SKRIPSI
OLEH
JUANDA
07C10407083
sayuran yang sudah dibudidayakan sejak ratusan tahun silam, tetapi belum
diketahui dengan pasti kapan awal penyebarannya. Jika ditinjau dari sejarahnya,
tanaman tomat berasal dari Amerika, yaitu daerah Andean yang merupakan
bagian dari Negara Bolivia, Cili, Kolombia, Ekuador dan Peru (Purwati dan
Khairunisa, 2007).
dibudidayakan di lahan dataran rendah ataupun lahan dataran tinggi. Tanaman ini
berbentuk perdu, daunnya bercelah menyisip, tersusun pada tangkai dan berwarna
hijau. Bentuk buahnya bulat, bulat pipih, atau bulat lonjong. Warna buahnya
mula-mula berwarna hijau dan sesudah masak akan berwarna merah (Anonymous,
2009).
Buah tomat yang masak banyak digemari orang, karena rasanya segar,
enak, dan sedikit masam. Daging buahnya banyak mengandung air, menyimpan
tahun 1991 yang dilaporkan Balai Pusat Statistik, untuk luas pertanaman tomat
adalah 93,436 Ha, dengan produksi 235,265 ton atau rata-ratanya 5,24 ton/Ha.
Hasil ini dinilai relatif masih sangat rendah. Rendahnya produksi tanaman tomat
dapat disebabkan oleh penggunaan kultivar yang peka terhadap penyakit, mutu
1
2
benih yang rendah, teknik bercocok tanam yang kurang tepat dan keadaan
(Rukmana, 1994).
berasal dari varietas unggul serta pemupukan yang tepat dan seimbang.
diharapkan mempunyai sifat yang lebih baik daripada kedua induknya. Suatu
varietas tomat dikatakan unggul jika memiliki sifat-sifat yang dapat menunjang
dan penyakit, tahan terhadap cekaman lingkungan, serta dapat diterapkan untuk
tepat dan seimbang untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi pada tanaman
tomat.
pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik dari pada pemberian melalui
tanah (Hanolo, 1997). Semakin tinggi konsentrasi pupuk yang diberikan maka
kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu
pula dengan semakin seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan
pada tanaman, maka kandungan unsur hara juga semakin tinggi. Namun,
Apabila diberikan dengan konsentrasi, waktu, dan cara kerja yang tepat
(Sarief, 1985), pemupukan dengan cara disemprotkan ke daun, relatif lebih mudah
diserap oleh tanaman dengan sempurna dan menghindari kerusakan sifat fisik dan
kimia tanah. Pemupukan lewat daun berupa pupuk organik relatif dapat
memperbaiki kulalitas tanah. Salah satu POC (pupuk daun) yang dikenal petani
adalah pupuk organik asri yang terdiri atas POC Green Asri.
alam seperti protein hewan, tulang hewan, dan bahan dari tumbuh-tumbuhan,
Sampai saat ini, belum diketahui konsentrasi POC Green Asri yang tepat
tanaman tomat terhadap konsentrasi POC Green Asri yang tepat untuk
1.3. Hipotesis
2.1.1. Sistematika
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Lycopersicum
Spesies : Lycopersicum esculentum Mill.
tanaman ini hanya untuk satu periode panen. Setelah berproduksi, kemudian mati.
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan panjang bisa mencapai 2 meter
(Anonymous, 2008).
2.1.2. Morfologi
sebagai berikut:
a. Akar
horizontal. Pada kondisi lingkungan yang optimal, akar tanaman tomat dapat
5
6
(struktur luar), akar tersusun atas rambut akar, batang akar, ujung akar, dan
tudung akar. Adapun secara anatomi (struktur dalam), akar tersusun atas
epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat. Ujung akar merupakan titik
tumbuh akar. Ujung akar terdiri atas jaringan meristem yang sel-selnya berdinding
b. Batang
mencapai 4 cm. Permukaan batang ditutupi oleh bulu-bulu halus. Batang tanaman
tomat banyak memiliki cabang. Ujung batang merupakan bagian yang paling aktif
membentuk daun dan bunga karena terdapat meristem apikal (Purwati dan
Khairunisa, 2007).
sebagai organ lintasan air dan mineral dari akar ke daun dan lintasan zat makanan
hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tanaman dan organ pembentuk dan
penyangga daun.
c. Daun
gula (glukosa) dan oksigen. Glukosa hasil-hasil fotosintesis akan diangkut oleh
melalui stomata daun dan sebagian digunakan untuk respirasi sel-sel di daun
Daun-daun tersebut letaknya tersusun di setiap sisi. Jumlah daun biasanya ganjil,
d. Bunga
dengan jumlah 5-10 bunga per dompolan atau tergantung dari varietasnya.
