Anda di halaman 1dari 41

BAB IV

WIPER DAN KLAKSON

A. Wiper dan Washer


Untuk menjaga agar kaca depan mobil tetap bersih, maka kita harus menggunakan
sebuah peralatan yang disebut dengan wiper atau penghapus kaca yang biasanya
digerakkan oleh tenaga listrik. Dengan demikian maka penghapus kaca atau wiper
tersebut digerakkan oleh suatu electromotor.
Wiper (penghapus kaca) adalah sangat penting dan erat hubungannya dengan segi
keselamatan, karena untuk menjamin pandangan pengendera agar tetap tidak
terhalang karena dapat menyapu air hujan, salju, Lumpur, oli gemuk dan binatang-
binatang kecil dari kaca.
Biasanya wiper ini digunakan berkombinasi dengan washer ( air pembersih) yang
berfungsi untuk membersihkan kotoran dari kaca. Akhir-akhir ini wiper sering pula
dipasang pada kaca belakang yang gunanya untuk meningkatkan jarak penglihatan di
belakang kenderaan.
Untuk lebih meningkatkan fungsi wiper maka wiper selalu dilengkapi dengan washer
sebagai contoh posisi kerja yang agak lambat dan posisi interlock dengan washer
untuk mengulangi kerja wiper secara otomatis dengan waktu yang singkat setelah
cairan pembersih disemprotkan. Wiper utama dan komponen washer lokasi
peletakkannya seperti gambar di bawah ini

Gambar 5.1 Wiper (H Schuring, 207)

94
1. Wiper
Wiper terdiri dari motor wiper, tuas wiper (wiper link) untuk memindahkan
tenaga gerak lengan wiper (wiper arm) dan blade yang fungsinya untuk menyapu
air atau kotoran lainnya di kaca depan ataupun kaca belakang

Gambar 5.2 Komponen Wiper (Toyota New Step, 6.60)

a. Motor Wiper
Motor wiper ini adalah sebuah motor magnet dengan gigi reduksi. Dua cara
yang digunakan untuk menimbulkan medan magnet motor yakni type wound
rotor yang menggunakan lilitan coil untuk membuat elektro magnet dan type
ferrite magnet yang menggunakan magnet permanen. Pada saat type ferrite
magnet yang banyak digunakan dan dikembangkan pada kenderaan bermotor
karena lebih kompak ringan, ekonomis serta menggunakan daya listrik DC.
Untuk memberikan momen putar yang cukup besar kepada penghapus kaca
(wiper), maka harus ada mekanisme penghambat yang dipasang. Mekanisme
penghambat ini dapat berupa roda gigi atau terdiri dari suatu ulir dan roda ulir.
Gerak putar motor itu harus diubah juga menjadi gerak ayunan wiper pada
poros ayunan wiper. Poros yang menonjol keluar inilah yang membuat gerak
ayunan sehingga lengan atau tangkai wiper dipasangkan pada poros ini. Untuk
mendapatkan hambatan yang besar dan gerak ayunan yang cukup maka pada
poros mototr ditempatkan suatu roda gigi kecil. Jumlah putaran roda gigi kecil
yang tinggi ini sangat diperkecil kecepatannya pada roda gigi penghambat

95
yang besar. Roda gigi inilah yang memberi gerak ayunan pada sengkang gigi.
Roda gigi yang mencengkeram sengkang gigi itulah yang sebenarnya
memberikan gerak ayunan kepada poros yang menonjol keluar. Pemutaran
sudut poros ayunan berbeda-beda dalam pelaksanaan motor wiper dan
berkisar antara 900 sampai 1350. Terutama untuk mebersihkan kaca belakang
mobil.

Gambar 5.3 Rangkain Motor Wiper (H.Schuring. 209)

b. Tuas Wiper
Tuas wiper (wiper link) berfungsi merubah gerak putar dari motor wiper
menjadi gerak bolak balik pada poros wiper. Dalam mekanisme gerakan tuas
tipe parallel tandem, maka motor mulai memutarkan crank arm bila motor
dihidupkan. Batang penghubung tarik-dorong dihubungkan dengan crank arm,
menyebabkan arm bekerja untuk membuat gerak penghapusan setengah
lingkaran mengelilingi poros pivot.
Batang penghubung lain yang terpasang pada kerja arm selalu membuat gerak
penghapusan setengah lingkaran secara parallel. Bila poros pivot kiri dan
kanan berputar pada arah yang sama, maka lengan wiper kiri dan kanan dapat
bekerja secara parallel.

96
Gambar 5.4 Tuas Wiper (Toyota New Step, 6-62)

c. Lengan Wiper ( Wiper Arm)


Lengan wiper atau wiper arm terdiri dari head untuk mengikatnya pada wiper
shaft, sebuah pegas untuk menahan blade, arm piece untuk pemasangan blade
dan retainer untuk menahan keseluruhan komponen lengan wiper.

Gambar 5.5 Lengan Wiper (Toyota New Step, 6.62)

97
d. Wiper blade
Wiper blade terdiri dari sebuah karet untuk menyapu permukaan kaca, suatu
kombinasi dari leaf spring packing dan beberapa lever, dan clip untuk
memasang blade pada bagian wiper arm (lengan wiper).
Ada beberapa cara untuk melekatkan blade pada arm.
 Tipe Engsel Tengah
 Tipe Kancing Sebelah
Saat ini metode kancing sebelah tipe sekrup banyak digunakan, disebabkan
tinggi keseluruhannya tidak berlebihan dan mudah memasang blade pada
lengannya.

Gambar 5.6 Wiper Blade (www.global-b2b.net)

Pada waktu mematikan (menghentikan) gerak dari penghapus kaca (wiper) maka
tidak diinginkan bila penghapus kaca (wiper) berhenti di tengah-tengah kaca,
sebab hal tentulah akan menghalangi pandangan si pengemudi. Untuk mengatasi
hal ini, maka kita harus selalu mematikannya pada saat yang tepat. Karena hal ini
ternyata sukar sekali maka digunakan sebuah peralatan penurunan secara
otomatis. Dengan cara memasangkan sebuah plat kontak logam pada roda ulir
yang dibuat dari plastik

98
Apabila motor dihidupkan maka meluncurlah pelat kontak melalui dua buah
kontak seret. Dalam pelat kontak tersebut terpasang suatu penghambat, dengan
demikian maka kontak seret (geser) pada bagian bawahnya setiap kali putaran
roda gigi akan kehilangan kontak untuk waktu yang pendek. Apabila sekelar
penghapus kaca (wiper) ditutup, maka akan mengalir arus listrik dibawah pelat
kontak maka penghapus kaca akan tetap akan bekerja dengan lambat sampai blade
penghapus kaca berada di bawah.

2. Washer
Fungsinya washer untuk menyempurnakan fungsi wiper blade dan mengurangi
beban pada motor dengan membersihkan debu dan binatang-binatang kecil dari
kaca depan dan belakang dengan cairan pembersih.Washer tipe listrik umumnya
paling banyak digunakan. Tipe washer listrik terdiri dari tangki washer, motor,
selang dan nozzle.

Gambar 5.6 Washer (H.Schuring, 218)

99
a. Tangki Washer
Bentuk tangki washer (washer tank) bervariasi tergantung pada posisi
penempatan dan tempat yang tersedia.

Gambar 5.7 Tangki Washer (www.worldimplex.com)

b. Motor Washer (Pompa)


Motor washer menggerakkan pompa, mengeluarkan cairan pembersih dari
tangki. Tipe wound-rotor dan ferrite magnet adalah yang tersedia. Tetapi
dewasa ini tipe ferrite magnet yang banyak digunakan.
Ada beberapa tipe pompa : tipe gigi (gear type), tipe squeeze dan tipe
sentrifugal. Tipe sentrifugal lebih luas penggunaannya sebeb memiliki daya
tahan yang kuat untuk digunakan karena bagian-bagian yang bersentuhan
kecil sekali.

