Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM IPA DI SD

PDGK4107/MODUL 2: MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA

KHOMSATUN
836586737

UPBJJ UT PURWOKERTO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
MODUL 2: MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA
KEGIATAN PRAKTIKUM 2
 PENCEMARAN LINGKUNGAN (PENGARUH DETERJEN PADA
PERKECAMBAHAN)

A. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau.

B. ALAT DAN BAHAN


1) Sendok teh
2) Gelas plastik 7 buah
3) Botol plastik bekas 7 buah
4) Kapas secukupnya
5) Kertas untuk label secukupnya
6) Kertas untuk penutup secukupnya
7) Deterjen bubuk
8) Biji kacang hijau
9) Karet
10) Air secukupnya

C. LANDASAN TEORI
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan,
khususnya pada tumbuhan berbiji. Dalam tahap perkembangan, embrio didalam
biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan
fisiologi yang menyebabkan tumbuhan berbiji berkembang menjadi tumbuhan
muda. Tumbuhan muda ini dikenal dengan kecambah.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar
biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah
membesarnya ukuran biji yang disebut tahp imbibisi (berarti “minum”). Biji
yang menyerap air dari lingkungan sekelilingnya baik dari tanah maupun udara
(dalam bentuk embun/ uap air, efek yang terjadi adalah membesarnya
membesarnya ukuran biji karna sel-sel embrio membesar) dan biji melunak.
Proses ini murni fisik kehadiran air kehadiran air didalam sel mengaktivkan
sejumlah enzim perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat menurun
kadarnya, sementara giberelin meningkat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji antara lain:


1. Faktor internal, yaitu dari gen dan hormon.
2. Faktor eksternal, yaitu dari air, cahaya, suhu, nutrisi, ph, ketinggian tempat,
O2, CO2, kelembapan, dan angin.
Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk
membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi.
Dibanding dengan sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain
mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan
air. Detergen merupakan garam Natrium dari asam sulfonat.

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Sediakan larutan deterjen 100%, pengenceran 50%, pengenceran 25%,
pengenceran 12,5%, pengenceran 6,25%, pengenceran 3,1% serta
kontrol yang berupa air. Lalu simpan cairan pada gelas plastik yang telah
diberi label.
2) Sediakan 7 gelas plastik, lalu beri label kontrol I,II,III,IV,V,VI dan label
kontrol.
3) Masukkan potongan kapas pada setiap gelas yang telah diberi label.
4) Tuangkan air pada botol yang berisi larutan 1 sampai 7 ke dalam gelas
sesuai dengan labelnya, yaitu larutan 100% ke gelas label I, Larutan 50%
ke gelas label II begitupun seterusnya sampai label 6.
5) Masukkan 5 butir kacang hijau pada setiap gelas yang sudah berisi kapas
dan air larutan.
6) Tutuplah menggunakan kertas dan ikat dengan karet agar tidak ada
udara yang masuk.
7) Simpanlah di tempat tertutup yang minim cahaya.

E. HASIL PENGAMATAN
Pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan kecambah :
Hari ke- 0
Belum terjadi adanya pertumbuhan kacang hijau pada masing - masing
gelas larutan
Hari 1
No Biji Konsentrasi larutan deterjen
Hari ke-1 (24 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1 Biji 1 5 mm 5 mm 5 mm 7 mm 10 mm 8 mm 15 mm
2 Biji 2 1 mm 5 mm 6 mm 0 mm 6 mm 10 mm 10 mm
3 Biji 3 0mm 2 mm 5 mm 0 mm 5 mm 6 mm 6 mm
4 Biji 4 0 mm 0 mm 0 mm 0 mm 5 mm 2 mm 0 mm
5 Biji 5 0 mm 0 mm 0 mm 0 mm 7 mm 0 mm 0 mm
Jumlah 6 mm 12 mm 16 mm 7 mm 33 mm 26 mm 31 mm
Rata-rata 1,2 mm 2,4 mm 3,2 mm 1,4 mm 6,6 mm 4,3 mm 6.2 mm
Hari ke-2
No Biji Konsentrasi larutan deterjen
Hari ke-1 (24 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1 Biji 1 10 mm 10 mm 8 mm 15 mm 10 mm 15mm 20 mm
2 Biji 2 5 mm 10 mm 7 mm 10 mm 10 mm 10 mm 15 mm
3 Biji 3 3 mm 5 mm 10 mm 0 mm 15 mm 10 mm 10 mm
4 Biji 4 0 mm 0 mm 5 mm 0 mm 15 mm 5 mm 0 mm
5 Biji 5 0 mm 0 mm 0 mm 0 mm 10 mm 0 mm 0 mm
Jumlah 18 mm 25 mm 30 mm 25 mm 60 mm 40 mm 45 mm
Rata-rata 3,6 5 mm 6 mm 5 mm 12 mm 8 mm 9 mm

