Anda di halaman 1dari 21

TELAAH KURIKULUM SD TAHUN 2015

I. Pendahuluan

Dalam rangka mengantisipasi perubahan-perubahan global dan persaingan


pasar bebas, serta tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya
teknologi informasi yang semakin hari semakin canggih, menurut para pakar
pendidikan diperlukan adanya perubahan yang cukup mendasar dalam sistem
pendidikan nasional, yang dipandang oleh berbagai pihak sudah tidak efektif,
bahkan dari segi mata pelajaran yang diberikan dianggap kelebihan muatan
(overload) tetapi tidak mampu memberikan bekal, serta tidak dapat
mempersiapkan peserta didik untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Oleh karena itu dipandang perlu adanya perubahan yang mendasar pada
kurikulum pendidikan di negeri ini, berbagai pihak menganalisis dan melihat
perlunya diterapkan kurikulum berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter
yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai sikap dan kemampuan yang
sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan teknologi.

Implementasi kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan karakter


harus melibatkan semua komponen, termasuk komponen-komponen yang ada
dalam sistem pendidikan itu sendiri. Komponen-komponen tersebut antara lain
kurikulum, rencana pembelajaran, proses pembelajaran, mekanisme penilaian,
pengelolaan pembelajaran, pengelolaan sekolah/madrasah, pemberdayaan sarana
prasarana dan yang tidak kalah penting adalah etos kerja seluruh warga dan
lingkungan sekolah/madrasah.

Keberhasilan Kurikulum 2013 dalam membentuk kompetensi dan karakter


di sekolah/madrasah nantinya dapat diketahui dari berbagai prilaku sehari-hari
yang tampak dalam setiap aktivitas peserta didik dan warga sekolah/madrasah
lainya. Prilaku tersebut antara lain di wujudkan dalam bentuk : kesadaran,
kejujuran, keihlasan, kesederhanaan, kemandirian, kepedulian, kebebasan dalam
bertindak, kecermatan, ketelitian dan komitmen. Sebagai bagian dari pelaku
pendidikan hendaknya senantiasa siap menghadapi segala perubahan, perubahan
menuju perbaikan, perubahan kearah yang lebih baik, sesuai dengan tututan
zaman.

Tingkat satuan pendidikan yang dianggap sebagai dasar pendidikan adalah


sekolah dasar. Di sekolah inilah anak didik mengalami proses pendidikan dan
pembelajaran. Dan, secara umum pengertian sekolah dasar dapat katakan sebagai
institusi pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan dasar dan
mendasari proses pendidikan selanjutnya. Pendidikan ini diselenggarakan untuk
anak-anak yang telah berusia tujuh tahun dengan asumsi bahwa anak seusia
tersebut mempunyai tingkat pemahaman dan kebutuhan pendidikan yang sesuai
dengan dirinya. Pendidikan dasar memang diselenggarakan untuk memberikan
dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan bagi anak didik. Pendidikan dasar
inilah yang selanjutnya dikembangkan untuk meningkatkan kualitas diri anak
didik. Kita seharusnya memahami pengertian sekolah dasar sehingga dapat
mengikuti setiap kegiatan yang diselenggarakan di tingkat ini. Walaupun, kita
pengenal pendidikan anak usia dini (PAUD), tetapi setidaknya mereka lebih
mengedepankan untuk melatih anak bersosialisasi dengan teman dan masyarakat,
bukan untuk mengikuti pendidikan dan pembelajaran yang mengarah pada
pemahaman pengetahuan. 

II. Tujuan Pendidikan Dasar

Berkenaan dengan tujuan operasional pendidikan SD, dinyatakan di dalam


Kurikulum Pendidikan Dasar yaitu memberi bekal kemampuan dasar membaca,
menulis dan berhitung, pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi
siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka
untuk mengikuti pendidikan di SLTP. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar dapat
diuraikan secara terperinci, seperti berikut :

1. Memberikan Bekal Kemampuan Membaca, Menulis, dan Berhitung. 


2. Memberikan Pengetahuan dan Ketrampilan Dasar yang bermanfaat bagi
siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya.