Kuntum bunganya terdiri dari 5 helai daun kelopak dan 5 helai mahkota. Pada
serbuk sari bunga terdapat kantong yang letaknya menjadi satu dan membentuk
bumbung yang mengelilingi tangkai kepala putik. Bunga tomat dapat melakukan
penyerbukan sendiri karena tipe bunganya berumah satu. Meski demikian tidak
cm. Di bagian bawah terdapat 5 buah kelopak bunga yang berwarna hijau.
Bunganya mempunyai 6 buah benang sari dengan kepala benang sari yang juga
e. Buah
varietasnya. Ada buah yang berbentuk bulat, lonjong dan oval (bulat telur).
Ukuran buahnya juga sangat bervariasi, yang paling kecil memiliki berat sekitar 9
gram/buah dan yang berukuran besar sekitar 180 gram/buah (Anonymous, 2009).
jenis.
Berbentuk bulat pipih tidak teratur, sedikit beralur terutama didekat tangkai.
2. Tomat Apel atau Pir (Lycopersicum esculentum Mill, var. pyriforme Alef.).
3. Tomat Kentang atu Tomat Daun Lebar (Lycopersicum esculentum Mill, var.
berbentuk agak lonjong dan teksturnya keras. Sementara itu, daunnya rimbun,
2.2.1. Iklim
yang memiliki sistem pengairan dan sinar matahari yang cukup. Pengairan yang
kurangnya 10-12 jam setiap hari. Cahaya matahari tersebut dipergunakan untuk
(Wiryanta, 2002).
9
dalam bentuk vegetatif maupun generatif (bunga dan buah) diperlukan hal-hal
berikut:
- Curah hujan yang cukup, tidak deras, dalam masa pertumbuhan bunga dan
buah.
- Suhu udara rata-rata 20-300C pada siang hari, dan 10-200C pada malam hari.
2.2.2. Tanah
pada karakter lingkungan fisik tempat pertanaman tomat itu dibudidayakan. Jenis
tanah yang baik untuk bertanam tanaman tomat adalah tanah liat yang
(humus), sirkulasi udara dan tata air dalam tanah baik (Anonymous, 2009). Untuk
mendapatkan hasil yang baik, tomat memerlukan tanah dengan derajat keasaman
(pH tanah) 5,5-6,5. Untuk tanah yang ber-pH rendah (asam), perlu ditambahkan
kapur dolamit (CaCO3). Kapur tersebut diberikan pada saat 3-4 minggu sebelum
tanam dengan cara disebar merata diatas media tanam (Purwati dan Khairunisa,
2007).
tomat di dataran rendah, diantaranya suhu yang tinggi, kesuburan tanah yang
rendah, tingkat kemasaman tanah yang tinggi, dan serangan hama penyakit,
rendah optimal, perlu adanya perbaikan budidaya, seperti pemupukan yang baik
rendah.
rendah, Abnormalitas tanaman yang mungkin saja terjadi bisa dihindari (Purwati
1. NIKI F1. Bentuk buah lonjong, daging buah tebal dan padat, warna buah
merah menyala, umur panen 68-70 hst, produksi 4-5 kg per tanaman, tahan
transportasi jarak jauh, tanaman vigor, kuat, tipe tumbuh semi determinate,
2. G- SAKINA F1. Bentuk buah lonjong, daging buah tebal dan padat, warna
buah merah menyala, umur panen 68-70 hst, produksi 4-5 kg per tanaman,
tahan transportasi jarak jauh, tanaman vigor dan determinate, toleran layu
POC dapat diklasifikasikan atas pupuk kandang cair, biogas, pupuk cair
limbah organik, pupuk cair limbah kotoran manusia dan mikro organisme efektif
(Parnata, 2005).
alam seperti protein hewan, tulang hewan, dan bahan dari tumbuh-tumbuhan,
11
oleh tanaman dan dapat memperbaiki kondisi lahan (Anonymous, 1999). POC
Green Asri mengandung unsur N 6%, P2O5 4%, K 8%, Fe, Mn, Cu, Mg, Ca, B,
Co, serta zat perangsang tumbuh auxin, cytokinin, dan giberallin (Haryati, 2004).