100
Gambar 5.8 Rangkaian Pompa Washer (Toyota New Step, 6-61)

Gambar 5.9 Jenis-jenis Pompa Washer (Toyota New Step, 6-61)

Pompa sentrifugal hanya mampu mengirim cairan washer untuk pembersih,


tetapi tidak mampu menghisap cairan keatas dari tangki, maka pompa
dipasangkan dibagian bawah tangki.

101
c. Nozzle
Nosel dibuat dari pipa tembaga, alumunium atau resin dengan satu atau dua
lubang. Dewasa ini, hanya digunakan nosel resin dengan lubang penyetelan
(adjusting orifice). Diameter lubang orifice 0,8 – 1,0 mm dan jumlahnya 1 – 2
buah. Jenis yang normal mempunyai bentuk pengeluaran dari masing-masing
lubang tanpa penyebaran.

Gambar 5.10 Nozzle Washer Wiper (Toyota New Step, 6-62)

d. Cairan Washer (Pembersih)


Cairan washer terdiri dari cairan anti beku (anti-freeze) (isopropy alcohol,
ethylene glycol atau methanol) ditambah detergent dan zat anti karat (anti
corrosive agent).

Gambar 5. 11 Cairan Washer Wiper (www.wiki.fis.ski-com)

102
Penggunaan cairan harus tidak merusak karet washer, atau cat.
Ada beberapa hal yang musti menjadi perhatian penting dalam kita menangani
pembersih kaca.
1. Gunakan cairan pembersih khusus untuk pembersih kaca.
Bila menggunakan cairan lain, kemungkinan akan menimbulkan gangguan untuk
membersihkan lumpur dari kaca atau merusak wiper blade. Juga cairan dapat
beku pada musim dingin.
2. Isilah selalu tangki washer bila kosong.
Mengoperasikan switch washer tanpa cairan pembersih dalam tangki
menyebabkan motor berputar pada kecepatan tinggi kemungkinan
menimbulkan gangguan pada motor atau pompa.
3. Jangan mengoperasikan terus menerus melebihi 20 detik.
Motor pembersih kaca tidak dirancang untuk dioperasikan terus menerus.
Penggunaan terus menerus dalam waktu yang lama memungkinkan motor
terbakar.
4. Cairan pembersih khusus harus selalu dicampur dengan air pembersih sebagai
campuran khusus. Cairan pembersih khusus dikentalkan didalam botol.Tanpa
mencampur saat digunakan akan mengakibatkan tersumbat.
5. Bila washer dilengkapi dengan saringan, bersihkan dengan baik. Saringan yang
tersumbat akan mengurangi jumlah pengeluaran cairan pembersih.

3. Perawatan Wiper
Wiper atau penghapus kaca mobil memang sangat berfungsi sekali terutama pada
saat musim hujan namun biasanya malah masalah yang sering timbul, dimana
semburan cairan pembersih dari washer lemah atau malah tidak keluar sama
sekali, padahal pompa wiper elektrik masih berfungsi dengan baik
Penyebabnya hampir bisa dipastikan adanya hambatan pada jalur air dari
tangki reservoir ke nosel washer

103
Berikut cara paling sederhana untuk membantu kita agar penghapus kaca mobil
yang digunakan tetap dapat bekerja di setiap saat :

1. Cabut slang di bawah tabung reservoir, periksa apakah ada hambatan dengan
menekan switch washer. Bila tak ada air yang mengucur, telusuri slang air
washer di balik kap mesin.
2. Ada kemungkinan pompa tidak berfungsi saat switch ditekan. Bila ini yang
terjadi, periksa konektor dan kabel yang menuju pompa. Sambungan buruk
atau konektor kotor bisa menyebabkan pompa tak bekerja.
3. Jika ada sepasang washer di mobil, periksa sambungan „T‟ yang membagi
debit air. Kerap terjadi sambungan itu tersumbat kotoran atau dipenuhi lumut.
Cuci bersih dan gunakan benda tajam untuk membersihkan bagian dalam
sambungan.
4. Cabut slang dari nosel washer dan tiup dengan angin kompresor untuk
mengeluarkan kotoran.
5. Terakhir, bersihkan nosel dengan jarum atau benda tajam lain. Setelah bersih,
arahkan semprotan nosel ke bidang yang tepat di kaca depan. Jangan terlalu
tinggi karena saat mobil melaju, ada kemungkinan semprotan tak jatuh di kaca
akibat tertiup angin. Sebaliknya jangan terlalu rendah sampai menghalangi
pandangan pengemudi.

Bila telah selesai, maka washer ini perlu dirawat agar tetap berfungsi dengan baik.
Berikut beberapa langkah yang perlu dilakukan

1. Lihatlah bagian dalam tabung air wiper. Jika sudah banyak keraknya, bersihkan
tabung dengan sikat botol.
2. Isilah tabung wiper dengan air suling atau biasa disebut destillated water. Air
suling ini sama dengan air aki penambah dengan botol berwarna biru. Bila
diperlukan, campurlah air penyemprot dan wiper fluid dengan perbadingan
sesuai kemasan. Produk pencampur air wiper ini mampu menghilangkan

104
minyak dan kotoran yang hinggap di kaca depan. Jangan menggunakan sabun
biasa karena bisa merusak cat dan membuat mampat saluran washer.
3. Jika semprotan air wiper tersendat atau tidak lancar, bersihkan nosel dengan
jarum.
4. Perhatikan juga arah semprotan. Pastikan arah semprotan pas pada bagian yang
tersapu wiper. Jika kurang pas, setel juga dengan bantuan jarum.

B. Klakson
Klakson adalah terompet elektromekanik atau sebuah alat yang membuat
pendengarnya waspada. Biasanya klakson digunakan pada kereta, mobil dan kapal
untuk mengkomunikasikan sesuatu, dimana klakson memberi tahu pendengarnya
bahwa ada kendaraan yang datang dan mengingatkan akan kemungkinan bahaya yang
terjadi. Sinyal suara ini hanya boleh digunakan khusus untuk menghindarkan bahaya
yang mengancam. Untuk memperoleh sinyal suara ini digunakan klakson yang
digerakkan oleh tenaga listrik
Klakson adalah perlengkapan yang melekat pada kendaraan bermotor pada umumnya.
Dalam Pasal 70 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan
Bermotor dan Pengemudi, klakson dikategorikan sebagai komponan pendukung yang
merupakan bagian dari kontruksi kendaraan bermotor, sama seperti kaca spion,
bumper, penghapus kaca (wiper), sabuk pengaman, atau alat pengukur kecepatan
untuk kendaraan yang memiliki kemampuan kecepatan 40km/jam atau lebih pada
jalan datar.
Klakson merupakan alat untuk berkomunikasi antara pengemudi kendaraan yang satu
dengan yang lainnya. Klakson digunakan saat pengemudi ingin”berbicara” atau
memberi isarat kepada pengemudi yang lain untuk keselamatan dan keamanan kedua
belah pihak, misalnya, ketika hendak mendahului, meminta ruang jalan, dan
sebagainya. Klakson elektrik ditemukan oleh Miller Reese Hutchison yang
merupakan kerabat Thomas Edison.Klakson di terapkan pada mobil mulai tahun
1908. Pertama kali klakson ini dipasang pada mobil pribadi yang arus listriknya

105
berasal dari baterai sel kering berkekuatan 6 volt, dan pada tahun 1911 arus listrik
untuk membunyikan klakson menggunakan baterai yang bisa diisi ulang.