3. Mempersiapkan Siswa untuk Mengikuti Pendidikan di SLTP.  

III. Sekolah Dasar Sebagai Pendidikan Dasar

Pengertian sekolah dasar dapat dikatakan sebagai kegiatan mendasari tiga


aspek dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ketiga aspek ini
merupakan dasar atau landasan pendidikan yang paling utama. Hal ini karena
ketiga aspek tersebut merupakan hal paling hakiki dalam kehidupan. Manusian
membutuhkan sikap-sikap hidup yang positif agar kehidupan menjadi lancar dan
juga membutuhkan dasar-dasar pengetahuan agar setiap kali berinteraksi tidak
ketinggalan informasi. Serta, yang tidak kalah pentingnya adalah keterampilan. Di
sekolah dasar, kegiatan pembekalan diberikan selama enam tahun berturut-turut.
Pada saat inilah anak didik dikondisikan untuk dapat bersikap sebaik-baiknya.
Pengertian sekolah dasar sebagai basis pendidikan harus benar-benar dapat
dipahami oleh semua orang sehingga mereka dapat mengikuti pola
pendidikannya. Tentunya, dalam hal ini, kegiatan pendidikan dan
pembelajarannya mengedepankan landasan bagi kegiatan selanjutnya. Tanpa
pendidikan dasar, tentunya sulit bagi kita untuk memahami konsep-konsep baru
pada tingkatan lebih tinggi.

IV. Struktur Kurikulum 2013 SD/MI

Struktur Kurikulum SD/MI Dalam standar isi dinyatakan bahwa Struktur


kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama enam tahun mulai kelas I sampai dengan kelas VI.

A. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) merupakan


tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
yang harus dimiliki seorang peserta didik SD/MI pada setiap tingkat
kelas. Kompetensi Inti dirancang untuk setiap kelas/usia tertentu. Melalui
Kompetensi Inti, sinkronisasi horisontal berbagai Kompetensi Dasar
antarmata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu
sinkronisasi vertikal berbagai Kompetensi Dasar pada mata pelajaran
yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.

Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut:

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual;


2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan.

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SD/MI dapat dilihat


pada Tabel berikut.

Tabel 1: Kompetensi Inti SD/MI Kelas I, II, dan III

Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti


Kelas I Kelas II Kelas III
1. Menerima dan 1. Menerima dan 1. Menerima dan
menjalankan ajaran menjalankan ajaran menjalankan ajaran
agama yang agama yang agama yang
dianutnya dianutnya dianutnya
2. Memiliki perilaku 2. Menunjukkan 2. Menunjukkan
jujur, disiplin, perilaku jujur, perilaku jujur,
tanggung jawab, disiplin, tanggung disiplin, tanggung
santun, peduli, dan jawab, santun, jawab, santun,
percaya diri dalam peduli, dan percaya peduli, dan percaya
berinteraksi diri dalam diri dalam
dengan keluarga, berinteraksi berinteraksi
teman, dan guru dengan keluarga, dengan keluarga,
teman, dan guru teman, guru dan
tetangganya
3. Memahami 3. Memahami 3. Memahami
pengetahuan pengetahuan pengetahuan
faktual dengan faktual dengan faktual dengan
cara mengamati cara mengamati cara mengamati
[mendengar, [mendengar, [mendengar,
melihat, membaca] melihat, membaca] melihat, membaca]
Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti
Kelas I Kelas II Kelas III
dan menanya dan menanya dan menanya
berdasarkan rasa berdasarkan rasa berdasarkan rasa
ingin tahu tentang ingin tahu tentang ingin tahu tentang
dirinya, makhluk dirinya, makhluk dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan ciptaan Tuhan dan ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan kegiatannya, dan kegiatannya, dan
benda-benda yang benda-benda yang benda-benda yang
dijumpainya di dijumpainya di dijumpainya di
rumah dan di rumah dan di rumah dan di
sekolah sekolah sekolah
4. Menyajikan 4. Menyajikan 4. Menyajikan
pengetahuan pengetahuan pengetahuan
faktual dalam faktual dalam faktual dalam
bahasa yang jelas bahasa yang jelas bahasa yang jelas,
dan logis, dalam dan logis, dalam sistematis dan
karya yang estetis, karya yang estetis, logis, dalam karya
dalam gerakan dalam gerakan yang estetis, dalam
yang yang gerakan yang
mencerminkan mencerminkan mencerminkan
anak sehat, dan anak sehat, dan anak sehat, dan
dalam tindakan dalam tindakan dalam tindakan
yang yang yang
mencerminkan mencerminkan mencerminkan
perilaku anak perilaku anak perilaku anak
beriman dan beriman dan beriman dan
berakhlak mulia berakhlak mulia  berakhlak mulia