meningkatkan kualitas bunga dan buah, serta meningkatkan jumlah bunga dan
Unsur nitrogen berperan besar untuk menyusun zat hijau daun, protein,
merangsang pertumbuhan akar, bunga, dan pemasakan buah. Kalium adalah salah
satu unsur hara makro yang berfungsi sebagai penyusun protein dan karbohidrat
tanaman, seperti : bagian bawah permukaan daun, ranting, dan cabang hingga
Unsur hara yang masuk ke dalam tanaman kerena adanya proses difusi dan
atur oleh tekanan turgor dan mekanisme absorbsi unsur hara dimulai dengan
Salah satu yang mempengaruhi tekanan turgor adalah banyaknya air yang
menguap oleh panas dan angin yang mengakibatkan stomata dapat terbuka dan
unsur-unsur hara akan berfungsi didalam lubang stomata bersama dengan air
Mei 2012.
3.2.1. Bahan
a. Benih Tomat
Benih tomat yang dipakai dalam penelitian ini adalah varietas NIKI F1, dan G-
SAKINA F1, yang diproduksi oleh PT. Benih Citra Asia. Masing-masing 1
sachet (5 gram).
POC Green Asri yanag digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk yang
c. Pupuk Kandang
d. Pupuk Buatan
Pupuk buatan yang digunakan adalah ZA, Urea, SP-18, dan KCl.
e. Pestisida
13
14
f. Babybag
g. Mulsa
3.2.2. Alat
garu, sprayer, tali, ajir, jangka sorong (sketmat), saringan, meteran, ember,
kelompok (RAK) pola faktorial 2 x 4 dengan 3 kali ulangan, dimana ada dua
V1 : NIKI F1
V2 : G- SAKINA F1
b. Faktor konsentrasi POC Green Asri (G) yang terdiri atas 4 taraf yaitu:
G0 : 0 ml / l air
G1 : 1 ml / l air
G2 : 2 ml / l air
G3 : 3 ml / l air
dalam penelitian ini 96 tanaman. Susunan kombinasi perlakuan dapat dilihat pada
Tabel 1.
Keterangan:
(VG)jk = Interaksi varietas dan konsentrasi pupuk pada taraf varietas ke-j, taraf
ijk = Galat percobaan untuk ulangan ke-i, faktor varietas taraf ke-j, faktor
dengan uji lanjutan yaitu Uji Beda Nyata jujur pada taraf 5%. Dengan persamaan
Sebagai berikut:
KT g
BNJ0,05 = q0,05 ( p;dbg )
r
Dimana :
r = Jumlah ulangan.
25 cm. Tujuan pengolahan tanah adalah mengubah struktur tanah menjadi gembur
sehingga akar tanaman dapat dengan mudah menembus tanah untuk mengambil
zat makanan.
plot percobaan dengan ukuran panjang 100 cm dan lebar 120 cm, tinggi plot 25
cm, jarak antar blok 50 cm yang berfungsi sebagai saluran drainase dan jarak
3.4.3. Pemupukan
Pupuk dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk kandang,
pemasangan mulsa dengan cara disebar secara merata diatas bedengan dengan
takaran 3,6 kg per plot. Setelah penebaran pupuk selesai, tanah dicangkul lagi
supaya pupuk tersebar merata di dalam tanah. Sedangkan aplikasi pupuk kimia
dilakukan satu hari sebelum pemasangan mulsa plastik. Dosis dan jenis pupuk
Tabel 2. Pemberian Pupuk Dasar untuk Penanaman Tomat Sistem Mulsa Plastik
dengan Pupuk Tunggal
No Jenis Pupuk Dosis per Tanaman (gram)
1 ZA 36
2 Urea 14
3 SP18 32
4 KCl 22
Sumber : Wiryanta, 2002
dipupuk dengan pupuk dasar. Pemasangan mulsa plastik dilakukan pada saat terik
matahari sehingga mulsa plastik dapat ditarik dan mengembang secara maksimal
dengan cara menarik perlahan-lahan setiap ujung mulsa plastik secara bersamaan,
pemasangan selesai, lubang tanam dibuat dengan melubangi mulsa plastik dengan
Sebelum pembibitan semua benih terlebih dahulu direndam dalam air yang
telah dihangatkan selama satu malam, guna untuk menghentikan masa dormansi
benih. Setelah itu benih ditiriskan dengan saringan dan dibungkus dengan
yang telah diisi dengan media semai. Media semai tersebut berupa tanah dan
pupuk kandang dengan perbandingan satu ember tanah, satu ember pupuk
3.4.6. Penanaman
setelah semai. Pemindahan bibit dilakukan dengan cara melepaskan babybag dari
hati agar bibit tidak rusak. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 50 x 60 cm
pada plot percobaan yang sudah disiapkan. Tiap-tiap plot ditanami 4 bibit
tanaman tomat. Setelah bibit ditanam lalu disiram hingga media cukup basah.