Hari ke-3
No Biji Konsentrasi larutan deterjen
Hari ke-1 (24 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1 Biji 1 15 mm 15 mm 15 mm 20 mm 15 mm 25 mm 40 mm
2 Biji 2 10 mm 15 mm 15 mm 15 mm 15 mm 15 mm 35 mm
3 Biji 3 5 mm 6 mm 10 mm 5 mm 15 mm 15 mm 25 mm
4 Biji 4 0 mm 0 mm 10 mm 0 mm 20 mm 10 mm 10 mm
5 Biji 5 0 mm 0 mm 0 mm 0 mm 15 mm 5 mm 0 mm
Jumlah 30 mm 36 mm 50 mm 40 mm 80 mm 70 mm 110 mm
Rata-rata 6 mm 7,2 mm 6,25 mm 8 mm 16 mm 14 mm 22 mm

Grafik rata-rata pertumbuhan kecambah setelah 3 hari


25

20
panjang (mm)

15

10

0
100% 50% 25% 12,50% 6,25% 3,10% Kontrol

konsentrasi
F. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1) Apa fungsi larutan 0 (kontrol) ?
2) Apa kesimpulan Anda bila pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang
mati?
3) Mengapa pertumbuhan kacang hijau dalam gelas harus ditutupi dengan
kertas?

JAWABAN:
1) Fungsi larutan 0 (control) adalah sebagai pembanding konsentrasi larutan
deterjen sekaligus sebagai bukti bahwa larutan 0 (kontrol) adalah larutan
yang paling baik dalam pertumbuhan karena tidak mengandung deterjen.
2) Jika pada larutan 0 (control) ada kacang hijau yang mati, mungkin kacang
hijau tersebut bukan bibit unggul (mandul).
3) Pertumbuhan kacang hijau dalam gelas ditutup dengan kertas untuk
mengurangi intensitas cahaya. Karena intensitas cahaya sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan kacang hijau. Kacang hijau yang mendapatkan
cahaya cukup ukurannya lebih kecil, jaringan mesofilnya juga lebih kecil,
dan pertumbuhannya akan lebih lambat dari kacang hijau yang tidak
mendapat cahaya.

G. PEMBAHASAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:
pada hari pertama larutan deterjen dengan konsentrasi 100% rata-rata panjang
akar kecambah 1,2mm dan ada 3 biji yang tidak mengalami perkecambahan.
Larutan 50% rata-rata panjangnya 2,4mm, larutan 25% 3,2mm, untuk larutan
12,5% panjangnya 1,4mm dan 6,25% rata-rata panjang akarnya 6,6mm.
Kemudian pada larutan 3,1% dengan panjang 4,3mm, serta pada larutan
kontrol dengan menggunakan air biasa sebagai pembanding, panjang akar
mencapai 6,2mm.
Dihari kedua, setelah 48 jam semua kacang hijau mengalami
pertambahan panjang pada akarnya dari semua jenis larutan. Dimulai dari
larutan 100% yang pada hari pertama menjadi 3,6mm. Larutan 50% dari
menjadi 5mm dan pada larutan 25% panjangnya 6mm. Larutan 12,5% menjadi
5mm juga pada larutan 6,25% menjadi 12mm. Kemudian pada larutan 3,1%
panjangnya menjadi 8mm, serta pada larutan kontrol menjadi 9mm.
Dihari ketiga, setelah 72 jam semua kacang hijau terus mengalami
pertambahan panjang pada akarnya dari semua jenis larutan. Dimulai dari
larutan 100% yang menjadi 6mm. Larutan 50% dari menjadi 7,2mm dan pada
larutan 25% menjadi 6,25mm. Larutan 12,5% menjadi 8mm, juga pada larutan
6,25% menjadi 16mm. Kemudian pada larutan 3,1% menjadi 16mm, serta
pada larutan kontrol menjadi 14mm.
H. KESIMPULAN
Semakin rendah presentase deterjen dalam air, maka perkecambahan kacang
hijau akan berlansung dengan baik. Namun, sebaliknya, semakin tinggi
presentase deterjen maka perkecambahan kacang hijau akan terhambat.
Meskipun perkecambahan tersebut mengalami pertumbuhan, tetapi pada
konsentrasi tinggi pertumbuhan kecambah lama kelamaan akan mati.