Tabel 2: Kompetensi Inti SD/MI Kelas IV, V, dan VI

Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti


Kelas IV Kelas V Kelas VI
1. Menerima, 1. Menerima, 1. Menerima,
menjalankan, dan menjalankan, dan menjalankan, dan
menghargai ajaran menghargai ajaran menghargai ajaran
agama yang agama yang agama yang
dianutnya dianutnya. dianutnya.
2. Menunjukkan 2. Menunjukkan 2. Menunjukkan
perilaku jujur, perilaku jujur, perilaku jujur,
Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti
Kelas IV Kelas V Kelas VI
disiplin, tanggung disiplin, tanggung disiplin, tanggung
jawab, santun, jawab, santun, jawab, santun,
peduli, dan percaya peduli, dan percaya peduli, dan percaya
diri dalam diri dalam diri dalam
berinteraksi berinteraksi berinteraksi
dengan keluarga, dengan keluarga, dengan keluarga,
teman, guru, dan teman, guru, dan teman, guru, dan
tetangganya tetangganya serta tetangganya serta
cinta tanah air. cinta tanah air.
3. Memahami 3. Memahami 3. Memahami
pengetahuan pengetahuan pengetahuan
faktual dengan faktual dan faktual dan
cara mengamati konseptual dengan konseptual dengan
dan menanya cara mengamati, cara mengamati,
berdasarkan rasa menanya dan menanya dan
ingin tahu tentang mencoba mencoba
dirinya, makhluk berdasarkan rasa berdasarkan rasa
ciptaan Tuhan dan ingin tentang ingin tahu tentang
kegiatannya, dan dirinya, makhluk dirinya, makhluk
benda-benda yang ciptaan Tuhan dan ciptaan Tuhan dan
dijumpainya di kegiatannya, dan kegiatannya, dan
rumah, di sekolah benda-benda yang benda-benda yang
dan tempat dijumpainya di dijumpainya di
bermain rumah, di sekolah rumah, di sekolah
dan tempat dan tempat
bermain bermain
4. Menyajikan 4. Menyajikan 4. Menyajikan
pengetahuan pengetahuan pengetahuan
faktual dalam faktual dan faktual dan
bahasa yang jelas, konseptual dalam konseptual dalam
sistematis dan bahasa yang jelas, bahasa yang jelas,
logis, dalam karya sistematis, logis sistematis, logis
yang estetis, dalam dan kritis, dalam dan kritis, dalam
gerakan yang karya yang estetis, karya yang estetis,
mencerminkan dalam gerakan dalam gerakan
anak sehat, dan yang yang
dalam tindakan mencerminkan mencerminkan
yang anak sehat, dan anak sehat, dan
Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti
Kelas IV Kelas V Kelas VI
mencerminkan dalam tindakan dalam tindakan
perilaku anak yang yang
beriman dan mencerminkan mencerminkan
berakhlak mulia perilaku anak perilaku anak
beriman dan beriman dan
berakhlak mulia berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti.
Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik dan kemampuan peserta didik, dan kekhasan masingmasing
mata pelajaran. Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai
dengan pengelompokan Kompetensi Inti sebagai berikut:
1. kelompok 1 : kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam
rangka menjabarkan KI1;
2. kelompok 2 : kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam
rangka menjabarkan KI2;
3. kelompok 3 : kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam
rangka menjabarkan KI3; dan
4. kelompok 4 : kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam
rangka menjabarkan KI4.

C. Mata Pelajaran

Struktur Kurikulum SD/MI terdiri atas mata pelajaran umum


kelompok A dan mata pelajaran umum kelompok B. Mata pelajaran
umum kelompok A merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar penguatan
kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Mata pelajaran umum kelompok B merupakan program kurikuler yang
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait
lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni. Khusus untuk MI,
dapat ditambah dengan mata pelajaran keagamaan yang diatur oleh
Kementerian Agama. Struktur kurikulum SD/MI adalah sebagai berikut
Tabel 3: Struktur Kurikulum SD/MI

ALOKASI WAKTU PER MINGGU


MATA PELAJARAN
I II III IV V VI
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan
4 4 4 4 4 4
Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila
5 5 6 5 5 5
dan Kewarganegaran
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B (Umum)
1. Seni Budaya dan
4 4 4 4 4 4
Prakarya
2. Pendidikan Jasmani,
4 4 4 4 4 4
Olahraga, dan Kesehatan
Jumlah jam pelajaran per
30 32 34 36 36 36
minggu
Keterangan:

 Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran


yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
 Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran
yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat
dilengkapi dengan muatan/konten lokal.
 Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan
lokal yang berdiri sendiri.
 Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
 Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 35 menit.
 Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri,
maksimal 40% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran
yang bersangkutan.
 Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu
sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan
akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.
 Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, satuan
pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4
aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek
yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat
diganti setiap semesternya.
 Khusus untuk Madrasah Ibtidaiyah struktur kurikulum dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh
Kementerian Agama.
 Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan
(wajib), usaha kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja
(PMR), dan lainnya sesuai dengan kondisi dan potensi masing-
masing satuan pendidikan.
 Pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Tematik-
Terpadu kecuali mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti

D. Beban Belajar

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti


peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran.

1. Beban belajar di SD/MI dinyatakan dalam jumlah jam pelajaran per


minggu.
a. Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pelajaran.
b. Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pelajaran.
c. Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pelajaran.
d. Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam
pelajaran.
2. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester
paling sedikit 18 minggu minggu efektif.
3. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18
minggu minggu efektif.
4. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14
minggu minggu efektif.

E. Muatan Pembelajaran

Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui


pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai
Kelas VI. Mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
dikecualikan untuk tidak menggunakan pembelajaran tematik-terpadu.

Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang


mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke
dalam berbagai tema seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini.

Tabel 4: Daftar Tema Kelas I, II, dan III

KELAS I KELAS II KELAS III


1. Diriku 1. Hidup rukun 1. Perkembangbiakan
hewan dan
tumbuhan
2. Kegemaranku 2. Bermain di 2. Perkembangan
lingkunganku teknologi
3. Kegiatanku 3. Tugasku sehari-hari 3. Perubahan di alam
4. Keluargaku 4. Aku dan sekolahku 4. Peduli lingkungan
5. Pengalamanku 5. Hidup bersih dan 5. Permainan
sehat tradisional
6. Lingkungan bersih, 6. Air, bumi, dan 6. Indahnya
sehat, dan asri matahari persahabatan
7. Benda, hewan, dan 7. Merawat hewan dan 7. Energi dan
tanaman di tumbuhan perubahannya
sekitarku
KELAS I KELAS II KELAS III
8. Peristiwa alam 8. Keselamatan di 8. Bumi dan alam
rumah dan semesta
perjalanan

Tabel 5: Daftar Tema Kelas IV, V, dan VI

KELAS IV KELAS V KELAS VI


1. Indahnya 1. Benda-benda di 1. Selamatkan makhluk
kebersamaan lingkungan sekitar hidup
2. Selalu berhemat 2. Peristiwa dalam 2. Persatuan dalam
energi kehidupan perbedaan
3. Peduli terhadap 3. Kerukunan dalam 3. Tokoh dan penemu
lingkungan hidup bermasyarakat
4. Berbagai pekerjaan 4. Sehat itu penting 4. Globalisasi

5. Pahlawanku 5. Bangga sebagai 5. Wirausaha


bangsa indonesia
6. Indahnya negeriku 6. Organ tubuh 6. Kesehatan
manusia dan hewan masyarakat
7. Cita-citaku 7. Sejarah peradaban 7. Organisasi di
indonesia sekitarku
8. Tempat tinggalku 8. Ekosistem 8. Bumiku
9. Makananku sehat 9. Lingkungan sahabat 9. Menjelajah angkasa
dan bergizi kita luar

Pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan Kompetensi


Dasar dari berbagai mata pelajaran yaitu intradisipliner, interdisipliner,
multidisipliner, dan transdisipliner.

Integrasi intradisipliner dilakukan dengan cara mengintegrasikan


dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi satu kesatuan
yang utuh di setiap mata pelajaran. Integrasi interdisipliner dilakukan
dengan menggabungkan Kompetensi DasarKompetensi Dasar beberapa
mata pelajaran agar terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat
saling memperkuat, menghindari terjadinya tumpang tindih, dan menjaga
keselarasan pembelajaran.
Integrasi multidisipliner dilakukan tanpa menggabungkan
Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran sehingga tiap mata pelajaran
masih memiliki Kompetensi Dasarnya sendiri.