a. Pemasangan ajir.
plot percobaan. Pemasangan ajir harus cukup kuat untuk mencegah robohnya
tanaman yang bisa berdampak pada putusnya akar tanaman. Ajir ditancapkan
disetiap sisi tanaman tomat dengan kedalaman sekitar 25 cm dan jarak 15 cm dari
tanaman tomat. Selanjutnya, tanaman tomat diikat pada ajir secara berkala
b. Penyiraman
c. Pembuangan / wiwilan
Pewiwilan dilakukan terhadap tunas muda yang tumbuh pada ketiak daun.
M 45 dan bakterisida Agrypt dengan konsentrasi 0,5 gram/l air, yang diberikan
pada saat setelah tanam, 1 minggu setelah tanam (MST), dan 2 MST dengan cara
POC Green Asri dilarutkan dalam air sesuai dengan perlakuan yaitu
(kontrol), 1 ml/l air, 2 ml/l air, dan 3 ml/l air. Penyemprotan dilakukan pada umur
7, 14, 21, 28, 35, dan 42 HST. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari yaitu pukul
7.30 Wib.
3.4.9. Pemanenan
berwarna kuning kemerahan. Pemanenan dilakukan 3 kali yaitu pada umur 61, 66,
dan 71 HST.
20
3.4.10. Pengamatan
Tinggi tanaman diukur pada umur 21, 35, dan 49 HST. Pengukuran dilakukan
mulai dari pangkal batang tanaman sampai titik tumbuh atau pucuk tanaman
tertinggi.
Diameter pangkal batang diukur pada umur 21, 35, dan 49 HST, dengan
Berat buah ditimbang pada panen I, II, dan III dengan menggunakan timbangan
analitik.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
menunjukkan bahwa varietas berpengaruh sangat nyata pada tinggi tanaman umur
49 HST, berpengaruh nyata pada tinggi tanaman umur 35 HST, serta berpengaruh
Rata-rata tinggi beberapa varietas tanaman tomat umur 21, 35, 49 HST
Tabel 3. Rata-rata Tinggi Beberapa Varietas Tanaman Tomat umur 21, 35, 49
HST
Tinggi Tanaman (cm)
Varietas
21 HST 35 HST 49 HST
NIKI F1 (V1) 58,29 87,50 b 104,94 b
G-SAKINA F1 (V2) 56,19 77,44 a 89,98 a
BNJ0,05 8,78 9,19
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0,05)
HST dijumpai pada varietas NIKI F1 (V1). Pada umur 21 HST tanaman tomat
varietas NIKI F1 (V1) berbeda tidak nyata dengan varietas G-SAKINA F1 (V2),
sedangkan pada umur 35 dan 49 HST menunjukkan tinggi tanaman yang berbeda
nyata.
Adapun hubungan tinggi tanaman tomat umur 21,35, dan 49 HST pada
21
22
1.
120 104.94
antar masing – masing varietas. Varietas NIKI F1 (V1) memberikan hasil yang
(V2). Perbedaan penampilan tinggi tanaman dari berbagai varietas diduga akibat
akan memberi pengaruh yang berbeda pada tinggi tanaman. Hal ini sesuai dengan
pertumbuhan dan hasil yang beragam sebagai akibat dari pengaruh genetik dan
terbesar pada umur 21, 35 dan 49 HST dijumpai pada varietas G-SAKINA F1
memberikan hasil yang lebih baik pada diameter tanaman dibandingkan dengan
varietas NIKI F1 (V1) . Penampilan karakter setiap varietas ditentukan oleh faktor
tanaman dengan penampilan ciri dan sifat yang khusus yang berbeda antara satu
sama lain dengan pengaruh lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Dachlan
(2008), yang menyatakan bahwa perbedaan yang dapat terjadi pada setiap varietas
diakibatkan oleh adanya variasi genetik yang dapat berbeda dari masing -masing
lingkungan dan keragaman genetik umumnya berinteraksi satu sama lain dalam
bahwa varietas berpengaruh tidak nyata pada jumlah buah per tanaman.
