagian merupakan tradisi positif dengan sistem keempat tentang hukum rakyat pembuktian menurut warirs (Erfrecht). (Tan & 2. Kebudayaan keyakinan atau conviction in Andriati, 2011). tradisionil rakyat time. 3. Ugeran/kaidah dari Karakteristik dalam kebudayaan Fungsi daripada dibentuknya pembuktian Perdata adalah Indonesia asli hukum pidana adalah audiet alterem partem yaitu 4. Perasaan keadilan sebagai sebuah perangkat pihak yang mendalilkan yang hidup dalam untuk mengatur dan harus membuktikan dalilnya masyarakat membatasi kehidupan tersebut (Pandiangan, 2017). 5. Pepatah adat berbangsa dan bernegara 6. Yurisprudensi adat agar tidak melebih batasan- 7. Dokumen-dokumen batasan yang telah yang hidup pada ditentukan sehingga cita-cita waktu itu, yang suatu negara untuk memuat ketentuan- menciptakan kehidupan ketentuan hukum berbangsa dan bernegara yang hidup. yang tertib dapat terwujud. 8. Kitab-kitab hukum yang pernah dikeluarkan oleh Raja-Raja. 9. Doktrin tentang hukum adat 10. Hasil-hasil penelitian tentang hukum adat nilai-nilai yang tumbuh dan berlaku dalam masyarakat.
Referensi
DAN, M. T. P., & PEMIDANAAN, S. (2005). Asas-asas hukum pidana.
Isnaeni, M., & Shomad, A. (2013). Perkembangan hukum perdata di Indonesia.
Nurchaesar, D., & Arafat, M. R. (2021). PERBANDINGAN SISTEM HUKUM PIDANA DI
INDONESIA: PIDANA BARAT (KUHP) DAN PIDANA ADAT. JUSTITIA: Jurnal Ilmu Hukum Dan Humaniora, 8(4), 852–863.
Pandiangan, H. J. (2017). PERBEDAAN HUKUM PEMBUKTIAN DALAM PERSPEKTIF
HUKUM ACARA PIDANA DAN PERDATA. To-Ra, 3(2), 565–582.
Ragawino, B. (2008). Pengantar dan asas-asas hukum adat Indonesia. Bandung, Fisip-Unpad.
Tan, K., & Andriati, S. L. (2011). Hukum Perdata: Hukum Orang & Keluarga. Medan. Penerbit USU Press.