I. DAFTAR PUSTAKA
1. Rumanta, Maman,dkk. (2021). Modul “Praktikum IPA di SD”. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
2. http://ikerachmawatirohali.blogspot.com/2019/04/laporan-praktikum-ipa-
pengaruh-deterjen.html

J. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kesulitan yang dialami:
Sulit dalam menentukan takaran deterjen.

Saran dan masukan:


Bisa menggunakan perbandingan pada larutan airnya saja, satu botol dibagi
dua, kemudian diisi penuh lagi sampai pada larutan ke 5. Pada larutan ke 6
tidak perlu ditambah lagi.
K. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
PENGARUH DETERJEN PADA PERKECAMBAHAN

Menyiapkan alat dan bahan praktikum,


Tahap Awal antaralain :

1. Sendok teh
2. Gelas plastik 7 buah
3. Botol plastik bekas 7 buah
4. Kapas secukupnya
5. Kertas untuk label secukupnya
6. Kertas untuk penutup secukupnya
7. Deterjen bubuk
8. Biji kacang hijau
9. Karet
10. Air secukupnya
Proses Kegiatan

Proses kegiatan:
Gambar 1: melarutkan 1 sendok deterjen dengan
air.

Gambar 2 : memasukkan larutan deterjen ke


dalam botol yang sama jumlah konsentrasinya.

Gambar 3 : setelah selesai membuat larutan,


tuangkan pada gelas kapas sesuai
Gambar 1 konsentrasinya, kemudian kita masukkan kacang
hijau pada gelas yang berisi kapas yang sudah
diberi larutan konsentrasi, setelah itu
menutupnya menggunakan kertas dan
mengikatnya dengan karet agar tidak ada udara
yang masuk. Kemudian menyimpannya di
tempat tertutup yang minim cahaya.

Gambar 4: proses pengamatan dari hari ke-0


sampai hari ke-3

Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Tahap Akhir
Mencatat hasil praktikum pada lembar kerja.
2. KEGIATAN PRAKTIKUM 1
 EKOSISTEM (EKOSISTEM DARAT)

A. TUJUAN PERCOBAAN
Membandingkan komponen-komponen yang terdapat pada ekosistem darat
dan buatan.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Alat tulis.
2. Loup/kaca pembesar.
3. Barometer.
4. Lingkungan sekitar.

C. LANDASAN TEORI
Ekosistem adalah suatu satuan fungsional dasar menyangkut proses interaksi
dari organisme dengan lingkungannya yang meliputi aliran energi, rantai/jaring
makanan, siklus biogeokimiawi, perkembangan dan pengendalian.

Secara struktural, dalam ekosistem terdapat komponen biotik yang terdiri dari :
a. Produsen (tumbuhan)
b. Konsumen (hewan)
c. Dekomposer (pengurai)
Komponen abiotik terdiri dari bahan :
a. Anorganik
b. Organik, dan
c. Kondisi iklim

Dari cara terbentuknya, terdapat 2 jenis ekosistem, yaitu ekosistem alami dan
buatan. Contoh ekosistem alami : hutan, padang rumput, laut, danau, padang
pasir, dll. Contoh ekosistem buatan : kolam ikan, sawah, ladang/kebun,
akuarium.