Secara umum menggunakan klakson diatur dalam pasal 71 PP No.43 Tahun 1993
tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan. Dalam ayat 1, dikatakan isyarat peringatan
dengan bunyi yang berupa klakson dapat digunakan apabila:
diperlukan untuk keselamatan lalu lintas melewati kendaraan lain yang ada di
depan.hanya untuk kepentingan itu saja klakson relevan digunakan. Bahkan dalam
ayat 2 pasal diatas ditentukan larangan menggunakan klakson, yakni pada tempat –
tempat tertentu yang dinyatakan dengan rambu – rambu, apabila isyarat bunyi
tersebut mengeluarkan suara yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis dan laik
jalan kendaraan bermotor. Mengingat tidak adanya ketentuan yang mengatur kiteria
“suara yang tidak sesuai itu”. Pasal 74 PP No.44 Tahun 1993 hanya menyebutkan
bahawa klakson harus dapat mengeluarkan bunyi yang dalam keadaan bisa dapat
didengar pada jarak sekitar atau kurang lebih 60 meter.

Setiap kendaraan bermotor selalu dilengkapi dengan klakson. Bunyi klakson


bermacam-macam. Ada yang bunyinya lembut dan sopan, dan ini membuat orang
simpatik. Namun, klakson yang keras bisa melahirkan umpatan. Jaman dulu, klakson
belum menggunakan sistem elektrik. Bentuknya seperti terompet, dengan pijatan dari
karet bulat. Saat karet dipencet, akan menimbulkan tekanan angin, dan melahirkan
bunyi, to...et, to...et, seperti digunakan beberapa penjual es

Gambar 5.12 Klakson (www.kasamago.wordpress.com)

106
Apabila kita mendengar suara, maka hal itu adalah sebagai akibat bergetarnya bagian-
bagian udara. Suara benda yang bergetar dapat menggetarkan udara sekitar. Getaran
ini diteruskan lagi kepada bagian-bagian udara lain disekitarnya sehingga akhirnya
sampai ditelinga kita.

1. Membran atau pelat getar


Pada sebuah klakson pada umumnya digerakkan pula sebuah benda lain. Benda
ini dinamakan membran atau plat getar. Asas atau cara kerja dari sebuah klakson
listrik ini dijelaskan sebagai berikut apabila kita tekan tombol klakson, maka
kumparannya diberi daya listrik sehingga intinya tertarik.
Pada inti besi terpasang membran sehingga membran ini membuat gerak yang
sama dengan inti besi. Apabila inti dalam kumparan itu ditarik, maka kontak yang
memegas terbuka. Dengan demikian maka arus listrik terputus dan kumparan
kehilangan daya tariknya. Membran sekarang akan memegas kembali dan kontak-
kontaknya menutup lagi. Hal ini berulang terus menerus sehingga membran
memperoleh gerak naik turun dengan cepat sekali. Karena membran bergetar
maka udara sekitarnya juga ikut bergetar yang akibatnya akan menimbulkan
suara. Karena terputusnya arus listrik, maka terjadilah tegangan sumber yang
besar dari induksi sendiri dalam kumparan. Dengan demikian maka kemungkinan
besar titik-titik kontak pada pemutus akan terbakar, untuk menghindari kebakaran
ini maka ditempatkan suatu kondensor pada kontak pemutus secara paralel.

Gambar 5.13 Prinsip Kerja Klakson (Toyota New Step, 6-65)

107
2. Klakson dengan pelat getar
Di muka plat getar depan dipasang pelat yang mengapung yang dinamakan
piringan nada. Piringan nada ini gunanya untuk memperkeras dan untuk
mendapatkan nada yang teratur.
Jangkar dan piringan nada dihubungkan erat pada pelat getar depan oleh poros
jangkar . Poros jangkar ini tertutup antara kedua pelat getar. Karena pelat getar
belakang dipasang dengan tegangan awal tertentu, maka poros jangkar itu selalu
tertekan ke kiri. Apabila kita hubungkan klakson pada suatu sumber arus listrik,
maka akan mengalirlah arus listrik melalui kontak ke kumparan penguat
akibatnya jangkar akan tertarik oleh inti sehingga membran depan bergerak ke
belakang. Bertepatan dengan itu kontak-kontaknya terbuka,magnetismenya hilang
dan membran belakang menekan poros jangkar ke depan lagi sehingga kontak-
kontaknya menutup lagi dan proses keseluruhannya akan berulang lagi.

Gambar 5.14 Klakson dengan Pelat Getar (H.Schuring, 216)

Tinggi nada sering dapat disetel dengan pertolongan sekerup penyetel sehingga
sedikit banyaknya titik-titik itu dapat terangkat apabila jangkar tersebut ditarik

108
oleh inti besi, supaya suara itu mempunyai arah tertentu maka klakson dilengkapi
corong suara.

Gambar 5.15 Klakson dengan Corong Suara (www.dinomarket.com)

Cara yang paling sederhana untuk membunyikan klakson ialah memasangnya


langsung pada tombol penekan. Tombol penekan ini dapat kita pasang dengan dua
cara yaitu dengan rangkaian dimana kontak penghubung dari sakelar langsung
dihubungkan dengan massa. Klakson pada model ini mempunyai dua buah jepitan
penghubung berisolasi. Keuntungan dari cara pemasangan ini adalah hanya
dibutuhkan satu saluran saja yang diperlukan ke arah saklar, maka rangkaian
inilah yang sering digunakan. Sedangkan model yang satu lagi adalah pada
rangkaiannya satu diantara jepitan-jepitan penghubung klakson dihubungkan pada
massa, saklar klakson ditempatkan pada saluran positif batere. Supaya klakson
tidak bekerja pada waktu saklar penyalaan klakson dilepas, maka kawat saluran
arus harus dibuat bercabang di belakang kunci kontak.
Untuk mendapatkan sinyal yang lebih keras sekarang sering digunakan dua buah
klakson yang dipasang paralel. Karena itu pemakaian arus listriknya juga akan
dua kali lipat. Arus yang besar ini dapat menyebabkan kebakaran pada kontak-
kontak saklar klakson oleh karena itu sering digunakan relai pada rangkaian
klakson. Bekerjanya relai ini sama dengan relai lainnya yakni apabila saklar
klakson kita tekan, maka akan mengalir arus listrik yang kecil (sekitar 0,1 sampai

109
0,3 Amper) melalui kumparan relai yang menyebabkan tertutupnya kontak –
kontak maka terjadilah suatu hubungan antara batere dengan klakson

Gambar 5.16 Klakson dengan Relai (H Schuring, 219)

3. Perbaikan dan Perawatan Klakson

Beberapa kerusakan yang sering terjadi pada klakson adalah:

a. Klakson berbunyi terus. Penyebabnya adalah arus listrik yang terus menerus
mengalir ke sistem klakson sehingga diafragma bergetar terus menerus dan
menimbulkan bunyi. Hal ini mungkin disebabkan oleh batang elektromagnetic
dari relai macet pada kedudukan menutup atau kontak klakson macep pada
kedudukan menutup.
b. Klakson tidak berbunyi sama sekali. Penyebabnya adalah arus listrik tidak
mengalir ke sistem klakson karena sekering putus, kerusakan pada relai,
kerusakan pada kontak pemutus atau karena kabelnya yang putus. Penyebab
lainnya adalah arus listrik dari baterai lemah sehingga kemagnetan yang
ditimbulkan tidak cukup kuat untuk menggetarkan diafragma. Setelan klakson
yang salah juga bisa menyebabkan klakson tidak berbunyi.

110
c. Bunyi klakson kurang keras. Bunyi klakson yang kurang keras bisa disebabkan
oleh kerusakan pada diafragma robek. Berlubang, atau terlalu kendor akan
menyebabkan bunyi klakson kurang keras. Setelan diafragma yang kurang
tepat ( terlalu kendor ) dapat disetel lagi dengan memutar baut penyetel ke kiri
atau ke kanan sesuai dengan kerasnya bunyi yang dikehendaki.