Integrasi transdisipliner dilakukan dengan mengaitkan berbagai


mata pelajaran yang ada dengan permasalahanpermasalahan yang
dijumpai di sekitarnya sehingga pembelajaran menjadi kontekstual. Tema
merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak
belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian, pembelajarannya
memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin
pada berbagai tema yang tersedia. Tematikterpadu disusun berdasarkan
gabungan proses integrasi seperti dijelaskan di atas sehingga berbeda
dengan pengertian tematik seperti yang diperkenalkan pada kurikulum
sebelumnya.

Selain itu, pembelajaran tematik terpadu ini juga diperkaya dengan


penempatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I, II, dan III
sebagai penghela mata pelajaran lain. Melalui perumusan Kompetensi
Inti sebagai pengikat berbagai mata pelajaran dalam satu kelas dan tema
sebagai pokok bahasannya, sehingga penempatan Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain menjadi sangat
memungkinkan.Penguatan peran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
dilakukan secara utuh melalui penggabungan Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial ke dalam
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Kedua ilmu pengetahuan tersebut
menyebabkan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia menjadi kontekstual,
sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih menarik.

Pendekatan sains seperti itu terutama di Kelas I, II, dan III


menyebabkan semua mata pelajaran yang diajarkan akan diwarnai oleh
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Untuk kemudahan pengorganisasiannya, Kompetensi DasarKompetensi
Dasar kedua mata pelajaran ini diintegrasikan ke mata pelajaran lain
(integrasi interdisipliner).

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam


diintegrasikan ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika. Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diintegrasikan ke Kompetensi
Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia, ke Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan ke
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika. Sedangkan untuk kelas
IV, V, dan VI, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial masingmasing berdiri sendiri,
sehingga pendekatan integrasinya adalah multidisipliner, walaupun
pembelajarannya tetap menggunakan tematik terpadu. Kewarganegaraan
dan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
Kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan
peserta didik akan, status, hak dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas
dirinya sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa, dan pratiotisme bela Negara, penghargaan terhadap
hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan
hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab social, ketaatan
pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Ilmu Pengetahuan dan Kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan Teknologi pada SD/MI/SDLB
dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan
berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif, dan mandiri.

Prinsip pengintegrasian interdisipliner untuk Mata Pelajaran Ilmu


Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial seperti diuraikan di atas
dapat juga diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi
Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya, keterampilan,
dan bahasa daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Seni Budaya
dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan
olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

(Sumber : PERMENDIKBUD NO.57 Tahun 2014)

Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan


dan standar kompetensi mata pelajaran yang berpedoman pada ketentuan sebagai
berikut:

1) Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan local, dan


pengembangan diri. Muatan local merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi
daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan local
ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri bukan muatan
pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi atau dibimbing oleh konselor, guru, atau
tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakulikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan social, belajar dan pengembangan karir peserta didik.
2) Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPA Terpadu
dan IPS Terpadu.
3) Pembelajaran pada kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik,
sedangkan pada kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata
pelajaran.
4) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Satuan Pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara
keseluruhan.
5) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
6) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38
minggu.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2011-2014 Mohammad Nuh


mengatakan bahwa pendekatan kurikulum untuk tingkat dasar harus dipersiapkan
sebaik mungkin. Pasalnya, anak-anak mulai mengenal dan mengamati suatu hal
pada tingkatan SD sehingga harus dibuat sedemikian rupa agar tidak salah konsep.

Seperti diketahui, jumlah mata pelajaran untuk jenjang SD dipadatkan


menjadi enam mata pelajaran dari sebelumnya sebanyak 10 mata pelajaran.
Berkurangnya jumlah mata pelajaran pada tingkat SD ini diakibatkan agar mata
pelajaran IPA dan IPS tidak lagi berdiri sendiri, tetapi terintegrasi dengan mata
pelajaran wajib lainnya. Ada dua alternatif yang mengemuka pada penerapan
kurikulum baru untuk pendidikan dasar ini. Pertama, IPA dan IPS tidak berdiri
sendiri sebagai mata pelajaran untuk kelas I hingga kelas VI. Kedua, IPA dan IPS
akan berdiri sendiri sebagai mata pelajaran saat siswa masuk kelas IV hingga
kelas VI.