Rata-rata jumlah buah beberapa varietas tanaman tomat per tanaman dapat
Tabel 5. Rata-rata Jumlah Buah Beberapa Varietas Tanaman Tomat Per Tanaman.
Varietas Jumlah Buah per Tanaman (buah)
NIKI F1 (V1) 12.00
G-SAKINA F1 (V2) 10.92
dijumpai pada varietas NIKI F1 (V1), namun berbeda tidak nyata dengan varietas
G-SAKINA F1 (V2).
yang berbeda, dimana varietas NIKI F1 (V1) memberikan hasil yang lebih baik,
jumlah buah dari masing – masing varietas akibat respon fisiologis yang berbeda
dari genetik serta lingkungan. Jika pertumbuhan tanaman baik, maka diduga laju
fotosintesis juga akan berjalan dengan baik sehingga laju asimilasi akan
akan banyak yang berakibat pada peningkatan produksi tanaman tomat. Amsar at
al, (2011) mengemukakan bahwa jumlah daun yang lebih banyak dapat
menigkatkan jumlah kloroplas (sebagai tempat difusi CO2 ke dalam daun) yang
dihasilkan dari hasil proses fotosintesis ini digunakan tanaman untuk proses
25
pertumbuhan dan pada masa generatif akan dialokasikan untuk pembentukan buah
menunjukkan bahwa konsentrasi POC Green Asri berpengaruh tidak nyata pada
Rata-rata tinggi tanaman tomat umur 21, 35 dan 49 HST pada berbagai
Tabel 6. Rata-rata Tinggi Tanaman Tomat umur 21, 35 dan 49 HST pada
Berbagai Konsentrasi POC Green Asri.
Konsentrasi POC Tinggi Tanaman (cm)
Green Asri (ml/l. Air) 21 HST 35 HST 49 HST
Control (G0) 54,46 79,63 94,38
1 (G1) 55,08 80,21 97,13
2 (G2) 59,92 84,25 98,08
3 (G3) 59,50 85, 79 100,25
dijumpai pada konsentrasi pupuk 2 ml/l air (G2), sedangkan pada umur 35 dan 49
HST tanamann tertinggi dijumpai pada konsentrasi pupuk 3 ml/l air (G3), namun
tinggi tanaman tomat seperti yang tercantum pada tabel 6 menunjukkan bahwa
pemberian konsentrasi POC Green Asri dengan konsentrasi 0 ml/l air, 1 ml/l air, 2
ml/l air dan 3 ml/l air memberikan hasil yang berbeda tidak nyata. Hal ini berarti
26
pemberian POC Green Asri dari masing – masing konsentrasi perlakuan tidak
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman tomat. Hal ini dikarenakan pengaruh
sifat genetik tanaman, walaupun konsentrasi yang diberikan berbeda namun sifat
melalui daun tidak dimaksudkan untuk memenuhi keperluan unsur hara untuk
biasa.
diameter pangkal batang umur 35 HST, serta berpengaruh tidak nyata pada
Rata - rata diameter pangkal batang tanaman tomat umur 21, 35 dan 49
HST pada berbagai konsentrasi POC Green Asri dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat umur 21, 35 dan 49
HST pada Berbagai Konsentrasi POC Green Asri
Konsentrasi POC Diameter Pangkal Batang (mm)
Green Asri (ml/l. Air) 21 HST 35 HST 49 HST
Control (G0) 6,70 8,81 a 10,76
1 (G1) 6.98 9,83 ab 12,32
2 (G2) 7,38 10,55 b 12,38
3 (G3) 7,44 10,37 ab 12,69
BNJ0,05 1,58
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0,05)
paling besar pada umur 21 dan 49 HST dijumpai pada perlakuan 3 ml/l air (G3),
namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan yang lainnya, sedangkan pada umur
27
35 HST dijumpai pada perlakuan 2 ml/l air (G2), yang berbeda tidak nyata dengan
perlakuan 3 ml/l air (G3) dan 1 ml/l air (G1), namun berbeda nyata dengan
Adapun hubungan diameter pangkal batang tanaman tomat umur 21, 35,
dan 49 HST pada berbagai konsentrasi POC Green Asri dapat dilihat pada
Gambar 2.