Pemeriksaan, penyetelan dan perawatan klakson:

a. Tekan tombol klakson. Perhatikan baik - baik bunyi yang ditimbulkannya.


Bunyi yang tidak normal menunjukkan adanya kerusakan pada klakson.
b. Telusuri rangkaian kelistrikan klakson. Periksa keadaan kabel - kabelnya,
mungkin terkelupas, putus, atau berkarat. Jika kontak - kontaknya kotor atau
berkarat maka arus listrik akan terhambat sehingga kerja klakson menjadi
terganggu.
c. Bongkar switch horn pada roda kemudi. Bersihkan bagian -bagian kontaknya
dari karat dan kotoran. Jika kontak -kontaknya kotor atau berkarat maka arus
listrik akan terhambat sehingga kerja klakson menjadi terganggu.
d. Lepas unit klakson dan bongkar dengan melepas baut - baut pengikatnya.
Perhatikan bagian - bagiannya dengan teliti. Jika perlu berilah tanda untuk
perkaitannya kembali.
e. Periksa keadaan kontak -kontaknya dari kemungkinan aus, kotor, atau berkarat.
Kontak - kontaknya yang aus harus diperbaiki. Kontak yang berkarat atau kotor
harus dibersihkan. Keadaan kontak - kontak harus baik dan bersih sehingga
tidak menghambat arus yang mengalir.
f. Periksa keadaan diafragma dari kemungkinan robek atau berlubang, Diafragma
yang robek atau berlubang harus diganti karena rusaknay diafragma akan
mengurangi kerasnya bunyi klakson yang ditimbulkannya.
g. Periksa keadaan kumparan magnetnya dari kemungkinan terbakar. Kumparan
yang terbakar akan mempengaruhi besarnya arus yang mengalir dan timbulnya
kemagnetan. Jika kemagnetan tidak ada maka klakson tidak akan berbunyi.

111
h. Periksa keadaan relai. Relai yang masih baik kerjanya setiap dialiri arus akan
berbunyi "klik". Jika tidak berbunyi maka kemungkinan relai sudah rusak.
i. Rakit kembali unit klakson yang telah dibongkar. Perhatikan tiap - tiap
komponennya dan jangan ada yang salah pemasangan.
j. Pasang unit klakson pada dudukannya semula dan rangkaiankan lagi kabel -
kabelnya.
k. Setel bunyi klakson dengan memutar baut penyetel dengan menggunakan
obeng. Perhatikan bunyi yang ditimbulkan, lakukan penyetelan sampai
dipeoleh bunyi yang lebih baik.

Mengenai penggunaan klakson, hingga kini memang belum ada aturan tertulis.
Namun bagi para pengemudi, ada semacam tata krama dalam menggunakan
klakson, agar suasana di jalan raya menjadi lebih nyaman.
a. Klakson tidak dibunyikan pada malam hari. Hal ini wajar, karena dari sinar
lampu, sebenarnya orang sudah mengetahui ada mobil akan lewat. Bila
demikian, apa klakson perlu dibunyikan? Pada tahun 1960-an, masih dapat
dijumpai "semacam aturan" memutuskan arus klakson, ketika kedua pihak
sama-sama menarik kontak lampu besar pada malam hari. Pada saat demikian,
klakson tidak bisa dibunyikan, karena arus listrik terputus. Dengan demikian,
jarang terdengar klakson pada malam hari. Begitu pula saat akan mendahului
kendaraan di depan pada malam hari. Bila kelihatan aman, dengan sekali
memberi lampu jauh, Anda sudah boleh mendahului. Namun, jalan raya
biasanya menjadi tempat "bermain". Setelah diklakson, ada kalanya mobil di
depan malah tancap gas. Pilihan ada pada Anda, memilih menuruti ajakan
b. Pada siang hari, banyak pejalan kaki yang menyeberang jalan di sembarang
tempat sehingga mengganggu pengemudi. Gangguan itu kadang diatasi dengan
mebunyikan klakson. Hasilnya, sering melahirkan umpatan dari si penyeberang
jalan. Memang, ada penyeberang yang tidak mengetahui Anda akan lewat.
Ketika klakson dibunyikan, si penyeberang kaget, lalu ragu-ragu, maju atau
mundur. Keadaan ini sungguh berbahaya, apalagi bila Anda berjalan dalam

112
kecepatan tinggi. Khusus di daerah perumahan, situasi lalu lalang orang yang
tak beraturan, membuat Anda harus sering membunyikan klakson.
c. Untuk mendahului mobil lain, cukup bunyikan klakson sekali saja. Dengan
berulang kali menekan klakson, justru bisa mengundang kejengkelan
pengemudi di depannya. Sikap masa bodoh karena jengkel itu bisa terwujud
dengan tidak memberi kesempatan kepada Anda untuk mendahului. Bahkan
ada sebagian pengemudi yang karena jengkel, lalu memainkan kemudi ke arah
mobil Anda. Bila Anda dan pengemudi di depan sama-sama bertemperamen
tinggi, bisa muncul ekses yang lain. Kejadian seperti ini bukan hal aneh dan
bisa dijumpai di jalan raya. Maka, agar terhindar perselisihan dan perjalanan
lancar, Anda perlu bersabar.
d. Ketika Anda mendapat kesempatan untuk mendahului mobil lain, sebagai rasa
terima kasih, saat mobil sejajar, Anda boleh membunyikan klakson "setengah"
kali pada bunyi yang lebih lembut. Umumnya, Anda akan mendapat jawaban
dengan bunyi klakson juga.
e. Seringkali kita temui pengemudi membunyikan klakson sekali di malam hari,
di tempat tertentu. Biasanya ini dihubungkan dengan angkernya suatu tempat,
akibat pernah atau sering ada kecelakaan. Diharapkan roh halus menyingkir.
Ini bisa dimengerti, karena semua pengemudi menginginkan keselamatan.
Namun, kebiasaan ini kadang mengundang pertanyaan, apakah roh halus akan
menyingkir bila mendengar klakson.Bagaimana pun juga, membunyikan
klakson berkait erat dengan cara Anda mengemudi dan masalah sopan santun
di jalan. Di Jepang, Eropa, atau Amerika, jarang sekali orang menggunakan
klakson. Tingginya rasa solidaritas dan disiplin berlalu lintas, membuat
klakson hanya digunakan bila ingin "menghalau" hewan.
f. Mengapa bunyi klakson kendaraan dibedakan? Pihak berwenang mempunyai
aturan yang ditujukan kepada produsen kendaraan bermotor untuk
membedakan bunyi klakson sesuai dengan ukuran kendaraannya. Peraturan
tersebut berguna untuk mengidentifikasi jenis kendaraan yang datang. Sebagai
contoh bunyi klakson truk atau bus berbeda dengan mobil sedan, biasanya

113
suara klakson pada bus atau truk terdengar jauh lebih dalam dan lebih kencang.
Jadi pengemudi kendaraan lain bisa lebih waspada karena tahu kendaraan apa
yang akan melewatinya. Untuk kendaraan seperti sepeda motor, tingkat
frekuensi klakson adalah 420-440 and 340–370 Hz (approximately G4-A4 and
F4-F4). Sedangkan klakson mobil, memiliki tingkat frekuensi 500 and 405–
420 Hz (approximately B4 and G4), 107-109 Db. Untuk kendaraan berat
seperti truk, memiliki tingkat frekuensi yang rendah, yaitu 125 through 180 Hz
(approximately B2-F3), 117-118 Db.
g. Klakson yang ada disetiap kendaraan sebenarnya sudah dirancang oleh pabrik
pembuatnya agar terdengar pantas dan sesuai dengan jenis kendaraan. Tetapi,
tidak jarang pengendara melakukan modifikasi atau mengganti klakson
kendaraan agar berbunyi lebih nyaring.