Dengan pendekatan tematik integratif ini, anak-anak tingkat SD ini akan


belajar sesuai dengan tema yang dipilih oleh gurunya secara teratur tiap minggu.
Tema yang diangkat tersebut akan menjadi penggerak mata pelajaran yang lain.
Pendekatan kurikulum yang akan dilakukan untuk pendidikan dasar ini juga
membutuhkan guru yang kompeten dan kreatif. Nantinya guru akan diberi buku
acuan untuk memilih tema dan mengembangkannya. Anak-anak juga sesekali
akan diajak keluar kelas untuk observasi langsung terkait tema yang diangkat.
Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir
abstrak untuk memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas IV, V,
dan VI sudah mulai mampu berpikir abstrak. Pandangan psikologi perkembangan
dan Gestalt memberi dasar yang kuat untuk integrasi Kompetensi Dasar yang
diorganisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari sudut pandang
transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak
memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir selanjutnya.

V. Kurikulum 2013 SD/MI

Menurut Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan,


Musliar Kasim menilai kurikulum pendidikan nasional tidak akan pernah
sempurna. Pasalnya, perkembangan pendidikan harus menyesuaikan dengan
tuntutan perkembangan zaman. Kurikulum akan selalu dinamis sesuai dengan
tuntunan zaman. Karena itu, kita akan mencoba tidak membebankan buku kepada
siswa dengan pendidikan bersifat tematik akan dapat mengembangkan tindak
kompetensi penting, yakni perilaku, keterampilan, dan pengetahuan. Selain itu,
pendidikan karakter akan lebih ditenkan pada jenjang pendidikan dasar.
Pendidikan karakter akan lebih besar ditekankan pada jenjang sekolah dasar untuk
pembentukan sikap. Diharapkan karakter itu sudah melekat sejak usia dini.
Dengan demikian, karakter dan keilmuan akan mudah menyatu pada setiap siswa.
Kurikulum merupakan poin penting dalam dunia pendidikan. Intinya, bagaimana
menciptakan kurikulum pendidikan yang tidak membosankan dan membebani
murid dan pengajar.

Kurikulum SD/MI, K13 menggunakan pendekatan pembelajaran tematik


integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integratif merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari
berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut
dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan
dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan.
Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar
konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan
makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang
tersedia.

Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan


dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya
merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya
dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah
Kompetensi Dasar dari Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial
yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai
pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya. Dari sudut
pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir abstrak untuk
memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI sudah
mulai mampu berpikir abstrak. Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt
memberi dasar yang kuat untuk integrasi Kompetensi Dasar yang diorganisasikan
dalam pembelajaran tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka
pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan
bagi kemampuan berpikir selanjutnya.

Kurikulum baru SD menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik


melalui penilaian berbasis test dan portofolio yang saling melengkapi. Diharapkan
dengan begitu siswa untuk mata pelajaran ke depannya sudah tidak lagi banyak
menghafal, tapi lebih banyak kurikulum berbasis sains, Berikut adalah perubahan
kurikulum pendidikan baru untuk tingkat SD:

1) Pelajaran berbasis tematik

Sebelumnya hanya pada kelas rendah saja pelaksanaan pembelajaran


tematik, dan kelas tinggi setiap mata pelajaran terkesan terpisah atau
berdiri sendiri. Untuk kurikulum baru, anak-anak SD tidak lagi
mempelajari masing-masing mata pelajaran secara terpisah. Pembelajaran
berbasis tematik integratif yang diterapkan pada tingkatan pendidikan
dasar ini menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian
dikombinasikan dengan mata pelajaran yang ada.

Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran


yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran
ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian terwujud dalam dua hal, yakni:
(1) integrasi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam proses
pembelajaran; dan (2) integrasi berbagai konsep dasar yang terkait. Tema
merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar
konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya
memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada
berbagai tema yang tersedia.

Dalam pembelajaran tematik terpadu (integratif), tema yang dipilih


berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III
keduanya (alam dan kehidupan manusia) merupakan pemberi makna yang
substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika,
Seni Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmanai Olahraga dan
Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari IPA dan IPS yang
diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai
pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya.

2) Hanya ada 6 mata pelajaran

Untuk tingkat SD, saat ini ada 10 mata pelajaran yang diajarkan, yaitu
Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan, serta Muatan lokal dan Pengembangan
diri. Pada K 13, mata pelajaran untuk anak SD yang semula berjumlah 10
mata pelajaran dipadatkan menjadi 6 mata pelajaran, yaitu Agama, PPKn,
Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, serta
Seni Budaya.
3) Pramuka menjadi ekskul wajib

Seperti diberitakan sebelumnya, khusus untuk Pramuka adalah mata


pelajaran atau ekstra kurikuler wajib dan itu diatur dalam undang-undang.
Pramuka ini akan jadi ekskul wajib untuk berbagai jenjang tidak hanya di
SD. Nantinya akan juga akan bekerjasama dengan Kemenpora.