15
Diameter Pangkal Batang (mm)
9 10.55 10.37
9.83 21 HST
8.81
6 35 HST
6.98 7.38 7.44
6.7 49 HST
3
0
0 1 2 3
Konsentrasi POC Green Asri (ml/l air)
Gambar 2. Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat umur 21, 35 dan 49 HST
pada Berbagai Konsentrasi POC Green Asri
Konsentrasi POC Green Asri 2 ml/l air (G2) memberikan hasil yang
terbaik pada parameter diameter pangkal batang umur 35 HST. Hal ini karena
pada konsentrasi tersebut unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman tersedia pada
keadaan yang seimbang, sehingga dapat memacu pertumbuhan yang lebih baik
dan didukung juga oleh kondisi lingkungan yang sesuai. Prawiranata at al, (1989)
dalam Laude (2007), menyatakan bahwa pemakaian pupuk paling baik apabila
pemberian unsur hara yang cukup. Persediaan unsur hara pada setiap fase
28
yang sangat esensial bagi makhluk hidup dan dibutuhkan dalam jumlah yang
banyak sebagai komponen utama dari asam amino, asam nukleat, nukleotida,
klorofil dan komponen selular lainnya pada tanaman. Dalam jumlah yang cukup,
dengan pesat pada daerah meristem apikal, sehingga tanaman tumbuh lebih baik.
tanaman.
bahwa konsentrasi POC Green Asri berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah
Rata - rata jumlah buah tanaman tomat per tanaman pada berbagai
Tabel 8. Rata - rata Jumlah Buah Tomat Per Tanaman pada Berbagai Konsentrasi
POC Green Asri
Konsentrasi POC
Jumlah Buah Per Tanaman (buah)
Green Asri (ml/l. Air)
Control (G0) 9.50 a
1 (G1) 11.54 ab
2 (G2) 13.33 b
3 (G3) 11.46 ab
BNJ0,05 2.19
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0,05)
dijumpai pada konsentrasi pupuk 2 ml/l air (G2), yang berbeda nyata dengan
control (G0), namun berbeda tidak nyata dengan konsentrasi pupuk 1 ml/l air (G1),
16.00
13.33
11.54 11.46
12.00
9.50
(buah)
8.00
4.00
0.00
0 1 2 3
Konsentrasi POC Green Asri (ml/l air)
Gambar 3. Jumlah Buah Tomat Per Tanaman pada Berbagai Konsentrasi POC
Green Asri.
berbeda, dimana jumlah buah tomat terbanyak dijumpai pada konsentrasi pupuk
30
2 ml/l air (G2). Hal ini karena pada konsentrasi tersebut unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman tomat cukup tersedia. Unsur hara P yang terkandung
dalam POC Green Asri selain berfungsi untuk mempercepat pemasakan buah,
Unsur hara P merupakan bagian baru inti sel, yang penting dalam pembelahan sel,
tanaman muda, mempercepat pembungaan dan juga sebagai penyusun lemak dan
bahwa terdapat interaksi yang nyata antara varietas dan POC Green Asri terhadap
berat buah per tanaman. Rata-rata berat buah tomat per tanaman pada beberapa
varietas dan konsentrasi POC Green Asri dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Interaksi antara Varietas dan Konsentrasi POC Green Asri terhadap Berat
Buah Tomat Per Tanaman.