114
BAB V
METER KOMBINASI DAN PERALATAN PENGUKUR

A. Meter Kombinasi
Instrument yang disusun pada instrument panel yang letaknya dibagian depan tempat
duduk pengemudi berfungsi untuk mengetahui keadaan kendaraan dengan mudah.
Instrument panel memberitahukan kepada pengemudi secara terperinci dan
menunjukkan kondisi kendaraan saat itu oleh meter-meter atau alat pengukur (gauge)
dan lampu (light).
Meter atau gauge yang digunakan pada kenderaan umumnya adalah tipe analog
(menggunakan jarum indikator) atau tipe digital (dengan penunjukkan angka) dan
berikut ini yang akan dibahas lebih banyak yang menggunakan tipe analog.

Gambar 6.1. Instrument pada Panel Depan Kenderaan ( Toyota New Step, 6-54)

1. Speedometer
Speedometer pada umumnya adalah mekanisme untuk pengontrolan kecepatan
kendaraan dan odometer untuk mengontrol jarak total perjalanan yang telah
ditempuh.

115
Ada beberapa speedometer yang dilengkapi dengan sebuah trip meter yang dapat
disetel kembali ke 0 oleh pengemudi. Ada beberapa prinsip kerja speedometer.
Dibawah ini adalah speedometer magnet yang banyak digunakan pada kendaraan

Gambar 6.2. Speedometer Analog (www.photoshopfiles.com)

Bagaimana cara kerja Speedometer Analog yaitu menggunakan prinsip


mekanisme roda bergigi dan menggunakan jarum sebagai penunjuk kecepatan.
Dapat dilihat pada indikator tertulis angka 20,40 km/jam dan seterusnya.
Keunggulan dari spidometer analog yaitu murah dari segi perawatannya. Karena
cara pembacaan pada spidometer jenis ini dengan kawat sehingga untuk suku
cadang harganya terjangkau dan mudah mencarinya setiap deler resmi , bengkel
motor dan toko-toko yang menjual perlengkapan suku cadang. Kelemahan pada
jenis spidometer analog yaitu pembacaan kecepatan saat dijalankan angkanya
tidak terdapat pada indikator ,contohnya 41 km/jam, yang tertera pada indikator
adalah 40 km/jam.
Sedangkan untuk perawatan speedometer analog, karena jenis ini mengandalkan
petautan gigi maka untuk perawatanya dengan memberikan oli sebagai pelumasan
secara periodik pada bagian yang dibutuhkan untuk menjaga kelancaran kerja
mekanismenya.

116
a. Speedometer Magnet
Prinsip kerja dari speedometer analog tidaklah berubah dari awal
penemuannya sampai sekarang, yaitu dengan menggunakan prinsip induksi
elektromagnetik. Perbedaan dari speedometer pertama yang dibuat oleh Otto
Schulze adalah pada penghubungannya dengan poros putar. Speedometer
yang dibuat oleh Otto Schulze terhubung pada putaran mesin sedangkan
speedometer sekarang umumnya dihubungkan dengan poros roda depan
kendaraan. Komponen dan struktur alat serta kinerjanya akan dijelaskan di
bawah ini.
Pada poros roda depan suatu kendaraan bermotor dipasang sebuah gear (roda
bergigi) yang ikut berputar bersama putaran roda kendaraan. Gear ini
terhubung dengan gear kedua yang memutar sebuah kabel baja fleksibel
berbentuk persegi yang menghubungkan putaran poros roda ke bagian belakan
dari speedometer. Karena kabel ini fleksibel kedudukannya dalam sebuah
pembungkus membuat kabel ini mampu berputar dengan kecepatan ekivalen
dengan kecepatan putaran roda kendaraan.
Kabel yang berputar tersebut terhubung dengan bagian belakang speedometer.
Di sini terdapat sebuah magnet permanen yang dipasang di ujung kabel baja
yang berputar. Sehingga ketika kabel berputar, magnet permanen tersebut ikut
berputar dengan kecepatan putar yang sama dengan putaran roda kendaraan.
Diluar magnet ini terbungkus oleh sebuah tabung/ mangkuk terbuat dari
bahan alumunium yang dinamakan dengan speed cup. Mangkuk ini tidak
terhubung dengan magnet dan dapat bergerak. Pada mangkuk ini dihubungkan
jarum penunjuk skala (pointer) yang akan menunjukkan hasil pengukuran
pada papan skala. Namun putaran dari mangkuk dan pointer ini tidak terlalu
bebas karena terikat pada sebuah pegas lentur. Pegas inilah yang menahan
putaran mangkuk maupun pointer sehingga dapat menunjukkan nilai tertentu
pada skala.
Dan selanjutnya di bagian muka dari speedometer terdapat skala nilai. Satuan
skala yang dipergunakan biasanya dalam kilometer per jam atau mil per jam.

117
Angka – angka penunjuk biasanya dimulai dari nol sampai dengan 180 atau
200 km/jam. Dari penunjukan skala inilah pengemudi dapat langsung
membaca hasil pengukuran speedometer. Jika pada speedometer yang
ditunjuk adalah skala 20 km/jam maka nilai kelajuan kendaraan tersebut
adalah 20 km/jam, sehingga pengemudi tidak lagi harus mengkalibrasikan
atau menghitungnya lagi.
Putaran kabel speedometer yang terhubung ke roda depan kendaraan memutar
sebuah magnet permanen di dalam speed cup. Dengan berputarnya magnet ini
mengakibatkan terjadinya perubahan medan magnet pada speed cup yang
terbuat dari bahan konduktor, yaitu alumunium. Perubahan medan magnet ini
yang kita kenal sebagai fluks magnetik yang terjadi pada sebuah konduktor
berdasarkan hukum elektromagnetik akan menimbulkan GGL (Gaya Gerak
Listrik) induksi pada konduktor tersebut.
Karena adanya perubahan fluks magnet pada speed cup maka electron valensi
pada alumunium akan bergerak karena timbulnya ggl induksi sebesar ε = -

∆ϕm/∆t. Namun gerakan arus ini hanya berupa pusaran karena tidak adanya
rangkaian listrik, arus ini dikenal sebagai Eddy Current (Arus Eddy) atau arus
pusar. Arus ini memiliki arah yang tegak lurus dengan arah datangnya medan
magnet namun hanya berupa pusaran – pusaran kecil pada titik – titik di
bagian speed cup.
Berdasarkan Hukum Lenz, GGL induksi dan arus induksi memiliki arah
sedemikian rupa sehingga melawan muatan yang menghasilkan GGL dan arus
induksi tersebut. Dalam arti lain bahwa arus pusar yang terjadi pada speed cup
akan memberikan medan listrik yang melawan medan magnet yang diberikan,
sehingga timbullah gaya dorong dari medan listrik speed cup yang mendorong
medan magnet permanen.
Hukum Lenz sendiri merupakan penjelasan tentang konsep kekekalan energi
pada induksi elektromagnetik. Ketika suatu bahan konduktor menerima

