Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM PEMINDAH TENAGA

TRANSAXLE
Nama: Andri Hanafi H
Nim:20074006
Prodi:Teknik Otomotif

I. Kompetensi :
Memelihara / servis, memperbaiki dan overhaul sistem pemindah tenaga pada kendaraan
ringan.

II. Sub Kompetensi :


1. Mengidentifikasi unit transaxle dan komponen komponennya.
2. Melepas dan memasang unit transaxle dengan cara yang benar.
3. Menjelaskan cara kerja transaxle dan komponen-komponennya.
4. Melakuakn pemeriksaan, pengukuran dan mengidentifikasi gangguan serta cara
mengatasinya.

III. Alat dan Bahan :


1. Unit transaxle Charade / Timor
2. Tool box set
3. Feeler gauge, DTI dan jangka sorong

IV. Keselamatan kerja:


1. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
2. Saat melakukan pembongkaran mekanisme detent maupun interlock, memastikan
pada posisi netral dan berhati-hati dengan bola baja, jangan sampai terpental dan
mengenai mata atau bahkan hilang.
3. Mebgurutkan posisi komponen-komponen yang telah dibongkar, jangan ditempatkan
secara acak dan saling bertumpuk.
4. Melakukan perkerjaan dengan hati-hati dan teliti.
V. Dasar Teori :

Transaxle
Gambar. Transaxle
Transaxle adalah kombinasi dari drive transmisi dan AS roda roda depan drive
kendaraan. Sistem ini menggantikan driveshaft dan diferensial drive yang ditemukan pada
roda belakang drive kendaraan. Transaxle adalah sebutan untuk transmisi yang digabung
menjadi satu dengan differensial. Pada umumnya transaxle digunakan pada mobil dengan
mesin depan dan penggerak depan (front engine front drive) atau tipe FF, namun terdapat
pula mobil dengan jenis mesin tengah penggerak belakang (mid ship-engine rear drive)
atau tipe MR yang menggunakan transaxle. Komponen-komponen dari transaxle hampir
sama dengan mesin tipe FR (front engine rear drive), yang membedakan yaitu
penggunaan poros propeller dan letak differensial. Pada transaxle tidak menggunakan
poros propeller karena tenaga dari engine langsung disalurkan ke roda penggerak dan
letak differensial menyatu dengan unit transmisi, sehingga komponen pemindah daya
semakin kompak.
Komponen utama dari transaxle antara lain :
1. Transaxle case 5. Output shaft and gears
2. Transmission case 6. Transmission case cover
3. Input shaft and gears 7. Gear shift mechanism
4. Differential assembly

Gambar . Komponen-komponen transaxle.


VI. Langkah Kerja
Pembongkaran
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Melakukan pengamatan secara global tentang kondisi dan fungsi kerjanya.


3. Melakukan pembongkaran unit Transaxle dengan langkah sebagai berikut :
a. Meletakkan unit transaxle di tempat yang aman.
b. Melepaskan transmission case cover dari unit transaxle.

c. Melepaskan unit hub sleeve no 3 dan shift fork no 3.


d. Melepaskan drive dan driven gear no 5.

e. Melepaskan transmission case.


f. Melepaskan komponen garpu pemindah gigi (gear shift fork)

g. Melepas input shaft dan output shaft beserta roda-roda gigi secara bersamaan.
Lalu diletakkan pada tempat yang aman.
h. Melepaskan unit differensial dari transmission case.

i. Melepas roda gigi pada input dan output shaft.


4. Mempelajari kerja unit transaxle dan membuat sketsa kerjanya.
5. Melakukan pengamatan dan pengukuran yang diperlukan untuk mengetahui
kondisi transaxle.
6. Mendiskusikan mengenai kondisi komponen, kemungkinan penyebab kerusakan,
kemungkinan perbaikan serta kemungkinan akibat jika kerusakan terjadi dan
dibiarkan.
Pengamatan dan Pemeriksaan
1. Jumlah Roda Gigi
No Roda Gigi Jumlah Gigi
1 Roda gigi input no.1 12
2 Roda gigi input no.2 19
3 Roda gigi input no.3 27
4 Roda gigi input no.4 31
5 Roda gigi input no.5 42
6 Roda gigi input reverse 12
7 Roda gigi counter no.1 41
8 Roda gigi counter no.2 36
9 Roda gigi counter no.3 35
10 Roda gigi counter no.4 30
11 Roda gigi counter no.5 34
12 Roda gigi counter reverse 40
13 Reverse idle Gear 29