4) Bahasa Inggris hanya sebagai kegiatan ekskul

Sebelumnya terjadi polemik mengenai bahasa Inggris di SD, yaitu


bahasa Inggris akan dihapus dari kurikulum SD. Rencana penghapusan
bahasa Inggris dari kurikulum SD ini didasari kekhawatiran akan
membebani siswa dan memprioritaskan terhadap penguasaan Bahasa
Indonesia. Ternyata untuk tingkat SD ini, di kurikulum baru 2013 Bahasa
Inggris termasuk dalam kegiatan ekstra kurikuler bersama dengan Palang
Merah Remaja (PMR), UKS, dan Pramuka.

5) Mapel IPA dan IPS diintegrasikan dengan 6 mapel lain

Empat mata pelajaran yang dulu berdiri sendiri, yaitu IPA, IPS,
muatan lokal, dan pengembangan diri, di kurikulum baru SD akan
diintegrasikan dengan enam mata pelajaran lainnya. Untuk mata pelajaran
IPA akan menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia dan
Matematika. Mata pelajaran IPS akan menjadi pembahasan materi
pelajaran Bahasa Indonesia dan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn). Sedangkan mulok dan pengembangan diri itu
kaitannya nanti dengan Seni Budaya

6) Belajar di sekolah lebih lama

Ternyata pemadatan mata pelajaran dalam kurikulum 2013 ini justru


membuat lama belajar anak di sekolah bertambah. Metode baru pada
kurikulum ini mengharuskan anak-anak untuk ikut aktif dalam
pembelajaran dan mengobservasi setiap tema yang menjadi bahasan.
Untuk kelas I-III yang awalnya belajar selama 26-28 jam dalam seminggu
bertambah menjadi 30-32 jam seminggu. Sedangkan untuk kelas IV-VI
yang semula belajar selama 32 jam per minggu di sekolah bertambah
menjadi 36 jam per minggu. Dengan durasi setiap satu jam pembelajaran
adalah 35 menit. Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam
pelajaran per minggu untuk tiap mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat
menyesuaikannya sesuai kebutuhan siswa dalam pencapaian kompetensi
yang diharapkan (Poerwati, 2013).

Itulah isi perubahan kurikulum baru yang akan diterapkan untuk anak-
anak SD. Sistem pembelajaran berbasis tematik integratif ini telah dijalankan di
banyak negara, seperti Inggris, Jerman, Perancis, Finlandia, Skotlandia, Australia,
Selandia Baru, sebagian Amerika Serikat, Korea Selatan, Singapura, Hongkong,
dan Filipina. Penambahan jam belajar di sekolah dianggap masih sesuai karena
dibandingkan negara lain, Indonesia terbilang masih singkat durasinya untuk anak
usia 7-9 tahun. Dengan pemadatan mata pelajaran dan pembelajaran berbasis tema
ini, anak-anak juga tidak akan lagi kerepotan membawa buku yang banyak dalam
tasnya.

Perubahan kurikulum nantinya akan berimbas pada jumlah mata pelajaran


yang selama ini diampu siswa.Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan
penguatan tata kerja guru yang bersifat kolaboratif. Penguatan materi dilakukan
dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi siswa. Struktur
Kurikulum 2013 terdiri dari Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KD).
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia siswa pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar
pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Kompetensi dasar dirumuskan untuk
mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik siswa, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata
pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Syarwan. 2014. Problematika Kurikulum 2013 Dan
Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah. Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-
Raniry, Darussalam, Banda Aceh. ISSN: 1693 – 1775. Jurnal PencerahanVolume
8, Nomor 2, 2014

Paparan Wakil Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Bidang Pendidikan


Implementasi Kurikulum 2013 Dan Relevansinya Dengan Kebutuhan
Kualifikasi Kompetensi Lulusan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
http://pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Musliar-Kasim.pdf

Poerwati, L.E dan Amri S. 2013. Panduan Memahami Kurikulum 2013.


Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

PERMENDIKBUD NO.57 Tahun 2014

Dokumen Kurikulum 2013 yang di akses di:

http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-1

https://ulumjurnal.wordpress.com/2013/04/30/telaah-kurikulum-2013-
bagian-3/

Anda mungkin juga menyukai