sejumlah fluks magnetik ϕ maka akan timbullah GGL induksi dan arus

118
induksi. Dengan adanya arus induksi ini mengakibatkan timbulnya medan dan

fluks induksi ϕind. Jika arah fluks induksi ini searah dengan arah fluks utama
dari medan magnet permanen, maka penambahan perubahan fluks ini akan
menambah besarnya usaha atau energi pada GGL itu sendiri. Dengan seperti
itu maka ketika magnet berhenti bergerak sekalipun, perubahan fluks pada
konduktor akan tetap ada dan semakin besar akibat dari adanya fluks induksi
tadi. Tentunya hal ini akan menyalahi hukum kekekalan energi, bahwa energi
itu tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan namun hanya dapat berubah
bentuk.
Pernyataan hukum Lenz di atas menjelaskan jalannya arus sedemikian rupa
sehingga akan timbul fluks listrik induksi yang berusaha meniadakan fluks
magnet yang masuk. Dengan demikian setiap berubahan fluks baik bertambah
atau berkurang akan terus disetimbangkan oleh fluks induksi yang terbentuk.
Ketika fluks magnet bertambah maka fluks induksi (fluks listrik) akan
berusaha menghilangkan pengaruh fluks magnet dengan arah yang
berlawanan. Dan ketika fluks magnet dikurangi maka fluks induksi akan
memiliki arah yang sama dengan arah fluks magnetnya.
Selain itu hukum Lenz juga memberikan gambaran arah arus yang terbentuk.
Menurut aturan tangan kanan jika arah ibu jari merupakan arah dari medan
listrik, maka keempat jari yang dilipat akan menunjukkan arah arus listrik
yang terbentuk. Gambar di atas memperlihatkan bagaimana hubungan antara
medan magnet, arus listrik dan juga medan induksi atau medan listrik.
Gambar ini juga memperlihatkan arah dari medan listrik yang berlawanan
dengan medan magnetiknya.
Dengan timbulnya medan magnet yang saling tolak – menolak tersebut
mengakibatkan speed cup berputar seolah – olah mengejar ketertinggalannya
dari putaran magnet. Namun speed cup tidak dapat berputar sepenuhnya
karena tertahan oleh pegas yang melekat pada speed cup. Dengan demikian
jarum penunjuk yang juga melekat pada speed cup dapat menunjukkan angka
tertentu pada dial atau papan skala.

119
Semakin cepat kendaraan bergerak maka semakin besar kecepatan putaran
magnet, dengan demikian akan menimbulkan perubahan fluks magnetik yang
juga semakin besar. Dengan demikian akan timbul fluks – fluks induksi yang
semakin besar juga untuk mengimbangi besarnya fluks magnetik yang
diberikan. Maka daya yang terjadi antara interaksi ini juga akan besar
sehingga menyebabkkan putaran dari speed cup semakinn besar yang
menyebabkan puntiran pegas semakin bertambah. Dengan demikian maka
jarum penunjuk skala akan menunjukkkan nilai yang semakin besar juga.
Bagian yang paling penting dalam suatu alat ukur adalah kalibrasi antara data
masukan dan output nilainya. Pada speedometer hal yang harus diperhatikan
dalam menjaga tetap optimalnya kerja alat dan pemberian nilai yang tepat bagi
pengendara ada pada beberapa factor. Yang pertama adalah kekuatan medan
magnet yang digunakan. Biasanya speedometer dari pabrikan telah
disesuaikan kuat medan magnet pada magnet permanen yang dipasang pada
alat. Mengapa medan magnet sangat menentukan keoptimalan perolehan nilai
pegukuran dikarenakan medan magnetlah yang memberikan torsi pada jarum
skala untuk berputar dengan sudut tertentu. Kedua adalah jari – jari lingkar
roda kendaraan. Speedometer sekarang umumnya dihubungkan dengan roda
depan kendaraan, oleh karena itu hal penting dalam kalibrasi speedometer
adalah penyesuaian putaran magnet dengan keliling roda tersebut. Jadi setiap
kendaraan haruslah menggunakan roda dengan jari – jari atau keliling tertentu
demi menjaga keakuratan nilai dari pembacaan speedometer. Ketiga adalah
tetapan elastisitas pegas yang harus sesuai dengan kuat medan dan skala yang
ada, sehingga perputaran jarum penunjuk skala tepat pada nilai yang
diinginkan.
Speedometer magnet menggunakan magnet untuk mengontrol kecepatan
kendaraan pada putaran roda. Putaran dipindahkan ke speedometer magnet
oleh roda gigi worm dari roda gigi differential dari transaxle pada mesin
depan, penggerak depan (FF) atau dari output shaft transmisi [pada mesin
depan penggerak belakang (FR)].

120
Rotary magnet digerakkan oleh kabel speedometer (flexible cable). Speed cup
dipasang pada shaft jarum penunjuk yang berputar, sebuah pusaran medan
magnet ditimbulkan untuk menggerakkan jarum penunjuk. Bila kecepatan
bertambah, maka momen speed cup bertambah, dan kecepatan ditunjukkan
oleh keseimbangan gaya pegas rambut. Bila kendaraan berhenti, maka pegas
rambut menjaga jarum penunjuk pada posisi 0.

Gambar 6.3. Speedometer Magnet ( Toyota New Step, 6-55)

b. Odometer
Roda gigi khusus dilengkapi pada shaft speedometer yang menggerakkan
integrating ring untuk menunjukkan odometer. Saat angka pertama membuat
satu putaran dan perubahan diperlihatkan dari 9 ke 0, 2 gigi pada roda angka
pertama memutar roda angka kedua oleh 2 gigi melalui pinion.

121
Gambar 6.4 Mekanisme Odometer (Toyota New Step, 6-55)

c. Trip Meter
Satu lagi adalah integrating meter yang sama dengan odometer. Jumlah
digitnya lebih sedikit dan penunjukkan lebih mudah dengan menyetel ke-0
dengan menekan tombol trip meter.
Angka-angka pada seluruh roda akan kembali ke-0 bila tuas penyetel menekan
cam yang berbentuk hati (heart-shaped cam) dari masing-masing roda trip
meter setelah roda dan pinion tidak terhubung.

Gambar 6.5 Trip Meter (Toyota, New Step 6-56)

122
2. Tachometer
Tachometer adalah sebuah alat pengujian yang dirancang untuk mengukur
kecepatan rotasi dari sebuah objek, seperti alat pengukur dalam sebuah mobil
yang mengukur putaran per menit (RPM) dari poros engkol mesin. Kata
"tachometer" berasal dari kata Yunani tachos yang berarti "kecepatan" dan
metron yang berarti "untuk mengukur".
Perangkat ini pada masa sebelumnya dibuat dengan dial, jarum yang
menunjukkan pembacaan saat ini dan tanda-tanda yang menunjukkan tingkat yang
aman dan berbahaya. Pada masa kini telah diproduksi tachometer digital yang
memberikan pembacaan numerik tepat dan akurat dibandingkan menggunakan
dial dan jarum.
Dalam bentuk yang paling banyak digunakan, tachometer mengukur kecepatan di
mana perangkat mekanik berputar, yang biasanya ditunjukkan dalam RPM.
Tachometer digunakan untuk memantau RPM dalam mobil karena menjalankan
mesin dengan harga RPM terlalu tinggi dapat secara drastis mengurangi umur
mesin menjadi lebih pendek.
Ada beberapa cara di mana tachometer yang harus digunakan dapat dibangun.
Dalam beberapa kasus, generator kecil melekat pada poros penggerak mesin, dan
pengukuran RPM didasarkan pada arus listrik yang dihasilkan oleh perangkat.
Mungkin juga hanya mengukur tingkat di mana sistem pengapian mengirimkan
bunga api ke mesin.

Gambar 6.6 Tachometer (www./mb124.de)

123
3. Voltmeter
Voltmeter umumnya menunjukkan tegangan (voltage) pada terminal-terminal
baterai dan membantu memeriksa tegangan pengisian (charging voltage) dan
memperkirakan kapasitas pengisian baterai (charged battery‟s capacity)
Penggerak voltmeter magnet umumnya paling banyak digunakan.