2. Perhitungan roda gigi


a. Perhitungan gear ratio untuk gigi kecepatan 1 :
GR =(driven gear)/(driving gear)
=(counter gear 1)/(main gear1)
=41/12=3,4∶1
b. Perhitungan gear ratio untuk gigi kecepatan dua:
GR =(driven gear)/(driving gear)
=(counter gear 2)/(main gear2)
=36/19=1,89∶1
c. Perhitungan gear ratio untuk gigi kecepatan tiga:
GR =(driven gear)/(driving gear)
=(counter gear 3)/(main gear 3)
=35/27=1,29∶1
d. Perhitungan gear ratio untuk gigi kecepatan empat:
GR =(driven gear)/(driving gear)
=(counter gear 4)/(main gear 4)
=30/31=0,96∶1
e. Perhitungan gear ratio untuk gigi kecepatan lima:
GR =(driven gear)/(driving gear)
=(counter gear 5)/(main gear 5)
=34/42=0,80∶1
f. Perhitungan gear ratio untuk gigi kecepatan mudur:
GR =(driven gear)/(driving gear)×(driven gear)/(driving gear)
=(idle reverse gear )/(main reverse gear)×(counter reverse gear )/(idle
reverse gear)
=29/12×40/29
=2,41×1,37
=3,30∶1

3. Komponen unit transaxle


Input shaft Bearing
Input gear no.1 Hub sleeve
Output gear no.1 Input gear no.5
Output reverse gear Input gear no.4
Ring gear Hub sleeve
Counter gear no.2 Input gear no.3
Counter gear no. 3 Input reverse gear
Counter gear no.4 Idle reverse gear
Counter gear no. 5 Unit differensial
Output / counter Shaft Input gear no.2
Pemasangan

1. Melakukan pemasangan kembali terhadap komponen-komponen yang dibongkar .


2. Mengencangkan baut baut pada case transmisi.

3. Mengembalikan alat dan bahan serta membersihkan tempat kerja.


VII. Pembahasan

1. Nama dan Fungsi Komponen utama Transaxle:


a. Transaxle manual merupakan salah satu jenis dari transmisi manual sehingga
komponen-komponennya tidak jauh berbeda dengan transmisi. Berikut nama
dan fungsi tiap komponen utama sebagai berikut :
b. Input shaft : meneruskan tenaga putar dari kopling ke transmisi.
c. Roda Gigi percepatan : menentukan gear ratio yang berhubungan dengan
perubahan percepatan atau momen, konstruksinya dipasangan bebas berputar
pada puros output shaft.
d. Reverse idle gear & shaft : merubah arah putaran output shaft sehingga
berlawanan dengan putaran input shaft (posisi mundur).
e. Mekanisme sincromesh (hub assy): menghubungkan dan memindahkan
putaran dari input shaft ke output shaft melalui roda-roda gigi percepatan
dengan metode penyamaan putaran. Mekanisme sincromesh terdiri dari lima
bagian, diantaranya :
 Clutch hub berhubungan/berkaitan dengan output shaft melalui splin
(alur), sehingga apabila clutch hub berputar maka output shaft juga
ikut berputar.
 Hub sleeve, dapat bergerak maju mundur pada alur bagian luar clutch
hub, sedangkan hub sleeve berkaitan dengan garpu pemindah (shift
fork). Hub sleeve berfungsi untuk menghubungkan clutch hub dengan
gigi percepatan melalui synchronizering dan gigi konis yang terpasang
pada tiap-tiap gigi sikap
 Synchronizer ring, terpasang pada bagian samping clutch hub yang
berfungsi untuk menyamakan putaran gigi percepatan dan hub sleeve
dengan jalan mengadakan pengereman terhadap gigi percepatan saat
hub sleeve digeserkan (dihubungkan) oleh garpu pemindah pada salah
satu sikap.
 Shifting key, dipasang pada tiga buah tempat yang terdapat pada
synchronizering dan clutch hub,Fungsi shifting key untuk meneruskan
gaya tekan dari hub sleeve ke synchronizering agar terjadi pengereman
pada bagian tirus gigi percepatan (dudukan synchronizering). Juga
untuk menahan/mengunci posisi hub sleeve saat hub sleeve
berhubungan dengan dog teeth roda gigi percepatan.
 Key spring berfungsi untuk mengunci dan menekan shifting key agar
tetap tertekan kearah hub sleeve.
f. Sliding mesh : sebagai pemindah posisi roda gigi mundur.
g. Differential : sebagai reduksi akhir (final drive)
h. Shift fork ( garpu pemindah ) berfungsi untuk memindahkan gigi atau
synchroniser pada porosnya sehingga memungkinkan gigi untuk diputar atau
dipindah,
i. Shift linkage ( tuas penghubung ) untuk menghubungkan tuas perseneling
dengan shift fork,
j. Gear shift lever ( tuas pemindah perseneling ) memungkinkan sopir untuk
memindahkan gigi transmisi
k. Transmission/transaxle case ( bak transmisi ) sebagai dudukan bearing
transmisi dan poros - poros serta sebagai wadah oli atau minyak transmisi,
l. Output shaft ( poros output ) berfungsi untuk mentransfer torsi dan tenaga
putar dari transmisi ke propeler shaft.
m. Bearing (bantalan/laker) mengurangi gesekan antara permukaan benda yang
berputar didalam sistem transmisi,
n. Extension housing berfungsi untuk menahan seal oli belakang dan menyokong
poros output.