Kombinasi Perlakuan antara
Berat Buah Per Tanaman (gram)
Varietas dan POC Green Asri
V1G0 182.02 a
V1G1 281.72 bc
V1G2 386.55 d
V1G3 304.48 bcd
V2G0 236.08 ab
V2G1 269.08 bc
V2G2 324.51 cd
V2G3 324.24 cd
BNJ0,05 85,86
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0,05)
31
Tabel 9 menunjukkan bahwa rata- rata berat buah tertinggi dijumpai pada
kombinasi perlakuan V1G2, yaitu tanaman tomat yang ditanam dengan varietas
NIKI F1 dan pemberian konsentrasi 2 ml/l air yang berbeda nyata dengan
perlakuan V1G0, V1G1, V2G0 dan V2G1 namun berbeda tidak nyata dengan
perlakuan lainnya. Adapun rata-rata berat buah terendah dijumpai pada kombinasi
perlakuan V1G0, yaitu tanaman tomat yang ditanam dengan varietas NIKI F1 dan
tanpa pemberian konsentrasi POC Green Asri yang berbeda nyata dengan
perlakuan V1G1, V1G2, V1G3, V2G1, V2G2 dan V2G3, namun berbeda tidak nyata
386.55
400
324.51 324.24
281.72
300
236.08 304.48
269.08
200 V1
182.02 V2
100
0
0 1 2 3
Konsentrasi POC Green Asri (ml/l air)
perlakuan varietas dan POC Green Asri terhadap berat buah per tanaman. Dimana
berat buah tertinggi dijumpai pada kombinasi perlakuan V1G2, sedangkan berat
32
buah terendah dijumpai pada kombinasi perlakuan V1G0. Hal ini berarti
Pemberian POC Green Asri menghasilkan berat buah tomat lebih tinggi
dibandingkan tanpa pemberian POC Green Asri pada beberapa varietas tomat.
Pemberian POC Green Asri dengan konsentrasi 2 ml/l air menghasilkan berat
buah yang paling tinggi, dan berbeda nyata dengan tanpa pemberian POC Green
Asri, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan pemberian POC Green Asri
pada konsentrasi 1 ml/l air dan 3 ml/l air. Meningkatnya berat buah tanaman
merupakan konsentrasi yang optimal bagi tanaman tomat, baik unsur hara makro
maupun unsur hara mikro, seperti N , P2O5, K , Fe, Mn, Cu, Mg, Ca, B, Co, serta
zat perangsang tumbuh auxin, cytokinin, dan giberallin. Hal ini karena unsur –
unsur tersebut dapat membantu proses metabolisme sel, pembentukan enzim dan
pada tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarief (1985) menyatakan bahwa
tersedianya unsur hara yang cukup pada saat pertumbuhan menyebabkan aktivitas
diferensiasi sel akan lebih baik yang akhirnya dapat mendorong peningkatan
bobot buah.
Salah satu unsur hara utama yang terkandung dalam POC Green Asri
adalah K. Parman (2007) menyatakan bahwa unsur hara makro dan unsur hara
konsentrasi ion K dalam sel sel penjaga dan ini berarti akan meningkatkan
Adrianus. 2012. Pertumbuhan dan hasil tiga varietas ubi jalar (Ipomoea batatas
L.) pada tinggi petakan yang berbeda, dalam J. Agricola. 2012. No 1. Hal
49 – 69.
----------------. 2009. Pedoman bertanam tomat, Yrama Widya. Bandung. 134 Hal.
----------------. 2010. Deskripsi Tanaman. Brosur Benih Citra Asia. Jawa Timur.
Hanolo, W. 1997. Tanggapan tanaman selada dan sawi terhadap dosis dan cara
pemberian pupuk cair stimulan. Dalam Agrotropika 1(1). Hal. 25-29.
Laude, S dan Abd. Hadid. 2007. Respon tanaman bawang merah terhadap
pemberian pupuk organik cair lengkap, dalam J. Agrisains. 2007. 8(3).
Hal. 140 – 146.
Mariono, Endang Suprapti, Tyas. 2006. Pengaruh macam varietas dan dosis
pupuk organik padat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah
(Capsicum annum l.). Skripsi. Jurusan Budidaya Tanaman. Fakultas
Pertanian. UTP Surakarta. 17 Hal.
Mukman, A. 2009. Pengaruh pemberian pupuk kompos dan zat pengatur tumbuh
atonik terhadap pertumbuhan tanaman cabai merah (Capsicum annum L).
Skripsi. Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. UTU Meulaboh. 51 Hal.
Parnata, A.S. 2005. Pupuk organik cair aplikasi dan manfaatnya. Agro Media
Pustaka. Jakarta.102 Hal.
35
Purwati, E dan Khairunisa. 2007. Budidaya tomat dataran rendah. Penebar
Swadaya. Jakarta. 68 Hal.
Silvy dan Rian. 2008. Meraup rizki dengan bertanam tomat. Pringgadani,
Bandung. 85 Hal.
Suwandi dan N, Nurtika, 1987. Pengaruh pupuk biokimia “Sari humus” pada
tanaman kubis. Dalam Buletin Penelitian Hortikultura 15(20). Hal. 213-
218.
36