Gambar 6.7. Voltmeter (www.futurlec.com)

B. ALAT PENGUKUR (GAUGE)


Alat pengukur (gauge) terdiri dari sebuah sender dan sebuah receiver. Sender
melakukan pengukuran dan receiver menunjukkan hasil pengukuran. Tipe alat
pengukur (gauge) ditandai dengan kombinasi tipe receiver dan sender seperti berikut:
Receiver Sender
Bimetal - Bimetal
Bimetal - Resistance
Cross Coil - Resistance

1. Alat Pengukuran Temperatur Air Pendingin


Pengukur temperatur air pendingin (coolant temperatre gauge) menunjukkan
temperatur air pendingin di dalam jacket air pendingin mesin. Tipe bimetal
resistance umumnya paling banyak digunakan.

124
Penunjuk suhu atau temperatur air pendingin adalah suatu rangkaian elektrik
yang dipasang pada kenderaan, bekerja sebagai penanda (indikator) seberapa
besar suhu kerja mesin tersebut

Gambar 6.8 Pengukur Temperatur Air Pendingin (www.bahasotomotif.com)

Gambar di atas merupakan gambar bentuk dari pengukur air pendinginan, pada
komponen indikator pendinginan tentunya terbagi lagi menjadi beberapa
komponen didalamnya yang menjadikan pengukur air pendinginan dapat
menunjukkan berapa besar suhu atau temperatur engine.
Komponen rangkaian sistem pengukur temperatur air pendingin terdiri dari
a. Gauge Magnet (Pengukur suhu)
Gauge magnet adalah sub sistem dari pengukur temperatur air pendingin yang
mempunyai peran atau fungsi sebagai pengukur suhu kerja mesin dan
ditampilkan oleh pergerakan jarum penunjuk. Bagian-bagian dalam gauge
magnet adalah
a. Lilitan pembatas
b. Lilitan kerja
c. Jarum penunjuk / jangkar

125
Gambar 6.9 Gauge Magnet (www.ramdani-blog.blogspot.com)

b. Sensor Suhu
Sensor suhu ( PTC resistor / Tahanan Non Linear) bekerja atas peningkatan
suhu air pendingin. Sensor suhu di pasang di bagaian dalam dari blok engine
yang terhubung dengan air pendingin
Sensor suhu yang digunakan biasanya adalah resistor yang nilai hambatannya
tidak linier karena pengaruh faktor lingkungan, misalnya suhu dan cahaya.
Maka dalam pengukur temperatur air pendingin dipakai resistor non linier
jenis PTC ( Positive Temperature Coeficient).
Resistor PTC adalah jenis resistor non linier yang nilai hambatannya
terpengaruh oleh perubahan suhu. Makin tinggi suhu yang mempengaruhinya
makin besar nilai hambatannya.

Gambar 6.10 Resistor PTC (www.made-in-china.com)

126
Di bawah ini adalah proses kerja dari pengukur temperatur air pendingin pada
mesin
1) Saat Start Awal
Air pendingin masih kurang suhu atau temperaturnya belum mencapai
suhu ideal kerja mesin yaitu temperatur sekitar 80 – 90 derajat

Gambar 6.11. Pengukur Temperatur Air Pendingin Saat Awal Start


(www.ramdani-blog.blogspot.com)

2) Saat kerja normal


Saat ketika suhu air pendingin ketika mesin berada pada suhu ideal

Gambar 6.12. Pengukur Temperatur Air Pendingin Saat Mesin Kerja Normal
(www.ramdani-blog.blogspot.com)

127
3) Saat mesin meningkat suhunya
Air pendingin temperaturnya meningkat

Gambar 6.13. Pengukur Temperatur Air Pendingin Saat Mesin Suhunya


Meningkat (www.ramdani-blog.blogspot.com)

2. Alat Pengukur Bahan Bakar


Bahan bakar dalam tangki sedapat mungkin selalu penuh. Hal ini akan
memberikan keuntungan bagi pemilik mobil, yaitu ketenangan selama perjalanan
dan memperpanjang usia tangki. Tangki bahan bakar yang tidak terisi penuh akan
terisi udara yang mengandung uap air. Dalam keadaan dingin uap air tersebut
akan mengembun dan menetes, bercampur dengan bahan bakar. Di samping
menurunkan mutu bahan bakar dalam tangki, uap air tersebut juga dapat
menimbulkan karat.
Untuk mengetahui seberapa banyak jumlah bahan bakar dalam tangki banyak
pemilik mobil yang enggan melakukannya karena tangki bahan bakar yang agak
tersembunyi sehingga jumlah bahan bakar di dalamnya tidak kelihatan jelas.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka hampir setiap mobil sekarang ini memiliki
alat pengukur bahan bakar dalam tangki. Jumlah bahan bakar dalam tangki dapat
langsung diketahui dengan melihat panel instrumen yang terletak di ruang
kemudi.
Pada alat pengukur jumlah bahan bakar dengan bimetal, bimetal pada kumparan
akan mendorong jarum penunjuk ke arah F (full) atau E ( Empty). Perubahan

128
tinggi bahan bakar dalam tangki menyebabkan pelampung bergerak ke atas atau
ke bawah. Jika tinggi permukaan bahan bakar rendah maka tekanan pada titik
kontak tidak terlalu kuat sehingga waktu yang dibutuhkan untuk melepaskan
hubungan kontak pemutus tidak lama. Dalam keadaan seperti ini bimetal akan
menggerakkan jarum ke arah E yang berarti kosong. Hal ini disebabkan karena
arus yang mengalir kecil sehingga panas yang ditimbulkan dan pemuaian bimetal
pun kecil. Jika permukaan bahan bakar dalam tangki cukup tinggi, maka
pelampung akan terangkat ke atas. Penekanan pada titik kontak menjadi kuat
sehingga waktu yang dibutuhkan untuk melepaskan hubungan kontak pemutus
menjadi lebih lama, panas yang diterima bimetal cukup besar sehingga bimetal
memuai lebih panjang dan mendorong jarum penunjuk ke arah F yang berarti
bahan bakar penuh.
Pada alat ukur bahan bakar yang menggunakan tahanan variabel maka ketinggian
permukaan bahan bakar mengubah posisi tahanan variabel. Jika jumlah bahan
bakar dalam tangki kurang tahanan variabel berada dalam posisi tahanan paling
kecil sehingga arus mengalir dari baterai ke kumparan pertama terus ke massa
lewat tahanan variabel. Pada kumparan pertama akan terjadi medan magnet
sehingga jarum penunjuk tertarik ke arah E yang berarti kosong. Jika bahan bakar
dalam tangki penuh maka pelampung akan terangkat dan tahanan variabel dalam
posisi tahanan yang besar. Arus dari baterai mengalir ke kumparan pertama terus
ke kumparan kedua kemudian ke massa. Arus tidak mengalir ke massa melewati
tahanan variabel sebab tahanan variabel sangat besar. Arus cenderung lewat
tahanan yang lebih kecil, yaitu kumparan kedua. Pada kumparan pertama dan
kedua terjadi medan magnet tetapi karena medan magnet kumparan kedua lebih
besar maka jarum penunjuk akan tertarik ke arah F berarti penuh.
Dalam melakukan pemeriksaan dan perawatan alat pengukur bahan bakar mobil
adalah sebagai berikut :
1. Lepas unit pengukur bahan bakar.
2. Bongkar bagian – bagiannya

129
3. Bersihkan permukaan kontak pemutus dengan ampelas. Permukaan kontak
pemutus yang kotor mengakibatkan arus yang mengalir terhambat sehingga
penunjukkan jarumnya tidak tepat.
4. Periksa keadaan sambungan - sambungan mekaniknya. Jika kotor atau
berkarat, bersihkan dengan ampelas dan jika perlu beri pelumas secukupnya.
5. Periksa keadaan pelampung apakah pelampung itu bisa berfungsi dengan
baik. Jika tidak bisa berfungsi dengan baik maka sistem pengukuran tidak
akan bekerja. Oleh karena itu segera perbaiki atau ganti pelampungnya.
6. Periksa keadaan kumparannya. Jika kumparan terkelupas atau putus, segera
perbaiki atau ganti dengan yang baik.
7. Periksa keadaan kabel - kabelnya, mungkin putus atau sambungan dengan
terminal - terminalnya longgar. Jika sambungan longgar maka arusnya
terhambat sehingga penunjukkan jarumnya tidak tepat.
8. Rakit kembali bagian - bagian yang telah dilepas dan pasang pada dudukan
semula.