2. Pengamatan kondisi body transaxle


A. Hasil : Dilihat dari keseluruhan masih baik, tetapi terdapat beberapa baut yang
sudah hilang pada case transaxle.
B.Hasil pengukuran

1.Inspect 4th gear thrust clearance


Hp:0,50 mm (0,55)

2.inspect 3rd gear thrust clearance.


Hp:0,27 mm (0,1-0,35 mm)

3.inspect 4th gear radial clearance


Hp:0,029 mm (0,009-0,50 mm)

4.inspect 3 Rd Gear radial clereance


Hp : 0,035 mm (0,015-0,058 mm)

5.inspect input shaft


a.Hp : 0,007 (0,015)
b.diameter shaft jurnal
Part A = 25,1500 mm (24,885-24,900 mm)
Part B =29,4500 mm ( 28,991-29,006 mm)
Part C =31,1000 mm ( 30,985-31,000 mm)
Part D = 25,50 mm ( 24,985-25,000 mm)

6.Inspect 4 th gear
HP:36,015 mm ( 34,015-34,31 mm)

7.inspect 3 Rd gear
Hp : 36,21 mm (36,15-36,031 mm)
8.Transmision Hub sleave
Hp : 0,10 mm (0,15-0,35 mm)

3. Perbandingan roda gigi/gear ratio


a. Posisi netral
Posisi ini terjadi akibat dari ketiga hub sleeve tidak menghubungkan
roda gigi. Walaupun roda gigi input no.1 dan roda gigi output no.1 saling
terhubung, putaran dari roda gigi output no.1 ini tidak diteruskan ke
ouput shaft karena hub sleeve tidak mengunci. Diagram putaran dayanya
yaitu kopling→input shaft→input gear no.1→ counter gear no.1.

b. Posisi Gigi Kecepatan 1


Pada kecepatan satu, hub sleeve akan digeser ke arah roda gigi kecepatan
satu, sehingga putaran mesin akan diteruskan melalui: input shaft→roda
gigi input no.1→roda gigi counter no.1→hub sleeve→output
shaft→roda gigi counter final→differensial. Artinya, pada satu kali
putaran poros output, poros input akan berputar sebanyak 3,4 kali,
sehingga pada gigi kecepatan satu, momen yang dihasilkan besar namun
kecepatannya rendah.

c. Posisi Gigi Kecepatan 2


Pada kecepatan dua, hub sleeve akan digeser ke arah roda gigi kecepatan
dua, sehingga putaran mesin akan diteruskan melalui: input shaft→roda
gigi input no.2→roda gigi counter no.2→hub sleeve→output
shaft→roda gigi counter final→differensial. Artinya, pada satu kali
putaran poros output, poros input akan berputar sebanyak 1,89 kali,
sehingga pada gigi kecepatan dua, momen yang dihasilkan lebih kecil
dibandingkan gigi kecepatan satu, namun dapat mencapai kecepatan
yang lebih tinggi daripada gigi kecepatan satu.