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Menentukan Ekosistem darat alami di sekitar tempat tinggal
2) Mengamati komponen abiotik meliputi suhu udara, pencahayaan, angin dan
jenis/warna tanah
3) Menggunakan barometer untuk mengetahui suhu udara, untuk mengetahui
keadaan pencahayaan, angin, atau tanah menggunakan perkiraan saja.
4) Mencatat data pada tabel dalam lembar kerja
5) Mengamati komponen biotik, meliputi makhluk hidup yang ada di sekitar
6) Mencatat jenis tumbuhan sebagai produsen yang ada dengan nama latinnya
7) Mencatat jenis hewan sebagai konsumen yang ada di ekosistem, baik yang tetap
maupun yang singgah, termasuk hewan-hewan yang berukuran kecil
8) Mengamati lebih teliti hewan-hewan kecil yang mungkin terdapat dalam
tanah/dekat permukaan atau pada sela-sela daun/batang, dengan menggunakan
kaca pembesar jika perlu.
9) Mencatat data pada lembar kerja
10) Membuat kesimpulan umum tentang perbedaan pada kedua system tersebut.

E. HASIL PENGAMATAN
Ekosistem darat alami: Komponen abiotik
No Komponen abiotik Kondisi/kedaaan
1. Suhu 29oC
2. Cahaya Cukup terik
3. Angin TG 9 km/jam
4. Tanah Subur
5. Air Sangat cukup

Ekosistem darat alami: Komponen biotik


No Jenis tumbuhan Jenis hewan Pengurai
1. Rumput Burung Lebah
2. Pohon jati Semut Cacing
3. Pohon asem Kupu-kupu Ulat
4. Pohon bambu Ayam Belalang
5. Pohon kedondong katak Kumbang

Ekosistem darat buatan: Komponen abiotik


No Komponen abiotik Kondisi/kedaaan
1. Angin TG 9 km/jam
2. Tanah Subur
3. Air Sangat cukup
4. Cahaya Rendah
5. Suhu 29o

Ekosistem darat buatan: Komponen biotik


No Jenis tumbuhan Jenis hewan Pengurai
1. Rerumputan Ayam ulat
2. Pohon pisang kucing Jamur
3. Pohon jagung semut siput
4. Pohon mangga Katak Belalang
5. Pohon cabai Tikus jangkrik
F. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1) Pada hari keberapa akar kecambah kacang hijau mulai tumbuh?
2) Perhatikan arah pertumbuhan akar setiap kecambah tersebut. Adakah yang
pertumbuhannya ke atas? Mengapa demikian?

JAWABAN:
1) Pada hari ke 0 sore hari, mulai tumbuh batang kecambah panjang 4mm.
2) Tidak, karena akar tumbuh ke bawah dan bergerombol pada dasar gelas.

G. PEMBAHASAN
Di pekarangan rumah dan hutan ditemukan beberapa komponen ekosistem. Untuk
komponen abiotik umumnya sama yaitu ada angin, tanah, air, cahaya, dan suhu.
Pada kompen biotiknya terdapat beberapa hewan dan tumbuhan.
Dalam komponen ekosistem yang ditemukan terdapat konsumen 1, 2, 3, dan
pengurai, seperti yang dijelaskan pada hasil praktikum
diatas.

H. KESIMPULAN
Ekosistem alami dan buatan memiliki komponen abiotik yang sama, yaitu air,
tanah dan udara. Sedangkan pada komponen ekosistem darat alami tidak
dikendalikan oleh jumlah populasinya, artinya penyusun ekosistem darat alami
jauh lebih lengkap dibandingkan dengan ekosistem darat buatan.

I. DAFTAR PUSTAKA
1. Rumanta, Maman,dkk. (2021). Modul ”Praktikum IPA di SD”. Tangerang
Selatan:Universitas Terbuka.
2. https://www.ilmiahku.com/2019/05/laporan-praktikum-ekosistem-
darat.html

J. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kesulitannya:
sulit dalam menemukan komponen biotik yang memerlukan loop/kaca dan
barometer.
Dalam mengambil dokumentasi binatang takut dan lari-larian jadi foto tidak
jelas bahkan banyak juga binatang yang tidak terfoto.

Saran:
jika tidak menggunakan loop, kita harus lebih teliti dalam menemukan
komponen biotik.
Untuk pendokumentasian lebih baik dengan divideo agar komponen
ekosistem dapat tertangkap jelas.
K. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Ekosistem darat buatan: pekarangan rumah

Siput ayam

Belalang semut

Ulat berbagai tanaman

Ekosistem alami: hutan


Pohon bambu berbagai pohon liar

Belalang kumbang

Semut ulat

Anda mungkin juga menyukai