Gambar 6.14 Pengukur Bahan Bakar


(www.witsflyingclub.co.za/images/fuel.gif)

3. Pengukuran Tekanan Oli


Tekanan oli pada sistem pelumas sangat penting. Tekanan yang rendah
menyebabkan sistem pelumasan tidak berjalan dengan baik. Bagian - bagian yang
sempit tidak dapat terlumasi, karena oli tidak dapat menembus bagian - bagian

130
tersebut. Tekanan oli yang rendah disebabkan karenanya kurang oli pada sistem
pelumasan. Jika tekanan oli pada sistem pelumasan turun maka harus segera
ditambahkan jumlah olinya. Apabila terlambat maka bagian - bagian yang
bergerak akan cepat panas dan aus. Oleh karena itu tekanan oli setiap saat harus
diketahui dengan mudah. Untuk pada setiap mobil dilengkapi dengan alat
pengukur tekanan oli.
Ada bermacam - macam pengukur tekanan oli, yaitu manometer Burdon, bimetal
dan lampu. Yang saat ini banyak digunakan adalah bimetal dan lampu. Pada alat
ukur tekanan oli dengan bimetal, jika tekanan oli rendah karena motor belum
dihidupkan maka diafragma tidak cukup kuat menekan titik kontak pemutus
sehingga hubungan kontak pemutus cepat membuka. Akibatnya bimetal pada
panel instrumen hanya memuai sedikit saja. Jarum penunjuk tekanan oli bergerak
terlalu jauh. Keadaan ini akan sama dengan jika tekanan oli rendah karena jumlah
oli kurang. Tekanan oli yang rendah akan menekan diafragma sedikit saja
sehingga kontak pemutus berhubungan tidak terlalu kuat. Akibatna bimetal pada
kontak pemutus cepat membuka sehingga arus yang mengalir tidak cukup besar
untuk memuaikan bimetal pada panel instrumen. Bimetal pada panel instrumen
memuai sedikit dan jarum penunjuk bergerak sedikit pula.
Apabila tekanan oli pada sistem pelumasan tinggi maka diafragma akan tertekan
kuat dan diafragma menekan kontak pemutus dengan kuat pula. Karena tekanan
pada kontak pemutus kuat maka waktu yang dibutuhkan sampai kontak pemutus
terbuka oleh pemuaian bimetal bertambah lama. Arus yang mengalir bertambah
besar sehingga bimetal pada panel instrumen menerima panas lebih lama dan
pemuaiannya lebih panjang. Akibatnya jarum penunjuk tekanan oli bergerak lebih
jauh. Jika dalam keadaan ini motor dimatikan maka tekanan oli akan turun dan
jarum kembali pada posisi semula.
Pada alat ukur tekanan oli dengan lampu, jika tekanan oli rendah maka lampu
akan menyala. Hal ini disebabkan kontak pemutus yang menutup. Arus listrik
mengalir dari baterai ke massa lewat lampu. Jika tekanan oli cukup tinggi maka
diafragma akan tertekan sehingga kontak pemutus membuka. Arus dari baterai

131
tidak dapat mengalir ke massa karena hubungan terputus dan lampu tidak
menyala.
Gangguan pada alat ukur tekanan oli adalah terhambatnya aliran listrik dari
baterai ke massa. Hambatan tersebut karena kontak pemutus kotor atau
sambungan kabelnya longgar. Akibat dari arus listrik yang terhambat maka
penunjukkan jarum pengukur tidak tepat. Untuk mencegah hal ini maka
permukaan kontak pemutus harus bersih dan sambungan kabel - kabelnya harus
baik. Lampu mati, diafragma rusa dan bagian - bagian yang bergerak yang kotor
juga dapa menjadi penyebab terjadinya gangguan pada alat ukur tekanan oli.
Bagian - bagian yang bergerak jika perlu dilumasi agar gerakannya menjadi lebih
ringan.

Gambar 6.15 Pengukur Tekanan Oli (Toyota New Step, 6-57)

Dalam melakukan pemeriksaan dan perawatan alat pengukur tekanan oli mobil
adalah sebagai berikut :

a. Lepas unit pengukur tekanan oli dari dudukkannya.

132
b. Periksa keadaan kontak pemutusnya dari kemungkinan berkarat atau kotor
permukaannya. Jika permukaan kontak pemutus kotor atau berkarat,
bersihkan dengan ampelas.
c. Periksa sambungan kabel - kabelnya, mungkin longgar atau putus.
Sambungan kabel yang longgar harus segera diperbaiki karena menghambat
arus listrik sehingga penunjukkan menjadi tidak tepat.
d. Periksa bagian - bagian yang bergerak, mungkin kotor atau berkarat.
Bersihkan dengan kain atau ampelas bagian tersebut.
e. Periksa lampu kontrolnya, mungkin putus atau dudukkannya berkarat.
Dudukan lampu harus bersih dan lampu harus tepat pada dudukkannya, tidak
boleh miring. Daya lampu harus sesuai dengan ketentuan, tidak boleh lebih
besar atau lebih kecil. Jika daya lampu lebih besar maka nyala lampu kurang
terang. Jika daya lampu lebih kecil, maka lampu akan cepat putus.
f. Periksa sekeringnya, mungkin putus atau tidak sesuai degan ketentuannya.
Amper sekering tidak boleh lebih besar atau lebih kecil dari ketentuan. JIka
lebih besar alat pengukurnya cepat rusak. Jika amper sekring lebih kecil dari
ketentuan berarti arus yang mengalir lebih kecil dari kebutuhan alat - alata
tersebut. Akibatnya keraja alat kurang baik.
g. Rakit unit alat pengukur tekanan oli dan pasang kembali pada dudukkannya
semuala.

4. Lampu-lampu Peringantan dan Pengontrolan


Lampu-lampu peringatan dan pengontrolan (warning dan indicator light)
menyala untuk memberikan informasi kepada pengemudi bila jumlah yang
diteteapkan berlebihan atau ada yang kurang apabila perlengkapan listrik
bekerja atau tidak berfungsi.
a. Lampu peringatan tekanan oli (Oil pressure warning light)
Menunjukkan tekanan oli mesin yang rendah
b. Lampu peringatan pada pengisian (Charge warning light)

133
Menunjukkan bahwa sistem pengisian (charging system) tidak berfungsi
normal.
c. Pengontrol lampu jarak jauh (High beam indicator)
Menunjukkan bahwa lampu besar bekerja pada lampu jauh.
d. Lampu peringatan bahan bakar (Fuel warning light)
Menunjukkan jumlah bahan bakar yang tersisa
e. Lampu peringatan rem (Breaking-warning light)
Menunjukkan rem parkir bekerja, atau minyak rem nya kurang
f. Pengontrol Pintu (Door indicator)
Menunjukkan bahwa pintu-pintu tidak tertutup dengan rapat
g. Pengontrol lampu sein dan hazard (Turn signal dan hazard warning light)
Menunjukkan bahwa sein (turn signal) atau lampu peringatan hazard
keadaannya bekerja.

-----

134

Anda mungkin juga menyukai