d. Posisi Gigi Kecepatan 3


Pada kecepatan tiga, hub sleeve akan digeser ke arah roda gigi kecepatan
tiga, sehingga putaran mesin akan diteruskan melalui: input shaft→roda
gigi input no.3→roda gigi counter no.3→hub sleeve→output
shaft→roda gigi counter final→differensial. Artinya, pada satu kali
putaran poros output, poros input akan berputar sebanyak 1,29 kali,
sehingga pada gigi kecepatan tiga, momen yang dihasilkan lebih kecil
dibandingkan gigi kecepatan satu dan dua, namun dapat mencapai
kecepatan yang lebih tinggi daripada gigi kecepatan satu dan dua.

e. Posisi Gigi Kecepatan 4


Pada kecepatan empat, hub sleeve akan digeser ke arah roda gigi
kecepatan empat, sehingga putaran mesin akan diteruskan melalui: input
shaft→roda gigi input no.4→roda gigi counter no.4→hub
sleeve→output shaft→roda gigi counter final→differensial. Artinya,
pada satu kali putaran poros output, poros input akan berputar sebanyak
0,96 kali, sehingga pada gigi kecepatan empat, momen yang dihasilkan
lebih kecil dibandingkan gigi kecepatan satu, dua dan tiga, namun dapat
mencapai kecepatan yang lebih tinggi daripada gigi kecepatan satu, dua,
dan tiga.

f. Posisi Gigi Kecepatan 5


Pada kecepatan lima, hub sleeve akan digeser ke arah roda gigi
kecepatan lima, sehingga putaran mesin akan diteruskan melalui: input
shaft→roda gigi input no.5→roda gigi counter no.5→hub
sleeve→output shaft→roda gigi counter final→differensial. Artinya,
pada satu kali putaran poros output, poros input akan berputar sebanyak
0,80 kali, sehingga pada gigi kecepatan lima, momen yang dihasilkan
lebih kecil dibandingkan gigi kecepatan satu, dua, tiga, dan empat namun
dapat mencapai kecepatan yang lebih tinggi daripada gigi kecepatan
satu, dua, tiga, dan empat.

g. Posisi Gigi Mundur


Pada posisi gigi mundur, ketiga hub sleeve akan digeser ke arah netral,
sedangkan idle reverse gear akan digerakkan ke roda gigi pasangannya.
Ketika idle reverse gear telah masuk pada roda gigi pasangannya,
putaran mesin akan diteruskan melalui: input shaft→roda gigi mundur
input→Idle reverse gear→roda gigi mundur counter→output
shaft→roda gigi counter final→differensial. Artinya, pada satu kali
putaran poros output, poros input akan berputar sebanyak 3,30 kali,
sehingga pada gigi kecepatan mundur, momen yang dihasilkan lebih
kecil dibandingkan gigi kecepatan satu namun lebih besar dari gigi
kecepatan dua, tiga, empat, dan lima, hal ini diterapkan karena pada
kendaraan yang bergerak mundur membutuhkan momen yang besar pada
kecepatan rendah, dan putaran yang terbalik. Selain itu bentuk gigi pada
gigi mundur berbeda dengan gigi kecepatan maju. Pada gigi mundur
bentuk gigi berbentuk spur atau lurus, hal ini bertujuan agar pada saat
mobil bergerak maju, pemindahan pada gigi mundur akan sulit, untuk
memindahkannya kendaraan harus berhenti terlebih dahulu. Karena
apabila pada saat melaju tiba-tiba gigi dipindah posisi gigi mundur maka
akan terjadi momen puntir pada unit transmisi dan ini dapat merusak
komponen-komponen dari transmisi tersebut.

VIII. Kesimpulan
Dari praktik yang sudah dilakukan kami dapat menyimpulkan bahwa:
1. Transaxle adalah sistem transmisi manual yang menjadi satu dengan unit
differensial dan tanpa poros propeller untuk memindahkan daya ke roda, sehingga
ruang untuk pemindah daya semakin ringkas dan gesekan antar komponen
semakin berkurang.
2. Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat diketahui bahwa
kondisi dari unit transaxle yang diamati dalam kondisi yang kurang baik karena
baut-baut pengencang ada yang hilang dan transmission cover pada salah satu sisi
pecah, dan tidak adanya shifting key dan key spring. Namun, jika dilihat secara
visual pada unit transmisinya, kondisi komponen transmisi masih terlihat baik.
Perlu dilakukan penggantian pada komponen transmission case cover, baut-baut,
dan melengkapi shifting key dan key spring yang hilang.
Daftar Pustaka
NEW STEP 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor

Anda mungkin juga menyukai